Anda di halaman 1dari 2

Sistem tiga cairan dapat terjadi dengan penambahan zat ketiga ke dalam sistem dua cairan.

Sistem tiga cairan bergantung pada sifat kelarutan zat ketiga tersebut dalam dua cairan awal. Jika zat
ketiga hanya larut pada salah satu cairan atau kelarutan zat ketiga pada dua zat awal berbeda, maka
kelarutan salah satu cairan pada cairan lainnya akan menurun. Tetapi, jika zat ketiga memiliki kelarutan
yang sama pada kedua larutan awal, kelarutan dua zat awal tersebut akan bertambah (Kim, 2004).

Bahan yang digunakan memiliki massa jenis dan sifat yang berbeda. Massa jenis aquades lebih
kecil dibandingkan kloroform, sehingga saat keduanya disatukan, kedua zat tidak bercampur dan air
berada di atas lapisan kloroform (Kotz, Treichel, dan Townsend, 2008). Kemudian aquades bersifat
polar, kloroform bersifat non polar, dan asam asetat bersifat semi polar. Kepolaran asam asetat berada
di antara kloroform dan air yaitu sebesar 1,74 D sedangkan air 1,8546 D dan kloroform 1,15 D. Maka dari
itu seakan-akan asam asetat bersifat semi polar (Tadjer, Pavlov, Maruani, Brändas, dan Delgado-Barrio,
2017).

Air dan kloroform berbentuk cairan pada suhu 25º dan hampir tidak dapat bercampur. Sehingga,
dengan mengocok air dan kloroform akan diperoleh dua fase, yaitu fase air yang mengandung sedikit
kloroform dan fase kloroform yang mengandung sedikit air. Menambahkan asam asetat ke sistem
heterogen ini dan mengocoknya, dapat diamati bahwa kelarutan timbal balik air dan kloroform
meningkat, fase air mengandung jumlah kloroform yang lebih banyak dan fase kloroform mengandung
jumlah air yang lebih banyak. Komposisi dua fase dalam kesetimbangan kimia disebut "komposisi
binodal" . Pada peningkatan konsentrasi asam asetat sistem cenderung menjadi homogen dengan fase
tunggal yang mengandung semua komponen. Hal ini dapat terjadi karena asam asetat berperan sebagai
pelarut amfifilik sehubungan dengan air dan kloroform. Asam asetat memiliki gugus hidrofilik yaitu
karboksilat yaitu –COOH dan gugus hidrofobik yaitu CH3CH2–. Oleh karena itu molekul amfifilik yang
sama dapat berinteraksi dengan air, melalui gugus hidrofilik, dan dengan kloroform, melalui yang
hidrofobik. Akibatnya kelarutan timbal balik air dan kloroform meningkat (Buzatu, Buzatu, Lungu,
Paduano, dan Sarotio, 2010).
Buzatu, D., Buzatu, F. D., Lungu, R. P., Paduano, L., & Sartorio, R. (2010). On the determination of the
spinodal curve for the system water+ chloroform+ acetic acid from the mutual diffusion coefficients.  Rom.
J. Phys, 55(3-4), 342-351.

Interaksi antara molekul air dan pada asam asetat adalah ikatan hidrogen yang kemudian akan
membentuk suatu dimer. Sedangkan interaksi antara molekul kloroform terjadi melalui ikatan van der
Waals atau dipol-dipol permanen. Secara molekular, gaya van der Waals lebih lemah dibandingkan
ikatan hidrogen. Penambahan asam asetat dapat memperbesar kelarutan air dan kloroform. Kekeruhan
yang terjadi ketika hamper mencapai akhir titrasi disebabkan karena air dapat bercampur seluruhnya
dengan asam asetat, sedangkan kloroform dan air hanya bercampur sebagian. Campuran sebagian
antara air dan kloroform ini akan menghasilkan lapisan yang keruh. Interaksi-interaksi yang terjadi pada
air, asam asetat, dan kloroform akan terputus dan membentuk interaksi baru. Interaksi baru antara
molekul air dan asam asetat adalah ikatan hidrogen serta ikatan baru antara asam asetat dan kloroform
adalah gaya van der Waals. Selain itu, terjadi ionisasi sebagian asam asetat di dalam air yang
menghasilkan ion asetat atau CH3COO- dan ion hidronium atau H3O+. Sehingga pada akhir titrasi,
campuran larutan akan menjadi satu fasa yang bening dan tidak terlihat adanya lapisan pemisah antara
kedua zat.

Sebelum diganti : Interaksi yang terbentuk di antara molekul air adalah ikatan hidrogen. Demikian
pula, interaksi yang terjadi di antara molekul asam asetat adalah ikatan hidrogen yang
selanjutnya membentuk suatu dimer. Sementara itu, antara molekul-molekul kloroform terjadi
interaksi melalui gaya van der Waals (dipol-dipol permanen). Secara molekular, ikatan hidrogen lebih
kuat bila dibandingkan gaya dipol-dipol permanen. Penambahan asam asetat ke dalam
campuran keruh air dan kloroform dapat memperbesar kelarutan air dan kloroform. Secara
submikroskopik, sebagian gaya van der Waals di antara molekul kloroform, sebagian ikatan hidrogen di
antara molekul airserta sebagian dimer di antara molekul asam asetat akan terputus. Interaksi baru
antara molekul air, kloroform dan asam asetat akan terbentuk. Interaksi yang terjadi antara molekul
asam asetat dan molekul kloroform merupakan gaya van der Waals (dipole-dipole permanen) serta
interaksi antara molekul asam asetat dan molekul air adalah ikatan hidrogen. Selain itu
terjadiionisasi sebagian asam asetat dalam air yang menghasilkan ion asetat (CH3COO-) dan ion
hidronium(H3O+).

de Moura, S. L., dos Santos, J. A. V., & da Silva, F. C. M. (2013). Thermodynamic study of the liquid-liquid
equilibrium water-chloroform-acetic acid. American Journal of Physical Chemistry, 2(6), 117-121.

Anda mungkin juga menyukai