Hemera Zoa I Majalah Ilmu Kehewanan Indonesia I Indonesian Journal of Veterinary Science & Medicine
Histopathological Lesions of Gill, Intestines and Muscle Tissue of Mujair Fish (Oreochromis
mossambicus) from Ciampea, Bogor
Bagian Patologil), Bagian Parasitologi2), Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
*Korespondensi: E-mail: bpontjo@indo.net.id
Abstract
The aim of the present study is to describe th'! hisiopathological lesions of gill, intestines and
muscle tissu~ of MUjair fish from Ciampea, Bogor. Totally of 30 lvfujair fish randomly .wmpied
from 6 different fishpond<; in Ciampea, Bogor was used. The observed organs were process for
histopathology and stained by Hematoxylin and Eosin. Result of the study showed that there were
hyperplasia, fusion, oedema, epithelial necrose~ and metazoan parasitic infestation in gills lamella.
Degeneration and cells necroses were commonly found in the tissue muscle; while in the intestines
proliferation of goblet cells and c:ells necrosis were also common. Based on the result mention
above, we concluded that thete were several types of histopathological iesions on these three
observed organs of Oreochromis mossambicus fish and these lesions were due to infections of
microbes and parasite. Poor water quality seemed to play an important role in this case.
Hemera Zoa I Majalah I/mu Kehewanan Indonesia I Indonesian Journal of Veterinary Science & Medicine
Gamba:- 1. Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) (gambar kiri) dan s&lah satu kolam tempat
pengambilan.
• Tabell. Garis besar perubahan histopatologi yang ditemukan pada setiap organ ikan .
Organ (ekor)
Perubahan Hi5topatologi
In sang Otot Usus
Oedema 23 17 13
Deskuamasi 23 5
Hiperplasia 27 19
Teleangiektasis/Pembendungan 22 4 7
Proliferasi sel mukus 25 23
Pe~darahan 18 8 11
Degenerasi 8 12
Atropi 15 4
Nekwtik :L9 II 14
lnfeksi mikroba 13 7 9
Parasit Cacing 17 18
Parasit Protozoa 12 9
Gambar 2. Pada gambar kiri tampak adanya teleangiektasis Iamela sekunder (bintang), edema filamen yang
menyebabkan deskuamasi epitellamela (panah hitam), dan proliferasi sel mukus (panah putih). Pada gambar
kanan tampak adanya Clubbing atau fusi Iamela sekunder pada ujung filamen insang. Lamela memanjang
dan bengkok disertai adanya hemoragi. Pewamaan HE.
Perubahan patologis yang paling umum terjadi lebih rendah dan biasanya disertai peningkatan
pada insang adalah hiperplasia sel-sel lamela jumlah sel-sel mukus di dasar lamela dan
insang, yaitu peningkatan jumlah sel lamela. mengakibatkan fusi dari lamela. Hiperplasia
Hiperplasia terjadi pada tingkat iritasi yang juga mengakibatkan penebalan jaringan epitel di
ujung filamen yang memperlihatkan bentuk dan peleburan (fusi) dari lamela akibat
seperti pemukul bisbol (clubbing distal) hiperplasia epitelium insang (Gambar 2). •
(Gambar 2) atau penebalan jaringan epitelium
yang terletak di dekat dasar lamela (basal Ada beberapa permasalahan yang dapat
hiperplasia). Hiperplasia ini dapat terjadi akibat mempcngaruhi struktur dan fungsi insang ikan
stimuli kimia dari polutan-polutan, infeksi Mi1jair yang disebabkan oleh cacing parasit.
parasit, bakteri, defisiensi 'l.sam pantotenat dan Moncgenea Dactylogyridaea dapat
bentuk pencemaran lingkungan yang lain, dikategorikan sebagai salah satu dari cacing
misalnya pH yang rendal1 (Feist 2002, Olurin et parasit yang sering mempengaruhi kulit dan
al, 2006). insang sehingga dapat menyebabkan iritao:;i dan
nekrosis insang menuju ke arah perusakan
Penyakit-penyakit insang yang disebabkan oleh pernafasan (Snieszko dan Axe lord 1971 ). Pada
defisiensi asam pantotenat dapat menyebabkan gambar 2 tampak adanya parasit yaitn
kondisi-kondisi patoiogis khu::ms, misalnya Monogenea Dacty!ogyridae. Dactylogyridae
pertum buhan yang buruk, hemoragi, kematian merupakan cacing parasit insang yang paling
yang tinggi, anemia, hiperplasia dari sel-sel umum ditemukan pada ikan air tawac khususnya
epitel insang, penebalan dan fusi lamela (Lasee ikan mnda (Ronald 1989). Pada ikan Mujair
2004). Penyakit akibat defisiensi asam perubahan histopatologi akibat cacing parasit
pantot~nat dapat meningkat menjadi penyakit Monogenea sebagian besar berupa hiperplasia,
bakteri jika defisiensi tersebut tidak dapat desquamasi lamela insang sekunder, kongesti
segera ditangani dan didukung oleh kondisi pembuluh darah yang disertai oleh peningkatan
lingkungan kurang baik. Pada kasus-kasus yang jumlah sel-sel radang~ sel-sel mukus dan
ekstrim, infeksi mengakibatkan proliferasi hemoragi(Gambar 2), hal ini juga sejalan
epitelium insang dan fusi filamen insang. Pada dengan penelitian kami terdahulu (Tiuria et al,
insang, kasus yang utama pada lamela, yaitu 2010).
"Clubbing" atau bentuk seperti pemukul bisbol
Gambar 3. Parasit Ivtonogenea (gambar kin) pada insang. Terjadi edema. Pada gambar kanan tampak
Myxospora plasmodia cii epitel antara lamela insang (panah hitam). Terjadi pula hemoragi, desquamasi
lamela, edema filamen dan hipertropi. Pewrnaan HE.
Myxospora merupakan parasit kulit dan insang di filamen insang. Pada insang infeksi tipe ini
yang paling umum menginvasi ikan air laut dan (Gambar 3, kemungkinannya disebabkan oleh
ikan air tawar. Banyak spesies dari myxospora protozoa Myxospora. Plasmodia berkembang di
telah teridentifikasi, tetapi hanya beberapa dalam epitel banyak lapis lamela insang, yaitu
spesies yang bersifat pathogen. Beberapa jenis diantara dua lamela yang bersebelahan.
myxospora pada umumnya membentuk Plasmodia mayoritas hanya menglSl ruang
plasmodia di dalam lamela insang dan lainnya interlamelar (Molnar 2002).
Garnbar 4. Pada gambar kiri tampak atropi sel otot berwama lebih merah (panah hitam), n~krotik serabut
otot (bintang putih). Gam bar kanan menunjukkan adanya edema (bintang hitarn). Pewamaan HE.
Perubahan lain yang terjadi pada otot ikan virus, bakteri, dan penyakit parasitik. Kerusakan
Mujair adalah degenerasi. Degenerasi dapat mekanis atau penyakit dapat mempengaruhi
disebabkan oleh kekurangan dari bahan esensial ikan terhadap infeksi lebih lanjut, karena
(misalnya, oksigen atau asam panthotenat), edematus menyediakan suatu medium yang baik
kekurangan sumber energi yang mengganggu untuk pertumbuhan bakteri (Takashima dan
metabolisme, pemanasan mekanik, luka akibat Hibiya 1995).
listrik, akumulasi subtansi yang abnormal di
dalam sel-sel yang disebabkan oleh virus, Perubahan-perubahan patologis pada sel otot
bakteri, atau parasit atau oleh bahan-kimia yang ikan Mujair dapat juga disebabkan o1eh parasit
beracun, ketidakseimbangan nutrisi, dan zat-zat protozoa yang kemungkinannya adalah salah
iritan yang ringan (Hoole 2001 ). Perubahan satu parasit protozoa Microspora. Microspora
awal biasanya berupa migrasi nukleus, nekrosis merupakan satu-satunya protozoa yang
sarkoplasma, dan hemorgi atau edema yang memiliki spora Gram-positif dan parasit intrasel
terlokalisir yang disertai infiltrasi oleh yang banyak menginfeksi grup hewan,
makrofag. Dege!lerasi dapat berupa granuler, termasuk ikan air tawar yang dibudidayakan
hyalin, vakuola dan degenerasi lemak. (Gambar 5). Microspora muncul sebagai kista
individu atau ganda yang dapat membesar
Perubahan lain yang ditemukan pada otot adalah (dengan diameter sampai beberapa mm). Kista-
edema. Edema merupakan suatu akumulasi kista yang besar ini berisi spora-spora refraktil
cairan yang abnormal di dalam rongga tubuh disebut xenomas yang berukuran antara 1
atau di dalam ruang interstitial dari jaringan dan sampai 2 Jlm dan dapat menyebabkan
organ yang dapat mengakibatkan kebengkakan myoliquefaksi. Kista parasit dapat menginduksi
(Gambar 4 & 5). Edema pada otot ikan Mujair hipertropi sel yang terinfeksi Glugea spp, Lorna
dapat dihubungkan dengan bahan-bahan kimia, spp, Spraguea spp, dan Ichthyosporidium spp.
atau tidak menyebabkan hipertropi sel yang sarkosit otot ikan Pleistophora spp. serta
terinfeksi Pleistophora spp. dan menginfeksi Heterosporis spp.
Gambar 5. Pada gambar kiri terlihat per•Jbahan edema pada otot berupa rongga antar serabut otot. Terlihat
pula adanya dislokasi nukleus dan endomisium pada serabu! otot akibat edema. Pada gambar kanan terlihat
jaringan otot yang terinfeksi Microspora. Multifokal sporocysts dan myoliquefaksi (panah) disertai dengan
perdarahan. Pewam<tan HE.
Gambac 6. Protozoa pada usus (panah hitam), aocysts bersporulasi pada ~pithelium, tampak terjadi pula
proliferasi set goblet (panah pui:ih) dan edcmCl. (gambar kiri). Limfoid folikel (bintang putih), MMC (panah
hitam) edema submucosa nekrosa dan atropi viii usus (gambar kanan). Pewamaan HE.
Robert RJ. 2001. Fish Pathology. W. B. Susanto H. 1999. Budi Daya Ikan Di
Saunders, USA. Pekarangan. Jakarta: Penebar Swadaya.
R Tiuria, D. Susanto, I.M. Ersa, D.F. Pazra and
B. P. Prisoeryanto. 2010. Gill Goblet Snieszko SF and Axelrod. 1971. Diseases of
Cell Proliferation of Parasites Infestated- Fishes. T.F.H publications Inc. USA.
Fresh Water Fish From Bogor 77-81p.
Surrounding Area. Proceeding of 1st
Congress of South-East Asia Veterinary
School Association (SEAVSA). Bogor
July 20-22. p214- 215.