Mustika Dewi¹
Abstrak
Tayangan berita kriminal banyak diwarnai oleh tindak kekerasan
terhadap anak - anak. Setelah menonton tayangan berita kriminal utamanya
mengenai tindak kekerasan terhadap anak, maka para ibu rumah tangga akan
berpikir bahwa tindak kekerasan dapat terjadi pada siapapun dan dimanapun,
dan menimbulkan kecemasan pada ibu-ibu rumah tangga bahwa kekerasan
terhadap anak-anak dapat terjadi pada anak-anak mereka. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tayangan berita kriminal di TV
terhadap kecemasan ibu rumah tangga akan tindak kejahatan pada anak di
(Studi pada RT.24 Kelurahan Gunung Kelua Samarinda) yang berjumlah 55
orang tanpa ada kriteria khusus dari sample.Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan penyebaran koesioner hipotesis penelitian membuktikan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, ini terbukti dari F hitung (3,267)>F tabel
(3,172). Tayangan berita kriminal mempengaruhi kecemasan ibu rumah tangga
sebesar 28,3% dan selebihnya 71,70% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak diteliti misalnya pengalam individu akan tindak kriminal Semakin sering
para ibu menonton tayangan berita kriminal maka semakin tinggi tingkat
kecemasan akan tindak kejahatan pada anak-anak mereka,interaksi individu
serta informasi yang diperoleh oleh media massa selain televisi seperti
koran,radio dan internet.semakin sering para ibu menonton tayangan berita
kriminal maka semakin sering tinggi tingkat kecemasan akan tindak kejahatan
pada anak-anak mereka.
Pendahuluan
Dalam kehidupan kita sekarang, televisi telah membawa dampak
yang sangat besar buat manusia. Televisi membawa berbagai kandungan
Pengaruh Berita Kriminal TV Thdp Kecemasan IRT Akan Kejahatan Anak di Smd (Dewi)
151
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 150 - 162
Cultivation Theory
Para pecandu berat televise akan menganggap bahwa apa yang terjadi
ditelevisi adalah dunia senyatanya. Misalnya, tentang perilaku kekerasan yang
terjadi di masyarakat. Para pecandu berat televise akan mengatakan bahwa
sebab utama munculnya kekerasan adalah masalah sosial (karena televise yang
dia tonton sering menyuguhkan berita dan kejadian dengan motif sosial sebagai
alasan melakukan kekerasan). Para pecandu berat televise akan mengatakan
bahwa di masyarakat sekarang banyak terjadi gejala hamil di luar nikah karena
televise melalui sinetronnya selalu menceritakan kasus tersebut. Pendapat itu
mungkin tidak salah, tetapi ia terlalu memggeneralisasi ke semua lapisan
masyarakat. Bahwa ada gejala hamil di luar nikah itu salah. Para pecandu
sinetron sangat percaya bahwa apa yang terjadi pada masyarakat seperti yang
dicerminkan dalam sinetron – sinetron.
Dengan kata lain, perilaku kekerasan yang diperlihatkan di televise
merupakan refleksi kejadian di sekitar kita. Jika adegan kekerasan itu
merefleksikan aturan hukum yang tidak bisa mengatasi situasi seperti yang
digambarkan dalam adegan televise, ada kemungkinan yang sebenarnya terjadi
juga begitu. Jadi, kekerasan televise dianggap sebagai kekerasan yang memang
sedang terjadi di dunia ini. Aturan hukum yang bisa digunakan untuk mengatasi
perilaku kejahatan yang dipertontonkan di televise akan memperlihatkan seperti
itulah hukum kita sekarang ini.
153
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 150 - 162
bawah piramid, dan kebutuhan manusia meningkat terus ke atas apabila jenis
kebutuhan yang dasar sudah terpenuhi. Mulai dari kebutuhan yang paling dasar
adalah kebutuhan fisiologis, kemudian berlanjut kebutuhan akan keamanan
(safety), kebutuhan dicintai (Love or belonging), kebutuhan untuk rasa percaya
diri (Esteem), dan kebutuhan puncak, yaitu aktualisasi diri (self-actualization).
Keselamatan dan rasa aman menempati posisi kedua setelah kebutuhan
fisiologis, itu mengartikan bahwa rasa aman sangat dibutuhkan oleh semua
masyarakat. Banyak sekali berita – berita kriminal yang ditayangkan ditelevisi
menimbulkan kecemasan dan rasa takut tidak aman bagi penonton yang
menonton. Contohnya berita – berita yang disajikan oleh televisi yang setiap
harinya kadang menyajikan berita – berita kriminal yang terjadi di masyarakat
setiap harinya dari perampokan, pemerkosaan, penculikan anak, pencurian,
narkoba, pembunuhan dll yang bisa menimbulkan kecemasan kepada penonton.
Melihat kondisi yang terjadi dengan tayangan kriminal – kriminal tersebut
masyarakat yang menonton khususnya ibu rumah tangga merasa keamanan
mereka sedang terancam karena meningkatnya kriminalitas yang terjadi setiap
harinya.
155
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 150 - 162
report) yang mengupas suatu kasus lama atau baru yang belum. Sudah
terungkap, dan terkadang disertai tips-tips untuk mengantisipasi setiap modus
kejahatan.
Salah satunya berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi pemirsa
atau penonton adalah berita mengenai bencana (disaster) dan kriminal (crimes).
Dua topik ini menjadi sangat penting karena menyangkut tentang keselamatan
manusia. Dalam pendekatan psikologi, keselamatan adalah menempati urutan
kedua bagi kebutuhan dasar manusia (basic needs), sehingga tak heran apabila
berita tersebut memiliki daya rangsang tinggi bagi pemirsanya. Adapun televisi
tidak dapat menyiarkan dengan seenaknya terhadap korban-korban manusia
yang tampak sadis. Etika itu dimaksudkan agar pemirsa tidak memiliki rasa
takut atau trauma yang amat besar (Deddy Iskandar Muda 2008:36- 37).
Berita kriminal pada umumnya dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu
hard news (berita berat), soft news (berita ringan), dan investigative reports
(laporan penyelidikan). (Deddy Iskandar Muda, 2008:40-43) :
1. Hard news (berita berat) sendiri memiliki arti berita tentang peristiwa yang
dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun
organisasi. Misalnya tentang mulai diberlakukannya suatu kebijakan baru
pemerintah. Contoh berita kriminal dan kekerasan yang dikemas sebagai
hard news adalah program Seputar Indonesia (RCTI), Liputan Enam
(SCTV), Reportase (Trans Tv) dll.
2. Soft news (berita ringan) sering kali juga disebut dengan features yaitu
berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi
pemirsanya. Seringkali lebih menitikberatkan pada hal – hal yang dapat
menakjubkan atau mengherankan pemirsa. Berita kriminal dan kekerasan
yang dikemas dalam bentuk soft news dapat kita temui dalam program
Jelang Siang (TransTV), Kejamnya Dunia (TransTV) dan lainnya.
3. Investigative Reports (laporan penyelidikan) adalah jenis berita yang
eksklusif. Datanya tidak dapat diperoleh dipermukaan, tetapi harus
dilakukan berdasarkan penyelidikan. Beberapa program berita yang
menyajikan laporan penyelidikan kriminal dan kekerasan adalah antara lain
Patroli. Sidik, Sergap, dan Buser.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa berita kriminal sebagai
program berita yang menayangkan berita-berita berbau kriminalitas, kekerasan
atau perbuatan yang melanggar hukum dan mampu menarik perhatian khalayak
untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Pengertian Kecemasan
Salah satu efek dari penerimaan pesan (informasi) adalah perasaan
cemas yang berkaitan dengan efek afektif. Kecemasan merupakan respon
subyektif individu terhadap situasi, ancaman atau stimulus eksternal (Yuliandri
2000 :18). Atkinson dan Hilgrad (1993 :403) mendefinisikan kecemasaan
sebagai suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh
156
Pengaruh Berita Kriminal TV Thdp Kecemasan IRT Akan Kejahatan Anak di Smd (Dewi)
perassan takut, tercekam, khawatir dan bingung. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kecemasan timbul sebagai akibat dari respon yang muncul
dari dalam diri individu dalam bentuk perasaan takut, tercekam, khawatir dan
bingung. Dalam penelitian ini kecemasan timbul dikarenakan adanya
pemberitaan teroris di televisi.
Sedangkan beberapa reaksi yang ditimbulkan akibat adanya kecemasan
adalah (McPhail 2004 :20) :
a. Timbul gangguan fisik seperti jantung berdebar, berkeringat, otot – otot
menegang, tenggorokan kering, gemetar, merasa sakit, pusing, dan lain –
lain.
b. Sulit berkonsentrasi.
c. Merasa khawatir atau ingatan – ingatan yang tidak menyenangkan muncul
dalam pikiran.
d. Ketakutan yang hebat pada situasi tertentu dan berusaha menghindari situasi
tersebut.
e. Serangan panik yang datang tiba – tiba.
f. Gangguan tidur, misalnya mimpi buruk.
Dari penjelasan Mc Phail tersebut dapat dijelaskan bahwa kecemasan
muncul dari dalam diri individu dalam bentuk timbulnya gangguan fisik, sulit
berkonsentrasi, timbul kekhawatiran dan ketakutan, dan juga munculnya
gangguan tidur. Menurut Prabowo (2005:45) tinggi rendahnya kecemasan
dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain :
a. Tingkat konsumsi media (terpaan media).
Tingkat konsumsi media (terpaan media) berkaitan dengan seberapa sering
mengkonsumsi media dan intensitas konsumsi.
a. Pengalaman individu
Individu yang pernah menjadi korban ataupun saksi akan mengalami tingkat
kecemasan yang berbeda dengan yang hanya memperoleh informasi.
b. Interaksi individu
Interaksi individu dengan keluarga, teman, dan tetangga mempengaruhi
tinggi rendahnya kecemasan.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui seberapa besar
pengaruh tayangan berita kriminal di televisi terhadap kecemasan ibu rumah
tangga akan tindak kejahatan anak di RT 24 Kelurahan Gunung Kelua
Samarinda.
157
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 150 - 162
158
Pengaruh Berita Kriminal TV Thdp Kecemasan IRT Akan Kejahatan Anak di Smd (Dewi)
Disamping itu media massa selain televisi seperti koran, radio maupun
internet juga banyak memberikan informasi mengenai tindakan kriminal atau
kejahatan. Semakin beragam media yang tersedia dan mudahnya akses bagi
media-media tersebut maka informasi yang diperoleh mengenai kriminalitas
yang terjadi semakin banyak dan hal ini diperparah oleh para wartawan yang
sering melebih-lebihkan berita tentang kejadian yang sebenarnya tidak terlalu
penting namun dibesar-besarkan sehingga tampak seperti berita yang heboh
serta meresahkan masyarakat, hal ini juga mempengaruhi meningkatnya
kecemasan individu.
Perempuan memiliki kecemasan lebih besar dibandingkan dengan laki
– laki. Karena media seringkali menggambarkan kaum perempuan sebagai
korban dan kaum laki – laki sebagai pelaku kejahatan. Walaupun fakta tidak
berkata demikian. Namun media yang menjadi ‘jendela realita” bagi
masyarakat menggambarkan hubungan kriminal dan kejadian seperti itu
sehingga hal tersebutlah yang dipercayai oleh ibu rumah tangga.
Keamanan dan keselamatan diri adalah hal yang sangat penting dan
tidak dapat diabaikan sesuai dengan teori psikologi Piramida Maslow, yang
mengatakan dalam teorinya bahwa rasa aman dan keselamtan menepati urutan
kedua setelah fisoilogis, oleh sebab itu banyak hal yang dilakukan untuk
meningkatkan rasa aman dan melindungi diri dari bahya yang dapat
mengancam keselamatan diri. Seperti yang diungkapkan oleh Deddy Iskandar
Muda (2008:34) bahwa keselamatan diri adalah kebutuhan hakiki dari manusia.
Sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori S-
O-R, yaitu dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah,
hanya jika stimulus yang menerpa benar – benar melebihi semula.
Dan dapat dilihat dari data yang dihasilkan bahwa pesan – pesan
mengenai berita kriminal yang terjadi dimasyarakat terutama ibu rumah tangga
memberikan pengaruh atau efek yang berarti terhadap ibu – ibu rumah tangga.
Sebuah pesan yang ditampilkan dalam tayangan berita kriminal sangat
memberikan efek atau pengaruh yang sama pada masing – masing orang.
Pengaruhnya pada seseorang tergantung pada beberapa hal, termasuk
karakteristik kepribadian seseorang dan beragam aspek situasi dan konteks.
Setelah uji validitas dan reliabilitas, peneliti melakukan analisis regresi
linear sederhana. Dari tabel model summary, diperoleh nilai 0,277 untuk nilai
koefisien korelasi (R). Nilai ini menunjukkan adanya hubungan yang lemah
antara variabel tayangan berita kriminal dan kecemasan. “Nilai korelasi antara
0,20 sampai dengan 0,399 masuk dalam kategori hubungan rendah tapi pasti
(Sugiyono 2010:257)”.
Maka F hitung (3,267) > F tabel (3,172), maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Ha dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh tayangan berita
kriminal di televisi terhadap kecemasan ibu rumah tangga akan tindak
kejahatan anak di RT 24 Kelurahan Gunung Kelua Samarinda.
159
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 150 - 162
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa :
1. Ada pengaruh tayangan berita kriminal di televisi terhadap kecemasan ibu
rumah tangga akan tindak kejahatan pada anak di RT 24 Kelurahan Gunung
Kelua Kota Samarinda, dimana semakin tinggi intensitas ibu rumah tangga
menyaksikan tayangan berita kriminal maka semakin tinggi pula kecemasan
ibu rumah tangga tersebut akan tindak kekerasan yang terjadi pada anak dan
sebaliknya semakin rendah intensitas ibu rumah tangga menyaksikan
tayangan berita kriminal maka semakin rendah pula kecemasan ibu rumah
tangga tersebut akan tindak kejahatan pada anak.
2. Tayangan berita kriminal mempengaruhi kecemasan ibu rumah tangga
sebesar 28,3% dan selebihnya 71,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti misalnya pengalaman individu
akan tindak kriminal, interaksi individu serta informasi yang diperoleh
melalui media massa selain televisi seperti koran, radio dan internet.
160
Pengaruh Berita Kriminal TV Thdp Kecemasan IRT Akan Kejahatan Anak di Smd (Dewi)
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro & Erdiyana, 2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar,
PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Atkinso, R.L., Atkinso, RC & Hilgrad, E.R (1993). Introduction To
Pschycology. New York : Harcourt Brace Jovanovich.
Baksin, Askurifai, 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Simbiosa
Rekatama Media, Bandung.
Budiryanto, 2009. Pengertian Kecemasan, Surabaya.
Bungin, Burhan, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kencana, Jakarta.
Efenddy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Hadi, Ido Priyana, 2007. Cultivation theory, sebuah perspektif teoritik dalam
analisis televise. Jurnal ilmiah
Hurlock, Elisabeth B, 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Irman, 2007. Kriminalitas, dalam konstruksi media televisi, Jakarta.
Kriyantono, Rachmat, 2010. Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Publik Relations, Advertaising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran, Kencana, Jakarta.
Lazarus, Richard S, 1969. Patern of adjustment and human effectiveness,
McGraw-Hill Book & Co, New York.
Maharani, 2005. Pengaruh Kriminal Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat
Surabaya, Univesitas Kristen Petra, Surabaya.
McPhail, Catherine. 2004. Understanding Anxiety and Panic Attack.
Mcquail, Dennis, 1987. Mass Communication Theory, Second Edition, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Mondry, M.Sos, 2008, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Ghalia
Indonesia, Bogor.
Muda, Deddy Iskandar, 2003. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter
Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mulyana, Slamet, 2009. Media Massa Dan Teori Kultivasi, Jakarta.
Nurudin, 2003. Pengantar Komunikasi Massa, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
161
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 150 - 162
162