Anda di halaman 1dari 2

KOMPAS.

com – Sejumlah daerah mulai akan menerapkan aturan  new


normal. Penerapan new normal mengharuskan masyarakat menyesuaikan dengan sejumlah
tatanan baru dalam beraktivitas. Baik itu bekerja, atau melakukan aktivitas di ruang publik.
Penerapan new normal bagian dari upaya pemerintah memastikan roda perekonomian kembali
berjalan. 

Fase “ New Normal” atau normal baru menuntut untuk melakukan kebiasaan yang
mungkin sangat jarang dilakukan sebelum virus corona merebak. Hal ini menjadi upaya
pelindungan diri sendiri dan orang lain agar terhindar dari penularan virus corona. Ketika
beraktivitas, apa saja yang harus kita bawa pada masa new normal?

Chairman Junior Doctor Network yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam di
RSUD Sawah Besar, Jakarta Pusat, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni SpPD(K), mengatakan,
barang-barang yang dibawa adalah yang mendukung upaya pencegahan virus corona. Barang-
barang itu, di antaranya, masker, cairan cuci tangan, hingga membawa sabun cuci tangan sendiri.
“Masker, hand sanitizer, atau sabun cuci tangan,” ujar dr. Andi saat
dihubungi Kompas.com, Kamis (4/6/2020). Perangkat lain yang perlu dibawa, menurut Andi,
pelindung mata. “Googles untuk melindungi droplet yang mungkin masuk mata," kata dia.

Begini Protokol Kesehatan di Pasar Sesuai Arahan Mendag

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto memaparkan protokol


kesehatan yang harus diterapkan di pasar rakyat, baik modern maupun tradisional untuk
menghindari penyebaran virus corona atau Covid-19. Agus mengatakan, pihaknya telah
menyiapkan standard operating procedure (SOP) yang harus dijalankan para penjual dan pembeli
di pasar rakyat tersebut. Pengelola pasar rakyat, kata dia, harus menyiapkan dan memastikan
seluruh pedagang menggunakan masker, sarung tangan, selama beraktivitas. "Serta memastikan
semua elemen pasar negatif Covid-19 dari hasil rapid test atau PCR yang difasilitasi oleh
pemerintah daerah," kata Agus dalam konferensi pers di BNPB, Kamis (14/5/2020). Pintu masuk
pasar harus menggunakan batas pagar untuk mengontrol jumlah pengunjung. Setidaknya jumlah
pengunjung dibatasi 30 persen dari kapasitas yang normal. Waktu kunjungan ke pasar pun harus
dibatasi oleh pengelola, yakni 2,5 jam secara interval. Ini termasuk ketersediaan petugas
informasi dan memastikan pengunjung menghindari kontak fisik dengan pengunjung lain.
"Kemudian menyediakan sarana dan alat kesehatan, mengatur waktu operasional serta
menerapkan physical distancing dengan cara, 1,5 meter antar pedagang," kata dia.
Pengelola pasar juga harus memberikan teguran sanksi kepada pedagang yang tidak mematuhi
protokol tersebut.

Mereka juga harus mengoptimalkan ruang berjualan di tempat terbuka atau tempat parkir dengan
physical distancing, jarak antar pedagang sekitar 2 meter.

"Pedagang wajib mematuhi disiplin protokol kesehatan seperti membersihkan kiosnya,


menggunakan masker, dan sarung tangan selama beraktivitas di pasar, serta menjaga barang
dagangannya bersih dan higienis," kata dia.

Begitu pun para pembeli diwajibkan mengikuti peraturan kesehatan seperti menggunakan
masker, sarung tangan, mencuci tangan dengan sabun, serta menghindari pembayaran
menggunakan uang tunai di ritel modern.

Baca juga: Pusat Perbelanjaan dan Pasar yang Langgar Jam Operasi Selama PSBB Kota Bekasi
Bisa Disegel

Namun di pasar rakyat tradisional, uang tunai masih bisa digunakan dengan menyiapkan plastik
untuk tempat uang hasil transaksi tersebut.

"Selain itu sejalan dengan imbauan pemerintah untuk melakukan aktivitas dari rumah,
masyarakat diminta juga melakukan perdagangan digital baik melalui WhatsApp, ojek online,
dan e-commerce," kata Agus Suparmanto.

Anda mungkin juga menyukai