PENJELASAN UMUM
I. URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Pemeliharaan Gedung Kuliah Keperawatan;
b. Istilah ‘Pekerjaan’ mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan
lainnya), bahan bangunan dan peralatan/ perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termaksud;
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-Gambar Rencana,
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang disampaikan selama
pelaksanaan.
1.2. BATASAN/PERATURAN
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
c. Peraturan Pemerintah RI No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.
22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No. 14 Tahun 2020 Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor : 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Gedung
Negara.
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung;
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;
j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan;
l. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat
Kebakaran pada Bangunan Gedung;
m. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56);
n. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971);
o. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982);
p. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja);
q. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja);
r. SKSNI T-15-1991-03;
s. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI);
t. Algemenee Voorwarden (AV);
u. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 1726-2002;
v. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI T-15-1991-03 dan SNI 03-
XXXX-2002;
w. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002;
x. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SKBI – 1.3.53.1987;
3.2. DAYA
a. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/ biaya sendiri untuk peralatan dan
penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem
listrik harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar
jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan.
3.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
a. Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, dan halaman kerja (work yard) di
dalam halaman pekerjaan , sesuai yang diperlukan sebagai diatur dalam Kontrak. Kontraktor
harus menyediakan untuk pekerja sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai.
b. Kontraktor harus membuat tata letak/ denah halaman proyek dan rencana konstruksi.
KETERANGAN
1. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun jendela, termasuk
menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2. PERSIAPAN MATERIAL, antara lain: Alumunium YKK, kaca 5 mm.
3. PERSIAPAN ALAT KERJA, antara lain: waterpass, meteran, bor tembok, obeng, baji karet atau kayu, isolasi
kertas, isolasi plastik dan fisher.
4. PERSIAPAN TENAGA, antara lain: Pekerja 8 Orang, Tukang 4 orang.
5. PERSIAPAN WAKTU, antara lain: waktu yang digunakan kurang lebih 10 hari.
2. Spesifikasi Teknis
Sesuai gambar kerja.
3. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Gambar Detail Pelaksanaan.
a) Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan rangka dan bingkai,
pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.
b) Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam Gambar Detail Pelaksanaan.
c) Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir penyetelan semua
pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi
Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.
5. Pengiriman dan Penyimpanan
a) Pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan Gambar Kerja, bebas dari
bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
b) Segera setelah didatangkan, pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus ditumpuk dengan baik
ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi terhadap kerusakan dan gesekan, sebelum dan
setelah pemasangan.
c) Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan, plesteran, cat dan lainnya.
6. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi kesempurnaan
pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan lainnya seperti ditunjukkan dalam
spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.
1.4. BAHAN-BAHAN
1. Alumunium
a) Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah dari jenis alumunium
alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ATSM B221 M, merek YKK, dalam bentuk
profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear anodized minimal 16 mikron yang diberi
lapisan warna akhir polish snolok di pabrik dalam warna sesuai Skema warna yang ditentukan
kemudian
b) Tebal profil minimal 1,3 mm, dengan ukuran 3” x 1 ¾” dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi
profil dapat berubah tergantung jenis profil yang nanti disetujui
c) kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan perlengkapan standar dari
pabrik pembuatan.
2. Alat Pengencang dan Aksesori.
a) Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300 dengan pemasangan kepala
tertanam untuk mencegah reaksi elektronik antara alat pengencang dan komponen yang
dikencangkan.
b) Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm.
c) Penahan udara dari bahan vinyl.
d) Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
2.3. BAHAN-BAHAN
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar dan ketebalannya
merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI
15-0130 – 1987, seperti tipe Indoflot buatan Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
11.2.2 STANDAR/RUJUKAN
1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2. Standar Nasional Indonesia (SNI)
3. SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris
4. Australian Standard (AS)
5. British Standard (BS)
6. American National Standard Institute (ANSI).
11.2.3 PROSEDUR UMUM
1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh Membrane Bakar (aspal) t=4 mm harus diserahkan sebanyak 1.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman Membrane Bakar (aspal) t=4 mm ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik
yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
11.2.4 BAHAN-BAHAN
1. Umum.
Membrane Bakar (aspal) t=4 mm harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang
memenuhi ketentuan SNI.
Membrane Bakar (aspal) t=4 mm yang cacat, tidak boleh dipasang.
Cara pemasangan yang pertama adalah, bersihkan terlebih dahulu struktur beton yang nantinya akan dilapisi
dengan membran ini hingga terhindar dari butiran pasir dan debu yang dapat merusak kualitas membran.
Pastikan Anda melakukan proses pembersihan ini dengan benar dan teliti, bidang yang akan di asphalt yang
datar dan bersih dari debu juga kotoran matrial seperti kerikil, paku dan lain lain. kotoran ini kalau tidak
dibersihkan akan membuat membran yang terpasang menjadi bocor.
Pembersihan juga dapat menggunakan mesin vacum khusus agar mempermudah pekerjaan pembersihan.
Vacum yang digunakan haruslah memiliki daya hisap yang kuat dan dapat menghisap butiran padat.
b. Lapisan Dasar
Kemudian langkah selanjutnya adalah mulai untuk melabur atau melapisi pemukaan lantai beton
menggunakan primer coating atau juga bisa menggunakan aspal cair dengan spesifikasi khusus. Untuk caranya,
cukup dengan meratakan primer coating pada seluruh permukaan beton secara merata dengan ketebalan
yang sama.
Pemberian lapisan primer coating ini bertujuan agar membran bakar dapat dengan sempurna merekat pada
permukaan beton atau pun jenis material lainnya pada saat tahap pembakaran.
persiapan selanjutnya adalah persiapan alat, alat ini berupa torch api yang bisa diatur untuk mematikan dan
menghidupkan api, gas elpiji yang tersambung ke alat bakar (torch) tadi, serta beberapa scrup dempul.Tahap
selanjutnya adalah memasangkan asphalt pada bidang yang sudah dilapisi primer sebelumnya, letakkan roll
asphalt pada bidang, buka roll asphalt dan bakar sedikit demi sedikit, lebih baik dibakar setiap jarak 50cm.
tepuk dengan tangan supaya asphat merekat pada bidang kerja, terus saja membakar begitu sampai semua
bidang tertutupi.setelah semua terpasang anda harus menutup bagian tepi asphalt juga dengan membakar.
Lakukan pengecekan kerapatan dengan cara pembakaran lembaran membran secara merata pada keseluruhan
lembaran roll membran. Pada saat pembakaran membran sambil di bentangkan agar dapat langsung
terpasang. Perhatikan sambungan antar lembaran membran agar jangan sampai terkelupas atau pun kurang
bakar, karena dari sambungan membran tersebut paling sering sekali dapat masuk kedalam lapisan bawah
membran.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan pengecatan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standar spesifikasi dari
pabrik.
a. Contoh–contoh :
Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada Direksi Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.
- Pelaksanaan
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan menunjukkan surat
keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Cat yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam produk saja.
d. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat menimbulkan
kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya tambahan.
e. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun terhadap sinar matahari dari
pabrik pembuatnya berupa Sertifikat Jaminan sesuai dengan volume yang dibutuhkan.
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan memakai bahan-
bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai
pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua permukaan baja/besi,
kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar dan
RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan ini.
13.2LINGKUP PEKERJAAN
a) Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga kerja dan bahan-
bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini.
b) Kecuali ditentukan lain, semua permukaan plafond harus dicat dengan standar pengecatan minimal 1
(satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
13.3PROSEDUR UMUM
a) Data Teknis dan Kartu Warna.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan digunakan,
untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
Semua warna ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan akan diterbitkan secara terpisah dalam
suatu Skema Warna.
b) Contoh dan Pengujian.
Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam kemasan tertutup,
bertanda merek dagang dan mencanbtumkan identitas cat yang ada didalamnya, serta harus
diserahkan tidak kurang 1 (satu) bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk
memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.
Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1 liter contoh dari
setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari
kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-
benar dapat mewakili.
Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas 2 (dua)
potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x 300mm untuk masing-masing
warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Konsultan Pengawas
guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata
tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab Kontraktor.
13.4BAHAN-BAHAN
a) Umum.
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas menunjukkan
nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal
pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih
absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan
pada daftar cat.
Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang dengan cat
akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus
berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Jotun atau setara.
b) Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
a) Water-based sealer untuk permukaan plafond.
c) Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
a) Emulsion untuk permukaan interior, papan gipsum dan panel kalsium silikat.
b) Emulsion khusus untuk permukaan eksterior, papan gipsum dan panel kalsium silikat.
2. Proses Pengecatan.
a) Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk memberikan
kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan
dari pabrik pembuat cat dimaksud.
b) Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai
ketentuan berikut.
1) Permukaan Interior, Gypsum
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
2) Permukaan Eksterior Gypsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.
c) Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan ketentuan dan/atau
standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk digunakan.
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja, pengecetan dan finishing dengan
kebutuhan persyaratan sebagai berikut :
a. Pek. Rangka Hollow 40x40 mm
b. Pekerjaan ACP PVDF 0,3mm
2. PERSIAPAN MATERIAL, antara lain: ACP PVDF 0,3, rangka besi hollow 40x40mm.
3. PERSIAPAN ALAT KERJA, antara lain: Bit router, Mata mesin potong, Sekrup PH ukuran 8x½ inc, Sekrup
PH ukuran 8x¾ inc, Dynabolt, Mur baut, Kawat Las, Lap Majun, Waterpas, meteran 5 – 15 m, Palu
paku, Meteran Siku,Tang.
4. PERSIAPAN TENAGA, antara lain: Pekerja 8 Orang, Tukang 2 orang.
5. PERSIAPAN WAKTU, antara lain: waktu yang digunakan kurang lebih 14 hari.
a. Bahan :
Bahan : Alumunium Composit
Tebal : 3 mm
Berat : 5-6 kg/m2
Bending Strength : 45 – 60 kg/4mm
Heat Deformation : 200 derajat celcius
Sound Insulation : 24 – 39 dB
Finished : Flourocarbond factory finished.
Warna : Disesuaikan (Lihat Brosur )
Alumunium skin thicknees : 0,3mm
Coating type : PVDF
b. Bahan composit tidak mengandung racun / non toxic;
c. Bahan composit harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian;
d. Bahan yang digunakan dari produksi Seven, Reynobond, Seven Reynobond Alpolic dengan
PVDF 0,3 SELF CLEANING.
e. Contoh-contoh;
Kontraktor pelaksana diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada direksi
lapangan untuk mendapat persetujuan Pemberi Tugas
8.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Persiapan
1) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan alumunium composite panel
2) Approval material yang akan digunakan
3) Persiapan lahan kerja
4) Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel, rangka alumunium, baut
dynabolt, sekrup, sealant, dll
5) Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang, selang air,
cutting well, gerinda, bor, gun sealant, steiger, dll
b. Pengukuran
1) Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk area yang akan
dipasang alumunium composite panel
c. Pelaksanaan pekerjaan alumunium composite panel
2) Fabrikasi rangka dan alumunium composite panel sesuai ukuran gambar kerja
3) Pasang benang untuk acuan pemasangan rangka dan alumunium composite panel
4) Pasang dudukan rangka pada area dengan perkuatan baut dynabolt.
5) Pasang rangka alumunium pada dudukan rangka
6) Cek kerataan dan kesikuan rangka alumunium terpasang
7) Pasang alumunium composite panel pada rangka alumunium dengan perkuatan sekrup
8) Cek kerataan dan kesikuan pemasangan alumunium composite panel
9) Perapihan nat antara alumunium composite panel dengan sealant
10) Setelah pekerjaan selesai, bersihkan pelindung blue sheet pada alumunium composite panel
11) Fasteners, termasuk sekrup tersembunyi, kacang-kacangan, baut dan item lainnya yang
diperlukan untuk menghubungkan aluminium.
12) Blind digunakan untuk memasang paku keling panel ke sub-frame aluminium akan aluminium
paduan dengan baja stainless Mandrel.
13) Semua panel harus dipotong dan diarahkan menggunakan peralatan dan alat-alat yang
direkomendasikan dan disetujui oleh produsen panel. Setelah lipat ke dalam kaset, sebuah
aluminium ekstrusi profil Akan ditetapkan untuk 25mm minimum dalam tikungan kembali
menggunakan paku keling 5mm.
14) Jika penguatan panel akan dibutuhkan, sebuah aluminium ekstrusi profil yang sesuai
penampang dan kekuatan akan terikat ke sisi sebaliknya panel menggunakan pita perekat
dua sisi "3M VHB4991" atau PU perekat "Sikaflex-221". Penerapan sistem ikatan akan
diperketat sesuai dengan spesifikasi manufaktur dan rekomendasi. Ujung mekanis stiffener
akan bergabung ke panel sub-frame.
15) Setiap panel harus ditandai di sisi sebaliknya untuk memudahkan identifikasi ukuran dan
lokasi.
16) Selesai panel akan disimpan dan dikirim ke site/ lokasi dalam posisi vertikal, face-to-face resp.
back-to-kembali, dengan perlindungan yang memadai untuk mencegah goresan dan penyok.
17) Pengelupasan pelindung diterapkan pabrik-off foil hanya boleh dihapus setelah panel
terinstal.
18) Hasil pemasangan pekerjaan Alumunium Composit Panel harus merupakan hasil pekerjaan
yang rapi dan tidak bergelombang;
19) Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun dari PPG Factory
terhadap warna dan kualitas alumunium berupa Sertifikat Jaminan sesuai dengan volume
yang dibutuhkan.
6.2. STANDAR/RUJUKAN
American Society for Testing and Materials (ASTM)
Pelaksanaan
a. Menyiapkan alat yang diperlukan untuk memudahkan pemasangan Gypsum board t = 9 mm.
Peralatan yang diperlukan cukup sederhana antara lain cutter, impact drill(bor) bolak balik ukuran
10 mm, mata bor untuk sekrup, angel grinder, siku, meteran ukur, palu, kabel daya dan stop
kontak,selang air (waterpas).
b. Menyiapkan bahan. Secara umum bahan yang diperlukan antara lain rangka plafon (saya rekomendasi
kan menggunakan alumunium hollow galvalum), shunda plafon, paku beton untuk memaku rangka
hollow pada dinding, sekrup ukuran 6 x 1” untuk bahan plafon dan list ke rangka hollow dan lainnya.
c. Ukur rencana tinggi plafon. Sebaiknya tidak melebihi ring balok. Gunakan selang air untuk mengatur
ketinggian agar sama tinggi (waterpas).
d. Pasang rangka hollow, sesuaikan dengan ukuran ruangan. Dan sesuaikan rentang rangka di kisaran 60-
70 cm semakin rapat rangka semakin baik. Namun umum nya kami standart nya di kisaran 60cm
rentang rangka nya.
e. Pasang list plafon telebih dahulu pada salah satu dinding. Gunakan gerinda atau gergaji pipa paralon
untuk memotong bagian sudut list. Umum nya jika pemasangan plafon list profile nya di pasang
terakhir, kalau shunda plafon list profil di pasang lebih dahulu karena list ini fungsi nya untuk
mengunci bahan plafon Gypsum board t = 9 mm nya agar tidak terlepas. Pasang lis menggunakan
sekrup dan bor, dengan jarak 50 cm.
f. Pasang plafon mulai dari pinggir. Jika memang harus dipotong, gunakan cutter untuk memotongnya
dan jika membutuhkan potongan siku sebaiknya menggunaka penggaris siku sehingga potongan nya
sesuai.
g. Tempelkan plafon menggunakan sekrup pada bagian pinggir Interlocking nya pastikan penggunaan
sekrup sesuai rentang nya semakin jarang di baut kemungkinan bahan plafon terlepas bisa terjadi
dan tutup kembali bagian baut dengan bahan plafon selanjutnya.
h. Finishing, yaitu melakukan pemeriksaan pada setiap bagian plafon yang masih terlihat belum rapi
masih belum rapat Tahap selanjutnya adalah pemasangan lis terakhir sebagai penutup pada bagian
ini bisa di sekrup atau tidak