Anda di halaman 1dari 21

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN BEDAH

Nama Mahasiswa : Fidella Ucca Fairuz


NIM : 202311101119
Sumber Pengkajian : Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan

I. Identitas pasien
a. Nama : Ny. J
b. Umur : 45 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status : Kawin
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Tidak bekerja
g. Alamat :-
h. RM : xxxxxx
i. Diagnosa Medis : Post Apendiktomi
j. Tanggal MRS :- Jam :-
k. Tanggal Pengkajian : 23 April 2021 Jam : 08.00 WIB

II. Riwayat Kesehatan


a. Keluhan utama:
Nyeri pada perut bagian bawah
b. Riwayat kesehatan sekarang:
Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah dengan skala nyeri 5 dan napsu
makan menurun hanya menghabiskan ½ porsi makanan
c. Riwayat kesehatan dahulu:

Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu


d. Pengkajian fisik head to toe (Data Fokus):
- S : 36,6˚c
- N : 80x/menit
- RR : 20x/menit
- pemeriksaan abdomen bising usus 8x/menit
- terdapat nyeri tekan
e. Pemeriksaan penunjang:
Ultrasobography (USG) appendiks >20 cm

III. Catatan Perawatan dan Perkembangan Klien (Here and Now)


S (Subjektif)
Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
O (Objektif)
- Klien tampak ekpresi wajah menahan nyeri
- Klien tampak lemas
A (Analisa/ Analisa Keperawatan yang ditegakkan berdasarkan DS dan DO)
(D.0077) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan klien mengeluhkan nyeri pada perut bagian
bawah
P (Perencanaan)
Diagnosa Keperawatan (SDKI) SLKI SIKI
(D.0077) Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen nyeri (1.08238)
manajemen nyeri selama 1x24 jam maka tingkat Observasi
nyeri menurun dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kuantitas, dan
intensitas nyeri
1.Keluahan nyeri menurun dari skala 5 ke 2. Identifikasi skala nyeri
1 3. Identifikasi nyeri non verbal
2. Meringis menurun Terapeutik
3. Sikap protektif menurun 4. Berikan teknik nonfarmakologi
4. Gelisah menurun untuk mengurangi nyeri terapi
5. Kesulitan tidur menurun relaksasi napas dalam
5. Fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi
6. Jelaskan strategi untuk meredakan
nyeri
7. Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
I (Implementasi)
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kuantitas, dan intensitas
nyeri
Hasil : Nyeri pada perut bagian bawah
2. Mengidentifikasi skala nyeri
Hasil : Skala nyeri berkurang dari 5 ke 3
3. Mengidentifikasi nyeri non verbal
Hasil : Nyeri berkurang
Terapeutik
4. Memberikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri terapi relaksasi
napas dalam
Hasil : Memberikan terapi relaksai napas dalam
5. Memfasilitasi istirahat dan tidur
Hasil : Memfasilitasi istirahat dan tidur pada Ny. W 6-7 jam
Edukasi
6. Menjelaskan strategi untuk meredakan nyeri
Hasil : memberikan edukasi tentang mengatasi nyeri
Kolaborasi
7. Melakukan kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Hasil : pemberian analgetik ketorolac 3x20mg melalui IV

E (Evaluasi)
S:
- Klien mengatakan masih terasa nyeri
O:
- Klien tampak meringis
- Skala nyeri : 3
- S : 36,6˚c
- N : 80x/menit
- RR : 20x/menit
A:
- Nyeri akut teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi mengenai identifikasi skala nyeri, ajarkan terapi relaksasi
napas dalam, kolaborasi pemberian analgetik
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator Diagnostik.
Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. 2018a. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

PPNI. 2018b. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan


Keperawatan. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Septianita, D., M. Ridwan, dan A. Isoworo. 2020. Studi kasus: asuhan keperawatan pada
pasien dengan post apendiktomi. Jurnal Kesehatan, Kebidanan, Dan Keperawatan.
13:143–151.

Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR


02/MARET/2020
142
VIVA MEDIKA
Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan
http://ejournal.uhb.ac.id/index.php/VM/issue/archive

STUDI KASUS: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST


APENDEKTOMI

Dian Septianita ¹⁾ Moh.Ridwan.²⁾ Adi Isoworo³⁾


1,2,3)
Poltekkes Kemenkes Semarang
dianseptianita1998@gmail.com

Abstrak:
Latar Belakang ; Appendicitis merupakan suatu keluhan nyeri perut yang di rasakan pada perut
bagian kanan bawah yang menetap. Apendisitis merupakan penyakit yang membutuhkan proses
pembedahan. Appendisitis dapat terjadi pada laki-lakii maupun perempuan. Riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, ultrasonography (USG) dan pemeriksaan laboratorium menjadi factor penunjang
untuk menegakkan diagnosis appendicitis. Pemeriksaan penunjang yang menjadi bagian dalam
penegakkan diagnosis appendicitis yaitu meningkatnya leukosit dan suhu tubuh. Tujuan: penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan post appendektomi. Metode:
penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan melalui pengelolaan asuhan
keperawatan pada Ny.W 24th yaitu pasien dengan post apendektomi. Hasil: penelitian ini di lakukan di
RSUD Temanggung pada bulan Februari 2019 selama 2 hari.Dalam pengumpulan data di dapat
melalui wawancara dengan pasien dan keluarga, observasi kondisi pasien. Berdasarkan pengkajian di
dapatkan data adanya keluhan nyeri pada perut bagian bawah, dengan skala nyeri 3, tekanan darah
110/80 mmHg, nadi 95x/menit, suhu 37°C. Terdapat masalah keperawatan yaitu nyeri akut. Setelah di
lakukan tindakan keperawatan selama 3 hari masalah mulai teratasi dengan skala nyeri 1.Kesimpulan:
dari data yang di dapat keperawatan yang muncul adalah nyeri akut.

Kata kunci: appendicitis, leukosit, suhu tubuh, pembedahan, asuhan keperawatan.

Abstrak
Background: Appendicitis is a complaint of abdominal pain that is felt in the lower right abdomen that
persists. Appendicitis is a disease that requires a surgical process. Appendicitis can occur in both men
and women. Illness, physical examination, ultrasonography (USG) and laboratory tests are the
supporting factors for diagnosing appendicitis. Investigations that are part of the diagnosis of
appendicitis are increased leukocytes and body temperature.
Objective: this study aims to determine nursing care in patients with post appendectomy.
Method: This study uses a descriptive method with an approach through the management of nursing
care for 24th NyS, namely patients with post appendectomy.
Results: This study was conducted at the Temanggung Hospital in February 2019 for 3 days.
In collecting data can be through interviews with patients and families, observation of the patient's
condition. Based on the study it was obtained data on complaints of pain in the lower abdomen, with a
scale of pain of 5 blood pressure 110/80 mmHg, pulse 95x / minute, temperature 37 ° C. There are
nursing problems namely acute pain. After doing nursing actions for 2 days the problem began to
overcome with the scale of pain 2.
Conclusion: from the data obtained by nursing that appear is acute pain.

Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR


02/MARET/2020
143
Keywords: appendicitis, leukocytes, body temperature, surgery, nursing care.

Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR


02/MARET/2020
144
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

pemeriksaan penunjang yang menjadi


PENDAHULUAN
bagian dalam menegakkan diagnosis
Appendicitis adalah satu
appendicitis akut
penyebab nyeri pada perut bagian
yaitu jumlah leukosit yang meningkat
kanan bawah yang sering di temukan.
dapat mencapai 10.000-18.000
Penyebab yang paling sering adalah
sel/mm³ jika >18.000 sel/mm³ maka
adanya obstruksi lumen yang
dapat terjadi peritonitis akibat
berlanjut pada kerusakan dinding
perforasi(Annisa Amalina, Avit
appendik dan terjadi pembentukan
Suchitra, Deddy Saputra 2018).
abses (Windy CH.’S, M.Sabir 2016).
Dalam dunia kedokteran
Appendicitis bisa terjadi pada dewasa
perkembangan ilmu sains mengalami
maupun anak-anak. Menurut WHO
pembaharuan.
(2004) angka mortalitas akibat
Bulent Dinc (2015) melakukan
appendicitis lebih banyak laki-laki di
penelitian, menyatakan bahwa
banding perempuan. Penyakit
Platelet distribution width (PDW)
appendicitis biasanya disebabkan
menjadi parameter baru dalam
oleh infeksi bakteri, namun beberapa
appendisitis akut. Dalam penelitian
kemungkinan untuk factor
menyebutkan bahwa sensitivitas dan
pencetusnya belum dipastikan, antara
spesifitas PDW lebih tinggi di
lain obstruksi (factor penyumbatan)
banding dengan diagnosis hitung
pada lumen (lapisan saluran)
jumlah leukosit (Windy C.S, M.Sabir
appendiks oleh timbunan fekalit
2016)
(feses yang keras), pembesaran
Appendisits dapat di golongkan
(hyperplasia) jaringan limfoid.
menjadi dua, yaitu appendicitis akut
Sebuah penelitian epidemiologi
dan kronik, dimana appendicitis akut
menunjukkan bahwa kebiasaan
lebih sering di jumpai daripada
makanan rendah serat dapat
appendicitis kronik.
mempengaruhi konstipasi terhadap
Penyakit appendisitis jika tidak segera
timbulnya appendicitis. Salah satu
di obati akan menimbulkan
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR
02/MARET/2020
143
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

komplikasi yang parah, seperti sepsis Peneliti menggunakan pendekatan


atau perforasi, dan bisa menyebabkan proses keperawatan yang di lakukan
kematian. Oleh sebab itu, penyakit melalui 5 tahapan yaitu, Pengkajian:
appendisitis dapat di obati dengan Peneliti melakukan pengumpulan data
melakukan tndakan pembedahan atau yang bersumber pada hasil wawancara
sering di sebut Apendektomi, jika dengan pasien, keluarga pasien,
terjadi perforasi dapat di lakukan Diagnosis keperawatan: Peneliti
laparatomi. melakukan analisis data yang di
peroleh sehingga
METODE PENELITIAN membantu dalam
Penelitian ini menggunakan menegakkan diagnosa, Intervensi
pendekatan studi kasus pada pasien keperawatan: Peneliti melakukan
dengan melalui proses keperawatan. penyusunan rencana tindakan untuk
Pasien dalam penelitian ini adalah mengatasi masalah keperawatan yang
anak yang mengeluh nyeri pada perut ada, Implementasi keperawatan:
bagian kanan bawah dan demam. Peneliti melakukan tindakan
Sampelnya adalah Ny.W, pengambilan keperawatan sesuai dengan rencana
sampling menggunakan Teknik keperawatan yang telah di susun,
puposive sampling. Penelitian di Evaluasi Keperawatan: Peneliti
lakukan di RSUD Temanggung melakukan penilaian terhadap asuhan
(bangsal Dahlia) pada bulan Januari keperawatan yang telah di lakukan.
2019. Data yang di dapatkan melalui HASIL PENELITIAN
wawancara pada pasien dan keluarga, Peneliti akan menjabarkan hasil
observasi dan studi dokumentasi. penelitian berdasarkan tahapan-
Instrument penelitian adalah peneliti tahapan pada proses keperawatan.
sendiri dengan alat bantu Dari hasil pengkajian didapatkan
sphygmomanometer, stetoskop, keadaan pasien sebagai berikut :
termometer, penlight, serta pedoman keluhan utama klien, klien mengatakan
pengkajian. nyeri perut bagian kanan bawah.Dari
144
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR
02/MARET/2020
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

adneksa.
data obyektif didapatkan hasil klien
merasakan nyeri perut sejak 7 februari
2019, lalu di bawa ke dokter umum
oleh keluarganya, lalu dokter meminta
untuk melakukan USG dan hasilnya
terdapat appendisitis, kemudian dokter
merujuk klien ke RSUD Temanggung
dan di rencanakan operasi pada tanggal
12 Februari 2019.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan
data hasil kesehatan pasien secara
umum baik, tingkat kesadaran
composmentis, tanda-tanda vital,
tekanan darah 110/80 mmHg, suhu 37
C, nadi 74x/menit, pernafasan
20x/menit, pada pengkajian
CRT(Capillary Revil Time) < 2 detik.
Dari hasil pemeriksaan darah
didapatkan hasil Hemoglobin 10,2
g/dl, eritrosit 5,40 juta/mm dan
hematokrit 31%. Dari hasil
pemeriksaam USG didapatkan hasil
pada right lower quadrant tampak focal
hypoechoic mass batas tidak tegas,
ukuran sekitar
>7,22 x 6,84 x 7,38 cm, dengan CDS
tampak internal vascularization.
Tampak pula cairan bebas
intraabdomen, tak tampak massa pada
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR
02/MARET/2020
145
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

Berdasarkan analisa data peneliti


menetapkan 2 diagnosa untuk kasus
ini yaitu yang pertama Nyeri Akut
berhubungan dengan agen cedera
biologis dengan ekspresi wajah
menahan nyeri perut bagian kanan
bawah dengan skala 5. Diagnosa yang
kedua yaitu Risiko infeksi
berhubungan dengan prosedur invasif
dengan data obyektif terdapat bekas
luka operasi pada bagian perut.

Untuk intervensi keperawatan


peneliti menggunakan pedoman NIC
dan untuk diagnosa pertama Nyeri
akut tujuan dan kriteria hasilnya yaitu
setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 2x24jam di
harapkan nyeri akut pada pasien dapat
teratasi dengan kriteria hasil, klien
tampak rileks ,skala nyeri klien
berkurang dan ekspresi wajah tidak
menahan nyeri. Untuk intervensi
keperawatan pada nyeri akut yaitu
memonitor tanda-tanda vital ,
mengkaji intensitas nyeri dan
mengajarkan teknik relaksasi dengan
melakukan napas dalam, dan
berkolaborasi dalam pemberian
analgesik. Untuk diagnosa

Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR


02/MARET/2020
145
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

yang kedua risiko infeksi dan kriteria relaksasi dengan melakukan napas
hasilnya yaitu setelah di lakukan dalam. Selanjutnya untuk diagnosa
tindakan keperawatan selama 2x24jam kedua peneliti melakukan tindakan
di harapkan risiko infeksi pada pasien pemberian antibiotik ceftriaxone 2x1
dapat teratasi dengan kriteria hasil, gr, mengkaji tanda-tanda infeksi pada
klien tidak mengalami tanda-tanda area insisi.
infeksi. Untuk intervensi keperawatan
Hari ke-2 yaitu tanggal 13 Februari
yaitu mengkaji tanda-tanda infeksi
2019 pada pukul 14.00 sampai pukul
pada area insisi, anjurkan semua orang
21.00, peneliti melakukan asuhan
untuk cuci tangan sebelum dan
keperawatan yang berupa tindakan
sesudah kontak dengan pasien dan
untuk diagnosa 1 dan 2, untuk
berkolaborasi dalam pemberian
diagnosa pertama peneliti melakukan
antibiotik.
tindakan pemberian ketorolac
Selanjutnya adalah implementasi 3x20mg , mengkaji intensitas nyeri
keperawatan pada tanggal 12 februari dengan respon klien mengatakan nyeri
2019 pada pukul 14.00 WIB sampai berkurang dengan skala 2, dan
pukul 21.00 WIB ,peneliti melakukan memonitor tanda-tanda vital dengan
asuhan keperawatan yang berupa hasil tekanan darah 110/80mmHg ,
tindakan untuk mengatasi diagnosa 1 suhu 36.5°C, pernapasan 21x/menit
dan 2, untuk diagnosa pertama peneliti dan melakukan teknik napas dalam.
melakukan tindakan pemberian Selanjutnya untuk diagnosa kedua
analgetik ketorolac 3x20mg, mengkaji peneliti melakukan tindakan
intensitas nyeri dengan respon klien pemberian antibiotik ceftriaxone 2x1gr
mengatakan masih merasa nyeri, , mengkaji tanda-tanda infeksi pada
dengan skala 3, dan memonitor tanda- area insisi.
tanda vital dengan hasil tekanan darah
Untuk Evaluasi keperawatan . Evaluasi
120/70mmHg, suhu 36°C, pernafasan
hari pertama pada tanggal 12 Februari
20x/menit dan mengajarkan teknik
2019 pukul 20.00 WIB, diagnosa
146
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR
02/MARET/2020
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

peneliti.
pertama data subjektifnya yaitu klien
mengatakan nyeri sudah berkurang
menjadi skala nyeri 3. Data objektifnya
ekspresi wajah klien menahan nyeri.
Assesment masalah belum teratasi.
Planning lanjutkan intervensi.
Diagnosa kedua data objektifnya yaitu
balutan luka bersih, tidak ada
rembesan. Assesment masalah teratasi
sebagian. Planning lanjutkan
intervensi.

Evaluasi hari kedua yaitu pada tanggal


13 Februari 2019 pukul 20.00 WIB,
diagnosa pertama data sibjektifnya
yaitu klien mengatakan nyeri
berkurang dengan skala nyeri 0. Data
objektifnya ekspresi wajah klien tidak
menahan nyeri. Asessement masalah
teratasi. Diagnosa kedua data
objektifnya yaitu balutan luka bersih,
tidak ada tanda- tanda infeksi.
Asessement masalah teratasi. Planning
lanjutkan intervensi.

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini akan


menjelaskan tentang proses
keperawatan yang telah di lalui oleh

Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR


02/MARET/2020
147
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)
pasien BAB 1x sehari dengan
1. Pengkajian

dalam pengkajian ini adalah tahapan


dalam pengumpulan data. Dalam hal
ini peneliti mengkaji nama, alamat,
umur, jenis kelamin dan
penanggungjawab pasien yang ada
pada lembar identitas pasien. Peneliti
juga mengkaji keluhan utama pasien,
riwayat kesehatan dahulu, riwayat
kesehatan sekarang, riwayat
kesehatan keluarga, dan mengkaji 11
pola fungsi gordon serta pemeriksaan
fiisk head to toe. Dari hasil
pengkajian didapatkan keluhan utama
pasien nyeri pada perut bagian kanan
bawah. Hal ini menurut teori Smeltzer
(2005) Gejala appendisitis yaitu nyeri
pada quadran kanan bawah , nafsu
makan menurun.

Dari pola pengkajian nutisin


metabolik klien mengatakan napsu
makannya menurun dan hanya
menghabiskan ½ porsi makanan yang
di berikan rumah isakit karena tidak
napsu makan. Dari data pengkajian
pola eliminasi BAB,klien mengatakan
sebelum dan selama sakit BAB Ny.W
tidak mengalami perubahan , selama
sakit

Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR


02/MARET/2020
147
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

karakteristik lembek, warna kuning dari otot sirkular yang di lapisi oleh
kecoklatan, bau khas feses. Sedangkan epitel kolon.
pada pemeriksaan abdomen bising Terapi yang diberikan pada Ny.W
usus 8x/menit, terdapat nyeri tekan. adalah infus RL 20 tpm makro dengan
Hal ini tsesuai dengat teori menurut pemberian melalui IV, hal ini sesuai
Wijaya.A.N dan Yessi (2013) bahwa teori menurut Doenges (2000) bahwa
gejala-gejala permulaan pada cairan parenteral berfungsi
appendisitis yaitu nyeri atau perasaan mempertahankan istirahat usus, akan
tidak enak sekitar umbillicus diikuti memerlukan penggantian cairan untuk
oleh anoreksia, nausea dan muntah, memperbaiki kehilangan.
gejala ini umumnya berlangsung lebih
1 atau 2 hari. 1. Diagnosa keperawatan
Data pemeriksaan fisik menunjukkan Data untuk diagnosa nyeri akut
data keadaan umum pasien adalah data subjektif klien
composmentis, Ny. W ekspresi wajah mengatakan nyeri pada perut bagian
menahan nyeri, terlihat lemas. kanan bawah dengan nyeri skala 5.
Pemeriksaan penunjang yang Pada data objektif didapatkan data
menegakkan diagnosa adalah ekspresi wajah menahan nyeri.
pemeriksaan Ultrasonography (USG) Maka penulis menetapkan masalah
appendiks berukuran > 20 cm yang keperawatan nyeri akut , hal ini
menunjukkan panjang appendik sesuai dengan teori menurut
melebihi batas normal. Hal ini sesuai NANDA (2015/2017 bahwa batasan
dengan teori menurut Lee (2013), karakteristik diagnosa nyeri akut
panjang appendik bervariasi antara 2- meliputi ekspresi wajah menahan
20 cm, dinding apendik terdiri dari dua nyeri.
lapisan, lapisan luar terdiri dari otot Penulis menetapkan diagnosa
longitudinal yang merupakan lanjutan keperawatan risiko infeksi
dari taenia coli dan lapisan dalam
terdiri
148
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR
02/MARET/2020
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

berhubungan dengan prosedur istirahat, tidur, terbebas dari


infasiv. nyeri,pengaturan suhu, seksual dan
Etiologi ini sesuai dengan teori lain sebagainya.
NANDA (2015/2017) risiko infeksi Tujuan keperawatan untuk diagnosa
berhubungan dengan prosedur pertama diharapakan: setelah
invasive. Data diagnosa kedua dilakukan tindakan keperawatan
adalah data objektif, pemeriksaan selama 2x24jam masalah teratasi.
tanda-tanda vital S: 36,6°C, N: Hal ini tidak sesuai dengan teori
80x/menit , RR: 20x/menit menurut Wilkinson (2012),
sedangkan pemeriksaan fsik tidak seharusnya tujuannya adalah setelah
ditemukan rembesan pada balutan dilakukan tindakan keperawatan
luka. selama 3x24jam jam tercapai
2. Intervensi keperawatan keseimbangan cairan.
Dalam tahap intervensi dilakukan Kriteria hasil pasien mengatakan
penyusunan prioritas masalah nyeri pada perut bagian kanan
keperawatan. Dengan menentukan bawah sudah mulai berkurang,
diagnosis keperawatan, maka dapat ekspresi wajah tidak menahan nyeri.
diketahui diagnosis mana yang akan Hal ini sesuai dengan teori menurut
dilakukan atau diatasi pertama kali Potter & Perry (2010) proses
atau yang segera dilakukan penyembuhan nyeri secara
(Hidayat, 2008). menyeluruh tidak selalu dapat
Penulis menetapkan diagnosa utama dicapai, tetapi mengurangi rasa
adalah nyeri akut. Hal ini sesuai nyeri sampai dengan tingkat yang
dengan teori menurut Asmadi dapat ditoleransi harus dilakukan.
(2008), bahwa penentuan prioritas Intervensi yang akan dilakukan
berdasarkan kebutuhan dasar adalah mengajarkan teknik relaksasi
menurut Maslow yaitu pertama dengan melakukan napas dalam ,
kebutuhan fisiologis meliputi kolaborasi pemberian analgetik
osigen, cairan, nutrisi, eliminasi, ketorolac 3x20mg melalui IV.
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR
02/MARET/2020
149
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

Tujuan keperawatan untuk diagnosa tidak menahan nyeri dan skala nyeri
kedua diharapkan setelah dilakukan menurun (Wilkinson,2007).
tindakan keperawatan selama
2x24jam masalah teratasi. Kriteria KESIMPULAN
hasil tidak ditemukan rembesan Masalah utama yang muncul pada
pada balutan luka. Ny.W dengan post apendektomi
Intervensi yang akan dilakukan adalah nyeri akut dan risiko infeksi.
adalah memonitor adanya rembesan Setelah 2x24 jam dilakukan
pada balutan luka,dan memonitor implementasi keperawatan
tanda vital suhu tubuh. didapatkan hasil nyeri berkurang
dari skala 5 menjadi skala 2, dan
3. Implementasi keperawatan setelah dilakukan tindakan selama
Implementasi merupakan tahap 2x24jam tidak ada rembesan pada
proses keperawatan dimana perawat luka balutan.
memberikan intervensi keperawatan
langsung dan tidak langsung DAFTAR PUSTAKA
terhadap klien (Potter & Perry 1. Amalina, Annisa .et al (2016).
,2009). Dari hasil implementasi Hubungan Jumlah Leukosit Pre
yang dilakukan selama 2 hari Operasi dengan Kejadian
perawatan sesuai dengan intervensi 2. Dani., Calista, P. (2014).
yang telah disusun. Karakteristik Penderita Apendisitis
Akut Di Rumah Sakit
4. Evaluasi 3. Dinc, B., Oskay, A., DincS.,
Hasil evaluasi didapatkan pada hari Bas,B., Tekin, S. (2015). New
ke 2 dengan tindakan keperawatan parameter in Diagnosis of Acute
nyeri akut berhubungan dengan Appendiciitis: Platelet Distribution
agen cidera biologis dapat teratasi Width. World Journal of
dengan kriteria hasil ekspresi wajah Gastroenterology
klien
150
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR
02/MARET/2020
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR


02/MARET/2020
151
Immanuel Bandung Periode 1 Januari 2013 - 30 Juni 2013.
4. Universitas Kristen Maranatha : Bandung.Komplikasi Pasca Operasi
Apendektomi pada Pasien Apendisitis Perforai di RSUP Dr.
M. Djamil Padang. Artikel Penelitan
5. NANDA. 2015. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta: EGC
6. Smeltzer, & Bare. 2005 Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner &
Suddart. Edisi 8. Vol 1, alih bahasa: Kuncara Monica Ester. Jakarta: EGC
7. Suhashani, K. (2010). Jumlah Leukosit pada Pasien Apendisitis Akut di RSUP
H. Adam Malik Medan pada Tahun 2009. FK USU : Medan
8. Thomas, G.A. et al (2016). Angka kejadian di RSUP Prof. Dr. RD Kandou
Manado periode Oktober 2012- September 2015
9. Windy,C.S.et al (2016).
Perbandingan Antara Suhu Tubuh, Kadar Leukosit, Dan Platelet
Distribution Width (PDW) Pada Apendisitis Akut Dan Apendisitis Perforasi
Di Rumah Sakit Umum ANUTAPURA PALU . Artikel
Penelitian
10. Zulfikar, Fandy . et al (2013). Studi Pengguaan Antibiotik pada Kasus Bedah
Apendiks di Instalasi Rawat Inap RSD dr. Soebandi Jember. Artikel Penelitian

Anda mungkin juga menyukai