Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Disusun oleh :
Reza Dzulfahmi Alhakam
NIM. 165120101111054
JURUSAN SOSIOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
iii
RIWAYAT HIDUP
tanggal 09 Desember 1997. Anak pertama dari 3 bersaudara pasangan dari Bapak
dan laki-laki bernama Cantika Rahma Dhea Az-zahra dan Muhammad Akhdan
Rafiqul Islam. Sejak lahir hingga saat ini penulis tinggal di Desa Dolokgede,
2010, SMP Negeri 1 Purwosari tahun 2013, dan SMA Negeri 2 Bojonegoro tahun
diterima di Universitas Brawijaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program
Studi Sosiologi dan lulus pada tahun 2020 sebagai Sarjana Ilmu Sosial.
Organisasi yang penulis ikuti semasa sekolah Majelis Perwakilan Kelas (MPK),
(BARASDA). Festival yang penulis ikuti yaitu Ubud Writers & Readers Festival
pada 2011 di Kabupetan Gianyar Bali. Pada masa kuliah, penulis aktif dalam
penulis aktif sebagai Asisten Penelitian Dosen “Politisasi Lingkungan oleh Aktor
Kualitatif dan Mata Kuliah Sosial Impact Assessment dan Social Planning, serta
iv
sebagai tutor ilmiah untuk mahasiswa baru FISIP UB 2018. Kemudian pada
kegiatan non akademik penulis aktif dibeberapa kegiatan organisasi intra dan
ekstra kampus. Kegiatan organisasi intra kampus yaitu sebagai Staf Muda
Dirjen Ilmiah Kementerian Minat dan Bakat BEM FISIP UB 2018. Kemudian
Besar HIMASIGI 2017, divisi humas Sambang Deso BEM FISIP UB 2017, divisi
Sociofest 2018, divisi humas Diklat LKM FISIP, Steering Committee Olimpiade
Olimpiade Fisip kontengen FISIP 2018, Steering Committee Buku Kesatria Jingga
dan sebagai panitia Festival Kampung Cempluk. Kumudian pada organisasi ektra
v
Public Speaking Bagi Mahasiswa”, “Berpikir Kritis ; Kita mulai dari mana?”,
Demokrasi di Malang dalam Pilkada Jatim 2018” oleh Kompas TV, Persamuhan
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
Alhakam) dapat bisa menyelesaikan skripsi ini pada waktu yang tepat sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, walaupun masih jauh dari kata
sempurna tetapi saya bangga sudah mencapai pada tahap ini. Sholawat serta salam
mengenalkan Allah Tuhan Yang Maha Esa sebagai zat yang paling benar dan
telah membimbing dari kegelapan menuju jalan kebaikan, yakni Din al- Islam.
Dengan segenap cinta dan kasih saya persembahkan karya kecil ini kepada
orang-orang yang sudah menjadi bagian dari hidup saya, salam hormat dan besar
Bapak dan ibu kandung saya yang telah memberikan tenaganya mendidik
saya, sehingga saya dapat memproleh manfaat dari didikan beliau. Ucap
tulus kepada saya, sehingga saya dapat sampai pada tahap ini semua berkat
doa beliau. Terima kasih atas dukungan dan kepercayaannya kepada saya
dalam belajar di manapun yang saya tempuh. Capaian yang saya pada
tahap ini semua berkat didikan dan doa beliau, semoga tuhan memberikan
Kedua adik saya Cantika Rahma Dhea Az-zahra dan Muhammad Akhdan
saya kapada kalian untuk selalu tetap patuh kepada orang tua dan belajar
yang baik di manapun. Semoga kelak kalian menjadi anak sholeh dan
vii
sholehan dan dapat dibanggakan, niatkan hidup ini untuk mengabdi
Alm. Suparman dan Alm. Murni, Alm. Muslih dan Alm. Siti Aspiah kakek
dan nenek saya yang telah melahirkan seorang bapak dan ibu yang baik,
Keluarga Bani Suparman dan Bani Muslih. Especially Alm. Bude Mi, Pak
Poh Duwel, Bude Darmi, Pakde Mol, Buk Pat, Lek Ti, Om Sis, Lek Sun
Lek Tin, Bibik In dan Bibik Hanik yang telah memberikan rasa saya
Terima kasih saya sampaikan kepada guru agama dan sekolah yang telah
alami.
Mas Dano dosen saya yang telah memberikan banyak arahan dan masukan
dalam dunia perkuliahan saya. Terima kasih juga atas motivasinya kepada
saya berangkat dari anak desa berkesempatan menimba ilmu di kota yang
viii
Sahabat saya Lukik Krismunita, Akat Lukman, Iqbal Thoriq dan Abu
Amar, Rio Rianto, Misbah, Zainudin yang telah menemani saya hingga
saat ini untuk mencapai kesuksesanku kelak. Doa baik selalu untuk kalian.
Sahabat saya Alya Muthia Zahwa (Alya Molen) yang telah banyak
masyarakat, dan penelitian saya. Terima kasih telah memberikan saran dan
penyelesaian program skripsi dan PKN. Semoga kelak kita akan bahagai
Dulur saya Galuh Novia (Una) rekan akademik, rekan ngopi rekan dolen.
Ucap terima kasih telah menemani saya dari beberapa hal kesulitan, terima
kasih atas bentuk bantuannya kepada saya dari segi sisi apapun, terima
akhir ini. Tidak akan mudah melupakan kebaikanmu kepada saya. Semoga
kelak kita tetap menjadi seduluran yang baik, semoga kelak saya bisa
Sahabat saya Rohmatin Berlian rekan yang selalu ada ketika saya banyak
yang telah ikhlas dan sabar menghadapi saya. Semoga kebaikanmu segera
dibalas tuhan. Semoga kelak kita bisa bercerita atas kesuksesan dan
Sahabat saya Galuh Dita yang telah menamani saya selama ini. Terima
kasih atas kebaikanmu kepada saya, terima kasih atas pembelajaran prinsip
ix
hidupnya. Semoga selalu tetap menjadi orang baik. Semoga kelak sebuah
Sahabat baik saya Bilal, rekan yang paling baik dan sabar yang saya
kepada penulis selama masa perkuliahan ini. Semoga baikmu akan di balas
tuhan. Aamiin
Sahabat saya Moe Adit dan keluarga. Terima kasih atas prinsip hidup baik
Sahabat saya Agus Prana Ginting yang telah setia menemani penulis
selama proses pengerjaaan tugas akhir ini. Semoga setiap yang kamu
x
KATA PENGANTAR
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan dan limpahkan kepada junjungan Nabi besar
ini penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang bejudul judul Hubungan
Cepu dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulisan skripsi ini guna memenuhi
salah satu syarat kelulusan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial
Program S-1 Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Brawijaya Malang.
tersedianya fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis sampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat
kepada:
1. Rektor Univeritas Brawijaya Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., MS. Para
Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. Para pembantu dekan dan seluruh
jajarannya.
3. Ketua Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
xi
4. Dosen pembimbing skripsi Nadya Izana, S.K.Pm., M.Si. yang tidak
akhir ini.
bisa memperbaiki tugas akhir ini dan mengantarkan sampai pada tahap
ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya yang tidak bisa saya sebutkan
akhirat.
penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Salam hormat dan besar
8. Kedua orang tua kandung penulis Bapak Marwo.,S.Pd dan Ibu Eny Un
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan selesai pada
sampai pada tahap ini. Semoga kelak kesuksesan akan kalian capai.
Aamiin
xii
10. Keluarga Bani Suparman dan Bani Muslih yang telah memberikan
Malang. Dengan cinta dan kasih saya ucapkan banyak terima kasih
selama ini di Kursi Perkopian Malang. Dengan cinta dan kasih saya
xiii
ucapkan banyak terima kasih Arnold Klemen, Agus Prana Ginting,
15. Teman rantau satu desa penulis di Kota Malang, dengan cinta dan
banyak terima kasih yang telah ikhlas dan sabar ketika penulis banyak
xiv
18. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Aamiin
20. Terakhir, semua pihak yang terlibat dalam penyusunan program skripsi
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
xv
HALAMAN MOTTO
xvi
ABSTRAK
xv
ABSTRACT
xvi
DAFTAR ISI
xvii
3.3 Penentuan Populasi dan Sampel .................................................................. 39
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 40
3.4.1 Wawancara............................................................................................ 40
3.4.2 Dokumentasi ......................................................................................... 41
3.5 Teknik Pengukuran Data ............................................................................. 42
3.6 Teknik Pengolahan Data ............................................................................. 44
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................... 45
3.8 Uji Validitas ................................................................................................ 49
BAB IV GAMBARAN UMUM ........................................................................... 53
4.1 PT Pertamina EP Cepu ................................................................................ 53
4.1.1 Dampak Positif dan Negatif PT. Pertamina EP Cepu Terhadap
Masyarakat ..................................................................................................... 55
4.1.2 Tanggung Jawab Sosial PT. Pertamina EP Cepu ................................. 59
4.2 Asosiasi Untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (ADEMOS) ............ 61
4.2.1 Profil Ademos ....................................................................................... 61
4.2.2 Bentuk Kegiatan Ademos ..................................................................... 63
4.2.3 Penunjukan Ademos Sebagai Mitra CSR Pertamina EP Cepu ............. 66
4.3 Karakteristik Responden ............................................................................. 68
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 73
5.1 Analisis Deskriptif Tingkat Partisipasi Komunitas (Variabel X) ................ 73
5.1.1 Indikator Patisipasi Dalam Mengambil Keputusan .............................. 73
5.1.2 Indikator Partisipasi Dalam Pelaksanaan .............................................. 76
5.1.3 Indikator Partisipasi dalam Mengambil Manfaat.................................. 78
5.1.4 Indikator Partisipasi dalam Evaluasi..................................................... 82
5.2 Kategori Perindikator Tingkat Partisipasi ................................................... 84
5.3 Analisis Deskriptif Tingkat Efektivitas Program pemberdayaan Batik
(Variabel Y) ....................................................................................................... 87
5.3.1 Indikator Manfaat ................................................................................. 87
5.3.2 Indikator Kesesuaian............................................................................. 89
5.3.3 Indikator Keberlanjutan ........................................................................ 91
5.3.4 Indikator Dampak ................................................................................. 93
5.3.5 Indikator Pemberdayaan ....................................................................... 96
5.3.6 Indikator Partisipasi .............................................................................. 97
xviii
5.4 Kategori Perindikator Tingkat Efektivitas................................................. 100
5.4 Analisis Data Cross Tab (Tabel Silang) Hubungan Tingkat Partisipasi
Komunitas dengan Tingkat Efektivitas Program Pemberdayaan Batik .......... 102
5.5 Analisis Korelasi “Hubungan Tingkat Partisipasi (Variabel X) Komunitas
dengan Tingkat Efektivitas Program (Variabel Y) Pemberdayaan Batik”. ..... 104
5.5.1 Signifikasi Hubungan ......................................................................... 106
5.5.2 Kekuatan Hubungan ........................................................................... 106
5.5.3 Arah Hubungan ................................................................................... 108
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 110
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 110
6.2 Saran .......................................................................................................... 111
6.2.1 Saran Akademis .................................................................................. 111
6.2.2 Saran Praktis ....................................................................................... 111
Daftar Pustaka: .................................................................................................... 113
LAMPIRAN I ..................................................................................................... 115
LAMPIRAN II .................................................................................................... 124
LAMPIRAN III ................................................................................................... 127
xix
DAFTAR TABEL
xx
DAFTAR GAMBAR
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
yang berskala kecil hingga besar tentu memiliki dampak positif dan negatif
dampak akibat ekspolorasinya yang dirasakan masyarakat. Maka dalam hal ini
pemerintah atau negara (Prayogo & Hilarius, 2012). Sehingga orientasi program
1
Ring 3 di wilayah eksplorasinya dan yang konteksnya masyarakat
(Persero) di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) minyak dan gas bumi Blok
Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Blora di Provinsi Jawa Tengah. Program
upaya kepeduliannya terhadap masyarakat akibat dampak positif dan negatif dari
memperoleh lebih dari 700 miliar rupiah dari minyak (Setiawan, 2017). Kemudian
2
Kemudian dampak negatif akibat eksplorasi perusahaan kepada
masyarakat terjadi pada aspek lingkungan, aspek sosial dan aspek ekonomi. Pada
gas rumah kaca (GHG), peningkatan prevalensi penyakit ISPA, gangguan flora
darat, penurunan kualitas air permukaan, penurunan kualitas air sungai. Kemudian
dampak negatif akibat eksplorasi perusahaan pada aspek sosial dan ekonomi
pertanian. Hal ini diakibatkan telah terjadi alih fungsi lahan yang sebelumnya
pertambangan. Maka hal ini berdampak pada terganggunya usaha tani, yang
masyarakat yang awalnya menggantungkan hidup pada sektor pertanian kini harus
kerja lokal hingga akhir operasional perusahaan baik dalam proses proyek
pembangunan fisik perusahaan hingga proses produksi minyak dan gas. Namun
produksi minyak dan gas. Hal ini diakibatkan tidak mampunya masyarakat dalam
memiliki pendidikan rendah dan soft skill minim. Sehingga masyarakat lokal
kurang dilibatkan sampai tahap produksi minyak dan gas. Karena pada tahap
3
produksi perusahaan ini lebih membutuhkan masyarakat yang memiliki
pendidikan dan soft skill yang tinggi dan lebih didominasi oleh masyarakat luar
daerah. Maka dampak positif dalam bidang lapangan pekerjaan belum sepenuhnya
ada di Tuban. Menurut (Afifah & Harianto, 2014) perusahaan ini telah
marginalisasi pekerjaan, pemudaran modal sosial, dan masalah ganti rugi terhadap
dampak negatif yang tidak sesuai. Sehingga dengan berbagai masalah yang terjadi
eksplorasinya
melaksanakan program CSR, kepada desa binaan yang merupakan desa yang
4
Ngasem. Kelima desa tersebut kemudian menjadi desa binaan PT Pertamina EP
tidak langsung dilakukan oleh pihak perusahaan, terdapat pihak ketiga yang
Mobile Cepu Ltd bersama ADEMOS sebagai pihak ketiga dalam melaksanakan
dalam sebuah ruang diskusi sinau bareng untuk memproleh kesepakatan dengan
pemerintah daerah atas pengakuan batik sebagai warisan dunia oleh Badan PBB
5
program pemberdayaan batik, yang kemudian perusahaan menggandeng
keahlian masyarakat yang berada di lingkungan perusahaan dalam segi soft skill
6
Melalui partisipasi program pemberdayaan diharapkan lebih dapat
7
Lebih lanjut, maka penting dan menarik dalam penelitian ini akan
bahwa terdapat hubungan kedua variabel tersebut, berupa semakin tinggi tingkat
kali ini yang menjadi subjek penelitian yaitu komunitas masyarakat penerima
Ring 1 akibat dampak yang diberikan oleh aktivitas eksplorasi perusahaan. Akan
tetapi tidak selamanya program CSR yang diberikan oleh perusahaan sesuai
dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Program CSR yang dicanangkan oleh
perusahaan terkadang tidak menjawab dan memberikan solusi atas dampak yang
8
dimunculkan. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk
suatu program tentunya menyebabkan manfaat dari program yang dijalankan tidak
Seperti yang terjadi dalam penelitian kali ini, yang mana program
empat desa lainnya memilih untuk berhenti dan tidak melanjutkan program
pemberdayaan batik. Situasi ini menjadi menarik dikarenakan terdapat satu desa
menjadi penting dan menarik dikaji secara sosiologi karena terdapat masalah
batik yang diterima. Karena salah satu faktor keempat desa lainnya yang
pemberdayaan batik adalah masalah politik desa, yang mana terdapat gesekan
masalah antar masyarakat akibat perbedaan pilihan kepala desa. Akan tetapi ada
satu desa, yaitu Desa Dolokgede masih bertahan dan tidak terpengaruh meskipun
9
secara geografis letaknya berdekatan dengan Desa Pelem, Desa Kaliombo, Desa
CSR perusahaan. Hal ini dikuatkan dengan pendapat (Prayogo & Hilarius, 2012)
bahwa program yang lebih partisipatif akan mencapai tingkat efektivitas program
Cepu.
10
1.3 Tujuan Penelitian
1.4.1 Akademisi
dan mahasiswa pada khususnya. Serta dapat digunakan sebagai bahan acuan
untuk penelitian yang lebih lanjut mengenai partisipasi masyarakat dan efektivitas
1.4.2 Praktis
11
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang
2. Bagi Masyarkat
masyarakat.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini tak lepas dari penelitian terdahulu yang sebelumnya telah
untuk peneliti jadikan sebagai bahan kajian dalam menyusun penelitian ini.
2015), tentang Analisis Tingkat Partisipasi dan Taraf Hidup Penerima Program
Indocement Tunggal.
mereka diberikan perilaku yang sama oleh PT ITP. Kemudian hasil efektivitas
terjadi pro kontra, program CSR PT ITP sudah baik karena membantu
13
masih belum berjalan dengan lancar, karena baru satu usaha saja yang berjalan.
Kemudian untuk taraf hidup masyarakat sudah terjadi perubahan dari berbagai
uji korelasi yang dibuat terdapat hubungan antara variabel tingkat partisipasi
Kemudian pada variabel tingkat efektivitas dengan variabel tingkat taraf hidup
penerima juga terdapat hubungan. Serta berdasarkan hasil tabel silang dan uji
Rank Spearman yang telah dibuat juga terdapat hubungan antara variabel
14
CSR Perusahaan) dalam penyelenggaraan program tinggi, maka dampak sosial
terdahulu berfungsi sebagai data pendukung untuk peneliti jadikan sebagai bahan
kajian dalam menyusun penelitian ini. Kedua penelitian tersebut telah berbicara
tinggi dapat mempengaruhi hasil manfaat yang tinggi dalam sebuah program
anggota kelompok simpan pinjam tinggi, maka dampak sosial dan ekonomi juga
akan tinggi.
variabel dependent (Y). Pembaruan dalam penelitian ini dengan penelitian yang
telah dilakukan tersebut guna melengkapi kajian yang belum dilakukannya pada
15
sebuah program pemberdayaan masyarakat antara hubungan dua variabel yang
Lebih lanjut dalam penelitian ini menjadi lebih menarik karena terdapat
pihak ketiga pada pelaksanaan tanggung jawab sosial atau CSR perusahaan.
perusahaan dalam kedua penelitian terdahulu yang penulis tentukan tersebut tidak
dalam penelitian ini terletak pada lokasi yang berbeda. Penelitian ini terletak di
16
kesejahteraan ekonomi yang bergerak pada tujuan pengentasan kemiskinan
depan sesuai dengan keinginan mereka. Sehingga bisa lebih diartikan bahwa
17
melaksanakan secara serius sebuah program dengan melibatkan masyarakat selain
masyarakat dalam berbicara, menuangkan ide dan bertindak sangat perlu, guna
batik yang diberikan PT Pertamina EP Cepu yang memiliki tanggung jawab sosial
tersebut juga terlibat dalam kegiatan sinau bareng yang dilakukan oleh
ADEMOS, yang mana kegiatan tersebut berupa wadah diskusi dengan masyarakat
2.2.2 Partisipasi
Partisipasi masyarakat dapat berupa keterlibatan sejumlah besar orang pada suatu
18
pembangunan. Kemudian partisipasi bisa melibatkan tunggal individu, kelompok
(Cohen & Uphoff, 1980) bahwa partisipasi merupakan keterlibatan individu atau
lebih dari beberapa orang yang terlibat dalam situasi atau tindakan untuk
melaksanakan proses guna mencapai tujuan yang ingin dicapai. Seperti halnya
diungkapkan (Cohen & Uphoff, 1980) keterlibatan sejumlah besar orang untuk
1970-an atas perhatian spesialis pembangunan dengan kondisi pada saat itu akibat
19
tersebut tidak dibarengi dengan kesepakatan studi partisipasi masyarakat dalam
pembangunan
karakteristiknya. Tiga dimensi ini meliputi (1) apa jenis partisipasi, (2) siapa yang
partisipasi dalam implementasi; (3) partisipasi dalam mengambil manfaat; dan (4)
20
1. Partisipasi dalam mengambil keputusan
keputuasan
yang dipilih dan yang akan dilaksanakan. Namun (Cohen & Uphoff, 1980)
21
dikelola, jalur dimana mereka akan berpartisipasi dan kontribusi yang
yang sama. Selain itu dengan adanya masyarakat yang terlibat dapat
22
mampu meningkatkan kemandirian mereka dalam teknik implementasi
dimaksud dalam aspek ini menerima resiko atas apapun hasilnya dari
ingin dicapai dalam suatu program. Adapun (Cohen & Uphoff, 1980)
teknis sebuah program kegiatan. Dalam leteratur (Cohen & Uphoff, 1980)
penambahan aset. Kemudian manfaat pada aspek sosial (Cohen & Uphoff,
23
1980) lebih mencirikan pada manfaat yang luas seperti fasilitas pelayanan
publik, hal ini terjadi atas terpenuhinya layanan seperti fasilitas sekolah,
klinik kesehatan, air, perumahan dan akses jalan yang lebih baik. Setelah
manfaat aspek materiil dan aspek sosial adapun terdapat aspek pribadi.
Pada aspek ini perlu ditekankan untuk membedakan dengan aspek material
penambahan aset. Maka dari itu (Cohen & Uphoff, 1980) menjabarkan
konsekuensi yang didapat dari partisipasi ini perlu juga untuk pelajari.
lebih baik.
24
masyarakat telah terlibat dalam program pembangunan atas manfaat yang
dirasakan.
beruapa adanya peninjauan formal dari fasilitator untuk mencari tahu siapa
25
orang/masyarakat lokal tersebut sudah harus menjadi subjeknya dalam
partisipasi dalam evaluasi, karena isi dari program yang dijalankan berupa
asli yang ditujukan untuk kepentingan publik. Pada partisipasi ini lebih
tahun 1998 setelah reformasi banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mulai
yang berorientasi pada pengentasan kemiskinan. Tetapi upaya dari LSM dalam
26
perannya tersebut belum mampu berdampak secara menyeluruh kepada
(mikro).
sektor bisnis (korporasi), atau (Prayogo & Hilarius, 2012) menilai lebih tepatnya
Friedman dalam (Prayogo & Hilarius, 2012) menilai bahwa tanggung jawab sosial
banyak ditentang. Berdasarkan dari hal tersebut pelaku bisnis secara moral
para korporasi melalui konsep CSR. (Prayogo & Hilarius, 2012) mengungkapkan
bentuk sebuah program CSR dapat mengarah pada kebutuhan masyarakat yang
(donasi) sosial.
Namun pada saat itu tidak banyak studi tentang indikator yang
27
keberhasilan program CSR perusahaan atau ia lebih menyebutkan efektivitas
masyarakat lokal.
28
dihentikan, baik keberlanjutan secara substansial maupun secara
teknis manajerial.
pengalaman objektif mereka. Dengan memberikan rentan nilai 1-5 atau 1-10
29
2.3 Kerangka Berfikir
PT Pertamina EP Cepu
Keterangan :
: Hubungan antara tingkat variabel
: Penurunan indikator dari variabel
30
Program pemberdayaan batik merupakan salah satu program CSR PT
Pertamina EP Cepu yang dijalankan mitra kerjanya ADEMOS, salah satu program
pemberdayaan batik yang menjadi salah satu CSR PT Pertamina EP melalui mitra
(Cohen & Uphoff, 1980) yaitu Partisipasi dalam mengambil keputusan, partisipasi
pemberdayaan batik, dalam penelitian ini untuk mencari tahu berupa tinggi,
dampak positif yang diterima masyarakat. Efektivitas program dapat diukur dari
31
2.4 Hipotesis Penelitian
penelitian ini adalah hipotesis korelasi (hubungan). Sehingga dalam penelitian ini
Ho: Diduga tidak ada hubungan tingkat partisipasi komunitas (penerima program)
konsep yang abstrak (Andriani, 2014). Indikator-indikator yang ada pada konsep
variabel merupakan cara teknis dalam menjelaskan dan melaksanakan isi dari
penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas atau
independent dalam penelitian ini adalah tingkat partisipasi dan variabel dependent
32
2.5.1 Tingkat Partisipasi
atau variabel independent (variabel X). Variabel independen adalah variabel yang
33
Partisipasi 1. Keterlibatan responden/
Dalam penerima program dalam
Implementasi pelaksanaan program
pemberdayaan pemberdayaan
batik
2. Keterlibatan responden/
penerima program dalam
memberikan tenaganya pada
pelaksanaan program
pemberdayaan batik.
3. Keterlibatan responden/
penerima program dalam
memberikan materi (uang)
pada pelaksanaan program
pemberdayaan batik.
4. Keterlibatan responden/
penerima program dalam
memberikan ide/gagasan
dalam penanganan setiap ada
masalah/kendala pada
pelaksanaan program
pemberdayaan batik.
34
program pemberdayaan batik
Responden/ penerima program
merasakan lebih mudah
menjalin kerja sama dengan
orang lain.
(variabel Y). Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi
oleh variabel independen. Artinya dalam penelitian ini variabel tingkat efektivitas
merupakan hasil dari capaian program yang sudah direncanakan berupa gambaran
aspek partisipasi.
35
menyelesaikan masalah di
daerah responden/penerima
program
36
pendidikan
4. Program pemberdayaan
batik berdampak pada
peningkatan industri kreatif
lainnya.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
masalah dalam penelitian ini memuat dua variabel hubungan sebab akibat
digunakan sebagai alat pengumpul data yang bersifat mengukur. Dalam metode
keyakinan, pendapat, karakteristik suatu objek dan perilaku yang telah lalu atau
38
kepada responden dan wawancara, pengolahan hasil data, analisis hasil data dan
masalah penelitian ini yang bertujuan mencari tahu tingkat partisipasi komunitas
2003). Dalam penelitian ini yang menjadi objek yaitu masyarakat terdampak
pemberdayaan batik, pada program CSR perusahaan melalui pihak ketiga sebagai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sampel ini sering digunakan pada populasi yang relatif kecil atau kurang dari 100.
Sehingga dengan jumlah penerima program kurang dari 100 orang, teknik
sampling jenuh ini cocok dijadikan penentuan sampel dalam penelitian ini.
39
Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro yang berjumalah 30 orang. Lebih lanjut
dan karakteristik sesuai kebutuhan data peneliti, yaitu seorang yang telah
program tersebut. Hasil pengumpulan data dari responden yang menjadi objek
penelitian ini akan ditarik kesimpulannya berupa keterkaitan hubungan dari dua
variabel yang menjadi fokus penelitian, yaitu variabel tingkat partisipasi dan
melalui jenis data data primer dan dan data sekunder. Data primer bisa didapatkan
3.4.1 Wawancara
kepada narasumber yang memiliki pengetahuan terkait objek yang diteliti, teknik
semua respon dari yang disurvey (Sugiyono, 2011). Teknik ini digunakan ketika
40
peneliti mencari permasalahan yang harus diteliti, dan untuk menemukan jawaban
hasil turunan dari konsep yang dipilih peneliti, berupa kumpulan pertanyaan
peneliti yang menjadi sampel penelitian. Alasan peneliti menggunakan teknik ini
karena dalam penelitian ini menetapkan jumlah responden yang cukup besar,
pencarian data.
3.4.2 Dokumentasi
buku dan bacaan lainnya yang meliputi data gambaran umum penelitian,
penelitian terdahulu, dan data pendukung lainnyaa, serta data penerima program
pemberdayaan batik yang diperoleh dari ADEMOS selaku pihak ketiga CSR PT
Pertamina EP Cepu.
41
3.5 Teknik Pengukuran Data
Skala ordinal sebagai acuan alat ukur untuk menghasilkan data kuantitatif melalui
kuesioner dengan cara memberi bobot penilaian setiap pertanyaanya yang berasal
berikut:
1 Karakteristik
Responden
42
4. 8-10 tahun :
2 Variabel Tingkat
Partisipasi
3 Variabel Tingkat
Efektivitas Program
43
Pengukuran dalam skala ordinal dengan menggunakan ukuran sikap
respoden atas setiap pertanyaan, yaitu skala Likert. Menurut (Sugiyono, 2011)
skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
Melalui skala Likert, indikator konsep variabel X dan Y yang akan diukur
Dengan skala Likert setiap item pertanyaan memiliki jawaban gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif. Skala ini berorientasi pada jawaban responden,
sehingga di setiap jawabannya akan dijumlahkan dan diberi skor, yang kemudian
ditotal. Hasilnya akan ditafsirkan sebagai subyek dalam skala Likert, dalam
memiliki empat tingkatan yang berguna untuk mengetahui derajat setuju dan tidak
berikut:
44
mengoreksi apabila ada yang terdapat yang salah atau meragukan,
4. Interpretasi
Teknik analisis data merupakan tahap dalam sebuah penelitian setelah data
yang diterima sudah lengkap. Analisis data memiliki tujuan mendeskripsikan hasil
45
data yang diperoleh. Bentuk analisis data dapat berupa analisis data deskriptif dan
penelitian tidak hanya menjelaskan mengenai tingkatan dari setiap indikator dan
variabel tetapi juga mengambil kesimpulan tentang hubungan dari kedua variabel
tersebut.
Analisis inferensial terbagi menjadi dua jenis yaitu parametric dan non
berdistribusi normal dan analisis inferensial non parametric untuk data yang tidak
non parametric karena data tidak berdistribusi normal dan data yang diperoleh
data, diantaranya analisis data frekuensi, analisis korelasi, analisis tabel silang dan
1. Analisis data frekuensi, analisis ini berupa tabel data yang kemudian
46
2. Analisis tabel silang, dalam analisis ini menyajikan data hubungan
analisis ini:
47
Ƭxy =
( ) ( )
dengan Tx = ½ ∑tx(tx-1)
Ty = ½ ∑ty(ty-1)
Keterangan :
S = Pembilang
N = Jumlah sampel
1 dan 2 = Konstanta
variabel. Dari hasil skala ordinal dicari tahu dengan menggunakan rumus
dibawah ini :
48
Tabel 4. Koefisien Tingkat Hubungan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0 Tidak ada korelasi antara 2 variabel
>0 – 0,25 Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5 Korelasi cukup
>0,5 – 0,75 Korelasi kuat
>0,75 – 0,99 Korelasi cukup kuat
1 Korelasi sempurna
2011). Tujuan dari uji validitas data adalah untuk mengetahui keabsahan yang
berhubungan antara konsep dengan data empiris di lapangan. Uji validitas dengan
pertanyaan dari variabel X dengan total seluruh pertanyaan dari variabel Y. Uji
xy x y
N
x y
rxy
2
2
y
2
2
x
N N
49
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy
N : Jumlah Subyek
X : Skor item
Y : Skor total
∑X : Jumlah skor items
∑Y : Jumlah skor total
∑X2 :
Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 :
Jumlah kuadrat skor total
Data dikatakan valid ketika indeks Correlation Product Moment Pearson
dengan nilai rxy (r-hitung) yang diperoleh lebih besar atau sama dengan tabel
regresi (r-tabel) dan dikatakan tidak valid ketika nilai rxy kurang dari tabel regresi.
menggunakan rumus:
df = n-k
Keterangan:
df : degree of freedom atau derajat bebas
n : jumlah responden
k : jumlah variabel
Kemudian dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel, yaitu tingkat
program pemberdayaan batik, dengan taraf signifikasi 5%. Maka jika dihitung
50
sebesar 0,3610. Maka jika r-hitung lebih besar atau sama dengan r-tabel (0,3610)
item pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Berdasarkan r tabel tersebut maka
hitung tersebut menunjukan bahwa nilai r-hitung lebih besar dari nilai sighnifikasi
dikatakan valid.
51
Tabel 6. Uji Validitas Variabel Efektivitas Program (Variabel Y)
No R tabel R Hitung Keterangan
Tabel 6 merupakan hasil dari uji validitas dari 21 item pertanyaan pada
0,760. Angka r-hitung tersebut menunjukan bahwa nilai r-hitung lebih besar dari
52
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Sumber: http://pepc.pertamina.com/id/index.html
(persero) untuk Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) minyak dan gas bumi di
Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Cepu antara BPMigas sebagai atas nama
pemerintah dengan Kontraktor Mobil Cepu Ltd dan Ampolex Cepu (keduanya
merupakan anak perusahaan dari PT. Exxon Mobil) serta PT Pertamina EP Cepu
Ltd dan Ampolex 50%, PT.Pertamina EP Cepu 50%. Namun komposisi PI ini
Agreement atas KKS pada tanggal 30 Oktober 2008 dan 26 Februari 2009. Dalam
53
kesepakatan tersebut untuk menyertakan empat Badan Usaha Milik Daerah
Cepu 45%, Mobil Cepu Ltd dan Ampolex 45% dan BUMD 10%.
Agreement (JOA) Blok Cepu antara Mobil Cepu Ltd, Ampolex dan PT Pertamina
EP Cepu. Dalam JOA tersebut dinyatakan bahwa Exxon Mobil Cepu Ltd sebagai
pemegang operator Blok Cepu dan secara resmi PT Pertamina EP Cepu efektif
Pertamina EP Cepu melakukan tiga kegiatan utama di Blok Cepu, yang meliputi
Biru yang semula hanya non operator dalam pengembangan Lapangan Jambaran
(HOA) dengan Exxon Mobil Cepu Ltd. Pada tahun 2013 PT Pertamina EP Cepu
pelaksanaan Unitisasi Jambaran Tiun Biru dan ditunjuknya perusahaan ini sebagai
Cepu dengan menemukan cadangan migas baru di Blok Cepu dan ditargetkannya
54
Lebih lanjut pada tahun 2014 Presiden Republik Indonesia Susilo
Lapangan Banyu Urip Blok Cepu sebesar 10.000 barel per hari. Dengan adanya
kebijakan penambahan 10.000 barel per hari tersebut menjadikannya Banyu Urip
meningkat dari 30.000 barel per hari menjadi 40.000 barel per hari pada tahun
2014, dan terus meningkat mencapai puncaknya sebesar 165.000 per hari.
Wilayah Blok Cepu antara BPMigas sebagai atas nama pemerintah dengan
kontraktor PT Pertamina EP Cepu, Exxon Mobil Cepu Ltd dan Ampolex Cepu
Ltd selama jangka waktu kontrak 30 tahun. Beberapa perusahaan ini telah
1. Dampak Positif
kualitas kapasitas sumberdaya manusia yang berasal dari program tanggung jawab
terutama pemuda untuk lebih berkompetitif di dunia kerja khususnya pada sektor
55
migas yang semakin ketat dan selektif dalam penerimaan kerja terutama PT
keberadaan perusahaan.
Lebih lanjut dampak positif perusahaan tidak hanya berasal dari program
tanggung jawab sosial melalui program CSR nya saja melainkan juga terdapat
ini, seperti penyerapan tenaga kerja lokal. Dalam proses rekrutmen tenaga kerja
tenaga kerja untuk mengutamakan pekerja dari desa yang berada di wilayah Ring
pemasangan pipa yang membutuhkan tenaga kerja kurang lebih 50 orang, yang
56
Tabel 7. Data Penerimaan Pekerjaan
No Posisi/Jabatan Kualifikasi Jumlah
1. Project Manager S1 1
2. Construction Manager S1 1
3. Foreman SMA 14
4. Skill manpower SMP-SMA 21
5. Helper SD-SMA 13
Jumlah Total 50
Sumber: PEPC 2019 Dalam (Cepu, Adendum Analisis Dampak Lingkungan
Hidup (Andal) Dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (Rkl) Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (Rpl), 2019)
Data penerimaan pekerjaan tersebut hanya berasal dari tahap konstruksi
yang di dalamnya terdapat kegiatan kerja mobilisasi alat dan bahan proyek yang
memerlukan jalan transportasi umum dan jalan inspeksi yang sudah ada. Maka
inspeksi. Kepemilikan jalan inspeksi ini dimiliki oleh Exxon Mobil Cepu Ltd
inspeksi pada tahap konstruksi merupakan salah satu dari beberapa proses
57
tentunya berdampak positif yang dirasakan masyarakat akibat keberadaan
4. Dampak Negatif
terhadap hipotetik atau DPH (data hak kebendaan atas suatu benda yang tak
kegiatan operasi Sulfur Recovery Unit (SRU), kegiatan pembuangan Bleed Water.
rumah kaca (GHG), peningkatan prevalensi penyakit ISPA, gangguan flora darat,
58
rencana pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup yang
Selain itu juga berorientasi pada peningkatan dampak positif yang akan timbul
dari hasil rencana kegiatan yang dilaksanakan. Lebih lanjut berdasarkan (Cepu,
pengelolaan lingkungan hidup ini terpaku pada dampak negatif yang dihasilkan,
memberikan nilai tambah berupa kesejahteraan masyarakat, hal tetap tak lepas
59
jawab sosialnya ini PT Pertamina mengedepankan pada prinsip kepedulian sosial
program pelatihan soft skill kerja dunia migas pada masyarakat, seperti pelatihan
bersertifikasi yang meliputi scaffolding, rigging, pipe fitter, dan mobile crane.
mampu bersaing didunia kerja migas yang lebih ketat dan selektif, terkhususnya
kerja soft skill dunia migas yang lebih melibatkan masyarakat pemuda, PT
dan lain-lain.
Selain itu perusahaan ini juga berusaha membantu masyarakat dan pemerintah
Bentuk program ini berupa penanaman pohon yang berjumlah 10.000. Melalui
program hijaukan bumi ini diharapkan bencana kekeringan ini dapat berkurang
60
dan dapat menekan kasus kekeringan dan banjir di Bojonegoro yang merupakan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-
87.AH.01.06.Tahun 2008.
Sumber: https://ademosindonesia.or.id/
61
Dengan latar belakang terbentuknya ADEMOS ini yaitu melihat berbagai
ekonomi masyarakat pedesaan yang berkualitas, merata dan berkelanjutan; dan (3)
62
4.2.2 Bentuk Kegiatan Ademos
1. Pemberdayaan Masyarakat
aspek nilai tambah untuk masyarakat diharapkan setiap programnya tidak hanya
63
dunia batik dengan kegiatan sinau bareng, dan mengajak masyarakat untuk
belajar batik melalui tahap berbagai pelatihan batik kepada masyarakat. Namun
aktif.
upaya untuk mewujudkan industri kreatif sangat tepat dijalankan. Kemudian pada
didasari batik dinilai dapat mengangkat nama daerah selain untuk kepentingan
kesejahteraan masyarakat pada sektor ekonomi. Apalagi hal ini selaras untuk
dua perusahaan pertambangan Minyak dan Gas (MIGAS) besar yang sedang
64
Cepu, kedua perusahaan ini menjadikan ADEMOS sebagai pihak ketiga dalam
desa binaan. Pemilihan desa binaan ini ditentukan oleh titik lokasi desa yang
Misalnya Exxon Mobil Cepu memiliki desa binaan yang meliputi Desa Ngunut
Ngasem serta Desa Leran dan Desa Sukoharjo di Kecamatan Kalitidu. Sedangkan
PT Pertamina EP Cepu memiliki desa binaan yang meliputi Desa Dolokgede dan
2. Sinau Bareng
ADEMOS juga mendeskripsikan program lain yaitu yang diberi nama “Sinau
Bareng”. Bentuk kegiatan ini berupa belajar bareng dengan tidak ada guru dan
Sehingga saling tukar ide terjadi dalam forum program ini, kemudian hasil yang
65
disampaikan peserta dalam program Sinau Bareng semuanya sama-sama memberi
dan menerima.
Topik yang disampaikan dalam Sinau Bareng yang erat kaitannya dengan
Desa, Sinau Bareng Demokrasi, Sinau Bareng Pendidikan Para Guru dan
Pendidikan anak, Sinau Bareng Industri Kreatif, serta kegiatan lain yang berkaitan
motivasi masyarakat yang mengarah pada kegiatan yang lebih baik, sehingga
baik.
sosial PT Pertamina EP Cepu tidak lepas dari keberadaan lokasi kerja ADEMOS
Exxon Mobil Cepu Ltd yang terlebih dahulu telah menjalin kerja sama dengan
batik di wilayah terdampak eksplorasi PT Exxon Mobil Cepu Ltd yang telah
66
sukses berdampak positif dan dirasakan masyarakat melalui partisipasinya dalam
ekonomi masyarakat. Kemudian hal ini juga menyangkut pada visi ADEMOS
EP Cepu menjalin kerja sama dengan ADEMOS sebagai pihak ketiga dalam
67
4.3 Karakteristik Responden
memiliki kualitas dan karakteristik yang sesuai kebutuhan peneliti, yaitu penerima
data, peneliti mengalami kendala di lapangan berupa sudah tidak adanya program
pemberdayaan batik yang masih berjalan di 4 desa yang menjadi bagian dari desa
Cepu yang masih berjalan hanya di Desa Dolokgede saja, yang berjumlah 30
orang, dari jumlah tersebut didominasi oleh perempuan dengan jumlah 25 orang
keempat desa tersebut dalam program pemberdayaan batik penerima program dan
dengan aktivitas lain (usaha toko, sayur dan tani), dan penerima program
(ADEMOS), yang lebih parahnya terdapat faktor politik desa yang memberikan
68
penerima program. Misalnya di Desa Pelem Kecamatan Purwosari penerima,
program tidak mau melanjutkan karena calon kepala desa yang mereka dukung
tersebut sebagai media sharing dan berbagai semangat antar pengrajin. Namun
saat ini pertemuan tersebut sudah tidak berjalan lagi karena dengan dampak
Kecamatan Tambakrejo saja yang sampai saat ini program tersebut masih
sebagian besar berada di usia 31-50 tahun, sebesar 70.0%. Hal tersebut
69
pemilihannya ibu-ibu karena batik lebih mudah diajarkan kepada mereka, dan
Selain itu tabel 8 menunjukan sebagian bedar berada di usia 18-30 tahun,
sebesar 20%. Dari jumlah responden di usia tersebut merupakan pemuda yang
memilih batik sebagai media usaha awal mereka. Berdasarkan hasil instrumen
keempatnya telah aktif dari awal pelatihan hingga saat ini. Lebih lanjut pada tabel
6 terdapat penerima program yang berada di usia lebih dari 50 tahun, sebesar
10.0%. Penerima program di usia tersebut orang-orang yang mengikuti tidak dari
awal, adapun sebagiannya karena mengikuti anaknya, dan tetangganya yang sama
merupakan ibu-ibu yang sebelumnya hanya ibu rumah tangga saja, dan tidak
pertanian. Namun tidak sedikit juga yang memiliki pendidikan tingkat SMA
70
sebesar 26.7% yang berjumlah 8 orang. Dari jumlah penerima program yang
setelah lulus dari tingkat SMA memutuskan dirinya untuk aktif dalam program
batik.
kesempatan oleh mereka menjadi kesibukan lainnya dikala tidak ada kegiatan
pertanian. Selain itu tidak sedikit dari mereka juga bekerja sebagai buruh petani
pemilik sawah lainnya. Berdasarkan informasi lain yang penulis peroleh sebagian
71
dari mereka, program pemberdayaan batik hanya dijadikan sampingan saja, waktu
oleh ADEMOS sudah ada sejak tahun 2013. Berdasarkan tabel tersebut dapat
pemberdayaan pada rentan waktu 1-3 tahun adalah sebesar 60%. Anggota tersebut
dapat bergabung dikarenakan ajakan dari anggota lain yang telah terlibat sejak
72
BAB V
(Cohen & Uphoff, 1980) dalam mengukur tingkat partisipasi komunitas penerima
partisipasi milik (Cohen & Uphoff, 1980), yang kemudian peneliti sampaikan
penjelasan hasil pertanyaan dari setiap indikator pada variabel tingkat partisipasi.
penilaian opsi, dan membuat pilihan tentang mereka, serta perumusan rencana
73
Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti telah merancang sebuah
pemberdayaan batik). Berikut hasil jawaban dari dari responden terkait pada
yang ada dalam partisipasi dalam mengambil keputusan, maka dalam pertanyaaan
74
(partisipasi 1a, partisipasi 1b dan partisipasi 1c) peneliti memberikan pertanyaan
itu mereka juga tidak terlibat dalam setiap agenda yang dilaksanakan oleh
tidak setuju sebesar 60%, alasan sejumlah responden memberikan jawaban tidak
setuju karena mereka hanya ikut-ikutan saja, informasi yang peneliti peroleh
penerima program yang memberikan jawaban tersebut mulai bergabung tidak dari
beberapa tahun. Sehingga mereka tidak terlibat dari awal, artinya tidak terlibat
atas pilihan program yang ditawarkan dan keputusan program yang dipilih. Begitu
75
5.1.2 Indikator Partisipasi Dalam Pelaksanaan
batik oleh ADEMOS (Cohen & Uphoff, 1980) menjelaskan partisipasi dalam
dengan ketiga aspek dalam partisipasi dalam pelaksanaan. Berikut hasil dari
jawaban pertanyaan yang telah peneliti sampaikan pada responden penelitian ini.
76
Peneliti memberikan pertanyaan pada tabel 13 merupakan hasil dari
materil dan terlibat memberika ide dalam pelaksanaan program yang dijalankan.
setuju sebesar 70%. Alasan sejumlah responden yang menjawab sangat setuju dan
setuju karena mereka terlibat dalam kegiatan membatik meliputi melukis batik,
membersihkan malam dalam kain batik dsb, serta mereka juga terlibat kerja sama
canting, kompor dan gas pada awalnya diperoleh dari ADEMOS. Namun setelah
kain, isi gas ulang mereka yang membeli sendiri untuk keberlanjutan usaha yang
77
mereka jalankan tersebut. Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh para
penerima program pemberdayaan batik tidak dimintai uang oleh ADEMOS dalam
tersebut.
batik. Adapun (Cohen & Uphoff, 1980) menjelaskan beberapa aspek partisipasi
dalam mengambil manfaat, yang meliputi aspek material, sosial dan pribadi.
yang sesuai dengan ketiga aspek dalam partisipasi dalam mengambil manfaat.
78
Tabel 14. Jumlah dan Persentase Indikator Partisipasi dalam Mengambil
Manfaat.
Pertanyaan Item Pertanyaan Indikator Jumlah Persentase
No
Partisipasi dalam Mengambil Manfaat (n) %
10 Saya merasakan peningkatan
pendapatan (Partisipasi3a)
1. Sangat tidak setuju 0 0
2. Tidak setuju 0 0
3. Setuju 9 30
4. Sangat setuju 21 70
11 Saya lebih bisa mencukupi kebutuhan
sehari-hari (Partisipasi3b)
1. Sangat tidak setuju2 0 0
2. Tidak setuju 3 10
3. Setuju 23 76.7
4. Sangat setuju 4 13.3
12 Saya lebih mampu membeli buah
sekunder (apel, anggur, durian dll) atas
keterlibatan dalam sebuah program
pemberdayaan batik (Partisipasi3c)
1. Sangat tidak setuju 0 0
2. Tidak setuju 12 40
3. Setuju 16 53.3
4. Sangat setuju 2 6.7
13 Fasilitas Ruko/medsos oleh ADEMOS
mempermudah dalam memasarahkan
hasil produksi batik (Partisipasi3d)
1. Sangat tidak setuju 0 0
2. Tidak setuju 1 3.3
3. Setuju 20 66.7
4. Sangat setuju 9 30.0
14 Atas keterlibatan dalam program
pemberdayaan batik saya selalu
dilibatkan dalam musyawarah
BUMDES (Partisipasi3e)
1. Sangat tidak setuju 5 16.7
2. Tidak setuju 18 60.0
3. Setuju 7 23.3
4. Sangat setuju 0 0
15 Atas keterlibatan dalam program
pemberdayaan batik saya lebih mudah
menjalin kerja sama dengan orang lain
(Partisipasi3f)
1. Sangat tidak setuju 0 0
2. Tidak setuju 1 3.3
3. Setuju 24 80.0
4. Sangat setuju 5 16.7
Total 30 100
Sumber : Pengelolahan SPP Oleh Peneliti kuesioner nomor 19-15, 2020
79
Berdasarkan pernyataan (Cohen & Uphoff, 1980) dalam partisipasi dalam
sebesar 53.3%.
pendapatan dan lebih mampu memenuhi kebutuhan keluarga, selain itu mereka
hanya bisa dibeli di pasar dan tidak hasil dari kebunnya mereka sendiri seperti
pisang dan lain-lain. Mayoritas penerima program tersebut didominasi oleh ibu-
ibu yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan sebelumnya hanya sebagai ibu rumah
diperoleh peneliti setiap kain batik yang mereka buat mereka mendapatkan
penyesuaian dengan manfaat sosial. (Cohen & Uphoff, 1980) pada manfaat sosial
80
lebih menekan pada pemerolehan masyarakat sebuah fasilitas dalam menunjang
fasilitas berupa sebuah ruko/toko, dan media sosial kepada penerima program
pemberdayaan batik yang berguna untuk menjual hasil produksi batik mereka,
toko tersebut bernama “Toko Bojonegoro” di Jalan Gajah Mada, Desa Sukorejo,
pemberdayaan batik berupa fasilitas ruko/toko dan media sosial oleh ADEMOS
66.7%. Karena fasilitas toko yang diberikan ADEMOS sangat membantu mereka
dengan manfaat pribadi. (Cohen & Uphoff, 1980) pada manfaat pribadi lebih
memberikan jawaban tidak setuju sebesar 60.0%. Dari jawaban tersebut penerima
desa saja yang terlibat dalam menggali ide/gagasan dalam dunia industri kreatif di
desa.
mudah menjalin kerjasama dengan orang lain (partisipasi 3f) penerima program
81
mayoritas memberikan jawaban setuju sebesar 80.0%. Alasan sejumlah responden
karena dalam setiap kegiatan memproduksi batik mereka terbiasa terlibat kerja
sama untuk kesuksesan program yang mereka ikuti, hal ini termasuk dalam usaha
sebuah program pembangunan, pada partisipasi ini guna mengetahui hasil capaian
setempat dapat saja ikut berpartisipasi dalam evaluasi. Maka item pertanyaan
yang telah peneliti rancang lebih mengarah pada peran ADEMOS dalam evaluasi
program yang dijalankan dengan penilaian dari masyarakat. Berikut hasil dari
dalam evaluasi.
82
Tabel 15. Jumlah dan Persentase Indikator Partisipasi dalam Evaluasi
Item Pertanyaan Indikator Partisipasi Jumlah Persentase
No
dalam Evaluasi (n) %
16 ADEMOS selalu mendamping program
pemberdayaan batik yang sedang
dijalankan (Partisipasi4a)
1. Sangat tidak setuju 0 0
2. Tidak setuju 0 0
3. Setuju 12 60.0
4. Sangat setuju 18 40.0
17 ADEMOS memberikan wadah kritik dan
saran kepada penerima program
pemberdayaan batik (Partisipasi4b)
1. Sangat tidak setuju 0 0
2. Tidak setuju 0 0
3. Setuju 25 83.3
4. Sangat setuju 5 16.7
Total 30 100
Sumber : Pengelolahan SPP Oleh Peneliti kuesioner nomor 16-17, 2020
tersebut karena ADEMOS dari awal hingga sekarang selalu mendampingi mereka,
dari penerima program didominasi setuju sebesar 83.7%. Dari data tersebut
penerima program yang menjawab setuju diketahui cukup tinggi dan sangat tidak
setuju dan tidak setuju tidak ada sama sekali. Hal ini dari pernyataan mereka,
83
menyampaikan kapada responden kendala dan masalah apa yang sedang dialami,
setiap item pertanyaan keempat indikator tersebut. Adapun peneliti sajikan tabel
n % n % n %
1. Partisipasi dalam mengambil 19 63.3 10 33.3 1 3.3
keputusan
2. Partisipasi dalam pelaksanaan 0 0 26 86.7 4 13.3
mengambil keputusan yang masuk kategori rendah yakni sebesar sebesar 63.3%.
Sedangkan ketiga indikator lainnya dalam variabel tingkat partisipasi (X) masuk
sebagai berikut.
84
Tabel 17. Kesimpulan Kategori pada Variabel Tingkat Partisipasi
Komunitas
Jumlah Persentase
Kategori
(n) (%)
Tinggi 3 20.0
Sedang 27 80.0
Rendah 0 0
Total 30 100
tingkat partisipasi sedang. Hal ini yang hanya dalam kategori rendah pada
mereka peroleh dari ADEMOS bersifat top down, artinya program tersebut diawal
85
setiap ada kendala/masalah pelaksanaan program cukup rendah, selain itu
pemberdayaan batik masuk dalam kategori sedang juga. Hal ini penerima program
BUMDES, sehingga perolehan manfaat dalam hal harga diri mereka belum
juga masuk dalam kategori sedang karena mereka menilai ADEMOS telah
pemberdayaan batik, selain itu mereka juga menilai bahwa ADEMOS dalam
pemberdayaan batik dalam kategori sedang sejalan dengan salah satu pernyataan
mereka yang menilai masyarakat di lingkungannya ketika diajak untuk ikut dalam
program pemberdayaan batik itu sulit, karena program pemberdayaan batik masih
belum ada sebelumnya, dan masyarakat ragu untuk terlibat. Namun atas
kesejahteraannya.
86
5.3 Analisis Deskriptif Tingkat Efektivitas Program pemberdayaan Batik
(Variabel Y)
masyarakat lokal. Dalam hal ini yang menjadi prinsip pada indikator manfaat
yaitu manfaat yang diberikan sudah sesuai dengan program yang dilaksanakan
87
kesejahteraan. Lebih lanjut dalam penelitian pada program pemberdayaan batik
oleh ADEMOS.
memberikan jawaban tidak setuju dari keempat pilihan jawaban lainnya, yaitu
88
Jawaban tersebut didasari karena program pemberdayaan batik masih
kegiatan untuk menambah pendapatan saja selagi tidak ada aktivitas di sawah. Hal
ini karena mayoritas yang terlibat dalam program pemberdayaan batik suaminya
bekerja sebagai petani. Selain itu mereka dalam kegiatan sehari-hari juga
menerima pekerjaan buruh tani dari petani yang memiliki lahan. Keterlibatan
mereka dalam kegiatan membatik mereka lakukan ketika tidak ada kegiatan
Selain itu permasalahan yang sedang sekarang mereka hadapi terletak pada
belum siap untuk mengembangkan potensi batik, hal ini dirasakan pada hasil
penjualannya. Mereka masih kesusahan dengan pemasaran, yang dilihat lebih jauh
sulit dibandingkan dengan daerah yang sudah lama dengan potensi dan hasil
batiknya, seperti Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Hal ini strategi pemasaran
yang mereka utamakan hanya mengandalkan media sosial, jaringan, dan toko
lokal. Dalam variabel tingkat efektivitas prinsip kesesuaian harus diterapkan oleh
89
fasilitator dalam menjalankan program pembangunan yang dibawakan kepada
masyarakat, hal ini bertujuan guna program yang dilaksanakan mampu berjalan
yang sesuai dengan prinsip pada indikator kesesuaian dalam variabel tingkat
masih sulit untuk terlibat dalam program ini, karena lingkungan masyarakatnya
masih belum bisa maju atau berinisiatif kedalam industri batik. Masyarakat di
daerahnya masih malu dan belum percaya diri terhadap apa yang akan dihasilkan
90
nantinya ketika sudah terlibat dan memperoleh keterampilan selain meningkatkan
program pemberdayaan batik telah melibatkan mayoritas ibu-ibu yang mana lebih
kembali atau tidak ketika jika bantuan selesai atau dihentikan, baik keberlanjutan
91
Tabel 20. Jumlah dan Persentase Indikator Keberlanjutan
No Iten Pertanyaan Indikator Jumlah Persentase
Keberlanjutan (n) (%)
22 Jika sudah ada pendampingan dari
ADEMOS program pemberdayaan
batik masih bisa berjalan
(Efektivitas3a)
1. Sangat tidak setuju 0 0
2. Tidak setuju 1 3.3
3. Setuju 19 63.3
4. Sangat setuju 10 33.3
23 Jika sudah tidak ada pendampingan
dari ADEMOS saya masih bisa
memproduksi batik (Efektivitas3b)
1. Sangat tidak setuju 1 3.3
2. Tidak setuju 13 43.3
3. Setuju 14 46.7
4. Sangat setuju 2 6.7
24 Saya dapat menjalankan strategi
pemasaran yang diberikan ADEMOS
(Efektivitas3c)
1. Sangat tidak setuju 1 3.3
2. Tidak setuju 14 46.7
3. Setuju 13 43.3
4. Sangat setuju 2 6.7
25 Jika sudah ada pendampingan dari
ADEMOS saya masih bisa
menjalankan strategi pemasaran
(Efektivitas3d)
1. Sangat tidak setuju 1 3.3
2. Tidak setuju 14 46.7
3. Setuju 13 43.3
4. Sangat setuju 2 6.7
Total 30 100
Sumber : Pengelolahan SPP Oleh Peneliti kuesioner nomor 22-25, 2020
efektivitas 3a sebesar 63.3% dan efektivitas 3a sebesar 46.7%. Hal ini karena
mereka sudah ada inisiatif untuk menjalankan produksinya. Hasil temuan peneliti
penerima program sudah mampu membeli bahan sendiri seperti malam, kain batik
untuk keperluan produksi batik.. Hal ini dikuatkan setelah program pemberdayaan
92
keberlanjutan usaha yang mereka jalankan. Adapun dari sejumlah penerima
program sudah mampu juga dalam memasarkan hasil produksi batiknya sendiri
menjawab tidak setuju tersebut merupakan penerima program yang tidak terlibat
batik saja dan tidak terlibat dalam pemasaran. Adapun juga yang tidak terlibat
melukis melainkan hanya menerima hasil lukisan dari penerima program lainnya,
kemudian dijual dengan strategi yang diberikan oleh ADEMOS. Pada pertanyaan
ADEMOS sudah tidak mendampingi. Hal ini didasari karena penerima program
tersebut sebelumnya memang tidak terlibat dalam pemasaran, hal ini yang
ADEMOS.
Dalam hal ini mengacu pada kemampuan masyarakat menjadi lebih baik dari
93
efektivitas tersebut. Berikut jawaban pertanyaan yang peneliti peroleh dari
94
program yang menilai program pemberdayaan batik masih belum memberikan
tersebut hanya dirasakan oleh masyarakat yang terlibat saja, apalagi ketika sudah
terlibat masih ada sejumlah masyarakat yang akhirnya mengundurkan diri untuk
tidak aktif lagi dalam program. Mereka menilai program pemberdayaan batik
masih belum tepat untuk mengharuskan semua masyarakat terlibat dalam program
karena usaha batik sebelumnya tidak ada dan baru ini mereka masuk dalam dunia
batik. Lebih lanjut ketika terlibat dalam program pemberdayaan batik mereka
efektivitas 4b sebesar 60.0% dan efektivitas 4c sebesar 60.0% Dari data tersebut
Dolokgede, seperti produksi pakan ternak (konsentrat), usaha ternak lele (binaan
95
5.3.5 Indikator Pemberdayaan
96
Berdasarkan tabel 22 pada pertanyaan efektivitas 5a dan efektivitas 5b
terutama dalam dunia kreatif batik. Hal ini terjadi karena sebelum adanya program
sawah) dan sebagainya. Dalam dunia industri kreatif masyarakat tidak memiliki.
dirinya mampu membuat ide motif baru sendiri sebesar 56.9%. Karena mereka
menilai dirinya hanya terlibat dalam membatik saja, artinya mereka kerja ketika
motiv sudah ada dan tidak berkeinginan inisiatif membuat motif batik atas idenya
membuat motif batik baru atas idenya sendiri merupakan penerima program yang
produk sebesar 53.3%. Hal ini karena dalam memasarkan produk batik penerima
yang akan diberikan, partisipasi disini juga termasuk keterlibatan tokoh desa
97
dalam mengidentifikasi kebutuhan masyarakatnya. Maka peneliti dalam
98
Berdasarkan tabel 23 pada pertanyaan (efektivitas 6a) menunjukan
Dolokgede yang merupakan salah satu program dari ADEMOS atas inisiasi dari
sama dengan tokoh desa sebesar 56.7%.. Hal ini tokoh desa hanya dilibatkan
oleh ADEMOS.
99
mengadakan kegiatan sinau bareng yang melibatkan masyarakat dan tokoh desa
setiap item pertanyaan keenam indikator tersebut, Adapun peneliti sajikan tabel
yang masuk dalam kategori rendah yakni indikator manfaat sebesar 46.7% dan
variabel tingkat efektivitas (Y) masuk dalam ketegori sedang, yakni indikator
100
kesusaian sebesar 56.7%, indikator sebesar keberlanjutan 56.7%, indikator
Jumlah Persentase
Kategori
(n) (%)
Tinggi 6 20.0
Sedang 22 73.3
Rendah 2 6.7
Total 30 100
73.3%. Hal ini dikarenakan hanya 2 indikator yang masuk dalam kategori rendah,
pemberdayaan batik dinilai masih belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat, hal
ini bisa dilihat masyarakat masih sulit terlibat dengan alasan dunia batik sesuatu
hal baru dan tidak menjanjikan. Namun program pemberdayaan batik dinilai
terlibat didalamnya.
101
Kemudian indikator keberlanjutan juga memiliki kategori sedang,
masyarakat masih bisa tetap memproduksi batik walaupun ADEMOS sudah tidak
mendampingi mereka lagi. Namun ketika sudah tidak ada pendampingan dari
keahlian dalam membuat motif batik sendiri dan menjalankan strategi pemasaran
sedang. Hal ini karena dinilai ADEMOS tidak melibatkan masyarakat dalam
dan tokoh desa terlibat dalam memberikan ide/gagasan program yang akan
dilaksanakan.
5.4 Analisis Data Cross Tab (Tabel Silang) Hubungan Tingkat Partisipasi
data dengan cara mencari data yang paling kecil dan data yang paling besar pada
102
variabel. Kemudian pada penelitian ini tabel silang dari tingkat partisipasi dengan
Pada variabel partisipasi (variabel x) data yang terbesar adalah 68 dan data
yang paling kecil adalah 17. Selanjutnya data terbesar dikurangi dengan data
terkecil yakni 68 dikurangi 17 hasilnya 51. Kemudian pada penelitian ini penulis
Hasil dari 51 dibagi 3 adalah 17. Sehingga data yang diklasifikasikan rendah
adalah 17-33, data yang diklasifikasikan sedang 34-50, dan data yang
diklasifikasikan tinggi 51-68. Begitu juga langkah yang dilakukan pada variabel
efektivitas (variabel y). Kemudian data tersebut dimasukkan dan diolah di SPSS
103
Tabel 27. Tabel Silang Tingkat Partisipasi * Tingkat Efektivitas
Tingkat Efektivitas (Variabel y)
Rendah Sedang Tinggi Total
Tingkat Sedang Count 2 22 3 27
Partisipasi % of Total 6.7% 73,3% 10.0% 90.0%
(Variabel x)
Tinggi Count 0 0 3 3
% of Total .0% .0% 10.0% 10.0%
Total Count 2 22 6 30
% of Total 6.7% 73.3% 20.0% 100.0%
Sumber : Data yang diolah di SPSS, 2020
ketagori sedang dan variabel tingkat efektivitas juga menunjukkan pada kategori
sedang, dengan persentase sebesar 73,3%. Maka dari tabel tersebut menunjukan
Kendall Tau_b karena penelitian ini guna membuktikan hubungan antar dua
variabel dengan data yang bersifat ordinal, artinya data non parametric/data tidak
berdisitribusi normal. Lebih lanjut pada uji korelasi ini terdapat nilai koefisien
korelasi, melalui nilai tersebut dapat mengetahui kekuatan hubungan antar dua
variabel. Kemudian untuk mengetahui arah hubungan antar dua variabel, dengan
104
mengetahui apabila memiliki nilai yang positif maka hubungan dari kedua
variabel tersebut searah. Sedangkan apabila memiliki nilai yang negatif berarti
hubungan antara kedua variabel tersebut tidak searah. Hubungan yang positif
sama, dan hubungan yang negatif apabila variabel x dan variabel y memiliki
menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05, yang berarti bahwa penelitian kali
ini memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95%. Apabila nilai signifikansi ≥0,05
maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan tingkat partisipasi
dan tingkat efektivitas terdapat hubungan yang signifikan termasuk dalam korelasi
105
yang kuat dan memiliki arah hubungan yang positif. Interpretasi dapat dilakukan
maka H0 diterima dan H1 ditolak, sedangkan apabila nilai signifikansi ≤0,05 maka
H1 diterima dan H0 ditolak. Pada tabel 28 diketahui bahwa nilai signifikansi pada
penelitian ini adalah sebesar 0,000, artinya 0,000 ≤ 0,05. Sehingga dapat diketahui
H1 diterima dan H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat ada hubungan
Cepu.
dapat diketahui pada penelitian ini angka koefisien korelasinya sebesar 0.681.
Berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi pada bab 3 dengan diketahui angka
batik menunjukan kategori kuat. Hal ini karena tingkat partisipasi penerima
73.3%.
106
Kemudian sedangnya kategori pada tingkat partisipasi tersebut disebabkan
pemberdayaan batik. Tidak aktif nya penerima program dalam partisipasi dalam
program dalam penggalian ide/gagasan pada progam yang akan dilaksanakan. Hal
“Saya dulu awale ikut sinau bareng di ADEMOS, terus Mas Dhory
(Ketua ADEMOS) ngerti kalau aku aktif ndek sinau bareng itu mas. Lha
kok habis itu aku ditawari ngajak masyarakat lainnya ikut program
pelatihan batik di Wonogiri” (Wawancara dengan Ibu Dami, 08 Februari
2020)
pemberdayaan batik. Hal ini juga berpengaruh pada tingkat efektivitas program
kuat.
Tidak hanya itu, pada saat peneliti melakukan wawancara dengan Mas
Lukdianto yang merupakan salah satu penerima program, beliau juga turut
107
berpendapat bahwa terdapat hubungan yang bersifat searah antara tingkat
“Aku yakin kok mas nek misale orang-orang sini mau ikut aktif
setiap ada kegiatan batik, gelem melu pelatihan, gelem kreatif, gelem
belajar buat motiv batik, sama luangin waktu melu kegiatan lo program
dari ADEMOS iki ya berhasil kok” (Wawancara dengan Mas Lukdianto,
01 Februari 2020)
0.681 (tabel 28) menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kedua variabel
tersebut adalah positif sehingga diketahui bahwa hubungan kedua variabel yakni
searah. Hubungan yang searah maksudnya adalah apabila variabel x sedang maka
variabel y juga akan ikut sedang. Sehingga, dapat diketahui bahwa tingkat
maka tingkat efektivitas program pemberdayaan batik juga akan ikut sedang,
sebesar 73.3%.
tingkat partisipasi yang berbeda, hal ini diakibatkan oleh rentang waktu yang
mereka ikuti dalam program pemberdayaan batik. Selain itu motivasi dan
108
memberikan jawabannya menunjukan industri batik telah menjadi pekerjaan
utamanya, namun ada juga yang dijadikan sebagai sampingan pekerjaan saja
semangat tinggi dalam industri batik merupakan penerima program yang terlibat
batik, yang meliputi pembelian bahan, peralatan dan strategi pemasaran dari hasil
yang sejak awal mengikuti program pemberdayaan batik, dari tahap pelatihan
Hal ini selaras dengan yang disampaikan Ibu Dami (penerima program
sejak awal). Berikut merupakan kutipan wawancara dari penerima program yang
“Sebenere mas nek misale orang orang sini mau ikut lo ya asline
lumayan buat nambah-nambah penghasilan. Dari Mas Dhory aku disuruh
ajak masyarakat pelatihan batik mas, peralatan ya wes onok komplit, tapi
orang-orang ya gak mau ribet ikut palatihan gitu. Prinsipe tu pada gini mas
„kita sudah menjadi rumah tangga, jadi gak mau berfikir yang ruwet kayak
ikut gituan‟.” (Wawancara dengan Ibu Dami, 08 Februari 2020)
Lebih lanjut penerima program yang terlibat sejak awal tersebut juga aktif
masyarakat yang mereka ajak tersebut akhirnya mengundurkan diri untuk tidak
109
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
pemberdayaan batik (variabel y). Kemudian angka koefisien dari uji korelasi
kendall tau yang didapat yakni 0.681 menunjukkan keeratan hubungan berada
pada taraf kuat. Angka tersebut juga bernilai positif sehingga hubungan kedua
partisipasi.
110
6.2 Saran
tentang efektivitas sebuah program dengan menggunakan variabel lain yang dapat
modal sosial, motivasi diri dan sebagainya Sehingga hasil penelitiannya dapat
2. Bagi Masyarakat
111
masyarakat terlibat dalam sebuah program pemberdayaan untuk
112
Daftar Pustaka:
Aedi, N. (2010). Bahan Belajar Mandiri Metode Penelitian Pendidikan. Pengolahan dan
Analisis Data Hasil Penelitian , 10.
Afifah, W. N., & Harianto, S. (2014). Dampak Negatif Industri PT. Semen Indonesia
Terhadap Masyarakat Desa Temandang. Paradigma, 4.
Atik, D. Y. (2015). Analisis Tingkat Partisipasi dan Taraf Hidup Penerima Program UMKM
PT ITP di Desa Lulut, Klapanunggal, Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Cepu, P. P. (2019). Adendum Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal) Dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Rkl) Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(Rpl). Lapangan Gas Unitisasi Jambaran – Tiung Biru (JTB), Kabupaten
Bojonegoro, Provinsi.
Cepu, P. P. (2019, Juni). Adendum Andal dan RKL-RPL Perubahan Teknologi Proses Gas
Dalam Pengembangan. Dipetik Desember Rabu, 2019, dari
http://pepc.pertamina.com/id/index.html: http://pepc.pertamina.com/pdf-
doc/2019_AMDAL_PEPC%20Adendum%20Lapangan%20JTB.pdf
Cohen, J. M., & Uphoff, N. T. (1980). Participation’s Place in Rural Development:. World
Development., 213-235.
113
Deviyanti, D. (2013). Studi Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan di
Kelurahan Karang Jati Kecamatan Balikpapan Tengah. eJournal Administrasi
Negara, 382.
Prayogo, D., & Hilarius, Y. (2012). Efektivitas Program CSR/CD Dalam Pengentasan
Kemiskinan: Studi Peran Perusahan Geoternal di Jawa Barat. Jurnal Sosiologi
Masyarakat, 1-22.
Rosyida, I., & Nasdian, F. T. (2011). Partisipasi Masyarakat dan Stakholder Dalam
Penyelenggara Program Coroporate Responsibility (CSR) DAN Dampaknya
Terhadapat Komunitas Pedesaan. Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan
Ekologi Manusia, 53.
Setiawan, A. (2017). Politik Anggaran : Kebijakan Dana Bagi Hasil Migas, Dalam APBD
Kabupaten Bojonegoro Tahun 2015. Politik Indonesia, 123.
114
LAMPIRAN I
Nomor Kuesioner : BBBBB
j
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Tingkat Partisipasi Komunitas dengan Tingkat Efektivitas
Program Pemberdayaan Batik
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
Kata Pengantar
Perkenalkan nama saya Reza Dzulfahmi Alhakam
(165120101111054). Saya adalah mahasiswa Jurusan Sosiologi angkatan
2016, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya
yang saat ini sedang melakukan penelitian guna memenuhi persyaratan
dalam memperoleh gelar sarjana sosiologi. Saya berharap saudara bersedia
menjadi responden penelitian ini dan memberikan informasi yang kami
butuhkan. Seluruh data dan hasil penelitian ini akan digunakan bahan kajian
dan diskusi sebagai media lengkap yang menjadi sarana untuk belajar dan
data yang diberikan oleh Bapak/Ibu akan Dijamin Kerahasiaannya. Atas
kesediaan Saudara menyediakan waktu luang untuk kegiatan wawancara ini
saya sampaikan terima kasih.
PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN PENELITIAN:
1. Pertanyaan yang berupa pilihan, dimohon memilih jawaban sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Beri tanda silang ( x ) pada salah
satu jawaban yang tersedia
2. Pertanyaan berupa isian harap diisi pada tempat yang sudah
disediakan