Anda di halaman 1dari 15

JURNAL PENJAKORA

Volume 7 No 2, Edisi September 2020

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM AKTIVITAS


BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA,
DAN KESEHATAN DI SMK NEGERI 4 MALANG

Pinton Setya Mustafa1, M.E. Winarno2


1,2
Pendidikan Olahraga, Universitas Negeri Malang
Malang, Indonesia

e-mail: pintonsetyamustafa@gmail.com, m.e.winarno.fik@um.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerapan pendekatan saintifik dalam aktivitas
belajar pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) pada kurikulum 2013 di
SMK Negeri 4 Malang yang meliputi aspek: perencanaan, proses pembelajaran, dan
penilaian. Model penelitian evaluasi yang digunakan adalah discrepancy model
kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini dengan
sampel 3 Guru PJOK dan 191 siswa (yang diajar oleh guru tersebut). Teknik
pengumpulan data dan instrumen yang digunakan meliputi: dokumentasi, observasi, dan
kuesioner. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan pada aspek perencanaan
pembelajaran tergolong sangat baik, sedangkan pada aspek proses pembelajaran dan
penilaian hasil belajar masih dalam kategori baik. Berdasarkan hasil secara keseluruhan
mengenai penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PJOK termasuk kriteria
baik. Secara umum rekomendasi yang diberikan yaitu hendaknya perencanaan yang
telah disusun juga dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan
penilaian.

Kata-kata kunci: evaluasi, pembelajaran, pendidikan jasmani, pendekatan saintifik

Abstract
This study aims to evaluate the application of the scientific approach to learning
activities in physical education, sports, and health (PESH) in the 2013 curriculum at
State Vocational School 4 Malang covering aspects: planning, learning process, and
assessment. The evaluation research model used is discrepancy then analyzed with
quantitative descriptive methods. The subject of this study was a sample of 3 PESH
teachers and 191 students (taught by the teacher). Data collection techniques and
instruments used include: documentation, observation, and questionnaires. The results
of the research that have been done show that the aspects of learning planning are
classified as very good, while the aspects of the learning process and the assessment of
learning outcomes are still in the good category. Based on overall results regarding the
application of the scientific approach in learning PESH including good criteria. In
general, the recommendations given are that planning should also be carried out in the
implementation of teaching and learning activities and assessment.

Keywords: evaluation, learning, physical education, scientific approach

78
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

PENDAHULUAN untuk pencapaian tujuan pendidikan di


Sistem pendidikan di Indonesia di bawah naungan satuan pendidikan
atur dalam kebijakan kurikulum. (Arifin, 2013: 4). Kurikulum selalu
Pendidikan jasmani merupakan mata mengalami perubahan yang
pelajaran wajib yang terdapat dalam menyesuaikan perkembangan zaman
kurikulum pendidikan dasar dan dan tidak statis. Kurikulum 2013
menengah (UU RI No. 20 Tahun 2003). mengartikan standar kompetensi lulusan
Unsur-unsur internal dalam pendidikan (SKL) adalah kompetensi yang
jasmani merupakan komponen dari mencakup afektif, kognitif, dan
pendidikan masa anak-anak yang tidak psikomotor sebagai tujuan kriteria
dapat diabaikan, karena konsep tersebut kualitas lulusan (Sani, 2014: 45). Dalam
umum dilakukan oleh negara demokrasi kurikulum 2013 lebih menekankan
(Whitehead et al., 2013: 16). Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
implementasinya pendidikan jasmani pendekatan saintifik. Hal tersebut
memiliki peraturan tersendiri, beberapa diharapkan agar mampu menyesuaikan
di antaranya berkaitan dengan gaya modern dalam belajar karena
keselamatan, dan beberapa manajemen, sebagai upaya untuk memberikan
dan kontrol (Martinek & Hellison, pengaruh positif dalam perkembangan
2009: 125). Pendidikan jasmani dapat afektif, kognitif, dan psikomotor
menanamkan pengetahuan dan nilai individu (Wiyanto, 2017: 218). PJOK
melalui aktivitas fisik yang mencakup dalam kurikulum 2013 tidak hanya
pembelajaran dalam pengembangan dan sekedar membentuk kesehatan, namun
pemeliharaan jasmani, mulai dari dengan pendekatan saintifik yang terdiri
latihan fisik sederhana sampai dengan dari: mengamati, menanya,
permainan olahraga (Chandler et al., mengasosiasi, mencoba, dan
2002: 153). Pendidikan jasmani, mengkomunikasikan (5M) dalam
olahraga, dan kesehatan (PJOK) pembelajaran dapat membentuk jati diri
merupakan salah satu pelajaran wajib dan karakter pada peserta didik (Basuki,
yang dilaksanakan di berbagai jenjang 2016: 124). Untuk itu pembelajaran
sekolah, mulai dari SD, SMP, hingga PJOK di era kurikulum 2013 juga
SMA/SMK. PJOK berperan untuk beradaptasi dengan pendekatan
membantu siswa menjadi sehat selama saintifik.
di sekolah (Dharmadi, 2016: 17). PJOK Adapun standar mengenai
secara signifikan dapat bertujuan untuk pelaksanaan pembelajaran PJOK
mencapai berbagai hasil pendidikan pendekatan saintifik pada kurikulum
pada peserta didik melalui model 2013 dari aspek perencanaan, proses
pembelajaran yang berbeda yaitu pembelajaran, dan penilaian hasil
dengan aktivitas fisik (Kirk, 2013: 984). belajar telah diatur dalam kebijakan
Kurikulum 2013 adalah acuan dasar yang disusun dalam Peraturan Menteri
dalam pelaksanaan pendidikan di Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia saat ini. Indonesia. Perencanaan pelaksanaan
Faktor penunjang keberhasilan pembelajaran (RPP) merupakan
pendidikan salah satunya adalah rancangan kegiatan yang akan
rancangan kurikulum (Winarno, 2012: dilakukan oleh guru selama
4). Kurikulum adalah segala kegiatan pembelajaran tatap muka yang mengacu
yang terjadi di sekolah baik di dalam pada kompetensi yang diharapkan
maupun di luar kelas berupa inti atau (Permendikbud RI No. 22 Tahun 2016).
materi yang tersusun secara ilmiah Pelaksanaan pembelajaran merupakan

79
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

penerapan dari rencana guru dalam sistematis mulai dari KI 1, KI 2, KI 3,


mengajar sehingga terjadi kegiatan dan KI 4 serta Silabus dan RPP juga
untuk membelajarkan peserta didik berurutan mulai pendahuluan, inti, dan
(Dwiyogo, 2007: 174). Penilaian hasil penutup, serta penilaian berbasis
belajar ialah mengumpulkan data otentik, penilaian sejawat, adapun
mengenai kompetensi yang telah sumber belajar yang digunakan siswa
dimiliki oleh siswa setelah materi meliputi buku pegangan siswa, internet,
pembelajaran diberikan, yang dapat youtube, siswa yang berprestasi, serta di
dilakukan dengan tes atau non tes sana fasilitas cukup memadai mulai
(Winarno, 2014: 1). Dengan demikian internet, HP siswa, harapannya
untuk mengetahui pelaksanaan di mengenai kurikulum 2013 perlu
lapangan dari standar atau kondisi yang ditingkatkan lagi agar lebih
ideal, maka perlu dilakukan evaluasi. dimodifikasi penilaiannya, serta
Kegiatan evaluasi merupakan pendekatan pembelajaran ke siswa agar
bagian yang tidak dapat diabaikan lebih bervariasi dalam aktivitas gerak.
dalam kelangsungan program yang Selanjutnya beliau juga menyampaikan
berjalan, baik dalam program bahwa RPP yang disusun oleh setiap
pendidikan maupun pembelajaran. guru sama semua dan sering melakukan
Evaluasi diperlukan setiap kali team teaching karena demi
intervensi baru sedang dicoba dan tidak memudahkan koordinasi dalam
diketahui apakah akan sesukses metode mengatasi benturan waktu pembelajaran
sebelumnya, atau program dapat dengan kegiatan di luar sekolah.
ditingkatkan menjadi lebih baik dengan Dari hasil perubahan kurikulum
berbagai alternatif (Royse et al., 2010: secara nasional dengan kondisi
13). Tujuan utama evaluasi adalah lapangan yang terjadi di SMKN 4
untuk menentukan prestasi atau nilai Malang masih terjadi kesenjangan.
termasuk membantu dalam Kurikulum 2013 yang telah direvisi
pengambilan keputusan, meningkatkan pada tahun 2016 mengharapkan agar
program, organisasi, dan menambah pembelajaran lebih berpusat pada siswa
pengetahuan (Fitzpatrick et al., 2011: dan menuntut guru untuk kreatif dalam
16). Dari data informasi yang tepat dan melakukan pembelajaran. Namun
objektif dari program yang berjalan kenyataannya di SMKN 4 Malang RPP
dapat dievaluasi untuk merumuskan yang digunakan setiap guru sama dan
keputusan (Widoyoko, 2013: 6). sering melakukan pengajaran berbasis
Dengan demikian dapat dikatakan tim sebab guru di sana juga banyak
bahwa evaluasi merupakan bagian yang tugas di luar sekolah, sehingga jumlah
harus dilakukan oleh seorang pendidik peserta didik akan menjadi lebih banyak
untuk meningkatkan kualitas daripada standar yang ada (gabungan
pendidikan dan pembelajaran. dari dua sampai tiga kelas). Dengan
Berdasarkan wawancara kepada demikian penerapan pendekatan
seorang guru PJOK di SMKN 4 Malang saintifik PJOK akan tidak efektif dan
pada tanggal 9 November 2017 efisien.
menyatakan bahwa penerapan Berdasarkan permasalahan yang
Kurikulum 2013 di sekolah tersebut disajikan di atas, maka diperlukan
dilaksanaakan sejak 1 Juli 2013 dan evaluasi dalam pembelajaran PJOK
guru PJOK selama ini telah mengikuti 3 dengan pendekatan saintifik pada
sampai 4 kali pelatihan kurikulum 2013, kurikulum 2013 dengan bertujuan untuk
menurutnya, kurikulum 2013 sangat mengetahui kesenjangan antara standar

80
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

dengan pelaksanaan di lapangan. Prosedur penelitian meliputi


Dengan demikian maka model evaluasi penyusunan desain dengan menentukan
yang digunakan adalah kesenjangan, kriteria evaluasi diperlukan antara lain:
yaitu mengukur tingkat kesenjangan merumuskan tujuan, menyiapkan
antara standar dan penampilan untuk subjek, instrumen, dan menentukan
memberikan keputusan. Manfaat dari kriteria pada sesuatu yang dapat diukur.
dilakukan evaluasi tersebut berfungsi Kemudian tahap pembuatan instrumen
agar program pembelajaran PJOK yang evaluasi untuk menilai tingkat
dilaksanakan dapat menjadi lebih baik kesenjangan dalam pelaksanaan
serta lebih berstandar sesuai dengan pembelajaran. Setelah itu tahap
yang diharapkan. pengumpulan data dari: RPP, rancangan
penilaian, guru, dan siswa. Kemudian
METODE mengadakan analisis data dan
Penelitian evaluasi ini dilakukan menetapkan tingkat kesenjangan.
dengan pendekatan deskriptif Kemudian tahap membandingkan hasil
kuantitatif. Penelitian evaluasi ini analisis data yang telah diperoleh
dilakukan untuk mengungkap dengan kriteria yang telah dibuat.
pembelajaran PJOK dengan pendekatan Selanjutnya pengambilan keputusan
saintifik di SMK Negeri 4 Malang terhadap kesenjangan yang terjadi
dengan model evaluasi discrepancy atau dalam pembelajaran PJOK di SMKN 4
disebut kesenjangan (Fitzpatrick et al., Malang.
2011: 156). Model tersebut digunakan Data yang dianalisis dalam
karena penelitian evaluasi ini hanya penelitian ini meliputi tiga aspek yaitu,
menitik beratkan pada tingkat (1) perencanaan pembelajaran, (2)
kesenjangan pendekatan saintifik yang proses pembelajaran, dan (3) penilaian
terjadi selama pembelajaran PJOK. hasil belajar. Pengumpulan data yang
Waktu penelitian dilakukan digunakan terdiri dari: telaah dokumen
selama bulan dari bulan November digunakan untuk menilai RPP beserta
sampai Desember 2017. Penelitian ini rancangan penilaiannya, kuesioner
dilakukan di SMK Negeri 4 Malang digunakan untuk mengkroscek
karena telah menerapkan kurikulum pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
2013. yang telah terjadi dari sudut pandang
Subjek Penelitian ini mengambil siswa. Observasi digunakan untuk
sampel sebanyak 3 Guru PJOK dan 191 pengambilan data dari mengamati
siswa (yang juga diajar guru tersebut). kegiatan pembelajaran PJOK. Instrumen
Informasi yang diperoleh dari guru yang digunakan untuk pengambilan data
adalah RPP, kegiatan pengajaran, dan menggunakan instrumen yang telah
rancangan penilaian. Informasi yang dibuat oleh (Mulyaningsih, 2015: 60–
diperoleh dari siswa adalah kegiatan 66) yang telah teruji validitas dan
pembelajaran dan penerapan penilaian reliabilitasnya yaitu meliputi: telaah
yang dilakukan selama belajar. Teknik dokumen, lembar observasi dan
sampling purpusif dilakukan dalam kuesioner untuk siswa.
pengambilan sampel, yaitu pemilihan Analisis data deskriptif kuantitatif
sumber informasi Guru PJOK dipilih dengan persentase digunakan untuk
dengan pertimbangan peneliti. Dengan menentukan makna dalam penelitian
asumsi bahwa semua kemampuan Guru ini. Teknik ini digunakan untuk
PJOK di SMKN 4 Malang memiliki menganalisis data yang diperoleh dari
tujuan dan pola pengajaran yang sama. hasil telaah dokumentasi, lembar

81
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

observasi, dan kuesioner dari siswa.


Rumus yang digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
menganalisis data berupa deskriptif Perencanaan Pembelajaran
kuantitatif persentase dari (Sudijono, Data hasil dari perencanaan
2008: 43) dengan rumus sebagai pembelajaran PJOK diperoleh dari RPP
berikut. yang dibuat oleh Guru PJOK di SMKN
P = × 100% 4 Malang melalui lembar telaah
dokumentasi. Dalam RPP mata
Keterangan:
= Jumlah skor yang didapat pelajaran PJOK dengan pendekatan
(N) = Jumlah skor maksimal saintifik pada kurikulum 2013 terdiri
(P) = Angka persentase dari 10 indikator antara lain: (1)
identitas mata pelajaran, (2) indikator,
Hasil dari analisis data deskriptif (3) tujuan, (4) materi, (5) sumber
kuantitatif kemudian diklasifikasikan belajar, (6) media yang digunakan, (7)
dengan menggunakan kriteria model pembelajaran, (8) skenario
penggolongan persentase pada Tabel 1 pembelajaran, (9) pendekatan saintifik
berikut. dalam pembelajaran, dan (10)
rancangan penilaian. Berdasarkan hasil
Tabel 1. Kriteria Persentase analisis data secara keseluruhan maka
Persentase (%) Keterangan diperoleh persentase sebesar 83,33%
80 – 100 sangat baik (SB) yang dapat digolongkan sangat baik dan
66 – 79 baik (B) memiliki tingkat kesenjangan 16,67%.
56 – 65 cukup (C) Berdasarkan rincian hasil analisis data
40 – 55 kurang (K) dari RPP dengan telaah dokumentasi
< 40 sangat kurang (SK) disajikan dalam Tabel 2 berikut.
(Sumber: Arikunto & Jabar, 2009: 35)

Tabel 2. Hasil Analisis Data dari Telaah Dokumentasi tentang Perencanaan


Pembelajaran dengan Sampel 3 RPP (n = 3)
No Indikator N f P (%) TK (%) Keterangan
1 Identitas mata pelajaran 12 11 91,67 8,33 SB
2 Perumusan indikator 12 12 100 0 SB
3 Perumusan tujuan pembelajaran 12 6 50 50 K
4 Pemilihan materi ajar 12 10 83,33 16,67 SB
5 Pemilihan sumber belajar 12 10 83,33 16,67 SB
6 Pemilihan media belajar 12 10 83,33 16,67 SB
7 Pemilihan model pembelajaran 12 10 83,33 16,67 SB
8 Skenario pembelajaran 12 11 91,67 8,33 SB
9 Pelaksanaan pendekatan saintifik 12 12 100 0 SB
10 Rancangan penilaian pembelajaran 12 8 66,67 33,33 B
Perencanaan Pembelajaran 120 100 83,33 16,67 SB
Keterangan: TK: tingkat kesenjangan

Pada aspek perencanaan pembelajaran belum disajikan secara


pembelajaran, hasil temuan penelitian jelas dan konsisten. Dalam perencanaan
menunjukkan pada kategori sangat baik, pembelajaran perlu ditetapkan tujuan
namun pada indikator perumusan tujuan yang jelas sehingga tugas-tugas yang

82
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

diberikan sesuai serta pertimbangan sisi menekankan pada karakteristik


abiotik (ruang, suhu, cuaca), dan jumlah pendekatan saintifik (Rahmat et al.,
siswa perlu dipertimbangkan sebab 2019: 70). Dengan demikian setiap
prinsip pertama dalam PJOK adalah komponen RPP berbasis saintifik
keselamatan atau keamanan (Hopper et hendaknya dilengkapi dengan tepat
al., 2000: 114). Penggunaan tujuan sesuai anjuran kurikulum 2013, sebab
pembelajaran sejalan dengan penilaian RPP merupakan kerangka kerja guru
kompetensi yang dicapai, serta tujuan sebelum menerapkan kegiatan belajar
pembelajaran harus ditingkatkan secara mengajar.
bertahap berdasarkan umpan balik siswa
(Khan et al., 2012: 44). Oleh karena itu Proses Pembelajaran
tujuan pembelajaran hendaknya Data hasil dari proses
dituliskan sesuai dengan kompetensi pembelajaran PJOK diperoleh dari
dicapai dan kondisi lingkungan. pengajaran PJOK yang dilakukan oleh
Temuan hasil studi menjelaskan Guru terhadap siswa di SMKN 4
bahwa pada RPP berbasis pendekatan Malang melalui lembar observasi untuk
saintifik mampu memberi motivasi dan guru dan kuesioner untuk siswa. Dalam
menumbuhkan sikap intrinsik softskill variabel proses pembelajaran mata
pada peserta didik, sebab dengan pelajaran PJOK dengan pendekatan
melakukan tahap-tahap 5M dapat saintifik pada kurikulum 2013 terdiri
mendorong peserta didik dalam dari 3 indikator antara lain: (1)
mengomunikasikan hasil temuannya pendahuluan, (2) inti, (3) penutup.
dalam pembelajaran (Fauziah et al., Berdasarkan hasil analisis data dari
2017: 177). Selain itu pengetahuan guru lembar observasi secara keseluruhan
dalam memodifikasi RPP berbasis mengenai proses pembelajaran PJOK
pendekatan saintifik dapat memberikan diperoleh persentase 87,04% sehingga
efek yang baik bagi kemampuan mereka dapat dikatakan sangat baik dan tingkat
dalam menganalisis, menyusun kesenjangan 12,96%. Sedangkan hasil
instruksional, sintaksis, dan kontekstual analisis data dari kuesioner siswa secara
pembelajaran (Nelson & Davis, 2009: keseluruhan mengenai pelaksanaan
52). Jadi dengan komponen RPP yang pembelajaran PJOK diperoleh
baik akan memberikan kemudahan bagi persentase sebesar 75,94% dengan
guru untuk melakukan proses kategori baik dan tingkat kesenjangan
pembelajaran. 24,06%. Berdasarkan rincian data maka
Guru perlu ikut serta dalam disajikan dalam Tabel 3 untuk lembar
pelatihan dan terus beradaptasi dalam observasi dan Tabel 4 untuk kuesioner
pembuatan RPP mata pelajaran PJOK siswa.
pada kurikulum 2013 terutama yang

Tabel 3. Hasil Analisis Data dari Lembar Observasi tentang Proses Pembelajaran
dengan Sampel 3 Guru PJOK (n = 3)
No Indikator N f P (%) TK (%) Keterangan
1 Pendahuluan 24 19 79,17 20,83 B
2 Inti 72 65 90,28 9,72 SB
3 Penutup 12 10 83,33 16,67 SB
Jumlah 108 94 87,04 12,96 SB

83
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

Tabel 4. Hasil Analisis Data dari Kuesioner Siswa tentang Proses Pembelajaran dengan
Sampel 191 Siswa (n = 191)
Indikator Keterangan
No N f P (%) TK (%)
1 Pendahuluan 4584 3599 78,51 21,49 B
2 Inti 3820 2971 77,77 22,23 B
3 Penutup 2292 1553 67,76 32,24 B
Jumlah 10696 8123 75,94 24,06 B

Tabel 5. Hasil Analisis Data Proses Pembelajaran dari Gabungan Lembar Observasi dan
Kuesioner Siswa
No Indikator P (%) TK (%) Keterangan
1 Pendahuluan 78,84 21,16 B
2 Inti 84,03 15,97 SB
3 Penutup 75,55 24,45 B
Proses Pembelajaran 79,47 20,53% B

Proses pembelajaran yang dapat tercapai (Machin, 2014: 34).


dilaksanakan oleh SMK Negeri 4 Hasil tersebut juga selaras dengan
Malang sudah tergolong baik dari aspek penelitian ini yaitu selama kegiatan inti
pendahuluan, inti, dan penutup. Namun peserta didik diberikan kesempatan
guru perlu menyiapkan strategi agar untuk mengamati materi gerakan teknik
dengan pendekatan saintifik tidak dalam olahraga. Kemudian diberikan
dominasi oleh peserta didik yang kesempatan dalam bertanya, berdiskusi,
memiliki tingkat kognitif tinggi. Guru berkolaborasi antar teman. Setelah
harus memahami keunikan individu konsep gerakan dalam materi paham
selama mengajar siswa, sehingga kemudian guru memberikan
dengan memperhatikan perbedaan dan kesempatan peserta didik untuk
keragaman mereka, guru harus mempraktikkan gerakan secara
melakukan pengajaran dan kegiatan di berkelompok. Namun, dalam
kelas secara individu (Rupani & Bhutto, mengaplikasikan gerakan dalam bentuk
2011: 126). Guru PJOK memiliki peran permainan sederhana, hanya peserta
utama dalam memodifikasi dan didik yang berkemampuan gerak tinggi
mengadaptasi strategi pembelajaran yang dapat menjalankan permainan
secara fungsional dan struktural dalam tersebut. Hal tersebut menyebabkan
menyampaikan materi pengajaran peserta didik yang berkemampuan gerak
mereka (Palomares-Cuadros et al., yang rendah atau kurang terampil tidak
2018: 177). Oleh karena itu kualitas begitu mendapatkan kesempatan
proses pembelajaran yang baik bermain sama. Sehingga guru perlu
merupakan tanggung jawab seorang memodifikasi bentuk permainan yang
guru. digunakan untuk mengaplikasikan ke
Hasil studi lain menunjukkan dari konsep materi.
bahwa dalam penerapan pendekatan Temuan lain menyimpulkan
saintifik secara klasikal 85% peserta bahwa pendekatan saintifik yang
didik terlibat dalam pembelajaran serta diterapkan dalam pembelajaran
hasil belajar dalam ranah kognitif, memberikan kesempatan peserta didik
psikomotor, dan afektif berdampak untuk berkomunikasi dengan temannya,
positif, sehingga tujuan pembelajaran sehingga mereka termotivasi untuk

84
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

belajar dan mampu membentuk dokumentasi untuk guru dan kuesioner


kepercayaan dirinya (Arlianty et al., siswa. Dalam rancangan penilaian hasil
2017: 020084–7). Dalam pendekatan belajar PJOK berbasis pendekatan
saintifik pada pembelajaran PJOK dapat saintifik terdiri dari 3 indikator antara
melibatkan ranah kognitif yang lebih lain: (1) karakteristik penilaian, (2)
banyak sehingga ketika sedang diskusi prinsip penilaian autentik, dan (3)
dapat meningkatkan hubungan interaksi teknik penilaian. Sedangkan proses
antar individu lain maupun penilaian hasil belajar mata pelajaran
lingkungannya (Raiola, 2017: 2239). PJOK terdiri dari 3 indikator antara lain:
PJOK merupakan pembelajaran di (1) sikap, (2), pengetahuan, dan (3)
sekolah yang memberikan wadah bagi keterampilan. Berdasarkan hasil analisis
siswa dalam melakukan aktivitas data dengan telaah dokumentasi
jasmani untuk memperoleh tujuan terhadap sampel sebanyak 3 materi
pendidikan secara umum. Oleh karena dalam instrumen penilaian secara
itu, walaupun pembelajaran gerak keseluruhan maka diperoleh persentase
melibatkan pendekatan saintifik, guru sebesar 91,67% dengan kategori sangat
juga memperhitungkan juga bagaimana baik dengan tingkat kesenjangan 8,33%.
proses pembelajaran tetap memberikan Sedangkan hasil analisis data dengan
aktivitas fisik yang cukup bagi seluruh kuesioner dari siswa secara keseluruhan
peserta didik. maka diperoleh persentase sebesar
Penilaian Pembelajaran 61,97% dengan kategori cukup baik
Data hasil dari penilaian dengan tingkat kesenjangan 38,03%.
pembelajaran PJOK yang diperoleh dari Berdasarkan rincian dari hasil analisis
rancangan penilaian dan proses data maka disajikan dalam Tabel 6
penilaian hasil belajar dan yang dibuat untuk telaah dokumentasi dan Tabel 7
dan dilaksanakan oleh Guru PJOK di untuk kuesioner siswa.
SMKN 4 Malang melalui lembar telaah

Tabel 6. Hasil Analisis Data dari Telaah Dokumentasi dengan Sampel 3 Materi
Instrumen Penilaian Hasil Belajar (n = 3)
No Indikator N f P (%) TK (%) Keterangan
1 Kesesuaian karakteristik penilaian 12 12 100 0 SB
2 Kesesuaian prinsip penilaian otentik 12 12 100 0 SB
3 Kesesuaian teknik penilaian 12 9 75 25 B
Jumlah 36 33 91,67 8,33 SB

Tabel 7. Hasil Analisis Data dari Kuesioner Siswa tentang Pelaksanaan Penilaian Hasil
Belajar dengan Sampel 191 Siswa (n = 191)
No Indikator N f P (%) TK (%) Keterangan
1 Sikap 1528 928 60,73 39,27 C
2 Pengetahuan 1528 994 65,05 34,95 B
3 Keterampilan 2292 1392 60,73 39,27 C
Jumlah 5348 3314 61,97 38,03 C

85
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

Tabel 8. Hasil Analisis Data Penilaian Hasil Belajar dari Gabungan Telaah
Dokumentasi dan Kuesioner Siswa
No Indikator P (%) TK (%) Keterangan
1 Kesesuaian karakteristik penilaian 100 0 SB
2 Kesesuaian prinsip penilaian otentik 100 0 SB
3 Kesesuaian teknik penilaian 75 25 B
4 Sikap 60,73 39,27 C
5 Pengetahuan 65,05 34,95 B
6 Keterampilan 60,73 39,27 C
Penilaian Hasil Belajar 76,92 23,08 B

Dari data pada aspek penilaian dapat memberikan motivasi siswa untuk
menunjukkan sudah tergolong baik, terus meningkatkan kompetensi mereka
namun masih terdapat kekurangan pada secara berkelanjutan.
indikator penilaian sikap dan Hasil temuan dalam penelitian
keterampilan. Dalam PJOK, penting ini menunjukkan bahwa rancangan
untuk menilai proses belajar mengajar penilaian sikap, pengetahuan, dan
terkait dengan hasil yang diharapkan, keterampilan telah tersusun. Namun
termasuk apa yang siswa dan guru dari sudut pandang peserta didik aspek
lakukan dan bagaimana pelajaran penilaian sikap dan keterampilan masih
disampaikan (McKenzie & Lounsbery, tergolong cukup. Hasil cukup tersebut
2013: 419). Guru dapat mengevaluasi disebabkan penilaian sikap dan
pembelajaran berbasis kriteria dari hasil keterampilan belum secara konsisten
belajar peserta didik dalam pendekatan dilakukan, diantaranya: pada penilaian
saintifik (Nelson & Davis, 2012: 1931). sikap guru masih belum memberikan
Dalam pendekatan saintifik kesempatan peserta didik menilai diri
penilaian tidak hanya valid dan reliabel, sendiri dan teman sebaya, penilaian
tetapi juga autentik, bermakna, dan keterampilan belum melibatkan karya-
relevan dengan usia dan perkembangan karya dari peserta didik. Penilaian
peserta didik serta memungkinkan keterampilan yang menggabungkan
penilaian proses untuk memfasilitasi metode tradisional (tes praktik) dan
pengajaran yang lebih informatif, alternatif seperti pengumpulan karya-
sehingga program pembelajaran lebih karya dari peserta didik lebih efektif
efektif (Lander et al., 2017: 293). dalam memberikan informasi pada
Dengan penilaian autentik akan kompetensi yang dimiliki (Mogonea,
mendorong peserta didik untuk aktif 2015: 864). Selain itu, dengan
dalam pembelajaran dan mampu memberikan berbagai penilaian yang
meningkatkan hasil belajar mereka bervariasi akan membuat dokumen
(Chong et al., 2016: 125). Penilaian penilaian hasil belajar lebih valid dan
autentik dalam pendekatan saintifik kredibel (Mustafa et al., 2019: 1377).
melibatkan sikap, pengetahuan, dan Dengan demikian penerapan
keterampilan bagi siswa yang dapat pendekatan saintifik pada aspek
mencerminkan kehidupan nyata penilaian siswa tidak hanya
(Raymond et al., 2013: 471). Dari mengandalkan dari tes praktik saja,
beberapa temuan penelitian lain tersebut namun juga perlu penilaian alternatif
memberikan penegasan bahwa penilaian lain untuk menilai keterampilan.
tidak hanya mengungkap informasi dari Berdasarkan hasil analisis secara
kompetensi siswa, namun juga memberi keseluruhan kualitas pelaksanaan

86
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

pembelajaran PJOK dengan pendekatan rincian analisis data mengenai


saintifik pada kurikulum 2013 di pelaksanaan pembelajaran PJOK
SMKN 4 Malang memiliki persentase dengan pendekatan saintifik kurikulum
sebesar 79,91% dengan kategori baik 2013 di SMKN disajikan dalam Tabel 9
dan tingkat kesenjangan 20,09%. Hasil berikut.

Tabel 9. Pelaksanaan Pembelajaran PJOK dengan Pendekatan Saintifik


Konsep Variabel P (%) TK (%) Keterangan
Pembelajaran PJOK Perencanaan Pembelajaran 83,33 16,67 SB
dengan Pendekatan Proses Pembelajaran 79,47 20,53 B
Saintifik Penilaian Hasil Belajar 76,92 23,08 B
Rata-Rata 79,91 20,09 B

Berdasarkan analisis data kurikulum 2013 PJOK di tingkat


keseluruhan secara kuantitatif dari SMA/SMK memiliki jumlah jam belajar
aspek perencanaan, proses pelaksanaan 135 menit per minggu. Dengan alokasi
pembelajaran, dan penilaian hasil waktu yang terbatas tersebut membuat
belajar bahwa pendekatan saintifik pelaksanaan di lapangan belum sesuai
dalam pembelajaran PJOK di SMK dengan perencanaan.
Negeri 4 Malang sudah tergolong baik. Kendala teknis selama
Dalam proses pembelajaran dan pembelajaran berlangsung merupakan
penilaian hasil belajar sebaiknya selaras tantangan bagi guru untuk
dengan apa yang direncanakan. Pada meningkatkan keterampilan mereka
proses pembelajaran dengan pendekatan dalam mendesain pembelajaran,
saintifik peserta didik diberikan sehingga mereka dapat menganalisis
kesempatan untuk membentuk bagaimana peserta didik belajar, dan
pengetahuan mereka secara ilmiah menyusun strategi yang sesuai untuk
kemudian guru memvalidasi melalui mengembangkan kompetensi peserta
umpan balik yang diberikan (Musfiqon didik (Holmqvist & Olander, 2017).
& Nurdyansyah, 2015: 65). Hasil belajar dalam kurikulum PJOK di
Pengetahuan baru yang dibentuk oleh era abad 21 tidak hanya terampil dan
peserta didik merupakan tujuan dari terlatih dalam aktivitas fisik, melainkan
pembelajaran tersebut. juga mampu berpikir kreatif, kritis,
Pembelajaran PJOK dengan berkolaborasi, serta memiliki karakter
pendekatan saintifik dapat yang baik (Mustafa & Dwiyogo, 2020:
meningkatkan kecerdasan spasial siswa 422). Pendekatan saintifik merupakan
(Tarigan et al., 2018: 140). Namun, ada salah satu alternatif yang dapat
kendala yang sering dihadapi guru digunakan dalam pembelajaran PJOK.
dalam menerapkan pendekatan saintifik Keberhasilan pembelajaran saintifik
dalam pembelajaran yaitu keterbatasan sejatinya juga dipengaruhi oleh kondisi
waktu (Mulyaningsih & Kartowagiran, peserta didik (Wicaksono et al., 2020:
2015: 77). Selain itu, dalam 41). Namun, dengan adanya
pembelajaran PJOK tidak selamanya menerapkan pendekatan saintifik
pencapaian peserta didik tuntas semua, memberikan siswa lebih termotivasi dan
sebab setiap siswa memiliki beragam percaya diri dalam belajar (Safitri &
kemampuan dalam melakukan aktivitas Widjajanti, 2019: 1). Setiap peserta
fisik (Hariyanto & Mustafa, 2020: 29; didik itu unik dan memiliki kelebihan
Mustafa & Winarno, 2020: 2). Dalam dan kekurangan, sehingga dengan

87
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

alternatif pendekatan saintifik peserta dengan di poin identitas mata pelajaran,


didik dilibatkan secara aktif untuk instrumen penilaian sikap disesuaikan
saling berinteraksi antar teman maupun dengan indikator yang dicapai; (2)
guru. Selama menggunakan pendekatan aspek proses pembelajaran hendaknya:
saintifik dalam pembelajaran, guru guru mengaitkan dengan materi
perlu mendokumentasikan setiap sebelumnya, guru menjelaskan tujuan,
prestasi yang dimiliki oleh peserta manfaat, dan kompetensi yang hendak
didik. Sehingga penilaian hasil peserta dicapai dalam materi pembelajaran; dan
didik merupakan gambaran mereka (3) aspek penilaian hasil belahar
secara utuh selama mengikuti sebaiknya: penilaian menggunakan
pembelajaran. teknik yang bervariasi untuk
mendokumentasikan kompetensi siswa
SIMPULAN DAN SARAN selama pembelajaran. Selain itu
Kesimpulan mengenai kualitas rekomendasi yang dianjurkan sebaiknya
pelaksanaan pembelajaran PJOK guru aktif dalam mengikuti pelatihan
dengan pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013 dan
SMKN 4 Malang memiliki kategori senantiasa terus beradaptasi mengenai
baik. Kualitas perencanaan kebaruan pola pembelajaran yang terus
pembelajaran PJOK dengan pendekatan berkembang.
saintifik mendapatkan kategori sangat
baik, namun perlu perbaikan khususnya DAFTAR PUSTAKA
dalam merumuskan tujuan Arifin, Z. (2013). Konsep dan Model
pembelajaran PJOK perlu disajikan. Pengembangan Kurikulum.
Dalam kualitas proses pembelajaran Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
PJOK dengan pendekatan mendapatkan Arikunto, S., & Jabar, C. S. A. (2009).
kategori baik, namun perlu perbaikan Evaluasi Program Pendidikan:
khususnya dalam pengelolaan waktu Pedoman Teoretis Praktis bagi
dan proses pembelajaran harus saling Mahasiswa dan Praktisi
dikaitkan antar materi serta tujuan yang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
dicapai harus diberitahukan kepada Arlianty, W. N., Febriana, B. W., &
siswa. Dalam kualitas penilaian hasil Diniaty, A. (2017). An analysis of
belajar PJOK dengan pendekatan learning process based on scientific
saintifik mendapatkan kualitas baik, approach in physical chemsitry
namun perlu perbaikan khususnya experiment. In AIP Conference
dalam variasi jenis penilaian yang Proceedings (Vol. 1823, hal.
dilakukan mulai ranah sikap, 020084).
pengetahuan, dan keterampilan. https://doi.org/10.1063/1.4978157
Rekomendasai dari hasil evaluasi Basuki, S. (2016). Pendekatan Saintifik
mengenai pelaksanaan pembelajaran pada Penjasorkes dalam Rangka
PJOK dengan pendekatan saintifik di Membentuk Jati Diri Peserta
SMKN 4 Malang, antara lain: (1) aspek Didik. Jurnal Pendidikan Jasmani
perencanaan pembelajaran seharusnya: Indonesia, 12(2), 117–124.
jumlah pertemuan dengan alokasi waktu BSNP. Peraturan Menteri Pendidikan
disesuaikan, dirumuskan tujuan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
pembelajaran dengan jelas dan spesifik, 2016 tentang Standar Proses
disajikan konsep materi pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah
dengan spesifik, dalam skenario (2016).
pembelajaran alokasi waktu disesuaikan BSNP. Undang-Undang Republik

88
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Hariyanto, E., & Mustafa, P. S. (2020).


tentang Sistem Pendidikan Pengajaran Remedial dalam
Nasional, Pub. L. No. 20 (2016). Pendidikan Jasmani. (Mashud,
Indonesia: Ed.). Banjarmasin: Lambung
http://kelembagaan.ristekdikti.go.i Mangkurat University Press.
d/wp- Holmqvist, M. O., & Olander, C.
content/uploads/2016/08/UU_no_2 (2017). Analysing teachers’
0_th_2003.pdf. operations when teaching students:
Chandler, T., Cronin, M., & Vamplew, what constitutes scientific
W. (2002). Sport and Physical theories? International Journal of
Education: The Key Concepts. Science Education, 39(7), 840–
Abingdon, UK: Taylor & Francis. 862.
https://doi.org/10.4324/978020346 https://doi.org/10.1080/09500693.2
7145 017.1310407
Chong, E. J. M., Lim, J. S. W., Liu, Y., Hopper, B., Grey, J., & Maude, T.
Lau, Y. Y. L., & Wu, V. X. (2016). (2000). Teaching Physical
Improvement of learning domains Education in the Primary School.
of nursing students with the use of New York: RoutledgeFalmer.
authentic assessment pedagogy in Khan, T., Hande, S., Bedi, S., Singh, T.,
clinical practice. Nurse Education & Kumar, V. (2012). Learning
in Practice, 20, 125–130. Objectives. International Journal
https://doi.org/10.1016/j.nepr.2016 of User-Driven Healthcare, 2(3),
.08.002 44–62.
Dharmadi, M. A. (2016). The Analysis https://doi.org/10.4018/ijudh.2012
of School Health Development 070105
Index (SHDI). Jurnal Kesehatan Kirk, D. (2013). Educational Value and
Masyarakat, 12(1), 11–17. Models-Based Practice in Physical
https://doi.org/10.15294/kemas.v1 Education. Educational Philosophy
2i1.4021 and Theory, 45(9), 973–986.
Dwiyogo, W. D. (2007). https://doi.org/10.1080/00131857.2
Pengembangan Kurikulum dan 013.785352
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Lander, N., Morgan, P. J., Salmon, J.,
dan Olahraga. Malang: Wineka Logan, S. W., & Barnett, L. M.
Media. (2017). The reliability and validity
Fauziah, R., Abdullah, A. G., & Hakim, of an authentic motor skill
D. L. (2017). Pembelajaran assessment tool for early
Saintifik Elektronika Dasar adolescent girls in an Australian
Berorientasi Pembelajaran school setting. Journal of Science
Berbasis Masalah. Innovation of and Medicine in Sport, 20(6), 590–
Vocational Technology Education, 594.
9(2), 165–178. https://doi.org/10.1016/j.jsams.201
https://doi.org/10.17509/invotec.v9 6.11.007
i2.4878 Machin, A. (2014). Implementasi
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., & Pendekatan Saintifik, Penanaman
Worthen, B. R. (2011). Program Karakter dan Konservasi pada
Evaluation: Alternative Pembelajaran Materi Pertumbuhan.
Approaches and Practical Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
Guidelines. Boston: Pearson. 3(1), 28–35.

89
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

https://doi.org/10.15294/jpii.v3i1.2 (2020). Pengembangan Buku Ajar


898 Pengajaran Remedial dalam
Martinek, T., & Hellison, D. (2009). Pendidikan Jasmani untuk
Youth Leadership in Sport and Mahasiswa S1 Pendidikan Jasmani
Physical Education. New York: Dan Kesehatan Universitas Negeri
Palgrave Macmillan. Malang. Multilateral: Jurnal
McKenzie, T. L., & Lounsbery, M. A. Pendidikan Jasmani dan
F. (2013). Physical education Olahraga, 19(1), 1–12.
teacher effectiveness in a public https://doi.org/10.20527/multilater
health context. Research Quarterly al.v19i1.7629
for Exercise and Sport, 84(4), 419– Mustafa, P. S., Winarno, M. E., &
430. Supriyadi. (2019). Penilaian
https://doi.org/10.1080/02701367.2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
013.844025 Kesehatan pada Sekolah
Mogonea, F. (2015). Portfolio-tool for Menengah Pertama Negeri Kota
(Self) Evaluation of Students- Malang. Jurnal Pendidikan: Teori,
future Teachers. Procedia - Social Penelitian, dan Pengembangan,
and Behavioral Sciences, 4(10), 1364–1379.
180(November 2014), 860–864. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.20 17977/jptpp.v4i10.12845
15.02.227 Nelson, M. M., & Davis, E. A. (2009).
Mulyaningsih, N. (2015). Evaluasi Preservice elementary teachers’
Pelaksanaan Pembelajaran science lesson plan analyses and
Pendidikan Agama Islam dan Budi modifications concerning scientific
Pekerti dengan Pendekatan modeling: Insights into teacher
Saintifik Pada Kurikulum 2013 di knowledge application. In Annual
SMA Kota Yogyakarta. Conference ofthe National
Yogyakarta: UNY. Association for Research in
Mulyaningsih, N., & Kartowagiran, B. Science Teaching. Garden Grove:
(2015). Evaluasi Pelaksanaan CA.
Pembelajaran PAI dan Budi https://doi.org/10.1017/CBO97811
Pekerti dengan Pendekatan 07415324.004
Saintifik pada Kurikulum 2013. Nelson, M. M., & Davis, E. A. (2012).
Jurnal Evaluasi Pendidikan, 3(1), Preservice Elementary Teachers’
67–79. Evaluations of Elementary
Musfiqon, H., & Nurdyansyah. (2015). Students’ Scientific Models: An
Pendekatan Pembelajaran aspect of pedagogical content
Saintifik. Sidoarjo: Nizamia knowledge for scientific modeling.
Learning Center. International Journal of Science
Mustafa, P. S., & Dwiyogo, W. D. Education, 34(12), 1931–1959.
(2020). Kurikulum Pendidikan https://doi.org/10.1080/09500693.2
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 011.594103
di Indonesia Abad 21. Jurnal Riset Palomares-Cuadros, J., Dharmadi, M.
Teknologi dan Inovasi Pendidikan A., Sulistia-Dewi, N. L. P. E.,
(JARTIKA), 3(2), 422–438. Collado-Fernández, D., & Padial-
https://doi.org/https://doi.org/10.36 Ruz, R. (2018). Teacher beliefs in
765/jartika.v3i2.268 the diffusion of traditional
Mustafa, P. S., & Winarno, M. E. Buleleng-Bali games. Revista

90
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

Brasileira de Ciencias do Esporte, 6596/1157/4/042073


40(2), 177–183. Sani, R. A. (2014). Pembelajaran
https://doi.org/10.1016/j.rbce.2018. Saintifik untuk Implementasi
01.018 Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi
Rahmat, R., Suwardi, S., & Suyudi, I. Aksara.
(2019). Implementasi Pendekatan Sudijono, A. (2008). Pengantar Statistik
Saintifik Pada Pembelajaran Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Grafindo Persada.
Kesehatan (PJOK) SD Kurikulum Tarigan, B., Hendrayana, Y., &
2013 Di Kabupaten Bantaeng. Wijayanti, K. E. (2018).
SPORTIVE: Journal Of Physical Implementasi Pendekatan Saintifik
Education, Sport and Recreation, Dalam Pembelajaran Pendidikan
2(2), 63–72. Jasmani Dan Olahraga: Dapatkah
https://doi.org/10.26858/sportive.v meningkatkan Konsentrasi Dan
2i2.9502 Kecerdasan Spasial (Spatial
Raiola, G. (2017). Motor learning and Intelegence) Siswa Sekolah Dasar
teaching method. Journal of Yang Tinggal Di Daerah
Physical Education and Sport, Pegunungan. Jurnal Pendidikan
17(5), 2239–2243. Jasmani dan Olahraga, 3(2), 136–
https://doi.org/10.7752/jpes.2017.s 141.
5236 https://doi.org/10.17509/jpjo.v3i2.
Raymond, J. E., Homer, C. S. E., Smith, 12476
R., & Gray, J. E. (2013). Learning Whitehead, J., Telfer, H., & Lambert, J.
through authentic assessment: An (2013). Values in Youth Sport and
evaluation of a new development Physical Education. London:
in the undergraduate midwifery Routledge.
curriculum. Nurse Education in https://doi.org/10.4324/978020311
Practice, 13(5), 471–476. 4155
https://doi.org/10.1016/j.nepr.2012 Wicaksono, P. N., Kusuma, I. J.,
.10.006 Festiawan, R., Widanita, N., &
Royse, D., Thyer, B. A., & Padgett, D. Anggraeni, D. (2020). Evaluasi
K. (2010). Program Evaluation: penerapan pendekatan saintifik
An Introduction (5 ed.). Australia: pada pembelajaran pendidikan
Wadsworth, Cengage Learning. jasmani materi teknik dasar
Rupani, C. M., & Bhutto, M. I. (2011). passing sepak bola. Jurnal
Evaluation of Existing Teaching Pendidikan Jasmani Indonesia,
Learning Process on Bloom’S 16(1), 41–54.
Taxonomy. International Journal https://doi.org/https://doi.org/10.21
of Academic Research in Business 831/jpji.v16i1.29774
and Social Sciences, 1(Special Widoyoko, S. E. P. (2013). Evaluasi
Issue), 119–128. Program Pembelajaran: Panduan
Safitri, R. E., & Widjajanti, D. B. Praktis bagi Pendidik dan Calon
(2019). The effect of inquiry in Pendidik. Yogyakarta: Pustaka
scientific learning on students’ Pelajar.
self-confidence. Journal of Winarno, M. E. (2012). Pengembangan
Physics: Conference Series, Karakter Bangsa melalui
1157(4), 042073. Pendidikan Jasmani & Rohani.
https://doi.org/10.1088/1742- Malang.

91
JURNAL PENJAKORA
Volume 7 No 2, Edisi September 2020

Winarno, M. E. (2014). Evaluasi Hasil


Belajar Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Wiyanto. (2017). Pendekatan Saintifik
pada Perkuliahan dengan Sistem E-
Learning. Jurnal
INTEGRALISTIK, 28(2), 217–229.
https://doi.org/10.15294/integralisti
k.v28i2.13738

92

Anda mungkin juga menyukai