Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KEMAMPUAN MENGELOLA KELAS GURU SMP NEGERI 1

POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PADA MATAPELAJARAN


BAHASA INGGRIS MELALUI IMPLEMENTASI LESSON STUDY

Tanti Rahayu1), Endik Deni Nugroho2)


1)
Kepala Sekolah SMPN 1 Pohjentrek
2)
Universitas Borneo Tarakan
Email: tanti_rahayu60@yahoo.com

Abstrak: Salah satu sub kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola kelas
yang seharus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik adalah mampu menerapkan
berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik
secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampunya. Pada proses pembelajaran
SMP Negeri 1 Pohjentrek pada matapelajaran bahasa inggris banyak ditemukan
masalah mengenai bagaimana peran guru di kelas untuk menjaga dan memelihara
kondisi belajar yang optimal. penelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan
mengelola kelas guru bahasa inggris melalui implementasi lesson study di SMP
Negeri 1 Pohjentrek. Peneliti ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang
menekankan pada pembelajaran bahasa Inggris berbasis Lesson Study yang diamati
oleh peneliti dengan menggunakan studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah, guru, dan siswa SMP Negeri 1 Pohjentrek Kabupaten Pasuruan kelas
VII, VIII, dan IX yang mengikuti pembelajaran bahasa inggris berbasis Lesson
Study. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka
dapat diperoleh kesimpulkan yaitu kemampuan mengelola kelas pada guru bahasa
inggirs di SMP Negeri 1 Pohjentrek pada kegiatan Lesson Study memperoleh nilai
rata-rata tertinggi 94.6% dengan kategori sangat baik. Hasil tersebut merupakan
wujud implementasi lesson study yang terus tingkatkan untuk memperoleh
kompetensi keprofesionalan guru dalam mengatasi masalah proses pembelajaran
yang terjadi di kelas.

Kata Kunci: lesson study, kemampuan mengelola kelas, SMPN 1 Pohjentrek


PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan
bahwa guru dan dosen mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis
dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan sehingga dikembangkan sebagai
profesi yang bermartabat. Tujuannya agar setiap guru memenuhi stadar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Sesuai dengan peraturan
menteri pendidikan nasional Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang standar
kualifikasi akademik dan kompetensi guru terdapat kompetensi pedagogik yang
menyatakan bahwa guru memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pembelajaran
yang mendidik. Kompetensi tersebut memiliki sub-kompetensi untuk menyusun
rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium
maupun lapangan dan juga melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di
laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang
dipersyaratkan.
Permasalahan pembangunan pendidikan nasional masih berasal dari rendahnya
kualitas proses pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil belajar. Fungsi
sekolah tidak lagi efektif apabila terdapat komponen dari sistem sekolah yang
mengalami kelemahan dan saling berpengaruh pada komponen yang lain. Komponen
yang berperan penting dalam pelaksanaan fungsi sekolah adalah guru. Guru dituntut
untuk memiliki kemampuan dalam menguasai kurikulum, menguasai materi, menguasai
metode dan menguasai pengelolaan pembelajaran sehingga proses kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, inovatif dan menyenangkan sesuai
tujuan pembelajaran yang dikembangkan. Peran guru di kelas berubah yang awalnya
menjadi penyampai informasi menjadi seorang fasilitator dan mediator sehingga
diperlukan peningkatan kompetensi guru yang profesional.
Seorang guru mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar yang baik karena
diharapkan dengan kondisi belajar yang baik berpengaruh terhadap proses belajar
mengajar akan berlangsung dengan baik pula. Pengelolaan kelas diterjemahkan sebagai
suatu proses penyelenggaraan atau pengurusan ruang di mana dilakukan kegiatan
belajar mengajar. Menurut Sugianto (2008) pengelolaan kelas diterjemahkan sebagai
upaya pendidik untuk menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar serta
memulihkannya apabila terjadi gangguan atau penyimpangan sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Tujuan pengelolaan kelas adalah setiap
siswa di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran
secara efektif dan efisisen.
Salah satu sub kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola kelas yang
seharus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik adalah mampu menerapkan berbagai
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif
dalam mata pelajaran yang diampunya. Implementasinya adalah kemampuan pendidik
dalam penguasaan kelas sehingga dapat membuat peserta didik belajar dengan optimal.
Kemampuan ini harus terus-menerus ditingkatkan oleh seorang pendidik melalui
berbagai aktifitas yang dapat dilakukan, baik itu pelatihan-pelatihan, workshop-
workshop, pertemuan MGMP, dll.
Pada proses pembelajaran SMP Negeri 1 Pohjentrek pada matapelajaran bahasa
inggris banyak ditemukan masalah mengenai bagaimana peran guru di kelas untuk
menjaga dan memelihara kondisi belajar yang optimal. Guru masih kesulitan bagaimana
berinteraksi kepada seluruh siswa, membagi perhatian saat terjadinya diskusi kelas dan
mengorganisasikan waktu pembelajaran. Dalam kegiatan diskusi kelas, guru sering
memperhatikan salah satu kelompok atau sebagian kecil siswa yang menonjol saja
sehingga beberapa siswa kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran akan
melakukan kegiatan yang tidak menunjang kegiatan pembelajaran. Dengan adanya
permasalahan tersebut SMP Negeri 1 Pohjentrek Kabupaten Pasuruan melalui salah satu
misi sekolah yaitu ‘’Mewujudkan pengalaman belajar dalam mengembangkan iptek
melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan berbasis PLH dan Lesson Study
(LSc)”, tujuannya agar mencapai standar profesionalitas seorang guru dengan mengasah
kemampuan mengelola kelas melalui Lesson Study.
Lesson study merupakan sebuah proses sistematis yang digunakan oleh para
guru di Jepang untuk menguji keefektifan pembelajaran dalam rangka mencapai
keberhasilan tujuan pembelajaran. Lesson study menghendaki proses pembelajarannya
bermula dari suatu masalah yang nyata, terciptanya pembelajaran yang kolaboratif
terutama guru yang sebidang sehingga tercipta kondisi yang memungkinkan untuk
terjadinya suatu pembelajaran kolaboratif antar guru. Prinsip utama Lesson study adalah
peningkatan kualitas pembelajaran secara bertahap dengan cara belajar dari pengalaman
sendiri dan pengalaman orang lain dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Guru dapat
belajar dari pengalaman orang lain untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran di kelas.
Kegiatan Lesson study sangat efektif dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kinerja
serta keprofesionalannya terutama dalam kemampuan mengelola kelas.
Berdasarkan permasalahan di SMP Negeri 1 Pohjentrek dapat dikemukakan
bahwa pendekatan lessson study dalam pembelajaran bahasa inggris ini menjadi
alternatif dalam meningkatkan kinerja kemampuan mengelola kelas seorang guru.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian fokus pada kualitas kemampuan mengelola
kelas melalui implementasi lesson study pada pembelajaran bahasa inggris. Dengan
demikian, penelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan mengelola kelas guru
bahasa inggris melalui implementasi lesson study di SMP Negeri 1 Pohjentrek.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pohjentrek Kabupaten Pasuruan.
Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, dimulai pada bulan September sampai
dengan bulan Oktober 2016. Peneliti ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang
menekankan pada pembelajaran bahasa Inggris berbasis Lesson Study yang diamati oleh
peneliti dengan menggunakan studi kasus. Studi kasus digunakan untuk memecahkan
permasalahan proses pembelajaran yang mendalam dan komprehensip dengan
melibatkan subjek penelitian yang terbatas sesuai dengan jenis kasus yang diselidiki
(Sanjaya,2013).
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa SMP Negeri
1 Pohjentrek Kabupaten Pasuruan kelas VII, VIII, dan IX yang mengikuti pembelajaran
bahasa inggris berbasis Lesson Study. Instrumen penelitian yang digunakan berupa
silabus, RPP, lembar observasi kemampuan mengelola kelas guru model dan lembar
observasi pembelajaran.Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik observasi dan dokumentasi. Penggunaan teknik pengumpulan data
tersebut dikembangkan dengan menggunakan panduan/kisi pengembangan instrumen
penelitian. Data penelitian diambil hanya satu kali open class Lesson study, dilakukan
melalui 3 tahapan dalam LS yaitu: (1) Plan, (2) Do, (3) See. Pada Penelitian ini yang
menjadi guru model SMP Negeri 1 Pohjentrek yaitu Inisial IS di kelas VIIA, DS di
kelas VIIIA dan FL di kelas IXA, masing-masing mengampu matapelajaran bahasa
inggris.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
Analisis kemampuan mengelola kelas oleh guru yang diperoleh dari data hasil
observasi. Penilaian dilihat dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan
penelitian kemudian dikualifikasikan dengan kriteria penilaian Skor 2 = munculnya
deskriptor secara sempurna, Skor 1 = munculnya deskriptor kurang sempurna, Skor 0 =
tidak munculnya deskriptor. Rata-rata skor hasil analisis dalam bentuk persentase
disimpulkan menggunakan pedoman kemampuan mengelola kelas pada Tabel 1.
Tabel 1. Pedoman Kemampuan Mengelola Kelas
Skor (%) Kategori
91-100 Sangat baik
71-90 Baik
51-70 Cukup baik
31-50 Kurang baik
<30 Sangat kurang baik
(Diadaptasi dari Arikunto, 2008:241)

HASIL & PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian kemampuan guru model dalam mengelola kelas
terdiri dari dua sub variabel yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan
dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan
dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Sub variabel keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal terdiri
dari 6 indikator yaitu menunjukan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan
perhatian kepada kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, menegur, dan
memberikan penguatan. Sedangkan subvariabel keterampilan yang berhubungan dengan
pengembangan kondisi belajar yang optimal terdiri 3 indikator yaitu modifikasi tingkah
laku, mengelola kelompok, dan menemukan dan memecahkan masalah.
Kemampuan mengelola kelas seorang guru merupakan komponen yang penting
dalam proses pembelajaran karena berkaitan dengan kondisi proses belajar yang
kondusif untuk tercapai tujuan pembelajaran secara aktif, efektif dan efisien. Menurut
Djamarah (2005) pengelolaan kelas mempunyai beberapa tujuan, baik tujuan bagi siswa
dan tujuan bagi guru. Tujuan keterampilan mengelola kelas bagi siswa diantaranya
yaitu: (a) mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah
lakunya serta sadar untuk mengendalikan dirinya; (b) membantu siswa mengerti akan
arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan
teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan pengarahan; (c) menimbulkan rasa
berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai
dengan aktivitas kelas. Sedangkan tujuan keterampilan mengelola kelas bagi guru yaitu:
(a) mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran
penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik; (b) memiliki kesadaran
terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensi di dalam memberikan
pengarahan yang jelas kepada siswa; (c) memberi respon secara efektif terhadap tingkah
laku siswa yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau ringan serta memahami
dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi yang dapat digunakan dalam
hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebihan atau terus menerus
melawan kelas. Data kemampuan mengelola kelas melalui implementasi lesson study
oleh guru model SMP Negeri 1 Pohjentrek Kabupaten Pasuruan disajikan pada gambar
1.
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1.9
1.8 1.81.8
1.8 1.7 1.7 1.7
1.6
1.6 1.5 1.5

1.4

1.2
1 1
1

0.8

0.6

0.4

0.2

0
Menunjukan Membagi Memusatkan Memberikan Menegur Memberikan Modifikasi Mengelola Menemukan
Sikap Tanggap Perhatian perhatian petunjuk yang penguatan tingkah laku kelompok dan
kepada jelas memecahkan
kelompok masalah

FL DS IS
Gambar 1. Grafik Nilai Indikator Kemampuan mengelola kelas Guru SMP Negeri 1 Pohjentrek
Pada Kegiatan Lesson Study

Berdasarkan gambar diatas menunjukan pada indikator menunjukan sikap


tanggap guru model IS lebih baik kemampuan mengelola kelas dibandingkan dengan
guru model FL dan DS yaitu pada kemampuan guru mempersilahkan siswa memberikan
komentar tentang pelajaran yang dipelajari dan kemampuan guru memberikan
kesempatan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Pada
indikator Membagi perhatian guru model IS lebih baik kemampuan mengelola kelas
dibandingkan dengan guru model FL dan DS yaitu pada kemampuan guru berkeliling
memperhatikan siswa yang duduk didepan maupun dibelakang dan guru memberikan
komentar atas pertanyaan siswa. Sedangkan pada pada indikator modifikasi laku dan
mengelolaan kelompok masing-masing guru memiliki kemampuan yang hampir sama,
yang membedakan cara guru memberikan nasihat perorangan ataupun kelompok dengan
cara berkunjung pada siswa yang sedang bekerja/diskusi. Pada indikator yang terurai
diatas merupakan salah satu sifat keterampilan mengelola kelas secara preventif dimana
keterampilan tersebut berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi yang
optimal. menurut Djamarah, (2010) mengatakan bahwa keterampilan ang berkaitan
dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar ang optimal terdiri dari sikap
tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok.
Pada indikator menemukan dan memecahkan masalah pada proses pembelajaran
terlihat pada gambar 1 juga guru IS lebih baik kemampuanya dibandingkan dengan guru
FL dan DS dari aspek guru mampu membahas kesulitan-kesulitan yyang dialami oleh
siswa, peran guru memberi reward apabila siswa melakukan hal positif, guru
memberitahukan hasil tes/ujian dan memberikan dorongan secara lisan maupun tulisan.
Sedangkan pada aspek kemampuan guru memberikan penegasan jawaban mengenai
pertanyaan memberikan hadiah pada siswa yang berperilaku taat dan menerapkan
suasana kelas yang disiplin sehingga kelas menjadi tertib, masing-masing guru tersebut
memiliki kemampuan sama pada sub variabel keterampilan yang berhubungan dengan
pengembangan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan yang berhubungan dengan
pengembangan kondisi belajar yang optimal termasuk keterampilan yang bersifat
represif. Menurut Djamarah, (2010), Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru
terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial yang digunakan guru untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal. Berdasarkan uraian indikator perbandingan kemampuan
mengelola kelas pada matapelajaran bahasa inggris dapat di rangkum pada gambar 2.

94.6
96
94 91.1
92
90 87.5
88
86
84
82
Rata-Rata

FL DS IS

Gambar 1. Grafik Nilai rata-rata Kemampuan mengelola kelas Guru SMP Negeri 1
Pohjentrek Pada Kegiatan Lesson Study

Berdasarkan gambar 2 diketahui nilai rata-rata guru IS lebih tinggi


dibandingkan dengan FL dan DS dengan nilai rata-rata masing-masing guru yaitu
94.6%, 91.1%, dan 87.5%. kejadian ini diketahui karena implementasi kegiatan lesson
study, dimana kegiatan lesson study guru model dapat meningkatkan kinerja sehingga
mutu pembelajaran juga meningkat. Dimana pada kegiatan lesson study dilakukan
kolaborasi guru lain untuk melakukan perencanaan pembelajaran, melakukan proses
pembelajaran melalui observasi dan melakukan refeleksi setelah melakukan proses
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Lewis, Catherine. (2002), bahwa ide yang
terkandung dalam lesson study sebenarnya singkat dan sederhana yakni jika seorang
guru ingin meningkatkan pembelajaran, salah satu cara yang paling jelas adalah
melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Aspek penting dalam lesson study yaitu kolaborasi antar guru senior dan guru
junior. Harapannya, dengan lesson study dapat menemukan ide baru dari pemikiran
banyak orang untuk saling membelajarkan siswa serta membelajarkan keterampilan
dasar yang dimiliki oleh guru junior salah satunya kemampuan mengelola kelas. Alasan
lain terjadi berbedaan kemampuan mengelola kelas oleh guru karena setiap kelas
memiliki karakter yang berbeda dilihat dari komposisi siswa dan semangat belajarnya.
Kondisi tersebut dapat menjadi faktor-faktor yang menjadi penyebab terganggunya
proses pembelajaran jika seorang guru tidak mampu untuk menjaga dan menciptakan
kondisi yang efektif untuk pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik akan memiliki
kaitan dengan hasil belajar siswa karena berkaitan dengan kondisi kelas dan peranan
guru dalam kegiatan siswa. Rancangan pembelajaran yang telah direncakan tidak
semuanya dapat diaplikasikan ke semua kelas walaupun tujuan pembelajaran dan materi
yang disampaikan sama sehingga diperlukan usaha dari guru untuk selalu
menyempurnakan rancangan pembelajaranya.
Kategori baik keterampilan mengelola kelas memiliki keterkaitan dengan hasil
belajar siswa. Hal ini disebabkan selama proses pembelajaran, guru menciptakan
suasana kelas yang menyenangkan bagi siswa sehingga mendapatkan umpan balik yang
baik dari siswa. Guru dalam mengelola kelas memberikan contoh peristiwa yang terjadi
dalam kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran dan konsep
materi yang dipelajari sehingga menimbulkan antusias oleh siswa saat pembelajaran.
Hal tersebut digunakan oleh guru sebagai bentuk usaha agar siswa termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran dan tidak jenuh dengan kegiatan yang sedang berlangsung.
Uraian tersebut sesuai dengan pernyataan Sudirman (1989) bahwa pengelolaan kelas
adalah keterampilan bertindak seorang guru yang mendasarkan atas sifat-sifat kelas
dengan tujuan menciptakan situasi belajar mengajar yang baik. Contoh lain yaitu
teguran yang diberikan oleh guru sesuai dengan komponen keterampilan guru dalam
menciptakan dan pembeliharaan kondisi belajar yang optimal yaitu memberi reaksi
terhadap gangguan. Hal ini dilakukan oleh guru sebagai upaya agar seluruh dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai oleh
seluruh siswa. Uraian tersebut sesuai dengan pernyataan Djamarah (2010) bahwa
pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
diperoleh kesimpulkan yaitu kemampuan mengelola kelas pada guru bahasa inggirs di
SMP Negeri 1 Pohjentrek pada kegiatan Lesson Study memperoleh nilai rata-rata
tertinggi 94.6% dengan kategori sangat baik. Hasil tersebut merupakan wujud
implementasi lesson study yang terus tingkatkan untuk memperoleh kompetensi
keprofesionalan guru dalam mengatasi masalah proses pembelajaran yang terjadi di
kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta

Lewis, Catherine. 2002. Does Lesson Study Have a Future in the United States?.
Nagoya Journal of Education and Human Development, 2002 (1): 1-23.
Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005,
Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
16 Tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru, Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2005. Guru dan Anak dalam Interaksi Didik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah dan Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudirman, dkk. 1989. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya.
Sugianto. 2008. Pengelolaan Kelas Berbasis Pengajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Jurnal Kependidikan, Vol 1 No 2.

Anda mungkin juga menyukai