Handout
Handout
Gambar 1. Posisi daerah Luk Ulo yang berada pada rangkaian pegunungan Selatan
Pada Karangsambung ini terdapat morfologi berupa perbukitan struktural dan morfologi
fluvial. Perbukitan atau pegunungan tersebut yaitu Perbukitan Waturanda, Perbukitan Sipako,
Gunung Paras, Gunung Brujul, Perbukitan Jatibungkus, dll. Lokasi perbukitan ini disebut
sebagai mélange complex karena litologi yang menyususn perbukitan tersebut tidak teratur
atau biasa disebut sebagai zona kacau. Melange ini menghasilkan suatu morfologi berupa
perbukitan yang memutar.Sedangkan untuk morfologi fluvial berupa Sungai Luk Ulo yang
berjenis sungai anteseden, yang mana memotong struktur geologi yang berada di daerah ini.
Terdapat pula meander dan dataran teras yang menunjukkan stadia tua. Selain Sungai Luk
Ulo, terdapat berbagai sungai lainnya yaitu Kali Muncar , Kali Cacaban, Kali Mandala, dan
Kali Brengkok.
Struktur Geologi Karangsambung
Daerah Luk Ulo merupakan bagian Pegunungan Serayu Selatan yang tererosi paling
dalam, tersususn oleh batuan dan struktur geologi yang komplek, dimana batuan
terdeformasi kuat dengan lingkungan pembentukan yang berbeda-beda, fasies dan umur
berbeda tersingkap secara secara berganti dalam jarak yang dekat. Kelompok batuan ini
merupakan kumpulan aneka batuan dengan struktur dan startigrafi yang tidak teratur,
tersusun oleh fragmen dan blok batuan ofiolit, metamorfosa derajat rendah – tinggi,
batuan meta sedimen, batuan sedimen laut dalam yang berada di dalam kepungan batu
lempung bersisik. Kelompok batuan semacam ini disebut batuan bancuh ( tectonic
mélange ). Fragmen dan blok batuan tersebut umumnya berbentuk angular – sub angular
dengan ukuran beberapa sentimeter hingga kilometer. Nama Komplek Melange Luk
Ulo diusulkan untuk kelompok batuan ini yang merupakan tectono- stratigraphic unit
(Asikin, 1974).
Komplek Melange Luk Ulo merupakan hasil subduksi antara lempeng samudera
Hindia_Australia yang bergerak kearah Utara dengan lempeng Eurasia. Arah umum
kecenderungan struktur geologinya adalah timur laut – barat daya yang sejajar dengan
tinggian dan rendahan pada daerah Cekungan Jawa Utara serta pegunungan Meratus di
Kalimantan. Korelasi lebih lanjut dengan kelompok batuan di Meratus dan Pulau Laut
menunjukkan bahwa penunjaman melewati Kalimantan. Mulai Ciletuh Jawa Barat pola
strukturnya barat – timur, di Pegunugan serayu Selatan strukturnya berubah kearah
timur laut di Laut Jawa dan menerus di Pegunungan Meratus di Kalimantan (gambar 2)
Komplek Melange Luk Ulo ditutupi oleh endapan olistostrome dari Formasi
Karangsambung dan Totogan yang tersusun oleh campuran fosil Peleosen, Eosen dan
Oligosen. Asosiasi batuan dan struktur geologinya menandakan bahwa Formasi ini
dihasilkan dari proses peluncuran gaya berat pada prisma akresi yang merupakan
endapan syn tektonic. Selama
pengisian cekungan yang kecil ini batuan mengalami proses deformasi secara menerus.
Berdasarkan asumsi terdapatnya di atas batuan mélange, maka umur Formasi ini tidak
lebih muda dari Paleosen. Olistostrome ini ditutupi secara tidak selaras oleh endapan
klastika vulkanik dan endapan turbit berumur Oligosen – Miosen Tengah berupa
Formasi waturanda dan Penosogan yang merupakan endapan fore – arc basin.
7 Gambar 2. Distribusi singkapan batuan Pra-Tersier Kapur di tepi tenggara Paparan Sunda (modifikasi dari
Guntoro, 1996).
Pada Miosen Akhir batas lempeng bergerak kearah selatan yang menghasilkan pergeseran
sumbu magmatik kearah selatan dan menghasilkan batuan vulkanik kalk – alkalin di
daearah Karangbolong. Pada saat itu cekungan Banyumas mengalami penurunan dan
terisi sedimen dari sumbu magmatik di selatan serta dari tepi benua di utaranya yang
menghasilkan Formasi Halang (gambar 3).
Setidaknya terdapat 2 (dua) patahan utama melalui daerah ini, yaitu berarah barat laut
tenggara dan utara – selatan. Patahan barat laut- tenggara merupakan sisa patahan naik
pada zone imbrikasi dari prisma akresi yang dihasilkan selama proses penunjaman yang
kemudian diaktifkan kembali oleh tektonik berikutnya. Sedangkan patahan Utara –
Selatan dihasilkan oleh gaya kompresi yang sekaligus menghasilkan lipatan berarah
barat – timur (gambar 4).
Daerah
Koordinat
Formasi
Deskripsi :
Diskusi :
Stop 2
Daerah
Koordinat
Formasi
Deskripsi :
Diskusi :
Stop 3
Daerah
Koordinat
Formasi
Deskripsi :
Diskusi :
Stop 4
Daerah
Koordinat
Formasi
Deskripsi :
Diskusi :
Stop 5
Daerah
Koordinat
Formasi
Deskripsi :
Diskusi :
Stop 6
Daerah
Koordinat
Formasi
Deskripsi :
Diskusi :
Stop 7
Daerah
Koordinat
Formasi
Deskripsi :
Diskusi :
Stop 8
Daerah
Koordinat
Formasi
Deskripsi :
Diskusi :
Stop 9
Daerah
Koordinat
Formasi
Deskripsi :
Diskusi :
Stop 10
Daerah
Koordinat
Formasi
Deskripsi :
Diskusi :
Stop 11
Daerah
Koordinat
Formasi
Deskripsi :
Diskusi :
Stop 12
Daerah
Koordinat
Formasi
Deskripsi :
Diskusi :