DOSEN PEMBIMBING
HJ. Eli Rahmawati
DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :
ARNIDA
CLARISA JULIANA SAMTI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat dan
perkenannya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang Pemberian ASI ekslusif . makalah ini disusun dengan
maksud memenuhi tugas mata kuliah Asuhan kebidanan nifas dan menyusui . adapun isi
makalah ini disusun secara sistematis dan merupakan referensi dari beberapa sumber
yang menjadi acuan dalam penyusuan tugas.
Kami selaku penyusun tugas makalah ini sangat sadar bahwa masih jauh dari
kesempurnaan . oleh karena itu , kritik dan saran dari teman teman , dosen yang sangat
kami harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik lagi.
Penyusun
Daftar isi
KATA PENGANTAR______________________________________________________2
Daftar isi________________________________________________________________3
BAB I__________________________________________________________________5
PENDAHULUAN________________________________________________________5
1.1 Latar Belakang_____________________________________________________5
1.2 Rumusan Masalah__________________________________________________5
1.3 Tujuan___________________________________________________________6
BAB II__________________________________________________________________7
PEMBAHASAN__________________________________________________________7
2.1 Definisi ASI Eksklusif_______________________________________________7
2.2 Pengelompokan ASI_________________________________________________7
2.3 Manfaat ASI Eksklusif_______________________________________________8
2.4 Fisiologi Pengeluaran ASI____________________________________________9
2.5 Komposisi ASI____________________________________________________11
2.6 Keunggulan ASI daripada Susu Formula _______________________________12
2.7 Cara Pemberian ASI yang Benar______________________________________14
2.8 Cara Menyimpan ASI yang Benar_____________________________________15
2.9 Upaya-upaya memperbanyak ASI_____________________________________15
2.10 Pemberian ASI bagi Ibu yang Bekerja di Luar Rumah____________________16
2.11 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI Ekslusif - Faktor Internal______17
2. 12 teknik menyusui dan posisi menyusui A. Cara menyusui yang baik dan benar
___________________________________________________________________22
BAB III________________________________________________________________31
PENUTUP _____________________________________________________________31
3.1 Kesimpulan______________________________________________________31
3.2 Saran____________________________________________________________31
DAFTAR PUSTAKA _____________________________________________________32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia masalah gizi buruk hingga saat ini masih belum teratasi. Salah satu
masalah gizi yang paling utama pada saat ini, di Indonesia adalah kurang kalori, dan
protein. Hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan ini
karena anak dan bayi merupakan golongan rentan. Selain itu banyak ibu yang
melahirkan bayi prematur yaitu bayi dengan berat badan rendah karena tidak sesuai
dengan usia kelahirannya. Bayi dengan berat badan rendah memiliki resiko besar
terkena infeksi dan lebih memperlukan ASI lebih besar dibanding bayi dengan berat
badang normal. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di
dalam ASI. Namun, banyak ibu yang mengganti ASI dengan susu formula. Padahal
hal itu sangatlah tidak baik untuk seorang bayi. Bayi umumnya diberikan ASI hingga
berusia enam bulan, setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin,
dan mineral yang utama bagi bayi. Tetapi banyak ibu-ibu yang memberikan ASI
hanya selama 3 bulan bahkan ada yang hanya memberikan ASI selama satu bulan
saja dikarenakan kepentingan pekerjaan. Pemberian ASI semaksimal mungkin
merupakan kegiatan penting dalam pemeliharan dan tumbuh kembang bayi, Oleh
sebab itu maka penulis membuat makalah dengan judul ”ASI EKSKLUSIF”.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi ASI Eksklusif.
2. Untuk mengetahui pengelompokan ASI
3. Untuk mengetahui manfaat ASI Eksklusif.
4. Untuk mengetahui fisiologi pengeluaran ASI
5. Untuk mengetahui komposisi dari ASI.
6. Untuk mengetahui keunggulan ASI daripada susu formula
7. Untuk mengetahui cara pemberian ASI yang benar.
8. Untuk mengetahui cara menyimpan ASI yang benar.
9. Untuk mengetahui Bagaimana upaya-upaya memperbanyak ASI
10. Untuk mengetahui Pemberian ASI bagi Ibu yang Bekerja di Luar Rumah
11. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI Ekslusif
12. Untuk mengetahui teknik dan posisi menyusui
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang
bersifat alamiah. (Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI Eksklusif menurut WHO adalah
pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk
ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur
6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain,
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan
makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali
vitamin dan mineral dan obat (Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif
juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6
bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6
bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat
diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik
fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI
mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2004).
ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-
zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki
bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga
sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan
perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu,
serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih
sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek
kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti menghemat waktu
keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat,
keluarga tidak perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika bepergian
( Roesli, 2005 ).
- Faktor Eksternal
1 Faktor petugas kesehatan
Program laktasi adalah suatu program multidepartemental yang
melibatkan bagian yang terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang
komrehensif dan terpadu bagi ibu yang menyusui sehingga promosi ASI secara
aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan. Dalam hal ini sikap dan pengetahuan
petugas kesehatan adalah faktor penentu kesiapan petugas dalam mengelola
ibu menyusui. Selain itu sistem pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan juga
mempengaruhi kegiatan menyusui (Arifin, 2004).
Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat dalam hal
perilaku sehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam setiap tumbuh
kembangnya sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam
menyusui bayinya (Elza, 2008). Selain itu adanya sikap ibu dari petugas
kesehatan baik yang berada di klinis maupun di masyarakat dalam hal
menganjurkan masyarakat agar menyusui bayi secara eksklusif pada usia 0-6
bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun dan juga meningkatkan kemampuan
petugas kesehatan dalam hal memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang
luas (Erlina, 2008).
2 Kondisi kesehatan bayi
Kondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara
eksklusif. Bayi diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika ia menderita
penyakit bawaan tidak dapat menerima laktosa, gula yang terdapat dalam
jumlah besar pada ASI (Pudjiadi, 2001).
Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan
ibu memberikan makanan tambahan pada bayinya antara lain kelainan
anatomik berupa sumbing pada bibir atau palatum yang menyebakan bayi
menciptakan tekanan negatif pada rongga mulut, masalah organik, yaitu
prematuritas, dan faktor psikologis dimana bayi menjadi rewel atau sering
menangis baik sebelum maupun sesudah menyusui akibatnya produksi ASI ibu
menjadi berkurang karena bayi menjadi jarang disusui (Soetjiningsih, 1997)
3 Pengganti ASI (PASI) atau susu formula
Meskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling baik,
aman, dan satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi kriteria pangan
berkelanjutan (terjangkau, tersedia lokal dan sepanjang masa, investasi
rendah). Sejarah menunjukkan bahwa menyusui merupakan hal tersulit yang
selalu mendapat tantangan, terutama dari kompetitor utama produk susu
formula yang mendisain susu formula menjadi pengganti ASI (YLKI, 2005).
Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan ASI
eksklusif karena para ibu lebih memilih memberikan susu formula kepada
bayinya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan susu formula
lebih dari 3x lipat selama 5 tahun dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi 32,5%
tahun 2002 (Depkes, 2006).
4 Keyakinan
Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan jus
kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama umum dilakukan.
Kebiasaan ini seringkali dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang
dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru menunjukkan bahwa 83% bayi
menerima air putih dan teh dalam bulan pertama. Penelitian di masyarakat
Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemala melaporkan bahwa lebih dari 60%
bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh. Nilai budaya dan keyakinan
agama juga ikut mempengaruhi pemberian cairan sebagai minuman tambahan
untuk bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan bahwa bayi
sebaiknya diberi cairan. Air dipandang sebagai sumber kehidupan, suatu
kebutuhan batin maupun fisik sekaligus (LINKAGES, 2002).
1)
The
Cradle
Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Caranya yaitu : Pastikan
punggung Anda benar-benar mendukung untuk posisi ini. Jaga bayi di perut Anda,
sampai kulitnya dan kulit Anda saling bersentuhan. Biarkan tubuhnya menghadap ke
arah Anda, dan letakkan kepalanya pada siku Anda.
2) The cross cradle hold.
Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip
dengan posisi dudukan tetapi Anda akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala
bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting
payudara kecil.
3) The football hold.
Caranya, pegang bayi di samping Anda dengan kaki di belakang Anda dan
bayi terselip di bawah lengan Anda, seolah-olah Anda sedang memegang bola kaki.
Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk
ibu-ibu dengan payudara besar. Tapi, Anda butuh bantal untuk menopang bayi.
4) Saddle hold.
Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui dalam posisi
duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika bayi Anda memiliki pilek atau sakit telinga.
Caranya, bayi Anda duduk tegak dengan kaki mengangkangi Anda sendiri.
5) The lying position.
Menyusui dengan berbaring akan memberi Anda lebih banyak kesempatan
untuk bersantai dan juga untuk tidur lebih banyak pada malam hari. Anda bisa tidur
saat bayi menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal. Pastikan bahwa
perut bayi menyentuh Anda.
7. Bayi Sakit
Bayi sakit dengan indikasi khusus tidak diperbolahkan mendapatkan
makanan per oral, tetapi pada saat kondisi bayi sudah memungkinkan maka
berikan ASI. Menyusui bukan kontraindikasi pada bayi sakit dengan muntah-
muntah ataupun diare. Posisi menyusui yang tepat dapat mencegah timbulnya
muntah, antara lain dengan posisi duduk. Berikan ASI sedikit tapi sering
kemudian sendawakan. Pada saat bayi akan ditidurkan, posisikan tengkurap atau
miring kanan untuk mengurangi bayi tersedak karena regurgitasi.
8. Bayi dengan Lidah Pendek (Lingual Frenulum)
Bayi dengan lidah pendek atau lingual frenulum (jaringan ikat
penghubung lidah dan dasar mulut) yang pendek dan tebal serta kaku tak elastis,
sehingga membatasi gerak lidah dan bayi tidak dapat menjulurkan lidahnya
untuk “mengurut” puting dengan optimal.
Akibat lidah bayi tidak sanggup “memegang” puting dan areola
dengan baik, maka proses laktasi tidak dapat berjalan dengan sempurna. Oleh
karena itu, ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah
bayi dapat “menangkap” putting dan areola dengan benar. Kemudian posisi
kedua bibir bayi dipertahankan agar tidak berubah-ubah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan makanan
pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI Eksklusif menurut
WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air
putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir
sampai berumur 6 bulan.
3.2 Saran
1. Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi selama 6 bulan.
2. Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu formula, karena ASI
memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Baskoro, Anton . 2008 . ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui . Yogyakarta : Banyu
Medika.
Jan, Riordan dan Kathleen G Auerbach. 2000. Menyusui dan Laktasi. Buku kedokteran
ECG.
Kartika, 2008. Sehat Setelah Melahirkan. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Kawan Kita.
http://irham1977.wordpress.com/2010/02/03/pengertian-asi-eksklusif/
http://netsains.com/2009/07/rahasia-di-balik-keajaiban-asi/print/
http://d34info.wordpress.com/2010/04/29/asi-eksklusif/
https://dokumen.tips/download/link/makalah-cara-menyusui-yang-benar-55bd6c9a7bbe6