Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat


Dosen Pengampu:
Isroni Astuti, S.SiT, M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok 2


Tingkat 1B Kebidanan

Anastasya Noor Fadhilla P17124020042


Dea Amalia Haris P17124020049
Fahaurellia Agifah Saffanah P17124020056
Laely Dwi Alvisyahrini P17124020063
Putri Azzahra Abdurojak P17124020071
Yaskyva Nurfaiza julvi P17124020079

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1
2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
dapat selesai pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat dan
bertujuan agar pembaca dapat mengetahui konsep dasar dalam kesehatan masyarakat. Pada
kesempatan ini juga, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang ditujukan kepada:
1. Allah SWT yang selalu menjadi penuntun dan menyertai kami dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami.
3. Ibu Isroni Astuti, S.SiT, M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah kesehatan
masyarakat di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 1.
Materi yang kami sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan,
karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu arahan, koreksi, dan saran
yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca.

Jakarta, 14 Januari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….……………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…………...3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….…………4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………...4
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………….………..5
1.3 Manfaat Makalah.................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Kesehatan Masyarakat………………………………………………...6
2.2 Perkembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia……………………….……..7
2.3 Definisi Kesehatan Masyarakat………………………………………….…….9
2.4 Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat………………………………….…….9
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat…….…....10
2.6 Perbedaan Kesehatan Masyarakat dengan Kedokteran………………….…....12
2.7 Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan……….…...12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………....14
3.2 Saran…………………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………....15
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………………….16

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu kesehatan masyarakat dikenal sebagai ilmu pengetahuan dan juga seni yang
berkaitan dengan bagaimana mencegah suatu penyakit (Eliana & Sumiati, 2016). Disamping itu
ilmu yang mempelajari tentang cara memperpanjang hidup dan juga meningkatkan kesehatan
dengan berbagai upaya pengorganisasian masyarakat. Secara umum ilmu kesehatan masyarakat
fokus pada perlindungan kesehatan pada seluruh populasi atau masyarakat (CDC
Foundation,2020). Dengan melihat prinsip dari ilmu kesehatan tersebut diatas, maka kemampuan
dan kemandirian masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam hal ini, masyarakat didorong untuk
memahami permasalahan kesehatannya sendiri yaitu yang dimulai dari aspek kondisi sanitasi
disekitarnya. Dengan kata lain, masyarakat harus mampu mengidentifikasi permasalahan
kesehatan yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Tentunya
ini perlu upaya-upaya peningkatan mulai dari pengetahuannya hingga pada penyadaran
masyarakat tentang permasalahan kesehatan dirinya termasuk faktor penentunya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan diatas maka salah satu upayanya
yaitu pendidikan kesehatan baik secara individu maupun secara kelompok. Aspek yang lain yang
perlu disampaikan pada pendidikan kesehatan yaitu termasuk juga tentang kebersihan
perorangan. Masyarakat juga ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk
mengendalikan penyakit-penyakit yang terjadi yaitu termasuk penyakit menular ataupun
penyakit tidak menular. Mengingat status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain yaitu faktor lingkungan, prilaku, genetik, dan juga faktor pelayanan kesehatan (Blum,
1981). Oleh karena it, ilmu kesehatan masyarakat juga memastikan bahwa pelayanan kesehatan
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif yang menekankan pada
pendeteksian secara dini dan pencegahan terhadap penyakit

1.2 Rumusan Masalah


Persoalan yang akan dibahas antara lain:
1. Bagaimana sejarah kesehatan masyarakat?
2. Bagaimana perkembangan kesehatanmasyarakat di Indonesia?
3. Apa definisi dari kesehatan masyarakat?
4. Bagaimana ruang lingkup pada kesehatan masyarakat?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat?
6. Apa perbedaan kesehatan masyarakat dengan kedokteran?
7. Apa upaya kesehatan masyarakat dan perorangan?

4
1.3 Tujuan Makalah
1. Menjelaskan tentang sejarah kesehatan masyarakat
2. Menjelaskan perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia
3. Menjelaskan definisi dari kesehatan masyarakat
4. Menjelaskan ruang lingkup kesehatan masyarakat
5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
6. Menjelaskan perbedaan dari kesehatan masyarakat dengan kedokteran
7. Menjelaskan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan

1.4 Manfaat Makalah


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar Mahasiswa dapat lebih
memahami konsep dasar kesehatan masyarakat.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Kesehatan Masyarakat
2.1.1 Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period)
Sejarah kebudayaan peradaban masyarakat kuno yang berpusat di Babylonia, Mesir, Yunani,
dan Roma (The Pre-Cristion Period). Pada saat itu pemerintah kota telah melakukan upaya-
upaya pemberantasan penyakit. Sebagai bukti ditemukan dokumen-dokumen tentang peraturan-
peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah (drainase), pengaturan air
minum, pembuangan sampah, dsb. (Hanlon, 1964). Dari hasil penemuan arkeologi pada saat itu
telah dibangun WC umum (public latrine) dan sumber air minum sendiri namun untuk alasan
'estetika', bukan untuk alasan kesehatan.
Pada kerajaan Romawi Kuno, peraturan-peraturan yang dibuat berdasarkan alasan kesehatan.
Dalam hal itu pegawai-pegawai kerajaan ditugaskan untuk melakukan supervisi ke lapangan ke
tempat-tempat air minum (Public Bar), warung makan, tempat-tempat prostitusi, dsb.
(notoadmojo, 2005).
A. Abad Pertama Sampai Abad Ketujuh
Pada masa ini berbagai penyakit menyerang penduduk. Di berbagai tempat terjadi endemik
atau wabah penyakit. Bahkan begitu banyaknya penyakit menular dan oleh karena itu kesehatan
masyarakat makin dirasakan pentingnya (Balon, 1964). Penyakit kolera menjalar dari Inggris ke
Afrika, kemudian ke Asia (khususnya Asia Barat dan Asia Timur) dan akhirnya sampai ke Asia
Selatan. Pada Abad ke 7 India menjadi pusat endemik kolera. Selain kolera penyakit lepra
menyebar dari Mesir ke Asia Kecil dan Eropa melalu emigtan. Upaya-upaya yang dilakukan
adalah perbaikan lingkungan yaitu higiene dan sanitasi, pengusahaan air minum yang bersih,
pembuangan sampah, ventilasi rumah telah menjadi bagian kehidupan masyarakat waktu itu
(Notoadmojo, 2005).
B. Abad Ke-13 Sampai Abad Ke-17
Pada masa ini kejadian endemik pas yang paling dasyat terjadi di China dan India,
diperkirakan 13 juta orang meninggal. Catatan lain di India, Mesir dan Gaza 13.000 orang
meninggal setiap harinya, atau selama wabah tersebut jumlah kematian mencapai 60 juta orang.
Peristiwa tersebut dikenal dengan 'The Black Death'. Pada abad tersebut kolera juga menjadi
masalah di beberapa tempat. Tahun 1603 terjadi kematian 1 diantara 6 orang karena penyakit
menular. Tahun 1965 meningkat menjadi 1 diantara 5 orang. Tahun 1759 tercatat penyakit-
penyakit lain yang mewabah diantatanya Difteri, Tifus, dan Disentri.
2.1.2 Periode Ilmu pengetahuan (Scientific Period)
Abad Ke-18 Sampai Permulaan abad ke-19 (Kebangkitan Ilmu Pengetahuan)

6
Penyakit-penyakit yang muncul bukan saja dilihat sebagai fenomena biologis yang sampit,
tetapi merupakan suatu masalah yang komplek. Pada masa ini juga ditemukan berbagai macam
vaksin dan bahan disinfektan. Vaksin cacar dan Luis Pasteur, Asam Carbolic untuk sterilisasi
ruangan operasi ditemukan oleh Joseph Lister, Ether untuk Anestesi oleh Willem Marton, dsb.
Tahun 1832 di Inggris terjadi di epidemic kolera. Parlemen Inggris menugaskan Edwin
Chadwich, seorang pakar sosial untuk memimpin penyelidikan penyakit tersebut. atas
laporannya tersebut parlemen Inggris mengeluarkan UU tentang upaya-upaya ya peningkatan
kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan dan tempat kerja, pabrik, dsb. John Simon
diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani masalah kesehatan.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan tenaga
kesehatan. Tahun 1883 sekolah tinggi kedokteran didirikan oleh John Hopkins di Baltimore AS,
dengan salah satu departemennya adalah departemen kesehatan masyarakat. Tahun 1908 sekolah
kedokteran mulai menyebar di Eropa, Kanada, dsb. Dari segi pelayanan masyarakat, pada tahun
1855 untuk pertama kalinya pemerintah Amerika Serikat membentuk Departemen Kesehatan
yang merupakan peningkatan dari Departemen Kesehatan Kota yang sudah terbentuk
sebelumnya. Tahun 1972 dibentuk asosiasi kesehatan masyarakat Amerika (American Public
Health Association) (Notoadmojo, 2005).
2.2 Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
2.2.1 Masa Pra Kemerdekaan
Pada tahun 1807 Gubernur Jenderal Daendels melakukan pelatihan praktik persalinan pada
para dukun bayi. Pada tahun 1851 didirikan Sekolah dokter jawa di Batavia yaitu STOVIA.
Tahun 1888 di Bandung didirikan pusat laboratorium kedokteran yang selanjutnya menjadi di
lembaga Emang sekarang. Pada tahun 1913 didirikan Sekolah Dokter Belanda yaitu NIAS di
Surabaya. Tahun 1922 terjadi wabah Pes, sehingga tahun 1933-1935 diadakan pemberantasan
Pes dengan DDT dan vaksinasi massal.
Hasil penyelidikan Hydric, petugas kesehatan pemerintah waktu itu, penyebab kesakitan dan
kematian yang terjadi di Banyumas adalah kondisi sanitasi, lingkungan dan perilaku penduduk
yang sangat buruk. Hydric kemudian mengembangkan percontohan dan propaganda kesehatan.
2.2.2 Masa Era Kemerdekaan
A. Pra Reformasi
1. Masa Orde Lama
Pada tahun 1951 konsep Bandung Plan diperkenalkan oleh dr. Y. Leimena dan dr. Patah, yaitu
konsep pelayanan yang menggabungkan antara pelayanan kuratif dan preventif. Tahun 1956
didirikanlah Proyek Bekasi oleh dr. Y. Sulianti di Lemah Abang, yaitu model pelayanan
kesehatan pedesaan dan pusat pelatihan tenaga. Kemudian didirikan Health Centre (HC) di 8
lokasi, yaitu di Indrapura (Sumut), Bohong Loa (Jabar), Salaman (Jateng), Mojosari (Jatim),
Kesiman (Bali), Metro (Lampung), DIY dan Kalimantan Selatan. Pada tanggal 12 November

7
1962 Presiden Soekarno mencanangkan program pemberantasan malaria dan pada tanggal
tersebut menjadi Hari Kesehatan Nasional (HKN).
2. Masa Orde Baru
konsep Bandung Plan terus dikembangkan, tahun 1967 diadakan seminar konsep Puskesmas.
Pada tahun 1968 konsep Puskesmas ditetapkan dalam rapat kerja kesehatan nasional dengan
disepakatinya bentuk Puskesmas yaitu Tipe A, B & C. Kegiatan Puskesmas saat itu dikenal
dengan istilah 'Basic'. Ada Basic 7, Basic 13 Health Service yaitu: KIAI, KB, Gizi Mas, Keeling,
P3M, PKM, BP, PGN, UKS, UHG,IKJ, Lab, Pencatatan dan pelaporan. Pada tahun 1969, Tipe
Puskesmas menjadi A & B. Pada tahun 1977 Indonesia ikut menandatangani kesepakatan Visi:
"Health For All By The Year 2000" di Alma Ata, negara bekas Federasi Uni Soviet,
pengembangan dari konsep "primary Health Care". Tahun 1979 Puskesmas tidak ada ada
pen'Tipe'an, dikembangkan piranti manajerial perencanaan dan penilaian Puskesmas yaitu 'micro
planning' dan stratifikasi Puskesmas. Pada tahun 1984 dikembangkan posyandu, yaitu
pengembangan dan Pos penimbangan dan Karang gizi. Posyandu dengan 5 program nya yaitu,
KIA, KB, Gizi, Penanggulangan diare dan imunisasi dengan 5 mejanya (Notoadmojo, 2005).
pada waktu-waktu selanjutnya Posyandu bukan saja untuk pelayanan balita tetapi juga untuk
pelayanan ibu hamil. Bahkan pada waktu-waktu tertentu untuk promosi dan distribusi Vit A,
Fenomena, garam yodium, dan suplemen gizi lainnya. Bahkan Posyandu saat ini juga menjadi
andalan kegiatan penggerakan masyarakat (mobilisasi sosial) seperti PIN, Campak, Vit A, dsb.
B. Reformasi
Waktu terus bergulir, tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi. kemiskinan
meningkat, kemampuan daya beli masyarakat rendah, menyebabkan akses ke pelayanan
kesehatan rendah, kemudian dikembangkan program kesehatan untuk masyarakat miskin yaitu
JPS-BK. Tahun 1998 Indonesia mengalami reformasi berbagai bidang termasuk pemerintahan
dan menjadi negara demokrasi. Tahun 2001 otonomi daerah mulai dilaksanakan, sehingga di
lapangan program-program kesehatan bernuansa desentralisasi dan sebagai konsekuensi negara
demokrasi, program-program kesehatan juga banyak yang bernuansa 'politis'. Tahun 2003 JPS-
BK kemudian menjadi PKPS-BBM bidang kesehatan, tahun 2005 berubah lagi menjadi
Askeskin. Pada saat itu juga dikembangkan visi Indonesia sehat tahun 2010 dengan paradigma
sehat. Puskesmas dan Posyandu masih tetap eksis, bahkan Posyandu menjadi andalan ujung
tombak 'mobilisasi sosial' bidang kesehatan. Dalam era otonomi dan demokrasi menuntut
akuntabilitas dan kemitraan, sehingga berkembang LSM-LSM baik bidang kesehatan maupun
bukan untuk menuntut akuntabilitas tersebut dalam berbagai bentuk partisipasi. Sebagai
'Partnership' LSM-LSM tersebut program kesehatan yang bertanggung jawab adalah promosi
kesehatan. Promosi kesehatan harus menjadi ujung tombak mewakili program kesehatan secara
keseluruhan, baik sebagai pemasaran sosial visi Indonesia sehat 2010 untuk merubah paradigma
(Paradigma Sehat) petugas kesehatan dan masyarakat. Tugas lain promosi kesehatan melakukan
advokasi, komunikasi kesehatan dan mobilisasi sosial, baik kepada pihak legislatif, eksekutif
maupun masyarakat itu sendiri. Terutama melalui kemitraan dengan LSM-LSM tersebut.
Dengan kata lain pada era otonomi/ desentralisasi saat ini sektor kesehatan harus diperjuangkan
juga secara politik karena sebenarnya saat ini bidang kesehatan disebut juga sebagai era 'Political

8
Health', maka peranan promosi kesehatan sangat menonjol dalam ikut mengakomodasi upaya
tersebut dengan berbagai strategi.
Secara universal perkembangan kesehatan masyarakat dibagi menjadi 5 era, dengan dasar
pembagian lima unsur, yaitu unsur jangkauan dengan filosofi yang dianut dengan titik berat
pelayanan, unsur penyelenggaraan pendidikan dan penelitian pengembangan.
2.3 Definisi Kesehatan Masyarakat
Arti kesehatan menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik,
mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.

Sehat secara mental (kesehatan jiwa) adalah satu kondisi yang memungkinkan perkembangan
fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan
selaras dengan keadaan orang-orang lain. Sehat secara sosial adalah perikehidupan seseorang
dalam masyarakat, yang diartikan bahwa seseorang mempunyai cukup kemampuan untuk
memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri dan kehidupan keluarga sehingga
memungkinkan untuk bekerja, beristirahat dan menikmati liburan.

Berdasarkan dua pengertian kesehatan tersebut, dapat disarikan bahwa kesehatan ada empat
dimensi, yaitu fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi yang saling mempengaruhi dalam
mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok, atau masyarakat.

2.4 Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat


Ruang lingkup kesehatan masyarakat mencakup 2 disiplin pokok keilmuan, yakni ilmu bio medis
(medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial (social sciences), sejalan dan perkembangan ilmu
kesehatan masyarakat mencakup: Ilmu Biologi, kedokteran, kimia, fisika, lingkungan, sosial,
antropologi, pendidikan dan sebagainya.

Ruang lingkup kesehatan masyarakat meliputi usaha-usaha:

1. Promotif (peningkatan kesehatan)

Peningkatan kesehatan adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang
meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan
kesehatan lingkungan, olah raga secara teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga
seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

2. Preventif (pencegahan penyakit)

9
Pencegahan penyakit adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui
usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara
berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.

3. Kuratif ( pengobatan)

Pengobatan adalah usaha yang ditujukan terhadap orang sakit untuk dapat diobati secara tepat
sehingga dalam waktu singkat dapat dipulikan kesehatannya.

4. Rehabilitatif (pemeliharaan kesehatan)

Pemeliharaan kesehatan adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari
penyakit yang dideritanya.

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat


Menurut Hendrik L. Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan keshatan dan keturunan. Dari bagian tersebut
dapat dilihat bahwa faktor yang paling mempengaruhi derajat kesehatan adalah faktor
lingkungan, kemudian disusul oleh faktor perilaku pelayanan kesehatan dan terakhir keturunan.
Uraian faktor-faktor tersebut adalah:
1. Psikobiologi & Herediter
Psikobiologi merupakan faktor yang tidak dapat kita rubah. Salah satunya adalah
faktor keturunan. Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri
manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya kita dilahirkan oleh orang tua yang memiliki
penyakit seperti diabetes melitus dan asma bronchial. Keturunan adalah faktor resiko
yang tidak mungkin kita hindari. Namun faktor keturunan ini bisa dimodifikasi dengan
upaya dari pelayanan kesehatan yang memberikan edukasi terhadap penyakit-penyakit
yang dapat diturunkan.

2. Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena sehat atau tidaknya sehatnya kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga
dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan, sosial,
ekonomi dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya. Perilaku dapat
mempengaruhi lingkungan, pemanfaatan terhadap pelayanan kesehatan yang telah
disiapkan maupun terhadap kemungkinan masalah genetik yang akan timbul.

3. Lingkungan

10
Lingkungan memiliki pengaruh cukup besar, lingkungan sangat bervariasi, umumnya
digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik, biologi
dan sosial.
a. Lingkungan fisik
Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara, tanah, cuaca, makanan, rumah,
panas, sinar, radiasi, dan lain-lain. Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan
dengan manusia sepanjang waktu serta memegang peran penting dalam proses
terjadinya penyakit pada masyarakat. Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi
buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.
b. Lingkungan Biologis
Bersifat biologs atau benda hidup misalnya tumbuh-tumbuhan, hewan, virus,
bakteri, jamur, parasit, serangga, dan lain-lain yang dapat berperan sebagai agens
penyakit, reservoir infeksi, vektor penyakit, dan hospes intermediet. Hubungan
manusia dengan lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan pada keadaan tertentu
saat terjadi ketidakseimbangan di antara hubungan tersebut, manusia akan menjadi
sakit.
c. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan,
pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. Manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial
melalui berbagai media seperti radio, TV, pers, seni, literatur, cerita, lagu, dan
sebagainya. Bila manusia tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sosial, akan terjadi konflik kejiwaan dan menimbulkan gejala psikosomatik seperti
stres, insomnia, depresi, dan lain-lain. Upaya menjaga lingkungan menjadi
tanggungjawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.

4. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor keempat yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. Keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam
pelayanan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan perawatan pada
individu, kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan, pertama dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau
atau tidak. Kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi
masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program
pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
memerlukan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan.
Peranan pelayanan kesehatan adalah:
a. Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit
pengobatan, dan perawatan kesehatan
b. Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan kesehatan sumber daya
manusia, informasi kesesuaian program pelayanan kesehatan dengan kebtuhan
masyarakat.

2.6 Perbedaan Kesehatan Masyarakat dengan Kedokteran

11
Public Health atau Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan efisiensi dengan cara mengorganisir
kekuatan pada masyarakat yang sering disebut sebagai Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kedokteran Pencegahan atau disebut Public Health and Preventive Medicine.
Perkembangan negara-negara industri di dunia demikian pesatnya sehingga terjadi
perubahan konsep Kesehatan Masyarakat. Sejak dicanangkannya deklarasi Alma Ata 1982,
Health for All by the Year 2000, konsep Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan
berkembang dan berubah menjadi World Health yaitu Kedokteran komunitas atau Community
Medicine yang melibatkan seluruh potensi masyarakat dunia dan lintas sektoral berbagai disiplin
ilmu untuk mencapai suatu tujuan akhir bersama yaitu Health for All (Sehat Untuk Semua
Orang).
Kedokteran Komunitas
Istilah Kedokteran Komunitas atau Kesehatan Komunitas merupakan perpaduan antara
ilmu Kesehatan Masyarakat, Kedokteran Pencegahan dan Kedokteran Kedokteran mengorganisir
seluruh kemampuan atau fasilitas yang tersedia untuk menjaga, melindungi dan meningkatkan
status kesehatan masyarakat.
Kedokteran Komunitas meliputi pelayanan kesehatan, kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga
Berencana, sanitasi lingkungan, laboratorium, pendidikan kesehatan, Hiperkes, Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga, kontrol terhadap penyakit menular dan fasilitasi tempat-tempat untuk pelayanan
tersebut.
Secara keseluruhan kedokteran komunitas merupakan suatu kesatuan yang seimbang antara
kuratif, preventif, promotif, dan rehabilitatif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat, berbeda dengan cara yang lazim dilakukan oleh dokter yang bekerja di rumah sakit
atau praktek pribadi.
2.7 Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan
Dalam upaya peningkatan derajat Kesehatan masyarakat dilakukan berbagai upaya Kesehatan
yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan
Kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan Kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat.
Upaya Kesehatan dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah atau swasta
untuk memelihara dan meningkatkan Kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah Kesehatan di masyarakat. Upaya Kesehatan masyarakat mampu mencakup upaya
promosi Kesehatan, pemeliharaan Kesehatan, Kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak
menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar serta perbaikan gizi masyarakat.
Upaya Kesehatan penunjang untuk Kesehatan masyarakat diantaranya pelayanan labotarium
Kesehatan masyarakat dan pelayanan sediaan farmasi, alat Kesehatan dan perbekalan Kesehatan

12
lainnya. Upaya-upaya Kesehatan masyarakat seperti pemberantasan penyakit, perbaikan sanitasi
lingkungan, perbaikan lingkukan pemukiman, pemberantasan vector, Pendidikan Kesehatan
masyarakat, pelayanan Kesehatan ibu dan anak, serta pembinaan gizi masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Upaya Kesehatan Perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah atau
masyarakat swasta untuk memelihara dan meningkatkan Kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan Kesehatan perorangan (Stuart, 2009). Upaya
Kesehatan peroangan mencakup upaya-upaya promosi Kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang
ditujukan terhadap perorangan (Berman, 2016). Upaya Kesehatan penunjang untuk Kesehatan
perorangan diantaranya klinik pratama, labotarium, apotek, optic serta toko obat.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu kesehatan masyarakat ditujukan pada keterwujudan kebijakan kesehatan, alokasi
sumber, organisasi, menejemen, dan sistem pelayanan kesehatan (Tulchinsky & Varavikova,
2009). Oleh karena itu, ilmu kesehatan masyarakat mencakup berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yaitu ilmu pendidikan, ilmu sosial, ekonomi, manajemen, keterampilan komunikasi
untuk mempromosikan kesejahteraan individu dan masyarakat. Penggabungan semua disiplin
ilmu tersebut sudah jelas untk mendukung penerapan dari fungsi ilmu kesehatan itu sendiri.
Sehat secara mental (kesehatan jiwa) adalah satu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan
itu berjalan selaras dengan keadaan orang-orang lain. Sedangkan Sehat secara sosial adalah
perikehidupan seseorang dalam masyarakat, yang diartikan bahwa seseorang mempunyai cukup
kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri dan kehidupan keluarga
sehingga memungkinkan untuk bekerja, beristirahat dan menikmati liburan. Dalam upaya
peningkatan derajat Kesehatan masyarakat dilakukan berbagai upaya Kesehatan yang dilakukan
secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan.

3.2 Saran
Untuk mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami konsep dasar kesehatan
masyarakat, dan untuk para pembaca semoga makalah ini mudah diingat dan dipahami. Saran
yang membangun sangat kami nantikan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Hasnidar, dkk. 2020. Ilmu Kesehatan Masyarakat Yayasan Kita Menulis
Madzini. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial Di Pelayanan Klinis Dan
Komunitas. Deepublish
Hannibal Hamidi. 2013. Buku Sejarah Singkat Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta.

Eliana Sri Sumiati,2016,Kesehatan Masyarakat,Jakarta Selatan,Cetakan Pertama


Dr. Febri Endra Budi Setyawan, M.Kes. Pendekatan Pelayanan Kesehatan Dokter Keluarga
(Pendekatan Holistik Komprehensif)—Zifatama.2019
Dr. Budiman Chandra. ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN & KOMUNITAS—EGC.2006

LEMBAR PERSETUJUAN
15
Makalah perkuliahan dengan pokok bahasan “Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat”. Telah
dikoreksi oleh dosen penanggung jawab dan telah dikoreksi oleh tim.

Jakarta, 14 Januari 2021


Isroni Astuti, S.SiT, M.Kes

Dosen Pengampu

16

Anda mungkin juga menyukai