Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Muhamad Arie Pratama


NIM 1820223

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA


PENJAMINAN MUTU INDUSTRI PANGAN

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
BOGOR
2021
WAWASAN NUSANTARA

PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA

Secara etimologi, kata Wawasan Nusantara berasal dari dua kata wawasan dan
nusantara. Wawasan dari kata wawas (bahasa Jawa) yang artinya pandangan, sementara
kata “nusantara” merupakan gabungan kata nusa yang artinya pulau dan antara.

Kata ”nusa” dalam bahasa Sanskerta berarti pulau atau kepulauan, sedangkan dalam
bahasa Latin, kata ”nusa” berasal dari kata nesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan
suatu bangsa. Merujuk pada pernyataan tersebut, maka kata ”nusa” juga mempunyai
kesamaan arti dengan kata nation dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Dari sini bisa
ditafsirkan bahwa kata ”nusa” dapat memiliki dua arti, yaitu kepulauan dan bangsa.

Kata kedua yaitu ”antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang
berarti antara atau dalam suatu kelompok. ”Antara” juga mempunyai makna yang sama
dengan kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar (antara) dan relasi, sedangkan
dalam bahasa Sanskerta, kata ”antara” dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar.
Bisa ditafsirkan bahwa kata ”antara” mempunyai makna antar (antara), relasi, seberang,
atau laut. Penggabungan kata ”nusa” dan”antara” menjadi kata ”nusantara” dapat
diartikan sebagai kepulauan yang diantara laut atau bangsa- bangsa yang dihubungkan
oleh laut.

Berdasarkan pengertian terminologis, wawasan nusantara merupakan pandangan


bangsa Indonesia terhadap lingkungan tempat berada termasuk diri bangsa Indonesia itu
sendiri. Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. (Lembaga Ketahanan Nasional
Tahun 1999).

DIMENSI PEMIKIRAN

 Dimensi Kewilayahan, kondisi dan konstelasi wilayah Indonesia merupakan


anugerah Tuhan yang harus disyukuri, pulau- pulau Indonesia memiliki garis pantai
terpanjang kedua di dunia, dan terletak pada posisi silang dunia yang sangat
strategis.
 Dimensi Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara perlu dibangun
keselarasan pemikiran yang sesuai dengan kondisi dan konstelasi geografi sebagai
realita.
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI LANDASAN VISIONAL BANGSA
Merupakan penjabaran lebih lanjut dari pembukaan UUD 1945 dan diharapkan
menjadi latar belakang pemikiran utama dari setiap proses pengambilan keputusan
strategik, baik yang berkaitan dengan pengembangan dan penyempurnaan sistem
manajemen pembangunan bangsa dan negara, juga keputusan- keputusan yang
dilahirkan oleh lembaga kemasyarakatan lainnya.

HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA

 Rasa dan semangat kebangsaan, rasa nasional yang tinggi dalam semua aspek
kehidupan, yang berarti berbuat, mempersembahkan dan mendharma- baktikan
yang terbaik bagi bangsa dan negara indonesia
 Dengan demikian, segenap komponen bangsa perlu memiliki sikap segera untuk
mengakhiri/meninggal- kan kesetiaan/loyalitas terhadap golongan, suku bangsa
dan perorangan, bahka partai, ketika kesetiaan diperlukan.

ASAS WAWASAN NUSANTARA


 kepentingan bersama
 keadilan
 kesetiaan terhadap kesepakatan/ikrar bersama.

ARAH PANDANG WAWASAN NUSANTARA

 Arah Pandang ke dalam

Bertujuan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah Indonesia . Hal ini
mengandung arti bahwa pemberdayaan setiap potensi nasional dan komponen bangsa
dengan ciri masing-masing yang berbeda, diarahkan untuk mewujudkan kemandirian daerah
dan kesejahteraan masyarakatnya serta senantiasa berupaya tetap dalam lingkup
kesejahteraan seluruh bangsa serta membina dan memelihara integritas nasional.

 Arah Pandang ke luar


Bertujuan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah,
dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan , perdamaian
abadi dan keadilan sosial serta mengembangkan suatu kerjasama dan saling menghormati.
Hal ini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia harus berusaha untuk mengamankan
kepentingan nasional dalam semua aspek kehidupan, serta menumbuhkan daya saing di
arena global.
KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN WAWASAN NUSANTARA
 Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara yang dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam substansi
Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai landasan Visional Bangsa, yaitu dalam pola
penyelenggaraan kehidupan nasional merupakan salah satu komponen dari paradigma
nasional sebagai rujukan, selain landasan idiil (Pancasila), landasan konstitusional (UUD
1945), landasan konsepsional (Ketahanan Nasional), dan landasan opersional (GBHN).
 Fungsi Wawasan Nusantara

Sebagai penggerak (drive) dan pendorong (motive) serta rambu-rambu sebagai arah
dan pedoman segala kebijaksanaan dan keputusan oleh penyelenggara di tingkat pusat dan
daerah, maupun pedoman bagi sikap dan perilaku setiap warga negara dalam kehidupan
nasional.

 Tujuan Wawasan Nusantara

Menumbuhkembangkan rasa dan sikap nasionalisme yang tinggi, rasa senasib


sepenanggungan, sebangsa setanah air, satu tekad bersama dengan mengutamakan
kepentingan nasional tanpa mengorbankan kepentingan perorangan, kelompok golongan
suku bangsa atau daerah, sehingga dapat menumbuhkan kemauan, tekad dan keikhlasan
untuk melakukan bela bangsa dan negara dalam semua aspek kehidupan nasional.

UNSUR-UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA

Wadah : Wujud wilayah, tata inti organisasi, tata kelengkapan organisasi

Isi : Isi wawasan nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan manusia


Indonesia dalam eksistensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asan
manunggal yang terpadu.

Tata Laku : Tata laku batiniah berdasarkan falsafah bangsa yang membentuk sikap
mental bangsa yang memilki kekuatan batin. Tata laku lahiriah merupakan
kekuatan yang utuh, dalam artikemanunggalan kata dan karya, keterpaduan
pembicaraan, pelaksanaan, pengawasan dan pengadilan.

WAWASAN NUSANTARA DALAM KEHIDUPAN NASIONAL


Aktualisasi Wawasan Nusantara
 Kehidupan Politik
a. Menumbuhkembangkan rasa semangat kebangsaan,
b. Mewujudkan kehidupan bangsa yang demokratis,
c. Mewujudkan penghormatan terhadap HAM,
d. Menyelenggarakan politik luar negeri yang bebas aktif,
e. Memantapkan keyakinan rakyat terhadap Pancasila.

 Kehidupan Ekonomi
a. Menumbuhkan kehidupan perekonomian antar daerah secara sinergis dalam
kerangka pembangunan nasional,
b. Memanfaatkan laut secara adil dan merata,
c. Menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap hasil/produk sendiri,
d. Menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.
 Kehidupan Sosial Budaya
a. Mengembangkan budaya daerah/etnis secara sinergis,
b. Mewujudkan kebudayaan nasional sebagai jatidiri bangsa,
c. Mewujudkan sistem hukum nasional berdasarkan norma dan nilai hukum adat,
d. Mengembangkan iptek bagi peningkatan harkat dan martabat bangsa.
 Kehidupan Pertahanan dan Keamanan
a. Menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa,
b. Membangun sistem pertahanan negara yang bertumpu pada keterpaduan upaya
seluruh rakyat serta pengerahan segenap potensi nasional secara semesta
dengan semangat tidak kenal menyerah.

SOSIALISASI WAWASAN NUSANTARA


Hakikat sosialisasi wawasan nusantara adalah untuk meletakkan tiga kerangka sikap
batin ke dalam setiap pribadi sehingga terbentuk keselarasan pola pikir, sikap, dan tindak di
antara sesama warga masyarakat untuk:
 Memahami dan menghormati setiap perbedaan sebagai suatu realita yang ada dan
selalu ada dalam kehidupan,
 Menerima semua perbedaan dalam lingkup nusantara sebagai keutuhan yang
terpadu, saling melengkapi dan saling menghidupi,
 Memiliki rasa cinta tanah air dan bangsa Indonesia dengan segala isinya yang
beragam (persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan)

Dalam pelaksanaan sosialisasi perlu diperhatikan:


Subjek dan Objek Sosialisasi
 Subjek; unsur pimpinan, para pejabat, pendidik, tokoh masyarakat

 Objek; segenap masyarakat (pribadi maupun kelompok)

Sifat dan Metode Penyampaian


 Sifat: Langsung; ceramah (tatap muka), diskusi, dialog, korespondensi, Tidak
langsung; aplikatif, media cetak atau elektronika.
 Metoda Penyampaian; ketelaudanan, edukatif, komunikatif, integratif.

Lingkup Permasalahan
 Formal; melalui lembaga pendidikan secara berjenjang
 Nonformal; aplikasi dalam mekanisme kerukunan, paguyuban, lingkungan (keluarga,
pemukiman, pekerjaan)
Kurun Waktu Pemasyarakatan dilakukan secara terus menerus sepanjang masa
sehingga tercapai kesinam- bungan pemahaman wasantara oleh generasi muda bangsa
untuk menumbuhkembangkan nasionalisme dan cinta tanah air di setiap warga negara
untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Implikasi Wawasan Nusantara Daerah Perbatasan (frontier)
1. Relatif kurang terjangkau aparat pemerintah
2. Terisolir/terpencil (sulit diawasi/dikendalikan)
3. Sarana dan prasarana terbatas
4. Masyarakat lebih dekat dengan negara tetangga (psikologis, sosiologis, politis)

Upaya Penanganan
1. Perbaikan sistem sirkulatori (wasdal)
2. Bangun pusat-pusat pertumbuhan di/dekat daerah terpencil
3. Menjalin kerja sama/saling menguntungkan (budaya, ekonomi)

IMPLIKASI WAWASAN NUSANTARA

Penguasaan Laut Pedalaman Nusantara Kaitannya dengan Hukum Laut Internasional

PETA ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA (ALKI)

(PP No. 37 TH.2002 TTG Alur Laut Kepulauan Indonesia)

Jalur ALKI-I difungsikan :

1. Untuk pelayaran dari laut cina selatan melintasi laut natuna, selat karimata, laut
jawa dan selat sunda ke samudera hindia, dan sebaliknya.

2. Untuk pelayaran dari selat singapura melalui laut natuna dan sebaliknya (alur
laut cabang i a).

Potensi ancaman ALKI-I:


1) Dampak adanya konflik klaim wilayah kepulauan spratly & paracel di laut cina
selatan, seperti digunakannya wilayah alki - i utk kegiatan manuver angkatan
perang negara yang terlibat.

2) Dampak kepadatan lalu lintas pelayaran di selat malaka, seperti digunakannya


wilayah ALKI - I oleh perompak utk menghindari kejaran aparat keamanan
indonesia & aparat keamanan gabungan (indonesia, malaysia, singapura) atau
penyelundupan.
3) Dampak bahaya ancaman bencana alam & tsunami di selat sunda, seperti ancaman
gempa vulkani/erupsi gunung berapi (anak krakatau).
4) Dampak politik ekspansional malaysia, seperti kemungkinan klaim wilayah teritorial
baru.
A L K I-II
Jalur ALKI-II difungsikan :
Untuk pelayaran dari laut sulawesi melintasi selat makasar, laut flores dan selat lombok
ke samudera hindia, dan sebaliknya.
Potensi ancaman ALKI-II :
1) Dampak konflik blok ambalat, seperti digunakannya wilayah ALKI-II utk manuver
angkatan perang negara tetangga.
2) Dampak lepasnya pulau sipadan & ligitan, seperti penangkapan ikan & sumber daya
alam lainnya secara illegal.
3) Dampak dari pusat pariwisata dunia di bali, seperti penyelundupan barang secara
illegal dan perdagangan manusia, serta terorisme.
4) Dampak politik ekspansional malaysia, seperti kemungkinan baru klaim wilayah
teritorial setelah berhasil menguasai pulau Sipadan & Ligitan, serta provokasi atas
wilayah blok ambalat.
A L K I- IIIA, IIIB,IIIC
Jalur ALKI-II difungsikan :
Untuk untuk pelayaran dari Samudera Pasifik, melintasi laut
Maluku, laut seram, laut banda, selat ombai dan laut sawu.
Potensi ancaman ALKI-IIIA, IIIB, IIIC :
1) Dampak konflik internal negara tetangga di utara (Philipina) & selatan (Timor Leste),
seperti dijadikannya wilayah alki iiia sbg sarana pelarian atau kegiatan lain yg
membahayakan keamanan laut.
2) Dampak dari lepasnya Timor Timur menjadi negara berdaulat (Timor Leste) terkait
dengan blok migas di sebelah selatan pulau timor, seperti pelanggaran wilayah,
penyelundupan & klaim teritorial.
3) Dampak konflik internal seperti separatism RMS di Maluku dan dan GPM di Papua.
4) Dampak politik luar negeri Australia, seperti pelebaran pengaruh Austalia terhadap
wilayah sekitar di utara (Indonesia, Timor Leste & Papua New Guinea) serta
dukungannya thd gerakan separatisme.
5) Dampak potensi SKA melimpah yang belum terkelola, seperti pencurian Ikan, dan
pencurian kekayaan alam lainnya.

1. Laut teritorial sbg bagian dari wilayah negara adalah : 12 mil laut yg dihitung dari
garis pangkal daerah laut.
2. Zona tambahan dimana negara memiliki yurisdiksi khusus 24 mil laut yg dihitung
dari garis pangkal kearah laut.
3. ZEE : 200 mil laut yg dihitung dari garis pangkal kearah laut.
4. Landas kontinen antara 200-350 mil laut dari garis pangkal atau sampai 100 mil laut
dari isobath (kedalaman 2500 m).
5. Perairan kepulauan pada sisi dalam dari garis-garis pangkal kepulauan.
6. Perairan pedalaman pada perairan pedalamannya.

Permasalahan yang dihadapi :


1. Indonesia belum memiliki ahli hukum laut yang cukup dan anggaran/finansial yang
sangat terbatas, padahal tugas-tugas tersebut memerlukan biaya sangat besar.
2. Kondisi geografi indonesia yang luas dan panjangnya perbatasan darat dan perairan
negara-negara yang harus ditetapkan/ dikukuhkan dengan kesepakatan bersama.

IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA


 Kehidupan Politik
Menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya.
 Kehidupan Ekonomi
Menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
 Kehidupan Sosial Budaya
Menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan
menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup disekitarnya
dan merupakan karunia sang pencipta.
 Kehidupan Pertahanan dan Keamanan Menumbuhkan
Kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.

KEBERHASILAN IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA


Diperlukan kesadaran WNI untuk:
 Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warga negara serta
hubungan warga negara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia.

 Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa


dalam menyelenggarakan kehidupan memerlukan konsepsi wawasan nusantara
sehingga sadar sebagai warga negara yang memiliki cara pandang.

Anda mungkin juga menyukai