Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
KELOMPOK II
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
2. Etiologi
Penyebab utamakmorbiditaskdan mortalitas pada anak-anak terutama
mereka yang berusia 3 tahun atauklebih muda adalah tersedak. Makanan, koin dan
mainan adalah penyebabkutama dariktersedak (AAOP, 2010). Benda asing
merupakan penyebab utama tersedak, namunkpada usia tertentu jenis benda asing
yang menyebabkan tersedak berbeda pula. Pada anak-anak penyebab tersedak
biasanya koin dan kacang-kacangan. Padakorang dewasa penyebab utamanya
adalah gigi palsu, bolus makanan dan tulang ikan. Peneiti, koin dan gigi palsu
adalah benda asing yang sering tersangkut padakkrikofaring, dan benda yang lebih
kecil seperti paku payung dan kacang-kacanganksering tersangkut di trakea atau
bronkus (Eliastam, 1998).
3. Patogenesis
Benda asing mati (inanimate foreign bodies) di hidung cenderung
menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, dapat terjadi ulserasi,
epistaksis, jaringan granulasi dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda asing
hidup (animate foreign bodies) menyebabkan reaksi inflamasi dengan derajat
bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi masif tulang rawan dan tulang
hidung dengna membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau.1,3
Tujuh puluh lima persen dari benda asing di bronkus ditemukan pada anak
dibawah umur dua tahun, dengan riwayat yang khas, yaitu pada saat benda atau
makanan ada di dalam mulut, anak terawa atau menjerit, sehingga pada saat
inspirasi, laring terbuka dan makanan atau benda asing masuk ke dalam laring.
Pada saar benda asing itu terjepit di sfingter laring, pasien batuk berulang-ulang,
sumbatan di trakea, mengi dan sianosis. Bila benda asing telah masuk ke dalam
trakea atau bronkus, kadang-kadang terjadi fase asimtomatik selama 24 jam atau
lebih, kemudian diikuti oleh fase pulmonum dengan gejala yang tergantung pada
derajat sumbatan bronkus.1,3
Benda asing organik, seperti kacang-kacangan, mempunyai sifat
higroskopik, mudah menjadi lunak dan mengembang oleh air, serta menyebabkan
iritasi pada mukosa. Mukosa bronkus menjadi edema, dan meradang, serta dapat
pula terjadi jaringan granulasi di sekitar benda asingm sehingga gejala sumbatan
bronkus semakin menghebat. Akibatnya timbul gejala laringotrakeobronkitis,
toksemia, batuk, dan demam yang tidak terus-menerus.1,3
Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan,
dan lebih mudah didiagnosis dengan pemeriksaan radiologik, karena umumnya
benda asing anorganik bersifat radiopak. Benda asing yang terbuat dari metal dan
tipis, seperti peniti, jarum, dapat masuk ke dalam bronkus yang lebih distal,
dengan gejala batuk spasmodik. Benda asing yang lama berada di bronkus dapat
menyebabkan perubahan patologik jaringan, sehingga menimbulkan komplikasi,
antara lain penyakit paru kronik supuratif, bronkiekatasis, abses paru, dan jaringan
granulasi yang menutupi benda asing.1,3
4. Pathways
Bersihan Jalan
Spasme laring Nafas Tidak Sumbatan jalan nafas
Efektif sebagian
Disfagia
Sianosis
Tidak dapat bernafas spontan Batuk disertai sesak
Pola Nafas Tidak
Dyspnea
Risiko Efektif
Aspirasi
Status asmatikus
Abnormalitas ventilasi-perfusi
Hipoksemia di
jaringan perifer
Perfusi Perifer
Tidak Efektif
5. Gejala dan Tanda
Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada
lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk, dan
ukuran benda asing. 1
Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing akan mengalami 3
stadium, yaitu:1,2
6. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan
radiologik dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis.1,3,4
1. Pemeriksaan radiologi
Leher dalam posisi tegak untuk penilaian jaringan lunak leher dan
pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral sangat penting pada aspirasi
benda asing. Karena benda asing di bronkus sering tersumbat di orifisium
bronkus utama atau lobus, pemeriksaan paru sangat membantu diagnosis.
2. Video fluoroskopi
Merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secara keseluruhan,
dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi
parsial. Enfisiema obstruktif merupakan bukti radiologik benda asing di
saluran napas setelah 24 jam benda teraspirasi. Gambaran emfisiema tampak
sebagai pergeseran mediastinum ke sisi paru yang sehat pada saat ekspirasi
dan pelebaran interkostal.
3. Bronkogram
Berguna untuk benda asing radiolusen yang berada di perifer pandangan
endoskopi, serta perlu untuk menilai bronkiekatasis akibat benda asing yang
lama berada di bronkus.
4. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahu adanya gangguan
keseimbangan asam basa serta tanda infeksi traktus trakeobronkial.
7. Penatalaksanaan
1. Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun – dewasa yang masih
sadar2,,3,4
a. Untuk tersedak ringan:
Jika korban masih bisa batuk, anjurkan korban untuk batuk terus
menerussekeras-kerasnya. Yang tidak boleh dilakukan:
1. Memberi minum pada korban (jalan napas hanya boleh dilalui oleh
udara)
2. Memasukkan jari ke dalam mulut sebagai usaha untuk mengeluarkan
benda asing
b. Untuk tersedak berat:
1. Tanyakan kepada korban “Apakah Anda tersedak?”, sekilas langkah
ini terlihat agak rancu dan tidak mungkin dilakukan. Tetapi hal ini
dilakukan untuk membedakan antara tersedak dan penyakit lain yang
menyebabkan gawat napas.
2. Lakukan abdominal thrust (Heimlich manuever) selama beberapa
kali sampai benda asing keluar atau sampai korban menjadi tidak
sadar.
Berikut ini merupakan langkah-langkah melakukan Heimlich
manuever:2,3,4
Jika korban tersedak adalah wanita hamil atau orang dewasa yang
terlalu gemuk (obesitas) kita bisa melakukan pilihan lain dengan
melakukan “chest thrust” yaitu dengan meletakkan kepalan tangan di
tengah-tengah tulang dada.2,3,4
Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi menjadi tidak sadar (bayi
terkulai lemas, tidak ada pergerakan, bibir membiru, tidak dapat menangis atau
mengeluarkan suara) penanganannya adalah sebagai berikut:2,5
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko Aspirasi
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
c. Pola Napas Tidak Efektif
d. Perfusi Perifer Tidak efktif
DAFTAR PUSTAKA
Yayasan ambulans gawat darurat 118.2015 .Basic trauma life support and
basic cardiac life support. Jakarta: Ambulans gawat darurat 118
Boies LR, Adams GL. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi VI. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG; 1997.
Darraw DH, Holinger LD. Foreign bodies of the larynx, trachea, and
bronchi. In: Bluestone CD, Stool SE, Kenna MA, eds. Pediatric
Otolaryngology, vol.2. Piladelphia, Pa. WB. Saunders, 1996: p.39-401