Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

“PENGENALAN TANDA BAHAYA PADA MASA KEHAMILAN”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan

Dosen Pengampu : Erlin Puspita, SST., M.Keb


Disusun Oleh :

Kelompok 3 Tingkat 1B Kebidanan


Indah Wulandari P17124020059
Jullia Ika Safitri P17124020062
Nauli Sianturi P17124020062
Nur Laela P17124020042

POLITENIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

JURUSAN KEBIDANAN

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
Asuhan Kebidanan Kehamilan “Pengenalan Tanda Bahaya pada Masa
Kehamilan” dapat selesai pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kehamilan “Pengenalan Tanda Bahaya pada Masa Kehamilan”. Pada
kesempatan ini juga, penulis menyampaikan ucapakan terima kasih yang ditujukan
kepada:

1. Tuhan yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai kami dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami.
3. Ibu Fitrah Ivana Paisal, SST., M.Keb. selaku dosen penanggung jawab mata
kuliah Etikolegal di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta
1.
4. Ibu Erlin Puspita, SST., M.Keb. selaku dosen pengampu mata kuliah Asuhan
Kebidanan Kehamilan di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jakarta 1.

Materi yang kami sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu
arahan, koreksi, dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Jakarta, 21 Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan Makalah.................................................................................................2

1.4 Manfaat Makalah...............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian tanda bahaya pada kehamilan..........................................................3

2.2 Tanda bahaya kehamilan pada trimester I........................................................ 3

2.3 Tanda bahaya kehamilan pada trimester II....................................................... 7

2.4 Tanda bahaya kehamilan pada trimester III.......................................................8

BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................................12

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................15

LAMPIRAN.............................................................................................................16

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan anugerah yang luar biasa yang diberikan oleh
Allah SWT dan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi
perempuan, keluarga dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa kehamilannya
akan mempengaruhi kehamilannya. Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan
kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada
kebutuhan ibu. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu
hamil saja melainkan juga keluarganya, sebab keluarga menjadi bagian
integral/ tak terpisahkan dari ibu hamil. Selain itu, keluarga juga merupakan
unit sosial dan dapat memberikan dukungan yang kuat. Pemeriksaan kehamilan
merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memeriksakan
keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan. Menurut definisi World Health
Organization (WHO), kematian ibu adalah kematian seorang wanita waktu
hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun,
terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri
kehamilan.
Banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari
sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena
sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Yang dimaksud dengan
Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan
karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab
lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985).
Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah komplikasi
kehamilan yang dapat muncul melalui tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan

1
penyebab tersebut kehamilan berisiko tinggi atau komplikasi kehamilan
biasanya terjadi karena faktor 4 terlalu dan 3 terlambat : Faktor 4 Terlalu yaitu:
(1) Terlalu muda (kurang dari 20 tahun); (2) Terlalu tua (lebih dari 35 tahun);
(3) Terlalu sering hamil (anak lebih dari 3); (4) Terlalu dekat atau rapat jarak
kehamilannya (kurang dari 2 tahun). Faktor 3 Terlambat yaitu: (1) Terlambat
mengambil keputusan untuk mencari upaya medis kedaruratan; (2) Terlambat
tiba di fasilitas kesehatan; (3) Terlambat mendapat pertolongan medis
(Kemenkes RI, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. Apakah pengertian tanda bahaya pada kehamilan?
2. Apa saja tanda bahaya kehamilan pada trimester I?
3. Apa saja tanda bahaya kehamilan pada trimester II?
4. Apa saja tanda bahaya kehamilan pada trimester III?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan makalah ini yaitu untuk mengenali apa saja tanda bahaya apada
masa kehamilan.

1.4 Manfaat Makalah


Manfaat makalah ini adalah agar mahasiswa memahami tentang tanda
bahaya pada kehamilan dalam asuhan kebidanan kehamilan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanda Bahaya pada Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/ periode antenatal, yang
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian
ibu (Pusdiknakes,2003).

2.2 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu)


a) Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya
Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada
kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage,
early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan muda dikenal
beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-masing, setiap
terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir tentang
akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan
kehamilan (Hadijanto, 2008).
(1) Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram (Hadijanto, 2008). Menurut SDKI tahun 2007 penyebab
kematian ibu dikarenakan abortus (5%). Berdasarkan jenisnya
abortus dibagi menjadi:
 Abortus Imminens (threatened)
Suatu abortus imminens dicurigai bila terdapat pengeluaran
vagina yang mengandung darah, atau perdarahan pervaginam
pada trimester pertama kehamilan. Suatu abortus iminens dapat

3
atau tanpa disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu
menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Perdarahan pada abortus
imminens seringkali hanya sedikit, namun hal tersebut
berlangsung beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan vagina pada
kelainan ini memperlihatkan tidak adanya pembukaan serviks.
Sementara pemeriksaan dengan real time ultrasound pada panggul
menunjukkan ukuran kantong amnion normal, jantung janin
berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup, dan
masih terdapat janin utuh.
 Abortus Insipien (inevitable)
Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi
ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan
serviks. Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri perut bagian
bawah atau nyeri kolek uterus yang hebat. Pada pemeriksaan
vagina memperlihatkan dilatasi osteum serviks dengan bagian
kantung konsepsi menonjol. Hasil Pemeriksaan USG mungkin
didapatkan jantung janin masih berdenyut, kantung gestasi
kosong (5-6,5minggu), uterus kosong (3-5 minggu) atau
perdarahan subkorionik banyak di bagian bawah.
 Abortus Incompletus (incomplete)
Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam
uterus. Pada pemeriksaan vagina, canalis servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang
sudah menonjol dari osteum uteri eksternum. Pada USG
didapatkan endometrium yang tipis dan ireguler.
 Abortus Completus (complete)
Pada abortus completus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, osteum uteri telah
menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada

4
lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif. Pada
Pemeriksaan USG didapatkan uterus yang kosong.
 Missed Abortion
Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin
mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
 Abortus Habitualis (habitual abortion)
Adalah abortus spontan yang terjadi berturut-turut tiga kali atau
lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.
(2) Kehamilan ektopik
Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi
tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari
95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii).
Kejadian kehamilan ektopik tidak sama diantara senter pelayanan
kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian salpingitis seseorang.
Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur
yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium
tersendat sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai
kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila
kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri
dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi
kehamilan ektopik terganggu (Hadijanto, 2008).

(3) Mola hidatidosa


Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami
perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik,
molahidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung
putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran
bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.

5
Menurut Hadijanto (2008) pada permulaannya gejala mola
hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan kehamilan biasa yaitu
mual, muntah, pusing, dan lain-lain, hanya saja derajat keluhannya
sering lebih hebat. Selanjutnya perkembangan lebih pesat, sehingga
pada umumnya besar uterus lebih besar dari umur kehamilan. Ada
pula kasus-kasus yang uterusnya lebih kecil atau sama besar
walaupun jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini
perkembangan jaringan trofoblas tidak begitu aktif sehingga perlu
dipikirkan kemungkinan adanya dying mole. Perdarahan merupakan
gejala utama mola. Biasanya keluhan perdarahan inilah yang
menyebabkan mereka datang ke rumah sakit.

b) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan


Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa
terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu.
Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG dalam serum.

Mual dan muntah yang sampai menggangguaktifitas sehari-hari


dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis
Gravidarum (Wiknjosastro, 2002, p.275).

Penanganan:

Pencegahan terhadap yperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan


penerapan tentang kehamilan misalnya:

1. Makan sedikit tapi sering.


2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak.
3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada
makanan padat.

6
4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya
makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan
berkuah pada waktu berikutnya.
5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan
bersama sayuran serta makanan lain.
6. Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual.
7. Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau
bunyi.
8. Istirahat cukup.

c) Selaput kelopak mata pucat


Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester I. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.
Anemia pada trimester I bisa disebabkan karena mual muntah pada ibu
hamil dan perdarahan pada ibu hamil trimester I (Saifuddin, 2002,
p.281).

d) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab
kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain
dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249).

2.3 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 28 minggu)


a) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala

7
adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab
kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain
dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249).

b) Bayi kurang bergerak seperti biasa


Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam).
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika
bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal
Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam
kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika
ibu makan dan minum dengan baik.

c) Selaput kelopak mata pucat


Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr%
pada trimester II. Anemia pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi
atau pengenceran darah. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi.

2.4 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29 – 42 minggu)


a) Perdarahan Pervaginam
Dilihat dari SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan
perdarahan (28%). Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal
adalah merah, banyak dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa
nyeri. Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta previa
adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang
abnormal yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri interna. Penyebab lain adalah solusio plasenta

8
dimana keadaan plasenta yang letaknya 23 normal, terlepas dari
perlekatannya sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan
28 minggu.

b) Sakit Kepala Yang Hebat


Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala
hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-
kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam
kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).

c) Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh
sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat,
yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan
gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur,
dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang
mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan
visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang,
melihat bintik-bintik (spot), berkunangkunang. 24 Selain itu adanya
skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang
menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia.
Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan
spasme pembuluh darah) (Pusdiknakes, 2003).

9
d) Bengkak di muka atau tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak
dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan
muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan
keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda pre-eklampsia.

e) Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa


Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam).
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika
bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal
Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam
kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau 25 beristirahat dan
jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).

f) Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)


Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang
pecah pada kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-
tanda persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-
tanda persalinan ini disebut ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini
menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam
rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode
laten (waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim),
makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu atau
janin dalam rahim (Marjati Kusbandiyah Jiarti, Julifah Rita, 2010).

10
g) Kejang
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklampsi
(24%). Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun 26 kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan
dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002, p.212)

h) Selaput kelopak mata pucat


Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester III. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.
Anemia pada Trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu
persalinan dan nifas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari
2500 gram) (Saifuddin, 2002).

i) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab
kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain
dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan
oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme
pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan
timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat
terjadi demam dan gangguan fungsi 27 organ vital. Infeksi dapat terjadi
selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).

11
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Ny. Z, 22 tahun, G1P0A0 , datang ke Bidan untuk


memeriksakan kehamilannya. Keluhan: mual muntah terus menerus sejak
4 hari yang lalu, tidak nafsu makan dan badan terasa lemas. Hasil
pemeriksaan TD 110/80 mmHg, nadi 86 x/menit, suhu 36,7°C, RR 22
x/meni. Ny. Z khawatir dengan keadaan dirinya.
Data dasar yang mendukung penegakan diagnosa pada Ny. Z adalah ....
a. Rasa khawatir 
b. Nyeri epigastrium
c. Jumlah kehamilan
d. Tidak nafsu makan
e. Mual muntah terus menerus

2. Ny F umur 25 tahun hamil ke-2, datang ke BPM dengan keluhan


amenorrhoe 3 bulan,ibu F merasa sering mual kadang-kadang muntah.
Hasil pemeriksaan tinggi fundusuteri 3 jari di bawah pusat, tidak teraba
balotemen, hasil pemeriksaan PPV: darahkecoklatan
Berdasarkan kasus diatas, Ny F suspect ….
a. Kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum
b. Kehamilan dengan Abortus Imminens
c. Kehamilan dengan Mola Hidatidosa
d. Kehamilan Ektopik Terganggu
e. Kehamilan dengan Anemia

3. Ny. E 26 tahun ke BPM mengeluh sudah 2 bulan tidak menstruasi, perut


bagian bawah nyeri dan mengeluarkan bercak darah berwarna coklat.
Hasil pemeriksaandalam belum ada pembukaan portio, nyeri goyang, PP
test (+).

12
Diagnosa yang tepaat untuk Ny.E adalah….
a. Molla hidatidosa
b. Abortus incipien
c. Abortus imminens
d. Abortus incomplete
e. Kehamilan ektopik tertanggu

4. Ny. A umur 23 tahun datang ke BPM hamil pertama kali mengeluh


mengeluarkandarah flek-flek dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu. Hasil
pemeriksaan, TFU 3 jari atas symphisis. Inspekulo keluar darah dari OUE
tidak ada pembukaan.
Diagnosa kasus Ny. A....
a. Blightid ovum
b. Abortus insipiens
c. Abortus imminens
d. Abortus incomplete
e. Inplantation bleeding

5. 2 minggu kemudian Ny. A datang lagi ke BPM belum mengeluarkan


jaringan, perutmules, hasil pemeriksaan TD 110/60 mmHg. Nadi 90
x/mnt, VT OUE teraba jaringan.
Diagnosa Ny. A sekarang....
a. Abortus Insipiens
b. Abortus Imminens
c. Abortus Complete
d. Abortus Habitualis
e. Abortus Incomplete

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga
13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2014).
Di masa kehamilan memungkinkan untuk ibu hamil
mengalami beberapa perubahan dan keluhan pada tubuh. Keluhan-
keluhan yang umum biasanya akan hilang sendiri, namun ada beberapa
keadaan tertentu yang perlu ibu hamil waspadai. Keadaan tersebut
harus diketahui oleh ibu hamil sebagai tanda bahaya pada masa
kehamilan.

4.2 Saran
Mengingat perkembangan pendidikan dan pelayanan
kebidanan saat ini, kami menyarankan agar setiap ibu hamil lebih
memahami tanda bahaya pada masa kehamilan, tidak hanya didalam
negeri saja melainkan diluar negara juga.
Dengan penulisan makalah ini penulis berharap lembaga
kesehatan khusunya para bidan mampu meningkatkan pelayanan
kebidanan guna membangun generasi muda dan generasi penerus
bangsa menjadi manusia yang sehat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Pantiawati, Ika. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha


Medika.

Ayu, M & Yanti, D.. (2016). Hubungan anatara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Tanda Bahaya dan Komplikasi Kehamilan Dengan Kepatuhan Kunjungan
Diwilayah Tanah Sareal Bogor. Jurnal Ilmiah Kesehatan Volume 8 No. 1 Mei
2016 ISSN: 2302-1721

Corneles, M. & Losu. (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan


Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi. Jurnal Ilmiah
Kebidanan Volume 3 No. 2 Juli-Desember 2015 ISSN: 2339-1731

Komplikasi dalam Persalinan. Jakarta: EGC

15
LAMPIRAN

Bukti konsultasi dengan dosen

16
LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah perkuliahan dengan pokok bahasan “Pengenalan Tanda Bahaya pada


Masa Kehamilan” Telah Dikoreksi oleh dosen penanggungjawab dan telah
dilakukan revisi oleh tim.

Jakarta, 21 Januari 2021

Dosen penanggungjawab

(Fitrah Ivana Paisal, SST.,M.Keb)

17

Anda mungkin juga menyukai