Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN BEST PRACTICE

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN

PENGENALAN TEKNOLOGI SEDERHANA MELALUI PEMANFAATAN BOTOL


BEKAS UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK
KELOMPOK B PADA TK NEGERI 7 TALIWANG
TAHUN AJARAN 2019 / 2020

NAMA PESERTA : IRA HERMAYANTI, S.Pd


NUPTK : 6457 7646 6530 0082
SEKOLAH /TEMPAT TUGAS : TK NEGERI 7 TALIWANG
KABUPATEN/KOTA : SUMBAWA BARAT
PROVINSI : NUSA TENGGARA BARAT
PENGAMPU : ELY MARLIATY, S.Pd

SUMBAWA BARAT
TAHUN 2019
DAFTAR ISI

JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Jenis kegiatan
C. Manfaat kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan sasaran
B. Bahan/materi kegiatan
C. Metode/ cara melaksanakan kegiatan
D. Alat/instrumen
E. Waktu dan tempat kegiatan
BAB III HASIL KEGIATAN
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomndasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Best Practice yang berjudul Pengenalan Teknologi Sederhana Melalui Pemanfaatan
Botol Bekas Untuk Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B Pada TK
Negeri 7 Taliwang Tahun Ajaran 2019/2020

Nama : Ira Hermayanti, S.Pd

Sekolah/tempat tugas : TK Negeri 7 Taliwang

Telah disetujui dan disahkan pada / oleh

Hari :

Tanggal : November 2019

Kepala TK Negeri 7 Taliwang

SUHAIMI, S.Pd
NIP 19700203 200803 2 001
BIODATA PENULIS

1 Nama : IRA HERMAYANTI

2 NIP : 19860125 200901 2 007

3 NUPTK : 6457 7646 6530 0082

4 Jabatan : Guru pertama

5 Pangkat / Gol.Ruang : Peñata Muda Tk I / III/b

6 Tempat / Tanggal Lahir : Mapin Rea/ 25 Januari 1986

7 Jenis Kelamin : Perempuan

8 Agama : Islam

9 Pendidikan Terakhir : S-1

10 Unit Kerja : TK Negeri 7 Taliwang

11 Alamat : Jln. Pendidikan No. 07 Desa Labuhan Lalar


Kec. Taliwang Kab. Sunbawa Barat

Taliwang, November 2019


Penulis

IRA HERMAYANTI, S.Pd


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Best Practice yang berjudul
Pengenalan Teknologi Sederhana Melalui Pemanfaatan Botol Bekas Untuk Mengembangkan
Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B Pada TK Negeri 7 Taliwang Tahun Ajaran
2019/2020
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan laporan best practice ini tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penyusun menyampaikan rasa hormat
dan penghargaan serta ucapan terima kasih kepada :

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumbawa Barat


2.
3. Kepala TK Negeri 7 Taliwang yang telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan
kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
4. Semua Pendidik dan tenaga kependidikan yang telah memberi bantuan selama proses
penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan laporan
di masa yang akan datang. Semoga laporan best practice ini bermanfaat bagi pembaca dan
perkembangan dunia pendidikan.

Penulis

IRA HERMAYANTI, S.Pd


BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan


Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan.
Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan
pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking Skills (HOTS). Keterampilan berfikir Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas,
serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan
pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan
Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam
zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi
memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan
terdekat,seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata
UNIUSBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.

Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah Model pembelajaran Project Based Learning. Model
Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik
dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah
dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya
dipresentasikan kepada orang lain.

1) Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran


yang menggunakan proyek sebagai inti pembelajaran (permendikbud, 2014:20).
Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran inovatif yang melibatkan
kerja proyek dimana peserta didik bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi
pembelajarannya dan mengkulminasikannya dalam produk nyata (Nanang Hanafiah
dan Cucu Suhana, 2009:30).
Menurut Daryanto (2009:407), Project Based Learning merupakan cara belajar yang
memberikan kebebasan berpikir pada peserta didik yang berkaiatan dengan isi atau
bahan pengajaran dan tujuan yang direncanakan. Menurut Boss dan Kraus, Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (MPBP) adalah sebuah model pembelajaran yang
menekankan aktivitas peserta didik dalam memecahkan berbagai permasalahan yang
bersifat open-ended dan mengaplikasi pengetahuan mereka dalam mengerjakan
sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk otentik tertentu (Abidin,
2007:167). Langkah-langkah/sintak Model Pembelajaran PjBL
1 Pertanyaan mendasar
2 Mendesain perencanaan produk
3 Menyusun jadwal pembuatan
4 Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
5 Menguji hasil
6 Evaluasi penglaman belajar

Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan Model Project Based


Learning ., penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar peserta didik meningkat.
Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika Model Project Based Learning
ini diterapkan pada kelompok B TK Negeri 7 Taliwang ternyata proses belajar mengajar
lebih menyenangkan dan peserta didik sangat antusias dalam belajar. Oleh karena itu penulis
melaporkan pembelajaran tersebut sebagai laporan best practice berjudul "Pengenalan
Teknologi Sederhana Melalui Pemanfaatan Botol Bekas Untuk Mengembangkan
Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B Pada TK Negeri 7 Taliwang Tahun Ajaran
2019/2020”
B. JENIS KEGIATAN

Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan pembelajaran
tematik di kelompok B untuk pasangan KD 3.9 dan 4.9 pengembangan kognitif anak dalam
mengenal teknologi sederhana di TK
.
C. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat penulisan laporan best practice ini adalah meningkatkan kompetensi peserta
didik dalam pembelajaran tematik integratif. Unit Pembelajaran ini dapat menginspirasi guru
untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berikut beberapa manfaat PKP bagi peserta didik, guru
dan sekolah.
1. Bagi peserta didik
 Peserta didik akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
 Mempermudah peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
 Terkontrolnya tingkah laku positif peserta didik.
 Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan kondusif dan dinamis pada
proses pembelajaran berlangsung.
 Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Bagi guru
 Memperluas wawasan.
 Meningkatkan profesional kerja.
 Meningkatkan peran guru sebagai Fasilisator.
 Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
 Memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran
3. Bagi Sekolah
 Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap pelajaran yang lain.
 Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
 Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah.
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN
Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan praktek baik penulis
dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS).
SASARAN
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah peserta didik kelompok B semester I pada
TK Negeri 7 Taliwang sebanyak 15 orang.

B. BAHAN DAN MATERI

Bahan dan materi yang digunakan dalam best practice pembelajaran ini adalah materi
kurikulum 2013 program pengembangan kognitif (mengenal teknologi sederhana di TK)
untuk tema binatang, sub tema binatang bersayap, sub- sub tema lebah. Adapun kompetensi
dasarnya(KD) sebagai berikut:

KD pengetahuan dan keterampilan

3.9 Mengenal teknologi peralatan sederhana


Memahami pentingnya (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan
pertukangan dan lain-lain)
4.9 Menggunakan teknologi sederhan untuk menyelesaikan tugasnya dan kegiatannya
(peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan dan lain-lain)
C. METODE/CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Metode
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktek baik ini adalah menerapkan
pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran project based learning (PjBL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktek baik yang telah dilakukan
penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam
pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD, penulis memilih tema Binatang
untuk membelajarkan pasangan KD 3.9-4.9.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

Target kompetensi dan IPK


3.9 Menyebutkan teknologi peralatan sederhana (peralatan rumah tangga,
peralatan bermain, peralatan pertukangan dan lain-lain)
3.9.1 Menyebutkan teknologi peralatan sederhana (IPK kunci)

3.9.4 Menggunakan teknologi sederhana untuk menyelesaikan tugas dan


kegiatannya

4.9 Menggunakan teknologi sederhana untuk menyelesaikan tugas dan


kegiatannya (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan
pertukangan dan lain-lain)

4. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah project based learning (PjBL) .

5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran


Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran
yang dilakukan sesuai dengan sintak PjBL.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model
PjBL.
Sintak Model Guru Peserta didik
Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan
1) Guru masuk kelas dengan 1) Berdo’a dengan sikap
membawa gambar lebah yang benar
2) Menirukan gerakan
2) Mengamati ekspresi wajah
lebah terbang
anak 3) Menyanyikan lagu lebah
3) Guru meminta anak untuk 4) Mencicipi dan
menyebutkan rasa madu
mencicipi madu dan
menanyakan apa yang
merasakan rasakan
4) Guru dan anak membuat
kesepakatan main
Kegiatan inti
Pertanyaan 5) Guru memperlihatkan gambar 1) Menyimak penjelasan
mendasar dan mengajukan pertanyaan, guru dan menjawab
- “Apa yang kalian ketahui pertanyaan guru.
tentang lebah?
- Apa manfaat dan bahaya
lebah?
- Dimana biasanya kita bisa
menemukan lebah?
- Apa makanan lebah?
- Bagaimana cara lebah
mencari makan?
Mendesain 1) Guru memberikan waktu 1) Menyimak video rumah
perencanaan kepada anak untuk madu
produk 2) Anak menyebutkan alat
mengeksplorasi/mengumpulkan
dan bahan yang akan di
informasi tentang lebah melalui
gunakan dalam membuat
video animasi yang berjudul
tempat pensil bentuk
rumah madu
lebah
2) Guru memperlihatkan alat dan
bahan yang akan di gunakan 3) Anak mendengarkan
dalam membuat tempat pensil penjelasan guru

bentuk lebah
3) Guru menjelaskan langkah-
langkah membuat tempat
pensil. bentuk lebah dengan
botol bekas.
Menyusun jadwal 1) Guru mendampingi anak dalam 1.) Anak melakukan
kegiatan melakukan kegiatan. kegiatan membuat
tempat pensil dengan
botol bekas
2.) Anak menghitung
jumlah tempat pensil
yang telah mereka buat
Monitoring 1) Mendampingi peserta didik 1) Anak bekerja dalam
keaktifan dan dalam proses pembuatan kelompok yang telah di
perkembangan project dengan memanfaatkan
bagikan.
proyek media dan bahan yang telag
disediakan.
2) Merespon pertanyaan anak
Menguji hasil 1) Guru mengamati hasil yang telah 1) Peserta didik
dibuat peserta didik membandingkan hasil
2) Memberi pujian terhadap hasil satu sama lain.
karya anak 2) Menghitung jumlah
tempat pensil secara
keseluruhan
Pembelajaran setelah istirahat/penutup
Evaluasi 1) Guru menanyakan perasaan 1) Peserta didik
pengalaman belajar anak menjelaskan perasaan
2) Guru memberikan setelah melakukan
penguatan dari kegiatan yang kegiatan
telah dilakukan 2) Peserta didik
. menyebutkan bahan
dan cara membuat
tempat pensil bentuk
lebah dengan botol
bekas..
3) Berdoa setelah
kegiatan.

6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Adapun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, dan instrumen penilaian. RPP
disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK),
dan kecakapan abad 21.

D. Alat/lnstrumen
Media pembelajaran yang digunakan dalam praktek terbaik ini adalah (a) video “rumah
madu” diambil dari https://www.youtube.com/ , dan (b) botol bekas,lem,gunting, kertas lilin,
mata boneka dan kardus bekas.
Instrumen yang digunakan dalam praktek terbaik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk
mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan ceklist (b) instrumen untuk
melihat hasil belajar peserta didik dengan menggunakan penilaian unjuk kerja

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Waktu kegiatan
Best practice ini dilaksanakan pada tanggal 31 oktober 2019 bertempat di TK Negeri 7
Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktek baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) berlangsung aktif. Peserta didik menjadi lebih aktif
merespon pertanyaan dari guru. Aktivitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak
PjBL mampu menciptakan suasana belajar yang yang menyenangkan sehingga peserta
didik aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PjBL
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer knowledge.
Setelah mencicipi madu, mengamati gambar, menyaksikan video dan menjawab
pertanyaan tentang apa yang mereka ketahui tentang lebah peserta didik mendapatkan
pengalaman belajar secara factual. Pada proses selanjutnya saat guru memperlihatkan
alat dan bahan serta cara membuat tempat pensil bentuk lebah dengan botol bekas
(pengetahuan konseptual) dan bagaimana membuat/memanfaatkan barang bekas
dengan benar (pengetahuan prosedural). Mereka juga memahami memahami manfaat
madu, serta pemanfaatan barang bekas yang ada di sekitar mereka
3. Penerapan model pembelajaran PjBL meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan
menanggapi pertanyaan yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS
suasana kelas cenderung di penuhi dengan aktivitas peserta didik yang keliling
menggangu teman saat belajar. Materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan
dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah tentang materi yang dipelajari,
pemberian tugas, dan pembahasan), membuat peserta didik cenderung bosan.
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik adalah apa yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktek baik pembelajaran tematik berorientasi HOTS
dengan menerapkan PjBL ini. Dalam pembelajaran ini peserta didik sangat aktif dalam
menyelesaikan project mereka.
4. Penerapan model pembelajaran PjBL juga meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam memecahkan masalah (problem solving). PjBL yang diterapkan dengan
memanfaatkan barang bekas mampu menjadi solusi masalah penggunaan sampah
plastik yang berlebihan. Dengan menerapkan PjBL, peserta didik dapat memperoleh
informasi dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari
sumber lainnya.

B. Masalah yang Dihadapi


1. Masalah yang dihadapi terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar dengan
model PjBL. Dengan tujuan untuk mendapat hasil yang baik guru selalu
mengguakan metode ceramah, peserta didik hanya memperoleh pengetahuan
dengan apa yang disampaikan guru.
2. guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk membuat video
pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,. Video juga merupakan
bentuk teks audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.
3. Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penayangan sehingga guru hanya
menanyakan melalui laptop.

C. Cara Mengatasi Masalah


Kekurang mampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan
mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun
dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca = tulis,
peserta didik dapat mendapatkan informasi melalui literasi digital.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran project based learning layak
dijadikan best practice pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan
kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer pengetahuan (transfer
knowledge), berpikir kritis (critical and creative thinking) , dan pemecahan masalah
(problem solving).
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran project based learning
yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan
PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktek baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran project
based learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku peserta didik dan
buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan
inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang peserta
didik dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih
bermakna.
2. Peserta didik diharapkan memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan
sehingga dapat memberikan dampak yang lebih baik dalam proses belajar dan
berpikir dalam mempersiapkan ke jenjang berikutnya.
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti
penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis untuk
mendesiminasikan praktek baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang
pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA

Beny Iskandar , Paket Unit Pembelajaran Mengenal Teknologi Sederhana di Taman Kanak-
Kanak, PPPPTK TK Dan PLB-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019.
Beny Iskandar , Paket Unit Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik di Taman Kanak-
Kanak, PPPPTK TK Dan PLB-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019.
LAMPIRAN FOTO / GAMBAR PENDUKUNG

Anda mungkin juga menyukai