Meraih Surga Dengan Bekerja
Meraih Surga Dengan Bekerja
Khutbah Pertama:
َ ُ َْ ُْ ُ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ْ َ ﱠ
َو ُﻌ ْﻮذ ِﺑﺎ ِ ِﻣﻦ ﺷﺮو ِر أﻧﻔ ِﺴﻨﺎ، ﻧ ْﺤ َﻤ ُﺪ ُﻩ َو ْﺴﺘ ِﻌ ْﻴﻨ ُﮫ َو ْﺴﺘﻐ ِﻔ ُﺮﻩ،ِإ ﱠن ا َ ْﻤﺪ ِﻟﻠ ِﮫ
َ َ َ ََ ْ ْ ُ ْ َ َ ُ َ ُ ََ ُ ﱠ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َّ َ َ
. وﻣﻦ ﻳﻀ ِﻠﻞ ﻓﻼ ِﺎدي ﻟﮫ، ﻣﻦ ِﺪ ِﻩ ﷲ ﻓﻼ ﻣ ِﻀﻞ ﻟﮫ،ﺎت أﻋﻤ ِﺎﻟﻨﺎ ِ وﺳ ِ ﺌ
َ َ
ُْ ُ ََ ُ ُ َْ ً َ ْ َ ُ ْ َ َ َ ﱠ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ ﱠ ُ َ ﱠ َ َ
. وأﺷ ﺪ أن ﻣﺤﻤﺪا ﻋﺒﺪﻩ ورﺳﻮﻟﮫ،وأﺷ ﺪ أن ﻻ ِإﻟﮫ ِإﻻ ﷲ وﺣﺪﻩ ﻻ ﺷ ِﺮ ﻚ ﻟﮫ
َ ْ َ َ َ ْ ََ َ َ َ َ َ ﱠُ ﱠ
َ ْ ْ ُ َ
ِﺎﺑ ِﮫ وﻣﻦ ﺗ ِﺒﻌ ﻢ ِﺑ ِﺈﺣﺴ ٍﺎن ﺻ ِ ّﻞ َﻋ َﺳ ِّﻴ ِﺪﻧﺎ َو َﺣ ِﺒ ْﻴ ِ ﻨﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋ َ ِآﻟ ِﮫ وأ اﻟﻠ ﻢ
ْ
.ِإ َ َﻳ ْﻮ ِم اﻟ ِﻘ َﻴ َﺎﻣ ِﺔ
ْ َ ﱠ َ
أﻣﺎ ﻌﺪ؛
َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ ُْﱠ
ن ى َ َْ َ ْ ُْ ْ َ ﱠ ُ َ َ َﱡَ ﱠ
: ﻗﺎل ﻌﺎ. ﷲ ﻓﻘﺪ ﻓﺎز اﳌﺘﻘﻮ ِ أو ِﺻﻴﻜﻢ و ِإﻳﺎي ِﺑﺘﻘﻮ،ﻓﻴﺎ أ ﺎ اﻟﻨﺎس
َ َ
َ ُ ْ ُ ْ ُْ َ ﱠَ َ ﱠ َُ َ َُ ُ ﱠ ﱠ ُ َ َﱡَ ﱠ َ َ ُ ﱠ
ن
(( ))ﻳﺎ أ ﺎ اﻟ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨﻮا اﺗﻘﻮا اﻟﻠﮫ ﺣﻖ ﺗﻘﺎ ِﺗ ِﮫ وﻻ ﺗﻤﻮﺗﻦ ِإﻻ وأﻧﺘﻢ ﻣﺴ ِﻠﻤﻮ
َ َ و ْ َ َْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ّ ْ ُ َ َ َ ْ َ َﱡَ ﱠ ُ ﱠ ُ ْ َﱠ ُ ُ ﱠ
، وﺧﻠﻖ ِﻣ ﺎ ز ﺟ ﺎ،اﺣﺪ ٍة ِ ﺲو ٍ ))ﻳﺎ أ ﺎ اﻟﻨﺎس اﺗﻘﻮا ر ﻜﻢ اﻟ ِﺬي ﺧﻠﻘﻜﻢ ِﻣﻦ ﻧﻔ
َ
َ َ َ َ ﱠ ْ َ َ َ ُ ْ َن َ ْ ْ َ َ ﱠ ُﱠ َ ً ﱠ
ﷲ ﺎن ِإن، َواﺗﻘﻮا ﷲ اﻟ ِﺬي ﺴﺂءﻟﻮ ِﺑ ِﮫ و رﺣﺎم،َو َ ﺚ ِﻣ ْ ُ َﻤﺎ ِر َﺟﺎﻻ ﻛ ِﺜ ْ ً ا َو ِ َﺴ ًﺂء
ً ْ َ ْ ُ ََْ
((ﻋﻠﻴﻜﻢ ر ِﻗﻴﺒﺎ
Berbicara tentang hidup di dunia, maka tidak dapat dilepaskan dari berbagai
kebutuhan pelengkap lainnya. Dan diantara sunnatullah yang berlaku bagi para hamba-
Nya bahwa Allah Subhanahu Wata’ala tidak secara langsung menurunkan berbagai bentuk
kebutuhan tersebut langsung dari langit, meskipun hal demikian sangat mudah bagi
Allah Yang Maha Kuasa. Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Pemberi Rezeki
1
mewajibkan manusia untuk berikhtiar dalam rangka menjemput rezeki, disertai dengan
doa dan tawakkal kepada-Nya. Allah Subhanahu Wata’ala mengingatkan akan pentingnya
َ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ َ َ ﱠ ُ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ُ ُ َ ُْ ْ ُ َ َ َ ُ َ ﱡ
وﻗ ِﻞ اﻋﻤﻠﻮا ﻓﺴ ى اﻟﻠﮫ ﻋﻤﻠﻜﻢ ورﺳﻮﻟﮫ واﳌﺆ ِﻣﻨﻮن وﺳ دون ِإ
َ ُ َ ُ ُ َ ْ َْ َ ﱠ
اﻟﺸ َ َﺎد ِة ﻓ ُﻴ َﻨ ِّ ُﺌﻜ ْﻢ ِﺑ َﻤﺎ ﻛ ْﻨ ُﺘ ْﻢ ْﻌ َﻤﻠﻮنَﻋ ِﺎﻟ ِﻢ اﻟﻐﻴ ِﺐ و
“Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”
(QS. At Taubah: 105).
ﱠ َ ﱠ َﱠ ﱠ ْ ﱠ َ ْ ْ
ﺻ اﻟﻠ ُﮫ َﻋﻠ ْﻴ ِﮫ َو َﺳﻠ َﻢ َﻋ ْﻦ ِاﳌﻘﺪ ِام َر ِ َ اﻟﻠ ُﮫ َﻋﻨ ُﮫ َﻋ ْﻦ َر ُﺳﻮ ِل اﻟﻠ ِﮫ
ﻂ َﺧ ْ ً ا ﻣ ْﻦ َأ ْن َﻳ ْﺄ ُ َﻞ ﻣ ْﻦ َﻋ َﻤﻞ َﻳﺪﻩ َوإنﱠ َ َ َ ََ َ َ َ ٌ ََ ً َ ﱡ
ﻗﺎل ﻣﺎ أ ﻞ أﺣﺪ ﻃﻌﺎﻣﺎ ﻗ
ِ ِِ ِ ِ ِ
ْ
ُ َ َ َﱠ َ ﱠ َ
اﻟﺴﻼم ﺎن َﻳﺄ ُﻞ ِﻣ ْﻦ َﻋ َﻤ ِﻞ َﻳ ِﺪ ِﻩ ﻧ ِ ﱠ اﻟﻠ ِﮫ َد ُاو َد َﻋﻠ ْﻴ ِﮫ
Dari al-Miqdam radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang
lebih baik dari hasil usaha tangannya (sendiri), dan sungguh Nabi Dawud
‘alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya (sendiri).” (HR. Al
Bukhari)
bagi orang yang bekerja untuk mencari rezeki yang halal dan ia bersungguh-sungguh
dalam pekerjaannya tersebut, dan bahkan hal tersebut bisa menjadi jalan baginya untuk
wasallam bersabda:
2
َ َْ َ ٌ َ َ َ ْ َﻃ َﻠ ُﺐ ا
.ﻼل ﻓ ِﺮ ﻀﺔ َ ْﻌﺪ اﻟﻔ ِﺮ ﻀ ِﺔ
ِ
“Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu
(seperti shalat, puasa, dll).” (HR. ath-Thabrani dan al-Baihaqi)
Kedua; Bekerja merupakan sifat mulia yang dimiliki oleh para nabi dan orang-orang
wasallam adalah seorang pedagang yang gigih dalam usahanya. Demikian pula dalam
hadits shahih riwayat Bukhari di atas, Nabi Dawud ‘alaihissalam memperoleh makanan
Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Nabi Zakariya
Imam Abdullah bin Al-Mubarak, seorang tabi’ut tabi’in, biasa melakukan ekspor
barang dagangan dari negeri Khurasan ke Tanah Haram/Mekkah. Ketia ia ditanya, untuk
apa melakukan ini? Maka Abdullah bin Al-Mubarak menjawab: “Sesungguhnya aku
melakukan (semua) itu hanya untuk menjaga wajahku (dari kehinaan meminta-minta),
memuliakan kehormatanku (agar tidak menjadi beban bagi orang lain), dan
bin ‘Iyadh berkata: “Wahai Abdullah bin Al-Mubarak, alangkah mulianya tujuanmu itu
Ketiga; Orang yang ikhlas bekerja akan mendapatkan ampunan dosa dari Allah
Ampunan Allah bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam bekerja ini juga
3
ُ َ ْ اﻟﺼ َﻴﺎ ُم َو َﻻ ا
ّ ﻼة َو َﻻ
ُ ﱠ
اﻟﺼ ﺎ َ َﻻ ُﺗ َﻜ ّﻔ ُﺮ،اﻟﺬ ُﻧ ْﻮب َﻟ ُﺬ ُﻧ ْﻮ ً ﺎ
ﱠ َ ﱡ
ِإن ِﻣﻦ
ِ ِ ِ
ََ ْ َ َ ﺎل َو َﻣﺎ ُﺗ َﻜ ّﻔ ُﺮ َ ﺎ َﻳﺎ َر ُﺳ ْﻮ َ َُ ُْ ْ َ َ
ﷲ؟ ﻗﺎ َل اﻟ ُ ُﻤ ْﻮ ُم ِ ْ ﻃﻠ ِﺐِ ل ِ َ ﻗ ،وﻻ اﻟﻌﻤﺮة
َ َْ
اﳌ ِﻌ ْ ﺸ ِﺔ
“Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu, terdapat satu dosa yang tidak dapat
dihapuskan dengan shalat, puasa, haji dan umrah. Sahabat bertanya, “Apa
yang dapat menghapuskannya wahai Rasulullah?”’ Beliau menjawab,
“Semangat dalam mencari rizki.” (HR. ath-Thabrani)
Keempat; Mukmin yang giat bekerja akan mendapatkan cinta Allah Subhanahu
Wata’ala. Sungguh tidak ada cinta yang lebih baik, kecuali cinta dari Allah Subhanahu
Wata’ala. Dan ketika Allah telah mencintai hamba-Nya, maka Ia akan mengabulkan segala
َ َ ُْ ُْْ َ إ ﱠن
ﷲ ُﻳ ِﺤ ﱡﺐ اﳌﺆ ِﻣ َﻦ اﳌ ْﺤ ِ ف ِ
“Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala mencintai seorang mu’min
yang giat bekerja.” (HR. ath-Thabrani)
Keutamaan kelima orang yang gigih bekerja yaitu terhindar dari adzab api neraka.
"Pada suatu saat, Saad bin Muadz Al-Anshari berkisah bahwa ketika Nabi
dan menciumnya seraya berkata, “Inilah tangan yang tidak akan pernah
4
Keenam; Bekerja dengan usaha yang halal, lebih baik dan mulia daripada meminta-
minta dan menjadi beban bagi orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
َ ْ َْ ُ َ َ َ ُ ُ ْ َ ْ ًُ َ َْ ُ َ ُ ْ َ ً ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ ﱠ
ِﻷن ﻳﺄﺧﺬ أﺣﺪﻛﻢ أﺣﺒﻼ ﻓﻴﺄﺧﺬ ﺣﺰﻣﺔ ِﻣﻦ ﺣﻄ ٍﺐ ﻓﻴ ِ ﻴﻊ ﻓﻴﻜﻒ
َﺎس ُأ ْﻋﻄ َﻲ َأ ْم ُﻣﻨﻊ
َ ﱠ ُ َ ْ َ ُ ٌَْ ْ َ ْ َ ْ َ َ ﱠ
اﻟﻠﮫ ِﺑ ِﮫ وﺟ ﮫ ﺧ ِﻣﻦ أن ﺴﺄل اﻟﻨ
ِ ِ
“Sungguh jika salah seorang dari kalian mengambil tali, lalu pergi ke
gunung (untuk mencari kayu bakar), kemudian dia pulang dengan memikul
seikat kayu bakar di punggungnya lalu dijual, sehingga dengan itu Allah
menjaga wajahnya (kehormatannya), maka ini lebih baik dari pada dia
meminta-minta kepada manusia, diberi atau ditolak.” (HR. al-Bukhari)
Dalam riwayat lain juga disebutkan tentang berkurangnya kemuliaan orang yang
tidak bekerja. Dari Muhammad bin Ashim, dia berkata, “Telah sampai berita padaku bahwa
Umar bin Khatab ra. Jika melihat pemuda yang membuatnya kagum, maka ia akan menanyakan
perihal anak itu, “Apakah anak itu memiliki pekerjaan? jika dikatakan,"Tidak”, maka ia akan
dengan seorang pejuang di jalan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang
keluarganya. Tidak mungkin lagi baginya untuk bergantung pada orang tuanya begitu ia
memiliki anak dan istri sebagai tanggung jawabnya. Sebagai imbalan jika tanggung jawab
itu berhasil dipenuhi, maka Allah akan menyamakannya dengan seorang mujahid di jalan
5
Pertanyaan berikutnya adalah: bekerja yang seperti apa atau bekerja yang
bagaimana yang akan mendapatkan segala keutamaan tersebut? Maka jawabannya adalah
bukan pada jenis pekerjaan apa yang kita lakukan, namun lebih pada bagaimana cara kita
bekerja. Seorang mukmin ketika bekerja, yang dengan pekerjaannya itu insya Allah akan
Pertama; bekerja dengan niat ikhlas karena Allah Ta’ala. Ia penuhi kewajiban yang
telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya untuk mencari nafkah
yang halal. Dalam bekerja, ia tidak pernah lepas dari dzikir kepada Allah Subhanahu
Wata’ala, baik ketika memulai maupun mengakhirinya. Pekerjaan yang ia lakukan juga
tidak membuat ia lalai untuk memenuhi hak-hak Allah Subhanahu Wata’ala lainnya, seperti
Diantara bentuk itqan dalam bekerja yaitu bekerja secara cerdas yaitu memiliki ilmu dan
keahlian terkait pekerjaan yang ia lakukan dan bekerja secara tuntas sesuai dengan
standarnya atau sesuai dengan amanah yang diberikan kepadanya. Dalam sebuah hadits
Ketiga; bersikap jujur dan amanah dalam bekerja. Pada prinsipnya pekerjaan adalah
maupun kelak di Yaumul Ma’syar di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala. Oleh karena itu,
kita harus menjaga adab dan etika dalam bekerja, diantaranya tidak mengambil segala
sesuatu yang bukan haknya, tidak melakukan kecurangan, bersikap objektif dalam
memberikan penilaian, dan berbagai bentuk sikap jujur dan amanah yang lainnya.
6
َ ﱡ َ ﱠ ُ ﱠ ُ ْ ُق ْ َ ْ ُ َ َ ﱠ
ّ اﻟﻨ ّﻴ ْ َن َو
اﻟﺼ ِّﺪ ْﻳ ِﻘ ْ ن َواﻟﺸ َ ﺪ ِاء
ِ ِ ِ ﺎﺟﺮ اﻟﺼﺪو ِﻣ ن ﻣﻊ ِ اﻟﺘ
“Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya, (kelak akan
dikumpulkan) bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada.” (HR.
Turmudzi)
Hal berikutnya yang harus diperhatikan dalam bekerja adalah tidak melanggar
prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah yang pertama yaitu dari sisi dzat atau substansi
dari pekerjaan tersebut, seperti menjual atau memproduksi barang yang diharamkan oleh
pornografi), mengandung unsur riba, judi, gharar atau penipuan, dan lain sebagainya.
Prinsip syariah yang kedua yaitu dari sisi penunjang yang tidak terkait langsung
dengan pekerjaan tersebut, seperti adanya praktik suap (risywah), membuat fitnah dalam
persaingan, tidak menutup aurat, campur baur yang tidak jelas antara laki-laki dengan
Dan apabila terdapat hal yang meragukan atau tersamar (syubhat) antara yang halal
dan haram, maka kita diperintahkan untuk berhati-hati dan jangan sampai terjerumus di
"Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-
perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara
yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan..." (HR.
Muslim)
7
Kelima; menjaga etika sebagai seorang muslim. Bekerja juga harus memperhatikan
adab dan etika sebagai seorang muslim, seperti etika dalam berbicara, berpakaian,
bergaul, makan, minum, berhadapan dengan pelanggan, rapat, dan sebagainya. Bahkan
akhlak atau etika ini merupakan ciri kesempurnaan iman seorang mukmin. Dalam sebuah
ًُُ َ ً َ ْ ُْ َْ
أﻛ َﻤ ُﻞ اﳌﺆ ِﻣ ِﻨ ْ ن ِإ ْﻳ َﻤﺎﻧﺎ أ ْﺣ َﺴ ُ ُ ْﻢ ﺧﻠﻘﺎ
“Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mukmin adalah yang paling
baik akhlaknya.” (HR. Turmudzi)
Dan yang keenam dan terakhir adalah: hendaknya kita senantiasa menjaga
Ukhuwwah Islamiyyah. Pekerjaan yang kita lakukan sering menuntut kita untuk bekerja
sama dengan orang lain, wabil khusus dengan saudara muslim yang lain. Untuk itu, jangan
Ukhuwwah Islamiyyah. Justru sebaliknya, pekerjaan kita seharusnya menjadi sarana untuk
ber-ta’awun ‘alal birri wattaqwa atau saling tolong menolong dan bekerja sama dalam
Demikianlah beberapa keutamaan seorang mukmin yang ikhlas dan giat dalam
mencari nafkah yang halal dan beberapa prinsip yang harus dipenuhi oleh seorang
muslim ketika bekerja. Mudah-mudahan kita semua diberikan kemudahan oleh Allah
Subhanahu Wata’ala untuk mencari rezeki yang halal dan berkah, serta pekerjaan kita
dijadikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala sebagai sarana untuk meraih surga-Nya.
Allahumma Amiin.
ْ ّ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ُْ ْ ْ َ ْ َََ َ ْ َ ﱠ ْ ُ ََ ْ ُ َ َ َ
اﻟﺬﻛ ِﺮ ِ ﺎت وِ وﻧﻔﻌ ِ و ِإﻳﺎﻛﻢ ِﺑﻤﺎ ِﻓﻴ ِﮫ ِﻣﻦ ﻳ،ﺑﺎرك ﷲ ِ وﻟﻜﻢ ِ اﻟﻘﺮ ِآن اﻟﻌ ِﻈﻴ ِﻢ
َُ ْ ْ َ ْ َ ْ ُ ََ ْ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ََ َ َ ْ ْ َ ُ ْ ُ َ ْ َ ْ
ِإ ﱠﻧ ُﮫ ُ َﻮ اﻟﻐﻔ ْﻮ ُر،ﺎﺳﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ْو ُﻩ أﻗﻮل ﻗﻮ ِ ﺬا وأﺳﺘﻐ ِﻔﺮ ﷲ اﻟﻌ ِﻈﻴﻢ ِ وﻟﻜﻢ ﻓ،ا ِﻜﻴ ِﻢ
اﻟﺮ ِﺣ ْﻴ ُﻢ
ﱠ
8
Khutbah Kedua:
9
Gerakan Wakaf Tunai
Rp. 3.000.000 /M2
Layanan Berdonasi
Salurkan Zakat, Infaq, Sedekah
& Wakaf melalui l.ayanan kami
Jemput Zakat INGIN HARTA BERKAH
Hotline BERLIMPAH?
Untuk Pembangunan Pondok Pesantren Darud
Dakwah. Pesantren untuk mencetak para da’i penghafal
0857 9997 0010 SALURKAN SEDEKAH LEWAT
qur’an untuk menjadi imam dan khotib profesional.
Alhamdulillah 20% pembangunan pondok
pesantren Darud Dakwah sudah berjalan. 80 % (1,9 M) Transfer Rekening
menunggu amal jariyah ummat.
BSM No Rek. 7108844994 a.n Ikadi DIY
kode Mandiri Syari’ah : 451
BNI Syariah. No Rek. 558870242 a.n Ikadi DIY
kode BNI Syari’ah : 009
Oleh
Ibu Dra
Hot line
Konsultasi zakat