Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM RATIH KOTA KEDIRI

NOMOR: /PER/ DIR/XII/2019

TENTANG
KEBIJAKAN ASUHAN PASIEN YANG SERAGAM
DI RUMAH SAKIT UMUM RATIH KOTA KEDIRI
DIREKTUR RUMAH SAKIT RATIH
Menimbang : a. Bahwa dalam peningkatan mutu pelayanan Rumah
Sakit Umum Ratih maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi.
b. bahwa Rumah Sakit Umum Ratih berkewajiban
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan
memberikan asuhan kepada pasien secara
berkesinambungan yang bermutu dan berfokus
kepada pasien;
c. Bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Umum
Ratih dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
peraturan direktur tentang Kebijakan Pelayanan
pasien yang seragam sebagai landasan
penyelenggaraan seluruh pelayanan di Rumah
Sakit Umum Ratih.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a dan b perlu ditetapkan
peraturan direktur Rumah Sakit Umum Ratih
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36
Tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang RI. No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang
Keselamatan Rumah Sakit

6. Kepmenkes 1333/1999 Tentang Standar Pelayanan


Rumah Sakit.
Memperhatikan : i Peraturan Pengurus Yayasan Al Mabrur nomor
02/Yam/X/2016 tentang organisasi dan tata kerja
Rumah Sakit Umum Ratih Kota Kediri
ii Surat Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Al
Mabrur Nomor.01/YAM/VIIII/2016 tentang
pengangkatan Direktur Rumah Sakit Umum Ratih
Kota Kediri

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM RATIH
KOTA KEDIRI TENTANG KEBIJAKAN ASUHAN PASIEN
YANG SERAGAM RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT
RATIH KOTA KEDIRI
KEDUA : Kebijaksanaan sebagaimana dimaksud dalam diktum Ke
Satu, tercantum dalam lampiran keputusan ini
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Kediri
Pada Tanggal : 28 Januari 2019
DIREKTUR RUMAH SAKIT RATIH
KOTA KEDIRI

dr.Surinto M.K, Sp.OG


NIK: 010103101

LAMPIRAN : PERATURAN DIREKTUR RSU


RATIH KOTA KEDIRI
NOMOR :
TANGGAL : 28 Januari 2019

KEBIJAKAN ASUHAN PASIEN YANG SERAGAM


RUMAH SAKIT UMUM RATIH KOTA KEDIRI
KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN
1. Ketentuan Umum
a. Pelayanan asuhan pasien dilaksanakan dengan menghormati dan
responsif terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai-nilai pribadi pasien,
serta memastikan bahwa nilai-nilai pasien menjadi panduan bagi
semua keputusan klinis
b. Pelayanan asuhan pasien diberikan oleh PPA yg kompeten dan
dilakukan setiap hari secara 24 jam kecuali unit-unit tertentu yang
disesuaikan dengan jadwal dokter penanggungjawab.
c. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) mengkomunikasikan dan
berbagi informasi secara lengkap dengan pasien dan keluarga,
sehingga pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu,
lengkap, dan akurat.
d. PPA mendorong dan mendukung pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi dalam asuhan dan pengambilan keputusan/pilihan
mereka.
e. Hanya PPA yang berkompeten dan mempunyai izin praktek sesuai
dengan profesinya yang dapat memberikan asuhan pelayanan
pasien
f. PPA melaksanakan tugas secara mandiri, delegatif, dan kolaboratif
g. Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) adalah dokter yang
sesuai dengan kewenangan klinisnya memberikan asuhan medis
lengkap kepada seorang pasien dengan 1 kondisi patologi/penyakit
dari awal sampai dengan akhir perawatan di rumah sakit, baik rawat
jalan maupun rawat inap, dan berperan sebagai clinical team leader
dalam menetapkan kerangka pokok asuhan lengkap setiap pasien,
dan melakukan review-sintesis-integrasi asuhan
h. Asuhan medis lengkap artinya melakukan asesmen medis sampai
dengan implementasi rencana serta tindak lanjutnya sesuai dengan
kebutuhan pasien.
i. Apabila pasien dikelola oleh lebih dari 1 orang DPJP, maka asuhan
medis tersebut yang dilakukan secara terintegrasi / secara tim, dan
diketuai oleh seorang DPJP Utama yang berperan dalam menjaga
asuhan medis komprehensif – terpadu – efektif untuk menjamin
keselamatan pasien, komunikasi efektif, sinergisme dan mencegah
duplikasi pengobatan yang tidak perlu.
j. Pimpinan rumah sakit menjamin bahwa akses asuhan dan
pengobatan pasien dilaksanakan secara seragam dan standar
terhadap semua pasien secara memadai, serta tidak tergantung
atas latar belakang pasien dan kemampuan untuk membayar atau
sumber pembayaran

2. Ketentuan Khusus
a. Sebelum diberikan asuhan pelayanan, setiap pasien harus
dilakukan skrining untuk menentukan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan kondisi sakitnya, dan sesuai dengan
kemampuan pemberian pelayanan rumah sakit
b. Skrining non klinis dilakukan oleh petugas pendaftaran/admission
untuk mengetahui bantuan yang diperlukan atas kendala fisik,
bahasa, pendidikan, dan risiko lainnya yang mungkin terjadi selama
pelayanan pasien di rumah sakit
c. Dokter dan atau perawat akan melakukan asesmen utilitas dengan
mengumpulkan berbagai informasi klinis (anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang, dsb.), psiko-sosial, sosio-ekonomis,
maupun sistem pembayaran yang dimiliki pasien
d. Berdasarkan analisis informasi tersebut dihasilkan kesimpulan
berupa masalah, kondisi, dan diagnosis untuk mengidentifikasi
kebutuhan pelayanan pasien, dan ditentukan DPJP yang sesuai
untuk menentukan rencana pelayanan pasien tersebut
e. DPJP menentukan penatalaksanaan yang sesuai dengan
kebutuhan kesehatan pasien, dan melakukan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain yang diperlukan
f. Sedikitnya sekali dalam sehari, DPJP akan melakukan asesmen
ulang dengan melakukan kunjungan langsung kepada pasien
(visite), termasuk hari libur, atau menunjuk pengganti yang sesuai
dengan kompetensinya.
g. Selama memberikan asuhan pelayanan pasien, semua tenaga
kesehatan wajib melakukan pencatatan asuhan pasien pada berkas
rekam medis
h. Aktivitas asuhan pasien yang berupa pemberian perintah
seyogyanya dilakukan secara tertulis pada lembar tertentu untuk
memudahkan akses bagi penerima perintah untuk melaksanakan
perintah tersebut secara tepat.
i. Peresepan obat, permintaan pemeriksaan laboratorium, Permintaan
pemeriksaan radiologi, permintaan tranfusi darah di tulis dan di
tandatangani oleh DPJP , apabila dilakukan pertelepon maka di
delegasikan ke pada dokter jaga UGD
j. Pelayanan berisiko tinggi dilaksanakan secara khusus berdasarkan
ketentuan yang telah ditetapkan, berupa:
1.Pelayanan emergensi
2.Pelayanan resusitasi
3.Pelayanan pemberian darah dan produk darah
4.Pelayanan penggunaan peralatan bantuan hidup dasar
5.Pelayanan penyakit menular dan penurunan daya tahan tubuh
(immune-suppressed)
6.Pelayanan pasien dengan penghalang (restraint)
7.Pelayanan pasien usia lanjut, cacat, anak-anak, dan pasien
berisiko disiksa
k. Sebelum memberikan suatu tindakan khusus yang invasif dan
berisiko, DPJP wajib memberikan informasi dan meminta
persetujuan tindakan medis secara tertulis
l. Apabila 2 dokter merawat pasien maka dipilih DPJP utama sesuai
diagnosa yang lebih dominan
m. Permintaan tranfusi di lakukan oleh DPJP. Apabila ada 2 DPJP
maka DPJP ke dua wajib mengkomunikasikan pada DPJP utama
n. Selain itu apabila dilakukan tindakan kedokteran,PPA bertanggung
jawab memberikan asuhan yang seragam dan keluarga wajib
menandatangi persetujuan tindakan (informed concent) seperti
tindakan anastesi contohnya tindakan pembedahan dll
o. Semua PPA wajib memberikan pelayanan pasien sampai akhir
kehidupannya sesuai kepercayaan ,psikososial dan spritualnya.

Anda mungkin juga menyukai