Full
Full
SKRIPSI
Diajukan oleh
NIM : 135214037
SKRIPSI
in Mechanical Engineering
By
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Disusun oleh
NIM. 135214037
Dosen Pembimbing
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan ini saya menyatakan bahwa penulisan Skripsi yang disiapkan guna
memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana ini tidak terdapat karya lain yang
pernah diajukan dan dibuat dengan judul yang sama oleh perguruan tinggi
manapun, kecuali saya mengutip dari buku atau sumber lain yang tertera pada daftar
pustaka. Dengan demikian, hasil yang dibuat ini merupakan karya asli saya sendiri
sebagai penulis.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Kata kunci : koefisien daya, tip speed ratio, airfoil NACA 2412
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh penulis guna memperoleh
gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Terdapat banyak hambatan yang didapat oleh penulis selama proses
pengerjaan skripsi ini. Namun, oleh karena pertolongan Tuhan Yang Maha Esa
melalui dukungan dari beberapa pihak,maka penulis mampu mengerjakan skripsi
ini dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan sebagai Dosen
Pembimbing Akademik.
2. Ir. P.K. Purwadi, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ir. Rines, M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir dan Kepala
Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata Dharma.
4. Doddy Purwadianto, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Konversi Energi
Universitas Sanata Dharma.
5. Seluruh dosen, staf dan kariawan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta selaku pihak yang memberi bantuan dan pelayanan
selama penulis menempuh perkuliahan di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
6. Sapto Hari Segi dan Artsanti Noegraheni sebagai orangtua penulis serta Dian
Permana Putri Ambarsari sebagai adik kandung penulis.
7. Reza Perdana Abadi, Eka Poetra Wahab, Franciskus Solanus Pentor, Leonhard
Setiawan serta teman-teman prodi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta lainya yang telah membantu penulis saat mengerjakan skripsi.
8. Teman-teman Persekutuan Mahasiswa Kristen yang telah memberi dukungan
doa serta motifasi kepada penulis.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
INTISARI......................................................................................................... vii
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Batasan Masalah............................................................................................... 2
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5 Cara Kerja dan Desain Alat Pengerem Poros Kincir Angin ...................... 28
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN ..................................................................................................... 45
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.9 Skema metode drag pada kincir angin tipe Savonuis ................... 10
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SIMBOL
𝑡 Waktu s
A Luas Penampang m2
𝑉 Volume m3
𝐹 Gaya pengimbang N
𝑇 Torsi Nm
Cp Koefisien daya %
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Salah satu cara untuk memanfaatkan energi angin adalah dengan membuat
kincir angin. Dalam pembuatan kincir angin, salah satu faktor yang menentukan
maksimal atau tidaknya pemanfaatan energi angin yang ada yaitu dengan
merancang sudu atau bilah (blade) pada kincir angin sebaik mungkin. Cara untuk
mengetahui desain sudu kincir yang tepat adalah dengan melakukan percobaan.
c. Sudu berpenampang datar yang terbuat dari kayu lapis dengan tebal 6
milimeter.
3. Masing-masing variasi sudu akan diuji dengan kecepatan angin rata-rata 7 m/s.
4. Menggunakan blower 15 HP 1450 rpm untuk merekayasa sumber energi angin.
5. Diameter rotor total kincir angin yang akan diteliti berskala laboratorium, yaitu
80 cm.
6. Pembebanan diberikan dengan menggunakan cara pengereman pada poros
kincir angin.
7. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Konversi Energi
Universitas Sanata Dharma.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Angin
Angin merupakan udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan
diantara dua daerah atau kawasan. Pada siang hari, sinar matahari akan
memanaskan permukaan bumi. Karena permukaan bumi tidak rata, maka akan
terjadi perbedaan pemanasan oleh sinar matahari yang mengakibatkan suatu daerah
akan lebih cepat panas dibandingkan dengan daerah yang lain. Pada saat memanas,
udara pada daerah tersebut akan memuai dan menjadi ringan. Setelah udara menjadi
ringan, udara akan bergerak naik meninggalkan permukaan bumi dan terjadilah
kekosongan tekanan. Kemudian, udara dari daerah lain yang memiliki tekanan lebih
tinggi akan bergerak menuju ke tempat yang mengalami penurunan tekanan.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(a) (b)
Gambar 2.1 Bagian-bagian kincir angin (a) berporos horisontal dan (b) vertikal
(a) (b)
Gambar 2.2 Skema konfigurasi kincir angin (a) berporos vertikal dan (b) berpros
horisontal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Tipe Propeler
Kincir angin propeler, seperti yang nampak pada Gambar 2.5, memiliki
jumlah sudu sebanyak satu sampai tiga sudu. Kincir angin tipe ini paling sering
digunakan sebagai sarana pembangkit listrik bertenaga angin karena memiliki
karakteristik yang unggul.
1. Tipe Savonius
Kincir angin Savonius (Gambar 2.6) pertama kali ditemukan dan diciptakan
oleh seorang sarjana Finlandia S.J. Savonius pada tahun 1929. Namun, kincir
angin tipe ini pertama kali diaplikasikan untuk komersial pada tahun 1931. Kincir
angin Savonius memanfaatkan gaya dorong angin untuk memutar rotor. Koefisien
daya yang dimiliki kincir angin Savonius hanya 25%, sehingga lebih cocok
digunakan untuk aplikasi daya rendah.
2. Tipe Darrieus
Kincir angin tipe Darrieus (Gambar 2.7) diciptakan oleh seorang insinyur
Perancis bernama George Jeaans Maria Darrieus pada tahun 1931. Kincir angin
ini memiliki bentuk sudu yang disusun simetris dengan poros. Bentuk sudu yang
dimiliki kincir angin tipe darius sangat efektif untuk menangkap angin dari
berbagai arah. Kincir angin Darrieus memanfaakan gaya angkat angin saat
berhembus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Gambar 2.9 Skema metode drag pada kincir angin tipe Savonuis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Penampang airfoil memiliki bentuk lekuk permukaan atas dan bawah yang
berbeda. Tujuannya adalah untuk membuat kecepatan angin yang melalui
permukaan atas pada penampang airfoil lebih besar dibanding dengan permukaan
bawah (Gambar 2.11 (a)). Berdasarkan perinsip Bernoulli, tekanan udara pada
permukaan atas penampang airfoil menjadi lebih kecil dibanding pada permukaan
bawah. Sementara itu, udara akan bergerak dari permukaan bawah (tekanan
tinggi) penampang airfoil menuju permukaan atas (tekanan rendah) dan terjadilah
gaya angkat (Gambar 2.11 (b)).
12
2. Chord Line
Chord line atau sering disebut chord merupakan garis lurus yang mehubungkan
leading edge dan trailing edge.
3. Leading Edge dan Trailing Edge
Leading edge merupakan permukaan depan pada penampang airfoil,
sedangkan trailing edge adalah ujung belakang dari penampang airfoil.
4. Camber
Camber adalah jarak antara mean camber line dan chord line. Jarak tersebut
terukur tekgak lurus terhadap chord line.
5. Thickness
Thickness adalah ketebalan penampang airfoil.
6. Angle of Attack
Angle of attack didefinisikan sebagai sudut antara chord line dan arah angin
relatif.
(a)
(b)
Gambar 2.11 Skema (a) perbedaan kecepatan angin dan (b) perbedaan tekanan
udara pada penampang airfoil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1
Ek = 2 𝑚𝑣ₐ2 , (2.1)
14
dengan 𝜌 sebagai massa jenis udara dan V sebagai volume angin yang tertampung.
Gambar 2.13 Skema volume angin yang diterima kincir angin berporos horisontal
Gambar 2.13 merupakan estimasi dari volume angin yang didapat oleh
kincir angin berporos horisontal. Dengan luasan (𝐴) merupakan luas keseluruhan
rotor kincir angin dan x sebagai jarak angin yang ditangkap kincir angin.
Berdasarkan estimasi diatas, dapat dirumuskan :
𝑉 = 𝐴𝑥
𝑉 = 𝐴𝑣ₐ𝑡 (2.3)
1
Ek = 𝜌𝐴𝑣ₐ3 𝑡 , (2.4)
2
dengan 𝜌 sebagai massa jenis udara dan t sebagai waktu. Dari Persamaan (2.4)
diperoleh daya (Pin) :
𝐸𝑘 1
Pin = = 𝜌𝐴𝑣ₐ3 , (2.5)
𝑡 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pout = 𝑇𝜔 (2.6)
dengan T merupakan torsi dinamis (Nm) dan ⍵ sebagai kecepatan sudut (rad/s).
Adapun menghitung kecepatan sudu, dapat mengunakan rumus :
2𝜋 rad
⍵=𝑛 (2.7)
60 s
maka, besarnya daya mekanis yang dihasilkan oleh kincir angin dapat dirumuskan:
2𝜋
Pout = 𝑇𝑛 (watt) (2.8)
60
2.9 Torsi
Torsi merupakan momen putar yang dihasilkan oleh gaya dorong yang
digunakan untuk memutar poros. Untuk menghitung besarnya torsi, dapat
menggunakan rumus:
𝑇 = 𝐹 𝑟 ( Nm ) (2.9)
dengan r merupakan panjang lengan yang mendapatkan momen putar (m)
16
Gambar 2.14 Grafik hubungan koefisien daya dengan tip speed ratio untuk
beberapa jenis kincir angin
(sumber : www.mcensustainebleenergi.pbworks.com)
(Pout) dengan daya yang tersedia oleh angin (Pin). Koefisien daya dirumuskan :
𝑃𝑜𝑢𝑡
Cp= x 100% (2.10)
𝑃𝑖𝑛
17
𝑣 = 𝜔𝑟 (2.11)
𝜔𝑟
λ= (2.12)
𝑣ₐ
𝜋𝑟𝑛
λ= (2.13)
𝑣ₐ
dengan r adalah jari-jari rotor dan n adalah jumlah putaran rotor tiap menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Persiapan bahan
Kincir bekerja
sesuai kriteria
Ya
Pengambilan data
Pengolahan data
Analisa data
Selesai
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3.2.1 Bahan
Bahan yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian :
1. Pipa PVC
Pipa PVC yang digunakan berdiameter 4 inch sebagai sudu kincir angin dengan
bentuk penampang silindris.
2. Papan kayu lapis
Dalam penelitian ini, terdapat dua variasi ketebalan papan kayu lapis yang
digunakan, yaitu 3, 6 dan 12 milimeter. Papan kayu lapis tebal 3 milimeter
digunakan untuk membuat cetakan pada sudu bentuk penampang airfoil, kayu
lapis tebal 6 milimeter untuk membuat sudu kincir angin dengan bentuk
penampang datar, sedangkan kayu lapis tebal 12 milimeter digunakan untuk
membuat hub kincir angin.
3. Kertas HVS
Kertas HVS digunakan untuk membuat sketsa sudu berpenampang silindris.
4. Serat kaca
Serat kaca (fiberglass) sebagai bahan untuk membuat sudu kincir angin dengan
bentuk penampang airfoil.
5. Resin epoksi
Resin epoksi digunakan sebagai pengisi (filler) dan pengeras serta pengikat
serat kaca.
6. Baut metric
Baut metric yang digunakan berdiameter 0.5 sentimeter. Baut matric ini
digunakan untuk mengaitkan beberapa komponen saat melakukan percobaan.
7. Plat besi
Plat besi berfungsi sebagai rangka penguat pada masing-masing variasi sudu
saat melakukan percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
8. Malam
Malam (plastisin) digunakan untuk membuat cetakan sudu berpenampang
airfoil berbahan serat kaca.
9. Aluminium foil
Aluminiumfoil berfungsi sebagai lapisan saat mencetak sudu berpenampang
airfoil.
10. Lem kayu
Lem kayu digunakan untuk merekatkan papan kayu lapis saat membuat sudu
berpenampang datar.
11. Cat semprot
Cat semprot digunakan untuk menutupi permukaan sudu berpenampang airfoil.
12. Amplas
Amplas digunakan untuk memperhalus permukaan sudu.
3.2.2 Alat
Berikut alat yang digunakan dalam melaksanakan penelitian :
1. Alat pengerem poros kincir angin
Alat pengereman seperti yang nampak pada Gambar 3.2 berfungsi untuk
mengukur torsi mekanis yang dihasilkan kincir angin yang diuji. Alat ini terdiri
atas piringan besi dengan tebal 5 mm dengan diameter 15 cm dan karet seperti
kampas rem pada kendaraan untuk menahan laju putaran piringan.
2. Neraca pegas
Neraca pegas yang ditunjjukan Gambar 3.3 memiliki fungsi yang sama seperti
timbangan, yaitu untuk menghitung beban yang dihasilkan saat alat
pengereman bekerja.
3. Anemometer
Anemometer seperti yang nampak pada Gambar 3.4 digunakan untuk
mengukur kecepatan angin pada saat melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
22
4. Tachometer
Tachometer seperti yang nampak pada Gambar 3.5 digunakan untuk
mendapatkan nilai putaran poros kincir angin saat dilakukan penelitian.
5. Blower
Blower seperti yang nampak pada Gambar 3.6 berfungsi untuk merekayasa
sumber energi angin untuk membuat kincir angin bekerja seperti yang
seharusnya
23
24
25
direkatkan dengan
menggunakan lem kayu
Gambar 3.12 Proses pembentukkan sudut dan perekatan potongan kayu lapis
`
Gambar 3.13 Sudu kincir angin dengan bentuk penampang datar
3. Sudu bentuk penampang airfoil
Berikut langkah pembuatan sudu berpenampang airfoil :
a. Menggambar sketsa penampang airfoil NACA 2412.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
27
h. Mengulangi proses pembuatan cetakan sudu untuk sisi kiri rangka airfoil.
i. Setelah resin kering, saatnya melapisi bagian dalam pada kedua cetakan
sudu menggunakan alimunium foil.
j. Mengisi bagian dalam pada kedua cetakan sudu yang sudah dilapisi
aluminium foil dengan tumpukan serat kaca, kemudian tuangkan resin.
k. Menunggu hingga resin berubah menjadi gel.
l. Seletah resin berubah menjadi gel, saatnya menyatukan sisi kanan dan kiri
cetakan sudu. dan tunggu hingga resin benar-benar kering.
m. Membuka cetakan sudu.
n. Melakukan proses finishing (dihaluskan menggunakan amplas dan dicat)
pada sudu. Sudu berpenampang airfoil yang sudah melalui proses
finishing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3.5 Cara Kerja dan Desain Alat Pengerem Poros Kincir Angin
Alat pengerem poros kincir angin yang nampak pada Gambar 3.18 dan
Gamabr 3.19 didesain memiliki dua tuas yang berfungsi sebagai aktuator untuk
menggerakkan kampas rem dari dua sisi yang sejajar dan berlawanan arah untuk
menekan cakram yang terhubung secara langsung dengan poros kincir angin,
sehingga terjadi pembebaanan. Karena terjadi pembebanan, alat pengerem poros
kincir angin ini akan sedikit tertarik ke arah putaran poros kincir angin, sehingga
menarik benang yang terhubung ke timbangan. Timbangan akan mengukur
seberapa besar beban yang dihasilkan untuk kemudian dihitung menjadi torsi
mekanis kincir angin.
29
30
7. Awal pengambilan data dilakukan mulai dari tanpa beban (alat pengerem poros
tidak difungsikan). Beban akan terus ditambah dengan cara memfungsikan alat
pengereman secara perlahan hingga memperoleh beban maksimal.
BAB IV
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
33
34
2𝜋
⍵=𝑛
60
2𝜋
⍵ = 751 60
⍵ = 78,64 rad/s
𝑇=𝐹𝑟
𝑇 = ( 1,47 )( 0,20 )
𝑇 = 0,29 Nm
1
Pin = 𝜌𝐴𝑣ₐ3
2
1
Pin = (1,18)(𝛑 0,42)(73)
2
Pout = 𝑇𝜔
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
𝜋𝑟𝑛
𝜆=
𝑣ₐ
𝜋(0,2)(751)
𝜆=
7
𝜆 = 4,49
𝑃𝑜𝑢𝑡
Cp= 100%
𝑃𝑖𝑛
23,15
Cp= 100%
101,67
Cp = 22,7
36
Tabel 4.4 Hasil perhitungan data kincir angin berporos horisontal tiga sudu dengan bentuk
penampang sudu datar pada kecepatan angin 7 m/s
Beban Daya Daya
Gaya Putaran Kecepatan Koef.daya,
torsi, angin, output,
No. pengimbang, F kincir sudut, ω λ Cp
T Pin Pout
(gram) (N) (rpm) (rad/s) (N.m) (watt) (watt) (%)
1 0 0,00 445 46,6 0,000 101 0,00 2,66 0,00
2 0 0,00 448 46,9 0,000 101 0,00 2,68 0,00
3 0 0,00 443 46,4 0,000 101 0,00 2,65 0,00
4 0 0,00 452 47,3 0,000 101 0,00 2,71 0,00
5 100 0,98 280 29,3 0,196 101 5,75 1,68 5,66
6 100 0,98 300 31,4 0,196 101 6,16 1,80 6,06
7 100 0,98 281 29,4 0,196 101 5,77 1,68 5,68
8 100 0,98 264 27,7 0,196 101 5,42 1,58 5,34
9 150 1,47 188 19,7 0,294 101 5,79 1,13 5,70
10 150 1,47 174 18,2 0,294 101 5,36 1,04 5,27
11 150 1,47 172 18,0 0,294 101 5,30 1,03 5,21
12 150 1,47 167 17,5 0,294 101 5,15 0,10 5,06
13 200 1,96 86 9,0 0,392 101 3,53 0,52 3,48
14 200 1,96 83 8,7 0,392 101 3,41 0,50 3,36
15 200 1,96 87 9,1 0,392 101 3,58 0,52 3,52
16 200 1,96 81 8,5 0,392 101 3,33 0,49 3,27
4.4.1 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi Kincir
Angin Berporos Horisontal Tiga Sudu
Berikut grafik hubungan antara kecepatan putar rotor dengan torsi untuk tiap
variasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 4.5 Hasil perhitungan data kincir angin berporos horisontal tiga sudu dengan bentuk
penampang sudu silindris pada kecepatan angin 7 m/s
Beban Daya Daya
Gaya Putaran Kecepatan Koef.daya,
torsi, angin, output,
No. pengimbang, F kincir sudut, ω λ Cp
T Pin Pout
(gram) (N) (rpm) (rad/s) (watt) (watt) (watt) (%)
1 0 0,00 891 93,3 0,000 102 0,0 5,33 0,0
2 0 0,00 885 92,7 0,000 102 0,0 5,30 0,0
3 0 0,00 879 92,0 0,000 102 0,0 5,26 0,0
4 0 0,00 893 93,5 0,000 102 0,0 5,34 0,0
5 150 1,47 751 78,6 0,294 102 23,2 4,49 22,8
6 150 1,47 761 79,7 0,294 102 23,5 4,55 23,2
7 150 1,47 757 79,3 0,294 102 23,3 4,53 24,0
8 150 1,47 748 78,3 0,294 102 23,1 4,48 22,7
9 210 2,06 706 73,9 0,412 102 30,5 4,23 30,0
10 210 2,06 705 73,8 0,412 102 30,4 4,22 29,9
11 210 2,06 707 74,0 0,412 102 30,5 4,23 30,0
12 210 2,06 710 74,4 0,412 102 30,6 4,25 30,1
13 300 2,94 658 68,9 0,589 102 40,6 3,94 39,9
14 300 2,94 662 69,3 0,589 102 40,8 3,96 40,1
15 300 2,94 653 68,4 0,589 102 40,3 3,92 39,6
16 300 2,94 676 70,8 0,589 102 41,7 4,05 41,0
17 350 3,43 567 59,4 0,687 102 40,8 3,39 40,1
18 350 3,43 557 58,3 0,687 102 40,1 3,33 39,4
19 350 3,43 578 60,5 0,687 102 41,6 3,46 40,9
20 350 3,43 565 59,1 0,687 102 40,6 3,38 40,0
21 370 3,63 506 53,0 0,726 102 38,5 3,03 37,8
22 370 3,63 507 53,1 0,726 102 38,5 3,03 37,9
23 370 3,63 513 53,7 0,726 102 39,0 3,07 38,4
24 370 3,63 514 53,8 0,726 102 39,1 3,08 38,4
25 400 3,92 425 44,5 0,785 102 34,9 2,54 34,4
26 400 3,92 400 41,9 0,785 102 32,9 2,39 32,3
27 400 3,92 445 46,6 0,785 102 36,6 2,66 36,0
28 400 3,92 418 43,8 0,785 102 34,4 2,50 33,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4.6 Hasil perhitungan data kincir angin berporos horisontal tiga sudu dengan bentuk
penampang sudu airfoil pada kecepatan angin 7 m/s
Beban Daya Daya
Gaya Putaran Kecepatan Koef.daya,
torsi, angin, output,
No. pengimbang, F kincir sudut, ω λ Cp
T Pin Pout
(gram) (N) (rpm) (rad/s) (N.m) (watt) (watt) (%)
1 0 0,00 812 85,0 0,000 101 0,0 4,86 0,0
2 0 0,00 809 84,7 0,000 101 0,0 4,84 0,0
3 0 0,00 808 84,6 0,000 101 0,0 4,84 0,0
4 0 0,00 819 85,8 0,000 101 0,0 4,90 0,0
5 100 0,98 781 81,8 0,196 101 16,1 4,67 15,8
6 100 0,98 779 81,6 0,196 101 16,0 4,66 15,7
7 100 0,98 776 81,3 0,196 101 15,9 4,64 15,7
8 100 0,98 779 81,6 0,196 101 16,0 4,66 15,7
9 180 1,77 664 69,5 0,353 101 24,6 3,97 24,2
10 180 1,77 672 70,4 0,353 101 24,9 4,02 24,4
11 180 1,77 675 70,7 0,353 101 25,0 4,04 24,6
12 180 1,77 685 71,7 0,353 101 25,3 4,10 24,9
13 250 2,45 589 61,7 0,491 101 30,3 3,53 29,8
14 250 2,45 535 56,0 0,491 101 27,5 3,20 27,0
15 250 2,45 583 61,1 0,491 101 30,0 3,49 29,5
16 250 2,45 567 59,4 0,491 101 29,1 3,39 28,7
17 300 2,94 445 46,6 0,589 101 27,4 2,66 27,0
18 300 2,94 435 45,6 0,589 101 26,8 2,60 26,4
19 300 2,94 465 48,7 0,589 101 28,7 2,78 28,2
20 300 2,94 477 50,0 0,589 101 29,4 2,85 28,9
21 350 3,43 388 40,6 0,687 101 27,9 2,32 27,4
22 350 3,43 352 36,9 0,687 101 25,3 2,11 24,9
23 350 3,43 369 38,6 0,687 101 26,5 2,21 26,1
24 350 3,43 380 39,8 0,687 101 27,3 2,27 26,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
1000
900
Kecepatan Putar Rotor, n (rpm)
800
700 Sudu
Berpenampang
600
Silindris
500 Sudu
Berpenampang
400 Datar
300 Sudu
Berpenampang
200 Arifoil
100
0
0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00
Torsi, T (Nm)
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara kecepatan putar rotor dengan torsi kincir
angin horisontal tiga sudu
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa semakin cepat poros kincir angin berputar,
maka torsi yang dihasilkan semakin kecil. Pada penelitian ini, kincir angin dengan
bentuk sudu silindris menghasilkan torsi terbesar, yaitu 0,78 Nm pada 418 rpm.
4.4.2 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio
Kincir Angin Berporos Horsontal Tiga Sudu
7
6
Koefisien Daya, Cp (%)
0
0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Tip Speed Ratio,
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio
kincir angin berporos horisontal demgam bentuk penampang sudu datar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
50
Koefisien Daya, Cp (%)
40
30
20
10
00
0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5
Tip Speed Ratio,
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio kincir
angin berporos horisontal dengan bentuk penampang sudu silindris
35
30
Koefisien Daya, Cp (%)
25
20
15
10
0
0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5
Tip Speed Ratio,
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio kincir
angin berporos horisontal dengan bentuk penampang sudu airfoil
Gambar 4.2 sampai dengan gambar 4.4 menunjukkan bahwa koefisien daya
yang dihasilkan oleh kincir angin horisontal tiga sudu akan mencapai keadaan
maksimal pada nilai tip speed ratio tertentu, kemudian akan mengalami penurunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
45
40
Koefisien Daya, Cp (%)
35
Sudu
30
Berpenampang
25 Silindris
Sudu
20 Berpenampang
Datar
15 Sudu
10 Berpenampang
Airfoil
5
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6
Tip Speed Ratio,
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio kincir
angin berporos horisontal untuk tiga variasi bentuk penampang sudu
4.5 Pembahasan
Pengambilan data dapat dinyatakan benar, karena pada Gambar 4.2 sampai
dengan Gambar 4.4 menunjukkan grafik hubungan antara koefisien daya dengan
tip speed ratio menunjukkan adanya kurva berupa trendline parabolik pangkat dua
dengan nilai koefisien daya maksimal berada di atas.
Gambar 4.1 dan Gambar 4.5 memperlihatkan besarnya nilai kecepatan putar
rotor, torsi dan koefisien daya yang dihasilkan masing-masing variasi bentuk sudu.
Hal tersebut membuktikan adanya perbedaan unjukkerja dari masing-masing desain
bentuk penampang sudu (datar, silindris dan airfoil) yang dibuat.
Perbedaan unjuk kerja disebabkan karena sudu dengan bentuk penampang
yang berbeda menghasilkan nilai torsi dan kecepatan putar rotor yang berbeda pula.
Perbedaan tersebut juga berdampak pada daya keluaran dan koefisien daya yang
dihasilkan masing-masing sudu dengan setiap variasi bentuk penampang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengambilan, pengolahan dan analisis data, maka dapat
disimpulkan :
1. Telah berhasil dibuat model kincir angin horisontal tiga sudu dengan variasi
bentuk penampang sudu datar, silindris dan airfoil.
2. Koefisien daya maksimal untuk variasi bentuk penampang sudu datar, silindris
dan airfoil berturut-turut adalah 6,06 % pada tip speed ratio 1,8; 41 % pada tip
speed ratio 4,05 dan 29,8 % pada tip speed ratio 3,53.
3. Nilai daya mekanis terbesar yang diperoleh pada penelitian ini ditunjukkan
oleh model kincir angin dengan sudu berpenampang silindris, yaitu 41,7 watt.
5.2 Saran
Berikut saran bagi peneliti yang akan melakukan pengujian serupa :
1. Perlu dilakukan pengujian terhadap kincir angin horizontal tiga sudu dengan
bentuk penampang sudu airfoil dengan jenis yang berbeda (selain NACA
2412).
2. Perlu dilakukan penelitian guna mendapatkan bentuk penampang sudu dengan
unjukkerja yang optimal pada kecepatan angin antara 3 – 6 m/s.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, Y. 2007, Kajian Potensi Angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu,
Balai PPTAGG-UPT-LAGG, Yogyakarta
Manwell, J.F., J.G. McGowan, A.L. Roger. 2009, Wind Energy Explained : Theory,
Design and Application, Second Edition, John Wiley, USA
Schubel, Peter J., Richard J. Cossly. 2012, Wind Turbine Balde Design, Faculty of
Engineering, Division of Material. University of Nottingham, University
Park, Nottingham NG7 2RD, United Kingdom
Wijayanto, B.M. 2016, Unjuk Kerja Kincir Angin Propeler Tiga Sudu Berbahan
Komposit dengan Posisi Lebar Maksimal Sudu 10 Sentimeter dari Pusat
Poros, Fakultas Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
46