Anda di halaman 1dari 16

ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Hukum Administrasi Negara
Dosen Pengampu : Budi Prasetyo S.H

Oleh Kelompok :
Ainil Mardhiyah
Irma Ulfa Lailiana
Yosi Ardiansyah
Marsikin
Dedi Suprayitno
Zulfan Asyidqi

PROGRAM STUDI S1 HUKUM EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH (STIS) MUHAMMADIYAH

PRINGSEWU LAMPUNG

TA. 2018
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas kehendak-
Nya lah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
berjudul “Sumber-sumber Hukum Tata Negara” yang isinya dikutip dari
beberapa sumber, baik dari buku maupun situs internet.
Penulisan makalah ini bertujuan sebagai pertanggung jawaban atas tugas
yang diberikan dosen mata kuliah Hukum Tata Negara yaitu Bapak Rifan Sahara,
S.H. Selain itu, tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah sebagai materi
diskusi serta untuk mebantu kita mendalami mata kuliah Hukum Tata Negara
pada khususnya.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah yang telah memberi kepercayaan dan kesempatan untuk membuat makalah
ini dan semua pihak yang telah membantu.
Makalah ini kami susun dengan maksimal baik dari segi materi maupun cara
penulisannya. Namun, kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
Harapan penulis, mudah-mudahan makalah ini benar-benar memberikan
manfaat bagi pembaca.

Pringsewu, Maret 2018

Penulis
3

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian asas pemerintahan yang baik...................................................2
B. Permbangan Asas Umum Pemerintahan Yang Baik.................................3
C. Macam-macam Asas Umum Pemerintahan Yang Baik............................5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah merupakan organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat


dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Sedangkan
pemerintahan merupakan segala kegiatan, fungsi, tugas dan kewajiban yang
dijalankan oleh lembaga eksekutif untuk mencapai tujuan Negara, atau dalam
arti luas adalah segala kegiatan yang terorganisir yang bersumber pada
kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat atau
penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan Negara.

Dalam menjalankan pemerintahan, cara pemerintah suatu Negara belum tentu


sama dengan cara pemerintah Negara yang lain memerintah, namun tujuan
dibentuknya suatu pemerintahan adalah sama, yaitu untuk mensejahterahkan
rakyat dan mengatur jalannya Negara.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan ada beberapa prinsip dasar yang


menjadi pegangan oleh aparat pemerintahan dalam menggerakan administrasi
pemerintahan. Dimana prinsip dasar tersebut diharapkan dapat menjadi prinsip
pemerintah guna untuk tercapainya kesejahteraan rakyat. Dan dalam makalah
ini akan dibahas mengenai apa sajakan prinsip dasar atau asas-asas
pemerintahan yang baik itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari asas-asas umum pemerintahan yang baik ?

2. Bagaimanakah perkembangan asas-asas umum pemerintahan yang baik di


Indonesia ?

3. Apa sajakah macam-macam asas-asas umum pemerintahan yang baik ?

4. Bagaimana asas-asas pemerintahan yang baik menurut peraturan


perundang-undangan ?
2

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Asas-Asas pemerintahan yang baik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asas mengandung beberapa arti.
Asas dapat mengandung arti sebagai dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan
berfikir atau berpendapat), dasar cita-cita (perkumpulan atau organisasi),
hukum dasar. Jadi bertitik tolak dari arti harfiah asas yang dikemukakan di
atas, asas-asas umum pemerintahan yang baik dapat dipahami sebagai dasar
umum dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik.1
Asas-asas umum pemerintahan adalah asas yang menjunjung tinggi norma
kesusilaan, kepatutan dan aturan hukum. Asas-asas ini tertuang pada UU No.
28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Siapa
yang peduli asas? Mungkin hanya kalangan akademisi. Padahal asas hukum
adalah jantungnya aturan hukum, menjadi titik tolak berpikir, pembentukan
dan intepretasi hukum. Sedangkan peraturan hukum merupakan patokan
tentang perilaku yang seharusnya, berisi perintah, larangan, dan kebolehan.2
Istilah asas pemerintahan yang baik di beberapa Negara ialah

 Di Belanda dikenal dengan “Algemene Beginselen van Behoorllijke


Bestuur” (ABBB)

 Di Inggris dikenal “The Principal of Natural Justice”

 Di Perancis “Les Principaux Generaux du Droit Coutumier Publique”

 Di Belgia “Aglemene Rechtsbeginselen”

 Di Jerman “Verfassung Sprinzipien”

 Di Indonesia “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik”.


1 Hotma P. Sibuea, Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan dan Asas-asas Umum
Pemerintahan yang Baik, (Jakarta : Erlangga ,2010), 150.

2 http://asas-asas-pemerintahanyangbaiik.blogspot.com/2013/06/asas-asas-pemerintahan-yang-
baik.html(diakses pada tanggal 21 mei 2014)
3

B. Perkembangan Asas-asas umum pemerintahan yang baik


Asas-asas umum pemerintahan yang baik lahir dari praktik penyelenggaraan
negara dan pemerintahan sehingga bukan produk formal suatu lembaga negara
seperti undang-undang. Asas-asas umum pemerintahan yang baik lahir sesuai
dengan perkembangan zaman untuk meningkatkan perindungan terhadap hak-
hak individu. Fungsi asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam
penyelenggaraan pemerintah adalah sebagai pedoman atau penuntun bagi
pemerintah atau pejabat administrasi negara dalam rangka pemerintahan yang
baik(good governance).
Perkembangan zaman menuntut pemerintah atau pejabat administrasi negara
untuk semakin memperhatikan aspek kepastian hukum dalam penyelenggaraan
pemerintahan demi ketentraman dan ketertiban kehidupan masyarakat. Aspek
ketentraman dan ketertiban menjadi bagian dari aspek pelayanan pemerintah
atau pejabat administrasi negara terhadap anggota masyarakat. Salah satu
pelayanan tersebut adalah penyelenggaraan kebijakan yang bersifat taat
(konsisten). Konsistensi kebijakan merupakan suatu kebutuhan yang sangat
diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan, antara lain demi memenuhi
tuntutan perlakuan yang sama terhadap segenap warga negara atau untuk
menghindari tindakan yang sewenang-wenang. Perkembangan ini mendorong
asas-asas umum pemerintahan yang baik berkembang ke arah yang lebih
positif yang semakin menambah kekuatan mengikat asas-asas pemerintahan
yang baik tersebut. Asas-asas umum pemerintahan yang baik yang
sebelumnya merupakan etika penyelenggaraan pemerintahan, kemudian
berkembang menjadi asas-asas hukum pemerintahan yang tidak tertulis.
Dengan perkembangan ini, asas-asas umum pemerintahan yang baik semakin
memiliki arti dan fungsi yang sangat penting dalam praktik penyelenggaraan
pemerintahan.3
Perkembangan asas-asas umum pemerintahan yang baik dari sekedar tendensi
etis menjadi hukum tidak tertulis dapat disebut sebagai proses positivisasi
3 Ibid,.152.
4

asas-asas umum pemeritahan yang baik. Di Indonesia, proses positivisasi asas-


asas hukum ke arah yang lebih positif, seperti di negara-negara lain, juga
terjadi. Kecenderungan proses yang demikian sudah mulai tampak sejak tahun
1994. Dalam salah satu diskusi yang berlangsung di Jakarta pada tahun 1994
ditarik kesimpulan bahwa asas-asas umum pemerintahan yang baik merupakan
kaidah hukum yang tidak tertulis. Dalam diskusi mengenai asas-asas umum
pemerintahan yang baik yang diselenggarakan di Jakarta oleh Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Hukum Administrasi Negara pada Tahun 1994
tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
“bahwa perumusan AAUPB beserta perincian asas-asasnya secara lengkap
memang tidak dikumpulkan dan dituangkan secara konkret dan formal dalam
bentuk suatu peraturan perundang-undangan khusus tentang AAUPB sebab
asas-asas yang bersangkutan justru merupakan kaidah hukum tidak tertulis
sebagai pencerminan norma-norma etis berpemerintahan yang wajib
diperhatikan dan dipatuhi disamping mendasarkan pada kaidah-kaidah
hukum tertulis.”
Proses positivisasi asas-asas umum pemerintahan yang baik terus berlangsung
dalam perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, perkembangan asas-asas
umum pemerintahan yang baik ke arah yang lebih positif semakin
memperkokoh kehadiran asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam
lingkungan tata hukum nasional dan praktik penyelenggaraan pemerintah.
Dalam perkembangan yang terakhir, asas-asas umum pemerintahan yang baik
berkembang menjadi hukum positif tertulis sebab sebagian dari asas-asas
umum pemerintahan yang baik kemudian dituangkan secara formal dalam
undang-undang.4
Peningkatan status hukum asas-asas umum pemerintahan yang baik, dari
tendensi-tendensi etis (etika pemerintahan) menjadi hukum positif tidak
tertulis atau hukum tertulis, membuat keberadaan asas-asas umum
pemerintahan yang baik semakin penting dalam konteks teori ataupun praktik
pemerintahan. Bahkan, di kemudian hari, sifat kepastian hukum asas-asas

4 Ibid,.154.
5

umum pemerintahan yang baik tidak mustahil akan semakin meningkat jika
asas-asas umum pemerintahan yang baik itu secara khusus dituangkan secara
formal dalam suatu undag-undang. Jika asas-asas umum pemerintahan yang
baik tersebut dituangkan secara khusus dalam suatu undang-undang, berarti
asas-asas umum pemerintahan yang baik akan mempunyai kedudukan yang
semakin kuat.

C. Macam-macam Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik


Kebebasan bertindak pejabat administrasi negara tanpa harus terikat secara
sepenuhnya kepada undang-undang secara teoritis ataupun dalam kenyataan
praktik pemerintahan ternyata membuka peluang bagi penyalahgunaan
kewenangan. Penyalahgunaan kewenangan akan membuka kemungkinan
benturan kepentingan antara pejabat administrasi negara dengan rakyat yang
merasa dirugikan akibat penyalahgunaan kewenangan tersebut. Oleh karena
itu, untuk menilai apakah tindakan pemerintah sejalan dengan asas negara
hukum atau tidak, dapat menggunakan asas-asas umum pemerintahan yang
baik.5
Perincian daripada asas umum pemerintahan yang baik itu terdiri atas tiga
belas (13), tetapi penerapan asas itu bagi Indonesia perlu memperhatikan nilai-
nilai dasar yang terkandung di dalam Pancasila. Lebih-lebih dengan faham
negara hukum menurut Pancasila dan tujuan Peradilan Tata Usaha Negara itu
sendiri yang tidak dapat dipisahkan dari Pancasila yang pada pokoknya
menginginkan adanya keseimbangan antara kepentingan orang-perorangan
dengan kepentingan masyarakat (umum).6
a. Asas – asas umum pemerintahan yang baik itu yakni :
1. Asas Kepastian Hukum
Asas ini menghendaki adanya stabilitas hukum, dalam arti suatu
keputusan yang dikeluarkan oleh Badan Tata Usaha Negara harus

5  Ibid,.158.

6  Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara (Yogyakarta : Liberty, 2003), 147.


6

mengandung kepastian dan tidak akan dicabut kembali. Bahkan sekalipun


keputusan itu mengandung kekurangan. Sekali Badan Tata Usaha Negara
melakukan pencabutan terhadap suatu Keputusan yang dikeluarkannya,
bisa menimbulkan kesan negatif dan dapat menurunkan kepercayaan
masyarakat terhadap Badan Tata Usaha Negara itu. Termasuk dalam
pengertian ini adalah suatu keputusan tidak boleh berlaku surut.
Salah satu contoh kasusnya yaitu Putusan Dewan Banding Perdagangan
dan Industri, 26 Juni 1957. Dimana suatu ijin tidak boleh ditarik kembali,
walaupun kemudian diketahui bahwa ijin itu diberikan karena suatu
kesalahan yang dilakukan sendiri oleh instansi yang mengeluarkan ijin
tersebut.
Dengan demikian asas ini juga menghendaki agar suatu kekeliruan atau
kesalahan yang dilakukan oleh Badan Tata Usaha Negara hendaklah
ditanggung sendiri, tidak menjadi resiko pihak yang menerima keputusan.
Hak seseorang yang telah menerima suatu keputusan harus dihormati oleh
Badan Tata Usaha Negara.7
2. Asas Keseimbangan
Asas ini berkenaan dengan keseimbangan antara hukuman yang dapat
dikenakan terhadap seseorang pegawai dengan kelalaian pegawai yang
bersangkutan. Dalam hubungan dengan asas keseimbangan ini, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut :8
a. Perlu ada kriteria yang jelas mengenai macam-macam pelanggaran
atau kealpaan yang dilakukan oleh seorang pegawai, supaya
perbuatan yang sama yang dilakukan oleh orang yang berbeda
dikenai hukuman yang sama sehingga keadilan dapat
diselenggarakan.
b. Pegawai yang bersangkutan harus diberikan kesempatan untuk
membela diri.

7 Ibid,. 149.

8  Hotma, Asas Negara Hukum, 160.


7

c. Penegakan hukum dan penjatuhan hukum perlu dilaksanakan oleh


suatu instansi yang tidak memihak, misalnya oleh badan peradilan.
3. Asas Kesamaan dalam Mengambil Keputusan
Asas ini mengandung arti bahwa pejabat administrasi negara pada
hakikatnya harus mengambil tindakan yang sama atas kasus-kasus yang
faktanya sama. Dengan perkataan lain, jangan sampai terjadi bahwa
tindakan yang dilakukan pejabat administrasi negara terhadap seseorang
bertentangan dengan tindakan yang dilakukan terhadap orang lain,
meskipun pada dasarnya terdapat persamaan pada kedua kasus.9
4. Asas Bertidak Cermat
Asas ini menghendaki supaya badan atau pejabat administrasi negara
senantiasa bertindak secara hati-hati agar tidak menimbulkan kerugian
warga masyarakat.
Contoh kasus : Putusan Mahkota tanggal 14 Agustus 1970, dengan
maksud untuk mencegah kerusakan dan penyakit gigi, oleh Sekretaris
Kesehatan Masyarakat telah dikeluarkan suatu perintah agar dimasukkan
bahan flouride ke dalam air minum. Ternyata tidak semua warga
masyarakat tahan terhadap obat tersebut. Bagi mereka yang tidak tahan,
kemudian menuntut juga agar terhadap mereka diberi kesempatan yang
sama untuk memperoleh air yang tidak dicampur flouride. Dalam
pemeriksaan Banding perintah Sekretasis tersebut dinyatakan batal.10

5. Asas Motivasi
Setiap keputusan yang dikeluarkan oleh Badan-badan pemerintahan harus
mempunyai alasan yang jelas, benar dan adil. Perlunya motivasi
dimasukkan dalam setiap keputusan adalah untuk mengetahui alasan-
alasan yang dijadikan sebagai pertimbangan dikeluarkannya keputusan.11

9 Ibid,. 160.

10  Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara, 150

11 Ibid,. 152
8

6. Asas tidak mencampur adukkan kewenangan


Asas ini berkaitan dengan larangan bagi badan atau pejabat administrasi
negara untuk menggunakan kewenangannya untuk tujuan lain selain
daripada tujuan yang telah ditetapkan untuk kewenangan tersebut. Jadi,
suatu kewenangan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan harus dipergunakan untuk kepentingan umum tidak boleh
dipakai untuk kepentingan pribadi.12
7. Asas Permainan yang Layak
Asas ini berkenaan dengan prinsip bahwa badan atau pejabat administrasi
negara harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada setiap
warga negara untuk mencari kebenaran dan keadilan.13
8. Asas Keadilan atau Kewajaran
Asas ini menghendaki agar badan-badan pemerintah tidak bertindak
sewenang-wenang atau tidak wajar. Aspek keadilan dalam setiap tindakan
atau keputusan pejabat administrasi negara mengandung arti bahwa setiap
tindakan pejabat administrasi negara hendaklah dilakukan secara
proporsional, sesuai, dan selaras dengan hak setiap orang. Aspek
kewajaran dalam setiap keputusan atau tindakan pejabat administrasi
negara menghendaki supaya setiap tindakan pejabat administrasi negara
harus memperhaikan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat seperti
nilai-nilai agama, budaya, ekonomi, sosial, dan dapat diterima akal
sehat.14
9. Asas Meniadakan Akibat Keputusan yang Batal
Asas ini menghendaki supaya pejabat administrasi negara meniadakan
semua akibat yang timbul dari suatu keputusan yang kemudian dinyatakan
batal. Sebagai contoh, seorang pegawai dipecat karena diduga melakukan
suatu kejahatan. Akan tetapi, kemudian pengadilan memutuskan bahwa

12 Hotma, Asas Negara Hukum, 163.

13 Ibid,. 162

14 Ibid,. 162.
9

pegawai yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah. Dalam hal ini,


surat pemecatan tersebut harus dianggap batal sehingga pegawai yang
bersangkutan harus diterima kembali bekerja dan dikembalikan pada
jabatan atau posisi sebelum dipecat.15
10. Asas Menanggapi Pengharapan yang wajar

Asas ini menghendaki agar setiap tindakan yang dilakukan oleh


pemerintah harus menimbulka harapan-harapan pada penduduk. Alat-alat
pemerintahan harus memperhatikan asas ini dengan seksama, sehingga
oleh karenanya terharap suatu harapan yang terlanjur diberikan kepada
sesorang tidak boleh ditarik kembali. Jika ternyata terdapat kekeliruan
dalam tindakan itu, maka kerugian yang timbul sebagai akibat dari
kekeliruan atau kelalaian itu harus ditanggung oleh alat pemerintahan
secara konsekuwen dan tidak boleh dibebankan kepada masyarakat.16

11. Asas Perlindungan atas Pandangan Hidup Pribadi

Yang dimaksud dengan asas ini adalah agar pemerintah memberikan


perlindungan terhadap warga negara. Asas ini sebenarnya merupakan
konsekuensi logis dari negara demokratis karena suatu negara hukum
yang demokratis memiliki kewajiban untuk melindungi setiap warganya.17

12. Asas Kebijaksanaan

Asas ini menghendaki agar pemerintah dalam melaksanakan tugas dan


pekerjaannya sebaiknya diberikan kebebasan dan keleluasaan untuk
menerapkan kebijaksanaan tanpa harus terpaku pada peraturan perundang-
undangan sebab peraturan perundang-undangan selalu mengandung cacat
bawaan yakni tidak selalu menampung segenap persoalan. Untuk itulah,
pejabat administrasi negara perlu diberikan keleluasaan untuk bertindak
supaya dapat menyikapi persoalan-persoalan baru yang timbul dalam
masyarakat.18

13. Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum

15 Ibid,.163.

16 Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara, 155.

17 Hotma, Asas Negara Hukum, 163

18 Ibid,.163.
10

Asas ini menghendaki supaya pemerintah dalam menyelenggarakan


tugasnya selalu mengedepankan kepentingan umum sebagai kepentingan
segenap orang.19

b. Menurut Peraturan Perundang-undangan


Dengan diundangkannya UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas KKN, Asas-asas umum pemerintahan yang
baik di Indonesia diidentifikasikan dalam Pasal 3 dirumuskan sebagai Asas
umum Perpenyelenggaraan negara, yaitu :
1. Asas Kepastian Hukum

Adalah asas dalam rangka negara hukum yang mengutamakan landasan


peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggara Negara.

2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara

Adalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian dan


keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan Negara.

3. Asas kepentingan umum

Adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang


aspiratif, akomodatif dan selektif.

4. Asas keterbukaan

Adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk


memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas
hak asasi pribadi, golongan dan rahasia Negara.

5. Asas proporsionalitas

Adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan


kewajiban penyelenggara negara

6. Asas profesionalitas

Adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik


dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
19 Ibid,.163.
11

7. Asas akuntabilitas

Adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.20

20 http://asas-asas-pemerintahanyangbaiik.blogspot.com/2013/06/asas-asas-pemerintahan-
yang baik.html(diakses pada tanggal 21 mei 2014).
12

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu

1. Asas-asas umum pemerintahan adalah asas yang menjunjung tinggi norma


kesusilaan, kepatutan dan aturan hokum. Asas-asas ini tertuang pada UU No.
28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN.

2. Peningkatan status hukum asas-asas umum pemerintahan yang baik, dari tendensi-
tendensi etis (etika pemerintahan) menjadi hukum positif tidak tertulis atau hukum
tertulis, membuat keberadaan asas-asas umum pemerintahan yang baik semakin
penting dalam konteks teori ataupun praktik pemerintahan.

3. Adapun macam-macam asas umum pemerintahan yang baik di Indonesia yaitu asas
kepastian hukum, asas keseimbangan, asas kesamaan dalam mengambil keputusan,
asas bertindak cermat, asas motivasi, asas tidak mencampur adukkan kewenangan,
asas permainan yang layak, asas keadilan atau kewajaran, asas meniadakan akibat
keputusan yang batal, asas menanggapi pengharapan yang wajar, asas perlindungan
atas pandangan hidup pribadi, asas kebijaksanaan, asas penyelenggaraan
kepentingan umum.

4. Dengan diundangkannya UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara


yang Bersih dan Bebas KKN, Asas-asas umum pemerintahan yang baik di Indonesia
diidentifikasikan dalam Pasal 3 dirumuskan sebagai Asas umum
Perpenyelenggaraan negara.

DAFTAR PUSTAKA
13

Marbun. 2003. Peradilan Tata Usaha Negara. Yogyakarta : Liberty.


Sibuea, Hotma. 2010. Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan dan Asas-asas Umum
Pemerintahan yang Baik. Jakarta : Erlangga.
http://asas-asas-pemerintahanyangbaiik.blogspot.com/2013/06/asas-asas-pemerintahan-yang-
baik.html 
http://bloggernyafitri.blogspot.co.id/2014/05/makalah-asas-asas-umum-
pemerintahan.html(diakses pada tanggal 28 Februari 2018)

Hotma P. Sibuea, Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan dan Asas-asas Umum


Pemerintahan yang Baik, (Jakarta : Erlangga ,2010), 150.
http://asas-asas-pemerintahanyangbaiik.blogspot.com/2013/06/asas-asas-pemerintahan-yang-
baik.html(diakses pada tanggal 21 mei 2014)
Ibid,.152.
 Ibid,.154.
 Ibid,.158.
 Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara (Yogyakarta : Liberty, 2003), 147.
 Ibid,. 149.
 Hotma, Asas Negara Hukum, 160.
 Ibid,. 160.
 Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara, 150.
 Ibid,. 152.
 Hotma, Asas Negara Hukum, 163.
 Ibid,. 162.
 Ibid,. 162.
 Ibid,.163.
 Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara, 155.
Hotma, Asas Negara Hukum, 163.
 Ibid,.163.
 Ibid,.163.
http://asas-asas-pemerintahanyangbaiik.blogspot.com/2013/06/asas-asas-pemerintahan-yang-
baik.html(diakses pada tanggal 21 mei 2014).

Anda mungkin juga menyukai