Anda di halaman 1dari 3

PEREKONOMIAN INDONESIA SELAMA PANDEMI COVID-19

LATAR BELAKANG
Indonesia adalah salah satu negara berkembang, dimana negara Indonesia menganut
sistem ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan adalah suatu situasi perekonomian di mana
berbagai kegiatan ekonomi diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi semua anggota
masyarakat, sementara penyelenggaraan kegiatan-kegiatan ekonomi itupun berada di bawah
pengendalian atau pengawasan anggota-anggota masyarakat. Pada awal tahun 2020, Covid-
19 menjadi masalah kesehatan dunia. Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak
Covid-19. Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada kesehatan masyarakat namun juga
berdampak pada kesejahteraan ekonomi negara hingga ekonomi masyarakat. Covid-19
melumpuhkan perekonomian negara dan masyarakat, terutama bagi sektor industri dan
ekonomi di Indonesia yang menyebabkan berbagai macam dampak bagi keuangan, seperti
menurunnya angka inflasi dan nilai tukar rupiah.
PEMBAHASAN
Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi berkembang utama
dunia yang terbesar di Asia Tenggara dan terbesar di Asia keenam setelah Tiongkok, Jepang,
India, Rusia, dan Korea Selatan. Minyak dan gas alam, tekstil, pakaian, sepatu,
pertambangan, semen, pupuk kimia, kayu lapis, karet, makanan, dan pariwisata menjadi
industri utama bagi Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu ekonomi yang
terindustrialisasi seperti Jepang, Korea Selatan, dan Thailand.
Pada 1 Juli 2020, Bank Dunia memutuskan Indonesia untuk dikelompokkan sebagai
negara berpenghasilan menengah tinggi dengan pendapatan nasional bruto Indonesia pada
tahun 2019 sebesar 4050 Dolar Amerika Serikat, sedikit di atas klasifikasi Bank Dunia bahwa
negara berpendapatan menengah tinggi per-kapitanya berkisar 4.046-12.535 Dolar Amerika
Serikat.
Perekonomian Indonesia di Masa Pandemi Covid-19
Seperti yang kita ketahui bahwa sejak 1 Maret 2020 pandemi covid 19 yang bermula
dari negara China telah mewabah sampai ke Indonesia, yang hingga saat ini membawa
banyak perubahan yang terjadi di dalam masyarakat maupun dalam negara. Munculnya virus
Corona yang terjadi pada akhir 2019 yang berasal dari China membawa pengaruh maupun
isu-isu yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat karena dapat mengganggu segala proses
kegiatan yang biasanya dilakukan sebagai aktivitas yang biasanya dilakukan sehari-hari
tentunya hal ini berdampak dalam berbagai bidang khususnya ekonomi, kesehatan dan
pendidikan.
Berbagai upaya penanggulangan dilakukan pemerintah untuk meminimalisir dampak
dari pandemi Covid 19 di beebagai sektor. Hampir seluruh sektor terdampak, tak hanya
kesehatan. Sektor ekonomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi ini, pembatasan
aktivitas masyarakat berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada
perekonomian.
Kemunculan virus Corona ini menjadi pukulan berat bagi perekonomian Indonesia.
Seluruh sektor usaha termasuk UMKM pun ikut terkena imbas.
Covid-19 juga berdampak pada kinerja ekspor impor, angka kemiskinan, inflasi, nilai
tukar rupiah hingga kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ujungnya, pertumbuhan
ekonomi Indonesia dipaksa masuk ke jurang resesi akibat tumbuh minus.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di
sepanjang 2020 terkontraksi minus 2,07 persen. Ini menandakan Indonesia masih terjebak
dalam jurang resesi akibat pertumbuhan ekonomi negatif selama tiga kuartal beruntun.
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mengumumkan angka inflasi pada Desember 2020
mencapai 0,45 persen. Dengan begitu, angka inflasi sepanjang 2020 di angka 1,68 persen.
Melihat angka inflasi setiap tahunnya dimulai dari 2014 yaitu sebesar 8,36 persen,
kemudian menurun menjadi 3,35 persen pada 2015, kemudian pada 2016 sebesar 3,02 persen,
dan 2017 sebesar 3,61 persen. Selanjutnya pada 2018 tingkat inflasi mencapai 3,13 persen
dan 2019 inflasi tercatat sebesar 2,72 persen. Angka tersebut merupakan terendah sepanjang
BPS mengumumkan data inflasi.
Pandemi juga memberikan dampak pada nilai tukar rupiah. Bank Indonesia mencatat,
selama tahun 2020 secara rata-rata nilai tukar Rupiah melemah 2,66 persen ke level Rp
14.525 per dolar Amerika Serikat. Sebab pada pada tahun 2019 nilai tukar Rupiah berada di
level Rp 14.139 per dolar Amerika Serikat.
Pengamat kebijakan publik dan pelaku bisnis, Saiful menyebut ada tiga dampak
besar pandemi Covid ini bagi perekonomian nasional.
Dampak yang pertama menurutnya adalah melemahnya konsumsi rumah tangga atau
melemahnya daya beli.
Dampak kedua dikatakannya adalah bahwa pandemi Covid-19 ini menimbulkan
adanya ketidakpastian, kapan akan berakhir. Sehingga di bidang investasi juga ikut melemah
dan berimplikasi terhadap berhentinya sebuah usaha.
Dampak yang ketiga yakni pelemahan ekonomi sehingga menyebabkan harga
komoditas turun. Akibatnya dampak tersebut, Pemerintah telah melakukan tindakan cepat,
program vaksinasi, ada program pemulihan ekonomi nasional, BLT, bantuan modal usaha
UKM/UMKM.
Dampak yang cukup besar terjadi pada sektor perdagangan karena yang kita tahu
bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut menteri koordinator bidang
perekonomian, Airlangga Hartarto Menyebutkan bahwa hal ini dapat dipengaruhi oleh
pertumbuhan ekonomi China Karena Indonesia merupakan kontributor terbesar dalam
mengekspor minyak kelapa sawit ke China akibat adanya virus Corona ini mengakibatkan
penurunan ekspor minyak kelapa sawit, jika dalam melakukan impor Indonesia merupakan
negara penerima impor bawang putih dari China yang ikut merasakan penurunan drastis pada
angka impor bahan pangan lainnya seperti buah-buahan.karena China merupakan salah satu
Mitra dagang Utama Indonesia dan negara asal impor dan tujuan ekspor nonmigas terbesar di
Indonesia akibat adanya wabah virus Corona membuat perekonomian menjadi terganggu
khususnya bagi negara-negara yang menjalin Mitra dagang dengan China salah satunya
Indonesia.
Upaya Pemerintah Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerangkan
langkah-langkah yang ditempuh pemerintah. Ia bilang, dalam setiap langkah yang pemerintah
ambil tersebut selalu mempertimbangkan aspek kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan.
Langkah pertama, program exit strategy yaitu pembukaan ekonomi secara bertahap
menuju tatanan kenormalan baru. Kedua, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Ketiga, reset dan transformasi ekonomi.
Tetapi, Indonesia memiliki resiliensi lebih kuat dari negara lain. Tiga negara yang
masih relatif positif secara ekonomi adalah China, India, dan Indonesia. Selain itu, ekonomi
Indonesia di tahun 2020 diprediksi masih di jalur positif, yaitu menurut proyeksi IMF akan
tumbuh 0,5% dan menurut World Bank diperkirakan tidak tumbuh (0%).
KESIMPULAN
Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi utama berkembang di
dunia terbesar di Asia Tenggara yang terkena dampak dari wabah pandemi Covid 19. Selain
berdampak pada kesehatan pandemi juga memberikan dampak yang cukup besar bagi
pertumbuhan perekonomian di Indonesia, yang mana hal ini menyebabkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia dipaksa masuk ke jurang resesi akibat tumbuh minus, menurunnya angka
inflasi yang menjadikan angka inflasi pada tahun 2020 sebagai yang terendah sepanjang
Badan Pusat Statistik mengumumkan data inflasi, dan melemahnya nilai tukar rupiah. Untuk
mengatasi dampak dari pandemi terhadap perekonomian maka pemerintah langkah-langkah
yang akan ditempuh, yakni program exit strategy, program pemulihan ekonomi nasional,
reset dan transformasi ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai