Anda di halaman 1dari 7

Dunia Keperawatan, Volume 4, Nomor 2, September 2016: 93-99

IDENTIFIKASI STATUS NUTRISI DAN RESIKO MALNUTRISI


PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
MINAULA KOTA KENDARI
Nurfantri, Dian Yuniar

Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari Jl. Jend. A.H Nasution, No. G.14
Anduonohu, Kendari

Email korespondensi: nfantri@gmail.com

ABSTRAK
Di Indonesia pada tahun 2013, persentase penduduk lanjut usia mencapai 8,9% dari jumlah
penduduk sebesar 250 juta jiwa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status nutrisi pada
lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari tahun 2016. Penelitian ini
dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari mulai tanggal 24 Mei sampai
30 Mei 2016. Metode penelitian yaitu penelitian survei deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh lanjut usia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari
sebanyak 95 orang. Sampel penelitian berjumlah 56 orang dengan teknik pengambilan sampel
yaitu total sampling. Hasil penelitian untuk status nutrisi lanjut usia yaitu pada status gizi normal
yaitu 34 orang (60,7%), pada status gizi kurang yaitu 21 orang (37,5%), dan pada status gizi lebih
yaitu 1 orang (1,8%). Resiko malnutrisi lanjut usia berdasarkan Mini Nutritional Assessment
(MNA) yaitu pada nutrisi baik yaitu 22 orang (39,3%), pada status resiko malnutrisi yaitu 33
orang (58,9%), dan pada malnutrisi yaitu 1 orang (1,8%). Diharapkan pengelola panti agar selalu
memperhatikan status gizi pada lanjut usia yang ada di panti sehingga dapat terpenuhi nutrisi
yang tepat bagi para lanjut usia. Penelitian selanjutnya di harapkan agar mengembangkan
penelitian serupa dengan variabel-variabel lain yang relevan diataranya penurunan fungsi organ
dan pemenuhan gizi lanjut usia, pola pengolahan gizi lanjut usia,gangguan fungsional dan
penyakit terhadap gizi lanjut usia.

Kata-kata kunci: status nutrisi, MNA, IMT, lanjut usia.

ABSTRACT
In Indonesia in 2013 reached 8.9% of the total population of 250 million inhabitants. The
purpose of this study was to determine the nutritional status of the elderly in Social Institutions
Tresna Werdha Minaula Kendari City in 2016. The research was conducted in Social Institutions
Tresna Werdha Minaula Kendari City starting on May 24 until May 30, 2016. The method used
in this study is survey descriptive . The population in this study were all elderly residing in Tresna
Elderly Social Institution Minaula Kendari many as 95 people. These samples included 56 people
with a sampling technique that total sampling. Results of research on the nutritional status of the
elderly are the normal nutritional status to 34 persons (60.7%), the malnutrition status is 21
people (37.5%), and the nutritional status of more that 1 (1.8%). Risk of malnutrition elderly by
the Mini Nutritional Assessment (MNA) is on good nutrition that 22 (39.3%), on the status of risk
of malnutrition is 33 people (58.9%), and the malnutrition that is 1 (1.8%) , Carers are expected
to always pay attention to the nutritional status of the elderly in nursing so that it can be fulfilled
proper nutrition for the elderly. Future studies are expected to develop similar research with
other variables relevant, such decreased organ function and nutrition of elderly, elderly nutrition
pattern processing, functional disorders and diseases of the elderly nutrition.

Keywords: nutritional status, MNA, BMI, elderly.

93
Nurfantri & Dian Y, Identifikasi Status Nutrisi…

PENDAHULUAN 2
25 kg/m . Pengkajian IMT dilakukan
dengan wawancara dan observasi
Menurut Kemenkes Indonesia, menggunakan lembar pengkajian status
pertambahan presentase penduduk lanjut gizi Mini Nutritional Assesment (MNA).
usia diseluruh dunia dibandingkan terdapat tiga orang lanjut usia
kelompok usia lainnya cukup pesat yaitu diindikasikan beresiko malnutrisi dan
sejak tahun 2013 sebesar 13,4%. Di dua orang lanjut usia diindikasikan
Indonesia pada tahun 2013, jumlah lanjut memiliki nutrisi baik.
usia sudah mencapai 22,250 juta jiwa
atau 8,9% (1). METODE PENELITIAN
Lanjut usia banyak mengalami
perubahan baik perubahan struktur dan Metode penelitian yang digunakan
fungsi tubuh, kemampuan kognitif, pada penelitian ini adalah survei
maupun perubahan status mental. deskriptif. Subjek penelitian ini adalah
Perubahan struktur dan fungsi tubuh pada seluruh lanjut usia yang berada Panti
lanjut usia terjadi hampir di semua sistem Sosial Tresna Werdha Minaula kota
tubuh, seperti sistem sistem saraf, Kendari dengan jumlah 56 orang lanjut
pernapasan, endokrin, kardiovaskular, usia. Instrumen yang digunakan dalam
dan muskuloskeletal. Salah satu penelitian ini adalah lembar observasi
perubahan struktur dan fungsi terjadi yang terdiri dari data pengukuran tinggi
2
pada sistem gastrointestinal. Dalam suatu badan (cm ), berat badan (kg), serta
penelitian yang dilakukan oleh Herry lembar instrument MNA yang terdiri
tahun 2008, perubahan pada sistem dari pertanyaan untuk menentukan
gastrointestinal dapat menyebabkan resiko malnutrisi lanjut usia. Teknik
penurunan efektifitas utilisasi zat-zat pengumpulan data menggunakan
nutrisi atau gizi sehingga dapat pengukuran Antropometri (Indeks
menyebabkan permasalahan gizi yang Massa Tubuh (IMT)) dan wawancara
khas pada lanjut usia (2). menggunakan format MNA (Mini
Berdasarkan hasil observasi di Nutritional Assessment).
Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Menurut Rospond (2008), Indeks
Kota Kendari, terdapat tiga orang lanjut Massa Tubuh (IMT) merupakan salah
usia dengan IMT kurang dari 18,5 kg/m ,
2 satu alat untuk memantau status gizi
satu orang lanjut usia yang memiliki IMT orang dewasa yang berkaitan dengan
2
normal yaitu 20 kg/m , dan satu orang kekurangan dan kelebihan berat badan.
lanjut usia yang memiliki IMT lebih dari IMT dapat dikalkulasikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Gizi Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun
2016

Tabel 1. Distribusi Status Gizi Lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari
Tahun 2016

Jumlah
Status Gizi Lanjut usia
N (%)
Gizi Kurang 21 37,5
Gizi Normal 34 60,7
Gizi Lebih 1 1,8
Total 56 100
Dunia Keperawatan, Volume 4, Nomor 2, September 2016: 93-99

dengan membagi berat badan individu kebutuhan pribadi aktivitas di dalam


2
(kg) dengan tinggi individu tersebut (m ). maupun di luar rumah serta kolaborasi
Selanjutnya, hasil dari IMT dikategorikan dengan ahli fisioterapi (3).
ke dalam status gizi berdasarkan Depkes Berdasarkan hasil penelitian ini
tahun 2005. menunjukkan bahwa sebanyak 21
Berdasarkan hasil penelitian, dari responden mengalami masalah status
56 responden didapatkan 34 orang lanjut gizi kurang, dimana persentasenya
usia (60,7%) memiliki status gizi normal. adalah 37,5%, sedangkan status gizi
Hal tersebut dapat disebabkan beberapa lebih hanya sebesar 1,8%. Hal ini
hal diantaranya adalah ketersediaan sejalan dengan penelitian yang
makanan dari panti Tresna Werdha dilakukan Samaptaningtyas (2011),
Minaula Kota Kendari. Terdapat program bahwa status gizi lanjut usia yang
pemeriksaan kesehatan oleh petugas tinggal di panti memiliki status gizi
puskesmas terdekat untuk mendeteksi kurang dibandingkan dengan lanjut usia
dan mengobati gangguan atau keluhan yang tinggal mandiri. Hal ini sesuai
yang dialami oleh lanjut usia. Upaya dengan penelitian Saniawan (2009),
program pemeriksaan kesehatan tersebut bahwa 14,64% lanjut usia memiliki
didapatkan keluhan lanjut usia dan status gizi lebih, 43,90% memiliki status
dilakukan terapi serta edukasi yang gizi normal, dan 41,46% memiliki status
berhubungan dengan kondisi kesehatan gizi kurang (4).
lanjut usia. Masalah gizi kurang pada lanjut
Program untuk meningkatkan dan usia dapat disebabkan oleh beberapa
mempertahankan kesehatan lanjut usia faktor diantaranya riwayat penyakit,
dalam menunjang kualitas hidupnya kondisi atau perawatan mulut, asupan
seperti upaya preventif untuk pencegahan makanan dan kebiasaan merokok.
terhadap kemungkinan terjadinya Gangguan fungsional memiliki
penyakit dan komplikasi penyakit dengan hubungan yang kuat dengan kekurangan
cara melakukan pemeriksaan kesehatan nutrisi, dan kesulitan memperoleh
secara berkala, pembinaan mental, dan makanan. Kondisi rongga mulut dan
kesegaran jasmani yang dilakukan secara perawatan mulut yang tidak adekuat
teratur. Kondisi kesehatan termasuk dapat mempengaruhi status gizi
kesehatan mental sangat mempengaruhi seseorang. Perawatan mulut yang tidak
status nutrisi lanjut usia diantaranya adekuat biasanya menjadi penyebab
asupan nutrisi dan kebutuhan nutrisi masalah kesehatan mulut yang dapat
lanjut usia (3). mengakibatkan kekurangan nutrisi dan
Upaya selanjutnya adalah kegiatan berpengaruh pada sistem pencernaan
promotif dengan memperhatikan diet (5).
seimbang atau makanan dengan menu Selain faktor-faktor tersebut,
yang mengandung gizi seimbang, lingkungan juga dapat mempengaruhi
menghindari kebiasaan yang tidak baik status gizi. Lanjut usia yang tinggal
seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, secara mandiri dan memiliki ekonomi
dan mengkonsumsi kopi. Upaya promotif yang cukup akan lebih mudah
juga dilakukan untuk pengobatan pada memperoleh makanan yang bergizi.
usia lanjut dengan melakukan kegiatan Sementara lanjut usia yang tinggal di
pelayanan kesehatan dasar meliputi panti sosial atau perawatan jangka
gangguan penyakit. Selain itu upaya panjang mungkin mengalami masalah
rehabilitatif juga perlu dilakukan untuk nutrisi disebabkan karena diet yang
mengembalikan fungsi organ yang telah sangat dibatasi serta waktu dan fasilitas
menurun dengan melakukan kegiatan staf yang kurang dalam membantu
pembinaan usia dan hal pemenuhan lanjut usia (5).
Nurfantri & Dian Y, Identifikasi Status Nutrisi…

Distribusi Resiko Malnutrisi Lanjut responden mengalami penurunan


Usia Berdasarkan MNA Di Panti asupan makanan sedang dan 18 lanjut
Sosial Tresna Werdha Minaulakendari usia (54,5%) tidak mengalami
Tahun 2016 penurunan asupan makanan. Data
menunjukkan bahwa sebagian besar
Penentuan resiko malnutrisi lanjut lanjut usia tidak mengalami penurunan
usia berdasarkan MNA memiliki tujuan asupan makanan. Hal ini dapat
untuk mengetahui apakah seseorang disebabkan lanjut usia yang tinggal di
berada pada kondisi resiko malnutrisi PSTW sudah dapat beradaptasi dengan
atau tidak sehingga dapat ditentukan kondisi lingkungan dan makanan yang
intervensi gizi sejak dini tanpa disediakan oleh panti.
membutuhkan penilaian oleh tim khusus Pada pengkajian MNA ini
gizi MNA. Responden dalam penelitian terdapat beberapa faktor yang
ini diwawancara berdasarkan pertanyaan mempengaruhi lanjut usia berada dalam
yang ada di dalam form MNA untuk resiko malnutrisi. Faktor-faktor tersebut
menentukan status gizi berdasarkan adalah lingkungan tempat tinggal, terapi
MNA. pengobatan, adanya luka tekan,
Hasil skrining MNA dalam frekuensi makan setiap hari, jenis
penelitian ini menunjukkan bahwa asupan protein, konsumsi sayur atau
sebesar 33 orang lanjut usia (58,9%) yang buah, asupan cairan, cara makan,
ada di panti beresiko mengalami persepsi lanjut usia tentang status gizi,
malnutrisi. Beberapa faktor yang dapat dan kesehatannya serta pengukuran
mempengaruhi seseorang mengalami LLA (Lingkar Lengan Atas) dan LB
kemungkinan malnutrisi terdapat dalam (Lingkar Betis).
pertanyaan yang ada di dalam short form Pada penelitian ini dari 33
MNA. Faktor tersebut diantaranya responden yang memiliki kategori
penurunan asupan makanan, kehilangan beresiko malnutrisi berdasarkan
berat badan, mobilisasi, stress psikologis pengkajian kuisioner MNA, 7 lanjut
atau pnnyakit akut, masalah usia (21%) menjawab hanya minum 3-5
neuropsikologis, dan hasil perhitungan gelas per hari, dan 26 lanjut usia (79%)
IMT. minum lebih dari 5 gelas per hari. Data
Pada penelitian ini resiko malnutrisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pada lanjut usia sebagian besar lanjut usia dapat mengalami kekurangan
dipengaruhi oleh beberapa hal salah satu cairan dan kebutuhan cairan per hari
diantaranya adalah nilai IMT yang kurang sehingga lanjut usia beresiko
rendah yaitu yang berada dibawah 18,5. untuk malnutirisi. Berdasarkan data
Hasil dari pengukuran IMT dalam 33 yang diperoleh dengan nilai standar
responden yang memiliki kategori resiko kekurangan energi kronik di
beresiko malnutrisi berdasarkan Indonesia, yaitu 23,5 cm maka sebagian
pengkajian kuisioner MNA didapatkan besar lanjut usia memiliki nilai LLA
data 22 lanjut usia (67%) yang memiliki diatas 22 cm. Hal ini menujukkan
nilai IMT kurang dari 19, 4 lanjut usia bahwa sebagian besar lanjut usia, yaitu
(12%) yang memiliki nilai IMT antara 17 (51%) dari 33 lanjut usia tidak
19-21, 4 lanjut usia (12%) yang memiliki beresiko kekurangan energi kronik.
nilai IMT antara 21-23, dan 3 lanjut usia Selain itu, pengukuran LB yang
(9%) yang memiliki nilai IMT >23. dilakukan dalam pengkajian MNA ini
Responden yang memiliki kategori sebagian besar lanjut usia berada di
beresiko malnutrisi berdasarkan bawah 31 cm. Hasil diperoleh dari 33
pengkajian kuesioner MNA didapatkan lanjut usia memiliki nilai lingkar betis
data bahwa 15 lanjut usia (45,5%) dari 33 kurang dari 31 cm dan hanya 1 lanjut
Dunia Keperawatan, Volume 4, Nomor 2, September 2016: 93-99

usia yang memiliki nilai lingkar betis Penurunan sel lemak bebas (fat
lebih dari 31 cm. Hal ini menunjukkan free mass (FFM)) menunjukkan jumlah
bahwa sebagian besar lanjut usia beresiko yang tinggi pada populasi lanjut usia.
malnutrisi jika didasarkan pada Hal ini meliputi penurunan yang terjadi
pengukuran lingkar betis. pada otot, kulit, serta tulang. Kondisi ini
Faktor frekuensi makan, jenis mulai terjadi pada usia sekitar 50 tahun
asupan protein dan sayur pada sebagain dan semakin menunjukkan
lanjut usia tidak mempengaruhi kecenderungan menurun seiring
pemenuhan nutrisi pada lanjut usia di peningkatan usia. Kondisi ini lebih
panti. Hal ini disebabkan semua lanjut besar dampaknya pada populasi lanjut
usia di panti mendapatkan jumlah dan usia wanita dimana penurunan FFM
jenis makanan yang sama setiap hari, berdampak pada tulang dan otot
tetapi tidak adanya pengawasan pada utamanya pada densitas tulang pada
lanjut usia saat makan menyebabkan wanita (7).
asupan makanan yang masuk ke dalam Faktor yang mempengaruhi
tubuh tidak sama. Hal ini salah satu yang malnutrisi yaitu penurunan nafsu
menyebabkan adanya perbedaan status makan, penurunan rasa dan bau, status
gizi pada lanjut usia di panti. kondisi kesehatan gigi dan mulut,
Persepsi tentang status gizi pada disfagia, depresi, dan kondisi
diri lanjut usia sendiri serta pandangan psikologis. Penurunan nafsu makan
tentang status kesehatan jika pada lanjut usia sangat berhubungan
dibandingkan dengan orang lain dapat dengan jumlah intake makanan lanjut
mempengaruhi hasil pengkajian MNA. usia. Hal ini disebabkan oleh penurunan
Pada pertanyaan ini dari 33 responden reseptor opioid dan opioid endogen
yang memiliki kategori beresiko pada otak, sehingga hal ini menurunkan
malnutrisi berdasarkan pengkajian kapasitas kerja dari sel tersebut dimana
kuesioner MNA, sebagian besar lanjut kinerja sel-sel itu berperan pada hasrat
usia menjawab tidak mengetahui masalah atau keinginan seseorang tersebut
status gizinya. Selain itu, pada penelitian terhadap makanan. Hasil survei The
ini didapatkan bahwa sebagian besar Nutrition Diet And Nutrition Survey
lanjut usia (22 dari 34 lanjut usia) tidak menunjukkan bahwa akibat proses
mengetahui adanya masalah gizi pada menua, lanjut usia yang berusia 65
dirinya. tahun atau lebih mengalami penurunan
Malnutrisi adalah keadaan jumlah gigi. Selain itu penurunan
patologis yang dihasilkan akibat kemampuan mengunyah juga dijumpai
defisiensi nutrisi. Cadangan gizi manusia pada populasi tersebut. Kedua hal
yang habis sebagai akibat dari kecukupan tersebut berkontribusi pada intake
asupan gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi oral lanjut usia yang berdampak
nutrisi. Ketidakcukupan nutrisi pada kondisi mikronutrien seperti kadar
diakibatkan dari gangguan dalam proses kalsium, zat besi, vit A, B,C, E (7).
pencernaan makanan, pencernaan, atau Kondisi psikologis seperti stres,
penyerapan. Hal ini dapat terjadi akibat kecemasan dan depresi mempengaruhi
ketidakmampuan untuk mengkonsumsi status nutrisi seseorang yang
nutrisi yang memadai, ketidakmampuan dihubungkan dengan asupan makanan.
untuk mencerna nutrisi, ketidakmampuan Gangguan psikologis pada lanjut usia
untuk menyerap nutrisi atau peningkatan disebabkan oleh kondisi penyakit atau
kebutuhan nutrisi oleh tubuh. Identifikasi faktor lingkungan, seperti demensia dan
awal dari kekurangan gizi atau resiko penyakit kronis. Lanjut usia yang
kekurangan gizi dapat menurunkan mengalami kehilangan berat badan 5%
kejadian tersebut (6). selama 3 bulan atau 10% dalam 6 bulan
Nurfantri & Dian Y, Identifikasi Status Nutrisi…

akan berindikasi besarnya resiko KEPUSTAKAAN


malnutrisi. Komposisi tubuh dan
cadangan energi berubah seiring dengan 1. Kementerian Kesehatan RI.
proses penuaan, sehingga lanjut usia Situasi dan analisis lanjut usia :
rentan mengalami malnutrisi (7). Jakarta, 2014.
Selain penggunaan IMT untuk
mengidentifikasi status nutrisi, 2. Herry. Hubungan karakteristik,
dianjurkan pula melakukan screening gaya hidup dan asupan faktor gizi
terhadap resiko malnutrisi dengan terhadap status IMT pada lanjut
berbagai instrumen. Melakukan usia di 3 tiga Posbindu Kelurahan
screening terhadap pasien yang beresiko Rangkapan Jaya Lama Kecamatan
malnutrisi sangat besar kegunaannya, Pancoran Mas, Kota Depok tahun
diantaranya dapat mendeteksi seseorang 2008. Depok : Fakultas Kesehatan
mengalami resiko malnutrisi bahkan Masyarakat Universitas Indonesia,
pada saat kondisi kadar albumin dan IMT 2008.
dalam rentang normal (8,9).
3. Samaptaningtyas. Perbandingan
PENUTUP status gizi antara lanjut usia yang
tinggal dipanti tresna werdha budi
Berdasarkan hasil penelitian luhur dengan lanjut usia yang
disimpulkan bahwa status nutrisi lanjut tinggal mandiri. Yogyakarta :
usia di PSTW Minaula Kendari tahun Fakultas Kedokteran Universitas
2016 yaitu pada status gizi normal yaitu Muhamadiyah Yogyakarta, 2011.
34 orang (60,7%), pada status gizi kurang
yaitu 21 orang (37,5%), dan pada status 4. Saniawan, M.I. Status gizi pada
gizi lebih yaitu 1 orang (1,8%). Resiko lanjut usia di desa peguyungan
malnutrisi lanjut usia berdasarkan Mini kaja wilayah kerja Puskesmas III
Nutritional Assessment (MNA) di PSTW Denpasar Utara. Jurnal ilmiah
Minaula Kendari tahun 2016 yaitu pada keperawatan. Vol 2. No.1, 2009.
pada status resiko malnutrisi yaitu 33
orang (58,9%), pada nutrisi baik yaitu 22 5. Miller. Nursing for wellness in
orang (39,3%), dan pada malnutrisi yaitu older adults: theory and practice.
1 orang (1,8%). Philadelphia: Lippincott Williams
Diharapkan pihak kampus &Wilkin, 2004.
meningkatkan kerja sama dengan pihak
panti dalam upaya pemberdayaan lanjut
6. Perry & Potter. Clinical nursing
usia khususnya dalam pemenuhan serta
skills and techniques. USA :
pengelolaan nutrisi bagi para lanjut usia
Elsevenia Mosby, 2006.
yang berada di PSTW Minaula Kendari.
Diharapkan pengelola panti agar selalu
memperhatikan status gizi para lanjut 7. Hickson, M. Malnutrition and
usia yang berada di panti meliputi ageing. 2006, (online) ;
kegiatan sreeening secara berkala status http://www.ncbi.nlm.nih.gov.
nutrisi, resiko malnutrisi pada lanjut usia diakses tanggal 9 juni 2016.
serta memberikan nutrisi sesuai dengan
kondisi kesehatan lanjut usia melalui 8. Babiarczyla & Turbiar Z.
konsultasi diet dengan ahli gizi dan Malnutrition and ageing,
dokter yang bertanggung jawab di panti. 2012,
(online);http://www.ncbi.nlm.nih.
gov, diakses tanggal 9 juni 2016.
Dunia Keperawatan, Volume 4, Nomor 2, September 2016: 93-99

9. Harris & Haboubi. Malnutrition and


ageing, 2005, (online) ;
http://www.ncbi.nlm.nih.gov, diakses
tanggal 9 juni 2016.

Anda mungkin juga menyukai