Anda di halaman 1dari 14

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA GURU

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN


KESEHATAN DI SMK SASARAN SEKABUPATENMAROS
TAHUN PELAJARAN 2017-2018

STUDY ON THE IMPLEMENTATION OF 2013 CURRICULUM ON


TEACHER OF PHYSICAL, SPORT AND HEALTH EDUCATION
SUBJECT AT SMK SASARAN IN MAROS DISTRICT OF ACADEMIC
YEAR 2017/2018

Rusmin Wajdi
Program studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Program Pascasarjana
Universitas Negeri Makassar
rusminwajdi.sport@gmail.com

ABSTRAK

RUSMIN WAJDI, 2018. Studi Tentang Implementasi Kurikulum 2013 Pada Guru Mata
Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan Di Smk Sasaran Sekabupaten
Maros Tahun Pelajaran 2017-2018 (Dibimbing oleh Suwardi dan Jamaluddin)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan pembelajaran, proses
pelaksanaan pembelajaran dan kendala yang dialami guru mata pelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 di SMK sasaran
sekabupaten maros pada tahun pelajaran 2017-2018. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif jenis penelitian campuran (mixed methodology) yaitu metode yang memadukan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru SMK yang mengajar mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada tingkatan kelas yang telah menjalankan
kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2017-2018 yaitu pada 11 sekolah dengan jumlah guru
sasaran 11 orang. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan
wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai persentase RPP seluruh guru adalah
89,36 % masuk dalam kategori baik. Sedangkan keterampilan melaksanakan pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 guru pendidikan jasmani, olahrga dan kesehatan pada SMK
sekabupaten Maros secara umum masuk kategori cukup, hal ini terjadi karena hasil rata-rata
persentase keterampilan seluruh guru adalah 75,92 %.
Kendala yang dihadapi guru pendidikan jasmani, olahrga dan kesehatan di SMK
sekabupaten Maros dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran antara lain : (1) Guru
masih kurang paham tentang kurikulum 2013, (2) Guru kurang pandai menggunakan
komputer, (3) Prosedur menyusun RPP terlalu rumit dan cepat berubah. Sedangkan kendala
yang dihadapi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran antara lain : (1) Kesulitan
guru mengatur durasi waktu pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di
SMK yang singkat, (2) Ketersediaan sarana prasarana di sekolah yang kurang memadai, (3)
Minat dan motifasi siswa mengikutu materi-materi tertentu yang agak rendah dan (4) Jumlah
siswa yang kurang membuat guru kesulitan melakukan permainan olahraga.

1
ABSTRACT

RUSMIN WAJDI. 2018. Study on The Implementation of 2013 Curriculum on Teacher of


Physical, Sport and Health Education Subject at SMK Sasaran in Maros District of Academic
Year 2017/2018 (superised Suwardi and Jamaluddin).
The study aims exammining the planning learning proccess, implementation learning
procces, and contrainst experienced by Physical, Sport and Health Education Subject at SMK
Sasaran in Maros District of Academic Year 2017/2018. The study was descriptive research
with mixed method a method whice combined qualitative and quantitative approach. The
quantitative method was employed to examine the ability of teachers of Physical, Sport and
Health Education implementing 2013 cirriculum at SMK Sasaran in Maros district; whereas,
the qualitative method was employed to examine how teachers of Physical, Sport and Health
Education implement 2013 curriculum at SMK Sasaran in Maros district, and discover the
constraints they had experienced.
The population was all teachers at SMK who taught Physical, Sport and Health
Education subject taught in classes whice applied 2013 curriculum of academic year 2017-
2018 in 11 schools with the total of 11 teachers. Data were collected by employing
observation, documentation, and interview.
The results of the study reveal that the result of anlysis on lesson plan concerning
each of teachers of Physical, Sport and Health Education at SMK in Maros district had almost
fulfilled most of the criteria of the componets of lesson plan as it was stated in Permendikbud
No. 22 year 2016, shown in the average of lesson plan all teachers, which was 89.36% and
categorized is good; whereas, the learning implementation skills based on 2013 curriculum of
teachers of Physical, Sport and Health Education at SMK in Maros district was categorized as
moderate in general. It was due to the avarage of all of teachers’ skills which was 75.92%.
The constraints of teachers of Physical, Sport and Health Education at SMK in
formulation lesson plan were (1) teachers were still lacked of understanding of 2013
curriculum, (2) teachers were still lacked of skills in operating computer, (3) the procedure to
formulate lesson plan was complicated and changing rapidly; whereas, the constraints of
teachers in conducting lesson activities were (1) problems in managing learning duration of
Physical, Sport and Health Education at SMK, which was still short, (2) availability of
sufficient facility and infrastructure in school, (3) low interest and motivation of students in
following certain materials, and (4) low number of students which mede it difficult to
conduct sport.

2
A. PENDAHULUAN perbaikan manajemen berbasis sekolah,
Pendidikan merupakan ujung ujian akhir nasional, peningkatan mutu
tombak kemajuan suatu bangsa. Ki Hadjar guru melalui peningkatan kualifikasi
Dewantara sebagai bapak pendidikan akedemik dan sertifikasi, serta
Indonesia pernah berpendapat bahwa, pengembangan kurikulum dan
pendidikan merupakan kunci pembelajaran merupakan usaha-usaha
pembangunan sebuah bangsa. Pendidikan pemerintah dalam upaya meningkatkan
dilakukan melalui usaha menuntun mutu pendidikan di Indonesia dari tahun
segenap kekuatan kodrat yang dimiliki ke tahun belakangan ini.
anak, baik sebagai manusia maupun . undang undang Nomor 20 tahun
sebagai anggota masyarakat untuk 2003 Pasal 1 dikatakan bahwa pendidikan
mencapai keselamatan dan kebahagiaan adalah usaha sadar dan terencana untuk
setinggi-tingginya (Ki Hadjar Dewantara, mewujudkan suasana belajar dan proses
1977). Pernyataan tersebut yang bahkan pembelajaran agar peserta didik secara
sudah diisyaratkan jauh waktu sebelum aktif mengembangkan potensi dirinya
Indonesia merdeka, semakin memperkuat untuk memiliki kekuatan spiritual
pentingnya pendidikan. keagamaan, pengendalian diri,
Dalam era sekarang pun, banyak kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
kajian dalam berbagai negara yang serta keterampilan yang diperlukan
meyakini bahwa kualitas suatu bangsa dirinya, masyarakat, bangsa dan
sangat bergantung kepada negara.Dalam mencapai tujuan pendidikan
penyelenggaraan pendidikannya, di mana tersebut, dibutuhkan komponen-komponen
pendidikan tersebut kuat hubungannya yang saling berkaitan dan berpengaruh
dengan indikator ekonomi maupun sosial satu sama lain, salah satunya adalah
budaya bangsa itu sendiri. Pendidikan kurikulum. Kurikulum merupakan salah
yang bermutu adalah pendidikan yang satu komponen penting dari sistem
dapat mewujudkan sumber daya manusia pendidikan, karena kurikulum merupakan
yang berkualitas yang menjadi kunci komponen pendidikan yang dijadikan
dalam pembangunan. Kualitas pendidikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik
yang dimaksud melibatkan konteks proses oleh pengelola maupun penyelenggara,
dan hasil pendidikan. Kualitas proses khususnya guru dan kepala sekolah.
dinilai dari indikator mutu komponen dan Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005
interaksi antar komponen, sedangkan tentang Standar Nasional Pendidikan,
kualitas hasil dinilai dari indikator menyebutkan bahwa kurikulum adalah
pencapaian skor prestasi lulusan baik seperangkat rencana dan pengaturan
secara akedemik maupun non-akademik. mengenai tujuan, isi, dan bahan
Pemerintah Indonesia melalui pembelajaran serta cara yang digunakan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran
Nasional RI, menyadari pentingnya peran untuk mencapai tujuan pendidikan
strategis pendidikan senantiasa berusaha tertentu. Sesuai dengan peraturan tersebut,
mewujudkan kualitas pendidikan yang kurikulum bukan hanya dokumen yang
semakin meningkat dengan menempatkan berisi tujuan dan garis besar program
sektor pendidikan sebagai prioritas dalam pengajaran akan tetapi dalam
pembangunan nasional. Berbagai penerapannya harus mempertimbangkan
kebijakan menyangkut akreditasi sekolah, berbagai hal mengenai proses
penyediaan anggaran Bantuan Operasional pembelajaran serta perkembangan peserta
Sekolah (BOS), penerbitan Buku Sekolah didik.
Elektronik (BSE) yang bisa diakses dan Seiring dengan perkembangan
didownload secara gratis di mana saja dan dinamika yang terjadi di masyarakat,
kapan saja, pengembangan kultur sekolah, pendidikan harus mampu menyesuaikan

3
tuntutan dan kebutuhan masyarakat pendidikan dapat diterapkan serentak di
dewasa ini. Kurikulum harus mampu seluruh Indonesia. Sejauh ini perubahan
memenuhi kebutuhan masyarakat luas kurikulum pendidikan nasional di
dalam menyelesaikan permasalahan Indonesia adalah pada tahun 1984
kehidupan yang dihadapi. Menghadapi (Kurikulum 1984) dengan adanya istilah
realitas tersebut, sudah semestinya GBPP (Garis Besar Program Pengajaran),
kurikulum harus terus diperbaharui sesuai lalu pada tahun 1994 (Kurikulum 1994)
dengan tantangan dan perubahan dalam yang selanjutnya direvisi pada tahun 1997,
dunia pendidikan. Dengan kurikulum yang dan kurikulum 2004 (Kurikulum 2004)
sesuai dan tepat, diharapkan sasaran dan atau lebih dikenal dengan Kurikulum
tujuan pendidikan dapat tercapai dengan Berbasis Kompetensi (KBK) yang
optimal. selanjutnya direvisi lagi pada tahun 2006
Perubahan kurikulum di Indonesia menjadi Kurikulum Tingkat Satuan
merupakan bentuk respon dan tuntutan Pendidikan (KTSP) sampai pada tahun
dari berbagai tantangan-tantangan yang ajaran 2012-2013. kurikulum terbaru yaitu
ada baik eksternal maupun internal. kurikulum 2013 dimana kurikulum 2013
Dimana kemajuan ilmu pengetahuan, sendiri sudah mengalami revisi yaitu
teknologi dan seni budaya serta perubahan revisi tahun 2016 dan revisi tahun 2017,
masyarakat pada tataran lokal, nasional, dimana dalam revisi yang terakhir
regional, dan global dimasa depan. memberikan dampak pada pelaksaan
Perkembangan terkait IPTEK, masyarakat, pembelajaran pendidikan jasmani,
berbangsa dan bernegara maupun isu-isu olahraga dan kesehatan khususnya di SMK
dalam dan di luar negeri merupakan yaitu terjadinya pengurangan jam
tantangan yang harus dijawab pemerintah. pembelajaran pendidikan jasmani,
Oleh karena itu, pemerintah pusat maupun olahraga dan kesehatan yang tadinya
pemerintah daerah dalam hal ini berdurasi tiga jam pembelajaran dalam
kementrian pendidikan dan kebudayaan seminggu menjadi dua jam pelajaran, serta
harus mampu menjawab dengan tepat ditiadakannya mata pelajaran pendidikan
tantangan-tantangan tersebut untuk jasmani, olahraga dan kesehatan pada
direalisasikan dalam program pendidikan. jenjang kelas dua belas (XII).
Perkembangan yang terjadi pada masa Lahirnya kurikulum ini untuk
sekarang dan masa akan datang belum menjawab tantangan dan pergeseran
tentu seseuai dengan apa yang dibutuhkan paradigma pembangunan dari abad ke-20
sehingga peranan kurikulum tidak hanya menuju abad ke-21. Kurikulum 2013
mewariskan nilai dan budaya yang ada bertujuan untuk mempersiapkan manusia
atau menerapkan perkembangan baru yang Indonesia agar memiliki kemampuan
terjadi, melainkan juga memiliki peran hidup sebagai pribadi dan warga negara
menilai budaya atau pengetahuan baru yang beriman, produktif, kreatif, inovatif
tersebut dan menjawab tantangan dan afektif serta mampu berkontribusi
tantangan global. pada kehidupan masyarakat, berbangsa,
Penyelenggaraan pendidikan di suatu bernegara dan perperadaban dunia.
sekolah berpedoman pada kurikulum yang Perubahan kurikulum dilakukan oleh
digunakan oleh sekolah tersebut. Sekolah- pemerintah adalah dengan maksud untuk
sekolah yang ada di negara Indonesia memperbaiki sistem pendidikan.
harus menggunakan kurikulum yang Penyempurnaan kurikulum pendidikan
berlaku secara nasional. Kurikulum pada masa sekarang dengan
tersebut disusun oleh pemerintah, dengan mengedepankan pembagunan karakter
tujuan agar warga negara, dimanapun ia bangsa. Hal ini didasarkan pada fakta dan
bersekolah maka mempunyai kesempatan pesepsi masyarakat tentang menurunnya
belajar yang sama. Sehingga tujuan dari kualitas sikap moral anak-anak atau

4
generasi muda. Untuk itu pemerintah emosional, tindakan moral, dan aspek pola
menghadirkan kurikulum baru yang mulai hidup sehat. Pembekalan pengalaman
diimplementasikan pada tahun ajaran belajar itu diarahkan untuk membina,
2013/2014. sekaligus membentuk gaya hidup sehat
Elemen perubahan kurikulum 2013 dan aktif sepanjang hayat. Dan kebiasaan
meliputi perubahan standar kompetensi pola hidup sehat yang bermuara untuk
lulusan, standar proses, standar isi, dan merangsang pertumbuhan serta
standar penilaian (kemendikbud 2013). perkembangan yang seimbang.
Standar kompetensi lulusan dibedakan Menurut Andi Ihsan & Hasmyati
menjadi domain yaitu : sikap, pengetahuan (2011: 5)guru penjasorkes harus
dan keterampilan. Kemudian Pembelajaran merencanakan kegiatan proses belajar
dalam Kurikulum 2013 menguatkan mengajar dan berupaya menciptakan
pendekatan saintifik dalam proses lingkungan belajar yang kondusif dan
pembelajarannya melalui mengamati, harus mampu menggerakkan siswa-
menanya, mencoba, menalar dan siswanya kearah tujuan pembelajaran yang
mengkomunikasikan. Selain itu, kurikulum telah ditetapkan. Jadi menurut pendapat
ini juga mendorong peserta didik untuk diatas mengenai pentingnya pengajaran
mencari tahu, bukan diberi tahu (discovery dipersiapkan dan direncanakan sedemikian
learning). Oleh karena itu, kemampuan rupa karena dengan kemampuan
berbahasa sebagai alat komunikasi, perencanaan yang baik seorang guru dapat
pembawa pengetahuan, dan berpikir logis, merumuskan tujuan dan objektifitas belajar
sistematis, dan kreatif juga dikuatkan mengajar yang baik sesuai karakteristik
dalam proses pembelajaran. peserta didik sehingga dapat mencapai
Keberhasilan implementasi tujuan pembelajaran selain itu guru juga
kurikulum 2013 sangat dipengaruhi oleh diharapkan mampu memotivasi siswa
kesiapan guru sebagai imlementator, untuk aktif dalam proses pembelajaran
kuikulum baru menuntut guru untuk dengan memanfaatka segala media dan
menerapkan pembelajaran berbasis sumber belajar yang tersedia untuk
saintifik yaitu meransang siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
mengamati mengamati, menanya, Agar implementasi Kurikulum 2013
mencoba, menalar dan SMK di seluruh wilayah tanah air dapat
mengkomunikasikan. Guru dituntut tidak berjalan dengan baik, Direktorat PSMK
hanya memilki kompetensi profesional, bekerja-sama dengan Lembaga
namun juga harus memiliki kompetensi Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
pedagogik, sosial dan keperibadian. secara bertahap selalu menyelenggarakan
Kompetensi pedagogik perlu diketahui Bimbingan Teknis (Bimtek) Implementasi
guru karena kompetensi pedagogik Kurikulum 2013 SMK bagi SMK-SMK
berkaitan dengan pengembangan yang ditunjuk akan melaksanakan
kurikulum serta proses yang dilakukan di kurikulum tersebut. Kegiatan Pelatihan
dalam kelas. dan Pendampingan Implementasi
Mata pelajaran Pendidikan Kurikulum 2013 SMK Bagi Guru Sasaran
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan
(PJOK) merupakan salah satu mata kemampuan guru agar dapat
pelajaran yang dilaksanakan pada jenjang mengimplementasikan Kurikulum 2013
pendidikan dasar, menengah, bahkan pada sesuai dengan konsep, strategi, dan
pendidikan tinggi. Tujuan Pendidikan karakteristik Kurikulum 2013 SMK serta
Jasmani yaitu untuk mengembangkan menyiapkan guru sasaran agar mampu
aspek kebugaran jasmani, keterampilan mengimplementasikan Kurikulum 2013
gerak, keterampilan berpikir kritis, SMK, yang meliputi perencanaan,
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas pelaksanaan serta penilaian, dengan baik

5
dan benar. Sehingga dalam kerangka dan pendampingan berbasis sekolah
implementasi Kurikulum 2013 telah seutuhnya, hal ini memungkinkan antara
didesain pelatihan guru secara berjenjang guru pendamping dan guru sasarannya
dan dilanjutkan dengan pendampingan. memiliki latar belakang mata pelajaran
Model pelatihan ini belum pernah yang berbeda hal ini bisa saja menghambat
dilakukan sebelumnya. Harapannya guru pendidikan jasmani, olahraga dan
dengan adanya pelatihan ini kualitas guru kesehatan dalam memahami kurikulum
bisa ditingkatkan sekaligus sangat layak 2013 sesuai mata pelajarannya.
untuk menjalankan kurikulum terbaru Dari permasalahan di atas, maka
yaitu Kurikulum 2013. Pelatihan menjadi peneliti ingin mengetahui bagaimana
syarat mutlak dalam implementasi implementasi kurikulum 2013 khususnya
kurikulum, karena Kurikulum 2013 yang mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
menekankan pada pendekatan saintifik Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di
sesungguhnya akan mengubah metodologi SMK se Kabupaten Maros. Dimana
guru di dalam proses pembelajaran. bidang studi Penjasorkes dalam kurikulum
Di Kabupaten Maros sendiri, telah 2013 menggunakan model pembelajaran
dilaksanakan Pendampingan kurikulum yang diarahkan pada pendekatan saintifik
2013 sejak tahun 2016 yang pada satu dan penilaian otentik, yakni pembelajaran
SMK sasaran dan menyusul pada tahun yang mendorong siswa lebih mampu
2017 sebanyak sepuluh sekolah sasaran dalam mengamati, menanya, mencoba /
yang telah menerapkan kurikulum 2013 mengumpulkan data, mengasosiasi /
pada tahun ajaran 2017-2018. Dan menalar, mengomunikasi dan sampai pada
diharapkan melalui kegiatan bimbingan tahap mencipta. Dalam proses belajar
teknis dan pendampingan tersebut, setiap mengajar apakah guru PJOK sudah sesuai
guru SMK sasaran di Kabupaten Maros dengan ketentuan kurikulum 2013.
dapat memahami dan melaksanakan
implementasi kurikulum 2013 dengan B. TINJAUAN PUSTAKA
baik seperti mampu menyusun Rencana 1. Hakikat kurikulum
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Substansi dari pendidikan kejuruan
melaksanakan proses pembelajaran dan harus menampilkan karakteristik
melakukan penilaian sesuai dengan pendidikan kejuruan yang tercermin dalam
standar proses kurikulum 2013. Namun aspek-aspek yang erat dengan perencanaan
kenyataannya dilapangan masih ada guru kurikulum, yaitu kurikulum pendidikan
yang kesulitan dalam menerapkan kejuruan telah berorientasi pada proses dan
kurikulum tersebut baik dalam hasil atau lulusan.
menyususun RPP, Penilaian dan Menurut (Billett, 2011: 181)
menerapkannya dalam proses mengemukakan bahwa “the curriculum has
pembelajaran, hal ini didapatkan peneliti come to be seen as a document that has
ketika melakukan pendampingan been developed in written form and that is
kurikulum 2013 di empat SMK sasaran di used to plan and regulate the experiences
Kabupaten Maros pada bulan november to be organised for learners, and for their
tahun 2017. Dari hasil penilaian peneliti, learning”. Kurikulum merupakan sebuah
masih ada guru sasaran yang belum dokumen yang dikembangkan dalam
memahamami kurikulum 2013 dalam bentuk tertulis dan digunakan untuk
proses pembelajaran dan masih cenderung merencanakan dan mengatur pengalaman
menggunakan cara mengajar KTSP. yang terorganisasi bagi siswa dan untuk
Ditambah lagi pendekatan yang diterapkan pembelajaran siswa.
pemerintah dalam pelaksanaan
pendampingan yaitu dengan pendekatan Sedangkan menurut (Finch &
the whole school training yaitu pelatihan Crunkilton, 1999: 15) “the sum of learning

6
activities and experiences that a student perubahan lingkungan yang menuntutnya
has under the auspices or direction of the untuk melakukan penyesuaian supaya
school” Berdasarkan definisi oleh Finch dapat memenuhi permintaan. Permintaan
dan Crunkilton di atas, kurikulum itu baik dikarenakan adanya kebutuhan
dianggap sebagai sejumlah kegiatan dan dari siswa dan kebutuhan masyarakat yang
penglaman belajar yang harus selalu mengalami perkembangan dan
dilaksanakan peserta didik dalam arahan pertumbuhan terus menerus.
sekolah. Menurut (Machali, 2014)
“Perubahan Kurikulum 2013 merupakan
Sedangkan menurut (Gunadi, wujud pengembangan dan penyempurnaan
Usman, & Nugraha, 2014) “kurikulum dari kurikulum sebelumnya kurikulum
meliputi berbagai hal, yaitu kumpulan KTSP tahun 2006 yang dalam
mata pelajaran, pengalaman belajar yang implementasinya dijumpai beberapa
direncanakan, dan program juga yang masalah yaitu (1) Konten kurikulum
direncanakan untuk mencapai tujuan. terlalu padat yang ditunjukkan dengan
Dengan demikian kurikulum dapat berupa banyaknya matapelajaran dan banyak
apa bahan yang akan diajarkan (standar isi materi yang keluasan dan tingkat
dan standar kompetensi lulusan), kesukarannya melampaui tingkat
bagaimana cara mengajarkan agar tercapai perkembangan usia anak, (2) Belum
kompetensi yang diinginkan (standar sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai
proses dan standar penilaian). Kurikulum dengan tuntutan fungsi dan tujuan
yang baik tersebut tidak bersifat statis, pendidikan nasional, (3) Kompetensi
artinya kurikulum tersebut akan selalu belum menggambarkan secara holistik
mengalami perubahan”. domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan, (4) Beberapa kompetensi
Berdasarkan definisi diatas maka yang dibutuhkan sesuai dengan
dapat disimpulkan kurikulum adalah perkembangan kebutuhan misalnya
seperangkat rencana yang disusun sebagai pendidikan karakter, metodologi
pedoman dalam rangka mencapai tujuan- pembelajaran aktif, keseimbangan soft
tujuan pendidikan pendidikan dan skills dan hard skills, kewirausahaan
disesuaikan dengan keadaan suatu sekolah. belum terakomodasi di dalam kurikulum,
. (5) Kurikulum belum peka dan tanggap
2. Pengembangan kurikulum 2013 terhadap perubahan sosial yang terjadi
Kurikulum 2013 adalah kurikulum pada tingkat lokal, nasional, maupun
berbasis kompetensi yang diarahkan pada global, (6) Standar proses pembelajaran
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan belum menggambarkan urutan
(SKL) yang mengacu pada Standar pembelajaran yang rinci sehingga
Nasional Pendidikan (SNP). Kehadiran membuka peluang penafsiran yang
kurikulum 2013 diharapkan mampu beraneka ragam dan berujung pada
melengkapi kekurangan-kekurangan yang pembelajaran yang berpusat pada guru. (7)
ada pada kurikulum Standar penilaian belum mengarahkan
sebelumnya.Kurikulum 2013 disusun pada penilaian berbasis kompetensi (proses
dengan mengembangkan dan memperkuat dan hasil) dan belum secara tegas
sikap, pengetahuan, dan keterampilan menuntut adanya remediasi secara berkala,
secara berimbang. dan (8) Dengan KTSP memerlukan
Menurut (Musyaddad, 2016) dokumen kurikulum yang lebih rinci agar
Kurikulum tidak bisa bersifat selalu statis, tidak menimbulkan multitafsir".
akan tetapi akan senantiasa berubah dan Jadi titik tekan pengembangan
bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan Kurikulum 2013 ini adalah
kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh penyempurnaan pola pikir, penguatan tata

7
kelola kurikulum, pendalaman dan yang secara sosial baik di sekolah,
perluasan materi, penguatan proses dunia kerja, keluarga, maupun di
pembelajaran, dan penyesuaian beban masyarakat secara sinergi tumbuh
belajar agar dapat menjamin kesesuaian budaya pemecahan masalah secara
antara apa yang diinginkan dengan apa terencana, terprogram, produktif,
yang dihasilkan. Oleh karena itu, terdesain dan dijelaskan atau diberi
implementasi Kurikulum 2013 diyakini eksplanasi melalui proses inkuiri dan
sebagai langkah strategis dalam diskoveri.
menyiapkan dan menghadapi tantangan 3).Peserta didik adalah pewaris budaya
globalisasi dan tuntutan masyarakat bangsa yang kreatif. Peserta didik
Indonesia masa depan. SMK belajar membangun pengalaman
Sedangkan menurut (Poerwati & diri dalam memecahkan permasalahan-
Amri, 2013: 42) mengatakan bahwa dalam permasalahan secara kreatif.
kurikulum 2013 memberikan pedoman
4).Pendidikan menengah kejuruan
pada guru untuk menyusun dan
membutuhkan penumbuhan atitude
melaksanakan proses pembelajaran yang
pokok (core attitudes) yaitu disiplin diri
menitik beratkan kebutuhan siswa atau
(self-discipline), keterbukaan terhadap
peserta didik sehingga proses
pengalaman diri dan orang lain
pembelajaran dapat mencapai sasaran dan
(openness to experience), kemampuan
tujuan yang diharapkan.
pengambilan resiko (risk-taking),
Berdasarkan pengertian diatas dapat
toleran terhadap dualisme (tolerance for
disimpulkan bahwa Titik tekan
ambiguity), dan kepercayaan kelompok
pengembangan Kurikulum 2013 ini
(group trust).
adalah penyempurnaan pola pikir,
5).Pendidikan menengah kejuruan
penguatan tata kelola kurikulum,
mengembangkan kecerdasan
pendalaman dan perluasan materi,
emosional-spiritual, sosial-ekologis,
penguatan proses pembelajaran, dan
intelektual, kinestetis, ekonomika,
penyesuaian beban belajar agar dapat
teknologi, seni-budaya, dan kecerdasan
menjamin kesesuaian antara apa yang
belajar sebagai pusat pengembangan
diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
kecerdasan.
Oleh karena itu, implementasi Kurikulum
6).Pendidikan untuk membangun
2013 diyakini sebagai langkah strategis
kehidupan masa kini dan masa depan
dalam menyiapkan dan menghadapi
yang lebih baik dari masa lalu dengan
tantangan globalisasi dan tuntutan
berbagai kemampuan belajar yang
masyarakat Indonesia masa depan.
cerdas dalam menumbuhkan
3. Landasan Pengembangan kemampuan intelektual, kemampuan
Kurikulum 2013 berkomunikasi, sikap sosial,
Landasan pengembangan kurikulum
kepedulian, dan berpartisipasi untuk
2013 di SMK meliputi landasan Filosofis,
membangun kehidupan masyarakat dan
landasan teoritis dan landasan yuridis
bangsa yang lebih baik
(Kemendikbud,2017)
(experimentalism and social
a. Landasan filosofis
reconstructivism).
Kurikulum SMK dikembangkan
b. Landasan teoritis
dengan landasan filosofis sebagai berikut:
Kurikulum SMK dikembangkan
1) Pendidikan berakar pada budaya
atas teori efisiensi sosial dan pendidikan
bangsa untuk membangun kehidupan
demokratis, “pendidikan berdasarkan
bangsa masa kini dan masa mendatang.
standar” (standard-based education), dan
2).Kurikulum SMK disusun untuk
teori kurikulum berbasis kompetensi
membangun budaya tekno-sain-sosio-
(competency-based curriculum),
kultural yaitu suatu budaya masyarakat

8
pembelajaran berbasis kerja, pembelajaran Standar Kompetensi Lulusan
berbasis produksi, dan pembelajaran Pendidikan Menengah Kejuruan.
berbasis pemecahan masalah. Pendidikan 5) Peraturan Menteri Pendidikan dan
berdasarkan standar menetapkan adanya Kebudayaan Republik Indonesia
standar nasional sebagai standar minimal Nomor 21 tahun 2016 tentang
warga negara yang dirinci menjadi standar Standar Isi Pendidikan Menengah
kompetensi lulusan, standar isi, standar Kejuruan.
proses, standar pendidik dan tenaga 6) Peraturan Menteri Pendidikan dan
kependidikan, standar sarana dan Kebudayaan Republik Indonesia
prasarana, standar pengelolaan, standar Nomor 22 tahun 2016 tentang
pembiayaan, dan standar penilaian Standar Proses Pendidikan
pendidikan. Kurikulum berbasis Menengah Kejuruan.
kompetensi dirancang untuk memberikan 7) Peraturan Menteri Pendidikan dan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi Kebudayaan Republik Indonesia
peserta didik dalam mengembangkan Nomor 23 tahun 2016 tentang
kemampuan untuk bersikap, Standar Penilaian Pendidikan
berpengetahuan, berketerampilan, dan Menengah Kejuruan.
bertindak.Dari beberapa pendapat yang 8) Keputusan Direktur Jenderal
dikemukakan di atas dapat disimpulkan Pendidikan Dasar dan Menengah
bahwa koordinasi merupakan kemampuan Kementerian Pendidikan dan
untuk menggunakan panca indera seperti Kebudayaan Nomor
penglihatan dan pendengaran bersama 4678/D/KEP/MK/2016 tentang
dengan bagian-bagian tubuh tertentu di Spektrum Keahlian Pendidikan
dalam melakukan kegiatan motorik agar Menengah Kejuruan.
harmonis dengan ketepatan tinggi. 9) Keputusan Direktur Jenderal
b. Landasan yuridis Pendidikan Dasar dan Menengah
Landasan yuridis pengembangan Kementerian Pendidikan dan
Kurikulum SMK antara lain: Kebudayaan Nomor
1) Undang-undang Republik Indonesia 130/D/KEP/KR/2017 tentang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Struktur Kurikulum Pendidikan
Pendidikan Nasional. Dasar dan Menengah.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional 4. Imlementasi Kurikulum 2013 di
Pendidikan sebagaimana telah diubah SMK
kedua kali dengan Peraturan Implementasi diartikan sebagai
Pemerintah Nomor13 Tahun2015 pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang
tentang Perubahan Kedua Atas dilaksanakan dan yang diterapkan adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun kurikulum 2013. Maka implementasi
2005 tentang Standar Nasional kurikulum juga dituntut untuk
Pendidikan. melaksanakan sepenuhnya apa yang telah
3) Peraturan Menteri Pendidikan dan direncanakan dalam kurikulum.
Kebudayaan Republik Indonesia Menurut nurdin usman (2002:70
Nomor 61 tahun 2014 tentang mengemukakan bahwa implementasi atau
Kurikulum Tingkat Satuan pelaksanaan implementasi adalah
Pendidikan pada Pendidikan Dasar bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan
dan Pendidikan Menengah. atau adanya mekanisme suatu sistem,
4) Peraturan Menteri Pendidikan dan implementasi bukan sekedar aktifitas, tapi
Kebudayaan Republik Indonesia suatu kegiatan yang tererncana dan untuk
Nomor 20 tahun 2016 tentang mencapai tujuan kegiatan.

9
Sementara itu menurut Ripley & Komponen organik yang harus dicapai tiap
Franklin(1986,54) ada dua hal yang proses pembelajaran meliputi kapasitas
menjadi fokus perhatian dalam fungsional dari organ-organ seperti daya
implementasi, yaitu compliance tahan jantung dan otot. Sedangkan
(kepatuhan) dan What”s happening ? (Apa komponen neorumuskuler meliputi aspek
yang terjadi ). Kepatuhan menunjuk pada kemampuan unjuk kerja keterampilan
apakah para implementor patuh terhadap gerak yang didasari oleh kelenturan,
prosedur atau standard aturan yang telah kelincahan, keseimbangan, kecepatan dan
ditetapkan. Sementara untuk “what’s agilitas. Kemudian komponen intelektual
happening” mempertanyakan bagaimana dan emosional dapat dipadankan dengan
proses implementasi itu dilakukan, ranah kongnitif dan afektif.
hambatan apa yang muncul, apa yang Selanjutnya menurut (Andi Ihsan &
berhasil dicapai, mengapa dan sebagainya. Hasmiyati, 2011:21) tujuan khusus
Dari pendapat ahli diatas dapat pendidikan jasmani adalah memacu
disimpulkan bahwa implemntasi bermuara pertumbuhan yang harmonis,
pada mekanisme atau sistem sesusi dengan mengembangkan kesehatan dan kesegaran
yang telah direncanakan.implementasi jasmani, keterampilan gerak dasar cabang
kurikulum merupakan proses untuk olahraga, menanamkan pengertian akan
melaksanakan ide, program atau gagasan, pentingnya kesehatan kesegaran jasmani
program atau harapan-harapan yang dan olahraga terhadap perkembangan
dituangkan dalam bentuk kurikulum yang jasmani dan rohani. Menanamkan
telah ditetapkan oleh pemerintah agar pengertian tentang peraturan permainan
dapat dilaksanakan sesuai dengan desain dan perlombaan cabang olahraga dan
tersebut prinsip pencegahan penyakit dalam
kaitannya dengan kesehatan dan
5. Pengertian pendidikan jasmani, keselamatan , menumbuhkan sikap positif
olahraga, dan kesehatan dan mengisi waktu luang dengan bermain,
Menurut (Apriliawati & Hartoto, terbentuknya sikap dan prilaku seperti
2016) bahwa pendidikan jasmani, disiplin, kejujuran, kerjasama, mengikuti
olahraga, dan kesehatan pada hakikatnya ketentuan yang berlaku.
adalah proses pendidikan yang Berdasarkan uraian diatas dapat
memberikan perhatian pada aktivitas disimpulkan bahwa pendidikan
pengembangan jasmani manusia. jasmani,olahraga dan kesehatan sebagai
Pendidikan jasmani, olahraga, dan bagian dari proses pendidikan memiliki
kesehatan merupakan proses pendidikan peranan yang paling unik dibandingkan
yang memanfaatkan aktivitas fisik jasmani dengan mata pelajaran lain, karena proses
dan olahraga untuk menghasilkan belajar Penjasorkes bukan hanya
perubahan holistik dalam kualitas individu, menekankan pada masalah prestasi, namun
baik dalam hal fisik, mental, serta lebih dari itu. Melalui Penjasorkes akan
emosional. dapat dikembangkan secara sempurna baik
Menurut Andi Ihsan & Hasmyati ( aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan
2011:16) Melalui aktifitas gerak yang afektif. Tidak ada suatu kajian yang
dilakukan pada setiap pertemuan belajar memusatkan pada pengembangan total
atau waktu luangnya tujuan pendidikan manusia secara utuh, kecuali pendidikan
jasmani mencakup organik, jasmani, olahrag dan kesehatan.
neuromuskuler, intelektual dan emosional.
Komponen organik dan neuromuskuler C. METODE PENELITIAN
menggambarkan tujuan aspek fisik dan Penelitian ini merupakan penelitian
psikomotor yang harus dicapai oleh tiap deskriptif jenis penelitian campuran
proses pembelajaran pendidikan jasmnai. (mixed methodology) yaitu metode yang

10
INISIAL
NO JUMLAH SKOR % KATEGORI
memadukan pendekatan kualitatif dan GURU
1 17 62,96 KURANG
kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan DA
2 LUK 18 66,66 KURANG
untuk mepersentasekan kemapuan guru
3 ASH 21 77,77 CUKUP
pendidikan jasmani, olahraga dan 4 23 85,18 BAIK
HFS
kesehatan dalam mengimplementasikan 5 20 74,07 CUKUP
MAR
kurikulum 2013 di SMK sasaran 6 16 59,25 KURANG
SAM
sekabupaten Maros, sedangkan metode 7 16 59,25 KURANG
MUL
kualitatif digunakan untuk mengetahui 8 22 81,48 BAIK
ARI
bagaimana guru pendidikan jasmani, 9 25 92,59
SANGAT
IRS BAIK
olahraga dan kesehatan dalam 10 21 77,77 CUKUP
HER
mengimplementasikan kurikulum 2013 di 11 25 92,59
SANGAT
RW BAIK
SMK sasaran sekabupaten Maros dan
untuk mengetahui apa saja kendala yang
Berdasarkan data menunjukkan
dihadapi.
bahwa persentase penilaian rerncana
Populasi pada penelitian ini adalah
pelaksaan pembelajaran (RPP) terdapat 9
seluruh guru SMK yang mengajar mata
guru dalam kategori sangat baik atau 81,81
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan pada tingkatan kelas yang RENTANG KATEGORI PREKUENSI %

telah menjalankan kurikulum 2013 pada 0 - 69 KURANG 4 36,36

tahun pelajaran 2017-2018 yaitu pada 11 70 -79 CUKUP 3 27,27


sekolah dengan jumlah guru sasaran 11 80 - 89 BAIK 2 18,18
orang. Metode pengumpulan data SANGAT
90 -100 2 18,18
menggunakan observasi, dokumentasi dan BAIK

wawancara. % dan 2 guru masuk dalam kategori baik


RENTANG KATEGORI FREKUENSI %
atau 18,18 %, kategori cukup 0 % dan
kurang %.
0 – 69 KURANG 0 0

70 -79 CUKUP 0 0
2. Keterampilan guru melaksanakan
80 – 89 BAIK 2 18,18 pembelajaran
90 -100
SANGAT
BAIK
9 81,81 Dari hasil pengamatan terhadap
proses pelaksanaan pembelajaran berbasis
Kurikulum 2013 pada tiap guru, peneliti
No
INISIAL JUMLAH
% KATEGORI mendapatkan hasil penilaian sebagai
GURU NILAI
1 DA 109 90,83 SANGAT BAIK berikut :
2 LUK 110 91,66 SANGAT BAIK
3 ASH 109 90,83 SANGAT BAIK
4 HFS 108 90 SANGAT BAIK
5 MAR 108 90 SANGAT BAIK
6 SAM 98 81,66 BAIK
7 MUL 108 90 SANGAT BAIK
8 ARI 97 80,83 BAIK
9 IRS 116 96,66 SANGAT BAIK
10 HER 108 90 SANGAT BAIK
11 RW 115 95,83 SANGAT BAIK Berdasarkan data diatas selanjutnya
D. HASIL DAN PEMBAHASAN buat persentase prekuensi klasifikasi untuk
1. Pemahaman guru dalam merancang mengetahui persentase kemapuan guru
kegiatan pembelajaran berdasarkan kategori.
Berdasarkan penilaian RPP masing
masing guru diperoleh hasil sebagai Dari hasil penelitian diatas
berikut : diperoleh informasi bahwa sebanyak dua
Berdasarkan data diatas selanjutnya orang guru (18,18 %) mampu
buat persentase prekuensi klasifikasi untuk melaksanakan pembelajaran kurikulum
mengetahui persentase kemapuan guru 2013 pada kategori sangat baik hal ini
berdasarkan kategori. terjadi karena hampir seluruh proses

11
pelaksanaan pembelajaran yang data bahwa seluruh RPP tersebut
berlangsung sesuai dengan pelaksanaan sudah memenuhi hampir sebagian
pembelajaran seperti yang disebutkan besar kriteria muatan komponen RPP
dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan seperti yang tercantum dalam
Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Permendikbud No. 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar tentang standar proses pendidikan
dan Menengah. dasar dan menengah hal ini terlihat
dari rata nilai persentase RPP seluruh
3. Kendala yang dihadapi guru guru adalah 89,36 % masuk dalam
pendidikan jasmani, olahraga kategori baik, dimana 9 orang guru
dan kesehatan dalam atau sebesar 81,81% masuk dalam
mengimplentasikan kurikulum kategori sangat baik dan 2 orang guru
2013. atau 18,18 % masuk dalam kategori
Berdasarkan hasil wawancara baik.
mengenai apa saja yang menjadi kendala b. Untuk keterampilan melaksanakan
guru dalam merancang kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum
pembelajaran adalah sebagai berikut. 2013 guru pendidikan jasmani,
a. Guru masih kurang paham tentang olahrga dan kesehatan pada SMK se
kurikulum 2013 Kabupaten Maros di tahun pelajaran
b. Guru kurang pandai menggunakan 2017-2018 secara umum masuk
komputer untuk membuat RPP kategori cukup, hal ini terjadi karena
c. Prosedur menyusun RPP terlalu rumit hasil rata-rata persentase keterampilan
dan cepat berubah. seluruh guru adalah 75,92 %. Dimana
guru kategori sangat baik 2 orang atau
Sedangkan yang menjadi kendala 18,18 %, kategori baik 2 orang atau
guru pendidikan jasmani, olahraga dan 18,18 %, kategori cukup 3 orang atau
kesehatan di SMK Sekabupaten Maros 27,27 % dan kategori kurang sebanyak
dalam merancang kegiatan pembelajaran 4 orang atau 36,36 %.
adalah : c. Kendala yang dihadapi guru
pendidikan jasmani, olahrga dan
a. Kesulitan guru mengatur durasi waktu
kesehatan di SMK Se-Kabupaten
pembelajaran pendidikan jasmani,
Maros dalam membuat rencana
olahraga dan kesehatan di SMK
pelaksanaan pembelajaran adalah guru
b. Ketersediaan sarana prasarana di
masih kurang memahami langkah-
sekolah yang kurang memadai.
langkah dan prosedur dalam
c. Minat dan motifasi siswa mengikutu
menyusun rencana pelaksanaan
materi-materi tertentu yang agak
pembelajaran hal ini terjadi karena
rendah dan terkesan ogah-ogahan.
dibebrapa kegiatan pendampingan,
d. Jumlah siswa yang kurang membuat
Instruktur yang mendampingi
guru kesulitan melakukan permainan
memiliki latar belakang pelajaran
olahraga.
yang berbeda sehingga menyulitkan
E. KESIMPULAN DAN SARAN guru menggali lebih dalam materi
1. Kesimpulan yang diberikan. Selain itu ada
Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa guru yang kurang mampu
pembahasan, maka penelitian ini dapat menggunakan komputer sehingga
disimpulkan, sebagai berikut: guru kesulitan baik didalam pelatihan
a. Berdasarkan hasil analisis terhadap maupun dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mengimplementasikannya.
(RPP) yang dimiliki oleh masing- Sedangkan kendala yang dihadapi
masing guru, peneliti memperoleh guru pendidikan jasmani, olahraga dan

12
kesehatan di SMK Se-Kabupaten 3. Bagi komunitas musyawarah guru mata
Maros dalam melaksanakan kegiatan pelajaran (MGMP) pendidikan jasmani,
pembelajaran adalah kesulitan guru olahraga untuk menyusun program
dalam mengatur durasi waktu kerja berupa pelatihan untuk
pembelajaran dengan tahapan-tahapan meningkatkan pemahaman kurikulum
pembelajaran kurikulum 2013 yang 2013 bagi para anggotanya.
lebih padat. Serta ketersediaan sarana 4. Saran untuk guru, agar selalu terus
dan prasarana pembelajaran yang meningkatkan pemahaman dan
kurang memadai membuat guru keterampilannya dalam
kesulitan dalam melaksanakan mengimplementasikan kurikulum 2013
pembelajaran sesuai standar dan berusaha untuk membuat sediri
kurikulum 2013 sehingga membuat RPP sesuai dengan keadaan dan
siswa kurang termotifasi mengikuti kebutuhan siswa di sekolahnya masing-
pembelajaran.Terdapat pengaruh masing sehingga RPP yang dibuatnya
keseimbangan terhadap kemampuan benar-benar menjadi pedoman dalam
sepaksila melalui kecepatan reaksi melaksanakan pembelajaran.
kaki dalam permainan sepaktakraw
pada siswa kelas VIII MTsN 1 Baubau
Kota Baubau.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian DAFTAR PUSTAKA
maka dapat dikemukakan saran-saran Andi Ihsan & Hasmyati. 2011. Manajemen
sebagai berikut: Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan. Makassar : Badan
1. Bagi Lembaga Penjaminan Mutu Penerbit UNM
Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Billett, S. 2011. Vocational Education:
Selatan dan Dinas Pendidikan Sulawesi Purposes, Traditions and Prospects.
Selatan agar mengevaluasi pelaksanaan Springer Science & Business Media.
pelatihan kurikulum 2013 dari pelatihan Endah, P. L., & Amri, S. 2013. Panduan
berbasis sekolah (the whole school Memahami Kurikulum 2013.
training) ke pelatihan berbasis guru (the Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
whole teacher training) agar guru bisa Finch, C. R., & Crunkilton, J. R. (1999).
lebih memahami kurikulum 2013. Dan Curriculum Development in
dalam melaksanakan kegiatan Vocational and Technical
pendampingan guru sasaran agar Education. Planning, Content, and
mengutamakan menugaskan Instruktur Implementation. Fifth Edition.
yang sesuai latar belakan mata Allyn and Bacon, 160 Gould Street,
pelajarannya dengan guru sasaran yang Needham Heights, MA
didampingi. Gunadi, G., Usman, T., & Nugraha, B. S.
2. Bagi para pimpinan SMK di Kabupaten (2014). Identifikasi Kompetensi
Maros, untuk selalu memberikan SMK Program Studi Otomotif
pembinaan terhadap guru pendidikan dalam Rangka Implementasi
jasmani, olahraga dan kesehatan di Kebijakan Kurikulum 2013. Jurnal
sekolah masing-masing, meminta guru Pendidikan Teknologi dan
untuk membuat RPP sendiri, terus Kejuruan,(online) 22(2), 155–162.
memantau pelaksanaan pembelajaran di Diambil dari
lapangan dan berusaha meningkatkan (https://journal.uny.ac.id/diakses 19
sarana dan prasarana pendukung pebruari 2018)
pembelajaran. Machali, I. 2014. Kebijakan Perubahan
Kurikulum 2013 dalam

13
Menyongsong Indonesia Emas Ripley, Randall B. dan Franklin, Grace A.
Tahun 2045. Jurnal Pendidikan 1986. Policy Implementation and
Islam, 3(1), 71–94. Bureaucracy. Chicago: The Dorsey
Musyaddad,K. 2016. Mengelola Press
Kurikulum. Al-`Ulum, 3(0). Undang-Undang Republik Indonesia
Diambil dari (http://e- Nomor 20 Tahun 2003 tentang
journal.iainjambi.ac.id/diakses 12 Sistem Pendidikan Nasional. 2014.
januari 2018) Bandung : Citra Umbaran
Nurdin Usman. 2002. Konteks
Implementasi Berbasis Kurikulum.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

14

Anda mungkin juga menyukai