Penundaan pesawat
terbang rata-rata
λa (σa2 1/μa2 )
Wa ……………………….. 1
2(1 λa /μa )
dimana :
Wa = penundaan rata-rata terhadap pesawat yang datang, satuan waktu
a = tingkat kedatangan rata-rata, pesawat terbang per satuan waktu
a = tingkat pelayanan rata-rata untuk kedatangan, pesawat terbang per
satuan waktu, atau kebalikan dari waktu pelayanan rata-rata
a = simpangan baku waktu pelaynan rata-ata dari pesawat terbang yang
datang
Sedangkan untuk perhitungan penundaan untuk landasan pacu yang
hanya digunakan bagi keberangkatan dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
λd (σ d2 1/μd2 )
Wd ……………………….. 2
2(1 λd/μd )
dimana :
Wd = penundaan rata-rata terhadap pesawat yang berangkat, satuan waktu
d = tingkat keberangkatan rata-rata, pesawat terbang per satuan waktu
d = tingkat pelayanan rata-rata untuk keberangkatan, pesawat terbang per
satuan waktu, atau kebalikan dari waktu pelayanan rata-rata
d = simpangan baku waktu pelaynan rata-ata dari pesawat terbang yang
berangkat
λd(σ j2 j2 ) g(σ j2 f 2 )
Wd ……………………….. 3
2(1 λd j) 2(1 λaf)
dimana :
Wd = penundaan rata-rata terhadap pesawat yang berangkat, satuan waktu
a = tingkat kedatangan rata-rata, pesawat terbang per satuan waktu
d = tingkat keberangkatan rata-rata, pesawat terbang per satuan waktu
j = selang waktu rata-rata di antara dua keberangkatan yang berturutan
j = simpangan baku waktu dari selang waktu rata-rata di antara dua
keberangkatan yang berturutan
g = kecepatan rata-rata di mana terjadi kekosongan di antara kedatangan
yang berturutan
f = selang waktu rata-rata di mana keberangkatan pesawat tidak dapat
dilakukan
f = simpangan baku waktu dari selang waktu rata-rata di mana
keberangkatan pesawat tidak dapat dilakukan
E Tij p ij M ij p ijTij ……………………….. 5
dimana :
E[ Tij ] = waktu pelayanan rata-rata atau waktu antar kedatangan di ambang
landasan pacu untuk campuran pesawat
pij = probabilitas bahwa pesawat yang di depan i, akan diikuti oleh
pesawat di belakangnya j
1
C
E[Tij ] ……………………….. 6
dimana :
C = kapasitas landasan pacu untuk mengolah campuran pesawat yang
datang.
Untuk mendapatkan waktu antar kedatangan di ambang landas pacu,
perlu diketahui apakah kecepatan pesawat yang didepan Vi, adalah lebih
besar atau lebih kecil dari kecepatan pesawat yang dibelakangnya Vj,
karena pemisahan di ambang landas pacu akan berbeda dalam setiap
keadaan. Untuk lebih jelasnya diperlihatkan dengan diagram waktu-jarak
pada gambar 2.
Ri
Ti Tj
ij
Vi
ij
Vi
Pintu
masuk Vj
ij 1 1
Tij Tj - Ti -
Vi Vj Vi ……………………….. 8
ij 1 1
Tij Tj - Ti -
Vj Vj Vi ……………………….. 9
ij 1 1
-
Ti Vi V j Vi Tj
Vi Vj
ij
Pintu masuk
ij ij 1 1
-
Vi Vj Vj Vi
Ti Tj
Vi Vj
Pintu
masuk
ij
Penyangga
Jarak minimum
Pemisahan sebenarnya
Gambar 5. Ilustrasi jarak waktu penyangga pada pemisahan sebenarnya di antara pesawat
apabila kesalahan posisi diperhitungkan
Pada keadaan merapat, penyangga merupakan nilai yang tetap,
sedangkan dalam keadaan merenggang umumnya lebih kecil adripada
penyangga untuk keadaan merapat. Matrik waktu-sangga [Bij]
ditambahkan pada matrik bebas kesalahan untuk menentukan matriks
waktu antar kedatangan sebenarnya, yang dari hasil matriks akhir ini
kapasitas dapat ditentukan.
E [ Tij ] pij [ Mij Bij ] ……………………….. 10
atau
ij ij
pv P Bij eo ……………………….. 11
Vj Vj
Ti T1 Td T2 Tj
d
G
Vi
ij
d
Vj Vj