Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM BATUAN BEKU

NAMA:M.FADHIL RAMADHAN
NIM:12011316194

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada
bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati
langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas.
Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang
berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam
proses terbentuknya.
Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku
sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja
kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang
mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara
sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.
B.  Rumusan Masalah
Bagaimana Karakteristik Batu Basal dan Gabro
C. Tujuan Penulisan
Mendeskripsikan Karakteristik Batuan Basal dan Gabro
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Batuan Beku


Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang
terbentuk  dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari
magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan
beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral
penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan
magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar.
Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering
dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga
mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering
dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
B. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Tempat Terjadinya
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan
bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan
batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan
sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan
bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.
Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku,
pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan
penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai
berikut :
a. Batuan Beku Dalam ( Beku Intrusif )
Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat
lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal
yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh
batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada
kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di
sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di
sekelilingnya. Batuan beku intrusif selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi batuan
beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi permukaan. berdasarkan
kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh
batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya
disebut diskordan. yaitu:
Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar
dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang
diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah
tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini
mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit
mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian
geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit
antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam
rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya,
batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang
diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara
perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan
fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-
blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga
mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut
dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur
magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah
membeku dinamakan Xenolith.  
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih
kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan
penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai
lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang
diterobosnya.
Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di
sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan
menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya
disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit. 
C. Struktur Batuan Beku
Struktur Batuan Beku adalah pembagian batuan beku berdasarkan bentuk
batuan beku dan proses kejadiannya, yang terbagi menjadi:
a. Struktur Bantal (pillow structure)
Struktur Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu
yang dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran antara 30 –
60 cm dan biasanya jarak antar bantal berdekatan dan terisi oleh bahan-bahan
dari sedimen klastik, terbentuk di dalam air dan umumnya terbentuk di laut
dalam.
b. Struktur Vesikular
Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-
rongga yang berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya
rongga-rongga terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung
di dalam lava setelah mengalami penurunan tekanan.
c. Struktur Aliran
Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang
dalam       keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu
terjadi perubahan komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi.
Struktur aliran dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang
sejajar, perbedaan warna dan teksturnya.
d. Struktur Kekar
Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam
semua jenis batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang
disebabkan oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah batuan
mengalami pembekuan.
D. Karakteristik Batuan Basal dan Gapro
1. Batuan beku basaltoid adalah batuan beku vulkanik, yang berasal dari hasil
pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan
bumi.
2. Secara petrografi, basalt alkali mengandung fenokris olivin, titanium-augit,
plagioklas dan oksida besi, serta nephelin. Sedang basalt tholeitik mengandung
plagioklas-Ca, augit subkalsik, pigeonit (piroksin miskin Ca), gelas antar kristal
(interstitial glass) dan struktur saling tumbuh kuarsa-feldspar. Basalt tholeitik
adalah tipe basalt yang lewat jenuh (oversaturated) dengan silika, sedang basalt
alkali bersifat underaturated dengan silika yang ditunjukkan dengan kehadiran
nepheline.
3. Basalt alkali khas dijumpai di daerah kerak benua yang terangkat berbentuk
kubah (updomed continental crust) dan kerak benua yang mengalami rifting
(rifted continental crust), dan pulau-pulau oseanik seperti Hawai.Basalt tholeitik
khas dijumpai di lantai samudera, atau sebagai lava ekstrusi yang sangat besar
sehingga membentuk plateau di kerak benua, contohnya Deccan Trap di India.
4. Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan
bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
5. Gabroid adalah batuan beku dalam, umumnya berwarna hitam,mineralnya
berbutir kasar hingga sedang, berat jenisnya 2,9 - 3,21.Komposisi dan persentase
mineral pembentuknya adalah : Plagioklas ( labradorit atau bitownit) 70 – 45 %,
mineral mafis 25 – 50 %.
6. Proses Terbentuk : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung.
Termasuk batuan dalam  Massa Jenis :2,9 – 3,21 gram/cm3
7. Warna : Gelap / Kehitaman  Sifat Batuan : Mafik  Struktur : Masif  Derajat
Kristalisasi : Holokristalin  Tekstur : Fenerik  Kandungan Silika : 45% - 52 %
 Mineral Utama : Plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar
8. Gabro tahapan eksplorasinya pun tanpa pengeboran,data yang di perlukan yaitu
peta topografi dan pembuatan sumur uji untuk mengetahui ketebalan OB, maka
sisitim yang digunakan yauti tambang terbuka dengan metode Quarry
mine.Gabro pun perlu dipoles sebelum digunakan.
9. Gabro digunakan untuk lantai dan ornament dinding,spesifiknya gabro digunakan
untuk benda-benda yang memiliki nilai estetika. varietas Ocellar dari gabro dapat
digunakan sebagai batu hias menghadapi, paving batu dan juga dikenal dengan
nama dagang dari 'granit hitam', yang merupakan jenis batu nisan kuburan
populer digunakan dalam upacara penguburan. Hal ini juga digunakan di dapur
dan countertops mereka, juga berada di bawah nama yg salah dari 'granit hitam‘.

DAFTAR PUSTAKA

1.       Non personal, (2012), (Online),http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Batuan_beku,


diakses  15 september 2012.
2.       Non personal, (2012), (Online), http://www .crayonpedia.org/mw/Jenis-
jenis_batuan_7. 1, diakses 15 september 2012.
3.       Magetsari Noer Aziz, at al.(2006), “GL-211 GEOLOGI FISIK”.  Bandung : ITB.

Anda mungkin juga menyukai