Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak
Menular (PTM). Jumlah tersebut merupakan 63% dari seluruh kematian di dunia.
Secara global PTM penyebab kematian nomor satu adalah penyakit
kardiovaskuler terutama penyakit jantung koroner (PJK). Prevalensi penyakit
jantung koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar
883.447 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5% atau
diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Estimasi jumlah penderita penyakit jantung
koroner terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 375.127 orang
(1,3%), sedangkan jumlah penderita paling sedikit ditemukan di Provinsi Papua
Barat, yaitu sebanyak 6.690 orang (1,2%) (Kemenkes RI, 2014).
Aterosklerosis
merupakan kontributor utama terhadap patogenesis
terjadinya penyakit jantung koroner yang menjadi penyebab utama kematian.
Hiperkolesterolemia adalah salah satu faktor risiko utama yang menyebabkan
progesivitas aterosklerosis (Mayasari, 2014).

Hiperkolesterolemia merupakan gangguan metabolisme kolesterol yang


disebabkan oleh kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal.
Ketidaknormalan metabolisme kolesterol tersebut ditandai salah satunya dengan
peningkatan kolesterol Low Density Lipoprotein atau LDL (≥160 mg/dl).
Perubahan kolesterol LDLpun berperan dalam patogenesis penyakit jantung
koroner (PJK) dan menjadi faktor kunci dalam penanganan penyakit jantung
koroner (PJK) (Orviyanti, 2012).
Berbagai cara dilakukan untuk menurunkan kadar LDL dan meningkatkan
kadar HDL antara lain dengan obat, baik obat sintetik maupun dengan pengobatan
tradisional. Salah satu obat yang dapat menurunkan kadar LDL dan meningkatkan
kadar HDL dalam darah adalah statin. Statin merupakan golongan obat yang
digunakan dalam menurunkan kadar lipid. Statin bekerja dengan cara
menghambat sintesis kolesterol dan peningkatan jumlah reseptor LDL pada
membran sel hati (Aaronson & Jeremy, 2010).
Statin mempunyai efek samping yang serius seperti miopati dan
hepatotoksik. Oleh karena itu, pengembangan pengobatan baru diperlukan untuk
menurunkan kadar lipid (Kim et al., 2014). Masyarakat sekarang cenderung
memanfaatkan pengobatan tradisional atas kesadaran untuk kembali ke alam
sebagai bagian dari penerapan pola hidup alami serta menghindari efek samping
yang ada. Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuhan obat untuk
pengobatan tradisional (Rukmanasari, 2010). Sebagai mahluk ciptaan Allah
Subhanahu wa ta’ala yang dikaruniai akal dan pikiran, manusia memanfaatkannya
dengan menggali ilmu pengetahuan karena sesungguhnya Allah menciptakan
tanaman-tanaman yang memiliki manfaat bermacam-macam. Seperti dalam
firman Allah:

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman zaitun,
korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan (Al-Qur’an : An-Nahl ayat 11) (Hidayatulloh, 2013).
Salah satu tanaman yang digunakan untuk pengobatan tradisional adalah
pengunaan kulit batang salam. Berdasarkan penelitian yang sudah ada, daun salam
dapat menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida darah dan
meningkatkan kolesterol HDL. Beberapa kandungan pada daun salam seperti
flavonoid, kuersetin dan vitamin B3 (niasin) dapat berefek pada kadar kolesterol
total, kolesterol LDL, HDL dan trigliserida darah (Ekananda, 2015).
Penelitian oleh Pranasista Lajuck (2012) menemukan bahwa ekstrak daun
salam (Syzygium polyanthum (Wight)Walp) lebih efektif menurunkan kadar
kolesterol total dan LDL dibandingkan Statin pada penderita dislipidemia.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun salam dapat
digunakan sebagai obat alternatif dalam menurunkan kolesterol (Lajuck, 2012).
Penelitian juga dilakukan oleh Luh Tut Martina Utami Pidrayanti (2008)
sebelumnya meneliti mengenai pengaruh pemberian ekstrak daun salam (Eugenia
polyantha) terhadap kadar LDL kolesterol serum tikus jantan galur wistar
hyperlipidemia. Pemberian ekstrak Eugenia polyantha selama 15 hari dapat
menurunkan kadar LDL kolesterol tikus hiperlipidemia secara bermakna, dengan
dosis 0,72gram/ hari sebagai dosis yang menurunkan kadar LDL kolesterol serum
lebih tinggi dibanding dengan dosis lainnya (Pidrayanti, 2008).
Sejauh ini belum banyak dilakukan penelitian uji efek kadar LDL dan
HDL darah dengan memanfaatkan kulit batang salam (Syzygium polyanthum
(Wight) Walp). Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan
penelitian menggunakan ekstrak dari kulit tanaman daun salam dengan judul
“Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Salam (Syzygium polyanthum
(Wight) Walp) terhadap Kadar LDL dan HDL pada Tikus Putih (Rattus
Norvegicus) Galur Wistar Model Hiperkolesterolemia”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat rumusan
masalah yaitu:
1. Apakah ekstrak etanol 70% kulit batang salam (Syzygium polyanthum
(Wight) Walp) mampu menurunkan kadar LDL pada Tikus Putih
(Rattus Norvegicus) Galur Wistar Model Hiperkolesterolemia?
2. Apakah ekstrak etanol 70% kulit batang salam (Syzygium polyanthum
(Wight) Walp) mampu meningkatkan kadar HDL pada Tikus Putih
(Rattus Norvegicus) Galur Wistar Model Hiperkolesterolemia?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui efek ekstrak etanol 70% kulit batang salam (Syzygium
polyanthum (Wight) Walp) terhadap penurunan kadar LDL pada Tikus
Putih (Rattus Norvegicus) Galur Wistar Model Hiperkolesterolemia.
b. Mengetahui efek ekstrak etanol 70% kulit batang salam (Syzygium
polyanthum (Wight) Walp) terhadap peningkatan kadar HDL pada Tikus
Putih (Rattus Norvegicus) Galur Wistar Model Hiperkolesterolemia.

2. Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis efektif efek ekstrak
etanol 70% kulit batang salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp)
terhadap kadar LDL dan HDL pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur
Wistar Model Hiperkolesterolemia.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberi informasi ilmiah mengenai:
a. Diketahuinya efek ekstrak etanol 70% kulit batang salam (Syzygium
polyanthum (Wight) Walp) terhadap penurunan kadar LDL pada Tikus
Putih (Rattus Norvegicus) Galur Wistar Model Hiperkolesterolemia.
b. Diketahuinya efek ekstrak etanol 70% kulit batang salam (Syzygium
polyanthum (Wight) Walp) terhadap peningkatan kadar HDL pada
Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur Wistar Model
Hiperkolesterolemia.

Anda mungkin juga menyukai