Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP ATRAUMATIC CARE

STASE KEPERAWATAN ANAK

Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Sumiati Sinaga, M.Kep

Dosen Pembimbing Klinik : Ns. Elly Fadli, S.Kep

Di susun oleh :

AYU LESTARI MANULLANG

P2002150

PROGRAM PROFESI NERS INSTITUSI TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS


WIYATA HUSADA SAMARINDA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak-anak merupakan masa lucu-lucunya anak sekaligus yang melelahkan bagi
orangtua. Banyak hal yang perlu diketahui orang tua selama masa perkembangan ini.
Tingkah laku anak amat beragam, seperti berperilaku agresif, banyak kemauan,
berbohong, suka menangis dan tindakan lainnya. Apabila orangtua salah menyikapi,
akan berdampak tidak baik bagi si anak dalam perkembangan selanjutnya.
Autraumatic care adalh penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh
personel dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil
distress psikologis dan fisik yang diderita oleh anak-anak dan keluarga mereka dalam
sistem pelayanan kesehatan. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi
perkembangan anak. Sekarang banyak dijual berbagai macam mainan anak-anak, jika
orang tua tidak selektif dalam memilih jenis permainan pada anaknya atau kurang
memahami fungsinya maka alat permainan tersebut yang sudah dibeli tidak akan
berfungsi secara efektif.
Alat-alat permainan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak,
sehingga dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal. Terapi bermain ini
bertujuan untuk mempraktekkan dan melatih keterampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan
stimulus dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif. Tidak hanya itu
bermain di rumah sakit juga dapat menghilangkan kejenuhan anak selama dirawat di
rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep dasar atraumatic care dalam keperawatan anak
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi definisi atraumatic care
b. Mengidentifikasi manfaat atraumatic care
c. Mengidentifikasi tujuan atraumatic care
d. Mengidentifikasi faktor-faktor atraumatic care
e. Mengidentifikasi prinsip autraumatic care
f. Mengidentifikasi intervensi atraumatic care
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Atraumatic Care


Atraumatic care atau asuhan atraumatik adalah penyediaan asuhan terapeutik
dalam lingkungan oleh seseorang (personal) dengan melalui penggunaan intervensi
yang menghilangkan atau memperkecil distres psikologis dan fisik yang dialami oleh
anak-anak dan keluarga mereka dalam sistem pelayanan kesehatan, yang mencakup
pencegahan, diagnosis, penanganan atau penyembuhan kondisi akut atau kronis
dengan lingkup pelayanan meliputi lingkungan, personal, distres psikologis dan fisik,
di mana fokus yang pertama jangan melukai, dengan tujuan yaitu mencegah atau
meminimalkan pemisahan anak dari keluarganya, meningkatkan pengendalian
perasaan, mencegah atau meminimalkan nyeri dan cedera pada tubuh.
Konsep atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang diberikan oleh
tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan kesehatan anak. Perawatan ini diberikan
melalui penggunaan tindakan yang dapat mengurangi distres fisik ataupun distres
psikologis yang dialami anak dan orangtuanya. Atraumatic Care bukan satu bentuk
intervensi nyata terlihat, melainkan memberi perhatian pada apa, siapa, dimana,
mengapa dan bagaimana prosedur dilakukan pada anak dengan tujuan mencegah serta
mengurangi stres fisik dan psikologis.
B. Manfaat Atraumatic Care
Anak sebagai individu yang masih dalam usia tumbuh kembang perlu perhatian
lebih, karena masa anak merupakan proses menuju kematangan. Berbagai peristiwa
yang dialami anak, seperti sakit atau hospitalisasi akan menimbulkan trauma pada
anak seperti cemas, marah, nyeri, dan lain-lain. Kondisi tersebut jika tidak ditangani
dengan baik, akan menimbulkan masalah psikologis pada anak yang akan
mengganggu perkembangan anak. Oleh karena itu, manfaat atraumatic care adalah
mencegah masalah psikologis (kecemasan) pada anak, serta mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan anak (Hidayat, 2012). Beberapa penelitian juga
telah membuktikan bahwa penerapan atraumatic care memiliki pengaruh atau
hubungan terhadap penurunan respon kecemasan pada anak yang di hospitalisasi
(Bolin, 2011 & Breving, et al.,2015).
C. Tujuan Atraumatic Care
Atraumatic care sebagai asuhan terapeutik memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Jangan melukai, hal tersebut dinyatakan Wong dan koleganya (2009) sebagai
tujuan utama dari atraumatic care
2. Mencegah dan mengurangi stres fisik (Supartini, 2014).
3. Mencegah dan mengurangi stres psikologis (Supartini, 2014).
4. Untuk mencapai tujuan tersebut,terdapat beberapa prinsip atraumatic care sebagai
kerangka kerjanya (Wong, et al., 2009).

D. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Atraumatic Care


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perawat dalam melaksanakan
atraumatic care di rumah sakit. Notoadmodjo (2010) menyatakan bahwa ada dua
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan atraumatic care di rumah sakit, yaitu
faktor internal (pengetahuan dan sikap) dan faktor eksternal (pengalaman, fasilitas
dan sosial budaya).

E. Prinsip Atraumatic Care


1. Menurunkan atau Mencegah Dampak Perpisahan dari Keluarga
Dampak perpisahan dari keluarga maka anak mengalami gangguan psikologis
seperti kecemasan, ketakutan, kurang kasih sayang sehingga gangguan ini akan
menghambat proses penyembuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2. Meningkatkan Kemampuan Orang Tua dalam Mengontrol Perawatan pada Anak
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak, diharapkan anak mandiri
dalam kehidupannya, anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas
sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal, serta pendidikan terhadap
kemampuan dan keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anak.
3. Mencegah dan Mengurangi Cedera (injury) dan Nyeri (dampak psikologis)
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan
anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering kali tidak bisa dihilangkan secara
cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi,
relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera
dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Tidak melakukan Kekerasan pada Anak
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti
dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh
kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat, dengan
demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan
memperberat kondisi anak.
5. Modifikasi Lingkungan
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan, perasaan aman dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya
F. Intervensi Autraumatic Care
Perawat sebagai salah satu anggota tim kesehatan, memegang posisi kunci untuk
membantu orang tua menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan perawatan
anaknya di rumah sakit karena perawat berada di samping pasien selama 24 jam dan
fokus asuhan adalah peningkatan kesehatan anak. Asuhan yang berpusat pada
keluarga dan atraumatic care merupakan falsafah utama dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan anak. Oleh karena itu, upaya dalam mengatasi masalah yang timbul baik
pada anak maupun orang tuanya selama dalam masa perawatan berfokus pada
intervensi atraumatic care yang berlandaskan pada prinsip atraumatic care
(Supartini,2014).
1. Intervensi menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga

Mencegah atau meminimalkan dampak perpisahan pada anak dapat dilakukan dengan
cara melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak (Supartini,2014),
yaitu:

a. Memperbolehkan orang tua untuk tinggal bersama anak selama 24 jam


(rooming in) atau jika tidak memungkinkan untuk rooming in maka berikan
kesempatan orangtua untuk melihat anak setiap saat dengan maksud untuk
mempertahankan kontak antara mereka.
b. Modifikasi ruang perawatan dengan cara membuat situasi ruang rawat seperti
di rumah.
c. Pempertahankan kontak dengan memfasilitasi pertemuan dengan guru, teman
sekolah dan berhubungan dengan siapa saja yang anak inginkan.
d. Libatkan orang tua untuk berpartisipasi dalam merawat anak yang sakit
(Susilaningrum,et al.,2013).
2. Intervensi meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan
anak
Perawat dapat mendiskusikan dengan keluarga tentang kebutuhan anak untuk
membantu orang tua dengan cara memberikan informasi sehubungan dengan
penyakit, prosedur pengobatan, prognosis serta perawatan yang dapat dilakukan
orang tua, dan reaksi emosional anak terhadap sakit dan hospitalisasi (Wong,et
al.,2009). Perawat dapat juga menginformasikan kepada orang tua mainan yang
boleh dibawa ke rumah sakit, membuatkan keluarga jadwal untuk anak, serta
penting untuk perawat mempersiapkan anak dan orang tuanya sebelum dirawat
di rumah sakit melalui kegiatan pendidikan kesehatan pada orang tua. Sehingga
selama perawatan di rumah sakit orang tua diharapkan dapat belajar dalam hal
peningkatan pengetahuan maupun keterampilan yang berhubungan dengan
keadaan sakit anaknya (Supartini, 2014).
3. Intervensi mencegah atau menurunkan cedera fisik maupun psikologis (nyeri)
Pengkajian nyeri merupakan komponen penting dalam proses keperawatan terkait
mengurangi atau mencegah dampak nyeri. Dalam pengkajian nyeri penting bagi
perawat menggunakan definisi operasional nyeri yang diungkapkan oleh
McCaffery dan Pasero (1999) dalam Wong dan koleganya (2009) yaitu nyeri
adalah apapun yang dikatakan oleh orang yang mengalaminya, ada pada saat
orang tersebut mengatakan itu terjadi. Wong dan koleganya (2009) juga
menyatakan bahwa prinsip pengkajian nyeri pada anak-anak adalah QUESTT
yaitu question the child (tanyakan pada anak), use a pain rating scale (gunakan
skala nyeri), evaluate behavioral and physiologic changes (evaluasi
perubahan-perubahan sikap dan fisiologis), secure parent’s involvement
(pastikan keterlibatan orangtua), take the cause of pain into account
(pertimbangkan penyebab nyeri), dan take action and evaluate results (lakukan
tidankan dan evaluasi hasilnya).
4. Intervensi Modifikasi Lingkungan
Modifikasi lingkungan bernuansa anak dapat dilakukan dengan penataan atau
dekorasi menggunakan alat tenun dan tirai bergambar bunga atau binatang lucu,
hiasan dinding bergambar dunia binatang atau fauna, papan nama pasien
bergambar lucu,dinding berwarna dan penggunaan warna yang cerah diruangan,
serta tangga dicat warna-warni (Supartini, 2014). Penggunaan Pakaian seragam
tim kesehatan yang berwarna putih pun bisa menjadi stresor bagi anak, layaknya
lingkungan rumah sakit yang asing bagi anak dan orang tua (Supartini, 2014).
Sehingga penggunaan pakaian multi warna nonkonvensional pada perawat lebih
disukai oleh anak-anak dan orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit.
Selain itu, seragam perawat yang berwarna mampu meningkatkan persepsi orang
tua tentang keandalan perawat dimana penggunaan pakaian perawat
nonkonvensional dapat berkontribusi untuk meningkatkan hubungan anak dan
perawat (Festini, et al., 2008 dalam Utami, 2012)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Atraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh
personel dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau
memperkecil distress psikologis dan fisik yang diderita oleh anak-anak dan
keluarga mereka dalam sistem pelayanan kesehatan
2. Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh perawat yaitu menurunkan atau mencegah
dampak perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam
mengontrol perawatan anak, mencegah dan mengurangi cedera (injury) nyeri
(dampak psikologis), tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi
lingkungan fisik
3. Aplikasi penerapan prinsip atraumatic care yaitu alat permainan sesuai dengan
kebutuhan anak dan ajarkan kebiasaan mencuci tangan kepada anak dan keluarga
B. Saran
Dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam pembahasan. Untuk itu penulis berharap kepada mahasiswa
khususnya dapat meningkatkan kembali pembuatan laporan yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Senja Amalia, et al. 2020. Keperawatan Pediatri. Bumi Medika : Jakarta
Nining Yuliastati. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Anak. Psudik
SDM Kesehatan: Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai