Oleh :
WAN MARDHATILLAH ANWAR
P07524720042
PEMBIMBING INSTITUSI
Yusniar Siregar, SST, M.Kes
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KOMPREHENSIF
Oleh :
WAN MARDHATILLAH ANWAR
P07524720042
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
KATA PENGANTAR
ii
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Komprehensif dalam Asuhan Kebidanan Kolaborasi Pada Kasus Patologi dan
Komplikasi ini dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis menghanturkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada dosen pengampu Ibu
Yusniar Siregar, SST,M.Kes yang telah membimbing selama ini. Penulis juga
mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan Komprehensif ini, masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan
dan penyempurnaan Laporan Komprehensif ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, Laporan Komprehensif ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta
bermakna dalam proses perkuliahan Profesi bidan.
Medan, 2021
DAFTAR ISI
iii
Halaman
Halaman Judul.............................................................................................................. i
Halaman Pengesahan....................................................................................................ii
Kata Pengantar.............................................................................................................iii
Daftar Isi......................................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................2
C. Ruang Lingkup..................................................................................................3
D. Manfaat.............................................................................................................3
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................17
B. Saran...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) kematian bayi yang baru lahir atau
neonatal mencakup 45% kematian diantara anak-anak dibawah umur 5 tahun. Mayoritas
dari semua kematian neonatal, 75% terjadi pada minggu pertama kehidupan dan diantara
25% sampai 45% terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama kematian bayi baru
lahir adalah prematuritas 28% dari berat lahir rendah, infeksi 36%, asfiksia 23% dan
trauma kelahiran. Penyebab ini menyebabkan hampir 80% kematian pada kelompok usia
ini (Fani and Yuliana 2017)
Menurut World Health Organization definisi kelahiran bayi prematur (preterm)
adalah kelahiran bayi kurang dari 37 minggu gestasi. Bila kelahiran kurang dari 32
minggu dikategorikan sebagai very preterm, dan kurang dari 28 minggu disebut
extremely preterm. Bayi dikategorikan sebagai bayi berberat badan lahir rendah atau
BBLR (low birth weight) bila berat < 2500 gram, very low bila < 1500 gram, dan
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam
setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran didunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi dinegara-negara
BBLR didapatkan dinegara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi
dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor
utama dalam peningkatan mortalitas, morbilitas dan disabilitas neonates, bayi dan anak
serta memberi dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. (Sembiring
2019)
5
Asfiksia neonatorum merupakan kegagalan bernafas secara spontan, Tidak
teratur dan tidak adekuat segera setelah lahir atau beberapa saat setelah lahir. Keadaa ini
disertai hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis. Asfiksia terjadi karena
terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin.
Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir.
Mempengaruhi organ vital lainnya dan dapat mendorong terjadinya infeksi, kerusakan
otak atau kematian. Faktor-faktor yang menyebabkan asfiksia diantaranya adalah faktor
ibu, faktor plasenta, faktor persalinan dan faktor neonatus. Faktor risiko ibu terdiri dari
usia <20 tahun atau >35 tahun, paritas, riwayat obstetri jelek, penyakit ibu seperti
hipertensi, preeklamsi, anemia, ketuban pecah dini, panggul sempit, dan infeksi
intrauterin. Faktor risiko plasenta yaitu plasenta previa dan solusio plasenta. Faktor
risiko persalinan yaitu persalinan buatan/anjuran dan partus lama. Faktor risiko
neonatus yaitu masa gestasi, berat badan lahir, kehamilan ganda, malpresentasi, serta
signifikan. AKB di Sumatera Utara hasil SP 2000 adalah 44/1.000 KH, dan turun
menjadi 25,7 (atau dibulatkan menjadi 26) per 1.000 KH pada hasil SP 2010. Melihat
trend AKB kurun waktu 2001-2010 maka dapat diperhitungkan telah terjadi penurunan
AKB setiap tahunnya dengan rata-rata perkiraan 1,8 per 1.000 KH. Bila trend penurunan
AKB dapat dipertahankan, maka diperkirakan AKB Sumatera Utara tahun 2017 menjadi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi baru lahir dengan pendekatan
6
manajemen kebidanan dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan di RSUD DELI
SERDANG dengan manajemen kebidanan dan pendokumentasian SOAP.
C. Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan Komprehensif ini adalah
di RSUD Deli Serdang, sedangkan waktu dan penyususnan Laporan Komprehensif di
mulai pada tanggal 21 Juni s/d 17 Juli 2021.
2. Subjek Laporan Kasus
Subjek yang diambil untuk penyusunan Laporan Komprehensif ini adalah Bayi Baru
Lahir
3. Teknik/ Cara Pengumpulan Data :
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara teknik wawancara dan
observasi
a. Wawancara : Teknik ini dilakukan melalui auto anamnesis dan allow anamnesis
dengan pasien, keluarga dan kesehatan lainnya dilibatkan untuk memperoleh data
yang berhubungan dengan permasalahan pasien yang akan dijadikan sebagai bahan
laporan,sehingga diperoleh data yang akurat.
b. Observasi : melaksanakan observasi langsung pada ibu hamil dengan cara memeriksa
fisik
c. Studi Kepustakaan : Membaca dan mempelajari buku-buku sumber, makalah
ataupun jurnal yang dapat dijadikan dasar teoritis yang berhubungan dengan kasus
yang diambil
D. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khususnya BBL dengan Asfiksia
Neonaturum
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan komprehensif ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan untuk
7
menambah pengetahuan khususnya untuk program study Profesi Kebidanan di
Politeknik Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan.
3. Bagi Lahan Praktik
Sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan dalam mengatasi
Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Neonaturum
8
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
1. Bayi Prematur
Bayi premature adalah bayi yang dilahirkan dalam usia gestasi kurang
masih sebagian janin dan sebagain bayi baru lahir. Bayi prematur yang
dialihkan dalam usia gestasi <37 minggu mempunyai resiko tinggi terhadap
spontan dan vertikel otak lateral, akibat anoksia otak (erat kaitannya dengan
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu .
1. Ekstrem prematur ialah bayi yang lahir dengan umur kehamilan < 28 minggu
2. Sangat prematur ialah bayi yang lahir dengan umur kehamilan< 32 minggu
3. Moderat prematur ialah bayi yang lahir antara umur kehamilan 32 - < 34
minggu
4. Late prematur ialah bayi yang lahir antara umur kehamilan 34 – 36 minggu
2. Etiologi
Ada banyak faktor yang menyebabkan bayi lahir prematur (Sembiring 2019), yaitu:
1) Faktor Ibu
9
Ibu yang mengalami malnutrisi (kekurangan nutrisi) pada saat hamil
Hipertensi
Infeksi
Trauma
Diabetes
Penyakit kronik
Pre-eklampsia berat
Eklampsia
2) Faktor Janin
Infeksi
Kelainan kromosom
Kelainan plasenta
3. Patofisiologi
Alat tubuh bayi prematur belum berfungsi seperti bayi matur. Oleh karena itu, ia
mengalami banyak kesulitan hidup di luar uterus ibunya yang bersangkutan dengan
10
diantaranya:
a. Suhu tubuh
Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas
badan
b. Pernapasan
sempurna
kurang baik
aspirasi.
11
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum
dalam otak
bayi
10. Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang.
11. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
12
12. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan reflek isap,
menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisannya lemah.
13. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
15. Rasio luas permukaan tubuh yang besar dibandingkan berat badan. (Astutik
5. Diagnosa
Ada beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan pada bayi prematur, diantaranya
adalah :
6. Akibat
Sering komplikasi yang terjadi pada bayi prematur adalah yang berhubungan
dengan fungsi imatur dari system organ, kompikasi- komplikasi yang bisa
13
terjadi meliputi :
karena paru-paru bayi belum matang sehingga tidak bisa menghasilkan zat
paru-paru mengembang dengan baik ketika bayi keluar dari dalam rahim
b. Apnea
20 detik atau lebih. Gangguan pada pernapasan seperti ini disebut apnea,
pada beberapa bayi prematur, terutama yang lahir sebelum usia kandungan
dengan sedikit efek samping lanjutan. Perdarahan yang lebih parah dapat
14
cerebral palsu, gangguan belajar dan masalah perilaku.
dalam otak untuk mengalirkan cairan dan mengurangi risiko kerusakan otak.
d. Hiperbilirubinemia
ditandai oleh perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kuning
(bayi kuning). Bilirubin adalah pigmen kuning yang memang ada pada sel
darah manusia.
dibandingkan pada bayi lahir cukup bulan. Tingkat bilirubin yang sangat
harus dilakukan untuk mengganti darah bayi dengan darah baru yang sehat
bayi yang lahir sebelum 32 minggu kehamilan. ROP didiagnosa ketika bayi
dengan sedikit atau tanpa kehilangan penglihatan. Dalam kasus yang lebih
parah, dokter mata dapat mengobati pembuluh abnormal dengan laser atau
15
mempertahankan penglihatan
f. Anemia
banyak sel darah merah baru. Selain itu, sel darah merah bayi memiliki
masa hidup yang lebih pendek dari pada orang dewasa. Hal tersebut
g. Pneumonia Aspirasi
batuk belum sempurna. Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan yang
h. Gangguan Imunologik
berkurang. Selain itu juga mudah terjadi regurtasi isi lambung dan dapat
j. Hipotermi
16
Hipotermi dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan
sedikit, belum matang sistem saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan
tubuh relatif lebih besar dibandingkan dengan berat badan sehingga masalah
7. Penatalaksanaan
dapat terjadi pada bayi prematur maka perawatan dan pengawasan ditujukan pada
1) Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi
metabolisme rendah dan permukaan badan relative luas oleh karena itu
2) Apabila tidak ada inkubator, bayi dapat di bungkus dengan kain dan di
dapat dipertahankan.
belum matang sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110
bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan
17
lambung, reflek masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya
memasang sonde.
3) Permulaan cairan yang diberikan 50-60 cc/kg BB/ hari terus di naikkan
3. Pernapasan
2) Pada penyakit ini tanda-tanda gawat pernapasan selalu ada dalam 4 jam
4. Menghindari Infeksi
Riyanti 2019)
1. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
18
Ada dua macam BBLR, yang pertama bayi lahir kecil akibat kurang
bulan, dan yang kedua adalah bayi lahir kecil dengan berat badan yang
Klasifikasi BBLR
Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37
c. Kombinasi keduanya
2. Etiologi
i. Faktor Ibu
hamil
19
2. Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
8. primigravida
2. hamil ganda
3. perdarahan antepartum
dini
1. Cacat bawaan
3. Kehamilan ganda
4. Kelainan kromosom
2. merokok
3. Patofisiologi
20
a. ketidakstabilan suhu tubuh
saraf pengatur suhu BBLR. Rasio luas permukaan tubuh relative lebih
b. Gangguan pernapasan
terjadi periode apneu. Lemahnya reflex batuk, isap, dan menelan dapat
2019)
21
berkurang)
Berdasarkan buku (Triana and Afni 2015) tanda- tanda bayi BBLR yaitu:
2. BBLR- KMK
gram
22
Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia
monora
5. Diagnosa
Diagnosis Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi
dalam jangka waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan
a. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan
Umur ibu
Aktivitas
b. Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain :
Berat badan
23
Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan)
c. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
Foto dada ataupun babygram diperlukan pada BBL dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat atau diperkirakan atau terjadi
6. Akibat
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
a. Hipotermi
b. Hipoglikemi
d. Hiperbilirubinemia
g. Infeksi
h. Perdarahan intraventrikuler
i. Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada BBLR antara lain :
a. Gangguan perkembangan
b. Gangguan pertumbuhan
24
c. Gangguan penglihatan (Retinopati)
d. Gangguan pendengaran
7. Penatalaksanaan
Nayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan penanganan yang tepat untuk
berikut:
hati-hati.
ketat karena peningkatan berat badan merupakan salah satu status gizi/
nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. (Nurlaila and
Riyanti 2019)
25
3. Asfiksia
1. Pengertian
secara spontan segera setelah lahir sanggat berarti dan sangat resiko untuk
terjadinya kematian dimana keadaan janin tidak spontan bernafas dan teratur
2010). Asfiksia pada bayi baru lahir adalah menutut IDAI ikatan Dokter Anak
Indonesia) adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada sat lahir
CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Tujuan
pernafasan bayi yang sebagian besar terjadi pada waktu persalinan. (Dwienda
2014)
a. Asfiksia Berat
26
Tonus otot lemah, bahkan hamper tidak ada
persalinan
b. Asfiksia Sedang
Penatalaksanaan : resusitasi
c. Asfiksia Ringan
27
Bayi kurang aktifitas
Penatalaksanaan : resusitasi.
2. Etiologi
c. Pengaruh obat
d. Faktor ibu
3. Fisiologi
dari ibu melalui mekanisme difusi plasenta yang berasal dari ibu diberikan
28
kepada janin. Sebelum lahir, elveoli paru bayi menuncup dan terisi oleh
cairan. Paru janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau jalan untuk
dialiri darah dalam jumlah besar. Setelah lahir, bayi tidak berhubungan
dengan plasenta lagi sehingga dan akan segera bergantung kepada paru
sebagai sumber utama oksigen. Oleh karena itu, maka beberapa saat sesudah
lahir paru harus segera terisi oksigen dan pembuluh darah paru harus
4. Patofisiologi
pada saat antepartum, intrapartum, dan pascapartum saat tali pusat dipotong.
Hal ini diikuti oleh serangkai kejadian yang dapat diperkirakan ketika
kepala dijalan lahir atau bila paru tidak mengembang karena suatu
hal, aktivitas singkat ini akan diikuti oleh henti nafas komplit yang
29
terjadi penurunan kekuatan dan frekuensi pernafasan. Selanjutnya
resusitasi yang tepat, pemulihan dari keadaan terminal ini tidak akan
terjadi.
pun berhenti keadaan ini akan terjadi dalam waktu cukup lama.
dengan dosis 2,4 ml per kg berat badan, dan cairan glukosa 40% 1-2 ml per
kg berat badan, diberikan melalui vena umbilicus. Tanda dan gejala yang
30
muncul pada asfiksia adalah sebagai berikut :
persalinan.
Pada asfiksia sedang, tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai
berikut:
persalinan.
Pada asfiksia ringan, tanda dan gejala yang sering muncul adalah sebagai
berikut :
31
5) Adanya pernafasan cuping hidung.
(Dwienda 2014)
6. Diagnosa
Untuk menegakkan diagnosis, dalam buku (Martunani and Sari 2017) dapat
3. Pemeriksaan penunjang
PaCO2 >55 mm H2
pH < 7,30
32
7. Akibat
seperti.
Gangguan penglihatan
Gangguan pendengaran
untuk pulih total jauh lebih besar. Namun bila sel-sel tubuh bayi tak
otak dan jantung tak dapat terhindarkan bila oksigen yang dibutuhkan tubuh
waktu atak tidak jauh dari hari perkiraan lahir maka dapat sangat menolong.
33
Namun pada kasus bayi yang lahir bahkan 5 minggu lebih awal tak dapat
Gangguan pada organ paru, jantung, ginjal, otak dan pencernaan adalah
pendengaran, cerebral palsy, ADHD, serta tumbuh kembang anak yang lambat
8. Penatalaksanaan
1. Penilaian Segera
Segera stelah bayi lahir, letakkan bayi dibawah ibu atau dekat
pusat dan pindahkan bayi ketempat resusitasi yang telah disediakan. Lanjutkan
presentasi kepala.
34
Segera setelah bayi baru lahir:
1.Persiapan keluarga
hendaknya rata, keras, bersih dan kering, meja atau diatas lantai yang
lampu sorot) dan tidak banyak tiupan angin (jendela atau pintu terbuka).
kelahiran bayi
35
3. Persiapan Alat dan Bahan Resusitasi
a) Meja Resusitasi
e) Stetoskop neonatal
g) Bengkok
4.Langkah-langkah Resusitasi
Langkah awal
memulai bernafas.
Langkah awal ini perlu dilakukan secara tepat (dalam waktu 30 detik).
Secara umum, 6 langkah awal dibawah ini cukup untuk merangsang bayi
baru lahir untuk bernafas spontan dan teratur. Langkah awal (dilakukan
Letakkan bayi diatas kain yang ada di atas perut ibu atau dekat
perineum.
36
Pindahkan bayi keatas kain tempat resusitasi
Isap lendir mulai dari mulut dulu, kemudian dari hidung (jika
keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
tangan
37
5. Reposisi
Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru
(disiapkan).
Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan
tidak bernafas.
bayi.
B. Kajian Teori
1) Defenisi
Menurut saifuddin (2002) bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir
Menurut Dep. Kes. RI, 2005 bayi baru lahir normal adalah bayi yang
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat
38
lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan
tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat. (Dwienda 2014)
b) Panjang badan 48 – 52 cm
g) Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
sempurna
j) Genetalia
39
3) Tanda APGAR (Dwienda 2014)
Table 1.1
1. Pencegahan Infeksi
bayi
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
2. Melakukan penilaian
40
Apakah bayi cukup bulan/tidak
Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas Jika bayi tidak bernapas
hangat
bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur
Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya
41
ditempat
Score)
atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
tubuh lainnya.
klonin 0,5%
42
Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur
kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah
stabil
7. Pencegahan infeksi
2019)
a. Reflek moro
43
dibaringkan dengan posisi telentang
b. Reflek rooting
Timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Bayi akan memutar
kepala seakan mencari putting susu. Reflek ini menghikang pada usia 7
bulan
c. Reflek sucking
d. Reflek batuk dan bersin : untuk melindungi bayi dan obsmuksi pernafasan
e. Reflek graps
Timbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi, lalu bayi akan menutup
telapak tangannya atau ketika telapak kaki digores dekat ujung jari kaki, jari kaki
menekuk.
Reflek ini timbul jika bayi dalam posisi berdiri akan ada gerakan spontan kaki
Reflek ini timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh kekanan atau kiri jika
diposisikan tengkurap. Reflek ini bisa diamati saat bayi berusia 3-4 bulan.
h. Reflek Babinsky
Muncul ketika ada rangsangan pada telapak kaki, ibu jari akan bergerak keatas
44
Ketika bayi tengkurap, gerakan bayi pada punggung menyebabkan pelvis
j. Reflek Bauer/merangkak
Pada bayi aterm dengan posisi tengkurap. BBL akan melakukan gerakan
Daftar Pustaka
Astutik, Reni Yuli, and Dwi Ertiana. 2018. Anemia Dalam Kehamilan. Jawa Timur: CV.Pustaka
Abadi.
Darma, Sagita. 2017. Kehamilan, Persalinan, Bayi Preterm & Posttrem Disertai Evidence
Based. yogyakarta: CV. Trans Info Media.
Dwienda, Octa, Liva Maita, Eka Maya Saputri, and Rina Yulviana. 2014. Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi/Balita Dan Anak Prasekolah Untuk Para Bidan. Yogyakarta: CV Budi
Utama.
Fajarwati, Novia, Pudji Andayani, and Lena Rosida. 2015. “Hubungan Antara Berat Badan Lahir
Dan Kejadian Asfiksia Neonatorum.” : 33–39.
Fani, Risqiani, and Lia Yuliana. 2017. “Faktor Yang Mempengaruhi Kematian Bayi Prematur Di
Indonesia.” jurnal Ilmiah WIDYA kesehatan dan Lingkungan Vol.1.
Legawati. 2018. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Malang: Wineka Media.
Martunani, Anik, and Eka Puspita Sari. 2017. Asuhan Kegawat Daruratan Maternal Dan
Neonatal. DKI Jakarta: CV. Trans Info Media.
Nurlaila, and Eka Riyanti. 2019. Buku Panduan Perawatan Metode Kangguru. yogyakarta:
Leutikaprio.
Sembiring, Br juliana. 2019. Asuhan Neonatus Bayi Balita Anak Pra Sekolah. Jakarta:
Deepublish Publisher.
Sinta, Lusiana El, Feni Andriani, Yulizawati, and Aldina Ayunda Insani. 2019. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi Dan Balita. Sidoarjo: Pindomedia Pustaka.
45
Suwandi, Trijani. 2019. “Hubungan Penyakit Periodontal Pada Kehamilan Dengan Kelahiran
Bayi Prematur.” Trijurnal.Lemlit.Trisakti.Ac.Id 1: 53–57.
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jkgt/article/view/5159.
Triana, Ani, and Rita Afni. 2015. Buku Ajaran Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan
Neonatal. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
46