Anda di halaman 1dari 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KINCIR ANGIN


BERPOROS HORISONTAL UNTUK TIGA VARIASI
BENTUK PENAMPANG SUDU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Mesin

Diajukan oleh

Bagus Danar Kartiko Putro

NIM : 135214037

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE COMPARATION OF WINDMILL PERFORMANCE FOR


THREE VARIATIONS OF BLADE SECTION

SKRIPSI

Presented as partial fulfillment of the requirement

to obtain the Sarjana Teknik degree

in Mechanical Engineering

By

Bagus Danar Kartiko Putro

Student Number : 135214037

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM


MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SINCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2017

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KINCIR ANGIN


BERPOROS HORISONTAL UNTUK TIGA VARIASI
BENTUK PENAMPANG SUDU

Disusun oleh

BAGUS DANAR KARTIKO PUTRO

NIM. 135214037

Telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing

Ir. Rines, M.T.

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KINCIR ANGIN


BERPOROS HORISONTAL UNTUK TIGA VARIASI BENTUK
PENAMPANG SUDU

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :


NAMA : BAGUS DANAR KARTIKO PUTRO
NIM : 135214037

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


pada tanggal 31 Oktober 2017
Susunan Dewan Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. YB. Lukiyanto ………………….

Sekretaris : R.B. Dwiseno Wihadi, ST, M.Si. ………………….

Anggota : Ir. Rines, M.T. ………………….

Tugas Akhir ini telah deiterima sebagai salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Yogyakarta, 9 November 2017


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta

Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa penulisan Skripsi yang disiapkan guna
memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana ini tidak terdapat karya lain yang
pernah diajukan dan dibuat dengan judul yang sama oleh perguruan tinggi
manapun, kecuali saya mengutip dari buku atau sumber lain yang tertera pada daftar
pustaka. Dengan demikian, hasil yang dibuat ini merupakan karya asli saya sendiri
sebagai penulis.

Yogyakarta, 9 November 2017

Bagus Danar Kartiko Putro

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : BAGUS DANAR KARTIKO PUTRO

Nomor Mahasiswa : 135214037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah dengan judul :

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KINCIR ANGIN


BERPOROS HORISONTAL UNTUK TIGA VARIASI
BENTUK PENAMPANG SUDU

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas


Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikannya di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 9 November 2017

Yang menyatakan

Bagus Danar Kartiko Putro

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTISARI

Energi merupakan kebutuhan pokok manusia. Angin merupakan salah satu


sumber energi yang ramah lingkungan dan jumlahnya tidak terbatas. Cara
memanfaatkannya adalah dengan menggunakan kincir angin. Maksimal atau
tidaknya pemanfaatan energi angin tergantung pada desain sudu pada kincir angin.
Penelitian ini menggunakan medel kincir angin tiga sudu bersumbu
horisontal dengan diameter rotor total 80 cm yang diuji di depan blower dengan
kecepatan angin 7 m/s. Terdapat tiga variasi bentuk penampang sudu yang diuji,
yaitu datar, silindris dan airfoil NACA 2412. Data yang peroleh berupa nilai torsi
dan putaran poros kincir angin. Setelah melakukan perhitungan, diperoleh besarnya
daya masukan dan keluaran kincir, koefisien daya dan tip speed ratio.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sudu berpenampang silindris
menghasilkan koefisien daya maksimal 41 % pada tip speed ratio 4,05 dan keluaran
daya 41,7 watt yang merupakan model kincir angin dengan karakteristik terbaik
dibandingkan dengan model kincir angin yang lainnya.

Kata kunci : koefisien daya, tip speed ratio, airfoil NACA 2412

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Energy is basic necessities of life. Wind is one of environmentally clear and


unlimited energy source. The way to use wind energy is by using a windmill. The
maximum usage of wind energy depends on the design of the blade.
This research analyzed a model of three blades horizontal axis windmill (80
cm of total rotor diameter) and it installed in front of blower with 7 m/s of wind
velocity. There are three variations of blade section, they are flat, cylindrical and
airfoil NACA 2412. The data that obtained are the torque and the rotation of the
windmill shaft. After doing the calculation, the amount of input and output power
of windmill, coefficient of power and tip speed ratio are obtained.
The results of this research indicate that the cylindrical section blade yields
the maximum coefficient of power and the largest power output 41% on the speed
ratio of 4,05 and 41,7 watt (it is bigger than the other variation).

Keyword : coefficient of power, tip speed ratio, airfoil NACA 2412

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh penulis guna memperoleh
gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Terdapat banyak hambatan yang didapat oleh penulis selama proses
pengerjaan skripsi ini. Namun, oleh karena pertolongan Tuhan Yang Maha Esa
melalui dukungan dari beberapa pihak,maka penulis mampu mengerjakan skripsi
ini dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan sebagai Dosen
Pembimbing Akademik.
2. Ir. P.K. Purwadi, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ir. Rines, M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir dan Kepala
Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata Dharma.
4. Doddy Purwadianto, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Konversi Energi
Universitas Sanata Dharma.
5. Seluruh dosen, staf dan kariawan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta selaku pihak yang memberi bantuan dan pelayanan
selama penulis menempuh perkuliahan di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
6. Sapto Hari Segi dan Artsanti Noegraheni sebagai orangtua penulis serta Dian
Permana Putri Ambarsari sebagai adik kandung penulis.
7. Reza Perdana Abadi, Eka Poetra Wahab, Franciskus Solanus Pentor, Leonhard
Setiawan serta teman-teman prodi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta lainya yang telah membantu penulis saat mengerjakan skripsi.
8. Teman-teman Persekutuan Mahasiswa Kristen yang telah memberi dukungan
doa serta motifasi kepada penulis.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna karena adanya


keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Penulis berharap, skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Yogyakarta, 9 November 2017

Penulis

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

TITLE PAGE ................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

DAFTAR DEWAN PENGUJI......................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR .............................................. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA


ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vi

INTISARI......................................................................................................... vii

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii

DAFTAR SIMBOL.......................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

Latar Belakang ................................................................................................. 1

Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

Tujuan Penelitian ............................................................................................. 2

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Batasan Masalah............................................................................................... 2

Manfaat Penelitian ........................................................................................... 3

BAB II DASAR TEORI .................................................................................. 4

2.1 Angin .......................................................................................................... 4

2.2 Prinsip Kincir Angin .................................................................................. 4

2.3 Bagian-bagian Kincir Angin ...................................................................... 4

2.4 Jenis Kincir Angin ..................................................................................... 5

2.4.1 Kincir Angin Berporos Horisontal .......................................................... 6

2.4.2 Kincir Angin Berporos Vertikal .............................................................. 8

2.5 Gaya Dorong Angin Pada Rotor Kincir Angin .......................................... 10

2.5.1 Metode Drag............................................................................................ 10

2.5.2 Metode Aerodinamik .............................................................................. 11

2.6 Penampang Airfoil NACA ......................................................................... 11

2.7 Daya Angin ................................................................................................ 13

2.8 Daya Kincir Angin ..................................................................................... 15

2.9 Torsi ........................................................................................................... 15

2.10 Bet’z Limit ............................................................................................... 15

2.11 Koefisien Daya ......................................................................................... 16

2.12 Tip Speed Ratio ........................................................................................ 16

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 18

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.1 Diagram Alir .............................................................................................. 18

3.2 Bahan dan Alat Penelitian .......................................................................... 19

3.2.1 Bahan ...................................................................................................... 19

3.2.2 Alat .......................................................................................................... 20

3.3 Desain Sudu Kincir Angin ......................................................................... 22

3.4 Proses Pembuatan Sudu Kincir Angin ....................................................... 24

3.5 Cara Kerja dan Desain Alat Pengerem Poros Kincir Angin ...................... 28

3.6 Rangkaian Keseluruhan Alat ..................................................................... 29

3.7 Langkah Pengambilan Data ....................................................................... 29

3.8 Pengolahan Data......................................................................................... 30

BAB IV PERHINGAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 31

4.1 Data Hasil Penelitian .................................................................................. 31

4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan ............................................................. 33

4.2.1 Menghitung Kecepatan Sudut Kincir Angin ........................................... 34

4.2.2 Menghitung Beban Torsi......................................................................... 34

4.2.3 Menghitung Daya Angin ......................................................................... 34

4.2.4 Menghitung Daya Kincir Angin ............................................................. 34

4.2.5 Menghitung Tip Speed Ratio .................................................................. 35

4.2.6 Menghitung Koefisien Daya ................................................................... 35

4.3 Data Hasil Perhitungan .............................................................................. 35

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.4 Grafik Hasil Perhitungan............................................................................ 36

4.4.1 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi


Kincir Angin Berporos Horisontal Tiga Sudu ................................................. 36

4.4.2 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya dengan Tip Speed


Ratio Kincir Angin Berporos Horsintal Tiga Sudu .......................................... 39

4.5 Pembahasan ................................................................................................ 41

BAB V KESIMPULAN ................................................................................... 43

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 43

5.2 Saran ........................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 44

LAMPIRAN ..................................................................................................... 45

Lampiran 1. Gambar hub dan sudu berpenampang datar ................................ 45

Lampiran 2. Gambar hub dan sudu berpenampang silindris............................ 45

Lampiran 3. Gambar hub dan sudu berpenampang airfoil .............................. 46

Lampiran 4. Gambar keterangan besar sudut pitch pada variasi


sudu berpenampang airfoil............................................................................... 46

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagian-bagian kincir angin .......................................................... 5

Gambar 2.2 Skema konfigurasi kincir angin berporos vertikal dan


berpros horisontal ............................................................................................. 5

Gambar 2.3 Kincir angin tipe American Multi Blade ...................................... 6

Gambar 2.4 Kincir angin tipe Dutch four arm ................................................. 7

Gambar 2.5 Kincir angin tipe propeler ............................................................ 7

Gambar 2.6 Kincir angin tipe Savonius ........................................................... 8

Gambar 2.7 Kincir angin tipe Darius ............................................................... 9

Gambar 2.8 Kincir angin tipe H-rotor (Giromill) ............................................ 9

Gambar 2.9 Skema metode drag pada kincir angin tipe Savonuis ................... 10

Gambar 2.10 Penampang airfoil ...................................................................... 11

Gambar 2.11 Skema perbedaan kecepatan angin dan perbedaan


tekanan udara pada penampang airfoil ............................................................. 12

Gambar 2.12 Istilah pada penampang airfoil ................................................... 13

Gambar 2.13 Skema volume angin yang diterima kincir angin


berporos horisontal ........................................................................................... 14

Gambar 2.14 Grafik hubungan koefisien daya dengan tip speed


ratio untuk beberapa jenis kincir angin ............................................................ 16

Gambar 3.1 Diagram alir percobaan ................................................................ 18

Gambar 3.2 Tampak samping alat pengerem poros ......................................... 21

Gambar 3.3 Neraca pegas ................................................................................ 21

Gambar 3.4 Anemometer ................................................................................. 21

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 3.5 Tachometer ................................................................................... 22

Gambar 3.6 Blower .......................................................................................... 22

Gambar 3.7 Dimensi sudu kincir bentuk penampang datar ............................. 23

Gambar 3.8 Dimensi sudu kincir bentuk penampang silindris ........................ 23

Gambar 3.9 Dimensi sudu kincir bentuk penampang airfoil ........................... 23

Gambar 3.10 Hasil pemotongan kayu lapis ..................................................... 24

Gambar 3.11 Pembentukan sudut pada lempengan logam .............................. 24

Gambar 3.12 Proses pembentukkan sudut dan perekatan


potongan kayu lapis.......................................................................................... 25

Gambar 3.13 Sudu kincir angin dengan bentuk penampang datar................... 25

Gambar 3.14 Rangka airfoil............................................................................. 26

Gambar 3.15 Rangka airfoil yang dilapisi plastisin ......................................... 26

Gambar 3.16 Pembuatan cetakan ..................................................................... 27

Gambar 3.17 Cetakan sudu .............................................................................. 27

Gambar 3.18 Skema alat pengerem poros kincir angin ................................... 28

Gambar 3.19 Tampak depan alat pengerem poros kincir angin....................... 28

Gambar 3.20 Rangkaian alat percobaan........................................................... 29

Gambar 4.1 Grafik hubungan antara kecepatan putar rotor


dengan torsi kincir angin berporos horizontal tiga sudu .................................. 39

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan


Tip Speed Ratio kincir angin berporos horizontal dengan bentuk
penampang sudu datar ...................................................................................... 39

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.3 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan


Tip Speed Ratio kincir angin berporos horizontal dengan bentuk
penampang sudu silindris ................................................................................. 40

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan


Tip Speed Ratio kincir angin berporos horizontal dengan bentuk
penampang sudu airfoil .................................................................................... 40

Gambar 4.5 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan


Tip Speed Ratio kincir angin berporos horisontal untuk
tiga variasi bentuk penampang sudu ............................................................... 41

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data percobaan kincir angin dengan sudu


berpenampang datar pada kecepatan angin 7 m/s ............................................ 31

Tabel 4.2 Data percobaan kincir angin dengan sudu


berpenampang silindris pada kecepatan angin 7 m/s ....................................... 32

Tabel 4.3 Data percobaan kincir angin dengan sudu


berpenampang airfoil pada kecepatan angin 7 m/s .......................................... 33

Tabel 4.4 Hasil perhitungan data kincir angin berporos horisontal


tiga sudu dengan bentuk penampang sudu datar pada kecepatan
angin 7 m/s ....................................................................................................... 36

Tabel 4.5 Hasil perhitungan data kincir angin berporos horisontal


tiga sudu dengan bentuk penampang sudu silindris pada kecepatan
angin 7 m/s ....................................................................................................... 37

Tabel 4.6 Hasil perhitungan data kincir angin berporos horisontal t


iga sudu dengan bentuk penampang sudu airfoil pada kecepatan
angin 7 m/s ....................................................................................................... 38

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR SIMBOL

Simbol Keterangan Satuan


𝑥 Jarak m

𝑡 Waktu s

A Luas Penampang m2

𝑉 Volume m3

𝜌 Massa jenis kg/m3

𝑣ₐ Kecepatan angin m/s

𝑣 Kecepatan linier ujung sudu m/s

𝐹 Gaya pengimbang N

𝑇 Torsi Nm

𝜔 Kecepatan sudut rad/s

𝑛 Kecepatan putaran poros kincir rpm

λ Tip Speed Ratio (TSR) -

Ek Energi kinetik watt

Pin Daya masukan watt

Pout Daya keluaran watt

Cp Koefisien daya %

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia di seluruh dunia.
Kebutuhan akan energi di Indonesia ataupun di seluruh dunia terus meningkat.
Peningkatan akan kebutuhan energi disebabkan karena semakin banyak jumlah
barang elektronik yang dibutuhkan manusia. Selain itu, bertambahnya jumlah
penduduk juga mempengaruhi banyaknya energi yang dibutuhkan.
Energi yang digunakan pada umumnya masih menggunakan fosil sebagai
sumber utama. Fosil merupakan salah satu bahan untuk mengahsilkan energi
dengan jumlah yang terbatas. Selain itu, hasil dari pembakaran fosil juga dinilai
kurang ramah lingkungan. Oleh karena itu, banyak negara berusaha mencari dan
mengembangkan sumber energi yang jumlahnya tidak terbatas dan ramah
lingkungan.
Energi terbarukan merupakan salah satu alternatif untuk menghasilkan
energi dengan jumlah yang tidak terbatas dan ramah lingkungan. Salah satu dari
energi terbarukan adalah energi angin. WWEA (World Wind Energy Association)
menyatakan hingga tahun 2007, seluruh turbin angin di dunia menghasilkan energi
sebesar 93,85 Gigawatt atau lebih dari satu persen dari sumber energi listrik secara
global (sumber : https://nugrohoadi.wordpress.com/2008/05/03/pembangkit-
listrik-tenaga-angin-di-indonesia/).
Dilihat dari letak geografisnya, Indonesia merupakan negara dengan potensi
energi angin yang cukup baik. Tetapi, Indonesia masih belum dapat memanfaatkan
energi angin secara maksimal. Hingga tahun 2004, Indonesia hanya menghasilkan
0,5 megawatt dari 9,3 Gigawatt potensi pemanfaatan energi angin (sumber :
http://kokomaulana-st.blogspot.co.id/2014/05/pemanfaatan-energi-angin.html).

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Salah satu cara untuk memanfaatkan energi angin adalah dengan membuat
kincir angin. Dalam pembuatan kincir angin, salah satu faktor yang menentukan
maksimal atau tidaknya pemanfaatan energi angin yang ada yaitu dengan
merancang sudu atau bilah (blade) pada kincir angin sebaik mungkin. Cara untuk
mengetahui desain sudu kincir yang tepat adalah dengan melakukan percobaan.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah yang digunakan pada penelitian ini adalah mengetahui
seberapa besar koefisien daya yang dihasilkan oleh masing-masing model rotor
kincir angin dengan tiga variasi bentuk penampang sudu.

1.3 Tujuan Penelitian


Berikut tujuan dilakukannya penelitian :
1. Membuat model kincir angin berporos horizontal tiga sudu dengan tiga variasi
bentuk penampang sudu.
2. Mengetahui koefisien daya maksimal dan tip speed ratio kaitannya dari
masing-masing bentuk penampang sudu pada kincir angin berporos horizontal.
3. Mengetahui nilai daya mekanis terbesar dari tiga variasi bentuk penampang
sudu yang dihasilkan kincir angin berporos horizontal pada kecepatan angin 7
m/s.

1.4 Batasan Masalah


Batasan yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kincir angin yang diteliti berporos horizontal tiga sudu.
2. Terdapat tiga variasi bentuk penampang sudu dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Sudu berpenampang airfoil NACA 2412 yang dibuat dari serat kaca
(fiberglass),
b. Sudu berpenampang silindris berbahan pipa PVC dengan diameter 4 inch,
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Sudu berpenampang datar yang terbuat dari kayu lapis dengan tebal 6
milimeter.
3. Masing-masing variasi sudu akan diuji dengan kecepatan angin rata-rata 7 m/s.
4. Menggunakan blower 15 HP 1450 rpm untuk merekayasa sumber energi angin.
5. Diameter rotor total kincir angin yang akan diteliti berskala laboratorium, yaitu
80 cm.
6. Pembebanan diberikan dengan menggunakan cara pengereman pada poros
kincir angin.
7. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Konversi Energi
Universitas Sanata Dharma.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi informasi mengenai unjuk kerja kincir angin dengan desain sudu
berpenampang datar, silindris dan airfoil.
2. Turut serta dalam perkembangan teknologi dalam pemanfaatan energi
terbarukan, khususnya energi angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Angin
Angin merupakan udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan
diantara dua daerah atau kawasan. Pada siang hari, sinar matahari akan
memanaskan permukaan bumi. Karena permukaan bumi tidak rata, maka akan
terjadi perbedaan pemanasan oleh sinar matahari yang mengakibatkan suatu daerah
akan lebih cepat panas dibandingkan dengan daerah yang lain. Pada saat memanas,
udara pada daerah tersebut akan memuai dan menjadi ringan. Setelah udara menjadi
ringan, udara akan bergerak naik meninggalkan permukaan bumi dan terjadilah
kekosongan tekanan. Kemudian, udara dari daerah lain yang memiliki tekanan lebih
tinggi akan bergerak menuju ke tempat yang mengalami penurunan tekanan.

2.2 Prinsip Kerja Kincir Angin


Kincir angin atau sering disebut turbin angin merupakan alat yang
digunakan untuk mengubah energi angin menjadi bentuk energi yang lain, seperti
energi listrik. Prinsip kerja kincir angin adalah menangkap energi angin dan diubah
menjadi gerakkan berputar atau torsi. Torsi inilah yang dapat menggerakkan
generator sebagai penghasil energi listrik.

2.3 Bagian-bagian Kincir Angin


Pada kincir angin, baik bersumbu vertikal maupun horisontal, memiliki
beberapa bagian penting. bagian penting tersebut meliputi sudu atau bilah kincir
yang berfungsi sebagai penangkap energi angin, hub sebagai penghubung tiap sudu
dan menyalurkan energi angin dari sudu ke poros, dan yang terakhir adalah poros.
Gambar 2.1 menjelaskan bagian-bagian dari kincir angin berporos horisontal dan
vertikal secara umum:

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(a) (b)
Gambar 2.1 Bagian-bagian kincir angin (a) berporos horisontal dan (b) vertikal

2.4 Jenis Kincir Angin


Pada umumnya, turbin angin dibagi menjadi dua jenis berdasarkan
konfigurasi sumbunya, yaitu turbin angin berporos horisontal [Horizontal Axis
Wind Turbine (HAWT)] dan turbin angin berporos vertikal [Vertical Axis Wind
Turbine (VAWT)]. Turbin angin berporos horisontal adalah kincir atau turbin angin
yang memiliki sumbu horisontal, sedangkan turbin angin berporos vertikal
merupakan kincir atau turbin angin bersumbu vertikal. Konfigurasi dari kedua jenis
turbin angin tersebut nampak pada Gambar 2.2.

(a) (b)
Gambar 2.2 Skema konfigurasi kincir angin (a) berporos vertikal dan (b) berpros
horisontal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.4.1 Kincir Angin Berporos Horisontal


Terdapat beberapa jenis kincir atau turbin angin berporos horisontal, yaitu :

1. Tipe American Multi Blade


Kincir angin bertipe American multi blade, seperti pada Gambar 2.3,
merupakan kincir angin yang memiliki sudu berjumlah lebih dari tiga. Kincir
angin tipe ini memiliki soliditas yang besar. Pada umumnya, kincir angin
American multi blade digunakan untuk keperluan di bidang pertanian, seperti
memopa air, menggiling biji-bijian dan lain-lain

Gambar 2.3 Kincir angin tipe American Multi Blade


(Sumber : http://www.anneahira.com/kincir-angin.htm)

2. Tipe Dutch Four Arm


Kincir angin Dutch four arm, seperti pada Gambar 2.4, merupakan kincir
angin empat sudu. Kincir angin tipe ini banyak digunakan di negara Belanda yang
memiliki lahan lebih rendah daripada permukaan laut. Kincir angin Dutch four
arm digunakan untuk mengeringkan suatu lahan dengan cara memompa air tanah
keluar dari suatu lahan yang akan digunakan untuk suatu keperluan. Selain
mengeringkan lahan, kincir angin tipe ini juga digunakan untuk menggiling padi
dan biji-bijian lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 2.4 Kincir angin tipe Dutch four arm


(Sumber : http://manfaat.co.id/manfaat-kincir-angin)

3. Tipe Propeler
Kincir angin propeler, seperti yang nampak pada Gambar 2.5, memiliki
jumlah sudu sebanyak satu sampai tiga sudu. Kincir angin tipe ini paling sering
digunakan sebagai sarana pembangkit listrik bertenaga angin karena memiliki
karakteristik yang unggul.

Gambar 2.5 Kincir angin tipe propeler


(Sumber : http://www.indoenergi.com/2012/07/jenis-jenis-turbin-angin.html)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.4.2 Kincir Angin Berporos Vertikal

Berikut beberapa tipe kincir angin berporos vertikal :

1. Tipe Savonius
Kincir angin Savonius (Gambar 2.6) pertama kali ditemukan dan diciptakan
oleh seorang sarjana Finlandia S.J. Savonius pada tahun 1929. Namun, kincir
angin tipe ini pertama kali diaplikasikan untuk komersial pada tahun 1931. Kincir
angin Savonius memanfaatkan gaya dorong angin untuk memutar rotor. Koefisien
daya yang dimiliki kincir angin Savonius hanya 25%, sehingga lebih cocok
digunakan untuk aplikasi daya rendah.

Gambar 2.6 Kincir angin tipe Savonius


(Sumber : http://www.caratekno.com/2015/06/cara-membuat-generator-kincir-
angin.html)

2. Tipe Darrieus
Kincir angin tipe Darrieus (Gambar 2.7) diciptakan oleh seorang insinyur
Perancis bernama George Jeaans Maria Darrieus pada tahun 1931. Kincir angin
ini memiliki bentuk sudu yang disusun simetris dengan poros. Bentuk sudu yang
dimiliki kincir angin tipe darius sangat efektif untuk menangkap angin dari
berbagai arah. Kincir angin Darrieus memanfaakan gaya angkat angin saat
berhembus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 2.7 Kincir angin tipe Darius


(Sumber : http://www.indoenergi.com/2012/07/jenis-jenis-turbin-angin.html )

3. Tipe H-rotor (Giromill)


Kincir angin tipe H-rotor (Gambar 2.8) ini merupakan hasil penelitian
insinyur berkebangsaan Inggris pada tahun 1970-1980an.

Gambar 2.8 Kincir angin tipe H-rotor (Giromill)


(Sumber : http://www.satuenergi.com/2015/10/jenis-jenis-turbin-angin-serta
.html)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

2.5 Gaya Dorong Angin Pada Rotor Kincir Angin


Angin dapat memberikan gaya dorong yang dimanfaatkan untuk memutar
rotor pada kincir angin. Bentuk sudu kincir (blade) mempengaruhi jumlah gaya
dorong yang diterima rotor yang berdampak pada seberapa besar efesiensi mekanis
maksimum yang dihasilkan rotor. Dalam mendesain kincir angin, terdapat dua
metode dorongan yang diterapkan, yaitu metode drag (geser) dan metode
aerodinamik.

2.5.1 Metode Drag


Metode drag (geser) merupakan metode yang mengutamakan pemanfaatan
gaya drag (gaya geser) untuk memutar rotor. Pada umumnya, metode ini lebih
sering diterapkan pada kincir angin berporos vertikal, terutama tipe Savonius.
Kincir angin vertikal ini memiliki tingkat efisiensi yang lebih rendah dibanding
dengan kincir angin berporos horisontal. Hal tersebut disebabkan karena terdapat
sudu kincir yang mengahadap dan membelakangi arah angin dalam satu poros
seperti yang nampak pada Gambar 2.9. Saat berhembus, angin akan menerpa semua
sudu kincir tersebut, baik yang menghadap maupun membelakangi arah angin.
Sudu kincir yang membelakangi arah angin inilah yang akan menghambat gaya
drag yang bekerja pada sudu yang menghadap arah angin.

Gambar 2.9 Skema metode drag pada kincir angin tipe Savonuis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

2.5.2 Metode Aerodinamik


Terdapat metode lain, yaitu metode aorodinamik yang identik dengan
penampang airfoil (Gambar 2.10). Penampang airfoil adalah suatu bentuk
melintang dari suatu benda (sayap pesawat atau sudu kincir angin) yang dapat
menimbulkan gaya angkat atau efek aerodinamika ketika penampang airfoil
tersebut dilewati aliran udara (angin). Metode ini diterapkan pada kincir angin
berporos horisontal dan vertikal. Khusus kincir angin bersumbu vertikal, metode
ini diterapkan pada tipe Darrieus dan Giromill.

Gambar 2.10 Penampang airfoil

Penampang airfoil memiliki bentuk lekuk permukaan atas dan bawah yang
berbeda. Tujuannya adalah untuk membuat kecepatan angin yang melalui
permukaan atas pada penampang airfoil lebih besar dibanding dengan permukaan
bawah (Gambar 2.11 (a)). Berdasarkan perinsip Bernoulli, tekanan udara pada
permukaan atas penampang airfoil menjadi lebih kecil dibanding pada permukaan
bawah. Sementara itu, udara akan bergerak dari permukaan bawah (tekanan
tinggi) penampang airfoil menuju permukaan atas (tekanan rendah) dan terjadilah
gaya angkat (Gambar 2.11 (b)).

2.6 Penampang Airfoil NACA


Pada Gambar 2.12 menunjukkan beberapa istilah pada penampang airfoil
yang akan memberi petunjuk dalam rancangannya, seperti :
1. Mean Camber line
Mean camber line merupakan garis yang tergambar tepat ditengah antara lekuk
permukaan atas dan bawah pada penampang airfoil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

2. Chord Line
Chord line atau sering disebut chord merupakan garis lurus yang mehubungkan
leading edge dan trailing edge.
3. Leading Edge dan Trailing Edge
Leading edge merupakan permukaan depan pada penampang airfoil,
sedangkan trailing edge adalah ujung belakang dari penampang airfoil.
4. Camber
Camber adalah jarak antara mean camber line dan chord line. Jarak tersebut
terukur tekgak lurus terhadap chord line.
5. Thickness
Thickness adalah ketebalan penampang airfoil.
6. Angle of Attack
Angle of attack didefinisikan sebagai sudut antara chord line dan arah angin
relatif.

(a)

(b)
Gambar 2.11 Skema (a) perbedaan kecepatan angin dan (b) perbedaan tekanan
udara pada penampang airfoil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Gambar 2.12 Istilah pada penampang airfoil


(Sumber : https://aerowoles.wordpress.com/2015/12/09/pembahasan-lift-pada-
pesawat-terbang-part-i/)

Pada airfoil jenis NACA, pemberian nama penampang airfoil menggunakan


angka. Misalnya pada NACA 2412, menunjukkan bahwa penampang airfoil
tersebut memiliki camber maksimum 2% dari panjang total chord line yang
terhitung 4/10 panjang chord line dari leading edge dan tebal maksimum 12% dari
panjang chord line.

2.7 Daya Angin


Energi bersifat kekal atau tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan.
Ketika udara bergerak, akan tercipta sebuah energi gerak atau energi kinetik. hal ini
disebabkan karena udara memiliki massa dan kecepatan saat bergerak. Energi yang
dihasilkan oleh udara yang bergerak dapat dirumuskan sebagai berikut :

1
Ek = 2 𝑚𝑣ₐ2 , (2.1)

dengan m adalah massa dan va merupakan kecepatan angin. Mengingat 𝑚 = 𝑉𝜌,


maka Persamaan (2.1) menjadi :
1
Ek = 𝑉𝜌𝑣ₐ2 , (2.2)
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

dengan 𝜌 sebagai massa jenis udara dan V sebagai volume angin yang tertampung.

Gambar 2.13 Skema volume angin yang diterima kincir angin berporos horisontal

Gambar 2.13 merupakan estimasi dari volume angin yang didapat oleh
kincir angin berporos horisontal. Dengan luasan (𝐴) merupakan luas keseluruhan
rotor kincir angin dan x sebagai jarak angin yang ditangkap kincir angin.
Berdasarkan estimasi diatas, dapat dirumuskan :

𝑉 = 𝐴𝑥

jika 𝑥 = 𝑣ₐ𝑡, maka

𝑉 = 𝐴𝑣ₐ𝑡 (2.3)

Dari Persamaan (2.2) dan (2.3) didapat Persamaan sebagai berikut :

1
Ek = 𝜌𝐴𝑣ₐ3 𝑡 , (2.4)
2

dengan 𝜌 sebagai massa jenis udara dan t sebagai waktu. Dari Persamaan (2.4)
diperoleh daya (Pin) :
𝐸𝑘 1
Pin = = 𝜌𝐴𝑣ₐ3 , (2.5)
𝑡 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

2.8 Daya Kincir Angin


Dalam penelitian ini, penulis hanya mencari besarnya daya keluaran
mekanis kincir. Berikut rumus untuk menghitung daya keluaran yang dihasilkan
kincir angin:

Pout = 𝑇𝜔 (2.6)

dengan T merupakan torsi dinamis (Nm) dan ⍵ sebagai kecepatan sudut (rad/s).
Adapun menghitung kecepatan sudu, dapat mengunakan rumus :

2𝜋 rad
⍵=𝑛 (2.7)
60 s

maka, besarnya daya mekanis yang dihasilkan oleh kincir angin dapat dirumuskan:

2𝜋
Pout = 𝑇𝑛 (watt) (2.8)
60

2.9 Torsi
Torsi merupakan momen putar yang dihasilkan oleh gaya dorong yang
digunakan untuk memutar poros. Untuk menghitung besarnya torsi, dapat
menggunakan rumus:

𝑇 = 𝐹 𝑟 ( Nm ) (2.9)
dengan r merupakan panjang lengan yang mendapatkan momen putar (m)

2.10 Bet’z Limit


Bet’z limit ditemukan oleh seorang fisikawan Jerman bernama Albert Betz
pada tahun 1919. Bet’z limit menunjukkan besarnya daya maksimal angin yang
dapat dikonversi menjadi daya mekanik pada beberapa tipe kincir angin. Albert
Betz juga mengatakan bahwa tidak ada kincir angin yang dapat menangkap lebih
16
dari 27 (59,3 %) energi angin secara total. Angka tersebut sekarang dikenal sebagai

koefisien Bet’z. Batasan daya maksimal kincir angin berporos horizontal


(propeller) nampak pada Gambar 2.14 berupa garis putus-putus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Gambar 2.14 Grafik hubungan koefisien daya dengan tip speed ratio untuk
beberapa jenis kincir angin
(sumber : www.mcensustainebleenergi.pbworks.com)

2.11 Koefisien Daya


Koefisien daya (Cp) merupakan perbandingan antara daya keluaran kincir

(Pout) dengan daya yang tersedia oleh angin (Pin). Koefisien daya dirumuskan :

𝑃𝑜𝑢𝑡
Cp= x 100% (2.10)
𝑃𝑖𝑛

2.12 Tip Speed Ratio


Tip speed ratio adalah perbandingan antara kecepatan linier ujung sudu pada
kincir angin (blade tip speed) dengan kecepatan angin. Kecepatan ujung sudu pada
kincir angin dapat dirumuskan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

𝑣 = 𝜔𝑟 (2.11)

𝜔𝑟
λ= (2.12)
𝑣ₐ

𝜋𝑟𝑛
λ= (2.13)
𝑣ₐ

dengan r adalah jari-jari rotor dan n adalah jumlah putaran rotor tiap menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian


Langkah kerja dalam melakukan penelitian ini tersaji dalam Gambar 3.1.

Mulai

Perancangan sudu kincir angin

Persiapan bahan

Pembuatan sudu kincir angin


Tidak
Perakitan kincir angin

Uji coba kincir angin dengan pembebanan

Kincir bekerja
sesuai kriteria

Ya

Pengambilan data

Pengolahan data

Analisa data

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir percobaan

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

3.2 Bahan dan Alat


Dalam melaksanakan penelitian, diperlukan beberapa bahan dan alat.

3.2.1 Bahan
Bahan yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian :
1. Pipa PVC
Pipa PVC yang digunakan berdiameter 4 inch sebagai sudu kincir angin dengan
bentuk penampang silindris.
2. Papan kayu lapis
Dalam penelitian ini, terdapat dua variasi ketebalan papan kayu lapis yang
digunakan, yaitu 3, 6 dan 12 milimeter. Papan kayu lapis tebal 3 milimeter
digunakan untuk membuat cetakan pada sudu bentuk penampang airfoil, kayu
lapis tebal 6 milimeter untuk membuat sudu kincir angin dengan bentuk
penampang datar, sedangkan kayu lapis tebal 12 milimeter digunakan untuk
membuat hub kincir angin.
3. Kertas HVS
Kertas HVS digunakan untuk membuat sketsa sudu berpenampang silindris.
4. Serat kaca
Serat kaca (fiberglass) sebagai bahan untuk membuat sudu kincir angin dengan
bentuk penampang airfoil.
5. Resin epoksi
Resin epoksi digunakan sebagai pengisi (filler) dan pengeras serta pengikat
serat kaca.
6. Baut metric
Baut metric yang digunakan berdiameter 0.5 sentimeter. Baut matric ini
digunakan untuk mengaitkan beberapa komponen saat melakukan percobaan.
7. Plat besi
Plat besi berfungsi sebagai rangka penguat pada masing-masing variasi sudu
saat melakukan percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

8. Malam
Malam (plastisin) digunakan untuk membuat cetakan sudu berpenampang
airfoil berbahan serat kaca.
9. Aluminium foil
Aluminiumfoil berfungsi sebagai lapisan saat mencetak sudu berpenampang
airfoil.
10. Lem kayu
Lem kayu digunakan untuk merekatkan papan kayu lapis saat membuat sudu
berpenampang datar.
11. Cat semprot
Cat semprot digunakan untuk menutupi permukaan sudu berpenampang airfoil.
12. Amplas
Amplas digunakan untuk memperhalus permukaan sudu.

3.2.2 Alat
Berikut alat yang digunakan dalam melaksanakan penelitian :
1. Alat pengerem poros kincir angin
Alat pengereman seperti yang nampak pada Gambar 3.2 berfungsi untuk
mengukur torsi mekanis yang dihasilkan kincir angin yang diuji. Alat ini terdiri
atas piringan besi dengan tebal 5 mm dengan diameter 15 cm dan karet seperti
kampas rem pada kendaraan untuk menahan laju putaran piringan.
2. Neraca pegas
Neraca pegas yang ditunjjukan Gambar 3.3 memiliki fungsi yang sama seperti
timbangan, yaitu untuk menghitung beban yang dihasilkan saat alat
pengereman bekerja.
3. Anemometer
Anemometer seperti yang nampak pada Gambar 3.4 digunakan untuk
mengukur kecepatan angin pada saat melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Gambar 3.2 Tampak samping alat pengerem poros

Gambar 3.3 Neraca pegas

Gambar 3.4 Anemometer


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

4. Tachometer
Tachometer seperti yang nampak pada Gambar 3.5 digunakan untuk
mendapatkan nilai putaran poros kincir angin saat dilakukan penelitian.
5. Blower
Blower seperti yang nampak pada Gambar 3.6 berfungsi untuk merekayasa
sumber energi angin untuk membuat kincir angin bekerja seperti yang
seharusnya

Gambar 3.5 Tachometer

Gambar 3.6 Blower

3.3 Desain Sudu Kincir Angin


Bentuk penampang sudu yang dipilih pada penelitian ini terbagi menjadi
tiga variasi, yaitu bentuk penampang silindris, datar dan airfoil. Berikut desain
masing-masing bentuk penampang sudu yang dipilih :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

1. Sudu bentuk penampang datar


Gambar 3.7 menunjukkan dimensi sudu berpenampang datar dalam
satuan sentimeter

Gambar 3.7 Dimensi sudu kincir bentuk penampang datar


2. Sudu bentuk penampang silindris
Gambar 3.8 menunjukkan dimensi sudu berpenampang silindris dalam
satuan sentimeter

Gambar 3.8 Dimensi sudu kincir bentuk penampang silindris


3. Sudu bentuk penampang airfoil
Gambar 3.9 menunjukkan dimensi sudu berpenampang airfoil dalam
satuan sentimeter

Gambar 3.9 Dimensi sudu kincir bentuk penampang airfoil

3.4 Proses Pembuatan Sudu Kincir Angin


Berikut merupakan langkah langkah dalam pembuatan sudu setiap variasi
bentuk penampang :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

1. Sudu bentuk penampang datar


Berikut langkah pembuatan sudu berpenampang datar :
a. Memotong kayu lapis dengan tebal 6 mm seperti Gambar 3.10 kemudian
haluskan menggunakan amplas.
b. Membentuk lekukan sebesar 148o pada lempengan seng atau logam seperti
yang nampak pada Gambar 3.11.
c. meletakkan potongan kayu lapis tepat di atas lempengan logam yang sudah
dibengkokkan dan beri penjepit. Kemudian, rekatkan kedua potongan
kayu lapis menggunakan lem kayu, seperti yang nampak pada Gambar
3.12.
d. Memasang rangka aluminium ke sudu, seperti yang nampak pada Gambar
3.13.

Gambar 3.10 Hasil pemotongan kayu lapis

Gambar 3.11 Pembentukan sudut pada lempengan logam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

2. Sudu bentuk penampang silindris


Berikut langkah pembuatan sudu berpenampang silidris :
a. Menggambar sketsa bentuk sudu pada kertas HVS kemudian potong sesuai
sketsa yang dibuat.
b. Meletakkan dan lekatkan potongan kertas tersebut ke permukaan pipa
PVC berukuran 4 inch menggunakan lem kertas.
c. Memotong pipa PVC tersebut sesuai dengan potongan sketsa .

direkatkan dengan
menggunakan lem kayu

Gambar 3.12 Proses pembentukkan sudut dan perekatan potongan kayu lapis

`
Gambar 3.13 Sudu kincir angin dengan bentuk penampang datar
3. Sudu bentuk penampang airfoil
Berikut langkah pembuatan sudu berpenampang airfoil :
a. Menggambar sketsa penampang airfoil NACA 2412.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

b. Menempelkan sketsa penampang airfoil pada kayu lapis dengan tebal


3mm.
c. Memotong kayu lapis tersebut sesuai sketsa penampang airfoil.
d. Menyusun potongan kayu lapis pada lempengan aluminium kemudian
rekatkan menggunakan lem, seperti yang nampak pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14 Rangka airfoil


e. Membalut rangka airfoil menggunakan plastisin, seperti yang nampak
pada Gambar 3.15.
f. Meletakkan serat kaca pada sisi kanan rangka airfoil yang sudah dibalut
plastisin, kemudian menuangkan resin untuk membuat cetakan sudu
seperti pada Gambar 3.16.
g. Menunggu hingga resin mengering. Bentuk cetakan sudu yang sudah jadi,
nampak pada Gambar 3.17.

Gambar 3.15 Rangka airfoil yang dilapisi plastisin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Gambar 3.16 Pembuatan cetakan

Gambar 3.17 Cetakan sudu

h. Mengulangi proses pembuatan cetakan sudu untuk sisi kiri rangka airfoil.
i. Setelah resin kering, saatnya melapisi bagian dalam pada kedua cetakan
sudu menggunakan alimunium foil.
j. Mengisi bagian dalam pada kedua cetakan sudu yang sudah dilapisi
aluminium foil dengan tumpukan serat kaca, kemudian tuangkan resin.
k. Menunggu hingga resin berubah menjadi gel.
l. Seletah resin berubah menjadi gel, saatnya menyatukan sisi kanan dan kiri
cetakan sudu. dan tunggu hingga resin benar-benar kering.
m. Membuka cetakan sudu.
n. Melakukan proses finishing (dihaluskan menggunakan amplas dan dicat)
pada sudu. Sudu berpenampang airfoil yang sudah melalui proses
finishing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

3.5 Cara Kerja dan Desain Alat Pengerem Poros Kincir Angin
Alat pengerem poros kincir angin yang nampak pada Gambar 3.18 dan
Gamabr 3.19 didesain memiliki dua tuas yang berfungsi sebagai aktuator untuk
menggerakkan kampas rem dari dua sisi yang sejajar dan berlawanan arah untuk
menekan cakram yang terhubung secara langsung dengan poros kincir angin,
sehingga terjadi pembebaanan. Karena terjadi pembebanan, alat pengerem poros
kincir angin ini akan sedikit tertarik ke arah putaran poros kincir angin, sehingga
menarik benang yang terhubung ke timbangan. Timbangan akan mengukur
seberapa besar beban yang dihasilkan untuk kemudian dihitung menjadi torsi
mekanis kincir angin.

Gambar 3.18 Skema alat pengerem poros kincir angin

Gambar 3.19 Tampak depan alat pengerem poros kincir angin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

3.6 Rangkaian Keseluruhan Alat


Gambar 3.20 menunjukan rangkaian alat yang digunakan dalam penelitian
ini.

Gambar 3.20 Rangkaian alat percobaan

3.7 Langkah Pengambilan Data


Penelitian dilakukan dengan meletakkan kincir angin di depan blower sesuai
jarak yang sudah ditentukan untuk memperoleh kecepatan angin yang sesuai.
Langkah yang dilakukan saat melakukan pengambilan data :
1. Menyiapkan alat-alat penunjang pengambilan data (timbangan, tachometer,
anemometer dan perangkat kincir angin).
2. Memasang anemometer di depan blower dengan posisi tegaklurus dengan arah
angin yang dihasilkan blower.
3. Memasang alat pengerem poros dan dihubungkan dengan poros kincir angin
yang akan diuji.
4. Memasang timbangan dan dihubungkan dengan alat pengerem poros.
5. Memasang sudu kincir angin yang akan diuji.
6. Mengatur inverter pada blower hingga didapat angin dengan kecepatan 7 m/s.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

7. Awal pengambilan data dilakukan mulai dari tanpa beban (alat pengerem poros
tidak difungsikan). Beban akan terus ditambah dengan cara memfungsikan alat
pengereman secara perlahan hingga memperoleh beban maksimal.

3.8 Pengolahan Data


Setelah melakukan penelitian, data yang didapat adalah kecepatan angin,
gaya pengimbang, putaran poros kincir angin dan daya angin masukan kincir angin
yang kemudian diolah untuk menghitung kecepatan sudut poros, beban torsi,
keluaran daya mekanis. Dari data tersebut, didapat Tip speed ratio () dan koefisien
daya (CP) beserta hubungan dan nilai maksimal dari kedua data tersebut untuk
masing-masing variasi bentuk penampang sudu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Penelitian


Data yang diambil dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga variasi, yaitu
sudu dengan bentuk penampang datar, silindris dan airfoil. Data yang didapat
meliputi kecepatan angin dalam satuan m/s, kecepatan putar poros kincir (rpm), dan
beban pengimbang (N).

Tabel 4.1 Data percobaan kincir angin dengan sudu


berpenampang datar pada kecepatan angin 7 m/s
Gaya pengimbang, Putaran
No. F kincir
(gram) (N) (rpm)
1 0 0,00 445
2 0 0,00 448
3 0 0,00 443
4 0 0,00 452
5 100 0,98 280
6 100 0,98 300
7 100 0,98 281
8 100 0,98 264
9 150 1,47 188
10 150 1,47 174
11 150 1,47 172
12 150 1,47 167
13 200 1,96 86
14 200 1,96 83
15 200 1,96 87
16 200 1,96 81

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Tabel 4.2 Data percobaan kincir angin dengan sudu


berpenampang silindris pada kecepatan angin 7 m/s
Putaran
Gaya pengimbang, F
No. kincir
(gram) (N) (rpm)
1 0 0,00 891
2 0 0,00 885
3 0 0,00 879
4 0 0,00 893
5 150 1,47 751
6 150 1,47 761
7 150 1,47 757
8 150 1,47 748
9 210 2,06 706
10 210 2,06 705
11 210 2,06 707
12 210 2,06 710
13 300 2,94 658
14 300 2,94 662
15 300 2,94 653
16 300 2,94 676
17 350 3,43 567
18 350 3,43 557
19 350 3,43 578
20 350 3,43 565
21 370 3,63 506
22 370 3,63 507
23 370 3,63 513
24 370 3,63 514
25 400 3,92 425
26 400 3,92 400
27 400 3,92 445
28 400 3,92 418
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Tabel 4.3 Data percobaan kincir angin dengan sudu


berpenampang airfoil pada kecepatan angin 7 m/s
Putaran
Gaya pengimbang, F
No. kincir
(gram) (N) (rpm)
1 0 0,00 812
2 0 0,00 809
3 0 0,00 808
4 0 0,00 819
5 100 0,98 781
6 100 0,98 779
7 100 0,98 776
8 100 0,98 779
9 180 1,77 664
10 180 1,77 672
11 180 1,77 675
12 180 1,77 685
13 250 2,45 589
14 250 2,45 535
15 250 2,45 583
16 250 2,45 567
17 300 2,94 445
18 300 2,94 435
19 300 2,94 465
20 300 2,94 477
21 350 3,43 388
22 350 3,43 352
23 350 3,43 369
24 350 3,43 380

4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan


Data yang diperoleh akan diolah dengan melakukan beberapa perhitungan
untuk memperoleh nilai dari kecepatan sudut kincir angin, torsi kincir angin, daya
masukan, daya keluaran, tip speed ratio dan koefisien daya. Sampel data sebagai
contoh perhitungan diambil dari Tabel 4.2 baris nomor 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

4.2.1 Menghitung Kecepatan Sudut Kincir Angin


Menghitung nilai kecepatan sudut kincir angin (⍵) menggunakan rumus

2𝜋
⍵=𝑛
60

2𝜋
⍵ = 751 60

⍵ = 78,64 rad/s

4.2.2 Menghitung Beban Torsi


Nilai beban torsi (T) yang dihasilkan kincir angin dapat dihitung
menggunakan Persamaan 2.9

𝑇=𝐹𝑟

𝑇 = ( 1,47 )( 0,20 )

𝑇 = 0,29 Nm

4.2.3 Menghitung Daya Angin


Persamaan 2.5 dapat digunakan untuk memperoleh nilai daya masukan
padakincir angin

1
Pin = 𝜌𝐴𝑣ₐ3
2

dengan 𝜌= 1,18 kg/m3

1
Pin = (1,18)(𝛑 0,42)(73)
2

Pin = 101,67 watt

4.2.4 Menghitung Daya Kincir Angin


Perhitungan daya keluaran yang dihasilkan kincir angin menggunakan
Persamaan 2.6

Pout = 𝑇𝜔
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Pout = ( 0,29 )( 78,64 )

Pout = 23,15 watt

4.2.5 Menghitung Tip Speed Ratio


Menghitung tip speed ratio (TSR) menggunakan Persamaan 2.13

𝜋𝑟𝑛
𝜆=
𝑣ₐ

𝜋(0,2)(751)
𝜆=
7

𝜆 = 4,49

4.2.6 Menghitung Koefisen Daya


Menentukan nilai koefisien daya menggunakan Persamaan 2.10

𝑃𝑜𝑢𝑡
Cp= 100%
𝑃𝑖𝑛

23,15
Cp= 100%
101,67

Cp = 22,7

4.3 Data Hasil Perhitungan


Setelah melakukan perhitungan, parameter yang didapat kemudian diolah
menggunakan software Microsoft Excel untuk mendapatkan garafik hubungan
antara kecepatan putaran poros kincir angin (rpm) dengan torsi (T) dan koefisien
daya (Cp) dengan tip speed ratio (λ). Berikut hasil perhitungan data yang nampak
pada Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Tabel 4.4 Hasil perhitungan data kincir angin berporos horisontal tiga sudu dengan bentuk
penampang sudu datar pada kecepatan angin 7 m/s
Beban Daya Daya
Gaya Putaran Kecepatan Koef.daya,
torsi, angin, output,
No. pengimbang, F kincir sudut, ω λ Cp
T Pin Pout
(gram) (N) (rpm) (rad/s) (N.m) (watt) (watt) (%)
1 0 0,00 445 46,6 0,000 101 0,00 2,66 0,00
2 0 0,00 448 46,9 0,000 101 0,00 2,68 0,00
3 0 0,00 443 46,4 0,000 101 0,00 2,65 0,00
4 0 0,00 452 47,3 0,000 101 0,00 2,71 0,00
5 100 0,98 280 29,3 0,196 101 5,75 1,68 5,66
6 100 0,98 300 31,4 0,196 101 6,16 1,80 6,06
7 100 0,98 281 29,4 0,196 101 5,77 1,68 5,68
8 100 0,98 264 27,7 0,196 101 5,42 1,58 5,34
9 150 1,47 188 19,7 0,294 101 5,79 1,13 5,70
10 150 1,47 174 18,2 0,294 101 5,36 1,04 5,27
11 150 1,47 172 18,0 0,294 101 5,30 1,03 5,21
12 150 1,47 167 17,5 0,294 101 5,15 0,10 5,06
13 200 1,96 86 9,0 0,392 101 3,53 0,52 3,48
14 200 1,96 83 8,7 0,392 101 3,41 0,50 3,36
15 200 1,96 87 9,1 0,392 101 3,58 0,52 3,52
16 200 1,96 81 8,5 0,392 101 3,33 0,49 3,27

4.4 Grafik Hasil Perhitungan


Hasil perhitungan data yang tertera pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Tabel 4.3
dapat diubah menjadi bentuk grafik. Grafik tersebut merupakan hubungan antara
koefisien daya (CP) dengan tip speed ratio (λ) dan kecepatan putar rotor (rpm)
dengan torsi (T).

4.4.1 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar rotor dengan Torsi Kincir
Angin Berporos Horisontal Tiga Sudu
Berikut grafik hubungan antara kecepatan putar rotor dengan torsi untuk tiap
variasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Tabel 4.5 Hasil perhitungan data kincir angin berporos horisontal tiga sudu dengan bentuk
penampang sudu silindris pada kecepatan angin 7 m/s
Beban Daya Daya
Gaya Putaran Kecepatan Koef.daya,
torsi, angin, output,
No. pengimbang, F kincir sudut, ω λ Cp
T Pin Pout
(gram) (N) (rpm) (rad/s) (watt) (watt) (watt) (%)
1 0 0,00 891 93,3 0,000 102 0,0 5,33 0,0
2 0 0,00 885 92,7 0,000 102 0,0 5,30 0,0
3 0 0,00 879 92,0 0,000 102 0,0 5,26 0,0
4 0 0,00 893 93,5 0,000 102 0,0 5,34 0,0
5 150 1,47 751 78,6 0,294 102 23,2 4,49 22,8
6 150 1,47 761 79,7 0,294 102 23,5 4,55 23,2
7 150 1,47 757 79,3 0,294 102 23,3 4,53 24,0
8 150 1,47 748 78,3 0,294 102 23,1 4,48 22,7
9 210 2,06 706 73,9 0,412 102 30,5 4,23 30,0
10 210 2,06 705 73,8 0,412 102 30,4 4,22 29,9
11 210 2,06 707 74,0 0,412 102 30,5 4,23 30,0
12 210 2,06 710 74,4 0,412 102 30,6 4,25 30,1
13 300 2,94 658 68,9 0,589 102 40,6 3,94 39,9
14 300 2,94 662 69,3 0,589 102 40,8 3,96 40,1
15 300 2,94 653 68,4 0,589 102 40,3 3,92 39,6
16 300 2,94 676 70,8 0,589 102 41,7 4,05 41,0
17 350 3,43 567 59,4 0,687 102 40,8 3,39 40,1
18 350 3,43 557 58,3 0,687 102 40,1 3,33 39,4
19 350 3,43 578 60,5 0,687 102 41,6 3,46 40,9
20 350 3,43 565 59,1 0,687 102 40,6 3,38 40,0
21 370 3,63 506 53,0 0,726 102 38,5 3,03 37,8
22 370 3,63 507 53,1 0,726 102 38,5 3,03 37,9
23 370 3,63 513 53,7 0,726 102 39,0 3,07 38,4
24 370 3,63 514 53,8 0,726 102 39,1 3,08 38,4
25 400 3,92 425 44,5 0,785 102 34,9 2,54 34,4
26 400 3,92 400 41,9 0,785 102 32,9 2,39 32,3
27 400 3,92 445 46,6 0,785 102 36,6 2,66 36,0
28 400 3,92 418 43,8 0,785 102 34,4 2,50 33,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Tabel 4.6 Hasil perhitungan data kincir angin berporos horisontal tiga sudu dengan bentuk
penampang sudu airfoil pada kecepatan angin 7 m/s
Beban Daya Daya
Gaya Putaran Kecepatan Koef.daya,
torsi, angin, output,
No. pengimbang, F kincir sudut, ω λ Cp
T Pin Pout
(gram) (N) (rpm) (rad/s) (N.m) (watt) (watt) (%)
1 0 0,00 812 85,0 0,000 101 0,0 4,86 0,0
2 0 0,00 809 84,7 0,000 101 0,0 4,84 0,0
3 0 0,00 808 84,6 0,000 101 0,0 4,84 0,0
4 0 0,00 819 85,8 0,000 101 0,0 4,90 0,0
5 100 0,98 781 81,8 0,196 101 16,1 4,67 15,8
6 100 0,98 779 81,6 0,196 101 16,0 4,66 15,7
7 100 0,98 776 81,3 0,196 101 15,9 4,64 15,7
8 100 0,98 779 81,6 0,196 101 16,0 4,66 15,7
9 180 1,77 664 69,5 0,353 101 24,6 3,97 24,2
10 180 1,77 672 70,4 0,353 101 24,9 4,02 24,4
11 180 1,77 675 70,7 0,353 101 25,0 4,04 24,6
12 180 1,77 685 71,7 0,353 101 25,3 4,10 24,9
13 250 2,45 589 61,7 0,491 101 30,3 3,53 29,8
14 250 2,45 535 56,0 0,491 101 27,5 3,20 27,0
15 250 2,45 583 61,1 0,491 101 30,0 3,49 29,5
16 250 2,45 567 59,4 0,491 101 29,1 3,39 28,7
17 300 2,94 445 46,6 0,589 101 27,4 2,66 27,0
18 300 2,94 435 45,6 0,589 101 26,8 2,60 26,4
19 300 2,94 465 48,7 0,589 101 28,7 2,78 28,2
20 300 2,94 477 50,0 0,589 101 29,4 2,85 28,9
21 350 3,43 388 40,6 0,687 101 27,9 2,32 27,4
22 350 3,43 352 36,9 0,687 101 25,3 2,11 24,9
23 350 3,43 369 38,6 0,687 101 26,5 2,21 26,1
24 350 3,43 380 39,8 0,687 101 27,3 2,27 26,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

1000
900
Kecepatan Putar Rotor, n (rpm)

800
700 Sudu
Berpenampang
600
Silindris
500 Sudu
Berpenampang
400 Datar
300 Sudu
Berpenampang
200 Arifoil
100
0
0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00
Torsi, T (Nm)
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara kecepatan putar rotor dengan torsi kincir
angin horisontal tiga sudu

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa semakin cepat poros kincir angin berputar,
maka torsi yang dihasilkan semakin kecil. Pada penelitian ini, kincir angin dengan
bentuk sudu silindris menghasilkan torsi terbesar, yaitu 0,78 Nm pada 418 rpm.

4.4.2 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio
Kincir Angin Berporos Horsontal Tiga Sudu
7

6
Koefisien Daya, Cp (%)

0
0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Tip Speed Ratio, 
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio
kincir angin berporos horisontal demgam bentuk penampang sudu datar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

50
Koefisien Daya, Cp (%)

40

30

20

10

00
0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5
Tip Speed Ratio, 

Gambar 4.3 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio kincir
angin berporos horisontal dengan bentuk penampang sudu silindris

35

30
Koefisien Daya, Cp (%)

25

20

15

10

0
0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5
Tip Speed Ratio, 

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio kincir
angin berporos horisontal dengan bentuk penampang sudu airfoil

Gambar 4.2 sampai dengan gambar 4.4 menunjukkan bahwa koefisien daya
yang dihasilkan oleh kincir angin horisontal tiga sudu akan mencapai keadaan
maksimal pada nilai tip speed ratio tertentu, kemudian akan mengalami penurunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

45

40
Koefisien Daya, Cp (%)

35
Sudu
30
Berpenampang
25 Silindris
Sudu
20 Berpenampang
Datar
15 Sudu
10 Berpenampang
Airfoil
5

0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6
Tip Speed Ratio, 
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio kincir
angin berporos horisontal untuk tiga variasi bentuk penampang sudu

Gambar 4.5 memperlihatkan nilai koefisien maksimal tertinggi dihasilkan


oleh kincir angin horisontal tiga sudu dengan variasi bentuk penampang sudu
sindris, yaitu 41% pada tip speed ratio 4.05.

4.5 Pembahasan
Pengambilan data dapat dinyatakan benar, karena pada Gambar 4.2 sampai
dengan Gambar 4.4 menunjukkan grafik hubungan antara koefisien daya dengan
tip speed ratio menunjukkan adanya kurva berupa trendline parabolik pangkat dua
dengan nilai koefisien daya maksimal berada di atas.
Gambar 4.1 dan Gambar 4.5 memperlihatkan besarnya nilai kecepatan putar
rotor, torsi dan koefisien daya yang dihasilkan masing-masing variasi bentuk sudu.
Hal tersebut membuktikan adanya perbedaan unjukkerja dari masing-masing desain
bentuk penampang sudu (datar, silindris dan airfoil) yang dibuat.
Perbedaan unjuk kerja disebabkan karena sudu dengan bentuk penampang
yang berbeda menghasilkan nilai torsi dan kecepatan putar rotor yang berbeda pula.
Perbedaan tersebut juga berdampak pada daya keluaran dan koefisien daya yang
dihasilkan masing-masing sudu dengan setiap variasi bentuk penampang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Penelitian ini menunjukkan bahwa unjukkerja sudu dengan bentuk


penampang silindris lebih baik jika dibandingkan dengan variasi bentuk penampang
yang lain (datar dan airfoil). Pada gambar 4.1 dan gambar 4.5 nampak bahwa nilai
torsi, kecepatan putar rotor dan koefisien daya maksimal yang dihasilkan sudu
berpenampang silindris paling besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengambilan, pengolahan dan analisis data, maka dapat
disimpulkan :
1. Telah berhasil dibuat model kincir angin horisontal tiga sudu dengan variasi
bentuk penampang sudu datar, silindris dan airfoil.
2. Koefisien daya maksimal untuk variasi bentuk penampang sudu datar, silindris
dan airfoil berturut-turut adalah 6,06 % pada tip speed ratio 1,8; 41 % pada tip
speed ratio 4,05 dan 29,8 % pada tip speed ratio 3,53.
3. Nilai daya mekanis terbesar yang diperoleh pada penelitian ini ditunjukkan
oleh model kincir angin dengan sudu berpenampang silindris, yaitu 41,7 watt.

5.2 Saran
Berikut saran bagi peneliti yang akan melakukan pengujian serupa :
1. Perlu dilakukan pengujian terhadap kincir angin horizontal tiga sudu dengan
bentuk penampang sudu airfoil dengan jenis yang berbeda (selain NACA
2412).
2. Perlu dilakukan penelitian guna mendapatkan bentuk penampang sudu dengan
unjukkerja yang optimal pada kecepatan angin antara 3 – 6 m/s.

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Y. 2007, Kajian Potensi Angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu,
Balai PPTAGG-UPT-LAGG, Yogyakarta
Manwell, J.F., J.G. McGowan, A.L. Roger. 2009, Wind Energy Explained : Theory,
Design and Application, Second Edition, John Wiley, USA
Schubel, Peter J., Richard J. Cossly. 2012, Wind Turbine Balde Design, Faculty of
Engineering, Division of Material. University of Nottingham, University
Park, Nottingham NG7 2RD, United Kingdom
Wijayanto, B.M. 2016, Unjuk Kerja Kincir Angin Propeler Tiga Sudu Berbahan
Komposit dengan Posisi Lebar Maksimal Sudu 10 Sentimeter dari Pusat
Poros, Fakultas Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

Lampiran 2. Gambar hub dan sudu berpenampang datar

Lampiran 1. Gambar hub dan sudu berpenampang silindris

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Gambar hub dan sudu berpenampang airfoil

100

Lampiran 4. Gambar keterangan besar sudut kemiringan


sudu pada variasi sudu berpenampang airfoil

46

Anda mungkin juga menyukai