Secara etimologi, kata Wawasan Nusantara berasal dari dua kata wawasan dan
nusantara. Wawasan dari kata wawas (bahasa Jawa) yang artinya pandangan, sementara
kata “nusantara” merupakan gabungan kata nusa yang artinya pulau dan antara.
Kata ”nusa” dalam bahasa Sanskerta berarti pulau atau kepulauan, sedangkan dalam
bahasa Latin, kata ”nusa” berasal dari kata nesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan
suatu bangsa. Merujuk pada pernyataan tersebut, maka kata ”nusa” juga mempunyai
kesamaan arti dengan kata nation dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Dari sini bisa
ditafsirkan bahwa kata ”nusa” dapat memiliki dua arti, yaitu kepulauan dan bangsa.
Kata kedua yaitu ”antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang
berarti antara atau dalam suatu kelompok. ”Antara” juga mempunyai makna yang sama
dengan kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar (antara) dan relasi, sedangkan
dalam bahasa Sanskerta, kata ”antara” dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar.
Bisa ditafsirkan bahwa kata ”antara” mempunyai makna antar (antara), relasi, seberang,
atau laut. Penggabungan kata ”nusa” dan”antara” menjadi kata ”nusantara” dapat
diartikan sebagai kepulauan yang diantara laut atau bangsa- bangsa yang dihubungkan
oleh laut.
DIMENSI PEMIKIRAN
Rasa dan semangat kebangsaan, rasa nasional yang tinggi dalam semua aspek
kehidupan, yang berarti berbuat, mempersembahkan dan mendharma- baktikan
yang terbaik bagi bangsa dan negara indonesia
Dengan demikian, segenap komponen bangsa perlu memiliki sikap segera untuk
mengakhiri/meninggal- kan kesetiaan/loyalitas terhadap golongan, suku bangsa
dan perorangan, bahka partai, ketika kesetiaan diperlukan.
Bertujuan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah Indonesia . Hal ini
mengandung arti bahwa pemberdayaan setiap potensi nasional dan komponen bangsa
dengan ciri masing-masing yang berbeda, diarahkan untuk mewujudkan kemandirian daerah
dan kesejahteraan masyarakatnya serta senantiasa berupaya tetap dalam lingkup
kesejahteraan seluruh bangsa serta membina dan memelihara integritas nasional.
Sebagai penggerak (drive) dan pendorong (motive) serta rambu-rambu sebagai arah
dan pedoman segala kebijaksanaan dan keputusan oleh penyelenggara di tingkat pusat dan
daerah, maupun pedoman bagi sikap dan perilaku setiap warga negara dalam kehidupan
nasional.
Tata Laku : Tata laku batiniah berdasarkan falsafah bangsa yang membentuk sikap
mental bangsa yang memilki kekuatan batin. Tata laku lahiriah merupakan
kekuatan yang utuh, dalam artikemanunggalan kata dan karya, keterpaduan
pembicaraan, pelaksanaan, pengawasan dan pengadilan.
Kehidupan Ekonomi
a. Menumbuhkan kehidupan perekonomian antar daerah secara sinergis dalam
kerangka pembangunan nasional,
b. Memanfaatkan laut secara adil dan merata,
c. Menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap hasil/produk sendiri,
d. Menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.
Kehidupan Sosial Budaya
a. Mengembangkan budaya daerah/etnis secara sinergis,
b. Mewujudkan kebudayaan nasional sebagai jatidiri bangsa,
c. Mewujudkan sistem hukum nasional berdasarkan norma dan nilai hukum adat,
d. Mengembangkan iptek bagi peningkatan harkat dan martabat bangsa.
Kehidupan Pertahanan dan Keamanan
a. Menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa,
b. Membangun sistem pertahanan negara yang bertumpu pada keterpaduan upaya
seluruh rakyat serta pengerahan segenap potensi nasional secara semesta
dengan semangat tidak kenal menyerah.
Lingkup Permasalahan
Formal; melalui lembaga pendidikan secara berjenjang
Nonformal; aplikasi dalam mekanisme kerukunan, paguyuban, lingkungan (keluarga,
pemukiman, pekerjaan)
Kurun Waktu Pemasyarakatan dilakukan secara terus menerus sepanjang masa
sehingga tercapai kesinam- bungan pemahaman wasantara oleh generasi muda bangsa
untuk menumbuhkembangkan nasionalisme dan cinta tanah air di setiap warga negara
untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Implikasi Wawasan Nusantara Daerah Perbatasan (frontier)
1. Relatif kurang terjangkau aparat pemerintah
2. Terisolir/terpencil (sulit diawasi/dikendalikan)
3. Sarana dan prasarana terbatas
4. Masyarakat lebih dekat dengan negara tetangga (psikologis, sosiologis, politis)
Upaya Penanganan
1. Perbaikan sistem sirkulatori (wasdal)
2. Bangun pusat-pusat pertumbuhan di/dekat daerah terpencil
3. Menjalin kerja sama/saling menguntungkan (budaya, ekonomi)
1. Untuk pelayaran dari laut cina selatan melintasi laut natuna, selat karimata, laut
jawa dan selat sunda ke samudera hindia, dan sebaliknya.
2. Untuk pelayaran dari selat singapura melalui laut natuna dan sebaliknya (alur
laut cabang i a).
1. Laut teritorial sbg bagian dari wilayah negara adalah : 12 mil laut yg dihitung dari
garis pangkal daerah laut.
2. Zona tambahan dimana negara memiliki yurisdiksi khusus 24 mil laut yg dihitung
dari garis pangkal kearah laut.
3. ZEE : 200 mil laut yg dihitung dari garis pangkal kearah laut.
4. Landas kontinen antara 200-350 mil laut dari garis pangkal atau sampai 100 mil laut
dari isobath (kedalaman 2500 m).
5. Perairan kepulauan pada sisi dalam dari garis-garis pangkal kepulauan.
6. Perairan pedalaman pada perairan pedalamannya.