Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

‘Pemberian ASI Ekslusif’

DOSEN PEMBIMBING
HJ. Eli Rahmawati
DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :
ARNIDA
CLARISA JULIANA SAMTI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat dan
perkenannya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang Pemberian ASI ekslusif . makalah ini disusun dengan
maksud memenuhi tugas mata kuliah Asuhan kebidanan nifas dan menyusui . adapun isi
makalah ini disusun secara sistematis dan merupakan referensi dari beberapa sumber
yang menjadi acuan dalam penyusuan tugas.
Kami selaku penyusun tugas makalah ini sangat sadar bahwa masih jauh dari
kesempurnaan . oleh karena itu , kritik dan saran dari teman teman , dosen yang sangat
kami harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik lagi.

Balikpapan, 22 Juli 2020

Penyusun
Daftar isi
KATA PENGANTAR______________________________________________________2
Daftar isi________________________________________________________________3
BAB I__________________________________________________________________5
PENDAHULUAN________________________________________________________5
1.1 Latar Belakang_____________________________________________________5
1.2 Rumusan Masalah__________________________________________________5
1.3 Tujuan___________________________________________________________6
BAB II__________________________________________________________________7
PEMBAHASAN__________________________________________________________7
2.1 Definisi ASI Eksklusif_______________________________________________7
2.2 Pengelompokan ASI_________________________________________________7
2.3 Manfaat ASI Eksklusif_______________________________________________8
2.4 Fisiologi Pengeluaran ASI____________________________________________9
2.5 Komposisi ASI____________________________________________________11
2.6 Keunggulan ASI daripada Susu Formula _______________________________12
2.7 Cara Pemberian ASI yang Benar______________________________________14
2.8 Cara Menyimpan ASI yang Benar_____________________________________15
2.9 Upaya-upaya memperbanyak ASI_____________________________________15
2.10 Pemberian ASI bagi Ibu yang Bekerja di Luar Rumah____________________16
2.11 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI Ekslusif - Faktor Internal______17
2. 12 teknik menyusui dan posisi menyusui A.   Cara menyusui yang baik dan benar 
___________________________________________________________________22
BAB III________________________________________________________________31
PENUTUP _____________________________________________________________31
3.1 Kesimpulan______________________________________________________31
3.2 Saran____________________________________________________________31
DAFTAR PUSTAKA _____________________________________________________32

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia masalah gizi buruk hingga saat ini masih belum teratasi. Salah satu
masalah gizi yang paling utama pada saat ini, di Indonesia adalah kurang kalori, dan
protein. Hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan ini
karena anak dan bayi merupakan golongan rentan. Selain itu banyak ibu yang
melahirkan bayi prematur yaitu bayi dengan berat badan rendah karena tidak sesuai
dengan usia kelahirannya. Bayi dengan berat badan rendah memiliki resiko besar
terkena infeksi dan lebih memperlukan ASI lebih besar dibanding bayi dengan berat
badang normal. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di
dalam ASI. Namun, banyak ibu yang mengganti ASI dengan susu formula. Padahal
hal itu sangatlah tidak baik untuk seorang bayi. Bayi umumnya diberikan ASI hingga
berusia enam bulan, setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin,
dan mineral yang utama bagi bayi. Tetapi banyak ibu-ibu yang memberikan ASI
hanya selama 3 bulan bahkan ada yang hanya memberikan ASI selama satu bulan
saja dikarenakan kepentingan pekerjaan. Pemberian ASI semaksimal mungkin
merupakan kegiatan penting dalam pemeliharan dan tumbuh kembang bayi, Oleh
sebab itu maka penulis membuat makalah dengan judul ”ASI EKSKLUSIF”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu ASI Eksklusif?
2. Apa saja pengelompokan ASI?
3. Apa saja manfaat ASI Eksklusif?
4. Bagaimana fisiologi pengeluaran ASI?
5. Apa saja komposisi ASI?
6. Apa saja keunggulan ASI daripada susu formula?
7. Bagaimana cara pemberian ASI yang benar?
8. Bagaimana cara menyimpan ASI yang benar?
9. Bagaimana upaya-upaya memperbanyak ASI ?
10. Pemberian ASI bagi Ibu yang Bekerja di Luar Rumah ?
11. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI Ekslusif ?
12. Teknik dan Posisi menyusui

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi ASI Eksklusif.
2. Untuk mengetahui pengelompokan ASI
3. Untuk mengetahui manfaat ASI Eksklusif.
4. Untuk mengetahui fisiologi pengeluaran ASI
5. Untuk mengetahui komposisi dari ASI.
6. Untuk mengetahui keunggulan ASI daripada susu formula
7. Untuk mengetahui cara pemberian ASI yang benar.
8. Untuk mengetahui cara menyimpan ASI yang benar.
9. Untuk mengetahui Bagaimana upaya-upaya memperbanyak ASI
10. Untuk mengetahui Pemberian ASI bagi Ibu yang Bekerja di Luar Rumah
11. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI Ekslusif
12. Untuk mengetahui teknik dan posisi menyusui

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang
bersifat alamiah. (Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI Eksklusif menurut WHO adalah
pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk
ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur
6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain,
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan
makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali
vitamin dan mineral dan obat (Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif
juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6
bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6
bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat
diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik
fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI
mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2004).
ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-
zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki
bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga
sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan
perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).

2.2 Pengelompokan ASI


ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama disekresi
oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum sangat baik
untuk mengeluarkan “meconium” yaitu air ketuban dan cairan lain yang tertelan
masuk perut bayi saat proses persalinan. Jumlah (volume) kolostrum berkisar
150-300 cc per hari.
b. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai
hari ke-10.
c. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai
seterusnya.

2.3 Manfaat ASI Eksklusif


Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,
masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah
dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI
sebagai berikut :
1. Untuk Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi,
karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang terbaik untuk
bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI
merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi, pemberian ASI dapat
mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi, bayi yang
diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang tidak mendapatkan
ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning,
pemberian ASI dapat semakin mendekatkan hubungan ibu dengan bayinya. Hal
ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi
sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan
dapat mempercepat penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan
berat badan secara cepat dan mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat
kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi yang
tidak diberi ASI ( Roesli, 2000 ).
2. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk
kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak yang
ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke
dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali, resiko terkena kanker
rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah dari pada
ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu
tidak perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya, ASI lebih praktis lantaran ibu
bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada
susu formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan
bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional ( Dwi Sunar, 2009 ).

3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu,
serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih
sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek
kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti menghemat waktu
keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat,
keluarga tidak perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika bepergian
( Roesli, 2005 ).

4. Untuk Masyarakat dan Negara


Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan
peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada
sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki
kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan angka kematian, ASI
merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi (Dwi Sunar, 2009 ).

2.4 Fisiologi Pengeluaran ASI


Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara
rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Kemampuan ibu dalam
menyusui/laktasipun berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang lebih
besar dibandingkan yang lain. Laktasi mempunyai dua pengertian yaitu
pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dan pengeluaran ASI (Refleks Let
Down/Pelepasan ASI) (Maryunani, 2009).
Pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dimulai sejak kehamilan. Selama
kehamilan terjadi perubahan-perubahan payudara terutama besarnya payudara, yang
disebabkan oleh adanya proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar
pembentukan ASI serta lancarnya peredaran darah pada payudara. Proses proliferasi
ini dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dihasilkan plasenta, yaitu laktogen,
prolaktin, kariogona dotropin, estrogen, dan progesteron. Pada akhir kehamilan,
sekitar kehamilan 5 bulan atau lebih, kadang dari ujung puting susu keluar cairan
kolostrum. Cairan kolostrum tersebut keluar karena pengaruh hormon laktogen dari
plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise. Namun, jumlah kolostrum tersebut
terbatas dan normal, dimana cairan yang dihasilkan tidak berlebihan karena kadar
prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu dihambat oleh hormon estrogen
(Maryunani, 2009).
Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun dengan lepasnya
plasenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap
prolaktin oleh estrogen. Hormon prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yang
berfungsi untuk membuat air susu ibu (Maryunani, 2009).
Penurunan kadar estrogen memungkinan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI
pun dimulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh bayi
menyusui pada payudara ibu. Sedangkan yang menyebabkan prolaktin terhambat
pengeluarannya pada keadaan: ibu gizi buruk, dan pengaruh obat-obatan (Badriul,
2008).
Pengeluaran ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan proses pelepasan
ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang menghisap
payudara ibu akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-
sel mioepitel. Kontraksi dari sel-sel ini akan memeras air susu yang telah terbuat
keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus untuk selanjutnya mengalir melalui
duktus laktiferus masuk ke mulut bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi (Maryunani,
2009).
Faktor-faktor yang memicu peningkatan refleks ”letdown/pelepasan ASI” ini
yaitu pada saat ibu melihat bayinya, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, dan
memikirkan untuk meyusui bayi. Sementara itu, faktor-faktor yang menghambat
refleks ”letdown/pelepasan ASI yaitu stress seperti keadaan bingung atau psikis
kacau, takut, cemas, lelah, malu, merasa tidak pasti atau merasakan nyeri.
Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos uterus berkontraksi sehingga
mempercepat lepasnya plasenta dari dinding uterus dan membantu mengurangi
terjadinya perdarahan. Oleh karena itu, setelah bayi lahir maka bayi harus segera
disusukan pada ibunya (Inisiasi Menyusui Dini ). Dengan seringnya menyusui,
penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin baik. Tidak jarang perut ibu
akan terus terasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui, hal ini
merupakan mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya uterus ke bentuk
semula (Maryunani, 2009).

2.5 Komposisi ASI


Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit
dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi ASI:
1. Kolostrum
Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung karoten dan vitamin
A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi.
2. Protein
Protein dalan ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey (protein
yang mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan dengan
casein.
3. Lemak
Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen
yang gizi yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang
tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit koroner usia muda.
4. Laktosa
Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai sumber energi
meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang pertumbuhan lactobacillus
bifidus.
5. Zat Besi
Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui jarang
kekurangan zat besi.
6. Taurin
Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan penting
dalam maturasi otak bayi.
7. Laktobacilus
Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli yang
sering menyebabkan diare pada bayi.
8. Laktoferin.
Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam
intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.
9. Lizozim
Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens, caries,dentis,dan
maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan
botol dan dot.
2.6 Keunggulan ASI daripada Susu Formula

Perbe ASI Susu Formula


daan
Kom ASI mengandung zat-zat gizi, Tidak seluruh zat gizi yang terkandung di
posisi antara lain:faktor pembentuk sel- dalamnya dapat diserap oleh tubuh bayi.
sel otak, terutama DHA, dalam Misalnya, protein susu sapi tidak mudah
kadar tinggi. ASI juga diserap karena mengandung lebih banyak
mengandung whey (protein utama casein. Perbandingan whey: casein susu sapi
dari susu yang berbentuk cair) adalah 20:80.
lebih banyak daripada kasein
(protein utama dari susu yang
berbentuk gumpalan) dengan
perbandingan 65:35.
Nutri Mengandung imunoglobulin dan Protein yang dikandung oleh susu formula
si kaya akan DHA (asam lemak tidak berguna bagi bayi lembu tapi kegunaan bagi
polar yang berikat banyak) yang manusia sangat terbatas lagipula
dapat membantu bayi menahan immunoglobulin dan gizi yang ditambah di
infeksi serta membantu susu formula yang telah disterilkan bisa
perkembangan otak dan selaput berkurang ataupun hilang.
mata.
Pence Protein ASI adalah sejenis protein Tidak mudah dicerna: serangkaian proses
rnaan yang lebih mudah dicerna selain produksi di pabrik mengakibatkan enzim-
itu ada sejenis unsur lemak ASI enzim pencernaan tidak berfungsi. Akibatnya
yang mudah diserap dan lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan
digunakan oleh bayi. Unsur dari proses metabolisme yang membuat ginjal
elektronik dan zat besi yang bayi harus bekerja keras. Susu formula tidak
dikandung ASI lebih rendah dari mengandung posporlipid ditambah
susu formula tetapi daya serap dan mengandung protein yang tidak mudah
guna lebih tinggi yang dapat dicerna yang bisa membentuk sepotong susu
memperkecil beban ginjal bayi. yang membeku sehingga berhenti di perut
Selain itu ASI mudah dicerna bayi lebih lama oleh karena itu taji bayi lebih kental
karena mengandung enzim-enzim dan keras yang dapat menyebabkan susah
yang dapat membantu proses BAB dan membuat bayi tidak nyaman.
pencernaan antara lain lipase
(untuk menguraikan lemak),
amilase (untuk menguraikan
karbohidrat) dan protease (untuk
menguraikan protein).
Kebut Dapat memajukan pendirian Kekurangan menghisap payudara: mudah
uhan hubungan ibu dan anak. ASI menolak ASI yang menyebabkan kesusahan
adalah makanan bayi, dapat bayi menyesuaikan diri atau makan terlalu
memenuhi kebutuhan bayi, banyak, tidak sesuai dengan prinsip
memberikan rasa aman kepada kebutuhan.
bayi yang dapat mendorong
kemampuan adaptasi bayi.
Ekon Lebih murah: menghemat biaya Biaya lebih mahal: karena menggunakan
omi alat-alat, makanan, dll yang alat,makanan, pelayanan kesehatan, dll. Untuk
berhubungan dengan memelihara sapi. Biaya ini sangat subjektif
pemeliharaan, mengurangi beban yang menjadi beban keluarga.
perekonomian keluarga.
Keber ASI boleh langsung diminum jadi Polusi dan infeksi: pertumbuhan bakteri di
sihan bias menghindari penyucian botol dalam makanan buatan sangat cepat apalagi di
susu yang tidak benar ataupun hal dalam botol susu yang hangat biarpun
kebersihan lain yang disebabkan makanan yang dimakan bayi adalah makanan
oleh penyucian tangan yang tidak bersih akan tetapi karena tidak mengandung
bersih oleh ibu. Dapat anti infeksi, bayi akan mudah mencret atau
menghindari bahaya karena kena penularan lainnya.
pembuatan dan penyimpanan susu
yang tidak benar.
Ekon Tidak perlu disterilkan atau lebih Penyusuan susu formula dan alat yang cukup
omis mudah dibawa keluar, lebih mudah untuk menyeduh susu.
diminum, minuman yang paling
segar dan suhu minuman yang
paling tepat untuk bayi.
Pena Bayi mesti menggerakkan mulut Penyusuan susu formula dengan botol susu
mpila untuk menghisap ASI, hal ini dapat akan mengakibatkan penyedotan yang tidak
n membuat gigi bayi menjadi kuat puas lalu menyedot terus yang dapat
dan wajah menjadi cantik. menambah beban ginjal dan kemungkinan
menjadi gemuk.
Pence Bagi bayi yang beralergi, ASI Bagi bayi yang alergiterhadap susu formula
gahan dapat menghindari alergi karena tidak dapat menghindari mencret,
susu formula seperti mencret, muntah,infeksi saluran napas, asma,
muntah, infeksi saluran kemerahan, pertumbuhan terganggu dan gejala
pernapasan, asma, bintik-bintik, lainnya yang disebabkan oleh susu formula.
pertumbuhan terganggu dan gejala
lainnya.
Kebai Dapat membantu kontraksi rahim Tidak dapat membantu kontraksi rahim yang
kan ibu, lebih lambat datang bulan dapat membantu pengembalian tubuh ibu jadi
bagi sehabis melahirkan sehingga dapat rahim perlu dielus sendiri oleh ibu. Tidak
ibu ber-KB alami. Selain itu dapat dapat memperlambat waktu datang bulan yang
menghabiskan kalori yang berguna dapat menghasilkan cara KB alami.
untuk pengembalian postur tubuh Berdasarkan biodata statistik, ibu yang
ibu. Berdasarkan biodata statistik, menyusui susu formula lebih tinggi
ibu yang menyusui ASI lebih kemungkinan menderita kanker payudara.
rendah kemungkinan menderita
kanker payudara, kanker rahim dan
keropos tulang.

2.7 Cara Pemberian ASI yang Benar


1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun.
2. Perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting
3. Duduk dan berbaring dengan santai.
4. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,
jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi
ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu.
5. Dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan
menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
6. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi
terletak di bawah puting susu.

2.8 Cara Menyimpan ASI yang Benar


1. Masukan ASI dalam kantung plastik polietilen (misal plastik gula); atau wadah
plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah
melamin, gelas, cangkir keramik.
2. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik
styrofoam.
3. Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
4. Batas waktu ASI:
 Di udara terbuka/bebas 6-8 jam
 Di lemari es (40C) 24 jam
 Di lemari pendingin/beku (- 18 0C) 6 bulan
5. Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru
masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan).
6. Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan.
ASI yang telah didinginkan bila akan dipakai tidak boleh direbus, karena
kualitasnya akan menurun yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup
didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin, atau
dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air panas. Memberikan ASI
perah dengan menggunakan sendok.

2.9 Upaya-upaya memperbanyak ASI


Ibu :
1. Sarankan ibu beristirahat cukup
2. Pengaturan makanan yang baik
a. Makanan pokok tidak hanya nasi, gunakanlah makanan pengganti seperti
jagung, ubi, kentang, roti, dan sebagainya.
b. Lauk-pauk gunakanlah dari jenis hewani dan nabati seperti telur, daging, ayam,
ikan segar, hati, ikan asin, tempe, tahu, kacang-kacangan dan sebagainya.
c. Sayuran lebih baik yang berwarna seperti bayam, kangkung, sawi, daun katuk,
wortel, buncis, dan sebagainya. Karena sayuran tersebut dapat membantu
merangsang produksi ASI.
d. Pilihlah buah-buahan yang berwarna seperti papaya, jeruk, apel, tomat, dan
sebagainya yang banyak mengandung vitamin dan mineral.
e. Perlu minum dalam jumlah lebih banyak kurang lebih 6 gelas dalam 1 hari
akan lebih bermanfaat bila ibu menyusui minuman cairan bergizi seperti susu,
air, kacang-kacangan, sari buah-buahan, air sayuran daun hijau dan
sebagainya.
f. Hindarilah makanan yang merangsang terlalu pedas, terlalu dingin, terlalu
panas, mengandung alkohol untuk menjaga alat-alat pencernaan.

Untuk bayi, bayi harus :


1. Bangunkan bayi jika sudah waktunya untuk disusui.
2. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman.
3. Tidurkan bayi di samping ibu.
4. Berikan hanya ASI pada bayi bukan makanan tambahan lainnya.

2.10 Pemberian ASI bagi Ibu yang Bekerja di Luar Rumah


Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus tetap
memberikan ASInya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa ketempat kerja.
Apabila tidak memungkinkan. ASI dapat diperas kemudian disimpan.
Beberapa tips pemberian ASI adalah sebagai berikut :
1. Berikan ASI sebelum berangkat dan sesudah pulang kerja
2. Peras/pompalah ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur. Hal ini perlu dilakukan
agar produksi ASI tetap terjaga.
3. Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada
umumnya terjadi di pagi hari.
4. Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Breast
pump sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan
menjadi sulit dibersihkan.
5. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memeras susu, tempat yang ideal
seharusnya dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk. Ditempat
kerja, mungkin bisa dirunag rapat yang kosong, toilet dan lain-lain.
6. Cuci tangan dengan sabun, sedangkan payudara dibersihkan dengan air.
7. Sebelum memulai, minumlah segelas air atau cairan lainnya, misalnya susu, juice,
atau sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara.
8. Saat memeras ASI, ibu harus dalam kondisi yang santai. Kondisi psikologis ibu
menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif.
9. Lakukan perawatan payudara : massage/pemijatan payudara, serta kompres air
hangat dan dingin bergantin.
10. Jika ada masalah dengan ASI, jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi
klinik laktasi.
2.11 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI Ekslusif
- Faktor Internal
1. Ketersediaan ASI
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan
inisiasi menyusui dini, menjadwal pemberian ASI, memberikan minuman
prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI keluar), apalagi memberikannya
dengan botol/dot, kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat
menyusui (Badriul, 2008 ).
Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau perut ibu
segera setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian
menghisapnya setidaknya satu jam setelah melahirkan. Cara bayi melakukan
inisiasi menyusui dini disebut baby crawl. Karena sentuhan atau emutan dan
jilatan pada puting ibu akan merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Dan
apabila tidak melakukan inisiasi menyusui dini akan dapat mempengaruhi
produksi ASI (Maryunani, 2009).
Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui paling baik
dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand ) termasuk pada malam hari,
minimal 8 kali sehari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi
menyusui. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi ASI akan berkurang.
Produksi ASI juga dapat berkurang bila menyusui terlalu sebentar. Pada
minggu pertama kelahiran sering kali bayi mudah tertidur saat menyusui. Ibu
sebaiknya merangsang bayi supaya tetap menyusui dengan cara menyentuh
telinga/telapak kaki bayi agar bayi tetap menghisap (Badriul, 2008).
Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air putih, air gula, air
madu, atau susu formula dengan dot. Seharusnya hal ini tidak boleh dilakukan
karena selain menyebabkan bayi malas menyusui, bahan tersebut mungkin
menyebabkan reaksi intoleransi atau alergi. Apabila bayi malas menyusui maka
produksi ASI dapat berkurang, karena semakin sering menyusui produksi ASI
semakin bertambah (Danuatmaja, 2003).
Meskipun menyusui adalah suatu proses yang alami, juga merupakan
keterampilan yang perlu dipelajari. Ibu seharusnya memahami tata laksana
laktasi yang benar terutama bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang
baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif dan ASI dapat keluar dengan
optimal. Banyak sedikitnya ASI berhubungan dengan posisi ibu saat menyusui.
Posisi yang tepat akan mendorong keluarnya ASI dan dapat mencegah
timbulnya berbagai masalah dikemudian hari (Cox, 2006).
2 Pekerjaan atau aktivitas
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk
mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Wanita yang
bekerja seharusnya diperlakukan berbeda dengan pria dalam hal pelayanan
kesehatan terutuma karena wanita hamil, melahirkan, dan menyusui. Padahal
untuk meningkatkan sumber daya manusia harus sudah sejak janin dalam
kandungan sampai dewasa. Karena itulah wanita yang bekerja mendapat
perhatian agar tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dan diteruskan
sampai 2 tahun (pusat kesehatan kerja Depkes RI,2005). Beberapa alasan ibu
memberikan makanan tambahan yang berkaitan dengan pekerjaan adalah
tempat kerja yang terlalu jauh, tidak ada penitipan anak, dan harus kembali
kerja dengan cepat karena cuti melahirkan singkat (Mardiati, 2006).
Cuti melahirkan di Indonesia rata-rata tiga bulan. Setelah itu, banyak ibu
khawatir terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI perah tidak
cukup. Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena
waktu ibu bekerja bayi dapat diberi ASI perah yang diperah minimum 2 kali
selama 15 menit. Yang dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah
sebelum masuk kerja. Semakin banyak tabungan ASI perah, seamakin besar
peluang menyelesaikan program ASI eklusif (Danuatmaja, 2003).
3 Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan
ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Pengetahuan akan memberikan pengalaman kepada ibu
tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait
dengan masa lalunya. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya
secara sukarela ddan penuh rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya.
Pengalaman ini akan memberikan pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan
menberi sikap positif terhadap masalah menyusui (Erlina, 2008).
Akibat kurang pengetahuan atau informasi, banyak ibu menganggap susu
formula sama baiknya , bahkan lebih baik dari ASI . Hal ini menyebabkan ibu
lebih cepat memberikan susu formula jika merasa ASI kurang atau terbentur
kendala menyusui. Masih banyak pula petugas kesehatan tidak memberikan
informasi pada ibu saat pemeriksaan kehamilan atau sesudah bersalin
(Prasetyono, 2005). Untuk dapat melaksanakan program ASI eksklusif, ibu dan
keluarganya perlu menguasai informasi tentang fisiologis laktasi, keuntungan
pemberian ASI, kerugian pemberian susu formula, pentingnya rawat
gabung,cara menyusui yang baik dan benar, dan siapa harus dihubungi jika
terdapat keluhan atau masalah seputar menyusui.
4 Kelainan pada payudara
Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri.
Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara
sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Tetapi, apabila payudara merasa
sakit pada saat menyusui ibu pasti akan berhenti memberikan ASI padahal itu
menyebabkan payudara mengkilat dan bertambah parah bahkan ibu bisa
menjadi demam (Roesli, 2000). Jika terdapat lecet pada puting itu terjadi
karena beberapa faktor yang dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat
bayi hanya menghisap pada puting. Padahal seharusnya sebagian besar areola
masuk kedalam mulut bayi. Puting lecet juga dapat terjadi pada akhir
menyusui, karena bayi tidak pernah melepaskan isapan. Disamping itu, pada
saat ibu membersihkan puting menggunakan alkohol dan sabun dapat
menyebabkan puting lecet sehingga ibu merasa tersiksa saat menyusui karena
sakit (Maulana, 2007).
5 Kondisi kesehatan ibu
Kondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara
eksklusif. Pada keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama sekali,
misalnya dokter melarang ibu untuk menyusui karena sedang menderita
penyakit yang dapat membahayakan ibu atau bayinya, seperti penyakit
Hepatitis B, HIV/AIDS, sakit jantung berat, ibu sedang menderita infeksi virus
berat, ibu sedang dirawat di Rumah Sakit atau ibu meninggal dunia (Pudjiadi,
2001).
Faktor kesehatan ibu yang menyebabkan ibu memberikan makanan
tambahan pada bayi 0-6 bulan adalah kegagalan menyusui dan penyakit pada
ibu. Kegagalan ibu menyusui dapat disebakan karena produksi ASI berkurang
dan juga dapat disebabkan oleh ketidakpuasan menyusui setelah lahir karena
bayi langsung diberi makanan tambahan

- Faktor Eksternal
1 Faktor petugas kesehatan
Program laktasi adalah suatu program multidepartemental yang
melibatkan bagian yang terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang
komrehensif dan terpadu bagi ibu yang menyusui sehingga promosi ASI secara
aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan. Dalam hal ini sikap dan pengetahuan
petugas kesehatan adalah faktor penentu kesiapan petugas dalam mengelola
ibu menyusui. Selain itu sistem pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan juga
mempengaruhi kegiatan menyusui (Arifin, 2004).
Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat dalam hal
perilaku sehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam setiap tumbuh
kembangnya sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam
menyusui bayinya (Elza, 2008). Selain itu adanya sikap ibu dari petugas
kesehatan baik yang berada di klinis maupun di masyarakat dalam hal
menganjurkan masyarakat agar menyusui bayi secara eksklusif pada usia 0-6
bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun dan juga meningkatkan kemampuan
petugas kesehatan dalam hal memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang
luas (Erlina, 2008).
2 Kondisi kesehatan bayi
Kondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara
eksklusif. Bayi diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika ia menderita
penyakit bawaan tidak dapat menerima laktosa, gula yang terdapat dalam
jumlah besar pada ASI (Pudjiadi, 2001).
Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan
ibu memberikan makanan tambahan pada bayinya antara lain kelainan
anatomik berupa sumbing pada bibir atau palatum yang menyebakan bayi
menciptakan tekanan negatif pada rongga mulut, masalah organik, yaitu
prematuritas, dan faktor psikologis dimana bayi menjadi rewel atau sering
menangis baik sebelum maupun sesudah menyusui akibatnya produksi ASI ibu
menjadi berkurang karena bayi menjadi jarang disusui (Soetjiningsih, 1997)
3 Pengganti ASI (PASI) atau susu formula
Meskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling baik,
aman, dan satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi kriteria pangan
berkelanjutan (terjangkau, tersedia lokal dan sepanjang masa, investasi
rendah). Sejarah menunjukkan bahwa menyusui merupakan hal tersulit yang
selalu mendapat tantangan, terutama dari kompetitor utama produk susu
formula yang mendisain susu formula menjadi pengganti ASI (YLKI, 2005).
Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan ASI
eksklusif karena para ibu lebih memilih memberikan susu formula kepada
bayinya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan susu formula
lebih dari 3x lipat selama 5 tahun dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi 32,5%
tahun 2002 (Depkes, 2006).

4 Keyakinan
Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan jus
kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama umum dilakukan.
Kebiasaan ini seringkali dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang
dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru menunjukkan bahwa 83% bayi
menerima air putih dan teh dalam bulan pertama. Penelitian di masyarakat
Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemala melaporkan bahwa lebih dari 60%
bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh. Nilai budaya dan keyakinan
agama juga ikut mempengaruhi pemberian cairan sebagai minuman tambahan
untuk bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan bahwa bayi
sebaiknya diberi cairan. Air dipandang sebagai sumber kehidupan, suatu
kebutuhan batin maupun fisik sekaligus (LINKAGES, 2002).

2. 12 teknik menyusui dan posisi menyusui


A.   Cara menyusui yang baik dan benar 
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air susu.
Bidan / perawat perlu mamberikan bimbingan pada ibu dalam minggu pertama
setelah persalinan (nifas) tentang cara-cara menyusui yang sebenarnya agar tidak
menimbulkan masalah.

Cara-cara menyusui yang baik dan benar yakni sebagai berikut:


a.  Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu
b. Keluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian dioleskan pada putting susu
dan areola.
c.  Jelaskan  pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya
Empat hal pokok yakni :
1.  Kepala dan badan bayi berada pada satu garis.
2.  Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya kearah
putting susu.
3.  Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.
4.  Untuk BBL : ibu harus menopang badan bayi bagian belakang, disamping
kepala dan bahu.
d.  Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang
lainnya menopang bagian bawah payudara, serta gunakanlah ibu jari untuk
membentuk puting susu demikian rupa sehingga mudah memasukkannya ke
mulut bayi.
e.  Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara menyentuhkan
bibir bayi ke puting susu atau dengan cara menyentuh sisi mulut bayi.
f.   Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar.
g.  Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakkan bayi segera ke payudara dan
bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakkan ke mulut bayi
h.   Arahkan bibir bawah bayi di bawah puting susu hingga dagu bayi menyentuh
payudara
i.   Perhatikanlah selama menyusui itu.

      Teknik Melepaskan Hisapan Bayi


Setelah selesai menyusui kurang lebih selama 10 menit, lepaskan hisapan bayi dengan
cara :
 Masukkan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi
 Menekan dagu bayi ke bawah
 Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya membuka
 Jangan menarik putting susu untuk melepaskan.

Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI


Setelah bayi melepaskan hisapannya, sendawanya bayi sebelum menyusukan dengan
payudara yang lainnya dengan cara :
a.   Sandarkan bayi dipundak ibu, tepuk punggungnya dengan pelan sampai bayi
bersendawa.
b.   Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu sambil digosok punggungnya
B.   Ciri-ciri bayi menyusu dengan benar
1.  Bayi tampak tenang
2.  Badan bayi menempel pada perut ibu
3.  Dagu bayi menempel pada perut ibu
4.  Mulut bayi terbuka cukup lebar
5.  Bibir bawah bayi juga terbuka lebar
6.   Areola yang kelihatan lebih luas di bagian atas daripada di bagian bawah mulut
bayi
7.   Bayi ketika menghisap ASI cukup dalam menghisapnya, lembut dan tidak ada
bunyi.
8.   Putting susu tidak merasa nyeri.
9.   Kepala dan badan bayi berada pada garis lurus.
10.  Kepala bayi tidak ada posisi tengadah.

C.   Posisi menyusui


1.  Posisi menyusui ibu bersalin normal
Ibu yang melahirkan secara spontan bias lebih leluasa dalam memilih
memilih posisi meyusui,sambil duduk atau berbaring menyamping. Jika posisi
duduk yang dipilih:
 Gunakan kursi yang nyaman
 Upayakan telapak kaki menginjak lantai
 Gunakan dingklik (bangku kecil) sebagai pengganjal bila posisi kaki agak
menggantung
2.  Posisi menyusui ibu yang melahirkan melalui persalinan Seksio Caesaria
(SC)
Football position adalah posisi menyusui yang disarankan untuk ibu yang
melahirkan melalui persalinan SC. Pada posisi ini:
 Tubuh bayi digendong dengan salah satu tangan ibu.
 Upayakan letak kepala bayi berada tepat dibawah payudara dan membentuk
garis lurus dengan badan bayi
 Posisi ini aman karena bawah perut ibu yang masih nyeri akibat operasi dapat
terlindungi
 Posisi ini merupakan pososo yang paling nyaman bagi ibu maupun bayinya.
3.   Posisi menyusui ibu dengan bayi kembar
Sama dengan ibu yang melahirkan melalui persalinan SC, Football position juga
tepat untuk bayi kembar, dimana kedua bayi disuse bersamaan kiri dan kanan,
dengan cara:
 Kedua tangan ibu memeluk masing-masing satu kepala bayi, seperti
memegang bola.
 Letakkan tapat dibawah payudara ibu.
 Posisi kaki bayi boleh dibiarkan menjuntai keluar.
 Untuk memudahkan, kepala bayi diletakkan pada satu bidang datar yang
memiliki ketinggian kurang lebih sepinggang ibu.
 Dengan demikian ibu cukup menopang kepala kedua bayi kembarnya saja.
 Cara lain adalah dengan meletekkan bantal diatas pangkuan ibu.
4.   Posisi menyusui ibu dengan ASI berlimpah
Pada ibu-ibu yang memiliki ASI berlimpah dan memancar (penuh) dan alirannya
deras, terdapat posisi khusus untuk menghindari agar bayi tidak tersedak, dengan
cara:
 Ibu tidur terlentang lurus, sementara bayi diletakkan diatas perut ibu dalam
posisi berbaring lurus dengan kepala menghadap ke payudara, atau
 Bayi di tengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi.
Dengan posisi ini, maka bayi tidakakan tersedak.

D.    Gambar Posisi Menyusui

1) 
The

Cradle
Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Caranya yaitu : Pastikan
punggung Anda benar-benar mendukung untuk posisi ini. Jaga bayi di perut Anda,
sampai kulitnya dan kulit Anda saling bersentuhan. Biarkan tubuhnya menghadap ke
arah Anda, dan letakkan kepalanya pada siku Anda.
2)  The cross cradle hold.
Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip
dengan posisi dudukan tetapi Anda akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala
bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting
payudara kecil.
3)  The football hold.
Caranya, pegang bayi di samping Anda dengan kaki di belakang Anda dan
bayi terselip di bawah lengan Anda, seolah-olah Anda sedang memegang bola kaki.
Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk
ibu-ibu dengan payudara besar. Tapi, Anda butuh bantal untuk menopang bayi.
4)  Saddle hold.
Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui dalam posisi
duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika bayi Anda memiliki pilek atau sakit telinga.
Caranya, bayi Anda duduk tegak dengan kaki mengangkangi Anda sendiri.
5)  The lying position.
Menyusui dengan berbaring akan memberi Anda lebih banyak kesempatan
untuk bersantai dan juga untuk tidur lebih banyak pada malam hari. Anda bisa tidur
saat bayi menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal. Pastikan bahwa
perut bayi menyentuh Anda.

E.   Masalah-masalah dalam pemberian ASI


Masalah masalah menyusui pada bayi:
1.  Bayi Sering Menangis
Tangisan bayi dapat dijadikan sebagai cara berkomuniksi antara ibu dan
buah hati. Pada saat bayi menangis, maka cari sumber penyebabnya. Dan yang
paling sering karena kurang ASI.
2.   Bayi Bingung Puting (Nipple Confusion)
Bingung Puting (Nipple Confusion) terjadi akibat pemberian susu formula
dalam botol yang berganti-ganti. Hal ini akibat mekanisme menyusu pada puting
susu ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol. Menyusu pada ibu
memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah. Sedangkan
menyusu pada botol bersifat pasif, tergantung pada faktor pemberi yaitu
kemiringan botol atau tekanan gravitasi susu, besar lubang dan ketebalan karet
dot.
Tanda bayi bingung puting antara lain:
 Bayi menolak menyusu
 Isapan bayi terputus-putus dan sebentar-bentar
 Bayi mengisap puting seperti mengisap dot
Hal yang perlu diperhatikan agar bayi tidak bingung puting antara lain:
 Berikan susu formula menggunakan sendok ataupun cangkir.
 Berikan susu formula dengan indikasi yang kuat.
3.   Bayi dengan BBLR dan Bayi Prematur
Bayi dengan berat badan lahir rendah, bayi prematur maupun bayi kecil
mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya lemah. Oleh karena
itu, harus segera dilatih untuk menyusu. Bila bayi dirawat di rumah sakit, harus
lebih sering dijenguk, disentuh dengan kasih sayang dan bila memungkinkan
disusui.
4.   Bayi dengan Ikterus
Ikterik pada bayi sering terjadi pada bayi yang kurang mendapatkan ASI.
Ikterik dini terjadi pada bayi usia 2-10 hari yang disebabkan oleh kadar bilirubin
dalam darah tinggi.
Untuk mengatasi agar tidak terjadi hiper bilirubinemia pada bayi maka:
1.  Segeralah menyusui bayi setelah lahir.
2.  Menyusui bayi, sesering mungkin tanpa jadwal dan on demand.
Oleh karena itu, menyusui dini sangat penting karena bayi akan mendapat
kolustrum. Kolustrum membantu bayi mengeluarkan mekonium, bilirubin
dapat dikeluarkan melalui feses sehingga mencegah bayi tidak kuning.
5.  Bayi dengan Bibir Sumbing
Bayi dengan bibir sumbing tetap masih bisa menyusu. Pada bayi
dengan bibir sumbing pallatum molle (langit-langit lunak) dan pallatum durum
(langit-langit keras), dengan posisi tertentu masih dapat menyusu tanpa
kesulitan. Meskipun bayi terdapat kelainan, ibu harus tetap menyusui karena
dengan menyusui dapat melatih kekuatan otot rahang dan lidah. Anjuran
menyusui pada keadaan ini dengan cara:
1.  Posisi bayi duduk.
2.  Saat menyusui, puting dan areola dipegang.
3.  Ibu jari digunakan sebagai penyumbat celah pada bibir bayi.
4.  Asi perah diberikan pada bayi dengan labiopalatoskisis (sumbing pada bibir
dan langit-langit).
6.   Bayi Kembar
Posisi yang dapat digunakan pada saat menyusui bayi kembar adalah
dengan posisi memegang bola (football position). Pada saat menyusui secara
bersamaan, bayi menyusu secara bergantian. Susuilah bayi sesering mungkin.
Apabila bayi ada yang dirawat di rumah sakit, berikanlah ASI peras dan
susuilah bayi yang ada dirumah. Agar ibu dapat beristirahat maka sebaiknya
mintalah bantuan pada anggota keluarga atau orang lain untuk mengasuh bayi
Anda.

7.   Bayi Sakit
Bayi sakit dengan indikasi khusus tidak diperbolahkan mendapatkan
makanan per oral, tetapi pada saat kondisi bayi sudah memungkinkan maka
berikan ASI. Menyusui bukan kontraindikasi pada bayi sakit dengan muntah-
muntah ataupun diare. Posisi menyusui yang tepat dapat mencegah timbulnya
muntah, antara lain dengan posisi duduk. Berikan ASI sedikit tapi sering
kemudian sendawakan. Pada saat bayi akan ditidurkan, posisikan tengkurap atau
miring kanan untuk mengurangi bayi tersedak karena regurgitasi.
8.   Bayi dengan Lidah Pendek (Lingual Frenulum)
Bayi dengan lidah pendek atau lingual frenulum (jaringan ikat
penghubung lidah dan dasar mulut) yang pendek dan tebal serta kaku tak elastis,
sehingga membatasi gerak lidah dan bayi tidak dapat menjulurkan lidahnya
untuk “mengurut” puting dengan optimal.
Akibat lidah bayi tidak sanggup “memegang” puting dan areola
dengan baik, maka proses laktasi tidak dapat berjalan dengan sempurna. Oleh
karena itu, ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah
bayi dapat “menangkap” putting dan areola dengan benar. Kemudian posisi
kedua bibir bayi dipertahankan agar tidak berubah-ubah.

9.   Bayi yang Memerlukan Perawatan


Pada saat bayi sakit dan memerlukan perawatan, padahal bayi masih
menyusu, sebaiknya ibu tetap merawat dan memberikan ASI. Apabila tidak
terdapat fasilitas, maka ibu dapat memerah ASI dan menyimpannya. Cara
penyimpanan ASI perahpun juga perlu diperhatikan, agar tidak mudah basi.

10.  Menyusui dalam Keadaan Darurat


Masalah pada keadaan darurat misalnya: kondisi ibu yang panik
sehingga produksi ASI dapat berkurang; makanan pengganti ASI tidak
terkontrol.
Rekomendasi untuk mengatasi keadaan darurat tersebut antara lain:
pemberian ASI harus dilindungi pada keadaan darurat, pemberian makanan
pengganti ASI (PASI) dapat diberikan dalam kondisi tertentu dan hanya pada
waktu dibutuhkan; bila memungkinkan pemberian PASI tidak menggunakan
botol.
Masalah masalah menyusui pada ibu :
1.  Ibu Melahirkan Dengan Bedah Sesar.
Meskipun seorang ibu menjalani persalinan sesar tetapi ada juga yang
mempunyai keinginan kuat untuk tetap memberikan ASI pada bayinya. Namun
demikian, ada beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi ASI baik langsung
maupun tidak langsung antara lain: pengaruh pembiusan saat operasi, psikologi ibu.
Ibu dengan pasca persalinan sesar tetap dapat memberikan ASI nya. Hal
yang perlu diperhatikan pada kondisi ini adalah :
a.   Mintalah segera mungkin untuk dapat menyusui.
b.   Cari posisi yang nyaman untuk menyusui seperti : lying flat on your back, clutch
(football) hold, side lying, cross cradle (transition) hold.
c.   Mintalah dukungan dari keluarga.
d.   Berdoa dan yakinlah bahwa ibu dapat memberikan ASI.
2.   Ibu Sakit.
Ibu sakit bukan merupakan alasan untuk berhenti menyusui. Justru dengan
tetap menyusui, ASI akan melindungi bayi dari penyakit. Perlu diperhatikan, pada
saat ibu sakit diperlukan bantuan dari orang lain untuk mengurus bayi dan rumah
tangga. Dengan harapan, ibu tetap mendapatkan istirahat yang cukup.
Periksalah ke tenaga kesehatan terdekat, untuk mendapatkan pengobatan
yang tidak mempengaruhi ASI maupun bayi.
3.   Ibu Penderita Hepatitis (hbsag +) Dan Ibu Penderita Hiv/Aids (+).
Masih ada perbedaan pandangan mengenai penularan penyakit HIV/AIDS
atau Hepatitis melalui ASI dari ibu penderita kepada bayinya. Ada yang berpendapat
bahwa ibu penderita HIV/AIDS atau Hepatitis tidak diperkenankan untuk menyusui.
Namun demikian, WHO berpendapat: ibu penderita tetap dianjurkan memberikan ASI
kepada bayinya dengan berbagai pertimbangan. Antara lain: alasan ekonomi, aspek
kesehatan ibu.
4.   Ibu penderita TBC paru.
Pada ibu penderita TBC paru tetap dianjurkan untuk menyusui, karena
kuman TBC tidak ditularkan melalui ASI. Ibu tetap diberikan pengobatan TBC paru
secara adekuat dan diajarkan cara pencegahan pada bayi dengan menggunakan
masker. Bayi diberikan INH sebagai profilaksis. Pengobatan pada ibu dilakukan
kurang lebih 3 bulan kemudian dilakukan uji Mantoux pada bayi. Bila hasil negatif
terapi INH dihentikan dan imunisasi bayi dengan vaksinasi BCG.

5.   Ibu penderita diabetes.


Bayi tetap diberikan ASI, namun kadar gula darahnya tetap dimonitor.
6.   Ibu hamil.
Pada saat ibu masih menyusui, terkadang hamil lagi. Dalam hal ini tidak
membahayakan bagi ibu maupun bayi, asalkan asupan gizi pada saat menyusui dan
hamil terpenuhi. Namun demikian, perlu dipertimbangkan adanya hal-hal yang dapat
dialami antara lain: puting susu lecet, keletihan, ASI berkurang, rasa ASI berubah
dan dapat terjadi kontraksi uterus dari isapan bayi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan makanan
pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI Eksklusif menurut
WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air
putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir
sampai berumur 6 bulan.

3.2 Saran
1. Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi selama 6 bulan.
2. Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu formula, karena ASI
memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Baskoro, Anton . 2008 . ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui . Yogyakarta : Banyu
Medika.
Jan, Riordan dan Kathleen G Auerbach. 2000. Menyusui dan Laktasi. Buku kedokteran
ECG.
Kartika, 2008. Sehat Setelah Melahirkan. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Kawan Kita.
http://irham1977.wordpress.com/2010/02/03/pengertian-asi-eksklusif/
http://netsains.com/2009/07/rahasia-di-balik-keajaiban-asi/print/
http://d34info.wordpress.com/2010/04/29/asi-eksklusif/
https://dokumen.tips/download/link/makalah-cara-menyusui-yang-benar-55bd6c9a7bbe6

Anda mungkin juga menyukai