Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dibuat Oleh:
9A
Jakarta 14350
Bab 1
I. Pendahuluan
Bab 2
II. Pembahasan
Bab 3
III.I Pengendalian
III.II Kesimpulan
III.III Saran
Daftar Pustaka
Bab I
I.I Pendahuluan
Menurut para remaja, kekerasan dianggap sebagai solusi yang paling
tepat dalam menyelesaikan suatu masalah tanpa memikirkan akibat - akibat
buruk yang akan ditimbulkan tawuran pelajar. Pada saat bersamaan, masyarakat
hanya bisa menyaksikan kekerasan demi kekerasan terjadi di hadapan mereka.
Namun sering kali mencaci perbuatan mereka tanpa berusaha mencari solusi
yang bijak akan permasalahan tersebut. Memojokkan mereka dari sudut
pandang negatif permasalahan yang ada, seolah - olah seperti seorang terdakwa
yang mendapat vonis hukum. Padahal sebenarnya tidak bisa dikatakan bahwa
kesalahan itu berasal sepenuhnya dari dalam diri atau faktor internal pelajar
sendiri. Masyarakat sering sekali tidak peka terhadap respon yang ditimbulkan
remaja, sehingga tidak sedikit remaja yang mengalami semacam gejolak jiwa
yang berupa agresi guna menunjukkan keberadaan mereka dalam suatu
lingkungan.
Hal itu menunjukkan gejolak jiwa yang menimbulkan stress dan mencari
pelampiasan. Hal tersebut seringkali tersalurkan dalam perbuatan negatif, seperti
berkumpul dengan sekelompok preman dan secara tidak langsung menjadi
bagian dari mereka, karena di kelompok barunya mereka mendapat pengakuan
yang selama ini tidak pernah mereka dapat dari dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Dari situlah dimulainya pembelajaran kekerasan, di lingkungan baru
yang tanpa kenal akan aturan,norma, adat, dan kesusilaan. Yang berlaku
adaalah hukum anarkisme, premanisme, kriminalisme yang lebih
mengedepankan otot daripada otak. Sungguh ironis yang terjadi di dunia pelajar
saat ini, yang seharusnya menuntut ilmu setinggi - tingginya agar bisa berguna
bagi masyarakat.
Bab II
II. I. Pembahasan
1) Situasional
2) Sistematik
Para remaja yang terlibat dalam perkelahian ini berada dalam suatu
organisasi tertentu yang mempunyai aturan yang harus diikuti
anggotanya, termaksud berkelahi.
1. Faktor Internal
3. Faktor Sekolah
4. Faktor lingkungan
Lingkungan tinggal yang kumuh dan penuh dengan orang kasar juga
dapat mempengaruhi kehidupan anak.Anak akan terbiasa hidup kasar dan
berkelahi.
III.II. Pengendalian
a. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah
atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang - orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.
b. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
d. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus
bergaul.
III.III. Kesimpulan
Bisa dikatakan bahwa kenakalan remaja, seperti halnya tawuran pelajar,
tidak bisa dikatakan bahwa semua aspek pendorong berasal dari internal mereka
saja. Namun faktor lingkungan dimana mereka berada juga mempunyai peranan
besar dalam memicu seorang pelajar mencari pelampiasan-pelampiasan negatif.
Seperti faktor keluarga yang dipenuhi oleh kekerasan orang tua, faktor sekolah
yang kurang memperhatikan potensi anak-anak didiknya. Sampai faktor
masyarakat yang senantiasa menyepelekan keberadaan mereka.
III.IV. Saran
http://daimabadi.blogdetik.com/2010/04/27/tawuran-
pelajar/comment-page-1/
http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=32527&idwil=0
http://ksupointer.com/permainan-tradisional-engklek/tawuran-pelajar
http://images.detik.com/content/2009/08/07/10/tawuran-dalam.jpg
http://photos-494.friendster.com/e1/photos/49/40/73620494/1_563617752l.jpg
http://buletininfo.com/?com=news&task=banneritem&view=raw&id=5050