Anda di halaman 1dari 14

PENETAPAN HARGA PRODUK LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah: Manajemen Pemasaran Lembaga Keuangan Syariah
Dosen Pengampu: Apik Anitasari Intan Saputri, S.H., M.H.
Disusun Oleh:
Kristingizati 1617301022
Muhamad Afif Zaini Muttaqin 1617301027
Puji Lilis Setiani 1617301035

7 HES A
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2019
PENDAHULUAN

Pemasaran merupakan ujung tombak dari perusahaan dalam upaya


mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang, dan meningkatkan
keuntungan. Kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan transaksi antara
individu dan kelompok untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan, menukarkan produk yang bernilai bagi satu
sama lain dan merupakan suatu sistem dari kegiatan-kegiatan bisnis dalam
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang
dan jasa.
Dalam hal pemasaran di perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah salah
satu hal yang diutamakan yaitu mengenai penetapan harga produk yang akan
dipasarkan. Karena dengan menetapkan harga produk dapat memudahkan nasabah
untuk bertransaksi dan dapat diketahui keuntungan dari proses transaksi tersebut.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai definisi dari penetapan harga
produk, tujuan penetapan harga produk, faktor yang mempengaruhi penetapan
harga produk atau harga jual, dan bagaimana metode yang dilakukan untuk
menetapkan harga produk, di Lembaga Keuangan Syariah.
PEMBA HASAN

A. Pengertian Penetapan Harga Produk


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian tentang penetapan
adalah proses, cara, perbuatan menetapka, penentuan dalam transksi jual beli
harga memiliki peranan penting untuk sebuah produk. Sedangkan harga dapat
didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Dapat disimpulkan
penetapan harga yaitu penentuan besaran suatu barang untuk mengetaui berapa
penilaian yang pantas terhadap barang tersebut. 1
Salah satu elemen yang dapat membedakan antara perbankan syariah
dengan konvensional yaitu mengenai penetapan harga. Penentuan harga jual
produk berupa jasa yang ditawarkan dalam perbankan syariah merupakan salah
satu faktor terpenting untuk menarik minat nasabah.
Penentuan harga (pricing) merupakan proses menentukan apa yang akan
diterima suatu bank dalam menawarkan produknya. Secara garis besar,
penentuan harga dalam perbankan syariah adalah dengan sistem bagi hasil,
sistem margin, dan fee atas jasa perbankan.2
B. Tujuan Penetapan Harga Produk
Tujuan penetapan harga secara umum adalah sebagai berikut:
1. Untuk Memaksimalkan Laba
Tujuan penetapan harga ini diharapkan penjualan yang telah dijalankan
meningkat agar laba yang dihasilkan semakin tinggi. Penentuan harga
biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.
2. Untuk Memperbesar Market Share
Penentuan harga dengan harga yang murah, sehingga diharapkan
jumlah nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih ke

1
Visa Alvi Sa’adah, “Pengaruh Penetapan Harga Jual dan Tingkat Margin terhadap
Keputusan Pembiayaan Murabahah Pada Anggota BMT AGRITAMA Blitar” (Tulungagung:
IAIN Tulungagung, 2015), hlm. 32.
2
Gita Danupranata, Manajemen Perbankan Syariah (Jakarta: Salemba Empat, 2015),
hlm. 41-44.
produk yang ditawarkan. Contohnya seperti penentuan suku bunga
simpanan yang lebih tinggi dari pesaing ditambah kelebihan lainnya seperti
hadiah.
3. Untuk Bertahan Hidup
Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin dengan
maksud produk atau jasa yang ditawarkan laku di pasaran, misalnya untuk
bunga simpanan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga pesaing dan bunga
pinjaman rendah, tetapi dalam kondisi menguntungkan.
4. Karena Adanya Pesaing
Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing.
Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga
pesaing.3
C. Faktor-faktor yang Mempengaruh Penetapan Harga Produk
Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga produk dan profit
margin diantaranya adalah:
1. Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana (jumlah simpanan sedikit), sementara
permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank untuk
menutupi kekurangan dana tersebut cepat terpenuhi yaitu dengan
meningkatkan suku bunga simpanan. Dengan meningkatnya suka bunga
simpanan akan menarik nasabah baru untuk menyimpan uang di bank,
dengan demikian kebutuhan dana akan terpenuhi. Sebaliknya, jika bank
kelebihan dana, dimana simpanan banyak akan tetapi permohonan kredit
sedikit, maka bank akan menurunkan bunga simpanan sehingga mengurangi
minat nasabah untuk menyimpan. Atau dengan cara menurunkan bunga
kredit sehingga permohonan kredit meningkat.
2. Kebijakan Pemerintah
Dalam kondisi tertentu pemrintah dapat menentukan batas maksimal
atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman.
3
Niken Ayu Wulandari, Skripsi: “Analisis Penetapan Harga Jual Produk Murabahah
Terhadap Keputusan Nasabah Pembiayaan Mikro” (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2017),
hlm. 36-37.
Dengan ketentuan tersebut bank tidak boleh melebihi batas yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah
3. Target laba yang diinginkan
Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya keuntungan yang
diinginkan oleh bank, jika laba yang diinginkan besar, maka buka pinjaman
ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu pihak bank harus
menntukan presentase laba dan keuntungan yang diinginkan.
4. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga
kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai jaminan sertifikat deposito
bunga pinjaman akan lebih rendah jika dibandingkan dengan sertifikat
tanah. Alasan perbedaan ini adalah hal pencairan jaminan apabila kredit
diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito
atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah dicairkan jika
dibandingkan dengan sertifikat tanah.
5. Reputasi perusahaan
Reputasi perusahaan atau bonafiditas suatu perusahaan yang akan
memperoleh kredit juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan
dibebankan natinya.
6. Produk yang kompetitif
Produk yang kompetitif yaitu produk yang dibiayai kredit tersebut laku
di pasaran. Produk ini memiliki bunga kredit yang relatif rendah
dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif karena produk yang
kompetitif tingkat pengembalian kreditnya terjamin dan produk yang
dibiayai laku di pasaran.4
7. Hubungan baik
Di dalam praktiknya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi
dua, yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Yang
membedakan diantara keduanya yaitu keaktifan dan loyalitas nasabah yang
bersangkutan dengan bank. Nasabah utama biasanya memiliki hubungan

4
Ibid., hlm. 36-37.
baik dengan pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya berbeda
dengan nasabah biasa.
8. Jaminan pihak ke tiga
Pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk memegang segala
resiko dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya pihak yang
memberikan jaminan bonafide, baik dari segi kemampuannya membayar,
nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, bunga yang dibebankan pun
berbeda. Sebaliknya jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafide atau
tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai
jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan.
9. Elastisitas permintaan produk
Merupakan perbandingan antara perubahan jumlah permintaan produk
dengan perubahan harganya (naik atau turun). Semakin besar perubahan
jumlah permintaan produk karena perubahan harga, semakin tinggi
elastisitas permintaan produk.
10. Biaya total
Bank dapat mengalami perkembangan ketika mampu menghasilkan
pendapatan yang dapat menutupi biaya total mereka serta memperoleh
keuntungan. Pendapatan bank merupakan hasil perkalian dari jumlah produk
yang mereka jual dengan harga produk tersebut. Oleh karena itu, jumlah
biaya yang harus ditanggung bank merupakan faktor penting lain yang harus
diperhatikan dalam menentukan produk bank mereka.5
D. Metode Penetapan Harga Produk
Sebelum perusahaan atau Bank menetapkan harga untuk produk atau jasa
yang baru perlu memperimbangkan terlebih dulu hal-hal berikut:
1. Mengestimasikan volume penjualan pada berbagai tingkat harga. Suatu
produk yang mempunyai parmintaan elastis biasanya akan di beri harga
yang lebih rendah dari produk yang mempunyai permintaan inelastic.
Kemudian dapat juga ditetapkan berdasarkan perhitungan Break Even Point
(Titik Pulang Pokok).

5
Ibid., hlm. 37-39.
2. Mempekirakan harga yang sekiramya dapat diterima oleh pelanggan.
Misalkan tingkat suku bunga kredit yang diharapkan dapat dijangkau oleh
nasabah berkisar antara 12% - 20% per tahun.
3. Mengetahui lebih dulu reaksi dalam persaingan.
Persaingan dapat terjadi dari 3 (tiga) sumber:
a. Dari produk yang sama yang dihasilkan oleh perusahaan lain
b. Dari produk substitusi
c. Dari produk lain yang dibuat oleh perusahaan lain
4. Menentukan market share yang dapat diharapkan. Untuk memperluas
market share dapat dilakukan dengan pengiklanan dan bentuk lainnya yang
Non Price Competition.6
Untuk peluncuran produk baru dpat menggunakan dua metode penetapan
harga yaitu:
1) Skimming Pricing Method
Metode ini merupakan metode yang diterapkan dengan menetapkan
harga tinggi terhadap suatu produk baru atau inovatif selama tahapan
perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada saat persaingan
mulai ketat. Strategi ini dapat berjalan baik jika pelanggan tidak sensitif
terhadpa harga, namun lebih menekankan pertimbangan kualitas, inovasi
dan kemampuan produk dalam memuaskan kebutuhan pelanggan.
Tujuan dari skimming pricing yaitu:
a) Melayani pelanggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi
persaingan belum ada.
b) Menutupi biaya promosi dan riset melalui margin yang besar.
c) Mengantisipasi terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga.

2) Penetration pricing method

6
Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002),
hlm. 292.
Metode ini diterapkan untuk membuat perusahaan berusaha untuk
memperkenalkan produk baru berharga rendah dengan harapan akan dapat
memperoleh volume penjualan yang besar dalam waktu yang relatif singkat.
Selain itu, strategi ini juga diharapkan dapat mengurangi biaya per unit dan
mengurangi kemampuan pesaing karena harga yang rendah menyebabkan
margin yang diperoleh perusahaan menjadi terbatas.
Terdapat empat bentuk harga yang dapat menggunakan metode
Penetration pricing, yaitu:
a) Restained price merupakan harga yang ditetapkan dengan tujuan
mempertahankan tingkat harga selama periode inflasi.
b) Elimination price merupakan harga yang ditetapkan pada tingkat tertentu
yang menyebabkan pesaing tertentu keluat dari pesaingan.
c) Promotion price merupakan harga yang ditetapkan rendah dengan
kualitas sama dan memiliki tujuan promosi.
d) Keep out price merupakan harga yang ditetapkan sehingga dapat
mencegah pesaing memasuki pasar.7
Untuk menentukan harga pada LKS ada beberapa cara, diantaranya
1. Bank menentukan keuntungan dari jumlah dana yang dipinjam oleh
nasabah untuk membeli barang ke bank tersebut sebesar harga yang
disepakati bersama.
Rumus harga jual (metode pertama)
harga jual = jumlah pembiayaan + (mark up x n tahun)
contoh soal:
Bank syariah menetapkan laba atas penjualan yang disepakati
sebesar 10% jika dibayar dalam jangka 2 tahun maka bank syariah akan
menambahkan keuntungan lagi sebesar 10% sehingga margin selama 2
tahun adalah 20%.
Perhitungan :
Harga pokok mobil Rp. 200.000.000
7
Veithzal Rivai Zainal dkk, Islamic Marketing Management (mengembangkan bisnis
dengan hijrah ke pemasaran islami mengikuti praktik Rasulullah SAW) (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2017), hlm 445-446.
DP/Uang muka Rp. 50.000.000

Dibayar oleh bank Rp. 150.000.000

Margin laba bank

2 x 10% x Rp. 150.000.000 Rp. 30.000.000

Sisa angsuran Rp. 180.000.000

Maka angsuran/bulan adalah

Rp. 180.000.000 : 24 bulan = Rp. 7.500.000/bulan.

2. Atas dana yang dipinjam oleh nasabah bank syariah menetapkan


keuntungan transaksi, misalnya 20%. Kemudian jika dibayar satu atau dua
tahun untuk menstabilkan daya beli uang tersebut, maka bank dapat
menambahkan dua kali inflasi dimasa mendatang. Misal diperkirakan inflasi
5% pertahun maka faktor stabilizier daya beli selama dua tahun sama
dengan 2 x 5%= 10%. Jadi selama dua tahun nasabah mengangsur pokok
pinjaman di tambah dengan keuntungan dan inflasi.
Rumus harga jual (metode kedua)
Harga jual = jumlah pembiayaan + (inflasi x n tahun) + laba sekali
Contoh soal:
Masih sama dengan contoh soal cara kedua, tapi bank menetapkan laba
tahun ke 1 sebesar 10% dan faktor stabilizer nilai beli uang yang
dipinjam untuk 2 tahun sebesar 2 x inflasi Indonesia (misal 5% x 2 tahun
= 10%), sehingga margin selama 2 tahun = 10% + 10% = 20%.
Perhitungan :

Harga pokok mobil Rp. 200.000.000

DP/Uang muka Rp. 50.000.000

Dibayar oleh bank Rp. 150.000.000

Margin laba : 10% x Rp. 150.000.000 = Rp. 15.000.000


2 tahun x 5% x Rp. 150.000.000 = Rp. 15.000.000
Sisa angsuran Rp. 180.000.000

Angsuran / bulan: 180.000.000 : 24 bulan = Rp.


7.500.000/bulan.
3. Dalam penentuan harga jual bank, bank dapat menerapkan metode
penetapan harga jual berdasarkan cost plus mark up. Dengan
menggunakan metode ini harga jual dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:

Rumus harga jual (metode ketiga)


Harga jual = jumlah pembiayaan + cost recovery + keuntungan
Cost recovery adalah bagian dari estimasi biaya operasi bank yang
dibebankan kepada harga pokok mura>bah}ah.
Rumus perhitungan cost recovery
Cost recovery =
Laba ditentukan sekian persen dari harga pokok pembiayaan, misal
10%.
Contoh soal :
Bank syariah memperkirakan biaya operasi Rp. 400jt dalam 1 tahun,
perkiraan jumlah pembiayaan Rp. 5 M dan markup yang ditentukan
(hanya 1x) 10% dari pembiayaan mura>bah}ah. Misalnya harga pokok
pembiayaan Rp. 200.000.000.
Perhitungan:
Menghitung terlebih dahulu cost recoverynya
Cost recovery :--------------
Kemudian menghitung laba:
Laba = 10% x 200.000.000 = 20.000.000

Harga jual = 200.000.000 + (2x16.000.000) +

20.000.000 = 252.000.000
Pokok perbulan = 200.000.000 : 24 = 8.333.333

Margin perbulan = 52.000.000 : 24 = 2.166.666

Angsuran per bulan = 8.333.333 + 2.166.666= 10.499.999


4. Sliding Rate, pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan
semakin menurun dai bulan ke bulan (atau dari suatu periode ke periode
berikutnya) sesuai dengan menurunnya pokok pinjaman sebagai akibat
adanya pembayaran pokok pinjaman.

Rumus Harga Jual (metode keempat)

Harga jual : Angsuran Pokok + (Margin x Sisa Saldo Setiap Bulan)

Contoh soal : Bank syariah menetapkan margin atas penjualan yang


disepakati sebesar 2,5% dan jangka waktu selama 24 bulan maka
bagaimanakah perhitungannya?

Perhitungan :

Harga pokok mobil Rp. 200.000.000

DP/Uang muka Rp. 50.000.000

Dibayar oleh bank Rp. 150.000.000

Angsuran Pokok : Rp. 150.000.000 : 24 = Rp. 6.250.000

Margin bulan ke 1 : Rp. 150.000.000 x 2,5% = Rp.


3.750.000

Angsuran bulan ke 1 : Rp. 10.000.000

Angsuran bulan ke 2: Angsuran Pokok + (Margin x


Sisa Saldo) Margin bulan ke 2 : Rp. 2,5% x Rp.
140.000.000 = Rp. 3.500.000 Maka angsuran bulan ke
2 adalah
Rp. 6.250.000 + Rp. 3.500.000 = Rp. 9.750.0008

8
Subhan Ahmad Pratama, Skripsi: “ Mekanisme Penetapan Harga Pembiyayaan Pada
Akad Murabahah (studi kasus di BMT HIRA TANON)” (Surakarta:IAIN Surakarta, 2018), hlm
35-37.
KESIMPULAN

Penetapan harga yaitu penentuan besaran suatu barang untuk mengetaui


berapa penilaian yang pantas terhadap barang tersebut. Tujuan penetapan harga
secara umum diantaranya yaitu: untuk memaksimalkan laba, untuk memperbesar
Market Share, untuk bertahan hidup, karena adanya pesaing. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penetapan harga produk dan profit margin diantaranya adalah
kebutuhan dana, kebijakan pemerintah, target laba yang diinginkan, kualitas
jaminan, Reputasi perusahaan, Produk yang kompetitif, Hubungan baik, jaminan
pihak ke tiga, elastisitas permintaan produk dan biaya total.

DAFTAR PUSTAKA
Danupranata, Gita. Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat,
2015.
Sumami, Murti. Manajemen Pemasaran Bank. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,
2002.
Pratama, Subhan Ahmad. Skripsi: “ Mekanisme Penetapan Harga Pembiyayaan
Pada Akad Murabahah (studi kasus di BMT HIRA TANON)”.
Surakarta:IAIN Surakarta, 2018.
Sa’adah, Visa Alvi,“Pengaruh Penetapan Harga Jual dan Tingkat Margin terhadap
Keputusan Pembiayaan Murabahah Pada Anggota BMT AGRITAMA
Blitar”. Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2015.
Wulandari, Niken Ayu. Skripsi: “Analisis Penetapan Harga Jual Produk
Murabahah Terhadap Keputusan Nasabah Pembiayaan Mikro”. Lampung:
UIN Raden Intan Lampung, 2017.
Zainal, Veithzal Rivai dkk. Islamic Marketing Management (mengembangkan
bisnis dengan hijrah ke pemasaran islami mengikuti praktik Rasulullah
SAW). Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017.

Anda mungkin juga menyukai