Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Guru Profesional dalam Pembelajaran Inovatif

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Masbur, S.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh :

Tengku Febri Irwansyah ( 200213025 )

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH

2021
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang sangat komplek dalam menjadikan
suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi menjadi lebih efektif, efisien dan kondusif. Proses
ini melibatkan berbagai unsur dalam satu lingkungan belajar, baik guru, siswa, media, dan
unsur lain yang menunjang terjadinya interaksi belajar. Pembelajaran yang terjadi selama
ini diartikan sebagai pembelajaran konvensional yang hanya memfokuskan pada komunikasi
verbalistik, sentralisasi guru, pembelajaran yang otoriter, gurulah yang berhak menentukan
apa yang akan dipelajari oleh siswa dan faham-faham yang tidak memberikan ruang
kreatifitas baik bagi siswa dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
Hal ini menjadi suatu dasar suatu jurang pemisah antara guru dan siswa dalam pembelajaran.
Sikap, paham, atau kebiasaan yang terjadi seperti disebutkan menjadikan suasana belajar
tidak menyenangkan. Menyikapi hal itu, penulis dalam makalah ini, mencoba untuk
mengangkat beberapa model pembelajaran yang bisa dijadikan rujukan oleh guru dalam
menerapkan model dan strategi pembelajaran yang bersifat inovatif dan berorientasi pada
prinsip-prinsip konstruktifis yang saat ini sangat dianjurkan bagi setiap guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Pembelajaran inovatif ini dilengkapi dengan model-
model yang sangat variatif dengan sintaks atau langkah-langkahnya. Di antaranya model
pembelajaran lansung, kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, inkuiri, atau belajar
melalui penemuan. Demikianlah maakalah ini dibuat dengan harapan dapat menjadi salah
satu referensi bagi setiap pembaca dalam mengembangkan kemampuannya dalam
mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran
yang inovatif.

B.     Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.         Apa hakekat dari proses pembelajaran?
2.         Apa pengertian pembelajaran inovatif?
3.         Apa tujuan dan manfaat dari pembelajaran inovatif bagi siswa dan guru?
4.         Bagaimanakah contoh-contoh model pembelajaran inovatif yang cocok untuk anak SD?

C.    Tujuan
Beberapa hal yang menjadi tujuan dari penulis dalam menyusun makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.          Bagi penulis:
a.         Menjadikan model pembelajaran inovatif sebagai rujukan pertama dalam mengembangkan
model pembelajaran.
b.        Meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mengaplikasikan model pembelajaran
inovatif dalam meningkatkan ketrampilan mengajar sebagai calon guru yang profesional.
c.         Meningkatkan keterampilan menulis.

2.          Bagi Pembaca


a.       Memberikan informasi penting tentang hakikat pembelajaran
b.      Menuangkan pengetahuan tentang pembelajaran inovatif, manfaat, contoh-contoh dan
penerapannya, serta kesesuaiannya dengan Kompetensi Dasar yang ada di dalam kurikulum
Sekolah Dasar.

D.    Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tulisan ini adalah sebagai berikut:
1.         Bagi penulis diharapkan pada akhirnya dapat menjadi guru yang profesional dengan
kemampuan mengajar yang selalu inovatif dengan mengacu pada prinsip-prinsip
pengembangan model pembelajaran yang inovatif dan mampu menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan bagi tercapainya tujuan pembelajaran.
2.         Bagi pembaca, agar bisa menerapkan model-model pembelajaran inovatif dengan baik dan
benar sesuai dengan motivasi yang positif.
BAB II
ISI

1.        Hakikat Proses Pembelajaran


Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran mempunyai dua komponen yang terlibat yaitu belajar dan mengajar.
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan terjadinya perubahan pada seseorang.
Perubahan tersebut dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan dan kemampuan serta perubahan aspek lain yang terjadi pada
individu yang sedang belajar (Sujana, 1988). Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah
laku dari pembelajar baik aktual maupun potensial. Perubahan tersebut tidak hanya
perubahan yang nampak saat selesainya suatu proses pembelajaran tapi juga potensi yang
muncul setelah waktu yang lama yang merupakan hasil jangka panjang dari suatu proses
pembelajaran.

B. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan suatu pemaknaan terhadap proses pembelajaran yang
bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori pembelajaran modern yang
berlandaskan pada inovasi pembelajaran.
Definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh
guru (konvensional). Perbedaan ini mengarah pada proses dan hasil yang lebih baik dari
sebelumya. Proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan cenderung mengarah pada
penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat abstrak. Pembelajaran semacam ini akan
membuat anak kurang tertarik dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang
berakibat pada rendahnya hasil pembelajaran serta ketidak bermaknaan pengetahuan yang
diperoleh oleh siswa. Di samping itu, pengetahuan yang dipelajari siswa seolah-olah terpisah
dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh siswa.
Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada siswa.
Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisiskan untuk siswa agar belajar. Dalam
pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman kontek siswa menjadi bagian yang
sangat penting, karena dari seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara
guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi siswa
dan subyek pendidikan menjadi titk acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran.
Dengan mengacu pada pembelajaran aktif dan inovatif.
Adapun model-model pembelajaran inovatif yang diangkat oleh penulis dalam makalah
ini diantaranya: model Pembelajaran Langsung, pembelajaran Diskusi Kelas, model-model
pembelajaran Kooperatif, dan beberapa contoh model dan langkah-langkah pembelajaran
Inovatif.

C. Model-model Pembelajaran Inovatif


1.        Model pembelajaran langsung
Ruang lingkup pengajaran langsung
a.       Istilah dan pengertian
Model pengejaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Arends, 1997). Istilah lain model
pengajaran langsung dalam Arends (2001, 264) antara lain training model, active teaching
model, mastery teaching, explicit instruction.
Ciri-ciri model pengajaran langsung (dalam Kasdi & Nur, 2000: 3) adalah sebagai berikut:
1)   Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian
belajar.
2)   Sintaks atau pola keseluruhan dan luar kegiatan pembelajaran; dan
3)   Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar, model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan baik.
b.      Tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa
Para pakar teori belajar pada umumnya membedakan dua macam pengetahuan, yakni
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif (dapat
diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan
prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Sebagai contoh pengetahuan
deklaratif yaitu: tekanan adalah hasil bagi antara gaya dan luas bidang benda yang dikenai
gaya(p=F/A). Pengetahuan prosedural yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif di atas
adalah cara memperoleh rumus / persamaan tekanan tersebut.
Menghafal hukum atau rumus tertentu dalam bidang studi fisika , kimia, matematika
merupakan contoh pengetahuan deklaratif sederhana atau informasi faktual. Pengetahuan
yang lebih tinggi tingkatannya memerlukan penggunaan pengetahuan dengan cara tertentu,
misalnya membandingkan dua rancangan penelitian, menilai hasil karya seni dan lain-lain.
Seringkali penggunaan pengetahuan prosedural memerlukan penguasaan pengetahuan
prasyarat yang berupa pengetahuan deklaratif. Para guru selalu menghendaki agar siswa-
siswa memperoleh kedua macam pengetahuan tersebut, supaya mereka dapat melakukan
suatu kegiatan dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil.
c.       Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Guru mengawali
pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta
mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.
Pengajaran langsung, menurut Kasdi (1997: 3) dapat berbentuk ceramah, demonstrasi,
pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siwa.
Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien
mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan.
Model pembelajaran ini cocok diterapkan pada aspek Berbicara, kelas VI
semester 2
Standar Kompetensi : mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi
dengan berpidato, melaporkan isi buku dan baca puisi.
Kompetensi Dasar : membacakan Puisi karya sendiri dengan ekspresi
yang tepat
Sintaks Model pengajaran langsung tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti pada
tabel berikut:
Fase Peran Guru
Fase 1 Guru menjelaskan TPK, informasi latar
Menyampaikan tujuan dan belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2 Guru mendemonstrasikan ketrampilan
Mendemonstrasi dengan benar, atau menyajikan informasi
pengetahuan dan tahap demi tahap.
ketrampilan
Fase 3 Guru merencanakan dan memberikan
Membimbing pelatihan pelatihan awal.
Fase 4 Mencek apakah siswa telah berhasil
Mengecek pemahaman dan melakukan tugas dengan baik, memberi
memberikan umpan balik umpan balik.
Fase 5 Guru mempersiapkan kesempatan
Memberikan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan
untk pelatihan lanjutan dan perhatian khusus pada penerapan kepada
penerapan situasi lebih kompleks dalam kehidupan
sehari-hari.

2.        Model pembelajaran Diskusi Kelas


1.         Pengertian
Diskusi merupakan komunikasi-sesorang berbicara satu dengan yang lain, saling berbagi
gagasan dan pendapat. Kamus bahasa mendefinisikan diskusi hampir identik dengan
diskursus yaitu melibatkan saling tukar pendapat secara lisan, teratur, dan untuk
mengekspresikan pikiran tentang pokok pembicaraan tertentu (Arends, 1997).
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli, pemanfaat diskusi oleh guru mempunyai arti
untuk memahami pikiran siswa dan memproses gagasan dan informasi yang diajarkan
melalui komunikasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung baik antara siswa maupun
komunikasi guru dengan siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial yang dapat
membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka. Contoh model pembelajaran diskusi
kelas adalah:

Berpikir – Berpasangan – Berbagi (Think-Pair-Share).


Langkah-langkah penyelenggaraan model diskusi Think-Pair-Share
Tahap Kegiatan Guru
Tahap 1 menyampaikan tujuan dan mengatur siswa 1)        Menyampaikan
pendahuluan, (a)
motivasi, (b)
Tahap 2 mengarahkan diskusi menyampaikan
Tahap 3 menyelenggarakan diskusi. tujuan dasar diskusi,
(c) apersepsi;
1)        Menjelaskan tujuan
diskusi
Tahap 4 mengakhiri diskusi
1)        mengajukan
pertanyaan
awal/permasalahan;
2)        modeling 
1)       
membimbing/mengar
ahkan siswa dalam
mengerjakanLKS
secara
mandiri (think)
Tahap 5 melakukan Tanya jawab singkat tentang proses
2)       
diskusi
membimbing/mengar
ahkan siswa dalam
berpasangan(pair);
3)       
membimbing/mengar
ahkan siswa dalam
berbagi(share)
4)        menerapkan waktu
tunggu;
5)        membimbing
kegiatan siswa,
1)        menutup diskusi.
2)        Membantu siswa
membuat rangkuman
diskusi dengan
Tanya-jawab singkat
Sumber: Tjokrodihardjo, (2003)

3.        Pembelajaran Kooperatif


Pakar-pakar yang memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan model
pembelajaran kooperatif adalah John Dewey dan Herbert Thelan. Menurut Dewey kelas
seharusnya merupakan cerminan masyarakat yang lebih besar. Thelan telah mengembangkan
prosedur yang tepat untuk membantu para siswa bekerja secara berkelompok. Tokoh lain
adalah ahli sosiologi Gordon Alport yang mengingatkan kerja sama dan bekerja dalam
kelompok akan memberikan hasil lebih baik. Shlomo Sharan mengilhami peminat model
pembelajaran kooperatif untuk membuat seting kelas dan proses pengajaran yang memenuhi
tiga kondisi yaitu (a) adanya kontak langsung, (b) sama-sama berperan serta dalam kerja
kelompok dan (c) adanya persetujuan antar anggota dalam kelompok tentang setting
kooperatif tersebut.
Hal penting dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa dapat belajar cara
bekerja sama dengan teman. Teman yang lebih mampu dapat menolong teman yang lemah.
Dan setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa
juga mendapat kesempatan untuk bersosialisasi.
Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif seperti tipe STAD (Student
Teams Achievement Division), tipe jigsaw dan investigasi kelompok  dan pendekatan
struktural. Keempat tipe tersebut mempunyai perbandingan seperti pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif


Investiga Pendek
Tipe Tipe si atan
Aspek
STAD Jigsaw Kelompo Struktur
k al
Informa Informa Informas Informa
si si i si
Tujuan kognitif akademi akademi akademi akadem
k k k tingkat ik
sederha sederha tinggi sederha
na na dan na
keteramp
ilan
inkuiri
Tujuan sosial Kerja Kerja Kerjasa Ketera
kelomp kelomp ma mpilan
ok dan ok dan dalam kelomp
kerja kerja kelompo okan
sama sama k keteram
komplek pilan
s sosial
Struktur tim Kelomp Kelomp Kelompo Bervari
ok ok k belajar asi,
heteroge belajar dengan berdua,
n heteroge 5-6 bertiga,
dengan n anggota kelomp
4-5 dengan heteroge ok
orang 5-6 n dengan
anggota orang 4-6
anggota anggota
menggu .
nakan
pola
kelomp
ok
”asal”
4.        Contoh-contoh model pembelajaran Inovatif dan langkah-langkah penerapannya.
Berikut beberapa contoh model pembelajaran Inovatif yang bisa dijadikan rujukan dalam
memilih dan menerapkan model pembelajaran di kelas dalam mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia khususnya di kelas Lanjut:
a.         Role Playing
b.        Group Investigation (Sharan, 1992)
c.         Talking Stick
d.        Bertukar Pasangan
e.         Snowball Throwing
f.          Facilitator And Explaining
g.         Course Review Horay
h.        Demonstration
i.           Explicit Intruction/Pengajaran Langsung (Rosenshina & Stevens, 1986)
j.       Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)/Kooperatif Terpadu
Membaca Dan Menulis (Steven & Slavin, 1995)
k.        K. Inside-Outside-Circle/Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar (Spencer Kagan)
l.           Tebak Kata
m.       Word Square

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Hakekat suatu proses pembelajaran yang telah diuraikan dalam makalah ini, merupakan
suatu paradigma baru yang sangat perlu bagi kita khususnya sebagai guru dan calon guru
untuk mengembangkan model pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran
Inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan suatu konsep pembelajaran yang sangat
menekankan pada pentingnya partisipasi aktif dari siswa dalam mempelajari suatu
kompetensi yang hendak mereka kuasai, guru bertindak sebagai fasilitator yang juga berperan
penting dalam merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bisa mengangkat dan
mengembangkan kreatifitas siswa. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam
mengembangkan model pembelajaran inovatif adalah mengacu pada teori konstruktifisme
yang dibangun dari anak dalam belajar dan berinteraksi dengan lingkungan belajarnya.
B.       Saran
Penulis mengharapkan agar setiap pembaca juga mampu menerapkannya dalam
pelaksanaan proses pembelajaran langsung di kelas, karena model pembelajaran inovatif
merupakan model yang sangat dianjurkan oleh banyak kalangan karena dapat meningkatkan
pola konstruktif berbagai aspek perkembangan anak, baik kognitif, afektif, maupun
psikomotor yang seimbang. Dengan berbagai kekurangan yang penulis miliki, penulis juga
menghimbau kepada pembaca agar juga tetap berusaha mencari referensi lain baik dari
makalah lain, buku, maupun dari internet tentang materi atau hal yang berkaitan dengan
model pembelajaran yang baik bagi pembelajaran. Dengan rendah hati, penulis juga selalu
mengharapkan kritik dan saran yang menunjang kesempurnaan makalah ini dari setiap
pembaca, atas partisipasinya, penulis mengucapkan limpah terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Arend, Richardl. 1997. Classroom Instruksional Management. New York: The Mc Graw-Hill
Company.
Ismail. 2003. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama.
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Kasdi,S. Dan Nur, M. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasikan Konstruktivistik. Jakarta:


Prestasi Pustaka Publisher.

Anda mungkin juga menyukai