DAFTAR ISI
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan
fprmat di bawah ini:
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
Leadership atau kepemimpinan adalah sesuatu yang dimulai dari atas kebawah.
Pemimpin berbeda dengan manajer, manajer adalah kedudukan jabatan dalam suatu
organisasi yang mengurus segala aspek manajerial. Tidak semua manajer bisa menjadi
pemimpin, namun pemimpin yang baik harus mampu melakukan aspek manajerial.
Dalam aspek K3, semua pihak disemua area organisasi memiliki potensi untuk menjadi
pemimpin, karena kepemimpinan terkait dengan cara pandang dan sikap pemimpin
terhadap segala aspek yang menjadi tanggung jawabnya.
DEDI SUPRAYOGI
Direktur
B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
IDENTIFIASI
NO JENIS/TYPE JENIS BAHAYA
PENGENDALIAN RESIKO K3
PEKERJAAN DAN RESIKO
1 2 4 7
Prosedur identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan produk, barang dan jasa dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana
untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi bahaya di lokasi pekerjaan
Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan Rumah (SR) Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan
prosedur identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko akibat kecelakaan dan penyakit kerja telah direncana-kan bersamaan dengan dampak Lingkungan
PENGENDALI
URAIAN IDENTIFIKASI BAHAYA JENIS PERSYARATAN
NO. KEMUNG NILAI TINGKAT AN KET
PEKERJAAN BAHAYA BAHAYA PEMENUHAN KEPARA KEMUNG KEPAR NILAI TINGKAT
PENGENDALIAN AWAL KINAN RESIKO ( RESIKO LANJUTAN
(Tipe PERATURAN HAN (A) KINAN (F) AHAN RESIKO RESIKO
Kecelakaan) (F) F X A) (TR) (A) (F x A) (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
I. PEKERJAAN UTAMA
1 Pekerjaan Galian Tanah - Tertindih / Terjepit Pipa • Luka Ringan Permenaker 1) Mengunakan APD yang sesuai 3 2 6 Sedang Administratif N/A N/A N/A N/A
- Tertimbun Tanah Galian Pipa / Longsoran 01/1980
- Kecelakaan Lalu Lintas
2) Memasang peringatan
penggunaan peralatan dan
Rambu Keselamatan
B.2 Rencana tindakan (sasaran & program)
Tujuan dan Sasaran
Untuk menentukan program penerapan mengenai mutu, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan, perusahaan perlu
menetapkan tujuan dan sasaran yang harus dicapai. Tujuan dan sasaran yang ditetapkan antara lain:
1 Tercapainya mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja. Program kerjanya adalah:
a. Membuat tindakan koreksi dan tindakan pencegahan pada setiap kasus/ ketidak-sesuaian yang dilaksanakan secara kontinu oleh PSMK3L.
b. Membuat checklist pra pelaksanaan dan selama pelaksanaan yang dilaksanakan secara kontinue oleh pengawas mutu.
c. Membuat evaluasi keterlambatan setiap terjadi keterlambatan yang dilaksanakan secara kontinue oleh bagian teknik.
2. Terlaksananya Sistem Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan yang berkesinambungan dan selalu meningkat.
Program kerjanya adalah membuat checklist pemeriksaan pelaksanaan ISO dan OHSAS pada tiap- tiap unit kerja yang dilaksanakan
secara kontinue oleh PSMK3L.
3. Tidak adanya keluhan/komplain dari komunitas setempat. Program kerjanya adalah:
a. Pengaturan jam operasi proyek yang dilaksanakan secara kontinue oleh bagian umum.
b. Melakukan penyiraman pada lokasi atau aktivitas yang menyebabkan debu tinggi yang mempengaruhi komunitas setempat yang
dilaksanakan secara kontinue oleh petugas K3L.
c. Perbaikan segera (rekonndisi) struktur/ infrastruktur lingkungan yang rusak akibat pekerjaan mob/demobilisasi alat berat dan
transportasi material yang dilaksanakan secara kontinue oleh pelaksana.
4. Mengurangi pencemaran udara dari emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan operasional dan alat berat/genset milik HK,
sehingga memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
Program kerjanya adalah:
a. Melakukan perawatan rutin kendaraan operasional alat berat/genset milik HK yang dilaksanakan secara kontinue oleh bagian peralatan.
b. Membuat IK perawatan kendaraan operasional dan alat berat/genset yang dilaksanakan secara kontinue oleh bagian peralatan.
5. Tidak adanya kecelakaan kerja (Zero Accident).
Program kerjanya adalah:
a. Pengadaan dan kewajiban pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang dilaksanakan secara kontinue oleh petugas K3L.
b. Pemasangan rambu-rambu peringatan yang dilaksanakan secara kontinue oleh petugas K3L.
c. Melakukan Working Permit (Izin Kerja) pada pekerjaan/aktivitas yang termasuk High Risk yang dilaksanakan secara kontinue oleh pelaksana.
d. Meminta bukti pengesahan terhadap alat berat pihak ketiga beserta SIO operatornya yang dilaksanakan secara kontinue oleh bagian peralatan.
6. Peningkatan kepedulian karyawan dan mitra kerja terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan. Program kerjanya adalah:
a. Sosialisasi K3L melalui papan informasi K3L yang dilaksanakan secara kontinue oleh petugas K3L.
b. Penyuluhan K3L pada saat briefing K3L setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan bersama sub kontraktor yang dilaksanakan
c. Sosialisasi K3L pada sub kontraktor dan supplier.
7. Peningkatan kesehatan karyawan dan tenaga kerja.
Program kerjanya adalah:
a. Pemeriksaan kesehatan dan tenaga kerja oleh bagian umum.
b. memperhatikan gizi makanan yang dikonsumsi di kantin oleh bagian umum.
8. Kesesuaian dengan peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan sebesar 90%. Program kerjanya adalah:
a. Mengidentifikasi peraturan dan undang-undang terkait K3L yang dilaksanakan secara kontinue oleh PPDMK3L.
b. Melakukan pemantauan kesesuaian dengan peraturan dan undang-undang terkait K3L yang dilaksanakan secara kontinue oleh
petugas K3L yang dilaksanakan secara kontinue oleh PPDMK3L.
9. Efisiensi pemakaian listrik dengan menu- runkan biaya pemakaian listrik sebesar 5%.
Program kerjanya adalah:
a. Membuat instruksi kerja pengoperasian peralatan yang menggunakan listrik oleh bagian teknik.
b. Pemasangan rambu-rambu peringatan untuk mematikan/penghematan pema- kaian listrik yang dilaksanakan secara kontinue
oleh petugas K3L.
10. Penggunaan/pemilihan bahan ramah lingku-ngan dan bahan yang mudah diuraikan oleh alam atau dapat di daur ulang pada
peralatan kantor. Program kerjanya adalah pema-kaian/pemilihan bahan/material dapat di daur ulang atau mudah diuraikan oleh
alam yang dilaksanakan secara kontinue oleh bagian umum.
11. Tidak ada ceceran/tumpahan BBM dan pelumas yang berdampak pada pencemaran tanah.
Program kerjanya adalah:
a. Menyediakan tempat sampah khusus untuk B3, organik dan non organik yang tertutup yang dilaksanakan secara kontinue oleh bagian umum.
b. Menyediakan tempat khusus untuk penampungan oli bekas yang dilak- sanakan secara kontinue oleh bagian umum.
c. Pemasangan symbol dan label B3 yang dilaksanakan secara kontinue oleh bagian umum.
d. Menyiapkan penampungan dan penyimpanan B3 sesuai peraturan yang dilaksanakan secara kontinue oleh bagian umum.
e. Membuat oli trap pada stok BBM dan genset yang dilaksanakan secara kontinu oleh bagian umum.
f. Pembuatan saluran limbah rumah tangga oleh bagian umum.
12. Mengurangi intensitas kebisingan pada Genset sehingga memenuhi standar NAB kebisingan. Program kerjanya adalah mengatur jam
operasi peralatan / tahap pelaksanaan yang menimbulkan bising dan getaran pada komunitas sekitar yang dilaksanakan secara
kontinue oleh bagian peralatan.
13. Meminimalisir keadaan darurat.
Program kerjanya adalah:
a. Pengadaan perlengkapan Tanggap Darurat sesuai peraturan antara lain: Alat Pemadam Api Ringan (APAR), P3K, tandu, daftar
nomor telepon penting, senter, handy talky/telepon selular dan sirine yang dilaksanakan secara kontinue oleh bagian umum.
b. Melaksanakan simulasi keadaan darurat yang teridentifikasi antara lain: kebakaran, gempa bumi, kebocoran gas, huru hara,
gelombang pasang dan angin rebut, tercebur di laut dan sungai, tersengat listrik dan sakit mendadak yang mengakibatkan
kematian (serangan jantung, stroke) yang dilaksanakan secara kontinue oleh Tim Tanggap Darurat (TTD).
c. Mengadakan kerjasama dengan Rumah Sakit/Klinik terdekat oleh bagian umum.
14. Indikator Kinerja
Indikator Kinerja digunakan untuk mengetahui penilaian kinerja dan hasil pencapaian SMK3 yaitu dengan adanya arsip atau
dokumen-dokumen seperti lembar inspeksi K3, identifikasi bahaya, laporan data kecelakaan kerja dan lain- lain.
Penerapan :
1. Rekruitmen
2. Pelatihan
3. Alat Pelindung Diri
a. Helm Proyek (Safety Helmet)
b. Sepatu Kerja (Safety Shoes)
c. Pelindung Mata (Safety glass)
d. Pelindung telinga (Ear plug /ear muff)
e. Kacamata las dengan pelindung muka(face shield)
f. Pelindung Tangan
g. Body harness
h. Masker
i. Rompi Traffic
4. Rambu-rambu dan Tanda K3
5. Inspeksi K3
6. Instruksi Keselamatan Kerja
7. Rencana Tanggap Darurat
8. Penghargaan dan Sanksi
9. Pemeliharaan Peralatan
B.2. Rencana Tindakan (Sasaran Khusus & Program Khusus)
1
Memasang peringatan Mencegah terjadinya Bahaya Harus ada standar Menetapkan Standar Gambar dan (dd/mm/yyyy) Gambar Gambar Manajer Pelaksana/Petugas-
penggunaan peralatan Tertindih/Tertimpa, kerja pekerjaan Galian detail Disetujui oleh tredelivery ke K3 Konstruksi
dan Rambu Keselamatan Tertabrak Akibat Kurangnya Tanah Untuk Pipa pekerjaan Manajer Teknik bagian PO
rambu keselamatan dan
rambu peringatan
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
Waktu
No Jenis Komunikasi PIC
Pelaksanaan
Prosedur dan/atau petunjuk kerja induksi
1 Induksi Keselamatan Konstruksi Keselamatan Konstruksi (safety induction) (dd/mm/yyyy)
(safety induction) Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja
Induksi Keselamatan Konstruksi (safety
selama
induction) yang ditandatangani oleh
pelaksanaan
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi
pekerjaan
dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Jawab
Keselamatan Konstruksi dan Kepala
Pelaksana Pekerjaan Konstruksi. Induksi
Keselamatan Konstruksi (construction safety
induction) dilakukan untuk pekerja
baru/pekerja yang dipindah tugaskan, tamu,
pemasok, dan pihak-pihak terkait pada
pelaksanaan pekerjaan yang akan masuk ke
dalam area Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi.
➢ Untuk pekerja baru/pekerja yang
dipindah tugaskan dijelaskan mengenai
komitmen dan kebijakan keselamatan
konstruksi, risiko dan bahaya yang dihadapi
dalam melakukan pekerjaan, pengendalian
risiko yang dapat dilakukan serta program
penerapan SMKK pada Pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi.
➢ Untuk tamu, pemasok, dan pihak-pihak
terkait dijelaskan mengenai peraturan
Keselamatan Konstruksi yang berlaku di
lokasi pekerjaan, prosedur evakuasi dalam
keadaan darurat, dan menjelaskan area-
area yang berbahaya.
2 Pertemuan pagi hari Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja
(safety morning) pertemuan pagi hari (safety morning) yang (dd/mm/yyyy)
ditandatangani oleh Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi dan Kepala
Pelaksana Pekerjaan Konstruksi. Pertemuan selama
pagi hari (safety morning) diikuti oleh pelaksanaan
seluruh pekerja setiap pagi sebelum pekerjaan
pekerjaan dimulai untuk menyampaikan
masalah-masalah tentang Keselamatan
Konstruksi secara umum pada pelaksanaan
konstruksi hari itu.
3 Pertemuan Kelompok Kerja Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja
(toolbox meeting) pertemuan kelompok kerja (dd/mm/yyyy)
(toolbox meeting) yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi
dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.
selama
Pertemuan kelompok kerja (toolbox
pelaksanaan
meeting) diikuti oleh kelompok
pekerjaan
pekerja sebelum pekerjaan dimulai untuk
menyampaikan masalahmasalah tentang
Keselamatan Konstruksi secara khusus pada
pelaksanaan konstruksi yang akan dilakukan.
4 Rapat Keselamatan Konstruksi Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja
(constructuion safety meeting) Rapat Keselamatan Konstruksi (construction (dd/mm/yyyy)
safety meeting) yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi
selama
dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.
pelaksanaan
Rapat Keselamatan Konstruksi (construction
pekerjaan
safety meeting) dipimpin oleh Penanggung
Jawab Keselamatan Konstruksi dan/atau
Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dan
diikuti oleh seluruh Kepala Unit Kerja.
B.3. Standar dan peraturan perundangan
Pada Pekerjaan:
Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan Rumah (SR) Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan
Hasil temuan atau identifikasi bahaya yang telah dinilai telah dibandingkan dengan peratura perundang-undangan yang berlaku
Daftar peraturan Perundang -undangan dan persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
Perusahaan telah menentukan, menyediakan dan memelihara sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menerapkan dan memelihara SMMK3L.
Insfrastruktur
Perusahaan menentukan, menyediakan dan memelihara insfrastruktur yang diperlukan untuk operasional perusahaan, seperti :
Perusahaan memastikan peralatan yang digunakan untuk memantau dan mengukur terkalibrasi dan dipelihara termasuk catatan prosesnya disimpan.
Proses kalibrasi bisa menggunakan pihak ketiga sebagai penyelenggara dalam mendapatkan hasil pengukuran dan pemantauan lingkungan yang akurat.
Kegiatan Pemantauan dan Pengukuran secara detail diatur dalam prosedur Pemantauan dan Pengukuran K3L.
Pengetahuan Perusahaan
PT. NAFISAH PERMATA JAYA
melakukan identifikasi pengetahuan yang terkait dengan proses operasional perusahaan dan membuat sistem agar tidak akan mengganggu kelangsungan
perusahaan.
Sistem pemeliharaan pengetahuan tersebut diatas berupa pelatihan, pembuatan panduan kerjaan dll.
C.2. Kompetensi
PT. NAFISAH PERMATA JAYA
menetapkan kompetensi di setiap proses kerja yang berdampak pada MK3L yang harus dipunyai oleh pekerja di proses tersebut.
Perusahaan harus memastikan setiap pekerja yang terkait dengan MK3L, mempunyai kompetensi sesuai yang ditetapkan.
Departemen HRD setiap tahun melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan, membuat program pelatihanm melaksanakan pelatihan dan melakukan
evaluasi terhadap efetifitas dari pelatihan yang sudaj dilaksanakan. Personil yang bekerja dengan resiko MK3L dipastikan memiliki kompetensi, meliputi
pendidikan, pelatihan dan pengalaman memadai.
Departemen HRD memelihara catatan pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman karyawan.
C.3. Kepedulian
PT. NAFISAH PERMATA JAYA
memastikan seluruh karyawannya memahami MK3L, Sasaran MK3L disetiap area kerja masing-masing. Perusahaan kami membuat program-program atau
sarana komunikasi untuk mengembangkan kesadaran karyawan terkait SMMK3L.
Kepedulian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan membuat rencana dan proigram kerja sebagai tindakan pencehagan terhadap
resiko kecelakaan kerja, sakit akibat pekerjaan dan pemulihan lingkungan yang tercemar akibat pekerjaan konstruksi.
Program Kepedulian Keselamatan konstruksi Sebagai Berikut:
Bln Bln Bln Bln Bln Bln Keteranga
No Uraian
1 2 3 4 5 6 n
1. seluruh pekerjaan terukur dalam
pelaksanaan pemenuhan standar NP NP NP NP
K3 Konstruksi
2. Program pemeriksaan dan
pengawasan secara periodik NP NP NP NP NP NP
dalam mengidentifikasi bahaya
kecelakaan dan sakit akibat kerja
3. Melaksanakan sosialisasi terhadap
lingkungan masyarakat sekitar
area pekerjaan yang berpeluang NP NP NP NP NP NP
terhadap potensi bahaya di lokasi
kerja
4. Melakukan rapat rutin
manajemen proyek sebagai bahan
evaluasi dalam setiap resiko NP NP NP NP NP NP
bahaya yang muncul di tempat
kerja
5. Memfasilitasi terhadap kebutuhan
bahan utilitas dan tenaga kerja
serta peralatan pendukung sesuai NP NP NP NP NP NP
rencana keselamatan konstruksi
C.4. Komunikasi
PT. NAFISAH PERMATA JAYA
telah menetapkan dan memelihara proses komunikasi internal dan ekternal yang terkait dengan SMMK3L.
Komunikasi internal dapat dilakukan secara lisan dan atau tertulis, ,isalnya melalui rapat internal, papan pengumuman, dll.
PT. NAFISAH PERMATA JAYA
telah menetapkan mekanisme komunikasi dengan pihak-pihak eksternal yang berkepentingan perihal MK3L, dan memelihara dokumentasi setiap
keputusan yang ditetapkan.
PT. NAFISAH PERMATA JAYA
juga menerapkan mekanisme untuk melakukan komunikasi dan Konsultasi, dimana tertuang dalam Prosedur komunikasi dan Konsultasi. Mekanisme bisa
dilaksanakan seperti saat briefing/ TBM pagi, Meeting, serta sosialisasi identifikasi bahaya, dampak lingkunan dan Pengendalian Resiko, Sosialisasi tujuan
Sasaran Program MK3L serta berbagai hal lainnya yang terkait dengan komunikasi.
Dokumentasi bersifat rahasia memerlukan izin dari wakil Manajemen (MR) apabila ada pihak yang ingin memperoleh salinannya.
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
Perencanaan dan Pengendalian operasional
a. Perusahaan akan melakukan perencanaan secara menyeluruh sebelum memulai sebuah proses kerja baru, termasuk menjamin seluruh potensi bahaya dan aspek lingkungan penting
akan dikendalikan, guna memastikan tercapainya tujuan proses kerja baru tersebut
b. Pengendalian operasi menjadi bagian yang penting dari setiap kegiatan, dan operasi perusahaan, termasuk kepada pemasok dan kontraktor perusahaan
Umum
Perusahaan melakukan evaluasi pemilihan, pemantauan dan evaluasi subcont dan supplier serta menyimpan dokumen tersebut. Dokumen evaluasi subcont disimpan oleh bagian
operasional dan evaluasi supplier disimpan oleh bagian purchasing.
C. Memelihara catatan sifat ketidaksesuaian dan berbagai tindakan yang diambil, termasuk kensesi yang diperoleh
Perusahaan telah menetapkan Prosedur untuk mengidentifikasi potensi terjadinya keadaan darurat seperti potensi terhadap terjadinya kecelakaan, kebakaran, nahaya peledakan,
tumpahan bahan kimia berbahaya serta situasi keadaan darurat lainnya. Perusahaan menetapkan metode untuk mencegah dan mengurangi resiko K3L yang terjadi.
Prosedur Kesiagaan dan Tanggap Darurat dibuat dan dilakukan uji coba secara berkala atau simulasi dan dilakukan pengkajian dan penyempurnaan khususnya setelah terjadi kecelakaan
atau situasi darurat.
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
Analisa Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)
Nama Pekerja : NP No :
Pengawas Pekerjaan :
Nama Paket Pekerjaan : Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan Rumah (SR) Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan
Tanggal Pekerjaan : NP
√ Helm/Safety Helmet √ Rompi Keselamatan/Safety Vest Pelindung Wajah/Face Shield lain-lain / Others …………….
√ Sepatu/Safety Shoes Pelindung di ketinggian/Full Body Harness Penutup Telinga/Ear Mufs lain-lain / Others …………….
√ Sarung Tangan/Safety Gloves √ Kacamata Pengaman/Safety Glasses Penyumbat Telinga/Ear Plug
√ Masker Pernafasan/Respiratory Baju kerja Las/Appron lain-lain / Others …………….
2. Pengukuran dan pemasangan patok - Cidera ringan - Letak penetapan patok Pengawas Pekerja
- Cara melakukan pemasangan patok yang benar
3. Pengecekan gambar kerja terhadap utilitas - Terdapat perbedaan gambar kerja - Pengecekan dengan alat pendeteksi bawah tanah/ GPR Pengawas Pekerja
sesuai gambar (kondisi area/eksisting) dan eksisting; (ground penetrating radar)
- Tertabrak kendaraan; - Menggunakan Petugas Pengatur lalulintas, Rambu-rambu
- Pekerja berjalan di area aman
4. Pekerjaan Galian Tanah - Tertindih / Terjepit Pipa - Menggunakan Rambu-rambu dan stick lamp untuk aba-aba Pengawas pekerja + HSE
Tertimbun Tanah Galian Pipa / Longsoran - Pekerja berjalan di area aman
- Kecelakaan Lalu Lintas - menggunakan SOP pada tahapan pengujian
- Memastikan peralatan siap pakai dan sudah di kalibrasi ulang
Berbeda dengan inspeksi, audit SMK3 dilakukan untuk mengukur efetifitas dari pelaksanaan suatu sistem untuk jangka
panjang sedangkan inspeksi K3 merupakan upaya untuk menemukan kesesuaian dari suatu objek untuk jangka pendek.
Audit SMK3 lebih menekankan proses sedangkan inspeksi K3 menekankan pada hasil akhir. Metode pelaksanaan audit
SMK3 dilakukan dengan meninjau, verifikasi dan observasi sedangkan inspeksi K3 dilakukan dengan pengujian secara
teknis dan mendetail.
Hal-hal yang harus dilaporkan dalam laporan evaluasi dan kinerja K3 adalah :
Rekapitulasi kecelakaan kerja dengan mengacu pada pelaporan dan penyelidikan kecelakaan yang sudah dibuat
- Occupational Injury/Illness (Cidera/Sakit Akibat Kerja)
- Fatality (Meninggal Dunia)
- Loss Work Day / Loss Time Injury (Hilang Hari Kerja)
- Restricted Work Day (Kerja Terbatas)
- Medical Treatment (Perawatan Kesehatan)
- First Aid (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
- Fire Accident (Kebakaran)
- Traffic Accident (Kecelakaan lalu lintas)
- Environmental Accident (Kecelakaan Lingkungan)
- Property Damage Accident (Kecelakaan peralatan atau mesin)
- Near miss (Hampir celaka)
- Man Hour (Jam kerja)
- Km Driven (Kilometer mengemudi – untuk kendaraan perusahaan)
BULAN KE
NO KEGIATAN PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tinjauan ulang secara teratur pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara
berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas keselamatan dan kesehatan kerja, maka dalam
peninjauan ulang selaku pihak kontraktor melakukan evaluasi bidang keselamatan dan kesehatan kerja meliputi :
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakan kerja dilakukan peninjauan ulang untuk diambil
tindakan perbaikan.
Umum
Perusahaan berkomitmen menjalankan SMMK3L secara konsisten untuk meningkatkan kinerja perusahaan di semua
bagian.
Perusahaan memastikan bahwa setiap terjadi ketidaksesuaian pada penerapan SMMK3L, seperti : terjadi insiden,
kecelakaan selalu dilaporkan, ditangani dan dilakukan analisa penyebab ketidaksesuaian dan diambil langkah perbaikan
untuk memastikan hal-hal tersebut tidak terulang kembali.
Untuk pengendalian ketidaksesuaian ini maka manajemen telah menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur
untuk menangani ketidaksesuaian aktual dan potensial dan untuk melakukan tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan.
Peningkatan Berkelanjutan
a. Perusahaan secara terus menerus meningkatkan SMMK3L berdasarkan kebijakan dan sasaran Mutu-K3_Lingkungan,
hasil audit, analisa data, tindakan perbaikan dan pencegahan serta tinjauan manajemen.
b. Perusahaan melakukan tindakan perbaikan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan tindakan
pencegahan untuk menghilangkan penyebab potensial ketidaksesuaian untuk mencegah terulangnya kembali.
Tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan harus sesuai dengan penyebab atau akar masalah dan dampak
potensial yang mungkin terjadi.
Manajemen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) akan terus Diperbaharui demi efektifitas pelaksanaan Sistem
manajemen Keselamatan Konstruksi secara berkesinambungan.