Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT PADA PASIEN TERSEDAK

OLEH :

KELOMPOK II

1. PUTU MITHA EKA GAYATRI (06)


2. I MADE SEDANA YOGA (07)
3. PUTU MAYA OKTAVIANTI (08)
4. NI PUTU OLLWAN ANTARI (09)
5. NI WAYAN ARI RAHAYUNI (10)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

DENPASAR

2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT PADA PASIEN TERSEDAK

A. KONSEP DASAR TERSEDAK


1. Definisi
Tersedak (Choking) adalah tersumbatnya salurankjalan napas (airway)
karena benda asing dari luar tubuhdsecara total dan parsial,
sehinggakmenyebabkan korban sulit bernapas dan kekurangan oksigen, bahkan
apabila tidakktertangani segera akan menimbulkan kematian. Tersedak
merupakan penyebabkpembunuh paling cepat bila dibandingkan dengan
gangguan breathing dan circulation. Pada orang dewasa tersedaklpaling sering
terjadi karena makanan tidak dikunyahkdengan sempurna, serta makan sambil
tertewa dankberbicara (YAGD 118, 2015).

2. Etiologi
Penyebab utamakmorbiditaskdan mortalitas pada anak-anak terutama
mereka yang berusia 3 tahun atauklebih muda adalah tersedak. Makanan, koin dan
mainan adalah penyebabkutama dariktersedak (AAOP, 2010). Benda asing
merupakan penyebab utama tersedak, namunkpada usia tertentu jenis benda asing
yang menyebabkan tersedak berbeda pula. Pada anak-anak penyebab tersedak
biasanya koin dan kacang-kacangan. Padakorang dewasa penyebab utamanya
adalah gigi palsu, bolus makanan dan tulang ikan. Peneiti, koin dan gigi palsu
adalah benda asing yang sering tersangkut padakkrikofaring, dan benda yang lebih
kecil seperti paku payung dan kacang-kacanganksering tersangkut di trakea atau
bronkus (Eliastam, 1998).

3. Patogenesis
Benda asing mati (inanimate foreign bodies) di hidung cenderung
menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, dapat terjadi ulserasi,
epistaksis, jaringan granulasi dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda asing
hidup (animate foreign bodies) menyebabkan reaksi inflamasi dengan derajat
bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi masif tulang rawan dan tulang
hidung dengna membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau.1,3

Tujuh puluh lima persen dari benda asing di bronkus ditemukan pada anak
dibawah umur dua tahun, dengan riwayat yang khas, yaitu pada saat benda atau
makanan ada di dalam mulut, anak terawa atau menjerit, sehingga pada saat
inspirasi, laring terbuka dan makanan atau benda asing masuk ke dalam laring.
Pada saar benda asing itu terjepit di sfingter laring, pasien batuk berulang-ulang,
sumbatan di trakea, mengi dan sianosis. Bila benda asing telah masuk ke dalam
trakea atau bronkus, kadang-kadang terjadi fase asimtomatik selama 24 jam atau
lebih, kemudian diikuti oleh fase pulmonum dengan gejala yang tergantung pada
derajat sumbatan bronkus.1,3
Benda asing organik, seperti kacang-kacangan, mempunyai sifat
higroskopik, mudah menjadi lunak dan mengembang oleh air, serta menyebabkan
iritasi pada mukosa. Mukosa bronkus menjadi edema, dan meradang, serta dapat
pula terjadi jaringan granulasi di sekitar benda asingm sehingga gejala sumbatan
bronkus semakin menghebat. Akibatnya timbul gejala laringotrakeobronkitis,
toksemia, batuk, dan demam yang tidak terus-menerus.1,3
Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan,
dan lebih mudah didiagnosis dengan pemeriksaan radiologik, karena umumnya
benda asing anorganik bersifat radiopak. Benda asing yang terbuat dari metal dan
tipis, seperti peniti, jarum, dapat masuk ke dalam bronkus yang lebih distal,
dengan gejala batuk spasmodik. Benda asing yang lama berada di bronkus dapat
menyebabkan perubahan patologik jaringan, sehingga menimbulkan komplikasi,
antara lain penyakit paru kronik supuratif, bronkiekatasis, abses paru, dan jaringan
granulasi yang menutupi benda asing.1,3
4. Pathways

Tersedak makanan, minuman, aspirasi benda asing, epiglotitis,


karsinoma laring, sekret yang kental, adanya bekuan darah, muntahan.

Menyumbat jalan nafas

Batuk hebat secara tiba-tiba, rasa tercekik,


rasa tersumbat di tenggorokan.

Corpus Alineum jalan nafas


(TERSEDAK)

Obstruksi total Obstruksi parsial

Bersihan Jalan
Spasme laring Nafas Tidak Sumbatan jalan nafas
Efektif sebagian
Disfagia

Sianosis
Tidak dapat bernafas spontan Batuk disertai sesak
Pola Nafas Tidak
Dyspnea
Risiko Efektif
Aspirasi
Status asmatikus

Abnormalitas ventilasi-perfusi

Fungsi paru menurun


Membran alveolar rusak

Kolaps alveoli akibat


tidak ada udara

Hipoksemia di
jaringan perifer

Perfusi Perifer
Tidak Efektif
5. Gejala dan Tanda
Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada
lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk, dan
ukuran benda asing. 1
Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing akan mengalami 3
stadium, yaitu:1,2

1. Stadium permulaan, yaitu batuk hebat secara tiba-tiba (violent paroxysm of


coughing), rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging),
bicara gagap (sputtering), dan obstruksi jalan napas yang terjadi segera.
2. Stadium kedua, ialah gejala stadium permulaan diikuti oleh interval
asimtomatik. Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks-refleks
akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Stadium ini
berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis karena gejala belum
jelas.
3. Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau
infeksi sebagai akibat rekasi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-
batuk, hemoptisis, pneumonia, dan abses paru.

6. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan
radiologik dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis.1,3,4

1. Pemeriksaan radiologi
Leher dalam posisi tegak untuk penilaian jaringan lunak leher dan
pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral sangat penting pada aspirasi
benda asing. Karena benda asing di bronkus sering tersumbat di orifisium
bronkus utama atau lobus, pemeriksaan paru sangat membantu diagnosis.
2. Video fluoroskopi
Merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secara keseluruhan,
dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi
parsial. Enfisiema obstruktif merupakan bukti radiologik benda asing di
saluran napas setelah 24 jam benda teraspirasi. Gambaran emfisiema tampak
sebagai pergeseran mediastinum ke sisi paru yang sehat pada saat ekspirasi
dan pelebaran interkostal.
3. Bronkogram
Berguna untuk benda asing radiolusen yang berada di perifer pandangan
endoskopi, serta perlu untuk menilai bronkiekatasis akibat benda asing yang
lama berada di bronkus.
4. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahu adanya gangguan
keseimbangan asam basa serta tanda infeksi traktus trakeobronkial.

7. Penatalaksanaan
1. Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun – dewasa yang masih
sadar2,,3,4
a. Untuk tersedak ringan:
Jika korban masih bisa batuk, anjurkan korban untuk batuk terus
menerussekeras-kerasnya. Yang tidak boleh dilakukan:
1. Memberi minum pada korban (jalan napas hanya boleh dilalui oleh
udara)
2. Memasukkan jari ke dalam mulut sebagai usaha untuk mengeluarkan
benda asing
b. Untuk tersedak berat:
1. Tanyakan kepada korban “Apakah Anda tersedak?”, sekilas langkah
ini terlihat agak rancu dan tidak mungkin dilakukan. Tetapi hal ini
dilakukan untuk membedakan antara tersedak dan penyakit lain yang
menyebabkan gawat napas.
2. Lakukan abdominal thrust (Heimlich manuever) selama beberapa
kali sampai benda asing keluar atau sampai korban menjadi tidak
sadar.
Berikut ini merupakan langkah-langkah melakukan Heimlich
manuever:2,3,4

1. Berdiri atau berlutut di belakang korban (posisikan tubuh sesuai


dengan tinggi tubuh korban, pada pasien anak kemungkinan harus
berlutut)
2. Kepalkan salah satu telapak tangan
3. Letakkan kepalan tangan dengan arah ibu jari menempel ke dinding
perut korban, posisikan kepalan tangan 2 jari di atas pusat (pusat
selalu sejajar dengan tulang pinggul atas)
4. Kencangkan kepalan tangan dengan tangan satunya sehingga kedua
lengan melingkar di perut korban.
5. Lakukan penekanan ke arah belakang dan atas sampai benda asing
keluar

Jika korban tersedak adalah wanita hamil atau orang dewasa yang
terlalu gemuk (obesitas) kita bisa melakukan pilihan lain dengan
melakukan “chest thrust” yaitu dengan meletakkan kepalan tangan di
tengah-tengah tulang dada.2,3,4

Pengganti Hemlich manuever pada korban wanita hamil


2. Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun – dewasa yang tidak
sadar2,3,4
Jika korban menjadi jatuh tidak sadar lakukan langkah-langkah berikut:
a. Panggil bantuan medis segera
b. Buka jalan napas korban, jika benda asing dapat terlihat lakukan finger
swab atau sapuan jari untuk mengeluarkan benda asing
c. Segera lakukan CPR/ RJP. Perbedaannya dengan CPR biasa adalah
setelah melakukan 30 kali kompresi dada, periksalah mulut korban
terlebih dahulu sebelum memberikan 2 kali napas bantuan.
Dikatakan telah sukses menangani korban tersedak yang tidak sadar
jika ada tanda-tanda berikut:

1. Dada korban terlihat naik ketika memberikan bantuan napas


2. Melihat benda asing keluar dari mulut korban.
Lakukan langkah-langkah berikut ini jika sudah berhasil menangani
korban tersedak. Karena ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi setelah
benda asing keluar dari mulut korban:

1. Berikan 2 kali napas


2. Lihat respons korban (batuk, muntah, pergerakan), kemudian periksa
nadi di leher korban selama 10 detik.
3. Jika nadi tidak teraba dan korban juga tidak bernapas, lanjutkan CPR dan
pasang AED segera (jika tersedia). Jika nadi ada tetapi napas tidak ada
maka berikanlah bantuan napas saja selama 2 menit, dalam 1 menit harus
memberikan 10 kali napas (jadi jeda antara napas adalah 6 detik). Setelah
2 menit periksalah apakah napasnya sudah ada atau belum, jika korban
sudah bernapas normal posisikan korban miring (posisi pemulihan)
sambil menunggu bantuan datang.

3. Penanganan tersedak untuk bayi (<1 tahun)2,5


Penanganan tersedak untuk bayi tentunya berbeda dengan anak yang
berusia lebih dari 1 tahun. Kita tidak bisa melakukan penekanan perut (Heimlich
manuever) pada bayi karena dapat mencederai organ dalam. Penanganan tersedak
untuk bayi terdiri atas kombinasi penekanan dada (chest thrust) dan tepukan
punggung (back slaps).

Berikut ini merupakan langkah-langkah pertolongan tersedak terhadap bayi


yang masih sadar:2,5

a. Gendonglah bayi dengan posisi duduk atau berlutut


b. Buka pakaian bayi
c. Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di atas pangkuan
tangan. Buat kepala bayi lebih rendah dari kakinya. Sangga kepala dan rahang
bawah bayi menggunakan tangan (hati-hati untuk tidak menekan leher bayi,
karena ini akan menyebabkan tersumbatnya saluran napas).
d. Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah dipunggung, antara 2 tulang
belikat bayi, jangan menepuk di tengkuk). Gunakan pangkal telapak tangan
ketika memberikan tepukan.
e. Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah leher belakang bayi
dengan tangan dan balikkan tubuh bayi sehingga dalam posisi terlentang.
Buat posisi kepala bayi lebih rendah dari kakinya
f. Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama dengan posisi
penekanan dada pada proses CPR yaitu di tengan-tengan tulang dada/di
bawah garis imajiner antara 2 puting susu bayi). Hanya gunakan 2 jari saja
yaitu jari telunjuk dan jari tengah untuk melakukan chest thrust.
g. Ulangi langkah di atas sampai benda asing keluar dari mulut bayi.

Teknik chest thrust atau tekanan dada


Teknik back slaps atau tepuk punggung

Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi menjadi tidak sadar (bayi
terkulai lemas, tidak ada pergerakan, bibir membiru, tidak dapat menangis atau
mengeluarkan suara) penanganannya adalah sebagai berikut:2,5

1. Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras


2. Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah benda asing terlihat atau
tidak. Jika terlihat ambil dengan menggunakan sapuan jari. Jika benda asing
tidak terlihat jangan lakukan “blind finger swab”/mengkorek-korek mulut
bayi dengan tujuan untuk mencari benda asing tersebut
3. Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah selanjutnya yaitu lakukanlah
CPR yang terdiri dari 30 kali penekanan dada diikuti 2 kali napas. Tetapi,
perbedaan CPR korban tersedak dengan korban biasa adalah setiap selesai
melakukan 30 kali penekanan dada periksalah dahulu mulut bayi sebelum
memberikan 2 kali bantuan napas.
Jika setelah 5 kali siklus CPR, benda asing masih belum dapat keluar dan
bayi masih belum sadar. Panggil bantuan medis segera, kemudian lanjutkan CPR
sampai bantuan medis datang atau benda asingnya keluar.2,5
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Primary Survey
1) Airway
Pada anak dapat mengakibatkan rasa tercekik (chocking), wheezing
sehingga saat diauskultasi dapat menimbulkan suara stridor sebagai
salah satu tanda dari sumbatan saluran pernapasan Jika terdapat sumbatan
pada jalan nafasnya maka dapat dilakukan tindakan back blows,
abdominal thrusts, atau Heimlich kepada klien.
2) Breathing
Pada anak umumnya memiliki pernafasan dispneu, dengan proses
pertukaran udara yang tidak adekuat. Dapat diberikan tindakan perberian
oksigen tambahan pada klien dengan menderita Aspirasi Benda Asing ini
sesuai dengan advise dokter.
3) Circulation
Pada anak dapat terlihat pucat atau nampak kebiruan pada kulitnya akibat
rendahnya kadar oksigen pada sel darah merah. Frekuensi nadi umumnya
akan takikardi, dengan kekuatan yang lemah dan terasa kecil setiap
denyutan nadinya.
4) Disability
Pada anak umumnya akan mengalami penurunan kesadaran sehingga
pentingnya dilakukan tindakan dalam menentukan kesadaran baik secara
kualitas maupun kualitas menggunakan ukuran Glasgow Coma Scale.
b. Secondary Survey
1) Head to toe
a) Kepala
(a) Kulit dan rambut
Inspeksi :
Umumnya terlihat muka terlihat sianosis
Palpasi :
Suhu pada permukaan kulit meningkat.
(b) Mata
Inpeksi :
Konjungtiva umumnya akan terlihat pucat.
Palpasi :
Teraba hangat pada daerah orbital dan bola mata.
(c) Hidung
Inpeksi :-
Palpasi :
Memiliki kemungkinan untuk teraba hangat
(d) Telinga
Inpeksi :-
Palpasi :-
(e) Mulut
Inpeksi :-
Palpasi :-
b) Leher
Inpeksi :-
Palpasi :-
c) Toraks :
Terlihat adanya retraksi dada.
(a) Paru-Paru
Inspeksi:- :
Palpasi :-
Auskultasi : Terdengar bunyi suara paru tambahan yaitu stridor.
(b) Jantung
Inpeksi :-
Palpasi :-
Auskultasi:-
d) Abdomen
Inspeksi :-
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi :-
e) Ekstremitas
(a) Reflex :-
(b) Atas : Terpasang infus.
(c) CRT : mampu lebih dari 2 detik.
f) Genitalia
Inspeksi :-
Palpasi :-
2) Vital Sign
Umumnya akan memiliki tekanan darah yang rendah, suhu tubuh yang tinggi,
pernafasan yang cepat, nadi yang cepat, lemah, dan kecil.
3) AMPLE
a) Allergic :
Tanyakan kepada klien tentang alergi terhadap obat apa saja, agar
pengobatan lebih tepat dan efektif.
b) Medication :
Tanyakan kepada klien mengenai obat obat yang sering dikomsumsi
ataupun terakhir dikonsumsi yang dapat menyebabkan penurunan
perlawanan tubuh terhadap penyakit yang sedang diderita.
c) Past Illness :
Tanyakan pada klien mengenai penyakit terdahulunya yang dapat
menyebabkan penurunan respon perlawanan tubuh terhadap penyakit
yang sedang diderita.
d) Last oral intake :
Tanyakan makanan terakhir yang klien makan .
e) Evident & Environment :
Perlu ditanyakan tempat dimana klien terakhir beraktivitas.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko Aspirasi
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
c. Pola Napas Tidak Efektif
d. Perfusi Perifer Tidak efktif

DAFTAR PUSTAKA

Yayasan ambulans gawat darurat 118.2015 .Basic trauma life support and
basic cardiac life support. Jakarta: Ambulans gawat darurat 118

Boies LR, Adams GL. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi VI. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG; 1997.

Purwadianto A, Sampurna B. Kedaruratan Medik. Edisi Revisi. Jakarta:


Penerbit Binarupa Aksara; 2000.

Prakash UBS, Cartese DA. Tracheo-bronchial Foreign Bodies. In: Prakash


UBS, eds. Brochoscopy. Raven Press, New York 1994: p.253-74

Darraw DH, Holinger LD. Foreign bodies of the larynx, trachea, and
bronchi. In: Bluestone CD, Stool SE, Kenna MA, eds. Pediatric
Otolaryngology, vol.2. Piladelphia, Pa. WB. Saunders, 1996: p.39-401

Birrel JF. Paediatric Otolaryngology, Wright, Bristol 1986: p.212-55

Anda mungkin juga menyukai