Anda di halaman 1dari 8

Pengujian Geometri Mesin Perkakas ( Mesin Bubut )

Eko Prasetyo
Dosen Teknik Mesin FTUP

ABSTRAK

Mesin bubut sampai saat ini masih cuk up banyak digunak an k arena biaya pengoperasian dan
penanganannya yang murah, walaupun pengoperasian mesin ini harus mempunyai k eahlian baik
fisik , daya pik ir dan k onsentrasi operator. Mesin bubut adalah sebuah mesin untuk membuat
bentuk – bentuk silindris, membuat ulir, menghalusk an permuk aan, membuat lubang dan
sebagainya.
Dengan tujuan mengetahui k ondisi geometrik suatu mesin bubut dilak uk an dengan cara
membandingk an data-data hasil pengujian dengan batas-batas penyimpangan yang diijink an.
Data-data tersebut diperoleh dengan cara melak uk an pengukuran-pengukuran terhadap komponen-
komponen mesin bubut dengan bantuan alat uk ur, antara lain test mandrel, dial indicator, spirit
level dan mistar ukur. Pengujian dilakukan di Lab. Teknik Produksi ITB.

Kata Kunci : Geometrik Mesin bubut, kalibrasi

PENDAHULUAN Metode yang digunakan dalam


pengumpulan data untuk digunakan selama
Pada perkembangan teknologi yang
penulisan dan penelitian ini, antara lain :
semakin maju, terutama persaingan dalam
1. Studi literatur
pengolahan bahan baku menjadi suatu
Dalam penulisan makalah ini penulis juga
produk dalam jumlah yang cukup banyak
mempelajari dari buku – buku, catatan
menjadi semakin meningkat, berbagai proses
perkuliahan, tulisan– tulisan ilmiah yang
manufaktur dilakukan untuk menghasilkan
bersumber dari internet serta segala hal
produk jadi ataupun setengah jadi yang
yang mendukung penulisan skripsi ini.
memiliki nilai lebih, proses mengubah bentuk
2. Studi lapangan
bahan baku salah satunya dapat
Dalam metode ini terdapat dua metode
menggunakan mesin perkakas yaitu mesin
antara lain, yaitu :
bubut, yang sampai saat ini masih cukup
 Pelaksanaan pengujian dan
banyak digunakan dalam memproduksi suatu
pengambilan data
benda. Salah satu alasan masih banyaknya
 Analisa dan pembahasan data pengujian
mesin bubut digunakan yaitu biaya pekerjaan
3. Membandingkan dengan standar
operator lebih murah, perawatan mesin tidak
Membandingkan data hasil pengujian
terlalu rumit, walaupun pengoperasian mesin
geometrik dengan data standar yang
ini harus mempunyai keahlian dan ketrampilan
tercantum pada dokumen pengujian mesin
baik fisik, daya pikir dan konsentrasi operator.
perkakas tersebut.
Maka untuk menghasilkan suatu produk
yang berkualitas merupakan keinginan dari
proses manufaktur, salah satu hal yang
LANDASAN TEORI
mempengaruhi kualitas adalah kondisi
geometrik dari mesin bubut yang digunakan. Mesin Perkakas
Dengan melakukan proses verifikasi atau
pengujian geometris mesin bubut dengan Mesin – mesin perkakas, sebagai mesin
menggunakan alat-alat ukur terkalibrasi, kita yang mengoperasikan pahat, dan diciptakan
dapat mengetahui apakah geometrik mesin untuk memotong logam dalam bentuk,
bubut tersebut masih sesuai dengan batas ukuran, dan kualitas permukaan yang
yang diijinkan (standar dan layak untuk direncanakan. Mesin perkakas merupakan
berproduksi), sehingga hasil produknya sarana untuk memproduksi dengan cepat,
mempunyai kualitas dan punya nilai jual yang efektif, dan ekonomis. Bentuk dan
baik. pemotongan logam dengan menggunakan
mesin perkakas tergantung pada bentuk
pahat, dan arah gerak antara pahat dengan

Jurnal Mekanikal Teknik Mesin FTUP 19


Vol. 2, No. 1, Januari 2006
benda uji, kualitas dari permukaan potong pribadi pengawas, tetapi disisi lain interpretasi
tergantung pada kondisi pemotongan, yaitu ukuran sifat datar gelembung udara (spirit
kecepatan potong, kecepatan makan dan level) harus terlepas dari pengaruh semacam
kedalaman potong. Teknik pemotongan itu.
menggunakan mesin perkakas disebut proses Arloji Penunjuk (Dial Indicator)
pemesinan, yang dikelompokkan menjadi 7 Pada pengujian ketelitian geometrik dial
(tujuh) macam proses pemesinan, yaitu indicator merupakan alat ukur yang berfungsi
proses bubut, gurdi, fries, gerinda rata, untuk mengetahui kesenteran bentuk silinder
gerinda silindrik, sekrap dan gergaji . pada cekam dan menentukan simpang putar
putaran poros dan cekam pada mesin bubut.
Mesin bubut
Mesin bubut adalah sebuah mesin untuk
membuat bentuk – bentuk silindris, namun
dapat juga digunakan untuk membuat ulir,
menghaluskan permukaan, membuat lubang
dan sebagainya. Benda kerja dapat dipasang
diantara dua senter yang masuk pada lubang-
lubang yang dibor tirus (contersunk ) pada
salah satu ujungnya, atau bisa juga dicekam
dengan cakar atau dibautkan pada sebuah
pelat penyetel (face plate). Sedangkan pahat,
dipasang pada puncak dari eretan, bisa
digerakan sepanjang mesin atau
melintasinya. Pergerakan memanjang dari
pahat sepanjang luncuran (sliding)
menghasilkan suatu permukaan yang bundar, Gambar 1. Dial indicator
dan pergerakan melintang untuk “surfacing”
(atau facing) menghasilkan suatu permukaan Test Mandrels
yang rata. Pada pengujian ketelitian geometrik mesin
Gerak putar dari benda kerja disebut perkakas test mandrel berfungsi sebagai alat
gerak potong relatip dan gerakan translasi bantu sumbu spindle. Untuk memungkinkan
dari pahat disebut gerak umpan (feeding). Bila terlaksananya pengujian kesejajaran ini, maka
gerak umpan lambat sekali dibandingkan dengan sumbu tersebut diwakili oleh permukaan test
gerak potongnya akan dihasilkan benda kerja mandrel yang dipasangkan sedemikian rupa
berbentuk silindrik dengan alur spiral yang pada lubang spindle sehingga sumbu mandrel
hampir tidak kelihatan, dapat dikatakan, test berimpit dengan sumbu lubang yang
permukaan benda kerja tesebut halus. Bila bersangkutan.
gerak umpannya secara translasi dipercepat
dan gerak potongnya diperlambat maka
bentuk alur spiral yang mengelilingi benda
kerja silindrik tersebut semakin jelas atau
permukaan benda kerja kasar.

METODA DAN PERALATAN UKUR


Tipe alat apapun dapat digunakan
selama ukuran yang ditentukan dapat
diperoleh dengan tingkat akurasi yang
diisyaratkan.
Akurasi yang dapat diperoleh dengan
tipe alat khusus yang digunakan harus selalu Gambar 2. Test Mandrel
dibandingkan dengan akurasi pengukuran
yang diisyaratkan. Sebagai tambahan, Spirit Level
pengaruh unsur manusia, misalnya kesalahan Sifat datar gelembung udara digunakan
pribadi dari setiap pengawas harus pada bentuk pipa gelembung yang dipasangi
dimaklumi. Akurasi dalam membaca dasar besi tuang. Spirit level digunakan untuk
mikrometer bergantung pada kemampuan mengukur bidang-bidang datar.
Jurnal Mekanikal Teknik Mesin FTUP 20
Vol. 2, No. 1, Januari 2006
pula menetapkan rekomendasi : ISO 1708
untuk pengujian ketelitian geometrik mesin
bubut. Beberapa rekomendasi lainnya juga
telah ditetapkan yang mencakup pengujian
untuk berbagai mesin perkakas lainnya.

c. Evaluasi hasil rekondisi (rehabilitasi)


mesin perkakas.
Dalam kasus ini, data hasil pengujian
ketelitian geometrik bisa menjadi ukuran
keberhasilan usaha rehabilitasi suatu mesin
perkakas. Data hasil pengujian sebelum
kegiatan rehabilitasi bisa dijadikan pedoman
bagi usaha rehabilitasi tersebut dan data
pengujian setelah rehabilitasi bisa
memperlihatkan perbaikan-perbaikan yang
Gambar 3. Spirit Level dicapai untuk memperbaiki kualitas mesin
perkakas yang bersangkutan.
Garis ataupun bidang permukaan yang
Toleransi terdapat pada suatu mesin perkakas bila
Toleransi yang membatasi deviasi nilai ditinjau dari : bentuk, posisi atau gerak
yang tidak boleh dilampaui berhubungan pindahnya terlihat memiliki suatu ciri tertentu
dengan ukuran, bentuk, posisi dan gerakan yang bisa diungkapkan dalam bentuk :
yang penting untuk akurasi kerja dan dalam 1) Kelurusan (straighness)
pemasangan berbagai alat komponen penting 2) Kerataan (flatness)
serta perlengkapan. 3) Kesejajaran (parallelisme)
Ada pula toleransi yang hanya 4) Ketegak-lurusan (squareness)
digunakan untuk alat – alat percobaan. 5) Rotasi (rotation)

PENGUJIAN GEOMETRIK
Pengujian ketelitian geometrik mesin METODOLOGI PENELITIAN
perkakas dimaksudkan sebagai : Penelitian ini bertujuan mengetahui
a. Tes Kelaikan (acceptance test) kondisi mesin bubut sesudah dilakukan
Test kelaikan dilaksanakan menurut pengujian geometrik, apakah mesin mesin
prosedur yang standar dan lembar uji bubut tersebut layak berproduksi atau tidak.
menunjukkan bahwa pabrik pembuatan mesin Pengujian dilakukan dengan melakukan
perkakas tersebut menjamin kualitas mesin pengujian geometrik terhadap mesin bubut
yang dijualnya kepada pemakai. konvensional jenis horisontal.
Penelitan ini terdiri dari dua tahap, yaitu :
b. Bagian kegiatan pemeliharaan a. Pengujian pertama, melakukan proses
(maintenance) mesin perkakas pengujian geometrik terhadap beberapa
Setelah dipakai dalam selang waktu bagian dari mesin bubut secara detail.
tertentu maka terjadi keausan maupun karena b. Analisis, melakukan analisis terhadap
faktor lain menyebabkan perubahan pada data yang diperoleh dari hasil pengujian
komponen-komponen mesin perkakas geometrik mesin bubut. Analisis
tersebut. Data hasil pengujian geometrik bisa pengukuran dilakukan dengan cara
menjadi petunjuk apakah besarnya penyimpangan membandingkan data hasil pengukuran
yang terjadi telah melewati batas yang diijinkan dengan data standar dari mesin bubut
atau belum. Sehingga dengan demikian pihak dan grafik hasil pengujian geometrik.
pemakai mesin perkakas yang bersangkutan
bisa mengambil tindakan lebih lanjut Alur proses langkah–langkah penelitian
berkenaan dengan kondisi mesin dapat diperlihatkan pada lampiran 1.
perkakasnya itu.
Dasar-dasar pengertian yang tercakup ANALISIS DATA HASIL PENGUJIAN
dalam pengujian ketelitian geometrik mesin
perkakas tercantum dalam ’Kode Tes Mesin Pengolahan Data Hasil Pengukuran
Perkakas’ R 230. Disamping itu ISO telah Kekasaran Permukaan
Jurnal Mekanikal Teknik Mesin FTUP 21
Vol. 2, No. 1, Januari 2006
Berikut ini merupakan beberapa contoh gerakan carriage dengan perantara test
data hasil pengukuran geometris yang mandrel yang dipasang pada tailstock . Skema
didapat, adalah sebagai berikut : dan hasil pengukuran dapat dilihat pada
lampiran 3.
Pengukuran kesejajaran gerak pindah tail-
Tabel 1. Data Hasil Pengukuran
stock relatife terhadap gerak pindah
pada Bidang Horisontal dan Vertikal
carriage.
a. Pada bidang horisontal
Pengujian ini bertujuan untuk menguji Jarak Penyimpangan
kesejajaran tailstock relatif terhadap gerak Posisi
(mm) (mm)
pindah carriage sehingga ketelitian bentuk
0 0 0
benda kerja yang dihasilkan masih dalam
1 50 0,02
batas toleransi yang direncanakan. Skema
dan hasil pengukuran dapat dilihat pada 2 100 0,05
lampiran 2. 3 150 0,075
Dari tabel 1 dapat dibuat grafik 4 200 0,1
perbandingan harga hasil pengukuran pada 5 250 0,125
bidang vertikal dan horisontal dengan jarak 6 300 0,15
pengujian yang dilakukan (dapat dilihat pada
gambar dibawah ini )
b. Pada bidang vertikal
Jarak Penyimpangan
Gambar 4. Grafik antara jarak dengan posisi Posisi
(mm) (mm)
horisontal dan vertikal
0 0 0
0,05
pembacaan (mm)

0,04 Penyimpangan maksimum 1 50 0


0,03 2 100 0
0,02
Penyimpangan maksimum
3 150 0
0,01
0
4 200 0
5 250 0,005
0

0
10

20

30

40

50

60

70

80

90

jarak (mm) 6 300 0,005


Horisontal Vertikal

Dari tabel 1 dapat dibuat grafik harga


perbandingan penyimpangan yang terjadi
Dari gambar 4. dapat dilihat grafik titik terhadap posisi pada bidang vertikal dan
penyimpangan maksimum pada arah vertikal horisontal (dapat dilihat pada gambar dibawah
sebesar 0,02 mm. Sedangkan pada horisontal ini )
sebesar 0,03mm. Pada grafik dapat dilihat
nilai yang sama antara arah vertikal dan Gambar 5. Grafik penyimpangan terhadap
horisontal, hal ini dikarenakan kondisi posisi vertikal dan horisontal
pengukuran pada arah vertikal dapat
0,2
mempengaruhi kondisi pengukuran pada arah 0,18
penyimpangan

horisontal. 0,16 Penyimpangan maksimum


0,14
(mm)

0,12
0,1
Kesimpulan: Kesejajaran slideways untuk 0,08 Penyimpangan maksimum
0,06
tailstock degan gerak pindah carriage pada 0,04
bidang horisontal dan vertikal masih dalam 0,02
0
batas toleransi sehingga slideways tidak perlu 0 50 100 150 200 250 300
discraping posisi (mm)
Horisontal Vertikal

Pengukuran kesejajaran lubang konis


peluncur tailstock terhadap gerakan
carriage Dari gambar grafik diatas, dapat dilihat
grafik besarnya penyimpangan yang terjadi.
Bertujuan untuk mengetahui kesejajaran Pada arah horisontal penyimpangan terbesar
lubang konis peluncur tailstock terhadap terjadi pada posisi 300 mm, yaitu sebesar
Jurnal Mekanikal Teknik Mesin FTUP 22
Vol. 2, No. 1, Januari 2006
0,15 mm. Sedangkan pada arah vertikal pada arah vertikal, jika hasil pengukuran
posisi 250 mm dan 300 mm, yaitu sebesar melebihi batas yang diijinkan maka
0,005 mm. tailstock perlu discraping.

Kesimpulan : kesejajaran lubang konis DAFTAR PUSTAKA


peluncur Tailstock terhadap gerakan carriage
pada bidang horisontal dan vertikal telah 1. Bagiasna, K. Dr. Ir., ”Pengantar Pengujian
keluar dari batas toleransi, karena arah dari Ketelitian Geometrik Mesin Perkakas”,
hasil yang didapatkan telah keluar dari batas ITB, Bandung
toleransi’ Berarti tailstock perlu dilakukan 2. Dial Indicator {on - line}. (Maret,30, 2002)
scraping. http://www.mini-
lathe.com/measurement/ dial_indicator.htm
KESIMPULAN 3. Ertanto, F. ST, ”Analisis Kekasaran
Permukaan Terhadap Pengaruh Gerak
Dari yang telah dikemukakan dapat Makan Pada Proses Pembubutan”, Univ.
diperoleh beberapa kesimpulan yang penting Pancasila, Jakarta, 2006
sebagai berikut : 4. Firmansyah, M., Roji, M., Setiaji, P., dan
1. Mesin bubut horisontal merk horizon Zaelani, ”Makalah Teknik Produksi”,
buatan tahun 1973 masih layak Politeknik Bunda Kandung, Jakarta, 2004
digunakan untuk produksi, karena 5. ISO Recommendation 230,”Test Code
penyimpangan yang terjadi masih berada For Machine Tools”, Second edition, 1996
dalam batas-batas yang diijinkan dan 6. ISO Recommendation R 1708, ”Test
persentase bobot kerusakannya hanya Condition For General Purpose Parallel
31,4 % (lihat tabel 5.1) itu berati mesin Lathe Testing Of Accuracy”, Switzerland,
bubut tersebut masih layak untuk 1975
digunakan meskipun ada bagian yang 7. Schlesinger, G.Dr.,”Testing Machine
mengalami penyimpangan tetapi masih Tools”, Pergamon Press, 1978
dapat dilakukan penyetelan ulang 8. Terheisten,C.V., ”Alat-Alat Perkakas I”,
(adjustmen) dan scraping. Harum, 1981
2. Pada pengujian G10 terjadi perbedaan
yang mencolok antara hasil pengukuran
pada arah horisontal dan arah vertikal, hal
itu dikarenakan pada arah horisontal
posisi dari tailstock dapat diatur
(adjustmen) sehingga jika terjadi
penyimpangan yang melebihi batas dan
dapat diatasi dengan diseting ulang ke
posisi yang diijinkan. Berbeda dengan

Jurnal Mekanikal Teknik Mesin FTUP 23


Vol. 2, No. 1, Januari 2006
Lampiran 1

Ketelitian geometrik mesin perkakas

1. Kelurusan .
2. Kerataan
Batasan Masalah 3. Kesejajaran
4. Ketegaklurusan
5. Rotasi

1.Studi literatur
Metode penulisan
2.Pengujian
3.Membandingkan
data standar
Langkah persiapan
Mengkalibrasi
alat ukur

Pengujian I
N Melakukan
pengujian dari
G1 sampai G 15

Y
Data
Pengujian

Pengolahan
data
N
pengujian

1. Data pengujian
Y 2. Perhitungan
3. Lampiran, tabel
Analisa 4. Sumber tertulis
dan tidak tertulis

Kesimpulan

END

Gambar 6. Alur proses pengujian geometrik geometrik mesin bubut

Jurnal Mekanikal Teknik Mesin FTUP 24


Vol. 2, No. 1, Januari 2006
Lampiran 2

Tabel 2. Penyimpangan Kesejajaran Gerak Pindah


Penyimpangan
Hasil
No. Skema Jenis Pengujian yang diijinkan
Pengujian
(mm)

a. Pada bidang a. 0,03 0,03


G3 horisontal

b. Pada bidang b. 0,03 0,02


vertikal

Tabel 3. Data Hasil Pengukuran pada


Bidang Horisontal dan Vertikal

Jarak Pembacaan (mm) Jarak Pembacaan (mm)


Posisi Posisi
(mm) (mm)
Hor. Ver. Hor. Ver.

0 0 0 0 11 550 0,02 0,02


1 50 0,01 0,01 12 600 0,02 0,02
2 100 0,015 0,015 13 650 0,02 0,02
3 150 0,02 0,015 14 700 0,02 0,015
4 200 0,02 0,015 15 750 0,03 0,015
5 250 0,025 0,015 16 800 0,03 0,01
6 300 0,03 0,02 17 850 0,03 0,005
7 350 0,03 0,02 18 900 0,025 0,005
8 400 0,03 0,02 19 950 0,03 0,01
9 450 0,03 0,02 20 1000
10 500 0,02 0,02 21 1050

Lampiran 3

Tabel 4. Penyimpangan Kesejajaran Lubang Konis Peluncur Tailstock terhadap Gerakan Carriage

Macam Penyimpangan Hasil pengujian


No Skema Pengujian yang diijinkan
(mm)

a. Pada a. 0,02/300 0,15/300


G10 bidang kedepan kebelakang
horisontal
b. Pada b. 0,02/300 0,005/300
bidang keatas kebawah
vertikal

Jurnal Mekanikal Teknik Mesin FTUP 25


Vol. 2, No. 1, Januari 2006
Lampiran 4
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pengujian
Jumlah Item
Toleransi yang Pengujian (Σun)
No. Macam Pengujian Bobot (b)
diijinkan (mm) 21
Horizon M-200
G1 Penyelarasan terhadap Bad dan Carriage
a. Arah longitudinal 0,03 4 0
b. Arah transversal 0,04 1 0
G2 Kelurusan gerakan carriage dalam arah
0,025 4 0
horisontal
G3 Kesejajaran gerak pindah tailstock relatif
terhadap gerakan carriage
a. Arah horisontal 0,03 4 0
b. Arah vertikal 0,03 4 0
G4 Ketelitian spindel utama
a. Kesalahan aksial 0,01 1 0
b. Keming bidang muka 0,02 2 0
G5 Eksentrisitas spindel utama 0,01 1 0
G6 Simpang putar sumbu spindel utama
a. Pada spindel utama 0,01 2 0
b. Pada jarak 300mm dari spindel utama 0,02 2 1
G7 Kesejajaran sumbu spindel utama terhadap
gerakan carriage pada arah longitudinal
a. Arah horisontal 0,015/300
3 1
kedepan
b. Arah vertikal 0,02/300 keatas 3 0
G8 Simpang putar penyenter 0,015 1 0
G9 Kesejajaran sumbu peluncur luar tailstock
terhadap gerakan carriage
a. Arah horisontal 0,015/100
3 0
kedepan
b. Arah vertikal 0,02/100 keatas 3 1
G10 Kesejajaran lubang konis tail stock terhadap
gerakan carriage
a. Arah horisontal 0,02/300
3 1
kedepan
b. Arah vertikal 0,02/300 keatas 3 0
G11 Perbedaan senter headstock dan senter tailstock 0,04 tailstock
lebih tinggi dari 3 1
headstock
G12 Kesejajaran gerak peluncur terhadap sumbu
0,4/300 2 0
spindel utama
G13 Ketegaklurusan gerak tranversal peluncur silang o
0,02/300 α>90 1 1
terhadap sumbu spindel utama
G14 Ketelitian leadscrew karena keming pada
0,02 1 1
bantalan tekan
Jumlah (Σ) 51 7
Hasil pengujian x bobot (Σnk) = Σ(uxb) 16
Nilai maksimum kerusakan Σnt = ΣunxΣb 1071
Jumlah bobot kerusakan Σbk=(Σnk/Σb)xΣnt` 336
Persentase bobot kerusakan (%) = (Σbk/Σnt)x100 31,4

Keterangan : hasil pengujian (u), jika 0 = masih didalam batas toleransi yang diijinkan
1=sudah diluar batas toleransi yang diijinkan
Jurnal Mekanikal Teknik Mesin FTUP 26
Vol. 2, No. 1, Januari 2006

Anda mungkin juga menyukai