Halaman
COVER DALAM ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 4
1.3 TUJUAN PENELITIAN.................................................................................... 4
1.4 MANFAAT PENELITIAN ............................................................................... 4
1.4.1 MANFAAT BAGI PENELITI .............................................................. 4
1.4.2 MANFAAT BAGI MASYARAKAT .................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 5
2.1 AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF ................................................................. 5
2.1.1 ASI EKSKLUSIF PADA BAYI ............................................................ 5
2.1.2 PROGRAM ASI EKSKLUSIF .............................................................. 6
2.1.3 KOMPOSISI ASI .................................................................................. 7
2.1.4 JUMLAH PRODUKSI ASI ................................................................. 10
2.1.5 MANFAAT ASI EKSKLUSIF ............................................................ 11
2.1.6 MEKANISME PROTEKSI ASI TERHADAP DIARE ...................... 12
2.2 DIARE ............................................................................................................ 14
2.2.1 DIARE PADA BAYI........................................................................... 14
2.2.2 PATOFISIOLOGI DIARE .................................................................. 14
2.2.3 FAKTOR RISIKO DIARE .................................................................. 15
2.3 HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN
DIARE ............................................................................................................. 17
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN................................... 19
BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA……....................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
ASI eksklusif merupakan nutrisi yang sangat diperlukan oleh bayi untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (Ramaiah, 2006). World Health Organization
(WHO), menetapkan bahwa agar mencapai status kesehatan yang optimal pada ibu dan anak,
semua wanita harus memberikan ASI saja kepada bayinya sampai berusia 4-6 bulan atau
menyusui secara eksklusif. Selain itu memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang
tepat pada umurnya dan terus memberikan ASI sampai berusia 2 tahun. Menurut WHO ASI
eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air,
teh dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur, dan biskuit (Perera, 2012).
WHO dan UNICEF menganjurkan kepada para ibu agar memberikan ASI secara
eksklusif untuk bayinya selama 6 bulan pertama kehidupan hingga bayi mendapatkan manfaat
dari ASI. Salah satu manfaat ASI yaitu ASI yang mengandung immunoglobulin dapat
meningkatkan imunitas dari bayi. Bayi diawal kelahirannya belum dapat membentuk sistem
kekebalan tubuh sendiri maka dari itu perlu adanya pemberian ASI secara eksklusif agar bayi
Menurut Handajani (2010), penyakit infeksi sering menyerang bayi usia 0-6 bulan salah
satunya yaitu diare. Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia,
dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering menyebabkan
kematian khususnya pada anak usia dibawah lima tahun (balita). Dalam satu tahun sekitar
760.000 anak usia balita meninggal di dunia karena penyakit ini (WHO, 2013). Diare masih
memiliki insidensi dan mortalitas yang tinggi. Menurut data Departemen Kesehatan, diare
merupakan penyakit kedua terbesar yang dapat menyebabkan kematian anak usia balita setelah
radang paru atau pneumonia (Paramitha, 2010). Diare lebih mudah menyerang balita akibat
daya tahan tubuhnya yang masih lemah, hal ini menyebabkan balita sangat rentan terhadap
Penularan diare dapat dengan cara faecal oral melalui makanan atau minuman yang
tercemar oleh enteropatogen, yaitu melalui finger, flies, fluid, field atau yang dikenal dengan
istilah 4F. Diare dapat terjadi akibat imunitas yang rendah pada bayi maka perlu adanya
pemberian ASI secara eksklusif hingga bayi usia 6 bulan (Subagyo, 2012). ASI yang sesuai
dengan kebutuhan bayi akan mencukupi hingga berusia 6 bulan, baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya. ASI mengandung berbagai zat gizi yang sangat dibutuhan oleh bayi dan
mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin (Ig), lactoferin, dan
zat antibodi. Zat kekebalan dalam ASI akan melindungi dan menurunkan kemungkinan bayi
terkena penyakit infeksi dan alergi (Infodatin Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Salah satu langkah dalam pencapaian target Sustainable Development Goals (SDG’s)
pada tahun 2030 adalah mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan
seluruh negara berusaha menurunkan angka kematian bayi (AKB) setidaknya hingga 12 per
1.000 kelahiran hidup (KH) dan angka kematian balita (AKBa) hingga 25 per 1.000 KH. Salah
satu upaya pemerintah untuk menurunkan kematian bayi yang diakibatkan oleh diare yaitu
dengan pemberian program ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan. (Dinkes DIY, 2015).
eksklusif pada bayi di Indonesia. Dalam rekomendasi tersebut dijelaskan bahwa untuk
mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama (Depkes RI, 2015). Cakupan ASI eksklusif tentu juga
dipengaruhi oleh program promosi ASI eksklusif tersebut. Program ASI eksklusif adalah
diperolehnya peningkatan pengetahuan dan kemampuan petugas kesehatan di tingkat
Hasil cakupan ASI eksklusif di Provinsi Bali dalam 5 tahun terakhir belum mencapai
target nasional yaitu sebesar 80%. Pada tahun 2011 sebesar 58,65% kemudian terus meningkat
hingga tahun 2015 sebesar 74%. Dari hasil tersebut, pemberian ASI eksklusif di Provinsi Bali
belum mencapai target yang maksimal. Di Kota Denpasar pemberian ASI eksklusif sampai
usia 6 bulan pada tahun 2015 sebesar 76% (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2015). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Duijts et al (2010), pada bayi usia 0-6 bulan yang diberikan ASI
eksklusif frekuensi terjadinya diare lebih rendah, karena ASI dapat melindungi gastrointestinal
pada bayi. Pemberian ASI eksklusif dapat di mulai dari inisiasi menyusui dini (IMD) dilakukan
kurang dari satu jam setelah bayi lahir. IMD di Provinsi Maluku sebesar 13,0% yang
merupakan daerah terendah kemudian daerah tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur sebesar
56,2%. Dari data tersebut kejadian diare di Provinsi Maluku termasuk tinggi akibat rendahnya
mengetahui manfaat pemberian ASI eksklusif dalam mencegah kejadian diare pada bayi umur
0-6 bulan.
Bagaimanakah manfaat pemberian ASI eksklusif dalam mencegah kejadian diare pada
bayi?
Untuk mengetahui manfaat pemberian ASI eksklusif dalam mencegah kejadian diare
pada bayi
Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan ibu tentang bagaimana kejadian