Anda di halaman 1dari 13

eJournal lmu Komunikasi, 2013, 1 (4 ): 150 - 162

ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id


© Copyright 2013

PENGARUH TAYANGAN BERITA KRIMINAL di


TELEVISI TERHADAP
KECEMASAN IBU RUMAH TANGGA AKAN TINDAK
KEJAHATAN ANAK di SAMARINDA
(Studi pada RT. 24 Kelurahan Gunung Kelua Samarinda)

Mustika Dewi¹

Abstrak
Tayangan berita kriminal banyak diwarnai oleh tindak kekerasan
terhadap anak - anak. Setelah menonton tayangan berita kriminal utamanya
mengenai tindak kekerasan terhadap anak, maka para ibu rumah tangga akan
berpikir bahwa tindak kekerasan dapat terjadi pada siapapun dan dimanapun,
dan menimbulkan kecemasan pada ibu-ibu rumah tangga bahwa kekerasan
terhadap anak-anak dapat terjadi pada anak-anak mereka. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tayangan berita kriminal di TV
terhadap kecemasan ibu rumah tangga akan tindak kejahatan pada anak di
(Studi pada RT.24 Kelurahan Gunung Kelua Samarinda) yang berjumlah 55
orang tanpa ada kriteria khusus dari sample.Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan penyebaran koesioner hipotesis penelitian membuktikan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, ini terbukti dari F hitung (3,267)>F tabel
(3,172). Tayangan berita kriminal mempengaruhi kecemasan ibu rumah tangga
sebesar 28,3% dan selebihnya 71,70% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak diteliti misalnya pengalam individu akan tindak kriminal Semakin sering
para ibu menonton tayangan berita kriminal maka semakin tinggi tingkat
kecemasan akan tindak kejahatan pada anak-anak mereka,interaksi individu
serta informasi yang diperoleh oleh media massa selain televisi seperti
koran,radio dan internet.semakin sering para ibu menonton tayangan berita
kriminal maka semakin sering tinggi tingkat kecemasan akan tindak kejahatan
pada anak-anak mereka.

Kata Kunci : Tayangan Berita Kriminal, Kecemasan Ibu Rumah Tangga,


Tindak Kejahatan Pada Anak.

Pendahuluan
Dalam kehidupan kita sekarang, televisi telah membawa dampak
yang sangat besar buat manusia. Televisi membawa berbagai kandungan
Pengaruh Berita Kriminal TV Thdp Kecemasan IRT Akan Kejahatan Anak di Smd (Dewi)

informasi, dimana pesan-pesannya dalam kecepatan tinggi menyebar ke


seluruh tempat yang dengan mudah diterima tanpa meributkan fasilitas yang
terlalu beragam. Hal ini membuat orang bisa secara langsung mendapatkan
informasi yang dibutuhkan tanpa membutuhkan waktu yang lama. Di sinilah
peranan televisi demikian penting dan dibutuhkan oleh manusia. Dan
menjadikan daya tarik menonton pada masyarakat demikian meningkat
semakin tinggi.

Dalam mewujudkan salah satu fungsi komunikasi massa yaitu


memberikan informasi maka stasiun televisi menayangkan program berita.
Salah satu berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi pemirsa atau
penonton adalah berita mengenai bencana (disaster) dan kriminal (crime)
(Dedy Iskandar muda 36 : 2003). Topik ini menjadi sangat penting karena
menyangkut tentang keselamatan menempati urutan pertama bagi
kebutuhan dasar manusia (basic needs). Tak pelak tayangan berita kriminal
kini menjadi menu wajib yang ditayangkan oleh stasiun televisi.
Saat ini hampir di semua stasiun televisi swasta terdapat tayangan
berita kriminal diantaranya “Patroli” dan “Jejak Kasus”, “Buser” dan
“SIGI”, “Sidik”, “TKP” dan “Sergap” serta masih banyak tayangan berita
kriminal lainnya dan sebagian besar diantaranya ditayangkan setiap hari
secara rutin (daily news). Beberapa contoh kasus tindak kriminal yang
ditayangkan oleh stasiun televisi adalah perampokan, penyiksaan dan
pembunuhan anggota keluarga, mutilasi, pemerkosaan dan pelecehan
seksual.
Seperti kita ketahui banyaknya berita mengenai tindak kejahatan
terhadap anak-anak yang akhir-akhir ini terjadi seperti banyaknya kasus
penculikan, pemerkosaan dan pembunuhan terhadap anak-anak membuat ibu-
ibu rumah tangga merasa risau akan keselamatan anak-anak mereka dan
kerisauan ini juga melanda pada ibu-ibu rumah tangga di RT 24 Kelurahan
Gunung Kelua bila sedang berkumpul para ibu rumah tangga ditempat ini
sering membicarakan tentang fenomena - fenomena tindak kriminal yang
mereka saksikan di televisi dan sebagian besar mengungkapkan ketakutan
mereka bahwa tindak kriminal terjadi pada keluarga khususnya anak-anak
mereka.
Berita yang termasuk ke dalam berita kejahatan anak adalah,
pemerkosaan anak di bawah umur, pelecehan anak – anak, penculikan anak.,
pembunuhan serta mutilasi kepada anak. Penjualan anak – anak balita ke luar
negeri, narkoba, tawuran, dan sebagainya yang melanggar hukum. Salah satu
yang menarik perhatian peneliti yaitu adalah tayangan berita – berita yang
sekarang ada di televise yang selalu diselingi dengan berita – berita kriminal.

151
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 150 - 162

Peneliti mencari data dan informasi mengenai pengaruh tayangan berita


kriminal di televise terhadap kecemasan ibu rumah tangga akan tindak
kejahatan anak di RT 24 Kelurahan Gunung Kelua Samarinda. Dari hasil
pengamatan bahwa hampir sebagian besar masyarakat RT. 24 yang sudah
berkeluarga istrinya adalah Ibu rumah tangga dan tayangan berita – berita di
televisi yang ditayangkan setiap hari di stasiun televise yang ada seperti
METROTV, SCTV, RCTI, ANTV, TRANS7. GlobalTV. TransTV, dan tvOne
pada jam 12.30 adalah menjadi tontonan setiap hari Ibu rumah tangga RT. 24
karena mereka ingin tahu berita – berita yang terjadi sekarang agar mereka
lebih berhati – hati dan waspada terhadap lingkungan sekitar yang mungkin
akan menimbulkan kecemasan dalam diri mereka.
Ibu-ibu rumah tangga umumnya banyak menghabiskan waktu di rumah
dan biasanya waktu senggang mereka habiskan dengan menyaksikan acara di
televisi sebagai sarana hiburan di rumah dan mau tidak mau akhirnya
menyaksikan acara berita kriminal yang memang banyak ditayangkan oleh
stasiun televisi pada siang hari waktu dimana banyak orang-orang beristirahat
sejenak dari aktivitas mereka.
Contohnya ketika berita – berita di televisi menayangkan tentang kasus
penculikan anak adalah fenomena yang tengah terjadi di masyarakat. Berita
kasus penculikan anak ini menjadi suatu hal yang sangat mengkhawatirkan dan
membuat resah bagi masyarakat khususnya ibu rumah tangga. Mereka khawatir
tentang keselamatan anak – anak. “Salah satu kejadian yang terjadi dalam
waktu dekat ini adalah ditemukan nya mayat seorang anak perempuan di
samarinda seberang dalam kondisi tewas mengenaskan, korban terebut
dicurigai dibunuh dan diperkosa oleh pacarnya sendiri” (Samarinda, 26 April
2013 pukul 10.30 WITA).
Dan contoh lain adalah ketika bulan kemaren heboh ditemukannya anak
– anak pelajar sedang pesta narkoba di kost, dan anak – anak umur 7 tahun
yang dibawa pergi orang yang tidak dikenal.
Melihat fenomena yang terjadi seperti yang digambarkan di atas
akhirnya peneliti tertarik melakukan penelitian di RT. 24 Kelurahan Gunung
Kelua dan melakukan penelitian tentang seberapa besar pengaruh tayangan
berita kriminal di televise terhadap kecemasan ibu rumah tangga terhadap
tindak kejahatan anak di RT 24 Kelurahan Gunung Kelua Samarinda.

Kerangka Dasar Teori


Model Teori S-O-R
Model Teori S – O – R singkatan dari Stimulus organism Respon suatu
model klasik komunikasi yang lahir pada tahun 1930-an. Asumsi dasar dari
model ini adalah : media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan
langsung terhadap komunikan. Model teori merupakan model teori paling
dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran
behavioristik (Mulyana, 2002:132). Menurut stimulus respon ini, efek yang
152
Pengaruh Berita Kriminal TV Thdp Kecemasan IRT Akan Kejahatan Anak di Smd (Dewi)

ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang


dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikan, unsur-unsur dalam model ini adalah :
1. Pesan (stimulus, S) adalah liputan berita – berita di televisi.
2. Komunikan (organism, O) adalah masyarakat samarinda RT. 24 Kelurahan
Gunung Kelua Jln. Suwandi yang menonton liputan berita tersebut.
3. Efek (Response, R) adalah pengaruh yang ditimbulkan liputan berita – berita
kriminal tersebut yang terlihat dalam kecemasan ibu rumah tangga
samarinda.
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan
sikap tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi
dengan organisme. Prinsip S-O-R secara gamblang dijelaskan tentang sebuah
proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat
stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan
yang erat antara pesan – pesan yang disampaikan melalui media massa
terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan tersebut.

Cultivation Theory
Para pecandu berat televise akan menganggap bahwa apa yang terjadi
ditelevisi adalah dunia senyatanya. Misalnya, tentang perilaku kekerasan yang
terjadi di masyarakat. Para pecandu berat televise akan mengatakan bahwa
sebab utama munculnya kekerasan adalah masalah sosial (karena televise yang
dia tonton sering menyuguhkan berita dan kejadian dengan motif sosial sebagai
alasan melakukan kekerasan). Para pecandu berat televise akan mengatakan
bahwa di masyarakat sekarang banyak terjadi gejala hamil di luar nikah karena
televise melalui sinetronnya selalu menceritakan kasus tersebut. Pendapat itu
mungkin tidak salah, tetapi ia terlalu memggeneralisasi ke semua lapisan
masyarakat. Bahwa ada gejala hamil di luar nikah itu salah. Para pecandu
sinetron sangat percaya bahwa apa yang terjadi pada masyarakat seperti yang
dicerminkan dalam sinetron – sinetron.
Dengan kata lain, perilaku kekerasan yang diperlihatkan di televise
merupakan refleksi kejadian di sekitar kita. Jika adegan kekerasan itu
merefleksikan aturan hukum yang tidak bisa mengatasi situasi seperti yang
digambarkan dalam adegan televise, ada kemungkinan yang sebenarnya terjadi
juga begitu. Jadi, kekerasan televise dianggap sebagai kekerasan yang memang
sedang terjadi di dunia ini. Aturan hukum yang bisa digunakan untuk mengatasi
perilaku kejahatan yang dipertontonkan di televise akan memperlihatkan seperti
itulah hukum kita sekarang ini.

Teori Psikologi Sosial


Dengan model ini, Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan manusia
bertingkat, mulai dari kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi pada bagian

153
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 150 - 162

bawah piramid, dan kebutuhan manusia meningkat terus ke atas apabila jenis
kebutuhan yang dasar sudah terpenuhi. Mulai dari kebutuhan yang paling dasar
adalah kebutuhan fisiologis, kemudian berlanjut kebutuhan akan keamanan
(safety), kebutuhan dicintai (Love or belonging), kebutuhan untuk rasa percaya
diri (Esteem), dan kebutuhan puncak, yaitu aktualisasi diri (self-actualization).
Keselamatan dan rasa aman menempati posisi kedua setelah kebutuhan
fisiologis, itu mengartikan bahwa rasa aman sangat dibutuhkan oleh semua
masyarakat. Banyak sekali berita – berita kriminal yang ditayangkan ditelevisi
menimbulkan kecemasan dan rasa takut tidak aman bagi penonton yang
menonton. Contohnya berita – berita yang disajikan oleh televisi yang setiap
harinya kadang menyajikan berita – berita kriminal yang terjadi di masyarakat
setiap harinya dari perampokan, pemerkosaan, penculikan anak, pencurian,
narkoba, pembunuhan dll yang bisa menimbulkan kecemasan kepada penonton.
Melihat kondisi yang terjadi dengan tayangan kriminal – kriminal tersebut
masyarakat yang menonton khususnya ibu rumah tangga merasa keamanan
mereka sedang terancam karena meningkatnya kriminalitas yang terjadi setiap
harinya.

Televisi Sebagai Media Massa


Sejarah Televisi di Indonesia
Ketika pertama kali TVRI mengudara, televisi pemerintah ini awalnya
menampilkan liputan Asian Games IV. Ini artinya sejak awal TVRI sudah
memperhatikan konsumsi berita untuk pemirsanya. Dan sebagai tv pemerintah
akhirnya pola acara pemberitaan lebih pada acara yang sifatnya seremonial.
Saat itu berita semacam ini mengalir begitu saja. Artinya masyarakat pasrah
dan menerima saja apa yang disajikan TVRI. Ini karena TVRI itu sangat
monopolistis. Tidak ada siaran televisi selain TVRI. Maka begitu kran
deregulasi di bidang pertelevisian dibuka lebar-lebar dan muncul beberapa
stasiun tv swasta barulah masyarakat mendapatkan beberapa alternatif
tayangan, terutama acara berita.
Berita merupakan perangkat andalan yang tidak hanya berarti
penambahan arus informasi di dalam negeri, namun juga amat besar
peranannya mengimbangi arus berita dari luar, khususnya melalui berita
televisi trans nasional yang sudah menggunakan Palapa seperti ABC-Australia,
CNN, TF1-Prancis, TVNZ Selandia Baru dan Asia Wall Street Journal. Kita
melihat dengan hati lapang, RCTI, TPI dan ANTV telah mengembangkan
sumber daya manusia di bidang jurnalistik televise secara baik. Dalam banyak
hal berita-berita human interest dan kriminal RCTI dan berita politik TPI jauh
lebih lengkap dan akurat dibanding TVRI.
Televisi swasta ini telah mengembangkan journalistic work mereka
dengan sangat cepat dan professional. Secara perlahan berita televise swasta
telah mengubah format dan esensi berita televisi yang berlaku sekarang.
Jangkauan RCTI dan TPI ke daerah – daerah dan ekspos mereka mengenai
154
Pengaruh Berita Kriminal TV Thdp Kecemasan IRT Akan Kejahatan Anak di Smd (Dewi)

perkembangan daerah telah banyak membantu program kesatuan dan persatuan


bangsa, serta wawasan kebangsaan Indonesia. Dari sisi usaha terdapat fakta
bahwa “Seputar Indonesia” (RCTI) telah menjadi unit usaha yang berdiri
sendiri dan memperoleh keuntungan. Ini menunjukan bahwa program berita
televisi swasta di masa depan merupakan unit acara yang semakin penting

Fungsi Televisi Sebagai Media Massa


Televisi merupakan media yang mendominasi komunikasi massa,
karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak.
Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya, yaitu bersifat audio
visual (didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan dan langsung
dapat menyajikan peristiwa yang sering terjadi ke setiap rumah para pemirsa
dimanapun mereka berada.
Dengan ini dapat dikatakan bahwa televisi sebagai media massa dapat
berfungsi sangat efektif, karena selain dapat menjangkau ruang yang sangat
luas juga dapat mencapai massa atau pemirsa yang sangat banyak dalam waktu
yang relatif singkat. Jadi suatu pesan yang ditayangkan di televisi selalu bisa di
tonton oleh khalayak tertentu.

Pengertian Berita Kriminal


Berita kriminal adalah berita yang termasuk ke dalam berita kejahatan
adalah pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, pencopetan, pencurian,
perampokan, narkoba, tawuran, penganiayaan dan sebagainya yang melanggar
hukum. Di mana dan kapan saja, berita kriminal mampu menarik perhatian
khalayak untuk mencari tahu apa yang terjadi di sekitar mereka.
Secara harafiah kriminologi berasal dari kata ”crime” yang berarti
kejahatan atau penjahat dan ”logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Apabila
dilihat dari kata-kata tersebut. Kriminologi adalah pengetahuan kejahatan.
Suatu informasi yang menyajikan suatu berita kriminal yang membahas
suatu kejahatan dan kekerasan di dalam lingkup hukum yang ada di Indonesia,
dalam pembuatan atau pencarian data yaitu data yang di tempat kejadian
perkara dan mempunyai fakta dan aktual yang bersinggungan dengan badan
hukum, seperti hanya berita pencurian sepeda motor, pencurian di rumah
kosong, perampasan, pembunuhan, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan
seksual, itu semua sebagian dari tayangan berita kriminal yang dikemas oleh
suatu berita yang menayangkan berita kriminal.
Berita kriminal (Deddy Iskandar Muda 2008:36- 37) adalah uraian
tentang peristiwa atau fakta atau pendapat yang mengandung nilai berita
tentang kejahatan yang ditayangkan di televisi. Berita kriminal sebagai acara
yang menayangkan informasi hanya berkisar mengenai kejadian kriminal atau
kejahatan, kecelakaan, kebakaran dan atau orang hilang. Tayangan ini dapat
dikemas dalam format berita (news) ataupun laporan mendalam (indepth

155
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 150 - 162

report) yang mengupas suatu kasus lama atau baru yang belum. Sudah
terungkap, dan terkadang disertai tips-tips untuk mengantisipasi setiap modus
kejahatan.
Salah satunya berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi pemirsa
atau penonton adalah berita mengenai bencana (disaster) dan kriminal (crimes).
Dua topik ini menjadi sangat penting karena menyangkut tentang keselamatan
manusia. Dalam pendekatan psikologi, keselamatan adalah menempati urutan
kedua bagi kebutuhan dasar manusia (basic needs), sehingga tak heran apabila
berita tersebut memiliki daya rangsang tinggi bagi pemirsanya. Adapun televisi
tidak dapat menyiarkan dengan seenaknya terhadap korban-korban manusia
yang tampak sadis. Etika itu dimaksudkan agar pemirsa tidak memiliki rasa
takut atau trauma yang amat besar (Deddy Iskandar Muda 2008:36- 37).
Berita kriminal pada umumnya dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu
hard news (berita berat), soft news (berita ringan), dan investigative reports
(laporan penyelidikan). (Deddy Iskandar Muda, 2008:40-43) :
1. Hard news (berita berat) sendiri memiliki arti berita tentang peristiwa yang
dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun
organisasi. Misalnya tentang mulai diberlakukannya suatu kebijakan baru
pemerintah. Contoh berita kriminal dan kekerasan yang dikemas sebagai
hard news adalah program Seputar Indonesia (RCTI), Liputan Enam
(SCTV), Reportase (Trans Tv) dll.
2. Soft news (berita ringan) sering kali juga disebut dengan features yaitu
berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi
pemirsanya. Seringkali lebih menitikberatkan pada hal – hal yang dapat
menakjubkan atau mengherankan pemirsa. Berita kriminal dan kekerasan
yang dikemas dalam bentuk soft news dapat kita temui dalam program
Jelang Siang (TransTV), Kejamnya Dunia (TransTV) dan lainnya.
3. Investigative Reports (laporan penyelidikan) adalah jenis berita yang
eksklusif. Datanya tidak dapat diperoleh dipermukaan, tetapi harus
dilakukan berdasarkan penyelidikan. Beberapa program berita yang
menyajikan laporan penyelidikan kriminal dan kekerasan adalah antara lain
Patroli. Sidik, Sergap, dan Buser.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa berita kriminal sebagai
program berita yang menayangkan berita-berita berbau kriminalitas, kekerasan
atau perbuatan yang melanggar hukum dan mampu menarik perhatian khalayak
untuk mencari tahu apa yang terjadi.

Pengertian Kecemasan
Salah satu efek dari penerimaan pesan (informasi) adalah perasaan
cemas yang berkaitan dengan efek afektif. Kecemasan merupakan respon
subyektif individu terhadap situasi, ancaman atau stimulus eksternal (Yuliandri
2000 :18). Atkinson dan Hilgrad (1993 :403) mendefinisikan kecemasaan
sebagai suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh
156
Pengaruh Berita Kriminal TV Thdp Kecemasan IRT Akan Kejahatan Anak di Smd (Dewi)

perassan takut, tercekam, khawatir dan bingung. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kecemasan timbul sebagai akibat dari respon yang muncul
dari dalam diri individu dalam bentuk perasaan takut, tercekam, khawatir dan
bingung. Dalam penelitian ini kecemasan timbul dikarenakan adanya
pemberitaan teroris di televisi.
Sedangkan beberapa reaksi yang ditimbulkan akibat adanya kecemasan
adalah (McPhail 2004 :20) :
a. Timbul gangguan fisik seperti jantung berdebar, berkeringat, otot – otot
menegang, tenggorokan kering, gemetar, merasa sakit, pusing, dan lain –
lain.
b. Sulit berkonsentrasi.
c. Merasa khawatir atau ingatan – ingatan yang tidak menyenangkan muncul
dalam pikiran.
d. Ketakutan yang hebat pada situasi tertentu dan berusaha menghindari situasi
tersebut.
e. Serangan panik yang datang tiba – tiba.
f. Gangguan tidur, misalnya mimpi buruk.
Dari penjelasan Mc Phail tersebut dapat dijelaskan bahwa kecemasan
muncul dari dalam diri individu dalam bentuk timbulnya gangguan fisik, sulit
berkonsentrasi, timbul kekhawatiran dan ketakutan, dan juga munculnya
gangguan tidur. Menurut Prabowo (2005:45) tinggi rendahnya kecemasan
dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain :
a. Tingkat konsumsi media (terpaan media).
Tingkat konsumsi media (terpaan media) berkaitan dengan seberapa sering
mengkonsumsi media dan intensitas konsumsi.
a. Pengalaman individu
Individu yang pernah menjadi korban ataupun saksi akan mengalami tingkat
kecemasan yang berbeda dengan yang hanya memperoleh informasi.
b. Interaksi individu
Interaksi individu dengan keluarga, teman, dan tetangga mempengaruhi
tinggi rendahnya kecemasan.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui seberapa besar
pengaruh tayangan berita kriminal di televisi terhadap kecemasan ibu rumah
tangga akan tindak kejahatan anak di RT 24 Kelurahan Gunung Kelua
Samarinda.

Hasil dan Pembahasan


Pengaruh Berita Kriminal di Televisi Terhadap Kecemasan Ibu Rumah
Tangga akan Tindak Kejahatan Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh dari tayangan berita
kriminal di televisi terhadap kecemasan ibu rumah tangga akan tindak
kejahatan pada anak di RT 24 Kelurahan Gunung Kelua Samarinda. Hal ini

157
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 150 - 162

membuktikan bahwa tayangan berita kriminal di televisi sangat mempengaruhi


kecemasan ibu rumah tangga terhadap keselamatan anak-anak mereka.
Dengan adanya tayangan berita kriminal yang ditayangkan di televisi
dan menjadi teman yang setia dalam melewatkan kegiatan sehari-hari, berita
kriminal membawa ingatan yang menimbulkan kecemasan akan tindak
kriminal yang dapat terjadi pada setiap orang. Seperti dikemukakan oleh James
Gorofalo bahwa tinggi rendahnya fear of crime dipengaruhi oleh sejumlah
faktor, salah satunya adalah tingkat konsumsi media. Tingkat konsumsi media
dapat dilihat dari berapa lama atau seberapa sering menonton atau
mengkonsumsi media dalam hal ini televisi.
Ibu rumah tangga sesuai dengan perannya banyak menghabiskan waktu
dirumah untuk mengurus rumah tangga seperti merawat dan menjaga anak-
anak dan pada umumnya saat senggang mereka cenderung mencari hiburan
dengan menonton televisi. Hurlock menyatakan bahwa perempuan memiliki
kecenderungan untuk menikmati hiburan dengan menonton televisi dirumah.
Saat-saat dimana para ibu rumah tangga memiliki waktu senggang dan
menonton siaran televisi ini biasanya bertepatan juga dengan stasiun-stasiun
televisi menayangkan berita kriminal, maka mau tidak mau para ibu rumah
tangga menyaksikan tayangan tersebut dan bahkan beberapa dapat
menjadikannya sebagai acara favorit.
Tayangan berita kriminal saat ini banyak diwarnai dengan tindak
kekerasan terhadap anak-anak. Setelah menonton tayangan berita kriminal
utamanya mengenai tindak kekerasan terhadap anak, maka para ibu rumah
tangga akan berpikir bahwa tindak kekerasan dapat terjadi pada siapapun dan
dimanapun, tak ayal menimbulkan kecemasan pada ibu-ibu rumah tangga
bahwa kekerasan terhadap anak-anak dapat pula terjadi pada anak-anak
mereka.
Tayangan berita kriminal di televisi memberikan pengaruh terhadap
kecemasan individu, namun disamping itu kecemasan akan tindak kejahatan
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
seperti pengalaman individu yang mungkin pernah berhubungan langsung
dengan tindak kriminal atau kekerasan. Entah mengalaminya sendiri atau
menjadi saksi peristiwa kriminal yang mengakibatkan trauma sehingga setelah
menyaksikan tayangan berita kriminal maka ingatan-ingatan mengenai tindak
kriminal atau kejahatan yang pernah dialami muncul kembali dan
menyebabkan timbul kecemasan bahwa tindak kriminal itu dapat terjadi lagi.
Interaksi individu yang satu dengan lainnya dalam kehidupan sehari-hari juga
berperan dalam timbulnya kecemasan akan terjadinya tindak kriminal atau
kekerasan seperti saat berbincang-bincang dan mendengar kabar tentang
adanya kejadian kriminal dari orang lain sehingga individu merasa cemas
karena menganggap bahwa kejahatan dapat terjadi pada siapa saja dan kapan
saja.

158
Pengaruh Berita Kriminal TV Thdp Kecemasan IRT Akan Kejahatan Anak di Smd (Dewi)

Disamping itu media massa selain televisi seperti koran, radio maupun
internet juga banyak memberikan informasi mengenai tindakan kriminal atau
kejahatan. Semakin beragam media yang tersedia dan mudahnya akses bagi
media-media tersebut maka informasi yang diperoleh mengenai kriminalitas
yang terjadi semakin banyak dan hal ini diperparah oleh para wartawan yang
sering melebih-lebihkan berita tentang kejadian yang sebenarnya tidak terlalu
penting namun dibesar-besarkan sehingga tampak seperti berita yang heboh
serta meresahkan masyarakat, hal ini juga mempengaruhi meningkatnya
kecemasan individu.
Perempuan memiliki kecemasan lebih besar dibandingkan dengan laki
– laki. Karena media seringkali menggambarkan kaum perempuan sebagai
korban dan kaum laki – laki sebagai pelaku kejahatan. Walaupun fakta tidak
berkata demikian. Namun media yang menjadi ‘jendela realita” bagi
masyarakat menggambarkan hubungan kriminal dan kejadian seperti itu
sehingga hal tersebutlah yang dipercayai oleh ibu rumah tangga.
Keamanan dan keselamatan diri adalah hal yang sangat penting dan
tidak dapat diabaikan sesuai dengan teori psikologi Piramida Maslow, yang
mengatakan dalam teorinya bahwa rasa aman dan keselamtan menepati urutan
kedua setelah fisoilogis, oleh sebab itu banyak hal yang dilakukan untuk
meningkatkan rasa aman dan melindungi diri dari bahya yang dapat
mengancam keselamatan diri. Seperti yang diungkapkan oleh Deddy Iskandar
Muda (2008:34) bahwa keselamatan diri adalah kebutuhan hakiki dari manusia.
Sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori S-
O-R, yaitu dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah,
hanya jika stimulus yang menerpa benar – benar melebihi semula.
Dan dapat dilihat dari data yang dihasilkan bahwa pesan – pesan
mengenai berita kriminal yang terjadi dimasyarakat terutama ibu rumah tangga
memberikan pengaruh atau efek yang berarti terhadap ibu – ibu rumah tangga.
Sebuah pesan yang ditampilkan dalam tayangan berita kriminal sangat
memberikan efek atau pengaruh yang sama pada masing – masing orang.
Pengaruhnya pada seseorang tergantung pada beberapa hal, termasuk
karakteristik kepribadian seseorang dan beragam aspek situasi dan konteks.
Setelah uji validitas dan reliabilitas, peneliti melakukan analisis regresi
linear sederhana. Dari tabel model summary, diperoleh nilai 0,277 untuk nilai
koefisien korelasi (R). Nilai ini menunjukkan adanya hubungan yang lemah
antara variabel tayangan berita kriminal dan kecemasan. “Nilai korelasi antara
0,20 sampai dengan 0,399 masuk dalam kategori hubungan rendah tapi pasti
(Sugiyono 2010:257)”.
Maka F hitung (3,267) > F tabel (3,172), maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Ha dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh tayangan berita
kriminal di televisi terhadap kecemasan ibu rumah tangga akan tindak
kejahatan anak di RT 24 Kelurahan Gunung Kelua Samarinda.

159
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 150 - 162

Nilai koefisien determinasi berganda (R²) atau R squared pada tabel


model summary adalah 0,283 nilai ini memiliki arti bahwa besar pengaruh
variabel kecemasan disebabkan oleh variabel tayangan berita kriminal di
televisi sebesar 28,3%. Sedangkan sisanya sebesar 71,7% disebabkan oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
”Tingkat konsumsi media dapat dilihat dari berapa lama atau seberapa
sering menonton atau mengkonsumsi media dalam kehidupan sehari – hari,
dalam hal ini adalah televisi (Maharani 2008:101)”. Dengan adanya tingkat
konsumsi media yang tinggi maka kecemasan yang timbul mengalami
ketingkatan, walaupun nilai dari pengaruh terlalu besar namun cukup
signifikan. Pengaruh lainnya dapat berasal dari beberapa faktor, antara lain :
1. Pengalaman Individu
Pengalaman individu berarti apakah pernah berhubungan langsung dengan
tindak kriminal atau kekerasan. Entah mengalaminya sendiri atau menjadi
saksi peristiwa dan kekerasan.
2. Interaksi individu
Bagaimana interaksi dengan individu yang satu dengan yang lainnya
dalam kehidupan sehari – hari. Saat berinteraksi dengan individu lainnya,
adalah perselisihan atau pertikaian yang terjadi.
Kecemasan yang muncul akan membuat tubuh akan bereaksi yang akan
mengatur rasa cemas yang timbul. Pikiran kita mempercayai akan ada bahaya
yang akan terjadi dan perasaan ini akan memproduksi hormon – hormon dan
mempersiapkan tubuh untuk mengalami bahaya atau kejahatan. Tubuh dan
pikiran akan beraksi sama seperti kita menghadapi biaya sesungguhnya,
misalnya penculikan anak atau mendengar cerita tentang peristiwa kejahatan
saat mengantri disebuah supermarket. (Maharani, 2008:102).

Kesimpulan
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa :
1. Ada pengaruh tayangan berita kriminal di televisi terhadap kecemasan ibu
rumah tangga akan tindak kejahatan pada anak di RT 24 Kelurahan Gunung
Kelua Kota Samarinda, dimana semakin tinggi intensitas ibu rumah tangga
menyaksikan tayangan berita kriminal maka semakin tinggi pula kecemasan
ibu rumah tangga tersebut akan tindak kekerasan yang terjadi pada anak dan
sebaliknya semakin rendah intensitas ibu rumah tangga menyaksikan
tayangan berita kriminal maka semakin rendah pula kecemasan ibu rumah
tangga tersebut akan tindak kejahatan pada anak.
2. Tayangan berita kriminal mempengaruhi kecemasan ibu rumah tangga
sebesar 28,3% dan selebihnya 71,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti misalnya pengalaman individu
akan tindak kriminal, interaksi individu serta informasi yang diperoleh
melalui media massa selain televisi seperti koran, radio dan internet.

160
Pengaruh Berita Kriminal TV Thdp Kecemasan IRT Akan Kejahatan Anak di Smd (Dewi)

Maka berdasarkan kesimpulan yang didapat diharapkan Para ibu rumah


tangga tidak terlalu terpengaruh dengan tayangan berita kriminal yang
disaksikan namun juga tetap waspada terhadap lingkungan diluar rumah.
hendaknya ketua RW menghimbau warganya untuk aktif berpartisipasi dalam
menggalakan siskamling dan hendaknya stasiun-stasiun Televisi membatasi
penayangan berita kriminal.

Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro & Erdiyana, 2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar,
PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Atkinso, R.L., Atkinso, RC & Hilgrad, E.R (1993). Introduction To
Pschycology. New York : Harcourt Brace Jovanovich.
Baksin, Askurifai, 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Simbiosa
Rekatama Media, Bandung.
Budiryanto, 2009. Pengertian Kecemasan, Surabaya.
Bungin, Burhan, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kencana, Jakarta.
Efenddy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Hadi, Ido Priyana, 2007. Cultivation theory, sebuah perspektif teoritik dalam
analisis televise. Jurnal ilmiah
Hurlock, Elisabeth B, 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Irman, 2007. Kriminalitas, dalam konstruksi media televisi, Jakarta.
Kriyantono, Rachmat, 2010. Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Publik Relations, Advertaising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran, Kencana, Jakarta.
Lazarus, Richard S, 1969. Patern of adjustment and human effectiveness,
McGraw-Hill Book & Co, New York.
Maharani, 2005. Pengaruh Kriminal Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat
Surabaya, Univesitas Kristen Petra, Surabaya.
McPhail, Catherine. 2004. Understanding Anxiety and Panic Attack.
Mcquail, Dennis, 1987. Mass Communication Theory, Second Edition, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Mondry, M.Sos, 2008, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Ghalia
Indonesia, Bogor.
Muda, Deddy Iskandar, 2003. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter
Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mulyana, Slamet, 2009. Media Massa Dan Teori Kultivasi, Jakarta.
Nurudin, 2003. Pengantar Komunikasi Massa, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.

161
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 150 - 162

Prabowo, Gunawan Eko., & Emrus, 2005. Pengaruh tayangan Informasi


Kriminalitas di Televisi Terhadap Tingkat Ketakutan Ibu Rumah Tangga
Pada Kejahatan. Jurnal Ilmiah Communique 1 (2),45.
Rakhmat, Jalaluddin, 2005. Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Rakhmat, Jalaluddin, 2003. Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Sari, Endang S, 1993. Audience Recearch, Andi Offset, Jakarta.
Shore, Larry, 1985. Mass Media for development a rexaminition of acces,
exposure and impact, communication the rural third world, Praegur,
New Work.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Sulistyadewi, Eka, 2003. Hubungan Intensitas Menonton Dengan Keterkaitan
Pada Gimmick, Surabaya.
Utari, D, Retnowati, 1980. Studi Pendahuluan TMAS Sebagai Alat Ukur
Kecemasan, Yogjakarta: Kongres I Ilmu Psikologi dan ISPSI.
Yuliandri, Elly. 2000. Psikologi Klinis. Surabaya, Fakultas Psikologi,
Universitas Surabaya
Werner J. Severin & James W. Tankard,jr. 2009. Teori Komunikasi : Sejarah,
Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, edisi Kelima, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.jkkmn
id.wikipedia.org/ …/Daftar_kecamatan_kelurahan_di_Kota_Samarinda.
(Diakses pada 15 Mei 2013).
http:/id?wikipedia.Org/wiki/Presenter_televisi eaflets/anxiety.htm. (Diakses
pada 12 April 2013).
http://masriadi.multiply.com/journal/item/13/Peran_Komunikasi_Massa_Terha
dap_Perubahan_Pola_Perilaku_Masyarakat. (Diakses pada 9 Mei 2013)

162

Anda mungkin juga menyukai