Karya Ilmiah
Karya Ilmiah
Abstract
The aeration process is very important, especially in the nursery and aquaculture sector for various types
of aquatic animals. Lack of oxygen can cause aquatic animals to experience stress, easily contract
diseases, inhibit growth and cause death. Dissolved oxygen levels of 5 mg/l in water can still be tolerated
by aquatic animals. One way to meet the oxygen content is to carry out the aeration process. The
Savonius windmill is one of the windmills that has the advantage of being able to rotate at low wind
speeds. Where the average wind speed in Aceh is 3-5 m/s. The purpose of this study was to determine the
potential of wind energy in Rukoh Village on the performance achieved by the aerator system using a 4-
blade savonius windmill with a piston compressor as an air supplier for the aeration process. This study
uses experimental testing methods by utilizing wind energy available in the field. The results of data
measurements carried out for three days obtained varying wind speed values, with the lowest wind speed
1.24 m/s and the highest 8.61 m/s. The minimum wind speed required to move the mill is 2.76 m/s, this is
evidenced by the data obtained at the time of measurement. From the results of the analysis of the
performance of the 4 blade Savonius windmill at a wind speed of 8.61 m/s, wind power value 270.24
Watt, torque 3.11 Nm, turbine output power 92.167 Watt, Power Coefficient 34.1%, compressor air flow
sucked 0.263 m3/minute, and compressor power 0.377 Watt. The results showed that Rukoh Village has
wind speed potential for the development of renewable energy concepts, especially the Savonius
windmill.
Keywords: Wind Energy, Savonius Windmill, Piston Compressor, Aeration.
Abstrak
Proses aerasi sangat penting dilakukan terutama pada sektor pembibitan dan pembudidayaan untuk
berbagai jenis hewan air. Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hewan air mengalami stres, mudah
tertular penyakit, menghambat pertumbuhan hingga menyebabkan kematian. 5 mg/l kadar oksigen
terlarut pada air masih dapat ditoleransi oleh hewan air. Untuk memenuhi kandungan oksigen
tersebut salah satunya dengan melakukan proses aerasi. Kincir angin savonius adalah salah satu
kincir yang memiliki keunggulan karena dapat berputar dengan kecepatan angin rendah. Dimana
rata-rata kecepatan angin di Aceh adalah 3-5 m/s. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
potensi energi angin yang ada di desa rukoh terhadap kinerja yang dicapai oleh sistem aerator
menggunakan kincir angin savonius 4 blade dengan kompresor torak sebagai penyuplai udara untuk
proses aerasi. Penelitian ini menggunakan metode pengujian eksperimental dengan memanfaatkan
energi angin yang tersedia dilapangan. Hasil dari pengukuran data yang dilakukan selama tiga hari
diperoleh nilai kecepatan angin yang bervariasi, dengan kecepatan angin terendah 1,24 m/s dan yang
tertinggi 8,61 m/s. Kecepatan angin minimum yang dibutuhkan kincir untuk dapat bergerak yaitu
2,76 m/s, hal ini dibuktikan dari data yang diperoleh pada saat pengukuran. Dari hasil Analisis
kinerja kincir angin savonius 4 blade pada kecepatan angin 8,61 m/s, diperoleh nilai daya angin
270,24 Watt, torsi 3,11 Nm, daya output kincir 92,167 Watt, Power Coefficient 34,1 %, debit udara
yang dihisap kompresor 0,263 m3/menit, dan daya kompresor sebesar 0,377 Watt. Dari hasil
penelitian menunjukan bahwa desa rukoh memiliki kecepatan angin yang potensial untuk
pengembangan konsep energi terbarukan menggunakan kincir angin savonius khususnya.
1
Kata kunci: Energi Angin, Kincir Angin Savonius, Kompresor Torak, Aerasi.
1. Pendahuluan desa rukoh. Sehingga diperlukan proses aerasi
Energi angin merupakan salah satu energi dengan menggunakan aerator untuk
terbarukan yang banyak dimanfaatkan pada meningkatkan kembali kualiatas air pada
saat ini. Sebab, energi angin adalah salah satu tambak.
bentuk energi yang tersedia secara melimpah Pada penelitian ini penulis bertujuan
dan juga selalu tersedia setiap waktu. Energi menganalisis potensi energi angin terhadap
angin adalah energi yang relatif bersih dan kinerja kincir angin savonius 4 blade untuk
ramah lingkungan karena tidak menghasilkan proses aerasi pada air tambak yang berada di
karbon dioksida (CO2) atau gas-gas lain yang desa rukoh kota banda aceh.
dapat menyebabkan pemanasan global seperti
sulphur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida
(NO2). Energi angin juga tidak menghasilkan
limbah yang berbahaya bagi lingkungan
ataupun manusia [1].
Penggunaan energi terbarukan yang
ramah lingkungan seperti energi angin sudah
digunakan manusia dari 2000 tahun yang lalu.
Salah satu pemanfaatan energi angin dengan
menggunakan kincir angin. kincir angin terus
mengalami pembaruan seiring berkembangnya Gambar 1. Kincir angin savonius 4 blade
zaman, hingga saat ini kincir angin memiliki
dua jenis yaitu kincir angin sumbu vertika dan 2. Tinjauan Pustaka
kincir angin sumbu horizontal. Salah satu tipe Angin merupakan suatu zat yang dapat
kincir angin sumbu vertikal yaitu kincir angin bergerak dari tekanan udara yang tinggi ke
savonius[2]. tekanan udara yang lebih rendah. Tekanan
Tuzarra (2019) menyebutkan bahwa udara ini dipengaruhi oleh temperatur dari
kincir angin savonius adalah salah satu kincir lingkungan, karena semakin meningkatnya
yang memiliki keunggulan karena dapat temperatur lingkungan membuat kerapatan
berputar dengan kecepatan angin rendah. udara (ρ) semakin berkurang akibat pemuaian
Dimana rata-rata kecepatan angin di Aceh yang terjadi [1].
adalah 3-5 m/s. Penggunaan kincir angin saat 2.1 Kincir angin Savonius
ini sudah luas baik di bidang pertambakan Kincir angin merupakan alat
maupun dibidang pertanian [3]. pengkonversi energi kinetik menjadi energi
Mudahnya dalam memanfaatkan energi mekanik untuk berbagai keperluan sesuai
angin, membuat manusia selalu menciptakan fungsinya. Kincir angin savonius merupakan
ide-ide baru dan kreatif dalam pemanfaatan salah satu jenis kincir angin dengan sumbu
energi angin sebagai penerapan konsep energi poros vertikal yang terdiri dari dua sudu atau
terbarukan, seperti halnya dalam proses aerasi. lebih. Kincir angin savonius memanfaatkan
Proses aerasi sangat penting dilakukan gaya hambat (drag) pada sudu untuk berputar
terutama pada sektor pembibitan dan seperti yang terlihat pada gambar 2 berikut
pembudidayaan untuk berbagai jenis hewan [5].
air. Kekurangan oksigen dapat menyebabkan
hewan air mengalami stres, mudah tertular
penyakit, menghambat pertumbuhan dan
menyebabkan kematian. Kadar oksigen
terlarut yang masih dapat ditoleransi oleh
hewan air yaitu sebesar 5mg/l [4].
Banyaknya masyarakat yang membuang
sampah ke sungai membuat kualitas air Gambar 2. Prinsip kerja kincir angin savonius
menjadi menurun, hal ini menyebabkan 2.2 Daya Angin
kurugian bagi pembudidaya tambak ikan di
2
Daya angin menyatakan energi kinetik 2π n
dari aliran udara dan massa aliran yang Pout =τ . ω ¿ τ …………………...(4)
60
menghasilkan sejumlah energi yang melewati
penampang (A) per satuan waktu. Secara Dimana:
fisika energi ini disebut dengan daya angin ( Pout = daya output kincir (Watt)
Po) pada persamaan 1 berikut ini [5]: T = Torsi (Nm)
1 ω = kecepatan sudut rotor kincir (rad/s)
Po = ∙ ρ ∙ A ∙v3………………..……...(1)
2 2.6 Power coefficient
Dimana:
Secara sederhana, Power coefficient (Cp)
Po = daya angin (Watt)
menyatakan tingkat kemampuan P2 k−1dari kincir
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
A = luas penampang melintang aliran (m 2)
v = kecepatan angin (m/s)
angin dengan
N th =0,037 ∙ P1pengaruh
∙ va ∙
diterimanya. Besarnya {( ) }
k
k −1rasio
k
energi angin
−1 …(yang
7)
P1 perbandingan
antara keluaran daya mekanik kincir (P out)
2.3 Tip Speed Ratio (TSR) yang telah diubah dari energi angin dengan
Tip speed ratio ( λ) menyatakan nilai daya yang terkandung pada angin (P o) disebut
perbandingan antara kecepatan ujung rotor dengan Power coefficient (Cp). Sehingga
terhadap kecepatan angin yang melaluinya. menurut Eric hau (2006) nilai Cp dinyatakan
Dimana nilai dari tip speed ratio ini bersifat dengan persamaan 5 berikut ini [5]:
variatif dan berubah-ubahmengikuti kecepatan
P
angin. Tip speed ratio dinyatakan melalui CCp= out x 100 % …………………..…..(5)
persamaan 2 berikut ini [6]: Dimana: P o
Pout = daya output kincir (Watt)
v̇ ω ∙r 2 πnr
λ= = = …………………..(2) Po = daya angin (Watt)
v v v ∙ 60
Dimana : Menurut teori momentum betz, koefisien
λ = tip speed ratio daya maksimal pada kincir idealnya tidak
n = putaran kincir (rpm) lebih dari 60 % yang disebut dengan betz
r = jari-jari kincir (m) limit, hal ini dapat dilihat pada gambar 3
v = kecepatan angin (m/s) berikut ini [5].
2.4 Torsi
Torsi pada analisis kinerja kincir angin ini
menyatakan tingkat kemampuan rotor untuk
menggerakkan beban berupa kompresor. Torsi
pada masing-masing benda disebabkan oleh Cp
7
3.2 Prosedur Penelitian 6
5
Alur proses penelitian ini dapat dilihat 4
3
pada Gambar 4 berikut ini. 2
1
0
09 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
.0 9 .3 0 .0 0 .3 1 .0 1 .3 2 .0 2 .3 3 .0 3 .3 4 .0 4 .3 5 .0 5 .3 6 .0 6 .3 7 .0 7 .3 8 .0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20/02/2021 21/02/2021
Waktu (WIB) 22/02/2021
4
Gambar 6. Data aktual kecepatan angin
Dalam menganalisis nilai kinerja yang
dicapai oleh objek penelitian, diambil data
dari pengukuran pada hari pertama tanggal 20
Gambar 8. Pengaruh Kecepatan Angin
Februari 2021.
Terhadap Jumlah Putaran Kincir
12 300 dan Daya output Kincir.
Kecepatan Angin (m/s)
10 250
Gambar 8 diatas menunjukkan pengaruh
90
Putaran Kincir (RPM)
250 80
200 70
60
Gambar 9 diatas menunjukkan hubungan
150 50
40
antara tip speed ratio (λ) dengan power
100 30 coefficient, dimana nilai power coefficient
20
50
10
0 0
0.35
0.25
0.20
0.30
0.25
mengoperasikan kincir angin yaitu sebesar
0.15 0.20 2,76 m/s dengan putaran kincir angin 46,3
0.10
0.15
0.10
RPM.
0.05
0.05 3. Kinerja dari objek penelitian yang paling
0.00