Proposal Penelitian
Di susun oleh:
SHANIA
NIM : 112001071
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat, taufik, kasih sayang serta hidayah-Nya sehingga penulis selalu dalam
keadaan sehat wal’afiat. Shalawat dan salam tidak lupa pula penulis haturkan kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW para sahabat dan keluarga yang telah
berjuang membawa kita menuju alam yang lebih baik. Tidaklah suatu kejadian terjadi
tanpa seizin Allah, begitu pula dengan proposal penelitian yang berjudul “Analisa
Lalulintas pada Kawasan Pasar Sabo (Studi Kasus Jalan Protokol,
Pasarwajo)”. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Buton
dengan harapan penelitian ini dapat memberi manfaat dalam penanganan persoalan
lalulintas pada kawasan Pasar Sabo.
Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya serta kepada saudara-saudara saya
yang telah memberikan semangat, merawat serta membantu penulis dalam segi materi
dan do’a. Semoga Allah selalu melindungi, melimpahkan rahmat dan menempatkan
kita semua ke dalam Surga-Nya di Akhirat nanti. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat penelitian 3
E. Batasan Masalah 3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kota yang mempunyai perkembangan yang tumbuh dengan pesat. Oleh karena itu
maka pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana kota untuk menunjang
kelancaran bagi pertumbuhan kota Pasarwajo itu sendiri. Pasarwajo dalam beberapa
dimaksud bukan saja terjadi dalam aspek ekonomi ataupun sosial, tetapi juga dalam
perbelanjaan di Pasarwajo dengan skala yang variatif. Salah satu dari pusat
perbelanjaan yang ada di Pasarwajo adalah pasar Sabo yang merupakan tempat
penjualan barang yang cukup padat di Pasarwajo. Dengan berdirinya pasar Sabo di
ruas jalan yang berada di sekitarnya, yaitu berupa penurunan tingkat pelayanan jalan
yang pada titik tertentu akan menyebabkan kemacetan. Hal ini disebabkan oleh
adanya penambahan pergerakan akibat kegiatan atau aktivitas komersial di ruas jalan
tersebut. Selain itu, kemacetan juga diakibatkan oleh perilaku manusia yang kurang
disebabkan pula oleh adanya pergerakan kendaraan keluar masuk pusat perbelanjaan
dan kendaraan yang menyeberang jalan, baik yang bertujuan untuk masuk pusat
tersebut juga diperparah dengan adanya angkutan umum yang berhenti untuk
pusat-pusat perbelanjaan. Kondisi tersebut juga dialami pada pusat perbelanjaan pasar
Sabo di Pasarwajo.
penelitian dengan judul “Analisa Lalulintas pada Kawasan Pasar Sabo (Studi
B. Rumusan Masalah
bagaimana kondisi lalulintas pada kawasan pasar Sabo, terutama di ruas jalan
Protokol.
C. Tujuan Penelitian
1. Menentukkan tingkat pelayanan jalan pada kawasan pasar Sabo, di arus jalan
Protokol pada hari-hari tertentu (hari libur dan hari kerja) dan jam-jam tertentu
2. Membuat prediksi tentang kondisi lalu lintas pada kawasan pasar Sabo
6
pasar Sabo
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai tolak ukur terhadap kondisi
lalu intas pada kawasan pasar Sabo di Pasarwajo dengan studi kasus di ruas jalan
dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya, serta pihak pengelola pasar
sabo paham dengan kondisi lalulintas yang terjadi karena adanya pusat perbelanjaan
permasalahan yang ada di ruas jalan Protokol akibat adanya pusat perbelanjaan pasar
Sabo.
E. Batasan Masalah
2. Penelitian hanya dilakukan pada ruas jalan Protokol yaitu simpang tiga pasar
Sabo
b) Kendaraan berat (HV), seperti: truk 2 as, truk 3 as, truk gandeng dan bus
4. Arus lalulintas yang digunakan yaitu sesuai dengan manual kapasitas jalan
Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan dan keterikatan antara suatu variabel
dengan variabel lainnya dalam tatanan yang terstruktur, sedangkan transportasi itu
tempat lain. Dari dua pengertian diatas, sistem transportasi dapat diartikan sebagai
bentuk keterkaitan dan keterikatan yang integral antara berbagai variabel dalam suatu
kegiatan pemindahan barang dan penumpang dari suatu tempat ketempat lain
(Munawar, 2005).
Bentuk fisik dari sistem transportasi tersusun atas 4 (empat) elemen dasar,
yaitu:
1. Sarana Perhubungan (link) : jalan raya atau jalur yang mengubungkan dua titik
atau lebih pipa, jalur darat, jalur laut dan jalur penerbangan juga dapat
2. Kendaraan : alat yang memindahkan barang dan manusia dari satu titik ke titik
lainnya disepanjang sarana perhubungan. Mobil, bis, kapal dan pesawat terbang
adalah contoh-contohnya.
3. Terminal : titik-titik dimana perjalanan orang dan barang dimulai atau berakhir.
Contoh : garasi mobil, lapangan parkir, gudang bongkar muat, terminal bis dan
bandar udara.
8
9
dan lalu lintas yang saling berkaitan satu sama lain. Lalulintas terbentuk sebagai hasil
yang melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada suatu ruas jalan
sifat yang berbeda maka perilaku kendaraan arus lalulintas tidak dapat diseragamkan
lebih lanjut, arus lalulintas akan mengalami perbedaan karakteristik akibat dari
perilaku pengemudi yang berbeda yang dikarenakan oleh karakteristik lokal dan
kebiasaan pengemudi. Arus lalulintas pada suatu ruas jalan karakteristiknya akan
bervariasi baik berdasar lokasi maupun waktunya. Oleh karena itu, perilaku
perlu suatu parameter. Parameter tersebut harus dapat didefinisikan dan diukur oleh
10
kecepatan (v), volume (q) dan kepadatan/density (k). Tiga variabel lain
(mikroskopis) yang digunakan dalam analisis arus lalulintas adalah headway (h),
spacing (s), dan lane occupancy (R). Serta dua parameter lain yang berhubungan
dengan spacing dan headway yaitu clearance (c) dan gap (g) (Khisty, 2003).
a. Kecepatan (v)
b. Volume (q)
c. Kepadatan (k)
yang menempati suatu panjang tertentu dari lajur atau jalan, di rata-ratakan
terhadap waktu.
11
didefinisikan sebagai jarak antara dua kendaraan yang berurutan didalam suatu
aliran lalulintas yang diukur dari bemper depan satu kendaraan ke bemper
yang berurutan ketika melalui sebuah titik pada suatu jalan. Baik spacing
Lane occupancy (R) (tingkat hunian lajur) adalah salah satu ukuran yang
digunakan dalam pengawasan jalan tol. Lane occupancy juga dapat dinyatakan
Clearance (c) dan gap (g) berhubungan dengan spacing dan headway, dimana
Demikian pula selisih antara headway dan gap adalah ekuivalen waktu dari
2. Volume Lalulintas
Volume lalulintas pada dasarnya terbagi atas waktu dan ruang, yang biasanya
lebih difokuskan pada volume jam puncak seperti jam sibuk kerja atau perjalanan
setahun, bulan dalam setahun, hari dalam sebulan, hari dalam seminggu, maupun
jam-jam dalam sehari. Permintaan lalu lintas juga dapat bervariasi dari berbagai
homogen. Terdapat berbagai jenis, ukuran dan sifat kendaraan yang berbeda-beda
berpengaruh pula terhadap arus lalulintas secara keseluruhan. Dengan latar belakang
seperti ini, diperlukan suatu besaran yang menyatakan pengaruh sebuah jenis
pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan kaki
yang dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-
maupun tak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk
mampu mengalirkan arus lalulintas dengan lancar dan mampu mendukung beban
muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan
lalulintas.
13
3. Komposisi Lalulintas
Dalam pembahasan mengenai jalan bebas hambatan, jalan dalam kota maupun
jalan antar kota sesuai dengan tata cara pelaksanaan survei dan perhitungan
lalulintas disebutkan bahwa jumlah kendaraan yang diambil dalam penelitian ini
adalah seluruh kendaraan yang lewat. Menurut Direktoral Jenderal Bina Marga, arus
lalulintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melalui titik per satuan waktu,
dinyatakan dalam kendaraan per jam atau smp/jam, arus lalulintas perkotaan
lebih dari 3,5 m biasanya beroda lebih dari empat (termasuk bis, truk 2 as, truk
(termasuk sepeda motor dan kendaraan roda tiga sesuai sistem klasifikasi Bina
Marga).
kereta kuda, kereta dorong dan lain-lain sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).
14
Data hasil survei yang dilakukan dilapangan merupakan jumlah dan waktu
dinyatakan dalam satuan yang sama. Oleh karena itu, dilakukan suatu proses
pengubahan satuan atau yang disebut dengan proses pengkonversian menjadi satu
satuan yang sama. Satuan dasar yang digunakan adalah Satuan Mobil Penumpang
(smp).
Menurut Manual Kapasitas Jalan Raya Indonesia (MKJI) tahun 1997 yang
dikeluarkan oleh Direktorat Bina Marga dijelaskan pengertian dasar dari satuan
keseluruhan.
Dengan besaran/satuan ini kita dapat menilai setiap komposisi lalulintas. Satuan
mobil penumpang (smp) untuk masing-masing kendaraan tergantung pada tipe jalan
melakukan survei secara efisien maka maksud dan tujuan survei haruslah jelas dan
15
biasanya metode survei ditetapkan sesuai dengan tujuan, waktu, dana dan peralatan
yang tersedia.
yang lewat didepan suatu pos survei pada ruas jalan yang ditetapkan. Perhitungan
dapat dilakukan dengan cara manual (mencatat dengan tangan) dan dapat juga
menggunakan berbagai peralatan otomatis seperti alat penghitung lalu lintas (traffic
counting), detektor atau peralatan listrik lain yang kesemuanya memilki kelebihan
meliputi :
a. Jumlah kendaraan yang lewat (volume) dalam satuan waktu (menit, jam, hari
dan seterusnya)
jumlah volume dilakukan pada jam sibuk (peak hour) pada hari-hari yang mewakili
volume lalulintas dalam seminggu. Sedangkan untuk data waktu tempuh kendaraan
karakteristik kecepatan pada lokasi tertentu pada lalulintas. Jenis kendaraan dilakukan
melalui suatu titik tinjau dalam interval waktu tertentu dijalan untuk masing-masing
a. Manual count
formulir, tiap kali sebuah kendaraan lewat dicatat pada kertas formulir.
b. Detector
Detector adalah alat yang dapat mendeteksi adanya kendaraan yang lewat dan
sentuhan dari gilasan roda kendaraan, induksi pada gulungan kabel yang
Keuntungan metode ini adalah setiap kali kendaraan yang melewati alat dapat
dicatat.
c. Automatic count
Dalam survei waktu tempuh kendaraan dikenal 3 (tiga) jenis kecepatan yaitu
bergerak (running speed) dan kecepatan rata-rata kendaraan yang dihitung dari jarak
tempuh dibagi dengan waktu tempuh (journey speed) jadi termasuk waktu
1. Manual count
tepat pada saat roda kendaraan tersebut melewati garis injak kedua.
2. Enescope
jalan untuk membelokkan garis pandangan kearah tegak lurus jalan. Dalam
enescope.
3. Radar meter
Radar meter bekerja menurut prinsip efek Doppler, yang mana kecepatan
transmisi target dan radio pemantul. Peralatan ini mengukur perbedaan dan
4. Pemotretan
Pemotretan dalam metode ini, kamera foto mengambil gambar pada interval
daerah tersebutdan hampir setiap orang menggunakan transportasi. Oleh sebab itu,
wilayah. Masalah dalam pergerakan lalulintas, khususnya pada jam sibuk, yang
kemacetan.
pengemudinya sendiri maupun ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Bagi
juga akan menimbulkan kerugian berupa kehilangan waktu, karena waktu perjalanan
yang lama serta bertambahnya biaya operasi kendaraan karena seringnya kendaraan
berhenti. Selain itu, timbul pula dampak negatif terhadap lingkungan berupa
19
(Munawar, 2005).
Kemacetan menjadi salah satu permasalahan yang rumit yang terjadi di jaringan
lalu lintas. Secara teori, kemacetan disebabkan oleh tingkat kebutuhan perjalanan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia. Hal lain yang juga
maka jaringan tidak dapat lagi menampung jumlah kapasitas kendaraan yang ada.
kemacetan lalulintas.
apabila secara teorinya begitu mudah, mengapa pelaksanaannya begitu sulit, mengapa
lalulintas, penegakan hukum, sosial ekonomi, tenaga kerja dan lain sebagainya,
sehingga persoalannya menjadi kompleks dan tidak ada satupun solusi tunggal yang
Contoh keterkaitan dengan aspek-aspek yang lain adalah pedagang kaki lima,
keberadaan pedagang kaki lima otomatis mengurangi kebebasan samping dan bahkan
kapasitas jalan yang pada tingkat tertentu berdampak pada kemacetan lalulintas.
Namun demikian kalau dilakukan penertiban terhadap pedagang kaki lima, yang
terjadi tentu bukan persoalan lalulintas, tetapi akan merembet kepersoalan sosial dan
Dari banyak teori yang ditelaah penulis, ada begitu banyak solusi yang bisa
umum massal
(Frazilla, 1998).
satuan waktu (per detik, menit, jam, hari, minggu dan seterusnya). Dari pengertian
transportasi yang bertugas untuk mempekirakan jumlah perjalan yang berasal atau
meninggalkan dari suatu zona atau kawasan yang datang atau tertarik menuju ke
suatu zona pada masa yang akan datang (tahun rencana) per satuan waktu.
Menurut Morlok, bahwa banyaknya perjalanan pada tahun rencana nanti, sangat
ditentukkan oleh karakteristik tata guna lahan serta karakteristik sosial ekonomi tiap-
tiap kawasan tersebut yang terdapat dalam ruang lingkup wilayah kajian tertentu,
Secara sederhana dapat diartikan bahwa jumlah perjalanan adalah fungsi dari
tata guna lahan atau kawasan yang menghasilkan perjalanan tersebut dapat pula kita
Dimana :
Qtrip = jumlah perjalanan yang timbul dari suatu tata guna lahan atau zona per
satuan waktu
f = fungsi matematik
Bangkitan perjalanan ini dianalisis secara terpisah menjadi dua bagian yaitu :
lahan/zona/kawasan.
jumlah pergerakan yang berasal dari satu zona atau tata guna, lahan dan jumlah,
pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona. Pergerakan lalulintas
Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan lalulintas berupa jumlah
kendaraan, orang atau angkutan barang per satuan waktu, misalnya kendaraan/jam.
23
Kita dapat dengan mudah menghitung jumlah orang atau kendaraan yang masuk atau
keluar dari suatu luas tanah tertentu dalam satu hari (atau satu jam) untuk
Bangkitan/tarikan pergerakan bukan saja beragam dalam jenis tata guna lahan
tanah, semakin tinggi pergerakan arus lalulintas yang dihasilkan. Salah satu
F. Perencanaan Transportasi
Menurut Salter (1998), hubungan antara lalulintas dengan tata guna lahan dapat
dikembangkan melalui suatu proses perencaaan suatu transportasi yang saling terkait,
perjalanan dan faktor guna lahan yang dicatat dalan inventaris perencanaan.
24
lalulintas, yang menentukan jalur transportasi publik atau jaringan jalan suatu
perjalanan yang akan dibuat. Pemilihan moda, suatu keputusan yang dibuat untuk
Volume lalulintas ruas jalan adalah jumlah atau banyaknya kendaraan yang
melewati suatu titik tertentu pada ruas jalan dalam suatu satuan waktu tertentu (MKJI,
1997). Volume lalulintas dua arah pada jam paling sibuk dalam sehari dipakai sebagai
dasar untuk analisa unjuk kerja ruas jalan dan persimpangan yang ada.
a. Kendaraan ringan (Light Vihicle/LV) yang terdiri dari jeep, station wagon, colt,
Tabel 2.1 Nilai ekivalen mobil penumpang (emp) untuk ruas jalan
Arus lalu Emp
Tipe jalan tak lintas total MC
terbagi dua arah HV Lebar jalur lalu lintas Wc (m)
(kend/jam) ≤6 ≥6
Dua lajur tak 0 1,3 0,5 0,40
25
Menurut MKJI (1997), kinerja ruas jalan dapat diukur berdasarkan beberapa
parameter, diantaranya :
dihitung dari panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-rata yang melalui segmen.
Dalam MKJI (1997) kecepatan arus bebas kendaraan ringan (FV) dinyatakan
dengan persamaan :
Dimana :
(Km/jam)
FV0 = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang
diamati (Km/jam)
FFVST = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu atau
Tabel 2.3 Kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalulintas (FVw)
Lebar Jalur Lalu
Tipe Jalan Lintas Efektif FVw (km/jam) Keterangan
(Wc) (m)
3,00 -4
3,25 -2
Empat lajur terbagi
3,50 0 Per lajur
atau jalan satu arah
3,75 2
4,00 4
3,00 -4
Empat lajur tak 3,25 -2
Per lajur
terbagi 3,50 0
3,75 2
27
4,00 4
5 - 9,5
6 -3
7 0
Dua lajur tak
8 3 Total 2 arah
terbagi
9 4
10 6
11 7
(Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)
c. Kecepatan arus bebas dengan bahu jalan untuk hambatan samping (FFVsf)
Tabel 2.4 Kecepatan arus bebas dengan bahu jalan untuk hambatan samping
(FFVsf)
Faktor Penyesuaian untuk Hambatan
Kelas Samping dan Lebar Bahu
Hambatan
Tipe Jalan Lebar Bahu Efektif Rata-Rata Ws
Samping
(SFC) (m)
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0
VL 1,02 1,03 1,03 1,04
L 0,98 1,00 1,02 1,03
Empat-lajur
M 0,94 0,97 1,00 1,02
terbagi 4/2D
H 0,89 0,93 0,96 0,99
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
VL 1,02 1,03 1,03 1,04
L 0,98 1,00 1,02 1,03
Empat-lajur tak
M 0,93 0,96 0,99 1,02
terbagi 4/2D
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,80 0,86 0,90 0,95
VL 1,00 1,01 1,01 1,01
Dua-lajur tak L 0,96 0,98 0,97 1,00
terbagi 2/2D atau M 0,90 0,93 0,95 0,98
jalan satu arah H 0,82 0,86 0,90 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
(Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)
Tabel 2.5 Penyesuaian kecepatan arus bebas kendaraan ringan (FFV cs) jalan
perkotaan
Faktor Penyesuaian untuk Ukuran
Ukuran Kota (Juta Penduduk)
kota
< 0,1 0,90
0,1 - 0,5 0,93
0,5 - 1,0 0,95
1,0 - 3,0 1,00
> 3,0 1,03
(Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)
3. Derajat Kejenuhan
DS = Q/C
Dimana :
G. Kinerja Jalan
(Level of Service). Tingkat pelayanan jalan adalah ukuran yang menyatakan kualitas
pelayanan yang disediakan oleh suatu jalan dalam kondisi tertentu. Perhitungan LoS
volume lalulintas, kapasitas jalan dan hambatan samping. Beberapa aspek yang dapat
kondisi operasi lalulintas pada suatu ruas jalan. Tingkat pelayanan jalan dapat
LoS = V/C
Dimana :
C = Kapasitas jalan
Indonesia (MKJI) dengan menunjukkan beberapa batas lingkup V/C ratio untuk
tentang tabel dibawah ini yaitu tingkat pelayanan serta karakteristik lalulintas dan
H. Manajemen Lalulintas
dengan melakukan optimasi penggunaan sarana yang ada, baik pada saat sekarang
tipe, kecepatan dan pemakai jalan yang berbeda untuk meminimumkan gangguan
terhadap lalulintas.
c. Melakukan optimasi ruas jalan dengan menentukan fungsi dari jalan dan kontrol
Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada saat jam sibuk antara pukul
06:00-18:00 WITA selama 12 jam. Hari yang dianggap paling memungkinkan untuk
pendataan diambil dua hari yaitu hari minggu dan hari senin yang dapat mewakili
Adapun peralatan dan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini
meliputi:
2. Alat tulis yaitu digunakan untuk menulis berupa polpen, pensil dan lain
sebagainya
5. Surveyor yaitu sebagai alat untuk menentukan ukuran dan bentuk bumi,
bentuk dan kontur pada setiap bagian bumi dan memantau setiap perubahan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
pencacahan volume lalulintas atau data kendaraan yang melalui ruas jalan di
31
sekitar Pasar Sabo, perhitungan kapasitas ruas jalan yang berupa pengukuran
lebar jalan, jumlah jalur, kegiatan di sisi jalan dan arah arus kendaraan.
C. Pelaksanaan Pengamatan
dasar mengenai keadaan dan fasilitas dari pusat perbelanjaan yang akan diteliti dan
kondisi area studi untuk menentukan jumlah petugas survei yang diperlukan.
waktu tersebut Pasar Sabo mulai melakukan aktivitas kegiatan dan sebagai waktu
Untuk mendapatkan data yang sempurna, pecahan kendaraan yang lewat melalui
ringan (mobil penumpang, pick-up dan truk kecil) dan kendaraan berat ( bis dan truk
besar).
D. Waktu Penelitian
Pengumpulan data dilakukan pada hari hari tertentu yang ditetapkan pada survei
32
dan hari Senin, dimana hari tersebut mewakili hari dalam seminggu dan
Data yang dibutuhkan adalah data volume ruas jalan bidang studi yang
digunakan untuk memperkirahkan besar tarikan kendaraan akibat adanya pasar Sabo.
Besarnya tarikan kendaraan akibat adanya pasar Sabo tersebut dapat dihitung dengan
persamaan:
Dimana :
Dimana :
Co = kapasitas dasar
33
FCcs = Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota.
3. Derajat kejenuhan
DS= Q/C
Dimana:
34
F. Diagram Alir Penelitian
Mulai
Pendahuluan
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan dan Manfaat
- Batasan Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Selesai
35
36