“Fisiologi Kehamilan”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan Kehamilan
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Andini P17124020043
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kehamilan dan bertujuan agar pembaca dapat mengetahui “Fisiologi Kehamilan”. Pada
kesempatan ini juga, penulis menyampaikan ucapakan terima kasih yang ditujukan
kepada:
1. Tuhan yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai kami dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami.
3. Fitrah Ivana Paisal, SST., M.Keb selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Asuhan Kebidanan Kehamilan di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta 1.
4. Dra. Henny Novita, SST. MA. Kes selaku dosen pengampu mata kuliah
Asuhan Kebidanan Kehamilan di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta 1.
Materi yang kami sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu
arahan, koreksi, dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
iii
LAMPIRAN ............................................................................................................... 41
iv
BAB I
PENDAHULUAN
(fetus) didalam rahimnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu mulai waktu
menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah untuk wanita
hamil pertama kali disebut primigravida. Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan nidasi atau implantasi. Kehamilan
perubahan sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem traktus urinarius, serta sirkulasi
darah. Kehamilan umumnya berkembang dengan normal, namun kadang tidak sesuai
dengan yang diharapkan, sulit diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama
kehamilan ataupun baik-baik saja. Perubahan terjadi kepada ibu hamil seperti
perubahan hormon, bentuk tubuh, maupun kondisi emosional wanita. Selain perubahan
fisik, terjadi juga perubahan psikologis, yang dipengaruhi oleh perubahan hormon.
Perubahan ini berinteraksi dengan faktor interna dan mepengaruhi masa transisi wanita
hamil ke masa menjadi ibu. Sering kali, seorang wanita mengatakan betapa bahagia
akan menjadi seorang ibu. Namun, tidak jarang juga wanita yang merasa khawatir
1
dengan kehamilannya, khawatir akan kehilangan kecantikan atau kemungkinan
Ketika proses kehamilan berlangsung akan terjadi perubahan fisik dan mental
yang bersifat alami. Agar proses kehamilan berjalan normal, maka ibu hamil harus
menjaga kesehatannya, denga memperhatikan pola makan, gaya hidup dan aktivitas
fisiknya. Gizi yang baik dibutuhkan oleh ibu hamil untuk medukung proses
sangatlah penting, baik perubahan fisiologi kehamilan alat kandungan yang ada di luar.
Tenaga kesehatan perlu menjelaskan pada ibu hamil mengenai perubahan fisiologi
kehamilan. Adapun perubahan fisik wanita hamil antara lain meliputi perubahan pada
2
1.3 Tujuan Makalah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Uterus normal pada wanita tidak hamil memiliki struktur hampir padat dengan
berat kurang lebih 70 gram serta bervolume 10 ml. Selama hamil uterus berubah
menjadi organ muskular berdinding tipis dengan volume total saat aterm dapat
mencapai 20 liter atau lebih. Volume uterus mencapai 500 sampai 1000 kali lebih besar
daripada saat tidak hamil. Berat uterus juga mengalami perubahan sehingga saat aterm
beratnya sekitar 1100 gram. Otot uterus pada awal kehamilan mengalami penebalan
karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Selama kehamilan otot uterus
tersusun dalam tiga lapisan. Lapisan luar seperti kerudung melingkupi fundus, lapisan
dalam berupa serat-serat sfingter di sekeliling orifisium tuba dan orifisium interna,
4
serta diantara keduanya terdapat jaringan serat otot padat yang ditembus pembuluh
darah dari segala arah.
Ovulasi akan berhenti selama kehamilan dan pematangan folikel baru juga tidak
terjadi. Biasanya hanya satu korpus luteum gravidarum yang dapat ditemukan di dalam
ovarium wanita hamil.
b. Perubahan Kulit
Garis-garis kemerahan pada kulit abdomen akan muncul saat bulanbulan terakhir
kehamilan. Jika otot dinding abdomen tidak kuat menahan regangannya maka otot-otot
rektus akan terpisah di garis tengah sehingga membentuk diastasis rekti dengan lebar
yang bervariasi. Garis tengah ini sering mengalami hiperpigmentasi sehingga disebut
linea nigra.
Perubahan warna kulit juga dapat terjadi pada payudara dan paha. Kadang-
kadang linea nigra juga tampak pada wajah atau leher dan disebut dengan chloasma
atau melasma gravidarum. Perubahan warna kulit ini terjadi akibat peran estrogen dan
5
progesteron dalam melanogenesis. Pigmentasi yang berlebihan ini akan hilang setelah
persalinan.
c. Perubahan Payudara
Payudara wanita pada minggu-minggu awal kehamilan menjadi lebih lunak dan
sering timbul rasa gatal serta nyeri. Setelah bulan kedua payudara bertambah besar dan
vena dibawah kulit terlihat lebih jelas. Puting juga mengalami pembesaran, menjadi
lebih erektil, dan berpigmen lebih gelap. Perubahan ukuran ini dipengaruhi kadar
estrogen yang tinggi selama kehamilan sehingga sistem duktus payudara mulai tumbuh
dan bercabang. Setelah beberapa bulan kolostrum dapat ditekan keluar dari puting.
d. Perubahan Metabolik
Berat badan wanita saat hamil bertambah pesat pada dua trimester terakhir
dengan total penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 12 kg. Pertambahan
ini sebagian besar disebabkan oleh uterus dan isinya, payudara, dan peningkatan
volume darah serta cairan ekstraseluler ekstravaskuler. Sebagian kecil pertambahan
berat badan disebabkan oleh perubahan metabolik yang mengakibatkan pertambahan
air selular dan penumpukan lemak serta protein baru yang disebut cadangan ibu.
Peningkatan retensi air juga termasuk perubahan fisiologis saat hamil.
6
e. Perubahan Hematologis
Tekanan darah wanita hamil saat berdiri dan berbaring akan berbeda terutama
pada ekstremitas bawah. Pembesaran uterus yang menekan vena cava inferior dapat
menyebabkan stagnasi aliran darah balik sehingga terjadi supine hypotensive
syndrome. Penurunan curah jantung dan hipotensi pada akhir kehamilan disebabkan
karena penekanan uterus pada vena cava tersebut.
7
g. Traktus Respiratorius
h. Sistem Urinaria
Wanita hamil akan lebih sering berkemih pada masa awal kehamilan karena
penekanan uterus pada kandung kemih. Keluhan ini akan hilang saat kehamilan makin
tua dan uterus terangkat keluar panggul, tapi akan muncul lagi pada akhir kehamilan
saat kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul. Fungsi ekskresi urin juga
mengalami perubahan yaitu peningkatan resabsorpsi tubulus ginjal untuk natrium,
klorida, dan air. Serta peningkatan laju filtrasi glomerulus sehingga meningkatkan
ekskresi air dan elektrolit di dalam urin. Wanita hamil biasanya hanya mendapat
tambahan air dan garam kira-kira 3 kg selama hamil.
i. Traktus Gastrointestinal
Lambung, usus, dan apendiks akan bergeser karena pembesaran uterus. Motilitas
otot polos traktus digestivus berkurang dan juga terjadi penurunan sekresi asam
hidroklorid dan peptin di lambung sehingga timbul gejala heartburn karena refluks
asam lambung ke esofagus akibat perubahan posisi lambung tadi. Mual terjadi akibat
penurunan sekresi asam hidroklorid dan penurunan motilitas. Konstipasi terjadi akibat
penurunan motilitas usus besar yang bisa berakibat hemorrhoid. Penurunan motilitas
8
usus juga mengakibatkan waktu pengosongan lambung lebih lama sehingga pemberian
anestesi umum berisiko regurgitasi dan aspirasi dari lambung.
Gusi menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga mudah terjadi perdarahan. Hati
tidak mengalami perubahan anatomik dan morfologik. Tapi kadar alkalin fosfatase
akan meningkat hampir dua kali lipat. Sedangkan serum aspartat transamin, albumin,
dan bilirubin akan menurun.
j. Sistem Endokrin
k. Sistem Lainnya
Wanita hamil membutuhkan anestesi lokal lebih sedikit daripada wanita yang
tidak hamil karena peningkatan progesteron membuat pasien lebih sensitif terhadap zat
anestesi lokal. Cairan serebro spinal wanita hamil mengandung lebih sedikit protein
sehingga lebih banyak fraksi anestesi lokal yang tidak terikat dan obat-obatan yang
aktif menjadi lebih banyak. Minimum Alveolar Concentration (MAC) wanita hamil
mengalami penurunan sehingga nilai ambang batas nyeri meningkat.
9
2.3 Tanda-Tanda Kehamilan
10
2.4 Tahapan Tumbuh Kembang Fetus
Perkembangan prenatal terjadi dalam tiga tahap, yaitu geminal, embrionik dan
fetal. Selama tahapan prenatal ini, zigot yang awalnya hanya satu sel kemudian tumbuh
menjadi embrio yang kemudian menjadi janin. Sebelum dan sesudah lahir
perkembangan terus berlangsung mengikuti dua prinsip. Pertama, prinsip sefalokaudal,
bahwa perkembangan berlangsung dari kepala ke bagian bawah tubuh. Kepala embrio,
otak, dan mata terbentuk paling awal dan berukuran besar serta tidak proporsional
sampai bagian-bagian tubuh lain terbentuk. Kedua, prinsip proximodistal,
perkembangan berlangsung dari bagianbagian tubuh yang dekat dengan bagian tengah
tubuh menuju keluar. Kepala dan dada embrio terbentuk sebelum terbentuknya tungkai
dan lengan serta kaki terbentuk sebelum terbentuknya jari tangan dan kaki.
a. Tahapan Germinal
Sambil terus membelah diri, sel telur yang telah dibuahi kemudian melewati tuba
falopi menuju rahim dengan perjalanan 3-4 hari. Bentuk yang semula kumpulan sel
yang berbentuk bola berubah menjadi bulatan yang berisi cairan dan disebut
blastosista. Blastosista ini mengapung bebas dalam rahim selama 1-2 hari lalu melekat
di dinding rahim. Hanya sekitar 10-20% dari telur yang dibuahi yang dapat
menyelesaikan tugas penting melekatkan diri pada dinding rahim dan menjadi embrio.
Sebelum melekatkan diri, seiring dengan diferensiasi sel terjadi, beberapa sel di bagian
11
luar blastosista berkumpul di satu sisi untuk membentuk cakram embrionik, masa sel
yang menebal yang menjadi tempat bagi embrio untuk mulai berkembang. Massa ini
akan melakukan diferensiasi menjadi tiga lapisan.
Ektoderma (lapisan paling atas) akan menjadi lapisan luar kulit, kuku rambut,
gigi, panca indera, dan sistem saraf termasuk otak dan tulang belakang. Endoderma
(lapisan bawah) akan menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah, dan
pernapasan. Mesoderma (lapisan tengah) akan membangun dan mendiferensiasi
menjadi lapisan kulit dalam, otot, tulang, serta sistem pembuangan dan sirkulasi.
Bagian lain dari blastosista mulai terbentuk menjadi organ yang akan menghidupi dan
melindungi embrio: rongga amnion, dengan lapisan luarnya, amnion dan karion,
plasenta dan tali pusar.
b. Tahapan Embrionik
Tahapan kedua masa kehamilan ini dimulai dari 2-8 minggu. Organ dan sistem
tubuh utama berkembang pesat. Ini adalah masa kritis, saat embrio paling rentan
terhadap pengaruh destruktif dari lingkungan pranatal. Sistem atau struktur organ yang
masih berkembang pada saat terpapar lebih mungkin untuk terkena efeknya. Cacat
yang terjadi pada saat kehamilan tahapan selanjutnya tidak lebih serius. Janin laki-laki
lebih memiliki kemungkinan untuk mengalami keguguran secara spontan atau
dilahirkan dalam keadaan meninggal daripada janin perempuan. Walaupun sekitar 125
lakilaki di konsepsi untuk 100 perempuan, fakta yang fakta yang dihubungkan dengan
mobilitas sperma dalam membawa kromosom Y yang lebih kecil, hanya 105 anak laki-
laki yang dilahirkan untuk setiap 100 perempuan. Kerentanan laki-laki berlanjut setelah
dilahirkan, lebih banyak dari mereka yang meninggal di awal kehidupan, dan di setiap
tahapan kehidupan mereka lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit. Hasilnya,
hanya ada 96 laki-laki untuk setiap 100 perempuan di AS.
12
c. Tahapan Fetal
Tahapan ketiga masa kehamilan ini dimulai dari 8 minggu sampai dengan masa
kelahiran. Selama masa ini, janin tumbuh dengan pesat sekitar 20 kali lebih besar
daripada ukuran panjangnya dan organ sekaligus sistem tubuh menjadi lebih kompleks.
Sentuhan akhir seperti kuku jari tangan dan kaki tumbuh serta kelopak mata terbuka.
Berawal dari sekitar minggu ke12 masa kehamilan, janin menelan dan menghirup
cairan ketuban tempatnya hidup. Cairan ketuban mengandung zatzat yang melewati
plasenta dari aliran darah ibu dan memasuki aliran darah bayi. Mengonsumsi zat ini
dapat merangsang indera pengecapan dan penciuman yang sedang berkembang dan
berkontribusi terhadap perkembangan organ yang dibutuhkan untuk bernapas dan
mencerna. Sel perasa yang matang muncul sekitar 14 minggu usia masa kehamilan.
Janin melakukan respons terhadap suara dan detak jantung serta getaran dari
tubuh ibunya, menujukkan bahwa mereka bisa mendengar dan merasa. Respons
terhadap bunyi dan getaran nampaknya berawal pada minggu ke-26 dari masa
kehamilan, meningkat dan mencapai puncaknya pada sekitar inggu ke-32. Janin
sepertinya belajar dan mengingat. Dalam satu eksperimen, bayi berusia 3 hari
menghisap putting susu ibunya lebih sering saat mendengar rekaman cerita yang sering
dibacakan keras-keras oleh ibunya selama 6 minggu terakhir dari kehamilan
dibandingkan dengan saat mereka mendengar dua cerita lain. Sepertinya bayi
mengenali pola bunyi yang mereka dengar di dalam kandungan. Kelompok kontrol di
mana para ibu tidak membacakan cerita sebelum kelahiran bayi mereka, melakukan
13
respons secara sama terhadap ketiga rekaman. Eksperimen serupa menemukan bahwa
bayu berusia 2-4 hari memilih musik dan suara yang mereka dengar sebelum lahir.
Mereka juga memilih suara ibu mereka dibandingkan dengan suara perempuan lain,
suara perempuan dibandingkan lakilaki, dan bahasa yang digunakan ibu mereka
dibandingkan bahasa lain.
• Pembuahan.
Setelah jaringan membelah dan memperbanyak sel, calon janin akan menempel pada
rahim. Pada rahim yang nantinya akan menjadi tempat tumbuh kembang janin.
14
2. Kehamilan Minggu ke-2
15
5. Kehamilan Minggu ke-5
• Tangan sudah muncul tapi belum terbentuk sempurna dan belum muncul
jari-jari.
16
• Embrio mampu tunjukkan refleks.
Pada minggu ini, jari tangan dan kaki mulai terbentuk. Paru-paru baru mulai
akan terbentuk, dan otot serta sistem saraf sudah bekerja dengan baik. Ukuran embrio
pada minggu ke-7 sekitar 19 mm. Di minggu ke-7 pula, embrio sudah mampu
menunjukan refleksnya kepada sang ibu.
Pada minggu ke-8 ukuran janin sudah mencapai 3 centimeter (cm), janin
juga dikelilingi air ketuban yang berfungsi agar suhu janin tetap normal dan membantu
janin bergerak.
17
Pada tahap ini, wajah janin terbentuk semakin jelas dan sudah berukuran 5,5
cm. Janin sudah bisa membuka mulut. Kelenjar air liur juga sudah mulai terbentuk
pada minggu ke-9.
18
• Organ-organ mengalami perkembangan.
19
gerakan janin. Ukuran janin sudah mencapai 25 cm sampai 28 cm, dengan berat 227
gram hingga 454 gram.
20
• Sudah bisa bertahan hidup di luar rahim.
Berat janin pada tahap ini mencapai 1,8 kg sampai 2,2 kg. Bulu mata, alis dan
rambut sudah mulai jelas pada minggu 32-36. Gerakan dari janin semakin terasa dan
semakin kuat. Bayi yang lahir pada minggu ini juga telah dapat bertahan hidup di luar
rahim.
2.5 Plasenta
21
terlebih dahulu melalui placenta. Placenta juga menyaring racun maupun obat-obatan
yang membahayakan janin.
Pada usia kehamilan awal, lokasi placenta berada pada bagian bawah rahim,
dekat dengan jalan lahir, tetapi seiring dengan perkembangan janin dan pembesaran
rahim maka placenta bergeser ke atas sehingga menempati lokasi pada korpus atau
fundus (bagian atas) rahim pada triwulan ketiga
a. Placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
b. Placenta previa adalah placenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
dan menutupi sebagian atau seluruh osteum uteriinternum.
c. Placenta previa adalah placenta yang tertanam pada segmen bawah uterus dan
terletak di daerah ostium internum servik. Di sini plasentaberada di depan bagian
terendah janin.
22
placenta yang besar dan yang luas, seperti pada eritroblastosis, diabetes melitus, atau
kehamilan multipel.
1. Umur penderita
Karena pada endometrium yang kurang subur atau kurang baik menyebabkan
placenta harus tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin.
2. Paritas
Pada paritas yang tinggi kejadian placenta previa makin besar karena
endometrium belum sempat tumbuh.
23
pusat berada di luar placenta dan hubungan dengan placenta melalui janin, jika
demikian disebut (insersio velamentosa).
a. Gejala yang terpenting ialah perdarahan tanpa rasa nyeri. Pasien mungkin berdarah
sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun, baru pada saat pasien bangun pasien
merasa bahwa kainnya basah. Biasanya perdarahan karena placenta previa baru
timbul setelah bulan ke tujuh. Hal ini disebabkan oleh :
Pada placeta previa tidak mungkin terjadi tanpa pergeseran antara placenta
dan dinding rahim. Saat perdarahan bergantung pada kekuatan insersi placenta dan
kekuatan tarikan pada istmus uteri. Jadi pada kehamilan tidak perlu ada his untuk
menimbulkan perdarahan, tetapi sudah jelas dalam persalinan his pembukaan
menyebabkan perdarahan karena bagian placenta di atas atau dekat ostium akan
24
terlepas dari dasarnya. Perdarahan pada placenta previa terjadi karena terlepasnya
placenta dari dasarnya.
c. Bagian terendah anak masih sangat tinggi karena placenta terletak pada kutub bawah
rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas panggul.
d. Pada placenta previa ukuran panjang rahim berkurang maka pada placenta previa
sering disertai kelainan letak jika perdarahan disebabkan oleh placenta previa lateral
dan marginal serta robekannya marginal, sedangkan placenta letak rendah,
robekannya beberapa sentimeter dari tepi placenta.
a. Anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak
melakukan senggama, dan menghindari peningkatan tekanan rongga perut (misal
batuk, mengedan karena sulit buang air besar).
b. Pasang infus NaCl fisiologis, bila tidak memungkinkan beri cairan peroral .
c. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit
untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan.
d. Bila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan transfuse darah.
25
➢ Komplikasi pada ibu :
c. Perdarahan postpartum :
b. Prematuritas
26
mendorong untuk dilakukannya operasi walaupun umur kehamilannya
belum menyukupi.
c. Gawat janin
d. Kematian
27
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Kunjungan ANC I
a. Subjektif
Ny. X berusia 31 tahun, bersuku Jawa, agama islam, pendidikan terakhir SLTA
pekerjaan sehari-hari Ibu Asisten Apoteker, Ia memiliki suami bernama Tn. T berusia
34 tahun, bersuku Jawa sunda, agama islam, pendidikan terakhir STM, pekerjaan
sehari-hari Karyawan Swasta, penghasilan sebulan ± Rp. 5.000.00,00, kemudian Ny S
dan Tn K tinggal serumah yang beralamat di Harapan Jaya RT 1/ RW 16.
Ny. X tidak merasakan keluhan seperti rasa lelah, mual muntah, nyeri perut,
panas menggigil, sakit kepala hebat, penglihatan kabur, nyeri/panas waktu BAK, rasa
gatal pada vulva dan vagina, pengeluaran cairan pervaginam, nyeri tungkai dan
28
oedema. Dalam seharinya Ny. X makan sebanyak 3 x sehari dengan menu bervariasi
(nasi, ikan, sayur, tempe, tahu, buah dan susu). Dalam seharinya Ny. S BAB sebanyak
1 x sehari tanpa keluhan dan BAK 5 x sehari tanpa keluhan. Setiap hari Ny. X istirahat
siang selama ± 1 jam dan malam ± 8 jam, kemudian melakukan aktivitas seksual tanpa
keluhan dan pekerjaan ibu sehari-hari adalah sebagai Ibu Rumah Tangga. Ny. X sudah
melakukan suntik TT (Tetanus Toxoid). Suntik TT1 usia kehamilan 17 minggu > 3 hari
pada tanggal 8-11-18 dan suntik TT2 usia 20 minggu > 6 hari tanggal 15-12- 2018.
Ny. X mengatakan ini kehamilan yang ketiga, dan belum pernah keguguran. Ny.
X tidak memiliki riwayat penyakit yang sedang diderita seperti jantung, hipertensi,
hepar, DM, anemia berat, HIV/AIDS, campak, malaria, TBC, dan gangguan mental.
Dalam kehidupan Ny. X seharihari, ia tidak menggunakan alkohol, obat-obatan, jamu,
merokok, dan tidak makan sirih. Tidak ada pula irigasi vagina, serta setiap hari Ny. X
mengganti pakaian dalamnya sebanyak 4x.
b. Objektif
Dari hasil pemeriksaan, keadaan umum Ny. X baik, kesadaran composmentis dan
keadaan emosional stabil. Tekanan darah 110/80 mmhg, nadi 88x/menit, pernafasan
20x/menit dan suhu 36,7°c. Tinggi badan 150 cm, lila 24 cm, berat badan sebelum
hamil 43 kg dan berat badan sekarang 57 kg.
29
Pemeriksaan head to toe yang dilakukan pada Ny. X hasilnya dibatas normal,
kepala pada bagian rambut terlihat bersih dan tidak rontok, muka tidak pucat dan
oedema, kelopak mata tidak oedema, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning.
Hidung tidak ada polip, dan telinga tidak ada cairan yang keluar. Mulut dan gigi tidak
ada kelainan, lidah bersih tidak ada stomatitis, gigi tidak ada caries dan epulis. Tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid dan getah bening. Dada simetris, pada jantung tidak
ada kelainan, pada paru-paru tidak ada kelainan. Pembesaran payudara ada, puting susu
menonjol, payudara simetris antara kanan dan kiri, tidak ada benjolan/tumor/rasa nyeri,
areolla sudah hyperpigmentasi dan belum keluar ASI.
Pada abdomen tidak didapati luka bekas operasi, pembesaran sesuai usia
kehamilan, kontensitas abdomen keras, tidak ada benjolan dan pembesaran liver/lien,
terdapat linea nigra. Tinggi fundus uteri 30 cm.
Saat pemeriksaan palpasi abdomen ditemukan pada Leopold I fundus uteri teraba
bagian janin bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin. Kemudian saat palpasi
Leopold II abdomen sebelah kanan teraba bagian keci-kecil janin yaitu eksterimitas
sedangkan sebelah kiri Ny. X teraba keras,panjang seperti papan yaitu punggung.
Leopold III pada bagian bawah segmen rahim Ny. X teraba bulat, keras, melenting
yaitu kepala janin yang belum masuk PAP, Leopold IV tidak dilakukan. Dari
pengukuran TFU dan menentukkan bagian terendah janin dapat ditafsirkan berat badan
janin yang disebut TBJ. TBJ pada janin Ny. X adalah (30-12) x 155 x 1 gram= 2.790
gram. Kemudian DJJ pada janin Ny. X positif, frekuensinya 138x/menit pada punctum
maksimum 3 jari dibawah pusat sebelah kiri ibu.
Tidak ada oedema, kekakuan sendi, kemerahan varises dan refleks patella positif
kanan dan kiri. Pada pemeriksaan anogenital vulva vagina tidak ada kelainan, tidak
terdapat condiloma, varises, kelenjar bartolin dan rasa nyeri. Pada anus tidak terdapat
haemorroid. Posisi tulang belakang yaitu lordosis gravidarum, tidak ada nyeri dan
30
CVAT tidak ada nyeri. Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan , urine protein dan
reduksi tidak dilakukan.
c. Analisa
d. Penatalaksanaan Tindakan
Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygeine yaitu mandi 2 x sehari, sering
mengganti pakaian dalam apabila sudah terasa lembab atau basah. (Apakah ibu
mengerti dan bersedia melakukannya)
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup seperti tidur malam ± 8 jam dan
tidur siang ± 1 jam. (ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
31
Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan seperti mules yang semakin sering dan
teratur, keluar lendir bercampur darah. (ibu mengerti)
2. Kunjungan ANC 2
a. Subjektif
Ny. X datang ke RB Dinnuriza dengan tujuan kunjungan ulang dan keluhan sakit
pinggang.
b. Objektif
Dari hasil pemeriksaan, keadaan umum Ny. X baik, kesadaran composmentis dan
keadaan emosional stabil. Tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 80x/menit, pernafasan
19x/menit, suhu 36,6°c. Berat badan sekarang 58 kg. Pemeriksaan head to toe yang
dilakukan pada Ny. X hasilnya dalam batas normal, kepala pada bagian rambut terlihat
bersih tidak rontok, muka tidak pucat dan oedema, kelopak mata tidak oedema,
konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning. Mulut dan gigi tidak ada kelainan, lidah
bersih,tidak stomatitis, gigi tidak ada caries dan gusi tidak ada epulis. Tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid dan getah bening. Dada simetris, pada jantung tidak ada
kelainan, pada paru-paru tidak ada kelainan. Pembesaran pada payudara ada, puting
susu menonjol, payudara simetris kanan dan kiri, tidak ada benjolan/tumor/rasa nyeri,
areolla sudah hyperpigmentasi, kolostrum belum ada.
32
Pada abdomen pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, kontensitas abdomen
lunak, tidak ada benjolan dan pembesaran liver/lien, terdapat linea nigra. TFU 30 cm.
Saat pemeriksaan palpasi abdomen ditemukan pada Leopold I fundus uteri teraba
bagian janin bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin. Kemudian saat palpasi
Leopold II sebelah kanan Ny.X, teraba bagian kecil-kecil janin yaitu ekstremitas
sedangkan sebelah kiri Ny. X teraba teraba keras, panjang, seperti papan yaitu
punggung janin. Leopold III pada bagian bawah segmen rahim Ny. X teraba bulat,
keras, tidak melenting yaitu kepala janin sudah masuk PAP, Leopold IV kepala sudah
masuk PAP 4/5 bagian. Dari pengukuran TFU dan menentukan bagian terendah janin
dapat ditafsirkan berat badan janin yang disebut TBJ. TBJ pada janin Ny. S (30-11) X
155 = 2.945 gram. Kemudian DJJ pada janin Ny. S (+) 140x/menit pada punctum
maksimum 3 jari dibawah pusat sebelah kiri Ny. X.
Tidak ada kekakuan sendi, odema, kemerahan, varises dan refleks patella positif
kanan dan kiri. Posisi tulang belakang lordosis gravidarum, tidak ada nyeri dan CVAT
tidak ada nyeri ketuk kanan dan kiri. Pemeriksaan laboratorium ditemukan Hb Ny. X
12 gr%, golongan darah tidak diketahui, urin protein dan reduksi negatif.
c. Analisa
d. Penatalaksanaan Tindakan
Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan bayi saat
ini baik. Tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 80x/menit, pernafasan 19x/menit, suhu
33
36,6°c, Berat Badan 58 kg, usia kehamilan 38 minggu > 3 hari, DJJ (+) 140x/menit,
TFU 30 cm, TBJ 2.945 gram, lila 24 cm, Punctum Maximum 3 jari dibawah pusat
sebelah kiri Ny. S, dan posisi terbawah bayi kepala sudah masuk panggul. (ibu
mengetahui hasil pemeriksaan)
Tapsiran Persalinan (TP) 27-05-2020, Djj (+) 148 x/menit dan posisi janin baik,
(ibu mengetahui dan mengerti hasil pemeriksaan).
Menjelaskan kepada ibu bahwa sakit perut pada bagian bawah adalah suatu yang
normal karena kepala bayi menekan dan telah mencari jalan lahir. (Ibu mengerti)
Mengingatkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur dalam sehari minimal 7
jam,( ibu mengert dan bersedia melakukannya).
Memberitahu kepada ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan jika
ada keluhan boleh datang kapan saja, (ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan
ulang.
Dari hasil anamnesa di dapat Ny.X umur 31 tahun, pada tanggal 12 April 2020
saat usia kehamilan 35 minggu Ibu melakukan pemeriksaan sebanyak 9 kali selama
kehamilan ini, yang terdiri dari dua kali pada trimester I, tiga kali pada trimester ke II
dan empat kali pada trimester ke III.
34
Pemeriksaan kehamilan pada Ny.X G3P2A0 mengikuti stándar “14 T” yaitu:
Timbang berat badan, Ukur tekanan darah, Ukur tinggi fundus uteri, Pemberian tablet
besi minimal 90 tablet selama kehamilan, Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid
lengkap, pemeriksaan Hb, Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),
perawatan payudara, senam hamil, temu wicara/konseling, pemeriksaan protein urine,
pemeriksaan urine reduksi, pemberian obat malaria, pemberian kapsul minyak Iodium.
Pada kehamilan Ny.X, standar 14 T ini tidak seluruhnya diterapkan pada saat
pemeriksaan. Seperti pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),
pemeriksaan reduksi urine, pemberian obat malaria dan pemberian kapsul minyak
iodium dikarenakan ibu tidak ada indikasi.
Menurut teori Prawirohardjo kenaikan berat badan ibu hamil bertambah 0,5 kg
per minggu atau 6,5 kg sampai 16 kg selama kehamilan. Pertambahan berat badan
Ny.X Selama kehamilan mengalami kenaikan 9 kg dari 50 kg sebelum hamil menjadi
59 kg. Ternyata Ny.X mengalami kenaikan berat badan dalam batas yang normal
dengan rekomendasi kenaikan berat badan yang dibutuhkan selama kehamilan 6,5-16,5
kg.
Menurut teori Prawirohardjo, tekanan darah ibu hamil harus dalam batas normal
(antara 110/70 mmHg sampai 120/70 mmHg) apabila terjadi kenaikan tekanan darah
(hipertensi) atau penurunan tekanan darah (hipotensi), hal tersebut perlu diwaspadai
karena dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin apabila tidak ditangani secara dini.
Setiap kali periksa kehamilan tekanan darah Ny.X adalah 90/80 mmhg hingga 120/70
mmhg, tekanan darah dalam batas normal.
Ukuran lila Ny.X adalah 24 cm, angka tersebut masih sesuai teori, yaitu ukuran
LILA pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. jika ukuran LILA
kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK).
35
kehamilan 35 minggu lebih didapati Tinggi Fundus Uteri 30 cm. Tinggi Fundus Uteri
Ny.X pada saat kunjungan awal hingga kunjungan akhir sesuai.
Menurut teori Prawirohardjo, glukosa urine dan Protein urine pada ibu hamil jika
didapati positif 2 serta ada oedema dan tensi darah tinggi, tanda-tanda tersebut menuju
pada preeklamsi pada kehamilan. Pada pemeriksaan urine Ny.X hasilnya adalah positif
1,(pada kunjungan ke 2)
Pada saat kunjungan pemeriksaan kehamilan dilakukan tes PMS sederhana yaitu
vulva hygiene didapatkan tidak ada kelainan seperti sifilis, kondiloma, keputihan
berbau.
36
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
yakni satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada
triwulan ketiga. Ny.X rutin melakukan pemeriksaan karena ingin mengetahui kondisi
kesehatan janin yang dikandungnya.
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita ketahui bahwa selama masa kehamilan
seringkali ibu hamil diharuskan untuk mampu beradaptasi dengan perubahan fisik
maupun fisiologisnya yang mana perubahan-perubahan tersebut menyebabkan
ketidaknyamanan pada masa kehamilan. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis
yang terjadi pada setiap wanita. Kehamilan akan mengakibatkan terjadinya perubahan
seluruh sistem tubuh yang cukup mendasar. Perubahan-perubahan ini akan menunjang
pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Selama proses pertumbuhan
dan perkembangan kehamilan, seorang ibu harus mampu untuk beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologisnya. Proses perubahan yang terjadi
akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
yang ada di dalam tubuh ibu selama kehamilan.
4.2 Saran
Penulis berharap untuk para ibu mengetahui tanda kehamilan dan memahami
perubahan yang di alami selama masa kehamilan serta penting untuk memahami tahap
tumbuh kembang janin agar tidak salah mengartikan tanda-tanda tersebut.
38
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Wan. 2017. Hubungan Paritas dan Riwayat Sectio Caesarea dengan Kejadian
plasenta
39
LEMBAR PERSETUJUAN
40
Lampiran :
SOAL KELOMPOK 1
2. Penjelasan yang Anda berikan pada Ny. Z berkaitan dengan keluhannya yaitu ...
a. Adanya pembesaran rahim yang signifikan
b. Iritasi kulit daerah lipat paha karena pergesekan.
c. Adanya ketegangan ligamen yang mempertahankan posisi rahim.
d. Kemungkinan adanya pembesaran kelenjar limfa pada lipat paha.
41
3. Diagnosis kebidanan Ny. Z adalah ...
a. G1P0A0, hamil 28 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, puka, presentasi
kepala, U.
b. G1P0A0, hamil 28 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, puka, presentasi
belakang kepala, U.
c. G1P0A0, hamil 30 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, puka, presentasi
kepala, U.
d. G1P0A0, hamil 30 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, puka, presentasi
belakang kepala, U
5. Ny. Umur 37th, Partus Anak 4 pada 12.25 WIB, sudah di injeksi oksitosin 10 UI
IM, pukul 12.30 dicoba untuk peregangan tali pusat terkendali uterus kontraksi
keras, plasenta belum lepas, pada pukul 12.35 pelepasan plasenta tidak ada
42
d. Siapkan rujukan
Kunci Jawaban
1. D
2. C
3. A
4. C
5. A
43