UNIVERSITAS FAJAR
2021
1
A. Latar Belakang
Digital transformasi adalah topik yang menjadi perhatian bagi banyak perusahaan dan
researcher yang berhubungan erat dengan perkembangan teknologi dan inovasi disrupsi.
Dampak dari berkembangnya teknologi digital menjadikan organisasi perusahaan
menghadapi ekosistem yang tidak pasti atau biasa dikenal dengan VUCA (volatile,
uncertainty, complex dan ambiguity). Mengapa dampak digital tenologi dan inovasi disrupsi
menyebabkan ketidak pastian? Scott Brinker (2016) dari Hubspot, secara khusus
mengemukan fenomena yang dikenal dengan “Martec Law”, menyatakan bahwa teknologi
memiliki pertumbuhan yang eksponensial jauh melebihi dari ketangkasan organisasi yang
cenderung bertumbuh secara logaritmik, seperti terlihat di Gambar 1. Transformasi
merupakan salah satu jawaban dari bagaimana organisasi perusahaan menyesuaikan
perubahan dengan melakukan secara logaritmik. Hal ini menyebabkan munculnya
kesenjangan antara perkembangan teknologi dan respon organisasi terhadap perubahan
tersebut. Untuk mengurangi kesenjangan tersebut, Brinker merekomendasikan agar
perusahaan dapat mengejar ketinggalan dalam marketing modern dengan melakukan inovasi
secara terus menerus dan tidak underestimate terhadap kapabilitas internal perusahaan atau
lebih dikenal dengan Inverse Lake Wobegon effect, hal kedua yang penting adalah secara
strategik memilih teknologi yang memiliki dampak signifikan terhadap perubahan,
mengembangkan organisasi yang memiliki ketangkasan, dan sejalan dengan prinsip
ambidexterity dan absorption capacity (Kranz, Hanelt, & Kolbe, 2016; Popadić, Černe, &
Milohnić, 2015), secara revolutioner melakukan reset organisasi dengan mengubah proses
rutin dan biasa menjadi poses yang luar biasa dan disruptive (Brinker, 2016).
Keempat cara tersebut perlu dilakukan dalam upaya mengejar ketinggalan disamping
untuk mengantisipasi perubahan paradigma sebagai akibat timbulnya teknologi baru terutama
teknologi digital. Cap Gemini (2017) mengemukakan bahwa perubahan paradigma organisasi
berhubungan dengan perpseptif organisasi, cara kerja organisasi dan style dari kepemimpinan
(Gemini, 2017)
Mengingat begitu pentingnya budaya perusahaan, di dalam era digital yang menjadi
pertanyaan selanjutnya apakah perusahaan- perusahaan yang memerlukan corporate culture
di era digital disaat kolaborasi entrepreneur dan inovasi semakin konvergen dan tidak ada
pembeda dengan yang lain seperti pertanyaan riset yang dibahas oleh universitas MIT
(Michelman, 2017). Jika masih berpengaruh, maka faktor apa saja yang berpengaruh dalam
pembentukan budaya perusahaan di perusahaan Indonesia?
Dari Tabel 1. Kalo dilihat dari faktor utama perubahan berhubungan dengan manusia
mulai dari mindset, hati, DNA, dan juga perilaku dari individu, grup dan organisasi (Singh &
Atwal, 2019). Beberapa studi menyatakan bahwa pengembangan budaya digital tidak terlepas
juga dari pengembangan budaya lokal atu tradisional terutama untuk produk digital (Hartl &
Hess, 2017; Rab, 2007) disamping itu pengembangan dari budaya digital harus berdasarkan
apa yang menjadi kebutuhan kastamer ke depan (McKinsey, 2017; Wokurka et al., 2016)
untuk dapat menciptakan perilaku yang fokus pada customer innovative, agile, collaborative
(Microsoft, 2017; Leonardus W.Wasono Mihardjo, Sasmoko, Alamsyah, & Elidjen, 2019;
Mohebi, 2019; Wokurka et al., 2016), dengan beberapa prinsip (Gemini, 2017) sebagai
berikut;
(1) digital culture memastikan bahwa elemen utama dari kesinambungan usaha adalah
kastamer sehingga budaya yang diciptakan memungkinkan karyawan untuk memampukan
melakukan inovasi, mengembangkan ide dan kreativitas serta mengambil keputusan dengan
cepat. (2) kapabilitas budaya digital mampu menciptakan nilai tambah bagi perusahaan
melalui kemampuan ketangkasan perusahaan (agile) untuk dapat malakukan aliansi dan
kolaborasi dengan stakeholder di dunia digital yang secara alami memiliki prinsip-prinsip:
saling berinteraksi, berinterkoneksi, berkonvergensi (Rab, 2007). (3) Digital culture akan
efektif jika dibantu oleh kepemimpinan yang mampu memanaje secara transparan dan
kemampuan mengatasi kerentanan sehingga dapat dipercaya, dan memampukan sumber daya
manusia untuk yakin akan perubahan yang lebih baik melalui pendekatan top-down (4).
Budaya digital mampu mentransformasi kapabilitas sumber daya terutama karyawan untuk
memiliki mindset baru dalam mensuport transformasi perusahaan yang lebih agile,
innovative dan collaborative. Mengingat pentingnya budaya digital
Budaya Digital
Budaya digital
Ketangkasan organisasi
Optimalisasi Aset
kepemimpinan digital
Distinctive organization
customer experience
co-creation
Hasil penemuan ini membawa implkasi pada praktisi berhubungan dengan model
transformasi yang seusai dengan kondisi di Indonesia yang disebut dengan co-creation-
innovation model seperti terlihat pada Gambar 8.
Model co-creation innovation ini menekankan bahwa transformasi digital yang sesuai
dengan kondisi perusahaan di Indonesia bertumpu pada kolaborasi co-creation dan inovasi di
business model yang fokus pada pengalaman pelanggan dengan enablernya adalah perubahan
di organisasi. Penemuan lainnya adalah berhubungan dengan phase transformasi. Karena
masih kuatnya aset yang dimiliki oleh perusahaan di Indonesia, maka transformasi digital di
Indonesia harus dimulai dari transformasi yang berbasiskan kompetensi utama perusahaan.
Dalam industri TIK kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan adalah konektivitas maka
transformasi digital dimulai dari digital konektivitas sebelum kemudian secara perlahan
mengarah kepada layanan digital (digital service) sesuai dengan konsep service dominan
logic yang dikembangkan oleh Vargo dan Lucsh.
E. Penutup
Digital transformasi memberi pengharapan bagi semua pemangku usaha untuk dapat
memberikan bisnis dan nilai yang signifikan bagi kastamer dan organisasi namun banyak
gagal karena tidak kuatnya budaya perusahaan. Meskipun digital menjadikan industri
menjadi global, budaya digital masih diperlukan karena budaya tersebut tidak saja
memperhatikan budaya global namun juga terdapat budaya tradisional yang akan menjadi
pembeda bagi perusahaan dalam memberikan layanan dan produk ke kastasmer. Faktor -
faktor yang berperan dalam kesuksesan perusahaan dan transformasi yang berhubungan
dengan budaya, antara lain:
1. Seluruh pimpinan dan Managers perlu merumuskan strategi digital baik jangka pendek
dan panjang melalui transformasi digital dan merumuskan budaya digital untuk dapat
mempercepat proses transformasi..
2. Budaya digital menjadi elemen yang sangat penting dalam melakukan bisnis transformasi
dalam lingkungan yang dinamis dan komplek. Budaya digital mengintegrasikan nilai-
nilai, belief, perilaku yang disusun secara botom-up dan top down yang fokus pada
kastamer, menciptakan kapabilitas agile, inovatif, dan kolaborasi, dikomandoi oleh
kepemimpinan digital yang mendorong pemberdayaan dan peningkatan kompetensi dari
sumber daya untuk berani mengambil risiko dan menciptakan mindset dan jiwa
entreprenur dalam upaya mendorog percepatan transformasi digital.
3. Komponen utama dari budaya digital adalah manusia, baik dari sisi pimpinan maupun
karyawan. Kesenjangan antara pimpinan dan karyawan harus dapat disolusi dengan
segera sebagai bagian dari roadmap dari tranformasi digital. Dengan adanya budaya
digital mampu menghancurkan silo-silo yang terjadi sehingga tercipta kolaborasi antar
fungsi dan departemen. Dengan adanya kolaborasi dan sharing informasi maka cara kerja
dan nilai nilai lama dapat ditinggalkan.
4. Untuk dapat memastikan bahwa budaya digital dapat terimplementasi maka pimpinan dan
segenap karyawan bersama-sama mewujudkan implementasi dalam perilaku yang
kongkret. Pembentukan agen-agen perubahan sebagai bagian formal organisasi
perusahaan, penerapan KPI, aktivasi dan komunikasi budaya digital sebagai bagian dari
proses perusahaan, kolaborasi melalui media digital, dan peningkatan kompetensi digital
menjadi fondasi utama dalam transformasi digital.
5. Budaya digital menjadi faktor utama dalam transformasi digital di Indonesia. Dengan ada
budaya digital di Indonesia. Dengan budaya digital yang kuat dapat mendorong proses
transformasi bagi perusahaan di Indonesia yang menghadapi kendala dari lingkungan
digital terutama infrastruktur yang masih belum ideal. Dengan adanya budaya digital
memungkinkan perusahaan di Indonesia untuk fokus pada pengalaman pelanggan,
menciptakan inovasi melalui bisnis model dan kolaborasi melalui co-creation dengan
kastamer
6. Dari Penelitian terhadap perusahaan di Indonesia ditemukan bahwa saat ini kapabilitas
kolaborasi melalui co-creation masih jauh dibawah kapabilitas transformasi yang lain
seperti distinctive organisasi, customer experience dan inovasi bisnis model. Penelitian ini
menemukan bahwa model transformasi perusahaan TIK di Indonesia masih bertumpu
pada aset teknologi yang dimiliki sehingga model transformasi berbasis co-creation
inovasi di Indonesia harus bertumpu pada kompetensi utama dari masing-masing
Perusahaan.
.
Daftar Pustaka
Baker, W. (2003, September). Building collaborate relationships. Leader to Leader, 28(Spring), 11–15.
Bansal, S. (2018). Industry 5 . 0 – Next Generation Customer Experience Redefined ? Retrieved
from https://www.thedigitaltransformationpeople.com/channels/customer- engagement/industry-5-0-
next- generation-customer-experience-redefined/
Blaschke, M., Kazem Haki, M., Aier, S., & Winter, R. (2018). Value co-creation ontology-A service-
dominant logic perspective. MKWI 2018 - Multikonferenz Wirtschaftsinformatik, 2018-March, 398–
409.
Brinker, S. (2016). Martec’s Law: the greatest management challenge of the 21st century, Chief Marketing
Technologist. Retrieved from https://chiefmartec.com/2016/11/martecs-law-great-management-
challenge-21st-century/
Capgemini Consulting. (2017). Digital Transformation Review: The digital culture journey: all on Board
(Vol. 10.). Retrieved from https://www.capgemini.com/de-de/wp-
content/uploads/sites/5/2017/08/digital_transformation_review_10.pdf
Chakravorti, B., & Chaturvedi, R. S. (2017). Digital Planet 2017 How Competitiveness and Trust in
Digital Economies Vary Across the world, (July).
Chen, C.-D., Zhao, Q., Wang, J.-L., Huang, C.-K., & Lee, N. C. A. (2017). Exploring Sharing Economy
Success: Resource- Based View and the Role of Resource Complementarity in Business Value Co-
Creation. Twenty First Pacific Asia Conference on Information Systems. Retrieved from
http://aisel.aisnet.org/pacis2017%0Ahttp://aisel.aisnet.org/pacis2017%0Ahttp://aisel.aisnet.org/pacis
2017/169%0Ahttp://aisel.aisnet.org/pacis2017%0Ahttp://aisel.aisnet.org/pacis2017/169
Durham, T., Fross, T., & Rosethorn, H. (2019). Catalysts : The Cultural Levers of Growth in the Digital
Age.
Frow, P., Nenonen, S., Payne, A., & Storbacka, K. (2015). Managing Co-creation Design: A Strategic
Approach to Innovation. British Journal of Management, 26(3), 463–483.
https://doi.org/10.1111/1467-8551.12087
Gemini, C. (2017). Digital Age : The Quantum Leap of your Corporate Culture.
Grönroos, C. (2011). Value co-creation in service logic: A critical analysis. Marketing Theory, 11(3), 279–
301. https://doi.org/10.1177/1470593111408177
Guy, J. S. (2019). Digital technology, digital culture and the metric/nonmetric distinction. Technological
Forecasting and Social Change, 145(May), 55–61. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2019.05.005
Harshak, A., Schmaus, B., & Dimitrova, D. (2013). Building a digital culture - How to meet the challenge
of multichannel digitization. Originally Published by Booz & Company in 2013., 1–15.
Hartl, E., & Hess, T. (2017). The role of cultural values for digital transformation: Insights from a delphi
study. AMCIS 2017 - America’s Conference on Information Systems: A Tradition of Innovation,
2017- August, 1–10.
Hemerling, J., Kilmann, J., Danoesastro, M., Stutts, L., & Ahern, C. (2018). It’s Not a Digital
Transformation Without a Digital Culture. Boston Consulting Group. Retrieved from
https://www.bcg.com/publications/2018/not-digital-transformation-without-digital-culture.aspx
Jacobi, R., & Brenner, E. (2017). How large corporations survive digitalization. In Digital Marketplaces
Unleashed (pp. 83–97). https://doi.org/10.1007/978-3-662-49275-8_11
Jantti, M., & Hyvarinen, S. (2018). Exploring Digital Transformation and Digital Culture in Service
Organizations. In 2018 15th International Conference on Service Systems and Service Management,
ICSSSM 2018 (pp. 1–6). IEEE. https://doi.org/10.1109/ICSSSM.2018.8465007
Karimi, J., & Walter, Z. (2015). The role of dynamic capabilities in responding to digital disruption: A
factor- based study of the newspaper industry. Journal of Management Information Systems, 32(1),
39–81. https://doi.org/10.1080/07421222.2015.1029380
Kohnke, O. (2017). It’s Not Just about Technology: The people side of digitization. In Shaping the Digital
Enterprise (pp. 69–91). Springer, Waldorf. https://doi.org/10.1007/978-3-319-40967-2
Kranz, J. J., Hanelt, A., & Kolbe, L. M. (2016). Understanding the influence of absorptive capacity and
ambidexterity on the process of business model change – the case of on-premise and cloud-
computing
software. Information Systems Journal, 26(5), 477–517. https://doi.org/10.1111/isj.12102
Lang, K., & Shang, R. (2015). Consumer Co-creation of Digital Culture Products : Business Threat or New
Opportunity ? Consumer Co-creation of Digital Culture Products : Business Threat or
New Opportunity ? Journal of Association for Information Systems, 16(9), 766–798.
Larjovuori, R., & Bordi, L. (2018). Leadership in the digital business transformation. In proceeding on
22nd International Academic Mindtrek’18 (pp. 1–10). https://doi.org/10.1145/3275116.3275122
Lin, C., & Kunnathur, A. (2019). Strategic orientations, developmental culture, and big data capability.
Journal of Business Research, 105(November 2018), 49–60.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.07.016
Lusch, R. F., & Nambisan, S. (2015). service Innovation: a service dominant logic perspective. MIS
Quarterly, 39(April), 155–175.
Martínez-Caro, E., Cegarra-Navarro, J. G., & Alfonso-Ruiz, F. J. (2020). Digital technologies and firm
performance: The role of digital organisational culture. Technological Forecasting and Social
Change, 154(February), 119962. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2020.119962
McKinsey. (2017). Culture for a digital age. McKinsey, 94(4), 96–105. Retrieved from
https://www.mckinsey.com/business-functions/digital-mckinsey/our-insights/culture-for-a-digital-
age
Michelman, P. (2017). The end of corporate culture as we know it. MIT Sloan Management Review, 58(4),
1. https://doi.org/10.7551/mitpress/11645.003.0012
Microsoft. (2017). Creating a culture of digital transformation Contents.
Mihardjo, Leonardus W.Wasono, Sasmoko, Alamsyah, F., & Elidjen. (2019). Boosting the firm
transformation in industry 5.0: Experience-agility innovation model. International Journal of Recent
Technology and Engineering, 8(2 Special Issue 9), 735–742.
https://doi.org/10.35940/ijrte.B1154.0982S919
Mihardjo, Leonardus W Wasono, Sasmoko, S., Alamsjah, F., & Elidjen, E. (2019). The influence of digital
customer experience and electronic word of mouth on brand image and supply chain sustainable
performance. Uncertain Supply Chain Management, 7, 691–702.
https://doi.org/10.5267/j.uscm.2019.4.001
Mihardjo, Leonardus Wahyu Wasono, Sasmoko, Alamsjah, F., & Elidjen. (2019). Co-Creation Innovation
Transformational Model : Praktik di Industri Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Telin, Ed.) (1st
ed.). Jakarta: Telin Telkom.
Mohebi, L. (2019). Educational Leadership and Digital Culture. SSRN Electronic Journal, 1–18.
https://doi.org/10.2139/ssrn.3419519
Popadić, M., Černe, M., & Milohnić, I. (2015). Organizational Ambidexterity, Exploration, Exploitation
and Firms Innovation Performance. Organizacija, 48(2). https://doi.org/10.1515/orga-2015-0006
Prahalad, C. K., & Ramaswamy, V. (2004). Co-creation experiences: The next practice in value creation.
Journal of Interactive Marketing, 18(3), 5–14. https://doi.org/10.1002/dir.20015
Prince, K. (2018). Digital Transformation and Corporate Culture Change. In sia Pacific Decision Science
Institute 23rd International Conference, 16-20 July 2018, Bangkok, Thailand. (Vol. 0, pp. 1–18).
R. Goethals, G., Sorenson, G., & MacGregor Burns, J. (2004). Leadership in the digital age. In
encyclopedia of Leadership (pp. 1–2120). Sage Publications, Inc.
Rab, Á. (2007). Digital culture – Digitalised culture and culture created on a digital platform. Information
Society From Theory to Political Practice. Retrieved from
http://www.ittk.hu/netis/doc/ISCB_eng/11_Rab_final.pdf
Ramaswamy, V. (2011). It’s about human experiences...and beyond, to co-creation. Industrial Marketing
Management, 40(2), 195–196. https://doi.org/10.1016/j.indmarman.2010.06.030
Rieple, A., & Pisano, P. (2015). Business Models in a New Digital Culture: The Open Long Tail Model.
Symphonya. Emerging Issues in Management, (2), 75–88.
https://doi.org/10.4468/2015.2.06rieple.pisano
Sawy, O. A. El, Amsinck, H., Kraemmergaard, P., & Vinther, A. L. (2015). Building the Foundations and
Enterprise Capabilities for Digital Leadership: The Lego Experience.
Schein, E. H. (2004). Organizational culture and leadership (3rd editio). San Francisco: jossey-Bass A
Wiley Imprint.
Singh, Y., & Atwal, H. (2019). Digital Culture –A Hurdle or A Catalyst in Employee Engagement.
International Journal of Management Studies, VI(1(8)), 54. https://doi.org/10.18843/ijms/v6i1(8)/08
Soon, L. N., Bellens, J., & Webster, I. (2016). Managing change and risk in the age of digital
transformation.
Ey. Retrieved from http://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/EY-managing-change-and-risk-in-
the-age-of-digital-transformation/$FILE/EY-managing-change-and-risk-in-the-age-of-digital-
transformation.pdf
Vargo, S. L., & Lusch, R. F. (2004). Evolving to a New Dominant Logic for Marketing. Journal of
Marketing, 68(1), 1–17. https://doi.org/10.1509/jmkg.68.1.1.24036
Vargo, S. L., & Lusch, R. F. (2008). Service-dominant logic: Continuing the evolution. Journal of the
Academy of Marketing Science, 36(1), 1–10. https://doi.org/10.1007/s11747-007-0069-6
Wokurka, G., Banschbach, Y., Houlder, D., & Jolly, R. (2016). Digital Culture: Why Strategy and Culture
should Eat Breakfast Together. Shaping the Digital Enterprise: Trends and Use Cases in Digital
Innovation and Transformation. https://doi.org/10.1007/978-3-319-40967-2
ChapterBook-BudayaDigital.pdf2.pdf