A 2019/2020
1. Seperti yang kita ketahui bahwa monopluralis adalah suatu paham yang mengakui
bahwa bangsa Indonesia sesungguhnya terdiri dari beraneka ragam unsur, seperti suku,
adat, budaya, agama dsb yang mana semua itu terikat menjasi satu kesatuan. Dalam
pembuatan jalan tol Semarang – Solo, sudah di implementasi hakekat manusia yang
mana tidak adanya perbedaan dalam menggunakan infrastruktur negara. Semua orang
dalam mengakses jalan tol tersebut sebab menjadi hak sebagi WNI dalam menggunakan
fasilitas negara. Tidak ada pula perbedaan siapa yang dapat menggunakan dan siapa
yang tidak, sehingga dapat kita simpulkan bahwa paham monopluralis sangat jelas
dijunjung tinggi implementasinya dalam hal menggunakan fasilitas negara.
4. Penerapan makna politis bangsa Indonesia dan rakyat Indonesia dalam kehidupan
berbangsa kita yang berbhinneka Tunggal Ikaan sekarang ini masih dibelakang dan
pada proses untuk menjadi lebih maju. Mengapa demikian? Sebab masih ada kasus
politik dalam negri yang tidak sesuai kemanusiaan, adanya undang – undang yang
dibuat yang menyebabkan banyak sudut pandang dan menimbulkan keresahan juga
adanya demo, misalnya UU mengenai RUU KUHP. Namun memang kita ketahui
bahwa politik sendiri meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional. Sehingga dapat ditilik dari sudut pandang berebeda. Namun yang
menjadi hal utama adalah bagaimana pemerintahan sebagai wakil WNI dan warga
negara juga dalam saling mewujudkan demi kebaikan bersama.
5. Pembangunan demokrasi ekonomi yang berdasar pada kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan di NKRI saat ini, diwujukan
dari falsarah Pancasila dan UUD 1945 dengan berasaskan pada kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Yang mana berpegang pada dari, oleh dan untuk rakyat. Disini
berarti demokrasi ekonomi adalah produksi yang dikerjakan oleh semua masyarakat
untuk semua dibawah pimpinan masyarakat, dengan tujuan kemakmuran masyuarakat
dan bukan perorangan. Hal tersebut sudah terwujud, dan masih dalam pembelajaran
kita semua. Sedangkan demokrasi politik, sering kali masih terlalu banyak membatasi
keadilan, adanya kasus-kasus yang tidak melindungi hak-hak perorangan. Namun pada
dasarnya demokrasi adalah pemerintahan untuk rakyat, dari rakyat, dan oleh rakyat ini
seharusnya berdiri dengan adil, dan dengan kekuasaan-kekuasaan pemerindah
sebenarnya adalah kekuasaan dari rakyat. Sehingga dalam proses pembangunannya,
masih belum pesat dan belum maju, bisa juga karena banyaknya kasus ketidakadilan,
intoleransi dan korupsi di negara kita, yang masih menjadi pelajaran bagi pemerintahan
dan warga negara sendiri dalam mewujudkan hal-hal demi kebaikan bersama dan bukan
diri sendiri.
6. Kepribadian Pancasila belum terwujud dalam proses pendidikan di Indonesia
dikarenakan banyak hal. Salah satu diantaranya yang menurut saya adalah penting dan
genting yang perlu dikembangkan adalah pendidikan karakter. Karena kurangnya
pengembangan dalam diri seseorang menjadi sangat sensitif dalam seorang manusia
menyikapi adanya kehidupan. Sebab pendidikan karakter perlu dibangun sejak dini,
melalui proses yang lama hingga sesorang dapat dikatakan memiliki kareakter yang
kuat dan tidak mudah goyah. Kepribadian yang berlandaskan Pancasila juga
mengandung hal-hal positif, yang seharusnya sejak usia dini dapat diimplementasikan
dalam proses pendidikan. Karena pembangunan karakter ini akan sangat
mempengaruhi proses pendewasaan seseorang, dimana mereka sebaiknya lebih
menghargai nilai – nilai kejujuran, kebijaksanaan, keadilan, dan yang terutama
kemanusiaan. Dengan adanya kesadaran diri dan pembentukan karakter anak sejak dini,
dapat membuat mereka dapat bertumbuh menjadi diri sendiri dan menghargai orang
lain. Menyadari dunia tidak sempurna dan bahwa dunia itu adil, sebab kita mendapatkan
dari kehidupan apa yang kita berikan pada kehidupan.
7. Paper dalam kelompok saya adalah mengenai adanya intoleransi umat beragama di
NKRI. Yang mana saat ini masih ada, dan sedihnya masih memiliki banyak profokator
dan orang-orang yang terbelakang, yang tidak berpendidikan sehingga merasa
perbedaan adalah suatu masalah. Sebab sesungguhnya perbedaan sendiri adalah
sesuatu yang mutlak dan tidak dapat dihindari, sehingga hal ini, seharusnya menjadi
tugas kita untuk melestarikannya. Adanya keberagaman agama di Indonesia
seharusnya membuat kita terbuka, makin dapat mempelajari banyak hal dari kebaikan
yang dianut agama lain, bukan sebaliknya. Seharusnya dengan adanya perbedaan
agama, mata kita dapat semakin melihat bahwa dunia ini memiliki banyak cara dalam
kepercayaan, namun memiliki Tuhan yang satu dan esa. Perbedaan agama seharusnya
tidaklah menjadi kasus atau keresahan, sebab kita pun tahu sejak dahulu Indonesia
berdiri dengan adanya berbagai macam perbedaan. Bila kita menyadari adanya
intoleransi umat beragama, sebaiknya kita berpegang teguh pada undang – undang
dimana seluruh warga negara berhak memeluk agama manapun yang dikehendakinya,
sehingga ini menjadi landasan kita sebagai warga negara dan pemerintahan, untuk
bersama-sama mewujudkan keadilan dalam beragama. Bayangkan saja betapa akan
sangat damainya bila semua perbedaan tubuh diantara kita. Akan sangat membuat
suasana tenang dan aman, terlebih apabila kita dapat saling membantu dalam acara
keagamaan, dunia akan menjadi lebih nyaman ditinggali.