Anda di halaman 1dari 162

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN

PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR


MODAL

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIKUIDITY, SALES GROWTH AND


FIRM SIZE CAPITAL STRUCTURE

Oleh

DEWI WINAHYU NINGSIH

20120410164

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN
PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR
MODAL

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIKUIDITY, SALES GROWTH AND


FIRM SIZE CAPITAL STRUCTURE

Oleh

DEWI WINAHYU NINGSIH

20120410164

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016

i
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN
PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR
MODAL
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIKUIDITY, SALES GROWTH AND
FIRM SIZE CAPITAL STRUCTURE
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

DEWI WINAHYU NINGSIH


20120410164

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

ii
SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN


PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR
MODAL

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LIKUIDITY, SALES GROWTH AND


FIRM SIZE CAPITAL STRUCTURE

Diajukan oleh

DEWI WINAHYU NINGSIH

20120410164

Telah disetujui Dosen Pembimbing

Pembimbing

Iskandar Bukhori, SE., SH., M.Si. Tanggal 23 Agustus 2016

19721102199804 143 063

iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Dewi Winahyu Ningsih

Nomor mahasiswa : 20120410164

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH PROFITABILITAS,


LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN
PERUSAHAAN” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepenjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar
Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut
dibatalkan.

Yogyakarta, 23 Agustus 2016

Dewi Winahyu Ningsih

iv
MOTTO

“Apakah engkau meremehkan suatu doa kepada Allah, apakah engkau tahu

keajaiban dan kemukjizatan doa? Ibarat panah dimalam hari, ia tidak akan

meleset namun ia punya batas dan setiap batas ada saatnya untuk selesai”

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh berjalan pada jalannya maka pasti

ia akan sampai pada tujuannya”

“Ilmu pengetahuan diwaktu kecil itu bagaikan ukiran diatas batu”

“Ilmu tanpa agama adalah suatu kecacatan, dan agama tanpa ilmu merupakan

kebutaan”

“Kegagalan adalah cara Allah untuk mengatakan bersabarlah karena aku

memiliki sesuatu yang lebih baik untukmu saat waktunya tiba”

“Keyakinan adalah ketenangan dalam hati yang tidak akan kita dapatkan tanpa

perenungan yang mendalam”

“Diriku masih jauh dari apa yang aku impikan. Namun dengan pertolongan

Allah, kedekatan aku dengan impian tak dapat dilukiskan lagi”

“Allah telah memberikan kekuatan besar dalam diri dan jiwa kita. Doa lah yang

bisa mengaktifkan dan mengembangkan kekuatan itu”

v
“Seorang yang penuh keberanian pastinya terdapat banyak keimanan dalam

dirinya”

“Kita tidak akan pernah kah sampai kita menyerahkan semuanya kepada

Tuhan”

“Kita diciptakan Allah untuk menyembahNya. Jika kita belum memahami

maksud itu, maka hidup akan terasa kosong”

“Doa hasruslah menjadi pembuka disiang hari dan penutup dimalam hari”

“Jika kita memiliki Tuhan disamping kita, maka segalanya akan berjalan lancar”

“Pengetahuan hanyalah setengahnya. Keimanan adalah bagian setengahnya

lagi yang akan menjadikannya satu”

“Ilmu adalah cahaya. Dan cahaya itu hanya akan bisa masuk kepada orang

yang suci”

“Siapa diantara kalian yang ingin doa nya terkabul dan dibebaskan dari

kesulitannya, maka hendaknya ia mengatasi kesulitan orang lain”

“Dari semua kewajiban, terkadang doa merupakan yang paling mudah dan

paling bernilai”

“Keyakinan adalah sesuatu yang harus kita simpan pertama kali dalam peti

harapan”

vi
“Barangsiapa yang ingin ditolong Allah saat tertimpa malapetaka dan

kesempitan, maka perbanyaklah berdoa disaat lapang”

“Tidak ada pemberian orangtua yang paling berharga kepada anaknya selain

pendidikan akhlak mulia”

“Ambillah nasihat yang baik dari orang yang mengucapkannya meski ia tidak

melakukannya”

“Jika sesuatu digabung dengan yang lain, maka tidak ada gabungan yang lebih

indah selain keimanan yang digabung dengan ilmu”

“Dia adalah dzat yang menciptkan mata nyamuk dan menciptakan matahari

dengan satu kalimat saja”

“Tanpa keyakinan tidak ada yang mungkin, namun dengan keyakinan tidak ada

yang tidak mungkin”

“Ilmu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga kita sedangkan kita menjaga

harta”

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin yaallah..

Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung

nan Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas

takdirmu telah engkau jadikan hambamu ini menjadi manusia

yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan berasabar dalam

menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan hambamu ini

menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Tak ada kata dan doa dalam syukurku yang tak terkira,

kuucapkan terima kasihku untukmu. Kupersembahkan sebuah

karya kecilku ini untuk Ayah dan Ibundaku tercinta, yang tiada

hentinya selama ini memberikan ku semangat, doa, dorongan,

nasehat, dan kasih sayangmu dari terdengarnya suara pertama

viii
kali yang kalian dengar sampai kini telah beranjak

dewasa..terimakasihh pengorbanan kalian yang tak pernah

berhenti dan tak akan bisa tergantikan oleh siapa pun itu, hingga

anakmu ini kuat menjalani setiap rintangan yang ada di depan

mata. Ayah..Ibu..terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku

untuk membalas semua pengorbanan yang telah kalian berikan

kepadaku..dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas

mengorbankan segala perasaan yang tak kenal lelah, dalam lapar

berjuang separuh nyawa hingga segalanya.. Maafkan anakmu ini

Ayah..Ibu..masih saja menyusahkan kalian..

Ya Allah.. Ya Rahman.. Ya Rahim.. Terimakasih telah engkau

tempatkan hambamu ini diantara kedua malaikatmu yang setiap

waktu ikhlas menjagaku..mendidikku..membimbingku dengan baik

sampai saat ini.. ya Allah berikanlah beliau balasan yang setimpal

ix
dan tempatkan beliau di syurga firdaus serta jauhkanlah beliau

nanti dari panasnya sengat hawa api

nerakamu..aminn..aminn..aminn…yarobbal’alamin…

Untukmu Ayah (Wandi)..Ibu (Sumarsih)…Terimakasih…

We always loving you.. (ttd Anakmu)

Kepada kakakku tercinta (Ahmad Sumarwanto) terimakasih sudah

menjaga, merawat, memberikan dukungan dan doa untuk adikmu

tercinta ini sampai selesainya tugas skripsi..maafkanlah adikmu

yang sering jutek, marah-marah, mengalah dan sabar menghadapi

adikmu tercinta ini karena tidak boleh minjemin laptop..tetapi

dibalik sikapku ini, adik tercintamu selalu sayang dan peduli sama

kamu kak..love you :*

x
Kepada nenekku tercinta dari Ayah (Saikem), semoga engkau

diberi umur panjang sama Allah SWT, agar engkau bisa melihat

keberhasilan cucumu ini kelak, hingga nanti cucumu ini punya

pasangan hidup dan diberikan karunia seorang anak yang selalu

membahagiakan kedua orang tuanya,,aminn yarobb…

Kepada nenekku tercinta dari Ibu (Almh Mardiyah) terimakasih

sudah menyayangi dan memberikan kasih sayang yang tiada

terkira kepada Ibuku dan cucumu ini, semoga engkau ditempatkan

dengan orang-orang yang beriman dan diterangkan jalan menuju

ke syurga firdaus, amin..amin..amin yarobbal’alamin..

Kepada kakekku tercinta dari Ibu (Alm Suparmin) walaupun

cucumu ini belum pernah bertemu, tetapi engkau slalu ada dalam

bayanganku dimana engkau yang tampan rupawan sudah menjadi

Ayah yang terbaik buat Ibuku tercinta, memberikan Ibuku cinta

xi
dan kasih sayang dan ilmu yang bermanfaat dan diturunkan

kepada cucunya ini, dan kakekkutercinta dari Ayah (Alm Kerto

Rejo) terimakasih engkau sudah memberikan kasih sayang dan

perhatian kepada Ayahku, semoga kakek dan nenekku

ditempatkan yang paling indah diatas sana dan didekatkan

dengan orang-orang yang beriman, dibukakan pintu syurga firdaus

dan dijauhkan dari pedihnya api neraka, amin..amin..amin

yarobbal’alamin..

Kepada keluarga besarku tercinta yang berada di Ngawi dan

Sragen yang tidak bisa kusebutkan satu persatu, terimakasih atas

kasih sayang, perhatian, doa dan dukungan kalian selama ini.

Terimakasih banyak untuk kalian semua, saudaramu ini tidak bisa

membalas dengan apapun hanya bisa membalasnya dengan

membagi di hari kebahagianku ini karna Alhamdulillah saudaramu

xii
yang satu ini sukses dengan menambah gelar dibelakang nama

menjadi “S.E.”

Untuk Dosen Pembimbing Skripsiku (Iskandar Bukhori),

terimakasih engkau sudah memberikan tambahan ilmu yang

sangat bermanfaat untuk penyusunan skripsi ini, tanpa bimbingan

beliausaya tidak bisa apa-apa, karena beliau telah memberikan

arahan, masukan, serta selalu sabar dalam membimbing saya

sampai akhir skripsi ini. Saya tidak bisa membalas dengan apapun

itu, hanya doa yang saya bisa berikan, semoga beliau diberi umur

panjang dan sehat selalu dan dalan lindungan Allah SWT,,amiiin

yaallah..

Teruntuk kekasihku tercinta “Yanuar Wismanto” kupersembahkan

karya kecilku ini untukmu. Terimakasih atas kasih sayang,

perhatian dan kesabaran dalam menghadapi aku yang cerewet dan

xiii
ngambekan ini..makasih sudah menyemangati aku selama

mengerjakan skripsi ini. Semoga engkau pilihan yang terbaik

untukku yang dikirimkan Tuhan dan akan menjadi masa depanku

kelak..aminn yaallah.. Love you :*

“Tanpamu teman aku tak pernah berarti..tanpamu teman aku

bukan siapa-siapa yang takkan jadi apa-apa”, buat saudaraku

sekaligus sahabatku selama awal perkuliahan hingga kini kita lulus,

Arista Dewi dan Rurin Rikantika apa kabarnya kalian..kalianyang

memberiku semangat kuliah sampai saat ini..aku tak akan

melupakan semua yang telah kalian berikan kepadaku selama

ini..suka cita empat tahun kita lalui bersama..kini giliranku untuk

terbang tinggi mengejar kalian dan mimpi-mimpi yang pernah

kita rangkai. Teruntuk teman seperjuangan bimbingan skripsi

(Indah, Rudi, Uli dan Mei), terimakasih kalian sudah membantu

xiv
dan saling memberi semangat satu sama lain dalam mengerjakan

skripsi ini, walaupun susah selama perjalanan kita ini, tapi kita

mampu meraihnya, semoga kita sukses kedepannya..aminn. Buat

kelas Manajamen E yang tidak bisa aku tuliskan satu persatu,

terimakasih atas bantuan kalian selama ini, semangat kalian dan

candaan kalian, aku tak akan pernah melupakan kalian semua.

Untuk temanku yang paling tomboy yang pernah kutemui (Kiki

dan Lina), terimakasih untuk doa dan dukungan kalian. Buat Kiki

maafin diriku sering menolak kalau diajak maen karena diriku

masih sibuk dengan skripsi, tetapi Alhamdulillah akhirnya

temanmu inisudah lulus, terimakasih doa, dukungan dan

kesabaranmu nungguin diriku selama perjuangan kemarin. Buat

Lina maafin dirikuseringsombong sama kamu, bukannya diriku

sombong tetapi baru sibuk-sibuknya mengerjakan tugas akhir,

xv
terimakasih sudah mau jadi temanku dari kita PKL dan kerja

bareng menjadikan lebih akrab sampai saat ini. Dan untuk teman

SMK yang masih setia sama diriku(Anggra dan Ika), terimakasih

kalian emak-emak cantik sudah menghiasi hariku dengan candaan

kalian, makasih sudah mendoakan diriku dan sabar menunggu

teman satumu ini untuk meraih kelulusan..alhamdulillah akhirnya

temenmu ini bisa lulus.

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat

kupersembahkan kepada kalian semua.. Terimakasih beribu

terimakasih kuucapkan..

Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku, kurendahkan hati

serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf

tercurah

xvi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada


Allah SWT, karena hanya dengan Ridho dan kemudahanNya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH PROFITABILITAS,
LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP STRUKTUR MODAL”. Sholawat serta salam tak lupa penulis selalu
curahkan kepada Rasulullah SAW, teladan bagi umat di muka bumi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang ekonomi, khususnya manajemen keuangan, karena sebelum
menginvestasikan dananya perusahaan tersebut bisa melihat kondisi dengan melihat
faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan tersebut agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, MSi. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Ibu Retno Widowati, P.A, M. Si., Ph. D. selaku pimpinan Prodi Manajemen.
3. Bapak Iskandar Bukhori, SE., SH., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi,
yang telah banyak membantu penulis dengan penuh kesabaran, memberikan
masukan dan bimbingan yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen UMY, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama
perkuliahan berlangsung.
5. Ayah dan Ibu serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan dorongan
dan perhatian kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.
6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan
semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

xvii
Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan
penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik
ini.

Yogyakarta, 23 Agustus 2016

Dewi Winahyu Ningsih

xviii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vii

INTISARI ..................................................................................................................... x

ABSTRAK .................................................................................................................. xi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... xii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1


B. Rumusan Masalah Penelitian .............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8

A. Landasan Teori .................................................................................... 8


1. Pengertian Struktur Modal ............................................................ 8
2. Teori Struktur Modal ................................................................... 11
3. Profitabilitas Perusahaan ............................................................. 14
4. Likuditas Perusahaan .................................................................. 16

xix
5. Pertumbuhan Penjualan Perusahaan ........................................... 17
6. Ukuran Perusahaan ...................................................................... 18
B. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 20
C. Pengaruh Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis .......................... 27
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal ...................... 27
2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal ........................... 28
3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal ..... 29
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal ............ 31
D. Rumusan Hipotesis ........................................................................... 32
1. Profitabilitas dan Struktur Modal ................................................ 32
2. Likuiditas dan Struktur Modal .................................................... 33
3. Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Modal .............................. 34
4. Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal ..................................... 35
E. Model Penelitian ............................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 38

A. Obyek Penelitian ............................................................................... 38


B. Jenis Data .......................................................................................... 38
C. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................. 39
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 39
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................................... 40
F. Uji Kualitas Data ............................................................................... 42
1. Analisis Deskriptif ...................................................................... 42
2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 43
G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ........................................................ 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 49

A. Gambaran Umum Obyek Perusahaan ............................................... 49


B. Hasil Uji Kualitas Data ..................................................................... 57
1. Analisis Deskriptif ...................................................................... 57
2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 58
C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ........................................................ 64

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN .................................. 76

A. Simpulan ........................................................................................... 76
B. Saran .................................................................................................. 79

xx
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xxi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Proses Seleksi Sampel .............................................................................. 54

Tabel 4.2. Sampel Penelitian ..................................................................................... 54

Tabel 4.3. Statistik Deskriptif ................................................................................... 56

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Sebelum Logaritma Normal ................................... 58

Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Setelah Logaritma Normal ...................................... 59

Tabel 4.6. Uji Autokorelasi ....................................................................................... 61

Tabel 4.7. Uji Multikolinearitas ................................................................................. 62

Tabel 4.8. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 63

Tabel 4.9. Uji Regresi Linier Berganda .................................................................... 64

Tabel 4.10.Uji F ......................................................................................................... 68

Tabel 4.11.Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................................ 69

xxii
DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1. Model Penelitian ....................................................................................... 37

xxiii
PERI\YATAAI\

Dengan ini saya,

Nama : Dewi WinahyuNingsih

Nomormahasiswa :20120410164

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: "PENGARUH PROFITABILITAS,


LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN PENJUALA}{ DAN UKI]RAN
PERUSAHAAN" tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepenjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat kuya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar
Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut

dibatalkan.

Yogyakarta, 23 Agustus 2016

WiItrTERAI
"TEM-P_E-H'

Dewi WinahyuNingsih

IV
SKRIPSI
PENGARUH PROFITABILITAS, LIK[IIDITAS, PERTT]MBUHAN
PENJUALAI\ DAI\I UKURAN PERUSAIIAAI\ TERIIADAP STRUKTT]R
MODAL
THE INFLAENCE OF PROFITABILITY, LIKAIDITY, SALES GROWTH AND
FIRM SIZE CAPITAL STRUCTURE

Diajukan oleh

DEWI WINAIIYU NINGSIH


201204t0164

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan

Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tanggal 23 Agustus 2016

Anggota Tim Penguji

Mengetahui

143 016
ABSTRACT

This study the purpose to determine the effect of profitability, liquidity, sales
growth and firm size of the capital structure of manufacturing companies listed on
the Stock exchange in the period 2010-2014. The samples this study 74 companies
from the period 2010-2014 the are chosen using purposive sampling method. The
analysis instrument is SPSS version 6.0 used in this research is multiple linier
regression analysis method.
Independents variable this study of profitability is measured using return on
asset, likuidity is measured using current asset, sales growth is measured using
growth and firm size is measured using size. Dependent variable this study of capital
structure is measured using debt to equity ratio.
The result shows that profitability variable have negative effects and significant
on capital structure, likuidity variable have negative effects and significant on capital
structure, growth sales variable have positif effects and significant on capital
structure and firm size variable has effect not significant on capital structure.
Key words: profitability, likuidity, growth sales and firm size.

xviii
INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas,


pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Jumlah sampel dalam penelitian ini 74 perusahaan selama periode 2010-2014 dengan
menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah SPSS versi 6.0 dengan metode regresi linier berganda.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas
yang diukur dengan Return On Asset, likuiditas yang diukur dengan Current Asset,
pertumbuhan penjualan yang diukur dengan Growth dan ukuran perusahaan diukur
dengan Size. Variabel dependen yang digunakan adalah struktur modal yang diukur
dengan Debt to Equity Ratio.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap struktur modal, variabel likuiditas berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap struktur modal, variabel pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal dan ukuran perusahaan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
Kata Kunci: Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan
dan Struktur Modal.

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada saat melakukan operasional usahanya, perusahaan membutuhkan

dana operasional untuk membiayai usahanya. Semakin besar dana yang

dimiliki perusahaan, maka semakin besar kegiatan operasional yang dapat

dilakukannya. Pendanaan untuk penambahan produktivitas perusahaan dapat

berasal dari pihak luar. Pendanaan dari luar perusahaan tersebut bisa berasal

dari pemegang saham dan hutang. Menurut sifatnya ada dua macam tipe

pendanaan yaitu pendanaan dari luar berupa pinjaman dan dapat juga dengan

menjual surat berharga melalui pasar modal dan pendanaan dari dalam yang

berasal dari laba ditahan.

Struktur modal menurut Bambang Riyanto, (2001) dalam Winda Ayu

Dwiyati, (2011) adalah perbandingan atau pertimbangan antara modal asing

dengan modal sendiri. Semakin besar struktur modal perusahaan tersebut

berarti semakin besar risiko yang ditanggung sebuah perusahaan karena

semakin banyak hutang yang ditanggung untuk melakukan operasinya.

Investor cenderung lebih tertarik pada tingkat DER tertentu yang besarnya

1
2

kurang dari satu, karena jika lebih besar dari satu menunjukkan risiko

perusahaan yang lebih tinggi.

Perusahaan dapat menimalisir besaran risiko yang berasal dari hutang,

yaitu dengan perusahaan mengoptimalkan modal yang berasal dari luar

(hutang) untuk sepenuhnya digunakan untuk meningkatkan keuntungan

perusahaan itu sendiri, dengan adanya pendanaan dari luar perusahaan

hendaknya bertujuan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan itu sendiri,

sehingga struktur modal yang dimiliki perusahaan menjadi optimal. Struktur

modal yang optimal merupakan pertimbangan antara penggunaan modal

sendiri dengan penggunaan pinjaman jangka panjang, maksudnya adalah

seberapa besar modal sendiri dan seberapa besar hutang jangka panjang yang

akan digunakan sehingga bisa optimal. Seorang manajer harus pandai

mengalokasikan dana yang dimiliki perusahaan berupa modal sendiri dan

modal yang berasal dari hutang yang optimal digunakan untuk operasional

perusahaan, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian akibat adanya

hutang tersebut.

Struktur modal yang merupakan perbandingan antara modal sendiri

dengan modal yang berasal dari ekstern dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal seperti

profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, likuiditas

perusahaan, tingkat pajak, risiko bisnis, struktur aktiva, leverage operasi,

sikap manajemen, fleksibilitas keuangan dan lain sebagainya, tetapi dalam


3

penelitian ini hanya menggunakan profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan

penjualan dan ukuran perusahaan.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh

laba/keuntungan. Perusahaan dengan tingkat keuntungan yang tinggi,

biasanya menggunakan hutang yang relatif sedikit. Hal ini disebabkan dengan

keuntungan yang tinggi tersebut memungkinkan bagi perusahaan

menggunakan modalnya dengan laba ditahan saja. Keuntungan yang tinggi

berarti laba bersih yang dimiliki perusahaan tinggi untuk membiayai sebagian

besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.

Semakin tinggi laba yang diperoleh berarti semakin rendah kebutuhan dana

eksternal (hutang), sehingga rendah pula struktur modalnya. Peneliti memilih

perusahaan manufaktur karena perusahaan ini memerlukan dana dari investor

untuk kelangsungan usahanya, sehingga diperlukan informasi tentang kinerja

yang baik agar investor tertarik pada perusahaan tersebut.

Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan mengembalikan

kewajibannya. Aspek likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi, jadi

perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi berarti mempunyai banyak

sumber dana dari operasionalnya, maka perusahaan tersebut tidak akan

membutuhkan penambahan dana dari luar perusahaan (eksternal), dengan

banyaknya pendanaan yang diperoleh dari sumber dana internal berarti


4

perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajiban finansialnya yang harus

segera dipenuhi.

Pertumbuhan perusahaan ditunjukkan dengan pencapaian tingkat

penjualan yang dihasilkan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dapat

dikatakan sebagai pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan penjualan adalah

cerminan keberhasilan dimasa lalu dan dapat dijadikan prediksi dimasa yang

akan datang. Pertumbuhan penjualan yang semakin tinggi akan mendapatkan

keuntungan yang lebih banyak, karena semakin besar kemungkinan

perusahaan mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Perusahaan akan

berani menggunakan hutang yang lebih besar, karena investor yakin

perusahaan tersebut akan mampu membayar hutangnya.

Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap besaran struktur modal.

Ukuran perusahaan menunjukkan besarnya total aset yang dimiliki

perusahaan. Semakin besar ukuran sebuah perusahaan, maka semakin besar

modal yang dimiliki perusahaan tersebut, begitu pula dana yang dibutuhkan

perusahaan tersebut untuk mendanai operasionalnya. Besarnya ukuran

perusahaan mempengaruhi keputusan manajemen dalam memutuskan

pendanaan yang akan dipakai untuk operasional perusahaannya, karena

semakin besar ukuran perusahaan semakin besar dana yang dimiliki atau

diperlukan perusahaan tersebut. Semakin besar ukuran perusahaan, semakin

mudah akses untuk mendapatkan dana dari luar (eksternal) sehingga besaran

aset yang dimiliki perusahaan akan memberikan kepercayaan dari pihak


5

kreditur untuk mengalirkan dananya ke perusahaan tersebut, karena besarnya

aset menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutangnya saat jatuh

tempo.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini mengambil judul

“Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Stuktur Modal (Pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014).”

B. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

masalah yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal?

2. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap struktur modal?

3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal?

4. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk :

1. Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.

2. Mengetahui pengaruh likuiditas terhadap struktur modal.

3. Mengetahui pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal.

4. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal.


6

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah kumpulan pustaka yang

ada di perpustakaan Fakultas Ekonomi tentang struktur modal,

sehingga dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa jurusan

Ekonomi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk

melakukan penelitian secara lebih lanjut lagi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para investor

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan ilmu

pengetahuan tentang pentingnya melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal sebelum menanamkan investasi

pada perusahaan. Hal ini karena struktur modal yang optimal dapat

meningkatkan nilai perusahaan, sehingga tingkat pengembalian

yang diterima investor lebih tinggi.

b. Bagi pemegang saham

Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pentingnya

keputusan penentuan struktur modal dan beberapa faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan.


7

c. Bagi masyarakat umum

Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan ilmu

pengetahuan tentang ekonomi, khususnya Manajemen Keuangan.

Masyarakat yang ingin menginvestasikan dana yang dimilikinya

dalam bentuk saham maupun hutang dapat menilai kondisi

perusahaan dengan melihat faktor profitabilitas, likuiditas,

pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan sebelum

melakukan investasi agar tidak mengalami kerugian.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Struktur Modal

Struktur modal menurut Bambang Riyanto, (2001) dalam Winda Ayu

Dwiyati, (2011) adalah perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang

dengan modal sendiri. Struktur modal dapat diukur dengan menggunakan

Debt to Equity Ratio (DER) yang menunjukkan tingkat risiko suatu

perusahaan. Semakin tinggi rasio DER maka semakin tinggi pula risiko

yang akan terjadi pada perusahaan. Hal ini dikarenakan pendanaan

perusahaan dari unsur hutang lebih besar daripada modal sendiri.

Penentuan struktur modal merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak

manajemen dalam rangka memperoleh sumber dana sehingga dapat

digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Keputusan yang

diambil oleh manajemen dalam pencarian sumber dana tersebut sangat

dipengaruhi oleh para pemilik atau pemegang saham.

Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang

mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga

memaksimalkan harga saham. Para pemilik perusahaan lebih suka

8
9

perusahaan menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk menaikkan

nilai perusahaan.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

Faktor-faktor yang umumnya dipertimbangkan dalam mengambil

keputusan mengenai struktur modal menurut Houston dan Brigham,

(2006) dalam Palupi, (2010) adalah :

1) Stabilitas penjualan, perusahaan yang penjualannya relatif

stabil dapat dengan aman mengambil lebih banyak hutang dan

menanggung beban tetap yang lebih tinggi daripada

perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

2) Tingkat pertumbuhan, perusahaan yang memiliki tingkat

pertumbuhan yang pesat cenderung lebih banyak menggunakan

hutang atau mengandalkan modal eksternal daripada

perusahaan yang pertumbuhannya lebih lambat.

3) Profitabilitas, perusahaan dengan tingkat pengembalian yang

tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil,

dengan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan

perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan

dengan dana internal.

4) Pajak, bunga hutang adalah beban yang dapat dikurangkan

untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat

bernilai bagi perusahaan pada tarif pajak yang tinggi, karena


10

itu makin tinggi tarif pajak makin besar keuntungan dari

penggunaan hutang.

5) Kondisi pasar, kondisi pasar saham dan obligasi yang

mengalami perubahan baik jangka panjang maupun jangka

pendek dapat memberi arti yang penting pada struktur modal

perusahaan yang optimal.

b. Empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan strktur modal

menurut Houston dan Brigham, (2006) dalam Palupi, (2010) yaitu :

1) Risiko bisnis, semakin tinggi risiko semakin rendah hutang

optimalnya.

2) Posisi perpajakan perusahaan, salah satu alasan utama

menggunakan hutang adalah bunganya yang dapat menjadi

pengurang pajak, yang selanjutnya mengurangi biaya hutang

efektif.

3) Fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memperoleh modal

dengan syarat yang wajar dalam kondisi yang buruk. Operasi

yang stabil akan membutuhkan pasokan modal yang lancar,

yang merupakan hal yang vital bagi keberhasilan jangka

panjang perusahaan ketika perekonomian ketat, atau

perusahaan sedang mengalami kesulitan operasional para

pembeli modal akan lebih suka memberikan dananya pada

perusahaan yang punya neraca yang ketat.


11

4) Keagresifan manajemen, beberapa manajer lebih agresif dari

yang lainnya, sehingga beberapa perusahaan cenderung

menggunakan hutang sebagai usaha untuk mendorong

keuntungan.

2. Teori Struktur Modal

Terdapat beberapa teori struktur modal yang bertujuan untuk

memberikan landasan berpikir untuk mengetahui struktur modal yang

optimal. Suatu struktur modal dapat dikatakan optimal apabila keadaan

dimana risiko dan pengembalian ini seimbang sehingga harga saham dapat

dimaksimalkan.

a. Pecking Order Theory

Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan yang

mempunyai keuntungan yang tinggi cenderung menggunakan

hutang yang lebih rendah Donald Donaldson, (1961) dalam

Mamduh M. Hanafi, (2013).

1. Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal.

2. Perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian

deviden dengan kesempatan investasi yang dihadapi dan

berupaya untuk tidak melakukan perubahan pembayaran

deviden yang terlalu besar.


12

3. Pembayaran deviden yang cenderung konstan dan fluktuasi

laba yang diperoleh mengakibatkan dana internal kadang-

kadang berlebih atau kurang untuk investasi.

4. Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan

akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih

dahulu. Penerbitan sekuritas akan memulai dari penerbitan

obligasi, kemudian obligasi yang dapat dikonversikan

menjadi modal sendiri, baru akhirnya menerbitkan saham

baru.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang besar cenderung

memiliki hutang atau pinjaman dalam jumlah kecil, karena bukan

disebabkan memiliki hutang yang rendah, akan tetapi perusahaan

tersebut mampu untuk membiayai operasionalnya dari dana modal

sendiri (internal) perusahaan, sehingga tidak membutuhkan hutang

atau aliran dana ekstern yang besar.

b. Signalling Theory

Menurut Stephen A. Ross, (1997) dalam Bell Journal of

Economics volume 8 dengan judul “The Determinants of

Financial Structure: the Incentive Signaling Aproach”,

menyatakan bahwa ketika perusahaan menerbitkan hutang baru,

menjadi tanda atau sinyal bagi pemegang saham dan investor


13

tentang prospek perusahaan di masa mendatang mengalami

peningkatan. Sinyal adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh

manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi pemegang

saham tentang bagaimana manajemen memandang prospek

perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan

akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan

setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk

penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang

normal.

Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan

cenderung menjual sahamnya. Penggunaan emisi saham oleh suatu

perusahaan umumnya merupakan suatu sinyal bahwa manajemen

memandang prospek perusahaan tersebut suram. Menurut Brigham

dan Houstan, (2006) dalam Sarsa Meta Nugrahani & R. Djoko

Sampurno, (2012), jika suatu perusahaan menawarkan penjualan

saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan

menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan

isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham

sekalipun prospek perusahaan cerah.


14

3. Profitabilitas Perusahaan

a. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu perusahaan yang menunjukkan

perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang

menghasilkan laba tersebut, dengan kata lain profitabilitas adalah

kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba.

Profitabilitas menurut Setiawan, (2006) dalam Ida Bagus Gede

Nicko Sabo Adiyana & Putu Agus Ardiana, (2014) merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan.

Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan memanfaatkan hasil yang dimilikinya.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik

para investor untuk menanamkan dananya untuk memperluas

usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan

menyebabkan para investor menarik dananya, sedangkan bagi

perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi

atas efektivitas pengelolaan badan usahanya.

Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan

meminjam uang atau mengeluarkan saham dengan kondisi tertentu

agar mendapatkan sumber dana untuk kegiatan operasionalnya Chen

dan Hammes, (2003) dalam Ida Bagus Gede Nicko Sabo Adiyana &

Putu Agus Ardiana, (2014). Perusahaan dengan pengembalian yang


15

tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil walaupun

memiliki kesempatan untuk meminjam lebih banyak. Tingkat

pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian

besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara

internal Ahmed, (2010) dalam Dwi Ema Putra & I Ketut Wijaya

Kesuma, (2011). Hal ini sejalan dengan teori pecking order yang

menyatakan bahwa perusahaan cenderung menggunakan sumber dana

internal.

b. Manfaat Profitabilitas

Profitabilitas yang digunakan sebagai kriteria penilaian hasil

operasi perusahaan mempunyai manfaat yang sangat penting dan dapat

dipakai sebagai berikut ini :

1) Analisis kemampuan menghasilkan laba yang ditunjukkan

untuk mendeteksi penyebab timbulnya laba atau rugi yang

dihasilkan oleh suatu objek informasi dalam periode

tertentu.

2) Profitabilitas dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan

kriteria yang sangat diperlukan dalam menilai sukses suatu

perusahaan dalam hal kapabilitas dan motivasi dalam

manajemen.
16

3) Profitabilitas merupakan suatu alat untuk membuat

proyeksi laba perusahaan karena menggambarkan korelasi

antara laba dan jumlah modal yang ditanamkan.

4) Profitabilitas merupakan suatu alat pengendalian bagi

manajemen, profitabilitas dapat dimanfaatkan oleh pihak

intern untuk menyusun target, budget, koordinasi, evaluasi

hasil pelaksanaan operasi perusahaan dan dasar

pengambilan keputusan.

4. Likuiditas Perusahaan

Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan

perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat

jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas

tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan,

tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar

tertentu menjadi uang kas.

Menurut Riyanto, (2008) dalam Nadia Puspawardhani, (2011) yang

menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan

kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya

yang harus segera dipenuhi. Perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid

sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban

finansialnya yang segera harus dipenuhi, dengan hal tersebut perusahaan

tersebut bisa dikatakan likuid. Sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak


17

mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban

finansialnya yang harus segera dipenuhi dikatakan perusahaan tersebut

tidak likuid.

Likuiditas merupakan salah satu rasio yang mempengaruhi struktur

modal. Likuiditas adalah seberapa besar kemampuan sebuah perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas merupakan

perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Semakin tinggi

tingkat rasio likuiditas perusahaan berarti semakin baik kemampuan

perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

Seftianne, (2011) Nadia Puspawardhani, (2011).

Menurut pecking order theory, perusahaan dengan tingkat likuiditas

yang tinggi biasanya tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini

dikarenakan perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi memiliki

dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih memilih

dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum

menggunakan dana eksternal (hutang). Perusahaan dengan aset likuid

yang besar menggunakan aset ini untuk berinvestasi Ozkan, (2001) &

Kusumawati, (2004) dalam Ida Bagus Gede Nicko Sabo Adiyana & Putu

Agus Ardiana, (2014).

5. Pertumbuhan Penjualan Perusahaan

Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode

masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan dimasa yang
18

akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan

daya saing perusahaan dalam suatu industri. Laju pertumbuhan suatu

perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan

keuntungan dalam menandai kesempatan-kesempatan pada masa yang

akan datang. Pertumbuhan penjualan tinggi, maka akan mencerminkan

pendapatan meningkat sehingga pembayaran deviden cenderung

meningkat.

Pertumbuhan perusahaan ditunjukkan dengan pencapaian tingkat

penjualan yang dihasilkan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dapat

dikatakan sebagai pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan penjualan adalah

kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu.

Pertumbuhan penjualan tahun sebelumnya digunakan untuk meramalkan

pertumbuhan penjualan tahun berikutnya. Menurut Suad Husnan, (2000)

dalam Siti Hardanti & Barbara Gunawan, (2010), semakin tinggi

penjualan maka semakin tinggi pula keuntungan yang berarti semakin

besar kemungkinan perusahaan mampu memenuhi kewajiban

finansialnya. Perusahaan akan berani menggunakan hutang yang lebih

besar, karena investor yakin perusahaan tersebut akan mampu membayar

hutangnya.

6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menurut Saidi, (2004) dalam I Komang Sunarta

Kartika & Made Dana, (2010) merupakan ukuran atau besar kecilnya aset
19

yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan sangat penting dalam

struktur modal karena besar kecilnya ukuran perusahaan menentukan

seberapa banyak modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Perusahaan

besar akan membutuhkan dana yang besar pula, pemenuhan kebutuhan

dana tersebut salah satu alternatif yang digunakan yaitu menggunakan

hutang, oleh karena itulah dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan

dapat mempengaruhi struktur modal.

Ukuran perusahaan adalah salah satu faktor yang digunakan

perusahaan untuk menentukan seberapa besar kebijakan struktur modal

dalam memenuhi besar kecilnya aset yang dimiliki suatu perusahaan.

Apabila perusahaan semakin besar maka semakin besar pula dana yang

dikeluarkan, baik itu dari kebijakan hutang atau modal sendiri dalam

mempertahankan atau mengembangkan perusahaan.

Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih

besar untuk mendapatkan sumber pendanaan dari berbagai sumber,

sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah

karena perusahaan dengan ukuran yang besar memiliki profitabilitas lebih

besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada

sisi lain, perusahaan dengan skala yang kecil lebih fleksibel dalam

menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi

terhadap perubahan mendadak.


20

B. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Bram Hadianto (2006)

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran

Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor

Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2000-2006”. Alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis verifikatif yang

diperoleh hasil bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap DER,

SIZE berpengaruh negatif terhadap DER dan ROA berpengaruh positif

terhadap DER.

2. Dwi Ema Putra (2011)

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

Ukuran, Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal Industri Otomotif di

BEI”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

regresi linier berganda yang diperoleh hasil bahwa ROA berpengaruh

negatif signifikan terhadap DER, CR perusahaan berpengaruh negatif

signifikan terhadap DER, SIZE tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap

DER dan tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan

terhadap DER.

3. Eka Amelia Kusumaningrum (2009)

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas,

Pertumbuhan Aset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

(Studi Kasus Perusahaan Realestate and Property yang Terdaftar di BEI


21

Tahun 2005-2009)”.Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu analisis regresi linier berganda yang diperoleh hasil bahwa ROA

berpengaruh terbukti terhadap DER, pertumbuhan aset berpengaruh

terbukti terhadap DER dan SIZE berpengaruh tidak terbukti terhadap

DER.

4. Ida Bagus Gede Nicko Sabo Adiyana (2014)

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Risiko

Bisnis, Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Likuiditas Pada Struktur

Modal”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

regresi berganda yang diperoleh hasil bahwa SIZE berpengaruh positif dan

signifikan terhadap DER, risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap DER,

pertumbuhan aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER, ROA

berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER dan CR berpengaruh

positif dan signifikan terhadap DER.

5. Ikke Marshella (2012)

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Aset dan Profitabilitas Terhadap

Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Periode 2010-2012”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu analisis regresi linier berganda yang diperoleh hasil bahwa SIZE

berpengaruh terhadap DER, GROWTH tidak berpengaruh terhadap DER,


22

pertumbuhan aset berpengaruh terhadap DER dan ROA berpengaruh

terhadap DER.

6. I Komang Sunarta Kartika (2010)

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas,

Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap

Struktur Modal Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

analisis regresi berganda yang diperoleh hasil bahwa ROA berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap DER, CR berpengaruh positif dan

signifikan terhadap DER, SIZE berpengaruh positif dan signifikan

terhadap DER dan tingkat pertumbuhan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap DER.

7. Intan Anggrahita Putri Nopando (2013)

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Penjualan,

Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Leverage

Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia periode 2010-2013”. Alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda yang diperoleh hasil

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara GROWTH terhadaap

DER, terdapat pengaruh yang signifikan dan negatif antara struktur aktiva

terhadap DER, terdapat pengaruh yang positif antara pertumbuhan aset

terhadap DER, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ROA


23

terhadap DER dan terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara

leverage terhadap DER.

8. Irza Nofriani (2010)

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Aset dan Likuiditas

Terhadap Struktur Modal (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)”. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda yang

diperoleh hasil bahwa ROA berpengaruh signifikan negatif terhadap DER,

SIZE tidak berpengaruh terhadap DER dan GROWTH tidak berpengaruh

terhadap DER, pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap DER dan

CR berpengaruh signifikan negatif terhadap DER

9. Merdianti Resino (2010)

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas,

Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur

Modal”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

regresi linier berganda yang diperoleh hasil bahwa CR tidak berpengaruh

negatif terhadap DER, ROA berpengaruh negatif terhadap DER, SIZE

tidak berpengaruh terhadap DER dan GROWTH tidak berpengaruh

terhadap DER.
24

10. Michael Dimitri (2011)

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Likuiditas,

Profitabilitas, Ukuran, Usia dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap

Struktur Modal”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

analisis regresi linier berganda yang diperoleh hasil bahwa CR

mempunyai pengaruh yang negatif tidak signifikan terhadap DER, ROA

mempunyai pengaruh yang negatif tidak signifikan terhadap DER, SIZE

mempunyai pengaruh yang negatif tidak signifikan terhadap DER, usia

mempunyai pengaruh yang negatif tidak signifikan terhadap DER dan

GROWTH mempunyai pengaruh yang negatif yang signifikan terhadap

DER.

11. Nadia Puspawardhani (2011)

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Penjualan,

Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur

Modal Pada Perusahaan Pariwisata dan Perhotelan di BEI”. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda

yang diperoleh hasil bahwa GROWTH memiliki pengaruh negatif namun

tidak signifikan terhadap DER, ROA memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap DER, struktur aktiva berpengaruh positif namun tidak signifikan

dan SIZE memiliki pengaruh positif signifikan terhadap DER.


25

12. Sara Meta Nugrahani (2012)

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas,

Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan

Kepemilikan Manajerial Terhadap Struktur Modal (Pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010)”.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi

berganda yang diperoleh hasil bahwa ROA berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap DER, CR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

DER, GROWTH berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DER,

SIZE berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER dan MWON

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DER.

13. Selly Zuliani (2012)

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan

Penjualan, Struktur Aset dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur

Modal”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

regresi berganda yang diperoleh hasil bahwa ROA berpengaruh signifikan

terhadap DER, GROWTH tidak berpengaruh signifikan terhadap DER,

struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap DER dan tingkat

pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan terhadap DER.

14. Siti Hartanti (2010)

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Size, Likuiditas, Profitabilitas,

Risiko dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal (studi


26

empiris pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”. Alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier

berganda yang diperoleh hasil bahwa SIZE mempunyai pengaruh yang

positif signifikan terhadap DER, ROA mempunyai pengaruh yang negatif

signifikan terhadap DER, CR mempunyai pengaruh negatif terhadap DER,

Risiko tidak mempunyai pengaruh terhadap DER dan GROWTH tidak

mempunyai pengaruh terhadap DER,

15. Sulaiman (2011)

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap

Struktur Modal (studi kasus perusahaan manufaktur sektor food and

beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011)”. Alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis linier berganda

yang diperoleh hasil bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap

DER, SIZE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap DER, stuktur

aktiva berpengaruh secara signifikan terhadap DER dan GROWTH

berpengaruh secara signifikan terhadap DER.


27

C. Pengaruh Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis

1. Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Perusahaan

dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi memiliki

kemampuan untuk berkembang baik. Perusahaan yang berkembang pesat

memerlukan dana yang lebih besar untuk menjalankan aktivitas

perusahaan. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan

perusahaan untuk membiayai sebagian kebutuhan dana dengan dana yang

dihasilkan dari hasil operasional perusahaan tersebut atau dana internal.

Apabila dana internal tidak mencukupi maka dibutuhkan dana eksternal.

Kebutuhan modal eksternal yang dipilih setelah modal internal adalah

hutang. Hal ini sejalan dengan pecking order theory yang menyatakan

bahwa pemilihan pendanaan setelah modal internal berupa laba ditahan

adalah hutang lalu menerbitkan saham.

Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan memiliki dana

internal (laba ditahan) yang lebih banyak daripada perusahaan dengan

profitabilitas yang rendah, dengan laba ditahan yang besar perusahaan

akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan

hutang. Semakin tinggi profitabilitas menunjukkan bahwa laba yang

diperoleh perusahaan juga tinggi. Apabila laba perusahaan tinggi maka

memiliki sumber dana dari dalam yang cukup besar, sehingga perusahaan
28

lebih sedikit menggunakan hutang. Disamping itu, jika laba ditahan

bertambah, rasio hutang dengan sendirinya akan menurun, dengan

pernyataan tersebut bahwa perusahaan tidak menambah hutang. Oleh

karena itu, profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

2. Pengaruh likuiditas terhadap struktur modal

Menurut Riyanto, (2000) dalam Nadia Puspawardhani, (2011)

likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

finansialnya yang segera harus dipenuhi. Perusahaan yang mampu

membayar kewajiban-kewajiban yang harus segera jatuh tempo

dinamakan perusahaan yang likuid, sedangkan perusahaan yang tidak

mampu membayar kewajiban-kewajibannya disebut tidak likuid.

Semakin likuid sebuah perusahaan, semakin mudah bagi perusahaan

tersebut untuk memperoleh hutang dari pihak kreditur untuk

meningkatkan operasionalnya, karena semakin likuid perusahaan maka

semakin mendapat kepercayaan dari para kreditur atau investor untuk

mengalirkan dananya ke perusahaan tersebut. Pendapat lain menunjukkan

bahwa likuiditas yang tinggi akan membuat investor tertarik dengan

perusahaan tersebut karena perusahaan dapat memenuhi kewajiban

lancarnya dan dihadapkan pada risiko kebangkrutan yang rendah.

Berdasarkan hal diatas likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur

modal dimana semakin besar kemampuan likuiditasnya perusahaan

tersebut akan semakin mampu untuk membayar hutang atau pendanaan


29

eksternal perusahaan, dengan kemampuan likuiditasnya perusahaan dapat

mengurangi tingkat risiko perusahaan dengan mengurangi tingkat

hutangnya. Hal ini didukung oleh pecking order theory yang menyatakan

bahwa perusahaan cenderung lebih menyukai pendanaan internal karena

kecilnya risiko yang ditanggung perusahaan apabila menggunakan

pendanaan internal, dengan besarnya kemampuan memenuhi kewajiban

hutangnya, perusahaan hendaknya mengurangi tingkat risiko perusahaan

dengan mengurangi hutang perusahaan tersebut.

3. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal

Pertumbuhan perusahaan ditunjukkan dengan pencapaian tingkat

penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan, tingkat penjualan tersebut bisa

dikatakan pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan penjualan adalah

cerminan keberhasilan dimasa lalu dan dapat dijadikan prediksi dimasa

yang akan datang, dengan meningkatnya pertumbuhan penjualan berarti

akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau

pendapatan. Peningkatan penjualan yang tinggi akan menutupi biaya-

biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan operasionalnya,

sehingga menjadikan perusahaan tersebut mampu untuk membayar hutang

dan relatif aman untuk dilunasi.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang

tinggi memiliki penggunaan hutang sebagai sumber dana eksternal yang

lebih besar dibandingkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan


30

penjualannya yang rendah Mayangsari, (2001) dalam Sarsa Meta

Nugrahanu & R. Djoko Sampurno, (2012), karena pertumbuhan penjualan

yang tinggi akan menunjukkan prospek perusahaan tersebut sedang

mengalami peningkatan, yang berarti akan memberikan sinyal kepada

pihak manajamen ke pasar modal, manajemen tersebut yakin dengan

prospek perusahaan yang sedang meningkat dan harga saham juga

meningkat, pihak manajemen akan memberitahukan kepada investor agar

manajemen bisa menggunakan hutang yang lebih banyak, karena prospek

perusahaan yang sedang meningkat akan mampu membayar pinjaman dan

sinyal yang diberikan bisa dipercaya. Hal diatas sesuai dengan teori

signaling, dimana suatu tindakan yang dilakukan manajemen akan

memberi petunjuk ke pemegang saham tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan, ketika perusahaan menerbitkan hutang

baru akan memberi sinyal kepada pemegang saham dan investor tentang

prospek perusahaan dimana dimasa mendatang sedang mengalami

peningkatan.

Berdasarkan analisis diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan

penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal, karena

pertumbuhan penjualan yang bagus akan memberi sinyal kepada pihak

manajemen dan akan disampaikan ke pasar modal, manajemen yakin

dengan prospek perusahaan yang bagus akan memberi kepercayaan ke

pihak investor untuk memberikan banyak dana eksternal (hutang) kepada


31

manajemen, dan dengan peningkatan pertumbuhan penjualan tersebut

akan mampu membayar pinjamannya.

4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan.

Perusahaan yang kecil cenderung memiliki biaya modal sendiri yang lebih

tinggi daripada perusahaan besar, perusahaan kecil cenderung menyukai

dana internal daripada menggunakan dana eksternal, jadi perusahaan yang

besar akan cenderung membutuhkan dana yang lebih besar, dengan hal

tersebut perusahaan lebih cenderung menggunakan hutang. Besar kecilnya

ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal,

semakin besar ukuran sebuah perusahaan maka semakin besar pula dana

yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasi Ariyanto, (2002)

dalam Eka Ameliaa Kusumaningrum, (2009).

Perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses ke pasar modal

yang berarti perusahaan memiliki fleksibelitas dan kemampuan untuk

mendapatkan dana yang dibutuhkan. Semakin besar ukuran suatu

perusahaan, maka semakin besar penggunaan dana eksternal yang

dibutuhkan, karena perusahaan yang besar memiliki kebutuhan dana yang

besar pula dan tidak akan cukup hanya menggunakan dana internal saja.

Semakin tinggi ukuran suatu perusahaan akan memudahkan untuk

mendapatkan aliran dana dari luar perusahaan, karena besarnya aset yang

diperoleh perusahaan akan memberikan kepercayaan kepada pihak


32

investor untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan tersebut.

Semakin tinggi ukuran sebuah perusahaan berarti semakin rendah tingkat

risiko yang akan ditanggung oleh pihak perusahaan tersebut karena

perusahaan yang tinggi akan mampu membayar penggunaan hutang,

sehingga semakin besar ukuran perusahaan tersebut dianggap risiko gagal

bayar biaya bunga akan semakin kecil atas hutang perusahaan tersebut.

Berdasarkan hal diatas menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh

positif terhadap struktur modal, dimana semakin tinggi ukuran sebuah

perusahaan maka semakin tinggi pula penggunaan dari dana eksternal

(hutang). Semakin besar ukuran perusahaan berarti semakin banyak

mendapatkan aliran dana yang dibutuhkan karena memberi kepercayaan

kepada pihak investor untuk menanamkan modalnya, dan menjadikan

tingkat risikonya semakin rendah karena mampu untuk membayar hutang

dengan tingginya suatu ukuran perusahaan.

D. Rumusan Hipotesis

1. Profitabilitas dan Struktur Modal

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh

keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Perusahaan

dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi relatif

menggunkan hutang yang kecil karena perusahaan masih mempunyai

sejumlah dana dan laba ditahan yang besar pula. Pernyataan ini sesuai
33

dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan dengan

tingkat pengembalian yang tinggi relatif menggunakan hutang yang

rendah, karena perusahaan tersebut masih mempunyai dana dari hasil

operasionalnya tersebut, pendanaan dari dalam perusahaan biasanya

memiliki tingkat risiko lebih kecil, selain itu perusahaan masih terbilang

mampu untuk membiayai usahanya sendiri melalui laba ditahan dan tidak

memerlukan adanya hutang. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas

memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arief Rahman Hakin

(2007), Dwi Ema Putra (2011), I Komang Sunarta Kartika (2013), Irza

Nofriani (2010), Merdianti Resino (2010), Sarsa Meta Nugrahani (2012)

dan Siti Hartanti (2010) menunjukkan hasil yang serupa bahwa

profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal.

Berdasarkan penjelasan hipotesis diatas, maka hipotesis yang diajukan

adalah :

H1 : profitabilias berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

2. Likuiditas dan Struktur Modal

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

finansialnya yang harus segera dipenuhi. Semakin tinggi tingkat

likuditasnya maka semakin mampu perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang mempunyai likuiditas

yang tinggi berarti mempunyai kemampuan membayar hutang. Menurut


34

pecking order theory, perusahaan yang mempunyai likuditas yang tinggi

akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang karena masih

mempunyai dana yang besar yang berasal dari dana internal. Hal ini

menunjukkan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh negatif terhadap

struktur modal.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arief Rahman Hakin (2007),

Dwi Ema Putra (2011), Irza Nofriani (2010), Sarsa Meta Nugrahani

(2012) dan Siti Hartanti (2010) menyatakan hasil yang serupa bahwa

likuiditas mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal.

Berdasarkan penjelasan hipotesa diatas, maka hipotesa yang diajukan

adalah :

H2 : likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

3. Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Modal

Pertumbuhan penjualan adalah cerminan keberhasilan dimasa lalu dan

dapat dijadikan prediksi dimasa yang akan datang, dengan meningkatnya

pertumbuhan penjualan berarti akan meningkatkan kemampuan

memperoleh laba/pendapatan. Peningkatan penjualan yang tinggi akan

mampu menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

kegiatan operasionalnya, dan menjadikan perusahaan tersebut mampu

untuk membayar hutang, sehingga besarnya hutang yang ditanggung oleh

pihak perusahaan tersebut akan menjadi relatif aman dan mudah dilunasi.
35

Menurut teori signaling, dimana perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan penjualan yang tinggi akan memberikan sinyal ke pihak

manajemen dan akan disampaikan ke pasar modal bahwa prospek

perusahaan tersebut bagus, manajemen yakin dengan prospek perusahaan

yang bagus dan dengan harga saham yang meningkat, manajemen akan

memberitahukan ke pihak investor agar manajemen bisa menggunakan

hutang yang lebih banyak, dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi

perusahaan tersebut akan mampu membayar pinjamannya dan

memberikan sinyal yang bisa dipercaya ke investor. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif

terhadap struktur modal.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ari Nur Aini (2010), Nurul

Laily (2010), Sarsa Meta Nugrahani (2012) yang menunjukkan hasil yang

serupa bahwa pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif

terhadap struktur modal. Berdasarkan penjelasan hipotesa diatas, maka

hipotesa yang diajukan adalah :

H3 : pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap stuktur

modal.

4. Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan.

Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap

struktur modal, semakin besar perusahaan maka semakin besar pula dana
36

yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasi Ariyanto, (2002)

dalam Eka Amelia Kusumaningrum, (2009).

Perusahaan yang besar dapat dengan mudah mengakses ke pasar

modal, karena perusahaan memiliki kemampuan untuk mendapatkan dana

yang dibutuhkan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin

besar pula dana eksternal yang dibutuhkan perusahaan, karena perusahaan

yang besar membutuhkan dana yang besar pula, tidak hanya menggunakan

dana internal saja. Semakin besar ukuran perusahaan berarti semakin

rendah tingkat risiko yang ditanggung oleh perusahaan tersebut karena

perusahaan yang besar mampu membayar hutangnya. Semakin tinggi

ukuran suatu perusahaan akan mudah mendapatkan pendanaan atau

hutang, karena perusahaan besar memiliki akses kepasar modal sebab

perusahaan besar memiliki kepercayaan dan kemampuan untuk

mendapatkan dana dari pihak eksternal karena semakin besar ukuran

perusahaan tersebut dianggap risiko gagal bayar biaya bunga akan

semakin kecil atas hutang perusahaan tersebut. Hal tersebut menyatakan

bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur

modal.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ida Bagus Gede Nicko Sabo

Adiyana (2014), I Komang Sunarta Kartika (2010), Nadia Puspawardhani

(2011) dan Sarsa Meta Nugrahani (2012) menyatakan hasil yang serupa

bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur


37

modal. Berdasarkan penjelasan hipotesa diatas, maka hipotesa yang

diajukan adalah :

H4 : ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal

E. Model Penelitian

Model yang dilakukan dalam penelitian ini bisa digambarkan sebagai

berikut :

-
Profitabilitas Perusahaan

-
Likuiditas Perusahaan
Struktur
Modal
+
Perusahaan
Pertumbuhan Penjualan

+
Ukuran Perusahaan

Gambar 2.1 Model Penelitian


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun

2010-2014. Adapun alasan kenapa memilih perusahaan manufaktur, karena

perusahaan manufaktur yang paling banyak terdaftar di BEI dan lebih mudah

diperoleh hasil data serta informasi berupa laporan keuangan tahunan.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data kuantitatif merupakan data laporan keuangan tahunan perusahaan yang

akan diteliti. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh secara tidak langsung. Sumber data yang diperoleh

dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) periode tahun 2010-2014

serta melalui website BEI www.idx.co.id dan sumber-sumber lain yang dapat

mendukung dalam penelitian ini.

38
39

C. Teknik Pengambilan Sampel

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling, yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang

mempunyai kriteria sesuai tujuan atau target tertentu dan informasinya

diperoleh dengan mempertimbangkan tujuan atau masalah dalam penelitian.

Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

yang masih aktif diperdagangkan.

2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan

dan laporan tahunan yang tidak mengalami kerugian serta

pertumbuhan positif selama periode tahun 2010-2014.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui studi

pustaka yaitu dengan mengkaji jurnal, buku-buku dan internet untuk

memperoleh infomasi yang terkait dengan struktur modal.

Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik

dokumentasi, yaitu dengan mengkopi dan mencatat laporan keuangan tahunan

yang dapat diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) serta

melaui website BEI www.idx.co.id dan sumber-sumber lain yang relevan

dengan penelitian ini.


40

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependent (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal.

Struktur modal merupakan gabungan dari beberapa sumber pendapatan

dengan kategori utamanya adalah hutang atau ekuitas yang digunakan

perusahaan untuk mendanai investasi asetnya.

DER = Total Hutang

Total Ekuitas

2. Variabel Independent (X)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas,

likuiditas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan.

a. Profitabilitas (ROA)

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang

ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi

perusahaan guna menghasilkan keuntungan.

ROA = EAT

Total Aktiva

Dimana :

ROA = Return On Aset (Profitabilitas)

EAT = Laba bersih setelah pajak


41

b. Likuiditas (CR)

Likuiditas adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi.

CR = Current Aset

Current Liabilities

Dimana :

CR = Current Ratio (Likuiditas)

Current Aset = Total Aktiva Lancar

Current Liabilities= Total Kewajiban Lancar

c. Pertumbuhan Penjualan (Growth)

Pertumbuhan penjualan merupakan cerminan keberhasilan

investasi dimasa lalu dan dapat dijadikan prediksi untuk

pertumbuhan dimasa yang akan datang.

Pertumbuhan Penjualan = Salest – Sales(t-1)

Sales(t-1)

Dimana :

Salest = Total penjualan perusahaan

Sales(t-1) = Total penjualan perusahaan tahun sebelumnya


42

d. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah menggambarkan besar kecilnya

suatu aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Size = Log(Total Aset)

Dimana :

Size = Ukuran Perusahaan

Log = Logaritma

F. Uji Kualitas Data

1. Analisis Deskriptif

Statistika deskriptif adalah bagian dari statistika yang mempelajari

alat, teknik atau prosedur yang digunakan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan kumpulan data atau hasil pengamatan yang telah

dilakukan.

Statistik deskriptif merupakan metode-metode yang berkaitan dengan

pengumpulan, peringkasan dan penyajian suatu data sehingga memberikan

informasi yang berguna dan juga menatanya ke dalam bentuk yang siap

untuk dianalisis. Statistik deskriptif ini merupakan fase yang

membicarakan mengenai penjabaran dan penggambaran termasuk

penyajian data.
43

Adapun statistik deskriptif ini mempunyai tujuan untuk memberikan

gambaran mengenai suatu data agar data yang tersaji menjadi mudah

dipahami dan informatif bagi orang yang membacanya. Statistik deskriptif

menjelaskan berbagai karakteristik data seperti rata-rata (mean), jumlah

(sum), simpangan baku (standard deviation), varians (variance), rentang

(range), nilai minimum dan nilai maximum dan lain sebagainya.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah regresi bisa

dilakukan atau tidak. Penelitian ini menggunakan data sekunder, maka

untuk menentukan ketetapan model perlu dilakukan pengujian atas

beberapa asumsi klasik yang dilakukan berikut ini :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual

terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

memiliki nilai residual yang terdistribusi normal, jadi uji

normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi

pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu

bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal

ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada

nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian.

Pengujian normalitas data ini dilakukan menggunakan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan adalah :


44

1) Apabila nilai probabilitas signifikan > 0,05, berarti data

berdistribusi normal.

2) Apabila nilai probabilitas signifikan < 0,05, berarti data

berdistribusi tidak normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi

antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Secara

sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen,

jadi tidak boleh ada korelasi antara obsevasi dengan data observasi

sebelumnya.

Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji

Durbin-Watson (DW test) dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL), maka

hipotesis 0 ditolak, yang berarti terdapat autokolerasi.

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis 0

diterima, yang berarti tidak ada autokolerasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan

(4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.


45

Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin

Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya

variabel yang menjelaskan.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya

korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam

suatu model regresi linier berganda, jika ada korelasi yang tinggi

di antara variabel-variabel independennya, maka hubungan antara

variabel independen terhadap variabel dependennya menjadi

terganggu. Pengujian multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance

dan Variance Inflation Factor (VIF) yaitu :

1) Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas.

2) Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka

disimpulkan bahwa ada multikolinearitas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidakpastian varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain, jika varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.


46

Mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Glejser

yaitu dengan cara mengkorelasikan nilai absolute dari residual

dengan masing-masing variabel independen, jika hasil pengujian

diperoleh nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda merupakan

hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan

variabel dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing

variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabilai nilai variabel

independen mengalami kenaikan atau penurunan. Model regresi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + е

Dimana :

Y = Struktur Modal (DER)

α = Konstanta
47

X1 = Profitabilitas (ROA)

X2 = Likuiditas (CR)

X3 = Pertumbuhan Penjualan (GROWTH)

X4 = Ukuran Perusahaan (SIZE)

b1-b4 = Koefisien regresi masing-masing variabel bebas

е = eror tern

2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.

Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig

(significance).

a. Jika probabilitas nilai t (sig) < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa

variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen, sehingga hipotesis diterima.

b. Jika probabilitas nilai t (sig) > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa

variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis ditolak.

3. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.
48

a. Jika nilai sig dan taraf signifikan > 0,05, maka variabel independen

secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal, sehingga hipotesis ditolak.

b. Jika nilai sig dan taraf signifikan < 0,05, maka variabel independen

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal,

sehingga hipotesis diterima.

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini didefinisikan untuk mengetahui seberapa jauh variabel

independen dapat menjelaskan varian variabel dependen. Koefisien

determinasi digunakan untuk mengetahui proporsi pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 menunjukkan seberapa

besar model regresi mampu menjelaskan variabel tergantung atau

menunjukkan proporsi pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Perusahaan

1. Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat

memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya

mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Indonesia

berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar

dan solid untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.

Bursa Efek Indonesia berawal dari berdirinya Bursa Efek di Batavia,

yang dikenal sebagai Jakarta pada saat ini, oleh pemerintah Hindia

Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan

adalah saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda yang

beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia

Belanda dan sekuritas lainnya.

Perkembangan Bursa Efek di Batavia sangat pesat sehingga

mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada

taggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus

1925. Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik

49
50

di Eropa awal tahun 1939. Bursa Efek di Jakarta pun akhirnya ditutup juga

akibat terjadinya perang dunia ke dua tahun 1942, sekaligus menandai

berakhirnya aktivitas pasar modal di Indonesia.

Pasar Modal di Indonesia kembali digiatkan dengan dibukanya

kembali Bursa Efek di Jakarta pada tanggal 3 Juni 1952. Pada tahun 1958

kegiatan Bursa Efek di Jakarta kembali dihentikan karena adanya inflasi

dan resesi ekonomi. Hal ini tak berlangsung lama sebab Bursa Efek di

Jakarta dibuka kembali dan akhirnya mengalami kebangkitan pada tahun

1970. Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar

Modal, disusul tahun 1976 berdirinya BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar

Modal) serta berdirinya perusahaan dan investasi PT Danareksa.

Kebangkitan ini didukung dengan diresmikannya aktivitas perdagangan di

Bursa Efek Jakarta oleh Presiden Soeharto pada tahun 1977.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan Paket Deregulasi Desember 1987

dan Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi Bursa Efek.

Paket Deregulasi ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah

menjadi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 13 Juli 1992. Pada

tahun ini juga BAPEPAM yang awalnya Badan Pelaksana Pasar Modal

berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Bursa Efek Jakarta berkembang dengan pesat sehingga kegiatannya

semakin ramai dan kompleks. Hal ini menyebabkan sistem perdagangan

manual yang selama ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta tidak lagi
51

memadai. Pada tanggal 22 Mei 1995 diterapkanlah suatu sistem otomatis

yang dinamakan JATS (Jakarta Automatic Trading System). Sistem yang

baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi lebih

besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang adil dan transparan

dibanding dengan sistem perdagangan manual.

Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) kemudian

bergabung dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tahun 2007. Penggabungan kedua bursa ini diharapkan dapat menciptakan

kondisi perekonomian Indonesia yang lebih baik.

2. Sektor di BEI (Bursa Efek Indonesia)

Semua perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek

Indonesia (BEI) diklasifikasikan kedalam 9 sektor BEI. Ke-9 sektor BEI

tersebut didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh BEI

yang disebut JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification).

a. Sektor Utama : Sumber Daya Alam

1) Sektor Pertanian

(a) Sub sektor Tanaman Pangan

(b) Sub sektor Perkebunan

(c) Sub sektor Peternakan

(d) Sub sektor Perikanan

(e) Sub sektor Kehutanan


52

2) Sektor Pertambangan

(a) Sub sektor Pertambangan Batubara

(b) Sub sektor Pertambangan Minyak & Gas Bumi

(c) Sub sektor Pertambangan Logam dan Mineral lainnya

(d) Sub sektor Pertambangan Batu-batuan

b. Sektor Ketiga : Manufaktur

1) Sektor Industri Dasar dan Kimia

(a) Sub sektor Semen

(b) Sub sektor Keramik, Porselen & Kaca

(c) Sub sektor Logam & Sejenisnya

(d) Sub sektor Kimia

(e) Sub sektor Plastik & Kemasan

(f) Sub sektor Pakan Ternak

(g) Sub sektor Kayu & Pengolahannya

(h) Sub sektor Pulp & Kertas

2) Sektor Aneka Industri

(a) Sub sektor Mesin & Alat Berat

(b) Sub sektor Otomotif & Komponennya

(c) Sub sektor Tekstil & Garmen

(d) Sub sektor Alas Kaki

(e) Sub sektor Kabel

(f) Sub sektor Elektronika


53

3) Sektor Industri Barang Konsumsi

(a) Sub sektor Makanan & Minuman

(b) Sub sektor Rokok

(c) Sub sektor Farmasi

(d) Sub sektor Kosmetik & Barang Keperluan Rumah Tangga

(e) Sub sektor Peralatan Rumah Tangga

c. Sektor Ketiga : Jasa

1. Sektor Properti, Real Estat dan Konstruksi Bangunan

(a) Sub sektor Properti & Real Estat

(b) Sub sektor Konstruksi Bangunan

2. Sektor Infrastruktur, utilitas & transportasi

(a) Sub sektor Energi

(b) Sub sektor Jalan Tol, Pelabuhan, Bandara & Sejenisnya

(c) Sub sektor Telekomunikasi

(d) Sub sektor Transportasi

(e) Sub sektor Konstruksi Non Bangunan

3. Sektor Keuangan

(a) Sub sektor Bank

(b) Sub sektor Lembaga Pembiayaan

(c) Sub sektor Perusahaan Efek

(d) Sub sektor Asuransi


54

4. Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi

(a) Sub sektor Perdagangan Besar

(b) Sub sektor Perdagangan Eceran

(c) Sub sektor Restoran, Hotel & Pariwisata

(d) Sub sektor Advertising, Printing & Media

(e) Sub sektor Kesehatan

(f) Sub sektor Jasa Komputer & Perangkatnya

(g) Sub sektor Perusahaan Investasi

3. Gambaran Umum Perusahaan Sampel

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

2010-2014. Adapun proses penyeleksian sampel yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel
Tahun
Keterangan
2010 2011 2012 2013 2014
Perusahaan manufaktur yang terdaftar 126 132 132 133 149
di BEI tahun 2010-2014
Perusahaan yang mengalami kerugian 69 64 73 71 100
dan pertumbuhan negative
Total data 57 68 59 62 49
TOTAL 295
Outlier 62
Jumlah data yang dijadikan sampel 233
Sumber: www.idx.co.id
55

Perusahaan dipilih dengan menggunakan metode purposive judgement

sampling, yaitu berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan

proses penyeleksian sampel yang telah dilakukan setelah outlier, maka

diperoleh 233 data yang termasuk perusahaan manufaktur yang dijadikan

sampel. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah :

Tabel 4.2
Sampel Penelitian

No. KODE NAMA PERUSAHAAN


1. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
2. SMCB Holcim Indonesia Tbk
3. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
4. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
5. ARNA Arwana Citramulia Tbk
6. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
7. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
8. BTON Betonjaya Manunggal Tbk
9. CTBN Citra Tubindo Tbk
10. INAI Indal Alumunium Industry Tbk
11. LION Lion Metal Works Tbk
12. LMSH Lionmesh Prima Tbk
13. PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
14. BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk
15. EKAD Ekadharma International Tbk
16. SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
17. SRSN Indo Acitama Tbk
18. UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk
19. AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
20. APLI Asiaplast Industries Tbk
21. IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk
22. IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk
23. TRST Trias Sentosa Tbk
24. CPIN Charoen Pokhpand Indonesia Tbk
25. JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
26. SIPD Sierad Produce Tbk
56

27. ALDO Alkindo Naratama Tbk


28. TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
29. ASII Astra International Tbk
30. AUTO Astra Otoparts Tbk
31. BRAM Indo Kordsa Tbk
32. GDYR Goodyear Indonesia Tbk
33. GJTL Gajah Tunggal Tbk
34. INDS Indospring Tbk
35. MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
36. NIPS Nipress Tbk
37. PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk
38. SMSM Selamat Sempurna Tbk
39. INDR Indo-Rama Synthetics Tbk
40. PBRX Pan Brothers Tbk
41. RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
42. TRIS Trisula International Tbk
43. UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
44. BATA Sepatu Bata Tbk
45. IKBI Sumi Indo Kabel Tbk
46. KBLI KMI Wire and Cable Tbk
47. KBLM Kabelindo Murni Tbk
48. SCCO Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk
49. VOKS Voksel Electric Tbk
50. ADES Akasha Wira International Tbk
51. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
52. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
53. DLTA Delta Djakarta Tbk
54. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
55. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
56. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
57. MYOR Mayora Indah Tbk
58. ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
59. SKLT Sekar Laut Tbk
60. STTP Siantar Top Tbk
61. ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk
62. GGRM Gudang Garam Tbk
63. HMSP HM Sampoerna Tbk
64. DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
65. KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
66. KLBF Kalbe Farma Tbk
67. MERK Merck Tbk
57

68. PYFA Pyridam Farma Tbk


69. SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
70. MBTO Martina Berto Tbk
71. TCID Mandom Indonesia Tbk
72. UNVR Unilever Indonesia Tbk
73. KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
74. KICI Kedaung Indah Can Tbk

B. Hasil Uji Kualitas Data

1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran

mengenai suatu data agar data yang tersaji menjadi mudah dipahami dan

informatif bagi orang yang membacanya. Statistik deskriptif menjelaskan

berbagai karakteristik data seperti nilai minimum, nilai maximum, nilai

rata-rata dan standar deviasi. Statistik deskriptif variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.3

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 295 .10 10.15 .9662 .90990
ROA 295 .00 .72 .1094 .10340
CR 295 .21 11.74 2.3820 1.73581
GROWTH 295 .00 1185.78 6.3171 77.00539
SIZE 295 4.89 7.93 6.2306 .68155
Valid N
295
(listwise)
Sumber: Hasil olah data
58

Tabel 4.3 menunjukkan hasil bahwa variabel Debt to Equity Ratio

dengan sampel 295 mempunyai nilai minimum sebesar 0,10, nilai

maksimum sebesar 10,15, dengan nilai rata-rata sebesar 0.9662 dan

standar deviasi 0,90990. Variabel Return On Asset dengan sampel 295

mempunyai nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum sebesar 0,72,

dengan nilai rata-rata sebesar 0,1094 dan standar deviasi 0,10340.

Variabel Current Ratio dengan sampel 295 mempunyai nilai minimum

sebesar 0,21, nilai maksimum sebesar 11,74, dengan nilai rata-rata

sebesar 2,3820 dan standar deviasi 1,73581. Variabel Growth dengan

sampel 295 mempunyai nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum

sebesar 1185,78, dengan nilai rata-rata sebesar 6,3171 dan standar deviasi

77,00539. Variabel Size dengan sampel 295 mempunyai nilai minimum

sebesar 4,89, nilai maksimum sebesar 7,93, dengan nilai rata-rata sebesar

6,2306 dan standar deviasi 0,68155.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji kevalidan data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi

klasik karena data yang digunakan adalah data sekunder dan

menggunakan alat analisis regresi, jika model regresi terdapat

penyimpangan klasik, maka sebaiknya dilakukan usaha-usaha tertentu

untuk menyelesaikannya. Uji asumsi klasik digunakan agar model regresi

pada penelitian ini signifikan dan representatif atau disebut Best Linier

Unbiased Estimator (BLUE). Asumsi klasik yang digunakan yaitu :


59

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, untuk

mengidentifikasi normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode

uji one sample kolmogorov-smirnov (KS). Apabila nilai probabilitas

signifikan > 0,05 maka residual berdistribusi normal. Hasil uji dengan

metode K-S diperoleh sebagai berikut ini :

Tabel 4.4
Uji Normalitas Sebelum Logaritma Natural

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 233
Normal Mean -.1284499
Parametersa Std. Deviation .39040422
Most Extreme Absolute .136
Differences Positive .136
Negative -.094
Kolmogorov-Smirnov Z 2.080
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil olah data
60

Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Setelah Logaritma Normal

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 233
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .11194556
Most Extreme Absolute .024
Differences Positive .023
Negative -.024
Kolmogorov-Smirnov Z .371
Asymp. Sig. (2-tailed) .999
Sumber: Hasil olah data

Hasil perhitungan pertama pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa total

data 233 dan besar signifikansinya 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini

berarti data residual tidak berdistribusi normal, sehingga dapat

disimpulkan model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Cara

memenuhi uji asumsi klasik normalitas dalam penelitian ini

menggunakan Logaritma natural L(n), karena data variabel yang

digunakan mengalami GAP yang jauh signifikan di antara variabel.

Hasil perhitungan kedua pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa total

data 233 dan besar signifikansinya 0,999 lebih besar dari 0,05. Hal ini

berarti data residul berdistribusi normal, sehingga dapat disimpulkan

model regresi memenuhi asumsi normalitas.


61

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier ada korelasi antara residual (kesalahan

pengganggu) pada periode t dengan residual pada periode t-1

(sebelumnya). Hasil uji autokorelasi dengan melihat besaran dari

Durbin-Watson (DW test). Nilai Durbin Watson yang berada diantara

du dan 4-dU/dL < d < 4-dU, menunjukkan hasil bahwa tidak terkena

gejala autokorelasi. Pertama dilakukan transformasi data dalam bentuk

log, ternyata hasilnya terkena gejala autokorelasi. Cara untuk

mengobati adanya gejala autokorelasi menggunakan metode Theil

Nagar adalah sebagai berikut:

Dimana:

N= banyaknya jumlah sampel

d= Durbin-Watson

k= banyaknya jumlah variabel

Mencari nilai p dengan perhitungan sebagai berikut:

0,967
233 2 1− 2 +42 54289 1−0,4835 +16
P= P =
233 2 − 4 2 54289 − 16

28056 ,26
P=
54273

P=0,5169

P digunakan untuk mencari nilai dari rumus dibawah ini:


62

1 − �2 = 1 − 0,5169

= 1 − 0,267 = 0,733 =0,856

Setelah diketahui nilai dari persamaan diatas, maka data pertama

dari sampel diturunkan terlebih dahulu menjadi data sampel kedua.

Setelah diketahui hasil dari perhitungan sebesar 0,856 maka angka ini

digunakan untuk menghitung data 1 dengan rumus y/x (0,856), untuk

data kedua dan seterusnya menggunakan rumus y-(��−1 (0,267)).

Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi Setelah Theil Negar

Uji Autokolerasi dU DW-test 4-Du Keterangan


Tidak terdapat masalah
Durbin Watson 1.819 1.840 2.181
autokolerasi
Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan hasil pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa data sebanyak

233 sampel dengan nilai DW sebesar 1,840, nilai dU pembanding sebesar

1,819. Nilai tabel dU < DW < 4 – dU = 1,819 < 1,840 < 2,181, sehingga

bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya korelasi

antara variabel independen dalam sebuah model regresi berganda.

Cara untuk mencegah adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat


63

dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai

tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka tidak terdapat gejala

multikolinearitas.

Berdasarkan uji asumsi klasik multikolinearitas diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity
Variabel independen Statistics Keterangan
Tolerance VIF
ROA 0.858 1.166 Tidak ada multikolinearitas
Current Ratio 0.852 1.174 Tidak ada multikolinearitas
Growth 0.955 1.047 Tidak ada multikolinearitas
Size 0.922 1.085 Tidak ada multikolinearitas
Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai tolerance dari

keempat variabel lebih besar dari 0,1 dan variabel independen tidak

ada yang mempunyai nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Hasil ini

menunjukkan tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam model

regresi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidakpastian varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Cara yang digunakan dalam uji


64

heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Glejser yaitu

dengan mengkorelasikan nilai absolute dari residual dengan masing-

masing variabel independen, jika hasil pengujian diperoleh nilai

signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji

heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Independen Nilai (Sig) Keterangan

ROA 0.487 Tidak terjadi heteroskedastisitas


CR 0.103 Tidak terjadi heteroskedastisitas
GROWTH 0.612 Tidak terjadi heteroskedastisitas
SIZE 0.054 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Hasil olah data

Hasil pada tabel 4.8 menggunakan hasil uji glejser menunjukkan

bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan secara

statistik karena nilai (sig) lebih besar dari 0,05. Hal ini bahwa tidak

ada gejala heteroskedastisitas.

Berdasarkan uji asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model

regresi dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas, tidak

terjadi autokorelasi, tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi

heteroskedastisitas, sehingga model regresi dalam penelitian ini layak

untuk digunakan.
65

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

Metode analisis data yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis

dalam penelitian ini adalah dengan regresi linier berganda, uji t, uji F, uji

koefisien determinasi (R2).

1. Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.

Peneliti menggunakan analisis linier berganda karena variabel

independen dalam penelitian ini lebih dari satu variabel.

Tabel 4.9
Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .204 .137 1.486 .139
LOG_ROA -.076 .018 -.113 -4.248 .000
LOG_CR -.996 .030 -.873 -32.687 .000
LOG_GROWTH .047 .015 .077 3.059 .002
LOG_SIZE -.160 .162 -.025 -.989 .324
a. Dependent Variable: LOG_DER
Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan tabel 4.9 hasil analisis regresi berganda diperoleh

sebagai berikut :
66

DER = 0,204 – 0,076ROA – 0,996CR + 0,047GROWTH – 0,160

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar 0,204 artinya jika ada pengaruh ROA (X1),

CR (X2), GROWTH (X3) dan SIZE (X4) terhadap DER (Y)

nilainya adalah 0,204.

b. Variabel ROA (profitabilitas) mempunyai nilai sebesar -0,076

artinya bahwa setiap terjadi kenaikan ROA (profitabilitas)

sebesar 1%, maka DER (struktur modal) akan mengalami

penurunan sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap.

c. Variabel CR (likuiditas) mempunyai nilai sebesar -0,996

artinya bahwa setiap terjadi kenaikan CR (likuiditas) sebesar

1%, maka DER (struktur modal) akan mengalami penurunan

sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap.

d. Variabel GROWTH (pertumbuhan penjualan) mempunyai

nilai sebesar 0,047 artinya bahwa setiap terjadi kenaikan

GROWTH (pertumbuhan penjualan) sebesar 1%, maka DER

(struktur modal) akan mengalami peningkatan sebesar 1%

dengan asumsi variabel lain tetap.

e. Variabel SIZE (ukuran perusahaan) mempunyai nilai sebesar -

0,160 artinya bahwa setiap terjadi kenaikan SIZE (ukuran

perusahaan) sebesar 1%, maka DER (struktur modal) akan


67

mengalami penurunan sebesar 1% dengan asumsi variabel lain

tetap.

2. Uji t (secara parsial)

Cara menguji keterkaitan antara variabel independen secara parsial

dengan variabel dependen menggunakan uji t (secara parsial), jika

tingkat kesalahan (probabilitas) lebih kecil dari taraf signifikan 0,05

maka variabel independen yang diuji adalah mempunyai pengaruh yang

signifikan dengan variabel dependen atau sebaliknya. Hasil analisis uji t

(secara parsial) dapat dilihat pada tabel 4.9 diatas.

a. Profitabilitas (Return On Asset) pada tabel 4.9 menunjukkan nilai

koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,076 dan memiliki

nilai t sebesar -4,248 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.

Nilai signifikansi < 0,05, artinya ROA berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap struktur modal (DER), maka hipotesis

pertama (H1) dalam penelitian ini diterima.

b. Likuiditas (Current Ratio) pada tabel 4.9 menunjukkan nilai

koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,996 dan memiliki

nilai t sebesar -32,687 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.

Nilai signifikansi < 0,05, artinya CR berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap struktur modal (DER), maka hipotesis kedua

(H2) dalam penelitian ini diterima.


68

c. Pertumbuhan penjualan (GROWTH) pada tabel 4.9 menunjukkan

nilai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0,047 dan

memiliki nilai t sebesar 3,059 dengan nilai signifikansi sebesar

0,002. Nilai signifikansi < 0,05, artinya GROWTH berpengaruh

positif dan signifikan terhadap struktur modal (DER), maka

hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini diterima.

d. Ukuran perusahaan (SIZE) pada tabel 4.9 menunjukkan nilai

koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,160 dan memiliki

nilai t sebesar -0,989 dengan nilai signifikansi sebesar 0,324.

Nilai signifikansi > 0,05, artinya SIZE tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap struktur modal (DER), maka hipotesis

keempat (H4) dalam penelitian ini ditolak.

3. Uji F (secara simultan)

Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen secara simultan terhadap variabel dependen, jika nilai (sig)

lebih kecil dari taraf signifikan maka variabel independen secara

simultan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen atau sebaliknya, jika nilai (sig) lebih besar dari taraf

signifikan maka variabel independen secara simultan tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F

adalah sebagai berikut ini :


69

Tabel 4.10
Hasil Uji F

ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 18.071 4 4.518 354.278 .000a
Residual 2.907 228 .013
Total 20.978 232
a. Predictors: (Constant), LOG_SIZE, LOG_GROWTH, LOG_ROA, LOG_CR
b. Dependent Variable: LOG_DER
Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan hasil linier berganda pada tabel 4.10 menunjukkan hasil

bahwa nilai F hitung sebesar 354,278 bertanda positif dengan nilai (sig)

0,000 < taraf signifikan 0,05. Hal ini berarti variabel independen secara

simultan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen,

jadi profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), pertumbuhan penjualan

(GROWTH) dan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap struktur

modal (DER).

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur prosentase

pengaruh semua variabel independen yang ditunjukkan oleh besarnya

koefisien determinasi (R2). Besarnya koefisien determinasi dari 0

sampai 1, semakin mendekati 0 maka semakin kecil pengaruhnya dan

sebaliknya jika angka koefisien determinasi mendekati 1 maka semakin


70

besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Ringkasan hasil regresi menunjukkan Adj R Square sebagai berikut :

Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .721 .519 .513 .17709
a. Predictors: (Constant), SIZE, GROWTH, ROA, CR
b. Dependent Variable: DER
Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan hasil pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai

Adjusted R Square sebesar 0,513 atau 51,3%. Hal ini menunjukkan

bahwa struktur modal (DER) dapat dijelaskan oleh variabel

profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), pertumbuhan penjualan

(GROWTH) dan ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 51,3% dan 48,7

dipengaruhi oleh variabel lain.

D. Pembahasan (Interpretasi)

Hasil pengujian secara simultan diperoleh bahwa profitabilitas, likuiditas,

pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur

modal. Pembahasan dari hasil pengujian secara parsial adalah sebagai berikut:
71

1. Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal

Hipotesis pertama diperoleh nilai koefisien regresi dengan arah

negatif sebesar -0,076 dan nilai t sebesar -4,248. Nilai signifikansi

sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Disimpulkan bahwa

profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

struktur modal (DER) sehingga H1 diterima.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal (DER).

Artinya semakin tinggi profitabilitas maka semakin rendah hutang,

karena perusahaan dengan laba yang tinggi akan memiliki sumber

dana dari dalam cukup besar, sehingga perusahaan lebih sedikit

menggunakan hutang. Selain itu, jika laba ditahan bertambah maka

rasio hutang dengan sendirinya akan menurun dan tidak akan

menambah hutang. Hasil ini mendukung teori pecking order yang

menjelaskan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal

daripada eksternal, karena perusahaan yang sedang mengalami

peningkatan keuntungan/laba yang dihasilkan oleh perusahaan

tersebut tidak perlu lagi menggunakan hutang untuk membiayai

investasinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Arief Rahman Hakin (2007), Ari Nur Aini (2007),

Dwi Ema Putra (2011), I Komang Sunarta Kartika (2013), Irza


72

Nofriani (2010), Merdianti Resino (2010), Sarsa Meta Nugrahani

(2012) dan Siti Hartanti (2010).

2. Pengaruh likuiditas terhadap struktur modal

Hipotesis kedua diperoleh nilai koefisien regresi dengan arah

negatif sebesar -0,996 dan nilai t sebesar -32,687. Nilai signifikansi

sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Disimpulkan bahwa likuiditas

(CR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal

(DER) sehingga H2 diterima.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa likuiditas (CR) berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap struktur modal (DER). Artinya

semakin besar kemampuan likuiditasnya perusahaan akan semakin

mampu untuk membayar hutang, dengan kemampuan likuiditasnya

perusahaan dapat mengurangi tingkat risiko perusahaan dengan

mengurangi tingkat hutangnya. Hasil ini sesuai dengan teori pecking

order yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat

keuntungan yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, sehingga

perusahaan tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini

dikarenakan perusahaan memiliki sumber dana internal yang

melimpah, sehingga perusahaan lebih cenderung menggunakan dana

internalnya terlebih dahulu sebelum menggunakan pembiayaan

eksternal. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Arief


73

Rahman Hakin (2007), Dwi Ema Putra (2011), Irza Nofriani (2010),

Sarsa Meta Nugrahani (2012) dan Siti Hartanti (2010).

3. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal

Hipotesis ketiga diperoleh nilai koefisien regresi dengan arah

positif sebesar 0,047 dan nilai t sebesar 3,059. Nilai signifikansi

sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05. Disimpulkan bahwa pertumbuhan

penjualan (GROWTH) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

struktur modal (DER) sehingga H3 diterima.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan

(GROWTH) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur

modal (DER). Artinya semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan

dan laba yang tinggi memiliki penggunaan hutang sebagai sumber

dana eksternal yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat

pertumbuhan penjualan yang rendah, karena pertumbuhan penjualan

yang tinggi akan menunjukkan prospek perusahaan tersebut sedang

mengalami peningkatan, yang berarti akan memberikan sinyal ke

pihak manajemen ke pasar modal, bahwa manajemen tersebut yakin

dengan prospek perusahaan yang bagus akan memberi kepercayaan ke

pihak investor untuk memberikan banyak dana eksternal (hutang)

kepada manajemen dan dengan peningkatan penjualan tersebut akan

mampu membayar pinjamannya. Hal ini sesuai dengan teori signaling

yang menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan manajemen akan


74

memberi petunjuk ke pemegang saham tentang bagaimana

manajemen memandang prospek perusahaan, ketika perusahaan

menerbitkan hutang baru akan memberi sinyal kepada pemegang

saham dan investor tentang prospek perusahaan, dimana dimasa

mendatang sedang mengalami peningkatan. Hasil ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Ari Nur Aini (2010), Nurul Laily

(2010) dan Sarsa Meta Nugrahani (2012).

4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal

Hipotesis keempat diperoleh nilai koefisien regresi dengan arah

negatif sebesar -0,160 dan nilai t sebesar -0,989. Nilai signifikansi

sebesar 0,324 lebih besar dari 0,05. Disimpulkan bahwa ukuran

perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal (DER) sehingga H4 ditolak.

Hasil hipotesis keempat menyatakan bahwa perusahaan yang

berukuran besar akan memberikan kepercayaan dan kemampuan

untuk mendapatkan aliran dana atau permodalan melalui akses yang

mudah, sehingga dengan mudah perusahaan mendapatkan pinjaman

dan mendorong perusahaan tersebut untuk melakukan hutang, tetapi

hasil ini tidak didukung oleh hasil penelitian. Hal tersebut

dikarenakan besarnya total aset tidak menjamin hutangnya semakin

besar. Kemungkinan yang terjadi dari penjelasan diatas bisa dilihat


75

dari pihak kreditur akan memberikan pinjaman ke perusahaan tersebut

akan lebih melihat kelayakan projeknya.


BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas,

likuiditas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap struktur

modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2010-2014. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pengujian

hipotesis yang telah diajukan dapat disimpulkan sebagai berikut ini :

1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa profitabilitas

(ROA) terdapat pengaruh negatif dan signifikan terhadap Debt to

Equity Ratio (DER). Profitabilitas itu sendiri merupakan kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba/keuntungan. Perusahaan dengan

tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi relatif menggunakan

hutang yang kecil, karena perusahaan akan menggunakan sumber

pendanaan internal, selain itu perusahaan tersebut masih terbilang

mampu untuk membiayai usahanya sendiri tidak akan memerlukan

hutang. Hasil penelitian ini didukung teori pecking order yang

menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal

daripada pendanaan eksternal karena perusahaan yang sedang

76
77

mengalami peningkatan keuntungan/laba yang dihasilkan oleh

perusahaan tersebut tidak perlu lagi menggunakan hutang.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa likuiditas (CR)

terdapat pengaruh negatif dan signifikan terhadap Debt to Equity

Ratio (DER). Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban pendeknya yang harus segera dipenuhi.

Semakin tinggi tingkat likuiditasnya berarti semakin mampu

membayar hutang. Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi akan

cenderung tidak menggunakan pembiayaan eksternal, karena masih

mempunyai dana yang lebih besar dari laba ditahan. Hasil penelitian

ini didukung teori pecking order yang menyatakan bahwa perusahaan

yang memiliki tingkat keuntungan yang tinggi justru tingkat

hutangnya rendah, sehingga perusahaan tidak menggunakan

pembiayaan dari hutang, karena perusahaan memiliki sumber dana

internal yang melimpah, sehingga perusahaan lebih cenderung

menggunakan dana internalnya terlebih dahulu sebelum menggunakan

pembiayaan eksternal.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa pertumbuhan

penjualan (GROWTH) terdapat pengaruh positif dan signifikan

terhadap Debt to Equity Ratio (DER). Kondisi ini menunjukkan

bahwa dengan meningkatnya pertumbuhan penjualan mendorong

manajemen untuk menggunakan hutang, semakin meningkatnya


78

penjualan maka biaya operasional perusahaan akan semakin

meningkat pula. Selain itu, dengan meningkatnya pertumbuhan

penjualan, maka kesempatan untuk melakukan ekspansi usaha juga

semakin besar sehingga perusahaan akan membutuhkan dana yang

lebih besar pula. Hal inilah yang mendorong perusahaan untuk

menggunakan hutang dalam memenuhi kebutuhan sumber dananya.

Tingginya pertumbuhan penjualan tersebut akan mampu menutup

biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan

operasionalnya, semakin tinggi pertumbuhan penjualannya maka

semakin mampu untuk meningkatkan produktivitas usahanya. Hasil

penelitian ini didukung teori signaling yang menyatakan dimana

perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan

memberikan sinyal ke pihak manajemen dan akan disampaikan ke

pasar modal bahwa prospek perusahaan tersebut bagus, manajemen

yakin dengan prospek perusahaan yang bagus dan dengan harga

saham yang meningkat, manajemen akan memberitahukan ke pihak

investor agar manajemen bisa menggunakan hutang yang lebih

banyak, dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi perusahaan

tersebut akan mampu membayar pinjamannya dan memberikan sinyal

yang bisa dipercaya ke investor.

4. Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan (SIZE) tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap Debt


79

to Equity Ratio (DER). Hasil penelitian ini menunjukkan besar atau

kecilnya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur

modal. Hal tersebut dikarenakan besarnya total aset tidak menjamin

perusahaan mempunyai hutang yang semakin besar. Kemungkinan

yang terjadi pihak kreditur akan memberikan pinjaman ke perusahaan

tersebut akan lebih melihat ke kelayakan projeknya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diberikan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Sedikitnya sampel yang diambil oleh peneliti, karena penelitian ini

hanya menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur saja yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014, sehingga

perusahaan yang dijadikan sampel hanya 74 perusahaan dengan jangka

waktu penelitian hanya 4 tahun saja.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal cukup banyak,

namun dalam penelitian ini hanya mengambil 4 variabel saja, yaitu

profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan dan ukuran

perusahaan.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah periode yang lebih

panjang lagi dalam melalukan penelitian, sehingga dapat diperoleh

gambaran lebih baik dalam jangka panjang.


80

C. KeterbatasanPenelitian

Hasil penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan diantaranya

sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya menggunakan kurun waktu 4 tahun saja, sehingga

data yang digunakan kurang mencerminkan kondisi dalam jangka

panjang.

2. Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang

terdafdar di BEI saja, sehingga kurang dapat mewakili kondisi

perusahaan secara keseluruhan.

3. Hasil penelitian ini hanya menggunakan empat variabel saja, yaitu

profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan dan ukuran

perusahaan, sehingga perlu ditambahkan variabel-variabel lain yang

mempengaruhi struktur modal di luar model ini.


81

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Ari Nur, 2012. “Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas


dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Perusahaan Pertambangan
yang Masuk dalam Daftar Efek Syariah Periode 2007-2010”, Skripsi,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Bram Hadianto, 2006, “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Periode
2000-2006: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order”.
Brigham, F Eugene and Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi
Kesembilan. Jakarta : Badan Penerbit Erlangga.
Dwi Ema Putra & I Ketut Wijaya Kesuma, 2011, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Ukuran, Pertumbuhan Terhadap Sruktur Modal Indutri Otomotif di BEI”.
Dwiyati, Winda Ayu, 2011. “Analisis Pengaruh Return On Asset, Pertumbuhan
Asset, Pertumbuhan Penjualan, Managerial Ownership dan Arus Kas Operasi
Terhadap Struktur Modal/Debt To Equity Ratio (Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Listing Di BEI Periode Tahun 2006-2009)”, Skripsi,
Universitas Diponegoro Semarang.
Eka Amelia Kusumaningrum, 2009, “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan
Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal”.
Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Penerbit Badan Penerbit Undip.
Gustiana, Nana, 2009, “Pengaruh Insider Ownership, Dispersion of Ownership, Free
Cash Flow, Collaterizable Assets dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) Pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2004-2008”. Skripsi, Universitas Sumatera Utara Medan.
Hakim, Arief Rahman, 2013, “Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2007-2012)”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ida Bagus Gede Nicko Sabo Adiyana dan Putu Agus Ardiana, 2014, “Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan
Likuiditas Pada Struktur Modal”, E-Jurnal Akuntansi Hal. 788-802.
82

Ikke Marshella, 2012, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan,


Pertumbuhan Aset dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012”.
I Komang Sunarta Kartika & Made Dana, 2010, “Analisis Pengaruh Profitabilitas,
Likuditas, Ukuran Perusahaan dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur
Modal Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”.
Intan Anggrahita Putri Nopando, 2013, “Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Struktur
Aktiva, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Struktur
Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
2013”.
Irza Nofriani, 2010, “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Penjualan, Pertumbuhan Aset dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
2013”.
Kurniawan, Galih Dwi, 2013, “Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan Penjualan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (Studi
Empiris Pada Perusahaan Sektor Perdagangan Ritel di BEI Periode Tahun
2009-2011)”, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Laily, Nurul, 2013, “Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal dan Harga Saham Perusahaan
Pertambangan di Daftar Efek Syariah Tahun 2002-2010”, Skripsi, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Mamduh, M Hanafi. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi 2012. Cetakan pertama.
BPFE. Yogyakarta.
Mazmurrini, Edya, 2015, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan
Penjualan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan
Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014”. Skripsi,
Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Merdianti Resino, Yancik Syafitri & Trisnadi Wijaya, 2010, “Pengaruh Likuiditas,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Struktur Modal”.
Michael Dimitri dan Sumani, 2011, “Analisis Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas,
Ukuran, Usia dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal”, Jurnal
Manajemen, Vol.1, No.1, Hal. 82-105, 1 Mei 2013.
83

Nadia Puspawardhani, 2011, “Pngaruh Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas,


Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada
Perusahaan Pariwisata dan Perhotelan di BEI”.
Nugrahani, Sarsa Meta, 2012, “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan Manajerial Ownership
Terhadap Struktur Modal Perusahaan (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI)”,
Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang.
Palupi. 2010, “Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal
(Kajian Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2004-2007)”, Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Rachmawardani, Yulinda, 2007, “Analisis Pengaruh Aspek Likuiditas, Risiko Bisnis,
Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Perusahaan
(Studi Empiris pada Sektor Keuangan dan Perbankan di BEJ Tahun 2000-
2005)”, Tesis, Universitas Diponegoro Semarang.
Riasita, Defia, 2014, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Aktiva
Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)”, Skripsi,
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan teori dan aplikasi, Edisi 4, cetakan 1,
BPFE, Yogyakarta.
Selly Zuliani & Nur Fadjrih Asyik, 2012, “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan
Penjualan, Struktur Aset dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal”,
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, Vol.3, No.7, 2014.
Siti Hardanti dan Barbara Gunawan, 2010, “Pengaruh SIZE, likuiditas, Profitabilitas,
Risiko dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Akuntansi dan
Investasi, Vol.11, No.2, Hal.148-165, Juli 2010.
Stephen, A Ross, 1997, “The Determinants of Financial Structure: the Incentive
Signaling Aproach”, Bell Journal of Economics, Vol. 8.
Sulaiman, 2011, “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur
Aktiva dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus
Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2008-2011)”.
84

Uma, Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Badan Penerbit
Salemba Empat.
Wahyudi, Koefisien Regresi dan Korelasi, http://blog.ud.ac.id/ihwanwahyudi/
2012/04/30/koefisien-regresi-dan-korelasi/. Diakses tanggal 4 April 2016 pk
17.35 WIB
Lampiran
1. Nama Perusahaan

No. KODE NAMA PERUSAHAAN


1. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
2. SMCB Holcim Indonesia Tbk
3. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
4. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
5. ARNA Arwana Citramulia Tbk
6. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
7. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
8. BTON Betonjaya Manunggal Tbk
9. CTBN Citra Tubindo Tbk
10. INAI Indal Alumunium Industry Tbk
11. LION Lion Metal Works Tbk
12. LMSH Lionmesh Prima Tbk
13. PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
14. BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk
15. EKAD Ekadharma International Tbk
16. SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
17. SRSN Indo Acitama Tbk
18. UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk
19. AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
20. APLI Asiaplast Industries Tbk
21. IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk
22. IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk
23. TRST Trias Sentosa Tbk
24. CPIN Charoen Pokhpand Indonesia Tbk
25. JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
26. SIPD Sierad Produce Tbk
27. ALDO Alkindo Naratama Tbk
28. TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
29. ASII Astra International Tbk
30. AUTO Astra Otoparts Tbk
31. BRAM Indo Kordsa Tbk
32. GDYR Goodyear Indonesia Tbk
33. GJTL Gajah Tunggal Tbk
34. INDS Indospring Tbk
35. MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
36. NIPS Nipress Tbk
37. PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk
38. SMSM Selamat Sempurna Tbk
39. INDR Indo-Rama Synthetics Tbk
40. PBRX Pan Brothers Tbk
41. RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
42. TRIS Trisula International Tbk
43. UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
44. BATA Sepatu Bata Tbk
45. IKBI Sumi Indo Kabel Tbk
46. KBLI KMI Wire and Cable Tbk
47. KBLM Kabelindo Murni Tbk
48. SCCO Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk
49. VOKS Voksel Electric Tbk
50. ADES Akasha Wira International Tbk
51. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
52. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
53. DLTA Delta Djakarta Tbk
54. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
55. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
56. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
57. MYOR Mayora Indah Tbk
58. ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
59. SKLT Sekar Laut Tbk
60. STTP Siantar Top Tbk
61. ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk
62. GGRM Gudang Garam Tbk
63. HMSP HM Sampoerna Tbk
64. DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
65. KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
66. KLBF Kalbe Farma Tbk
67. MERK Merck Tbk
68. PYFA Pyridam Farma Tbk
69. SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
70. MBTO Martina Berto Tbk
71. TCID Mandom Indonesia Tbk
72. UNVR Unilever Indonesia Tbk
73. KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
74. KICI Kedaung Indah Can Tbk
2. Data Struktur Modal Perusahaan (DER)

No. Kode Tahun Total Total DER


Hutang Ekuitas
1 INTP 2010 2,245,547 13,077,390 0.171712169
1 INTP 2011 2,417,380 15,733,951 0.153641002
1 INTP 2012 3,336,422 19,418,738 0.171814564
1 INTP 2013 3,629,554 22,977,687 0.157959937
1 INTP 2014 4,100,172 24,784,801 0.165430903
2 SMCB 2010 3,611,246 6,882,608 0.529305803
2 SMCB 2011 3,423,241 7,557,260 0.454779163
2 SMCB 2012 3,750,461 8,418,056 0.445525784
2 SMCB 2013 6,122,043 8,772,947 0.697831983
2 SMCB 2014 8,436,760 8,758,592 0.963255281
3 SMGR 2011 5,046,506 14,615,097 0.345294048
3 SMGR 2012 8,414,229 18,164,855 0.463214763
3 SMGR 2013 8,988,908 21,803,976 0.412260039
3 SMGR 2014 9,312,214 25,002,452 0.37245203
4 AMFG 2010 529,732 1,842,925 0.287440889
4 AMFG 2011 545,395 2,145,200 0.254239698
4 AMFG 2012 658,332 2,457,089 0.267931687
4 AMFG 2013 778,666 2,760,727 0.282051068
4 AMFG 2014 733,749 3,184,642 0.23040235
5 ARNA 2010 458,094 408,714 1.12081798
5 ARNA 2011 348,334 483,173 0.720930184
5 ARNA 2012 332,552 604,808 0.549847224
5 ARNA 2013 366,755 768,490 0.477241083
5 ARNA 2014 346,945 912,231 0.380325817
6 TOTO 2010 460,601 630,982 0.729974865
6 TOTO 2011 579,029 760,541 0.76133831
6 TOTO 2012 624,499 898,165 0.695305428
6 TOTO 2013 710,527 1,035,650 0.686068653
6 TOTO 2014 796,096 1,231,192 0.646605891
7 ALMI 2010 998,356 505,798 1.973823542
7 ALMI 2011 1,274,907 516,616 2.467803939
7 ALMI 2014 2,571,403 641,036 4.011323857
8 BTON 2011 26,591 92,125 0.288640434
8 BTON 2012 31,922 113,179 0.28204879
9 CTBN 2013 1,512,256 1,851,581 0.816737696
10 INAI 2011 438,220 106,063 4.131695313
10 INAI 2012 483,006 129,219 3.737886843
10 INAI 2013 639,564 126,318 5.063126395
10 INAI 2014 751,440 145,842 5.152425227
11 LION 2010 43,971 259,929 0.169165426
11 LION 2011 63,755 302,060 0.211067338
11 LION 2012 61,668 371,829 0.165850431
11 LION 2014 156,124 443,979 0.351647263
12 LMSH 2010 31,415 46,785 0.6714759
12 LMSH 2011 40,816 57,203 0.713529011
12 LMSH 2012 31,023 97,525 0.31810305
12 LMSH 2013 31,230 110,468 0.282706304
13 PICO 2011 373,926 187,914 1.989878349
13 PICO 2013 406,365 215,035 1.889762132
13 PICO 2014 395,525 231,101 1.711481127
14 BUDI 2010 1,165,623 762,710 1.528265002
14 BUDI 2011 1,312,254 811,031 1.618007203
14 BUDI 2013 1,497,754 885,121 1.692146046
15 EKAD 2010 79,271 106,522 0.744174912
15 EKAD 2011 89,947 147,646 0.609207158
15 EKAD 2012 81,916 191,978 0.426694725
15 EKAD 2013 105,894 237,708 0.445479328
15 EKAD 2014 138,150 273,199 0.50567535
16 SOBI 2010 899,323 696,842 1.290569455
17 SRSN 2011 108,942 252,240 0.431898192
17 SRSN 2013 106,407 314,376 0.338470494
17 SRSN 2014 134,511 328,836 0.409051929
18 UNIC 2010 1,035,627 1,211,612 0.854751356
18 UNIC 2011 1,248,753 1,296,152 0.963430986
19 AKPI 2011 792,044 764,557 1.035951538
19 AKPI 2012 871,568 843,267 1.033561138
19 AKPI 2013 1,055,231 1,029,336 1.025156994
19 AKPI 2014 1,191,197 1,035,846 1.149974996
20 APLI 2011 118,856 215,846 0.550651854
20 APLI 2012 115,232 218,636 0.527049525
20 APLI 2014 47,869 225,258 0.212507436
21 IGAR 2010 54,229 240,128 0.225833722
21 IGAR 2012 70,314 242,029 0.290518905
21 IGAR 2013 89,004 225,743 0.394271362
21 IGAR 2014 86,444 263,451 0.328121738
22 IPOL 2010 1,123,770 1,061,674 1.058488764
22 IPOL 2011 1,470,818 1,148,918 1.280176653
22 IPOL 2012 1,371,276 1,363,669 1.005578333
22 IPOL 2013 1,548,115 1,856,914 0.833703122
23 TRST 2010 791,576 1,237,982 0.639408327
23 TRST 2011 806,029 1,326,421 0.607672074
23 TRST 2013 1,551,242 1,709,677 0.907330449
24 CPIN 2010 2,036,240 4,482,036 0.454311389
24 CPIN 2011 2,658,734 6,189,470 0.42955762
24 CPIN 2012 4,172,163 8,176,464 0.510264951
24 CPIN 2013 5,771,297 9,950,900 0.579977389
24 CPIN 2014 9,919,150 10,943,289 0.906413968
25 JPFA 2011 4,481,070 3,785,347 1.183793718
25 JPFA 2012 6,198,137 4,763,327 1.301220135
25 JPFA 2013 9,672,368 5,245,222 1.844034056
25 JPFA 2014 10,440,441 5,289,994 1.973620575
26 SIPD 2010 822,732 1,232,823 0.667356141
26 SIPD 2011 1,370,531 1,271,072 1.078248124
26 SIPD 2012 2,021,381 1,276,743 1.583232491
27 ALDO 2010 83,880 50,530 1.660003958
27 ALDO 2011 82,740 81,881 1.010490834
27 ALDO 2012 90,591 94,306 0.96060696
27 ALDO 2013 161,596 139,883 1.155222579
27 ALDO 2014 197,392 159,423 1.238165133
28 TKIM 2010 14,852,997 6,063,535 2.449560694
28 TKIM 2011 16,565,150 6,729,608 2.461532678
29 ASII 2010 54,168 49,310 1.09851957
29 ASII 2011 77,683 75,838 1.024328173
29 ASII 2012 92,460 89,814 1.029460886
29 ASII 2013 1,078,060 106,188 10.15237127
30 AUTO 2010 1,482,705 3,860,827 0.384038187
30 AUTO 2011 2,241,333 4,722,894 0.474567712
30 AUTO 2012 3,396,543 5,485,099 0.619230938
30 AUTO 2013 3,058,924 9,558,754 0.320012838
30 AUTO 2014 4,244,369 10,136,557 0.418718999
31 BRAM 2010 283,851 1,072,556 0.264649119
31 BRAM 2011 458,394 1,201,725 0.38144667
31 BRAM 2013 934,571 1,998,308 0.467681158
31 BRAM 2014 1,612,295 2,221,700 0.72570329
32 GDYR 2010 731,359 414,998 1.762319336
32 GDYR 2011 758,327 427,788 1.772670108
32 GDYR 2012 688,359 509,902 1.349982938
32 GDYR 2013 672,669 689,892 0.975035223
33 GJTL 2010 6,844,970 3,526,597 1.940956112
33 GJTL 2011 7,123,318 4,430,825 1.607673063
33 GJTL 2012 7,391,409 5,478,384 1.349195128
33 GJTL 2014 10,059,605 5,983,292 1.681282645
34 INDS 2010 543,189 227,300 2.389744831
34 INDS 2011 507,466 632,249 0.802636303
34 INDS 2012 528,206 1,136,573 0.464735657
34 INDS 2013 443,653 1,752,866 0.253101492
34 INDS 2014 454,348 1,828,319 0.248505868
35 MASA 2010 1,409,277 1,629,135 0.865046175
35 MASA 2011 2,969,322 1,767,027 1.680405563
35 MASA 2012 2,441,703 3,597,075 0.67880236
35 MASA 2013 3,113,961 4,604,677 0.676260463
36 NIPS 2010 189,439 148,167 1.278550554
36 NIPS 2011 280,691 165,998 1.690930011
36 NIPS 2012 310,716 214,913 1.445775733
36 NIPS 2013 562,462 235,946 2.383859019
36 NIPS 2014 630,960 575,894 1.095618291
37 PRAS 2010 317,889 136,709 2.325296798
37 PRAS 2011 342,115 139,797 2.447227051
37 PRAS 2013 389,182 406,448 0.957519781
37 PRAS 2014 601,006 685,822 0.876329427
38 SMSM 2010 499,425 519,375 0.961588448
38 SMSM 2011 466,246 670,612 0.695254484
38 SMSM 2012 620,876 820,329 0.756862186
38 SMSM 2013 694,304 1,006,799 0.689615306
38 SMSM 2014 602,558 1,146,837 0.52540858
39 INDR 2010 2,487,750 2,561,815 0.971088857
39 INDR 2011 3,425,990 2,681,222 1.277771852
39 INDR 2013 5,232,004 3,564,264 1.467905857
40 PBRX 2011 830,702 684,336 1.213880316
40 PBRX 2012 1,178,597 824,500 1.429468769
40 PBRX 2013 1,653,814 1,215,433 1.360678869
40 PBRX 2014 2,012,993 2,544,732 0.791043222
41 RICY 2011 291,843 350,252 0.833237212
41 RICY 2012 475,541 366,957 1.29590388
41 RICY 2013 728,675 381,190 1.911579527
41 RICY 2014 774,439 396,313 1.954109504
42 TRIS 2012 123,692 242,556 0.509952341
42 TRIS 2013 166,702 282,306 0.590501087
43 UNIT 2013 217,862 241,257 0.90302872
44 BATA 2010 152,744 331,509 0.460753705
44 BATA 2011 162,169 354,480 0.457484202
44 BATA 2012 186,620 387,488 0.481614915
44 BATA 2013 283,832 396,853 0.71520689
44 BATA 2014 345,775 429,116 0.80578445
45 IKBI 2010 108,391 492,429 0.220114981
45 IKBI 2012 198,835 581,716 0.341807686
45 IKBI 2014 178,498 764,210 0.233571924
46 KBLI 2010 303,891 290,673 1.04547378
46 KBLI 2011 363,597 719,927 0.505047039
46 KBLI 2012 316,557 845,414 0.374440215
46 KBLI 2013 450,373 886,650 0.507949022
47 KBLM 2010 175,594 227,151 0.773027634
47 KBLM 2011 398,591 244,364 1.631136338
47 KBLM 2012 458,195 264,746 1.730696592
47 KBLM 2013 384,632 269,664 1.426337961
48 SCCO 2010 729,085 423,502 1.721562118
48 SCCO 2011 936,368 519,252 1.803301672
48 SCCO 2012 832,877 654,045 1.273424611
48 SCCO 2013 1,054,421 707,611 1.490113919
49 VOKS 2011 1,076,394 496,646 2.167326426
49 VOKS 2012 1,095,012 603,066 1.815741561
49 VOKS 2013 1,354,581 601,249 2.252945119
50 ADES 2010 224,615 99,878 2.24889365
50 ADES 2011 190,302 125,746 1.513384124
50 ADES 2012 179,972 209,122 0.860607684
50 ADES 2013 176,286 264,778 0.665787943
50 ADES 2014 209,066 295,799 0.706783999
51 AISA 2010 1,346,881 590,069 2.282582206
51 AISA 2011 1,757,492 1,823,817 0.963633961
51 AISA 2012 1,834,123 2,033,453 0.901974621
51 AISA 2013 2,664,051 2,356,773 1.130380822
51 AISA 2014 3,779,017 3,592,829 1.051822116
52 CEKA 2010 541,717 308,753 1.75453194
52 CEKA 2011 418,302 405,059 1.032694003
52 CEKA 2013 541,352 528,275 1.024754153
52 CEKA 2014 746,599 537,551 1.388889612
53 DLTA 2011 123,231 572,935 0.215087226
53 DLTA 2012 147,095 598,212 0.245891089
53 DLTA 2014 227,474 764,473 0.297556617
54 ICBP 2010 3,999,132 9,362,181 0.427158159
54 ICBP 2011 4,513,084 10,709,773 0.421398661
54 ICBP 2012 5,766,682 11,986,798 0.481086108
54 ICBP 2013 8,001,739 13,265,731 0.603188697
54 ICBP 2014 9,870,264 15,039,947 0.656269866
55 INDF 2010 22,423,117 16,784,671 1.3359283
55 INDF 2011 21,975,708 31,610,225 0.695208845
55 INDF 2012 25,181,533 34,142,674 0.737538395
55 INDF 2013 39,719,660 38,373,129 1.035090467
55 INDF 2014 44,710,509 41,228,376 1.084459621
56 MLBI 2010 665,714 471,221 1.412742641
56 MLBI 2011 690,545 530,268 1.302256595
56 MLBI 2013 794,615 987,533 0.804646528
57 MYOR 2010 2,359,028 1,991,295 1.184670277
57 MYOR 2011 4,175,176 2,424,669 1.7219571
57 MYOR 2012 5,234,656 3,067,850 1.706294636
57 MYOR 2013 5,771,077 3,938,761 1.465201113
57 MYOR 2014 6,190,553 4,100,555 1.509686616
58 ROTI 2010 112,813 455,452 0.247694598
58 ROTI 2011 212,696 546,441 0.389238728
58 ROTI 2012 538,337 666,608 0.807576567
58 ROTI 2013 1,035,351 787,338 1.315001943
58 ROTI 2014 1,182,772 960,122 1.231897613
59 SKLT 2010 81,070 118,301 0.685285839
59 SKLT 2011 91,338 122,900 0.743189585
59 SKLT 2012 120,264 129,483 0.928801464
59 SKLT 2013 162,339 139,650 1.162470462
59 SKLT 2014 178,207 153,368 1.161956862
60 STTP 2010 201,934 447,140 0.45161247
60 STTP 2011 444,701 490,065 0.907432688
60 STTP 2012 670,149 579,691 1.156045203
60 STTP 2013 775,931 694,128 1.117850022
60 STTP 2014 882,610 817,594 1.079521132
61 ULTJ 2010 705,472 1,297,953 0.543526615
61 ULTJ 2011 776,735 1,402,447 0.553842676
61 ULTJ 2012 744,274 1,676,519 0.443940093
61 ULTJ 2013 796,474 2,015,147 0.395243622
62 GGRM 2010 9,421,403 21,320,276 0.441898735
62 GGRM 2011 14,537,777 24,550,928 0.592147759
62 GGRM 2012 14,903,612 26,605,713 0.560165856
62 GGRM 2013 21,353,980 29,416,271 0.725924098
62 GGRM 2014 24,991,880 33,228,270 0.752127029
63 HMSP 2010 10,309,671 10,214,464 1.009320802
63 HMSP 2011 9,174,554 10,201,789 0.899308347
63 HMSP 2012 12,939,107 13,308,420 0.972249674
63 HMSP 2013 13,249,559 14,155,035 0.936031525
63 HMSP 2014 14,882,516 13,498,114 1.102562625
64 DVLA 2010 213,508 640,602 0.333292747
64 DVLA 2011 200,374 727,917 0.275270395
64 DVLA 2012 233,145 841,546 0.277043679
64 DVLA 2013 275,351 914,703 0.301027765
64 DVLA 2014 273,816 962,431 0.284504551
65 KAEF 2010 543,257 1,114,029 0.487650681
65 KAEF 2011 541,737 1,252,506 0.432522479
65 KAEF 2012 643,493 1,437,066 0.447782496
65 KAEF 2013 847,585 1,624,355 0.521797883
65 KAEF 2014 1,157,041 1,811,144 0.638845393
66 KLBF 2010 1,260,361 5,373,784 0.234538828
66 KLBF 2011 1,758,619 6,515,935 0.269895111
66 KLBF 2012 2,046,314 7,371,644 0.277592624
66 KLBF 2013 2,815,103 8,499,958 0.331190225
66 KLBF 2014 2,607,557 9,817,476 0.265603603
67 MERK 2010 71,752 363,017 0.197654655
67 MERK 2011 90,207 494,182 0.182538012
67 MERK 2012 152,689 416,742 0.366387357
67 MERK 2013 184,728 512,219 0.360642616
68 PYFA 2010 23,362 77,225 0.302518614
68 PYFA 2011 35,636 82,397 0.432491474
68 PYFA 2012 48,144 87,705 0.548931076
68 PYFA 2013 81,218 93,901 0.864932216
68 PYFA 2014 76,178 96,559 0.788926977
69 SQBB 2011 59,256 302,500 0.195887603
69 SQBB 2012 71,785 325,359 0.237305785
69 SQBB 2013 74,136 347,052 0.227859073
69 SQBB 2014 90,473 368,878 0.260690041
70 MBTO 2010 216,210 116,919 1.849228953
70 MBTO 2011 141,132 400,542 0.352352562
70 MBTO 2012 174,931 434,563 0.402544625
70 MBTO 2014 165,534 453,749 0.364814027
71 TCID 2010 98,758 948,480 0.104122385
71 TCID 2011 110,452 1,020,413 0.108242447
71 TCID 2012 164,751 1,096,822 0.1502076
71 TCID 2013 282,962 1,182,991 0.239192014
71 TCID 2014 569,731 1,283,504 0.443887203
72 UNVR 2010 4,652,409 4,045,419 1.1500437920
72 UNVR 2011 6,801,375 3,680,937 1.84772926
72 UNVR 2012 8,016,614 3,968,365 2.020130205
72 UNVR 2013 9,093,518 4,254,670 2.137302776
72 UNVR 2014 9,681,888 4,598,782 2.105315712
73 KDSI 2010 302,184 255,540 1.182531111
73 KDSI 2011 308,398 279,169 1.10470002
73 KDSI 2012 254,558 316,006 0.805547996
73 KDSI 2013 498,225 352,009 1.415375743
73 KDSI 2014 555,679 396,498 1.401467347
74 KICI 2011 23,122 64,298 0.359606831
74 KICI 2012 28,399 66,557 0.4266869
74 KICI 2013 24,319 73,977 0.32873731
74 KICI 2014 18,066 78,680 0.229613625

3. Perhitungan ROA (Return On Asset)

No. Kode Tahun EAT Total Aset ROA


1 INTP 2010 3,224,941 15,346,145 0.210146652
1 INTP 2011 3,601,516 18,151,331 0.198416083
1 INTP 2012 4,763,388 22,755,160 0.209332213
1 INTP 2013 5,012,294 26,607,241 0.188380825
1 INTP 2014 5,274,009 28,884,973 0.1825866
2 SMCB 2010 830,382 10,437,249 0.07955947
2 SMCB 2011 1,063,560 10,950,501 0.097124323
2 SMCB 2012 1,350,791 12,168,517 0.111007036
2 SMCB 2013 952,305 14,894,990 0.063934585
2 SMCB 2014 668,869 17,195,352 0.038898244
3 SMGR 2011 3,955,273 19,661,603 0.201167372
3 SMGR 2012 4,926,640 26,579,084 0.18535778
3 SMGR 2013 5,354,299 30,792,884 0.17388105
3 SMGR 2014 5,573,577 34,314,666 0.162425506
4 AMFG 2010 330,973 2,372,657 0.139494668
4 AMFG 2011 336,995 2,690,595 0.125249248
4 AMFG 2012 346,609 3,115,421 0.111255911
4 AMFG 2013 338,358 3,539,393 0.095597748
4 AMFG 2014 458,635 3,918,391 0.117046767
5 ARNA 2010 80,114 873,154 0.091752429
5 ARNA 2011 95,949 831,508 0.115391554
5 ARNA 2012 158,684 937,360 0.169288214
5 ARNA 2013 237,698 1,135,245 0.209380354
5 ARNA 2014 261,651 1,259,175 0.20779558
6 TOTO 2010 193,798 1,091,583 0.177538492
6 TOTO 2011 218,124 1,339,570 0.162831356
6 TOTO 2012 235,946 1,522,664 0.154956051
6 TOTO 2013 236,558 1,746,178 0.135471871
6 TOTO 2014 293,804 2,027,289 0.144924577
7 ALMI 2010 43,723 1,504,154 0.029068167
7 ALMI 2011 54,784 1,791,523 0.030579568
7 ALMI 2014 1,949 3,212,439 0.000606704
8 BTON 2011 19,147 118,716 0.161284073
8 BTON 2012 24,762 145,101 0.170653545
9 CTBN 2013 469,494 3,363,836 0.139571014
10 INAI 2011 26,357 544,282 0.048425265
10 INAI 2012 23,155 612,224 0.037821124
10 INAI 2013 5,020 765,881 0.006554543
10 INAI 2014 22,059 897,282 0.024584244
11 LION 2010 38,631 303,900 0.127117473
11 LION 2011 52,535 365,816 0.143610449
11 LION 2012 85,374 433,497 0.196942539
11 LION 2014 49,002 600,103 0.081655982
12 LMSH 2010 7,351 78,200 0.094002558
12 LMSH 2011 10,897 98,019 0.111172324
12 LMSH 2012 41,283 128,548 0.32114852
12 LMSH 2013 14,383 141,698 0.101504608
13 PICO 2011 12,630 561,840 0.02247971
13 PICO 2013 15,439 621,400 0.02484551
13 PICO 2014 16,154 626,627 0.025779291
14 BUDI 2010 46,847 1,967,633 0.02380881
14 BUDI 2011 62,965 2,123,285 0.029654521
14 BUDI 2013 42,886 1,288,796 0.033276019
15 EKAD 2010 26,213 204,470 0.128199736
15 EKAD 2011 26,149 237,592 0.110058419
15 EKAD 2012 36,198 273,893 0.132161099
15 EKAD 2013 39,451 114,560 0.344369763
15 EKAD 2014 40,756 411,349 0.099078884
16 SOBI 2010 86,414 1,656,572 0.052164349
17 SRSN 2011 23,988 361,182 0.06641527
17 SRSN 2013 15,994 125,993 0.12694356
17 SRSN 2014 14,456 463,347 0.03119908
18 UNIC 2010 29,571 2,276,930 0.012987224
18 UNIC 2011 293,223 2,544,905 0.115219625
19 AKPI 2011 56,784 1,556,601 0.036479483
19 AKPI 2012 31,116 1,714,834 0.018145197
19 AKPI 2013 34,620 2,084,567 0.016607766
19 AKPI 2014 34,691 2,227,043 0.015577158
20 APLI 2011 16,386 334,702 0.048956983
20 APLI 2012 4,204 333,867 0.01259184
20 APLI 2014 9,627 273,127 0.035247339
21 IGAR 2010 53,270 347,473 0.153306876
21 IGAR 2012 44,508 312,343 0.142497191
21 IGAR 2013 35,030 314,747 0.111295739
21 IGAR 2014 54,899 349,895 0.156901356
22 IPOL 2010 175,408 2,219,410 0.079033617
22 IPOL 2011 52,766 2,619,736 0.020141724
22 IPOL 2012 72,425 2,734,945 0.026481337
22 IPOL 2013 116,607 3,405,029 0.034245523
23 TRST 2010 136,727 2,029,558 0.06736787
23 TRST 2011 144,001 2,132,450 0.06752843
23 TRST 2013 32,966 3,260,920 0.010109417
24 CPIN 2010 2,219,861 6,518,276 0.340559528
24 CPIN 2011 2,362,497 8,848,204 0.267002999
24 CPIN 2012 2,680,872 12,348,627 0.217098792
24 CPIN 2013 2,528,690 15,722,197 0.160835664
24 CPIN 2014 1,746,644 20,862,439 0.083721946
25 JPFA 2011 671,474 8,266,417 0.081229147
25 JPFA 2012 1,074,577 10,961,464 0.098032252
25 JPFA 2013 640,637 14,917,590 0.042945074
25 JPFA 2014 384,846 15,730,435 0.024465058
26 SIPD 2010 61,160 2,055,743 0.029750801
26 SIPD 2011 23,452 2,641,603 0.008877943
26 SIPD 2012 15,061 3,298,124 0.004566535
27 ALDO 2010 5,189 134,413 0.038604897
27 ALDO 2011 7,633 164,621 0.04636711
27 ALDO 2012 12,245 184,897 0.066226061
27 ALDO 2013 22,589 301,479 0.074927275
27 ALDO 2014 21,061 356,814 0.05902515
28 TKIM 2010 418,123 20,916,531 0.019990074
28 TKIM 2011 460,901 23,294,758 0.01978561
29 ASII 2010 14,366 112,857 0.127293832
29 ASII 2011 21,077 153,521 0.137290664
29 ASII 2012 22,742 182,274 0.124768206
29 ASII 2013 22,297 213,994 0.10419451
30 AUTO 2010 1,225,305 5,585,852 0.219358658
30 AUTO 2011 1,101,583 6,964,227 0.158177354
30 AUTO 2012 1,135,914 8,881,642 0.127894594
30 AUTO 2013 1,058,015 12,617,678 0.083851799
30 AUTO 2014 956,409 14,380,926 0.066505384
31 BRAM 2010 144,775 1,492,728 0.096986859
31 BRAM 2011 71,040 1,660,119 0.042792113
31 BRAM 2013 68,004 2,932,878 0.023186781
31 BRAM 2014 197,563 3,833,995 0.05152928
32 GDYR 2010 66,580 1,146,357 0.058079638
32 GDYR 2011 37,213 1,186,115 0.031373855
32 GDYR 2012 64,538 1,198,261 0.053859718
32 GDYR 2013 56,864 1,362,561 0.041733177
33 GJTL 2010 830,624 10,371,567 0.080086645
33 GJTL 2011 683,629 11,554,143 0.059167435
33 GJTL 2012 1,132,247 12,869,793 0.087977095
33 GJTL 2014 269,868 16,042,897 0.01682165
34 INDS 2010 71,109 770,609 0.092276368
34 INDS 2011 120,415 1,139,715 0.105653606
34 INDS 2012 134,068 1,664,779 0.080532011
34 INDS 2013 147,608 2,196,518 0.067200906
34 INDS 2014 127,657 2,282,666 0.05592452
35 MASA 2010 176,082 3,038,412 0.057951983
35 MASA 2011 142,739 4,736,349 0.030136926
35 MASA 2012 3,092 6,038,779 0.000512024
35 MASA 2013 44,191 7,718,638 0.005725233
36 NIPS 2010 12,663 337,606 0.03750822
36 NIPS 2011 17,831 446,688 0.039918243
36 NIPS 2012 21,553 525,629 0.041004206
36 NIPS 2013 33,872 798,408 0.042424425
36 NIPS 2014 50,135 1,206,854 0.041541893
37 PRAS 2010 306 454,598 0.000673122
37 PRAS 2011 1,354 481,912 0.002809642
37 PRAS 2013 13,197 975,630 0.013526644
37 PRAS 2014 11,341 1,286,828 0.008813144
38 SMSM 2010 164,850 1,067,103 0.154483682
38 SMSM 2011 219,260 1,136,858 0.192864896
38 SMSM 2012 268,543 1,441,204 0.1863324
38 SMSM 2013 338,223 1,701,103 0.198825703
38 SMSM 2014 421,467 1,749,395 0.240921576
39 INDR 2010 232,323 5,078,561 0.045745832
39 INDR 2011 399,983 6,107,213 0.06549354
39 INDR 2013 19,571 8,796,268 0.002224921
40 PBRX 2011 72,121 1,515,038 0.047603426
40 PBRX 2012 90,413 2,003,098 0.045136583
40 PBRX 2013 128,214 2,869,248 0.044685576
40 PBRX 2014 125,699 4,557,725 0.02757933
41 RICY 2011 12,210 642,095 0.019015878
41 RICY 2012 16,978 842,499 0.020151953
41 RICY 2013 8,720 1,109,865 0.007856811
41 RICY 2014 15,112 1,170,752 0.012907943
42 TRIS 2012 44,393 366,248 0.121210218
42 TRIS 2013 48,195 449,009 0.107336379
43 UNIT 2013 832 459,119 0.001812166
44 BATA 2010 60,975 484,253 0.125915585
44 BATA 2011 56,615 516,649 0.109581166
44 BATA 2012 69,343 574,108 0.120783894
44 BATA 2013 44,374 680,685 0.065190213
44 BATA 2014 70,781 774,891 0.09134317
45 IKBI 2010 4,600 600,820 0.007656203
45 IKBI 2012 38,918 780,551 0.04985965
45 IKBI 2014 22,746 942,708 0.024128362
46 KBLI 2010 48,316 594,564 0.081262909
46 KBLI 2011 63,704 1,083,524 0.058793345
46 KBLI 2012 125,182 1,161,698 0.107757782
46 KBLI 2013 73,530 1,337,022 0.054995355
47 KBLM 2010 3,886 403,195 0.009638016
47 KBLM 2011 19,003 642,955 0.029555723
47 KBLM 2012 23,833 722,941 0.032966729
47 KBLM 2013 7,678 654,296 0.01173475
48 SCCO 2010 60,969 1,157,613 0.052667861
48 SCCO 2011 109,826 1,455,621 0.075449585
48 SCCO 2012 169,742 1,486,921 0.114156704
48 SCCO 2013 104,962 1,762,032 0.059568725
49 VOKS 2011 110,621 1,573,039 0.070323113
49 VOKS 2012 147,021 1,698,078 0.086580828
49 VOKS 2013 39,093 1,955,830 0.019987934
50 ADES 2010 31,659 324,493 0.097564508
50 ADES 2011 25,868 316,048 0.081848327
50 ADES 2012 83,376 389,094 0.21428241
50 ADES 2013 55,656 441,064 0.126185769
50 ADES 2014 31,021 504,865 0.061444148
51 AISA 2010 80,066 1,936,950 0.041336121
51 AISA 2011 149,951 3,590,309 0.041765486
51 AISA 2012 253,664 3,867,576 0.065587334
51 AISA 2013 346,728 5,020,824 0.069057987
51 AISA 2014 378,142 7,371,846 0.051295429
52 CEKA 2010 29,562 850,470 0.034759604
52 CEKA 2011 96,306 823,361 0.11696692
52 CEKA 2013 65,069 1,069,627 0.060833356
52 CEKA 2014 41,001 1,284,150 0.031928513
53 DLTA 2011 151,715 696,167 0.217929031
53 DLTA 2012 213,421 745,307 0.28635314
53 DLTA 2014 288,073 991,947 0.290411685
54 ICBP 2010 1,827,909 13,361,313 0.136806091
54 ICBP 2011 2,066,365 15,222,857 0.135740945
54 ICBP 2012 2,282,371 17,753,480 0.128559077
54 ICBP 2013 2,235,040 21,267,470 0.105091955
54 ICBP 2014 2,531,681 24,910,211 0.101632258
55 INDF 2010 2,952,858 47,275,955 0.062460039
55 INDF 2011 4,891,673 53,585,933 0.091286514
55 INDF 2012 4,779,446 59,324,207 0.080564853
55 INDF 2013 3,416,635 78,092,789 0.043750967
55 INDF 2014 5,146,323 85,938,885 0.059883521
56 MLBI 2010 443,050 1,137,082 0.389637687
56 MLBI 2011 507,382 1,220,813 0.415609926
56 MLBI 2013 1,171,229 1,782,148 0.657200749
57 MYOR 2010 499,655 4,399,191 0.113578838
57 MYOR 2011 483,486 6,599,846 0.073257164
57 MYOR 2012 744,428 8,302,506 0.089663049
57 MYOR 2013 1,058,419 9,709,838 0.109004805
57 MYOR 2014 409,825 10,291,108 0.039823214
58 ROTI 2010 99,775 568,265 0.175578295
58 ROTI 2011 115,933 759,137 0.152716835
58 ROTI 2012 149,150 1,204,945 0.123781583
58 ROTI 2013 158,015 1,822,689 0.086693342
58 ROTI 2014 188,578 2,142,894 0.088001553
59 SKLT 2010 4,834 199,375 0.024245768
59 SKLT 2011 5,977 214,238 0.027898879
59 SKLT 2012 7,963 249,746 0.031884395
59 SKLT 2013 11,440 301,989 0.037882175
59 SKLT 2014 16,481 331,575 0.049705195
60 STTP 2010 41,734 649,274 0.064277947
60 STTP 2011 42,675 934,766 0.045653137
60 STTP 2012 74,626 1,249,841 0.059708395
60 STTP 2013 114,437 1,470,059 0.077845175
60 STTP 2014 123,465 1,700,204 0.072617756
61 ULTJ 2010 107,339 2,006,596 0.05349308
61 ULTJ 2011 101,323 2,179,182 0.046495887
61 ULTJ 2012 353,432 2,420,793 0.145998439
61 ULTJ 2013 325,127 2,811,621 0.115636851
62 GGRM 2010 4,124,789 30,741,679 0.134175788
62 GGRM 2011 4,958,102 39,088,705 0.126842319
62 GGRM 2012 4,068,711 41,509,325 0.098019204
62 GGRM 2013 4,383,932 50,770,251 0.086348441
62 GGRM 2014 5,395,293 58,220,600 0.092669828
63 HMSP 2010 6,422,748 20,525,123 0.312921292
63 HMSP 2011 8,064,426 19,376,343 0.416199589
63 HMSP 2012 9,945,296 26,247,527 0.378904115
63 HMSP 2013 10,818,486 27,404,594 0.394769067
63 HMSP 2014 10,181,083 28,380,630 0.358733509
64 DVLA 2010 110,881 854,110 0.129820515
64 DVLA 2011 120,915 928,291 0.130255491
64 DVLA 2012 148,909 1,074,691 0.138559828
64 DVLA 2013 125,796 1,190,054 0.105706128
64 DVLA 2014 80,929 1,236,248 0.065463402
65 KAEF 2010 138,716 1,657,292 0.083700398
65 KAEF 2011 171,763 1,794,242 0.095730119
65 KAEF 2012 201,296 2,080,558 0.096750968
65 KAEF 2013 215,642 2,471,940 0.087235936
65 KAEF 2014 236,531 2,968,185 0.079688766
66 KLBF 2010 1,286,330 7,032,496 0.182912297
66 KLBF 2011 1,522,957 8,274,554 0.184053062
66 KLBF 2012 1,775,099 9,417,957 0.188480262
66 KLBF 2013 1,970,452 11,315,061 0.174144178
66 KLBF 2014 2,121,091 12,425,032 0.17071111
67 MERK 2010 118,794 434,768 0.273235381
67 MERK 2011 231,159 584,389 0.395556727
67 MERK 2012 107,808 569,431 0.189325836
67 MERK 2013 175,445 696,946 0.251733994
68 PYFA 2010 4,199 100,587 0.041744957
68 PYFA 2011 5,172 118,034 0.043817883
68 PYFA 2012 5,308 135,850 0.039072506
68 PYFA 2013 6,196 175,119 0.035381655
68 PYFA 2014 2,658 172,737 0.015387554
69 SQBB 2011 120,059 361,756 0.331878393
69 SQBB 2012 135,249 397,144 0.340554056
69 SQBB 2013 149,521 421,188 0.354998243
69 SQBB 2014 164,808 459,352 0.358783678
70 MBTO 2010 36,764 333,129 0.11035965
70 MBTO 2011 42,659 541,674 0.078754011
70 MBTO 2012 45,529 609,494 0.074699669
70 MBTO 2014 2,925 619,383 0.004722442
71 TCID 2010 131,445 1,047,238 0.125515881
71 TCID 2011 140,039 1,130,865 0.123833526
71 TCID 2012 150,374 1,261,573 0.119195639
71 TCID 2013 160,148 1,465,952 0.10924505
71 TCID 2014 174,314 1,853,235 0.094059307
72 UNVR 2010 3,386,970 8,701,262 0.389250433
72 UNVR 2011 4,164,304 10,482,312 0.39726961
72 UNVR 2012 4,839,145 11,984,979 0.403767499
72 UNVR 2013 5,352,625 7,485,249 0.715089772
72 UNVR 2014 5,738,523 14,280,670 0.401838499
73 KDSI 2010 16,892 557,725 0.030287328
73 KDSI 2011 23,629 587,567 0.040214988
73 KDSI 2012 36,837 570,564 0.064562433
73 KDSI 2013 36,003 850,234 0.042344813
73 KDSI 2014 44,489 952,177 0.046723456
74 KICI 2011 357 87,419 0.00408378
74 KICI 2012 2,259 94,956 0.023789966
74 KICI 2013 7,420 98,296 0.075486286
74 KICI 2014 4,704 96,746 0.048622165

4. Perhitungan CR (Current Asset)

No. Kode Tahun Total Aset Total Utang DER


Lancar Lancar
1 INTP 2010 7,484,807 1,347,705 5.55374284
1 INTP 2011 10,314,573 1,476,597 6.98536771
1 INTP 2012 14,579,400 2,418,762 6.02762901
1 INTP 2013 16,846,248 2,740,089 6.14806599
1 INTP 2014 16,086,773 3,260,559 4.93374694
2 SMCB 2010 2,253,237 1,355,830 1.66188755
2 SMCB 2011 2,468,172 1,683,799 1.46583529
2 SMCB 2012 2,186,797 1,556,875 1.40460666
2 SMCB 2013 2,085,055 3,262,054 0.6391847
2 SMCB 2014 2,290,969 3,807,545 0.6016919
3 SMGR 2011 7,464,145 2,889,137 2.58352062
3 SMGR 2012 8,231,297 4,825,205 1.70589581
3 SMGR 2013 9,972,110 5,297,631 1.88237157
3 SMGR 2014 11,648,545 5,273,269 2.20897986
4 AMFG 2010 1,283,712 325,854 3.9395312
4 AMFG 2011 1,473,425 333,132 4.42294646
4 AMFG 2012 1,658,468 426,669 3.88701312
4 AMFG 2013 1,980,116 473,960 4.17781247
4 AMFG 2014 2,263,728 398,238 5.6843596
5 ARNA 2010 298,437 307,161 0.97159796
5 ARNA 2011 261,066 257,011 1.01577753
5 ARNA 2012 323,837 277,678 1.16623211
5 ARNA 2013 405,106 311,781 1.2993287
5 ARNA 2014 507,458 315,673 1.60754325
6 TOTO 2010 716,491 341,608 2.09740697
6 TOTO 2011 837,114 444,637 1.88269082
6 TOTO 2012 966,806 448,768 2.15435593
6 TOTO 2013 1,089,799 496,495 2.19498484
6 TOTO 2014 1,115,004 528,815 2.10849541
7 ALMI 2010 845,452 974,085 0.86794479
7 ALMI 2011 1,226,633 1,010,835 1.21348489
7 ALMI 2014 2,428,477 2,370,051 1.02465179
8 BTON 2011 77,479 24,694 3.13756378
8 BTON 2012 98,050 29,749 3.29590911
9 CTBN 2013 2,431,045 1,360,425 1.78697466
10 INAI 2011 383,677 322,571 1.18943426
10 INAI 2012 428,198 214,821 1.99327812
10 INAI 2013 543,234 439,441 1.23619325
10 INAI 2014 644,378 595,336 1.08237701
11 LION 2010 271,268 28,733 9.44099119
11 LION 2011 327,815 46,153 7.10278855
11 LION 2012 394,803 42,249 9.34467088
11 LION 2014 488,269 132,155 3.69466914
12 LMSH 2010 52,938 21,656 2.44449575
12 LMSH 2011 74,304 31,552 2.35496957
12 LMSH 2012 101,833 25,036 4.06746285
12 LMSH 2013 115,485 27,519 4.19655511
13 PICO 2011 371,050 319,184 1.16249561
13 PICO 2013 458,864 349,346 1.31349436
13 PICO 2014 457,862 276,069 1.65850566
14 BUDI 2010 835,607 811,791 1.0293376
14 BUDI 2011 907,001 725,374 1.25039083
14 BUDI 2013 1,094,079 1,016,562 1.07625408
15 EKAD 2010 122,498 69,499 1.76258651
15 EKAD 2011 155,734 81,809 1.90362919
15 EKAD 2012 180,371 74,814 2.41092576
15 EKAD 2013 229,041 98,355 2.3287174
15 EKAD 2014 296,439 127,249 2.32959788
16 SOBI 2010 865,974 734,196 1.17948613
17 SRSN 2011 259,288 81,670 3.17482552
17 SRSN 2013 294,789 89,840 3.2812667
17 SRSN 2014 335,892 116,995 2.87099449
18 UNIC 2010 1,246,453 666,919 1.86897209
18 UNIC 2011 1,585,721 993,286 1.59643949
19 AKPI 2011 673,911 483,167 1.39477862
19 AKPI 2012 792,098 563,999 1.40443157
19 AKPI 2013 943,606 694,269 1.35913601
19 AKPI 2014 920,128 812,877 1.13194001
20 APLI 2011 145,914 100,335 1.4542682
20 APLI 2012 140,079 97,499 1.43672243
20 APLI 2014 89,509 31,090 2.87902863
21 IGAR 2010 308,787 43,851 7.04173223
21 IGAR 2012 265,070 60,747 4.36350766
21 IGAR 2013 262,716 77,517 3.38914045
21 IGAR 2014 302,146 73,320 4.12092199
22 IPOL 2010 844,889 703,033 1.20177716
22 IPOL 2011 835,540 971,888 0.85970811
22 IPOL 2012 819,610 936,446 0.87523466
22 IPOL 2013 1,046,538 1,178,264 0.88820332
23 TRST 2010 721,342 583,992 1.23519158
23 TRST 2011 820,792 588,895 1.39378327
23 TRST 2013 1,194,457 1,045,074 1.14294012
24 CPIN 2010 4,274,636 1,461,341 2.92514615
24 CPIN 2011 5,250,245 1,575,552 3.33232099
24 CPIN 2012 7,180,890 2,167,652 3.31275039
24 CPIN 2013 8,824,900 2,237,048 3.9448863
24 CPIN 2014 10,009,670 4,467,240 2.24068329
25 JPFA 2011 4,932,300 3,099,991 1.59106914
25 JPFA 2012 6,429,500 3,523,891 1.82454565
25 JPFA 2013 9,004,667 4,361,546 2.06455853
25 JPFA 2014 8,709,315 4,916,448 1.77146489
26 SIPD 2010 1,089,806 568,551 1.91681309
26 SIPD 2011 1,229,329 882,650 1.39277063
26 SIPD 2012 1,660,346 1,435,663 1.15650121
27 ALDO 2010 74,713 75,091 0.99496611
27 ALDO 2011 84,790 74,371 1.14009493
27 ALDO 2012 104,370 85,298 1.22359258
27 ALDO 2013 195,586 150,483 1.29972156
27 ALDO 2014 245,346 184,603 1.32904666
28 TKIM 2010 8,239,102 3,756,368 2.19336923
28 TKIM 2011 10,437,168 5,425,294 1.92379768
29 ASII 2010 46,843 54,168 0.86477256
29 ASII 2011 65,978 48,371 1.36399909
29 ASII 2012 75,799 54,178 1.39907342
29 ASII 2013 88,352 71,139 1.24196292
30 AUTO 2010 2,199,725 1,251,731 1.75734643
30 AUTO 2011 2,564,455 1,892,818 1.35483443
30 AUTO 2012 3,205,631 2,751,766 1.1649359
30 AUTO 2013 5,029,517 2,661,312 1.88986372
30 AUTO 2014 5,138,080 3,857,809 1.3318648
31 BRAM 2010 725,930 180,688 4.01758833
31 BRAM 2011 845,267 303,092 2.7888133
31 BRAM 2013 1,123,241 714,824 1.57135323
31 BRAM 2014 1,360,531 961,082 1.41562427
32 GDYR 2010 522,404 604,505 0.86418475
32 GDYR 2011 593,308 695,224 0.85340552
32 GDYR 2012 601,069 671,723 0.89481676
32 GDYR 2013 612,310 652,499 0.93840757
33 GJTL 2010 4,489,184 2,549,406 1.76087449
33 GJTL 2011 5,073,477 2,900,317 1.74928361
33 GJTL 2012 5,194,057 3,020,030 1.71986934
33 GJTL 2014 6,283,252 3,116,223 2.01630371
34 INDS 2010 530,487 412,296 1.28666541
34 INDS 2011 793,907 330,239 2.40403768
34 INDS 2012 867,620 371,744 2.33391797
34 INDS 2013 1,086,591 281,799 3.85590793
34 INDS 2014 975,954 335,123 2.91222626
35 MASA 2010 665,438 992,648 0.67036653
35 MASA 2011 1,261,845 2,619,116 0.48178278
35 MASA 2012 1,652,882 1,186,301 1.39330743
35 MASA 2013 2,006,941 1,280,969 1.56673659
36 NIPS 2010 178,510 175,506 1.01711622
36 NIPS 2011 266,367 245,828 1.08355029
36 NIPS 2012 308,239 279,356 1.10339137
36 NIPS 2013 534,840 508,837 1.05110281
36 NIPS 2014 671,452 518,955 1.293854
37 PRAS 2010 211,446 156,342 1.35245807
37 PRAS 2011 246,602 216,728 1.13784098
37 PRAS 2013 331,856 321,946 1.03078156
37 PRAS 2014 566,779 564,899 1.00332803
38 SMSM 2010 661,698 304,354 2.17410647
38 SMSM 2011 718,941 264,728 2.71577242
38 SMSM 2012 899,279 462,535 1.9442399
38 SMSM 2013 1,097,152 523,047 2.09761647
38 SMSM 2014 1,133,730 536,800 2.11201565
39 INDR 2010 2,210,983 2,031,947 1.08811057
39 INDR 2011 2,529,880 2,290,106 1.10469996
39 INDR 2013 3,823,952 3,422,823 1.11719245
40 PBRX 2011 1,125,989 782,020 1.43984681
40 PBRX 2012 1,484,303 1,128,931 1.31478629
40 PBRX 2013 2,081,619 623,635 3.33788033
40 PBRX 2014 3,534,752 915,065 3.86284253
41 RICY 2011 467,025 262,265 1.78073704
41 RICY 2012 601,056 266,784 2.25296869
41 RICY 2013 837,614 474,339 1.76585522
41 RICY 2014 845,372 483,248 1.74935437
42 TRIS 2012 286,527 114,554 2.50123959
42 TRIS 2013 344,826 149,728 2.30301614
43 UNIT 2013 86,216 213,861 0.40314036
44 BATA 2010 29,550 141,748 0.20846855
44 BATA 2011 316,644 148,823 2.127655
44 BATA 2012 357,374 168,268 2.12383816
44 BATA 2013 435,579 257,338 1.69263381
44 BATA 2014 490,876 316,234 1.55225561
45 IKBI 2010 467,307 93,332 5.00693224
45 IKBI 2012 622,212 176,650 3.52228701
45 IKBI 2014 650,885 139,945 4.65100575
46 KBLI 2010 532,964 202,314 2.63434068
46 KBLI 2011 673,270 307,777 2.18752538
46 KBLI 2012 751,100 244,597 3.07076538
46 KBLI 2013 917,081 359,617 2.55016031
47 KBLM 2010 165,483 162,567 1.01793722
47 KBLM 2011 359,534 385,750 0.93203889
47 KBLM 2012 430,524 441,527 0.97507967
47 KBLM 2013 352,671 368,703 0.95651785
48 SCCO 2010 909,761 719,377 1.26465122
48 SCCO 2011 1,192,307 923,585 1.29095535
48 SCCO 2012 1,197,203 818,847 1.46205946
48 SCCO 2013 1,454,622 1,043,363 1.39416675
49 VOKS 2011 1,357,377 1,054,553 1.28715863
49 VOKS 2012 1,430,617 1,072,478 1.33393599
49 VOKS 2013 1,507,266 1,328,174 1.13484077
50 ADES 2010 131,881 87,255 1.51144347
50 ADES 2011 128,835 75,394 1.70882298
50 ADES 2012 191,489 98,624 1.94160651
50 ADES 2013 196,755 108,730 1.80957417
50 ADES 2014 240,896 156,900 1.53534736
51 AISA 2010 666,010 518,295 1.28500178
51 AISA 2011 1,726,581 911,836 1.89352142
51 AISA 2012 1,544,940 1,216,997 1.26946903
51 AISA 2013 2,445,504 1,397,224 1.75025909
51 AISA 2014 3,977,086 1,493,308 2.66327241
52 CEKA 2010 643,966 385,079 1.67229581
52 CEKA 2011 619,191 367,060 1.68689315
52 CEKA 2013 847,046 518,962 1.63219272
52 CEKA 2014 1,053,321 718,681 1.46563079
53 DLTA 2011 577,645 96,129 6.00906074
53 DLTA 2012 631,333 119,920 5.26461808
53 DLTA 2014 854,176 190,953 4.4732264
54 ICBP 2010 7,017,835 2,701,200 2.59804346
54 ICBP 2011 8,580,311 2,988,540 2.87107116
54 ICBP 2012 9,888,440 3,579,487 2.76252994
54 ICBP 2013 11,321,715 4,696,583 2.41062811
54 ICBP 2014 13,603,527 6,230,997 2.1832023
55 INDF 2010 20,077,994 9,859,118 2.03648988
55 INDF 2011 24,501,734 12,831,304 1.90952798
55 INDF 2012 26,202,972 13,080,544 2.00320201
55 INDF 2013 32,464,497 19,471,309 1.66729915
55 INDF 2014 40,995,736 22,681,686 1.80743777
56 MLBI 2010 597,241 632,026 0.94496271
56 MLBI 2011 656,039 659,873 0.99418979
56 MLBI 2013 706,252 722,542 0.9774546
57 MYOR 2010 2,684,854 1,040,334 2.58076156
57 MYOR 2011 4,095,299 1,845,792 2.21872183
57 MYOR 2012 5,313,600 1,924,434 2.76112353
57 MYOR 2013 6,430,065 2,631,646 2.44336244
57 MYOR 2014 6,508,769 3,114,338 2.08993661
58 ROTI 2010 212,987 92,639 2.29910729
58 ROTI 2011 190,231 148,209 1.28353204
58 ROTI 2012 219,818 195,456 1.12464186
58 ROTI 2013 363,881 320,197 1.13642851
58 ROTI 2014 420,316 307,609 1.36639695
59 SKLT 2010 94,512 49,094 1.92512323
59 SKLT 2011 105,145 61,944 1.69742025
59 SKLT 2012 125,667 88,825 1.41477062
59 SKLT 2013 155,108 125,712 1.23383607
59 SKLT 2014 167,419 141,425 1.1838006
60 STTP 2010 291,293 170,423 1.70923526
60 STTP 2011 313,986 303,434 1.03477527
60 STTP 2012 569,840 571,296 0.99745141
60 STTP 2013 684,264 598,989 1.14236488
60 STTP 2014 799,430 538,631 1.48418862
61 ULTJ 2010 955,442 477,558 2.00068264
61 ULTJ 2011 924,080 607,594 1.52088401
61 ULTJ 2012 1,196,427 592,823 2.01818587
61 ULTJ 2013 1,565,511 633,794 2.47006283
62 GGRM 2010 22,908,293 8,481,933 2.700834
62 GGRM 2011 30,381,754 13,534,319 2.2447937
62 GGRM 2012 29,954,021 13,802,317 2.17021686
62 GGRM 2013 34,604,461 20,094,580 1.72207934
62 GGRM 2014 38,532,600 23,783,134 1.62016495
63 HMSP 2010 15,768,558 9,778,942 1.61250143
63 HMSP 2011 14,851,460 8,489,897 1.7493098
63 HMSP 2012 21,128,313 11,897,977 1.77579037
63 HMSP 2013 21,247,830 12,123,790 1.75257325
63 HMSP 2014 20,777,514 13,600,230 1.52773255
64 DVLA 2010 650,141 174,922 3.71674804
64 DVLA 2011 696,925 144,280 4.83036457
64 DVLA 2012 826,343 191,718 4.3102004
64 DVLA 2013 913,984 215,473 4.24175651
64 DVLA 2014 925,294 178,583 5.18131065
65 KAEF 2010 1,139,549 469,823 2.42548577
65 KAEF 2011 1,263,030 459,694 2.74754511
65 KAEF 2012 1,506,614 533,306 2.82504603
65 KAEF 2013 1,810,615 746,123 2.42669774
65 KAEF 2014 2,040,431 854,812 2.38699387
66 KLBF 2010 5,037,269 1,146,489 4.39364791
66 KLBF 2011 5,956,123 1,630,589 3.65274327
66 KLBF 2012 6,441,711 1,891,618 3.40539739
66 KLBF 2013 7,497,319 2,640,590 2.83925903
66 KLBF 2014 8,120,805 2,385,920 3.40363675
67 MERK 2010 398,187 52,579 7.57311855
67 MERK 2011 491,726 65,431 7.51518393
67 MERK 2012 463,883 119,828 3.87124044
67 MERK 2013 588,238 147,818 3.97947476
68 PYFA 2010 47,074 15,645 3.00888463
68 PYFA 2011 61,889 24,367 2.5398695
68 PYFA 2012 68,588 28,420 2.41337087
68 PYFA 2013 74,974 48,786 1.53679334
68 PYFA 2014 78,078 47,995 1.62679446
69 SQBB 2011 277,856 47,902 5.80050937
69 SQBB 2012 307,407 63,322 4.85466347
69 SQBB 2013 329,045 66,234 4.96791678
69 SQBB 2014 366,091 83,717 4.3729589
70 MBTO 2010 263,873 166,071 1.58891679
70 MBTO 2011 459,791 112,665 4.08104558
70 MBTO 2012 510,203 137,513 3.71021649
70 MBTO 2014 441,622 111,684 3.95421009
71 TCID 2010 610,789 57,166 10.6844803
71 TCID 2011 671,882 57,216 11.7429041
71 TCID 2012 768,615 99,477 7.72655991
71 TCID 2013 726,505 203,321 3.57319214
71 TCID 2014 874,017 486,054 1.79818909
72 UNVR 2010 3,748,130 4,402,940 0.85127892
72 UNVR 2011 4,446,219 6,474,594 0.68671781
72 UNVR 2012 5,035,962 7,535,896 0.6682632
72 UNVR 2013 5,862,939 8,419,442 0.69635719
72 UNVR 2014 6,337,170 8,864,832 0.71486634
73 KDSI 2010 354,581 279,997 1.26637428
73 KDSI 2011 382,030 281,285 1.35815987
73 KDSI 2012 369,492 232,231 1.59105374
73 KDSI 2013 490,442 339,512 1.44454982
73 KDSI 2014 556,325 406,689 1.36793717
74 KICI 2011 56,090 7,726 7.25990163
74 KICI 2012 62,084 12,934 4.80006185
74 KICI 2013 66,864 11,580 5.77409326
74 KICI 2014 65,028 8,227 7.90421782

5. Perhitungan GROWTH (Pertumbuhan Penjualan)

No. Kode Tahun Penjualan GS


1 INTP 2010 11.137.805 0,05307534
1 INTP 2011 13.887.892 0,24691463
1 INTP 2012 17.290.337 0,244993625
1 INTP 2013 18.691.286 0,081024968
1 INTP 2014 19.996.264 0,069817454
2 SMCB 2010 5.960.589 0,002810958
2 SMCB 2011 7.523.964 0,262285321
2 SMCB 2012 9.011.076 0,197650069
2 SMCB 2013 9.686.262 0,074928455
2 SMCB 2014 10.528.723 0,086974831
3 SMGR 2011 16.378.794 0,141841839
3 SMGR 2012 19.598.248 0,196562335
3 SMGR 2013 24.501.241 0,250175067
3 SMGR 2014 26.987.035 0,101455841
4 AMFG 2010 2.426.138 0,268259865
4 AMFG 2011 2.596.138 0,07007021
4 AMFG 2012 2.857.310 0,100600199
4 AMFG 2013 3.216.480 0,125702146
4 AMFG 2014 3.672.186 0,141678481
5 ARNA 2010 830.184 0,162621733
5 ARNA 2011 922.685 0,111422287
5 ARNA 2012 1.113.664 0,206981798
5 ARNA 2013 1.417.640 0,272951267
5 ARNA 2014 1.609.759 0,135520301
6 TOTO 2010 1.121.499 0,144006178
6 TOTO 2011 1.341.927 0,196547656
6 TOTO 2012 1.576.763 0,174999087
6 TOTO 2013 1.711.307 0,085329247
6 TOTO 2014 2.053.630 0,200035996
7 ALMI 2010 3.019.070 0,721050369
7 ALMI 2011 3.609.867 0,195688407
7 ALMI 2014 3.336.088 0,161868455
8 BTON 2011 153.646 0,201119458
8 BTON 2012 155.006 0,008851516
9 CTBN 2013 244.170 0,215634926
10 INAI 2011 555.887 0,204728437
10 INAI 2012 582.654 0,048151873
10 INAI 2013 640.703 0,099628596
10 INAI 2014 933.462 0,456934024
11 LION 2010 207.833 0,052276363
11 LION 2011 268.414 0,29148884
11 LION 2012 333.922 0,244055824
11 LION 2014 377.623 0,13171239
12 LMSH 2010 161.012 0,290056886
12 LMSH 2011 207.523 0,288866668
12 LMSH 2012 223.079 0,074960366
12 LMSH 2013 256.211 0,148521376
13 PICO 2011 621.234 0,059551302
13 PICO 2013 684.449 0,153694711
13 PICO 2014 694.332 0,014439352
14 BUDI 2010 2.124.381 0,192044697
14 BUDI 2011 2.503.984 0,178688757
14 BUDI 2013 2.568.954 0,119189986
15 EKAD 2010 254.276 0,239053105
15 EKAD 2011 328.460 0,291745977
15 EKAD 2012 385.037 0,172249285
15 EKAD 2013 418.669 0,08734745
15 EKAD 2014 526.574 0,257733436
16 SOBI 2010 1.874.284 0,274191005
17 SRSN 2011 387.354 0,129740135
17 SRSN 2013 392.316 0,021270614
17 SRSN 2014 472.835 0,205240164
18 UNIC 2010 359.351 0,275393335
18 UNIC 2011 461.603 0,284546307
19 AKPI 2011 1.505.559 0,369454405
19 AKPI 2012 1.509.185 0,002408408
19 AKPI 2013 1.663.385 0,102174352
19 AKPI 2014 1.945.383 0,16953261
20 APLI 2011 308.434 0,087034211
20 APLI 2012 343.678 0,114267558
20 APLI 2014 294.081 0,044503482
21 IGAR 2010 536.166 0,069922534
21 IGAR 2012 556.446 0,085168125
21 IGAR 2013 643.403 0,156272127
21 IGAR 2014 737.863 0,146813117
22 IPOL 2010 1.625.149 0,321021995
22 IPOL 2011 1.818.287 0,118843257
22 IPOL 2012 2.197.731 0,208682128
22 IPOL 2013 2.864.839 0,303543973
23 TRST 2010 1.745.511 0,110722172
23 TRST 2011 2.025.867 0,16061543
23 TRST 2013 2.033.149 0,04309359
24 CPIN 2010 15.077.822 0,034906011
24 CPIN 2011 17.957.972 0,191018968
24 CPIN 2012 21.310.925 0,186711116
24 CPIN 2013 25.662.992 0,204217649
24 CPIN 2014 29.150.275 0,135887624
25 JPFA 2011 15.633.068 0,120184938
25 JPFA 2012 17.832.702 0,140703923
25 JPFA 2013 21.412.085 0,200720171
25 JPFA 2014 24.458.880 0,142293242
26 SIPD 2010 3.642.501 0,12334459
26 SIPD 2011 4.029.501 0,106245681
26 SIPD 2012 4.354.470 0,080647455
27 ALDO 2010 220.764 0,287666599
27 ALDO 2011 244.803 0,108890036
27 ALDO 2012 279.604 0,142159206
27 ALDO 2013 399.346 0,428255676
27 ALDO 2014 493.882 0,236727049
28 TKIM 2010 1.338.766 0,140242874
28 TKIM 2011 1.378.740 0,02985884
29 ASII 2010 129.038 0,309684753
29 ASII 2011 162.564 0,259814938
29 ASII 2012 188.053 0,156793632
29 ASII 2013 193.880 0,030985945
30 AUTO 2010 6.255.109 0,187874848
30 AUTO 2011 7.363.659 0,177223131
30 AUTO 2012 8.277.485 0,124099446
30 AUTO 2013 10.701.988 0,29290334
30 AUTO 2014 12.255.427 0,145154246
31 BRAM 2010 1.805.360 0,203060829
31 BRAM 2011 1.900.212 0,052539106
31 BRAM 2013 2.456.059 0,458556551
31 BRAM 2014 2.583.169 0,051753643
32 GDYR 2010 1.736.088 12,76471148
32 GDYR 2011 1.879.889 0,082830479
32 GDYR 2012 1.966.901 0,046285712
32 GDYR 2013 2.262.339 0,150204815
33 GJTL 2010 9.853.904 0,241603784
33 GJTL 2011 11.841.396 0,201695896
33 GJTL 2012 12.578.596 0,062256173
33 GJTL 2014 13.070.734 0,058109109
34 INDS 2010 1.027.120 0,426101976
34 INDS 2011 1.234.986 0,202377522
34 INDS 2012 1.476.988 0,195955258
34 INDS 2013 1.702.447 0,152647821
34 INDS 2014 1.866.977 0,096643244
35 MASA 2010 2.006.840 1185,777055
35 MASA 2011 2.861.930 0,42608778
35 MASA 2012 3.102.924 0,084206811
35 MASA 2013 3.974.149 0,280775488
36 NIPS 2010 400.895 0,432131005
36 NIPS 2011 579.224 0,444827199
36 NIPS 2012 702.719 0,213207671
36 NIPS 2013 911.064 0,296484085
36 NIPS 2014 1.015.868 0,115034729
37 PRAS 2010 287.200 0,781626665
37 PRAS 2011 330.447 0,150581476
37 PRAS 2013 316.174 0,01917969
37 PRAS 2014 445.665 0,40955613
38 SMSM 2010 1.561.787 0,136133462
38 SMSM 2011 1.807.891 0,157578466
38 SMSM 2012 2.163.842 0,196887423
38 SMSM 2013 2.372.983 0,096652621
38 SMSM 2014 2.632.860 0,109514902
39 INDR 2010 616.937 0,25918873
39 INDR 2011 780.555 0,265210224
39 INDR 2013 758.439 0,018015696
40 PBRX 2011 2.170.707 0,520007142
40 PBRX 2012 2.698.805 0,24328387
40 PBRX 2013 4.168.411 0,544539528
40 PBRX 2014 4.209.950 0,009965188
41 RICY 2011 616.395 0,062160318
41 RICY 2012 749.973 0,216708442
41 RICY 2013 984.185 0,312293909
41 RICY 2014 1.185.444 0,204493058
42 TRIS 2012 558.887 0,188827864
42 TRIS 2013 670.291 0,199331886
43 UNIT 2013 101.886 0,151696697
44 BATA 2010 644.189 0,07640033
44 BATA 2011 678.592 0,053405134
44 BATA 2012 751.449 0,107364956
44 BATA 2013 902.459 0,200958415
44 BATA 2014 1.008.728 0,117754934
45 IKBI 2010 1.226.302 0,422439312
45 IKBI 2012 1.298.305 0,204923434
45 IKBI 2014 1.439.228 0,182941383
46 KBLI 2010 1.228.092 0,49353317
46 KBLI 2011 1.841.939 0,49983796
46 KBLI 2012 2.273.197 0,234132618
46 KBLI 2013 2.572.350 0,131600121
47 KBLM 2010 542.618 0,800737395
47 KBLM 2011 864.753 0,593668105
47 KBLM 2012 1.020.197 0,179755375
47 KBLM 2013 1.032.787 0,012340754
48 SCCO 2010 2.198.397 0,4558236
48 SCCO 2011 3.363.728 0,530082146
48 SCCO 2012 3.542.885 0,053261441
48 SCCO 2013 3.751.042 0,05875353
49 VOKS 2011 2.014.608 0,538373665
49 VOKS 2012 2.484.173 0,233080083
49 VOKS 2013 2.510.818 0,010725904
50 ADES 2010 218.748 0,627129234
50 ADES 2011 299.409 0,368739371
50 ADES 2012 476.638 0,591929434
50 ADES 2013 502.524 0,05430956
50 ADES 2014 578.784 0,151753946
51 AISA 2010 705.220 0,322633038
51 AISA 2011 1.752.802 1,485468364
51 AISA 2012 2.747.623 0,567560398
51 AISA 2013 4.056.735 0,476452556
51 AISA 2014 5.139.974 0,267022371
52 CEKA 2010 718.205 600,5117253
52 CEKA 2011 1.238.169 0,723977137
52 CEKA 2013 2.531.881 1,253525527
52 CEKA 2014 3.701.869 0,462102287
53 DLTA 2011 564.051 0,029635863
53 DLTA 2012 1.719.815 2,049041665
53 DLTA 2014 879.253 0,014054277
54 ICBP 2010 17.960.120 3,4810701
54 ICBP 2011 19.367.155 0,078342183
54 ICBP 2012 21.574.792 0,113988709
54 ICBP 2013 25.094.681 0,163148224
54 ICBP 2014 30.022.463 0,196367589
55 INDF 2010 38.403.360 0,02690142
55 INDF 2011 45.332.256 0,180424213
55 INDF 2012 50.059.427 0,104278309
55 INDF 2013 57.731.998 0,153269253
55 INDF 2014 63.594.452 0,101546009
56 MLBI 2010 1.790.164 0,107593809
56 MLBI 2011 1.858.750 0,038312691
56 MLBI 2013 3.561.989 1,273149566
57 MYOR 2010 7.224.165 14,1394457
57 MYOR 2011 9.453.866 0,308644805
57 MYOR 2012 10.510.626 0,111780725
57 MYOR 2013 12.017.837 0,143398785
57 MYOR 2014 14.169.088 0,179004841
58 ROTI 2010 612.192 0,259861706
58 ROTI 2011 813.342 0,328573389
58 ROTI 2012 1.190.826 0,464114727
58 ROTI 2013 1.505.520 0,264265308
58 ROTI 2014 1.880.263 0,248912668
59 SKLT 2010 314.146 0,136924925
59 SKLT 2011 344.436 0,096420136
59 SKLT 2012 401.724 0,166324078
59 SKLT 2013 567.049 0,411538768
59 SKLT 2014 681.420 0,201695092
60 STTP 2010 762.613 0,216067573
60 STTP 2011 1.027.684 0,347582588
60 STTP 2012 1.283.736 0,249154409
60 STTP 2013 1.694.935 0,320314301
60 STTP 2014 2.170.464 0,280558841
61 ULTJ 2010 1.880.411 0,165115275
61 ULTJ 2011 2.102.384 0,118044938
61 ULTJ 2012 2.809.851 0,336507032
61 ULTJ 2013 3.460.231 0,231464231
62 GGRM 2010 37.691.997 0,143114231
62 GGRM 2011 41.884.352 0,111226662
62 GGRM 2012 49.028.696 0,170573106
62 GGRM 2013 55.436.954 0,130704231
62 GGRM 2014 65.185.850 0,175855549
63 HMSP 2010 43.381.658 0,113144077
63 HMSP 2011 52.856.708 0,218411431
63 HMSP 2012 66.626.123 0,260504589
63 HMSP 2013 75.025.207 0,126062926
63 HMSP 2014 80.690.139 0,075507049
64 DVLA 2010 929.197 0,069062439
64 DVLA 2011 972.297 0,046384136
64 DVLA 2012 1.087.380 0,118361982
64 DVLA 2013 1.101.684 0,013154555
64 DVLA 2014 1.103.822 0,001940665
65 KAEF 2010 3.183.829 0,115544994
65 KAEF 2011 3.481.166 0,093389752
65 KAEF 2012 3.735.339 0,073013755
65 KAEF 2013 4.348.074 0,16403732
65 KAEF 2014 4.521.024 0,039776232
66 KLBF 2010 10.226.789 0,125387751
66 KLBF 2011 10.911.860 0,066987888
66 KLBF 2012 13.636.405 0,24968658
66 KLBF 2013 16.002.131 0,173486047
66 KLBF 2014 17.368.533 0,085388752
67 MERK 2010 795.689 0,058937747
67 MERK 2011 918.532 0,154385696
67 MERK 2012 929.877 0,01235123
67 MERK 2013 1.193.952 0,283989173
68 PYFA 2010 140.858 0,067106061
68 PYFA 2011 151.094 0,072668929
68 PYFA 2012 176.731 0,169675831
68 PYFA 2013 192.556 0,089542865
68 PYFA 2014 222.302 0,154479736
69 SQBB 2011 341.815 0,119783391
69 SQBB 2012 387.535 0,133756564
69 SQBB 2013 426.436 0,100380611
69 SQBB 2014 497.502 0,166651033
70 MBTO 2010 566.186 0,096581764
70 MBTO 2011 648.375 0,145162544
70 MBTO 2012 717.788 0,107056873
70 MBTO 2014 671.399 0,04695884
71 TCID 2010 1.466.939 0,056321486
71 TCID 2011 1.654.671 0,127975328
71 TCID 2012 1.851.153 0,118743847
71 TCID 2013 2.027.899 0,095478872
71 TCID 2014 2.308.204 0,13822434
72 UNVR 2010 19.690.239 0,079102161
72 UNVR 2011 23.469.218 0,191921439
72 UNVR 2012 27.303.248 0,163364199
72 UNVR 2013 30.757.435 0,126511945
72 UNVR 2014 34.511.534 0,122055009
73 KDSI 2010 1.123.050 0,17004607
73 KDSI 2011 1.180.506 0,051160679
73 KDSI 2012 1.301.333 0,102351873
73 KDSI 2013 1.386.315 0,065303808
73 KDSI 2014 1.626.233 0,173061678
74 KICI 2011 87.517 0,083265256
74 KICI 2012 94.787 0,083069575
74 KICI 2013 99.030 0,044763522
74 KICI 2014 102.971 0,039796021

6. Perhitungan Size (Ukuran Perusahaan)

No. Kode Tahun Total Aset Size


1 INTP 2010 15,346,145 7.1859993
1 INTP 2011 18,151,331 7.25890848
1 INTP 2012 22,755,160 7.35707989
1 INTP 2013 26,607,241 7.42499984
1 INTP 2014 28,884,973 7.46067197
2 SMCB 2010 10,437,249 7.01858604
2 SMCB 2011 10,950,501 7.03943399
2 SMCB 2012 12,168,517 7.08523765
2 SMCB 2013 14,894,990 7.17304022
2 SMCB 2014 17,195,352 7.23541107
3 SMGR 2011 19,661,603 7.29361892
3 SMGR 2012 26,579,084 7.42454001
3 SMGR 2013 30,792,884 7.48845037
3 SMGR 2014 34,314,666 7.53547978
4 AMFG 2010 2,372,657 6.37523496
4 AMFG 2011 2,690,595 6.42984833
4 AMFG 2012 3,115,421 6.49351674
4 AMFG 2013 3,539,393 6.54892879
4 AMFG 2014 3,918,391 6.59310777
5 ARNA 2010 873,154 5.94109085
5 ARNA 2011 831,508 5.91986643
5 ARNA 2012 937,360 5.97190642
5 ARNA 2013 1,135,245 6.0550896
5 ARNA 2014 1,259,175 6.10008609
6 TOTO 2010 1,091,583 6.03805676
6 TOTO 2011 1,339,570 6.12696541
6 TOTO 2012 1,522,664 6.18260408
6 TOTO 2013 1,746,178 6.24208851
6 TOTO 2014 2,027,289 6.30691566
7 ALMI 2010 1,504,154 6.1772923
7 ALMI 2011 1,791,523 6.25322239
7 ALMI 2014 3,212,439 6.50683489
8 BTON 2011 118,716 5.07450926
8 BTON 2012 145,101 5.16167041
9 CTBN 2013 3,363,836 6.52683481
10 INAI 2011 544,282 5.73582397
10 INAI 2012 612,224 5.78691035
10 INAI 2013 765,881 5.8841613
10 INAI 2014 897,282 5.95292896
11 LION 2010 303,900 5.4827307
11 LION 2011 365,816 5.5632627
11 LION 2012 433,497 5.6369861
11 LION 2014 600,103 5.7782258
12 LMSH 2010 78,200 4.89320675
12 LMSH 2011 98,019 4.99131027
12 LMSH 2012 128,548 5.10906532
12 LMSH 2013 141,698 5.15136372
13 PICO 2011 561,840 5.74961266
13 PICO 2013 621,400 5.79337125
13 PICO 2014 626,627 5.7970091
14 BUDI 2010 1,967,633 6.2939441
14 BUDI 2011 2,123,285 6.32700829
14 BUDI 2013 1,288,796 6.11018418
15 EKAD 2010 204,470 5.3106296
15 EKAD 2011 237,592 5.37583181
15 EKAD 2012 273,893 5.43758093
15 EKAD 2013 114,560 5.059033
15 EKAD 2014 411,349 5.61421045
16 SOBI 2010 1,656,572 6.21921032
17 SRSN 2011 361,182 5.5577261
17 SRSN 2013 125,993 5.10034642
17 SRSN 2014 463,347 5.66590636
18 UNIC 2010 2,276,930 6.35734968
18 UNIC 2011 2,544,905 6.40567157
19 AKPI 2011 1,556,601 6.19217731
19 AKPI 2012 1,714,834 6.23422209
19 AKPI 2013 2,084,567 6.31901586
19 AKPI 2014 2,227,043 6.3477286
20 APLI 2011 334,702 5.52465831
20 APLI 2012 333,867 5.52357349
20 APLI 2014 273,127 5.43636463
21 IGAR 2010 347,473 5.54092106
21 IGAR 2012 312,343 5.49463178
21 IGAR 2013 314,747 5.4979616
21 IGAR 2014 349,895 5.54393774
22 IPOL 2010 2,219,410 6.34623754
22 IPOL 2011 2,619,736 6.41825753
22 IPOL 2012 2,734,945 6.4369486
22 IPOL 2013 3,405,029 6.53212082
23 TRST 2010 2,029,558 6.30740147
23 TRST 2011 2,132,450 6.32887886
23 TRST 2013 3,260,920 6.51334014
24 CPIN 2010 6,518,276 6.81413275
24 CPIN 2011 8,848,204 6.94685513
24 CPIN 2012 12,348,627 7.09161867
24 CPIN 2013 15,722,197 7.19651323
24 CPIN 2014 20,862,439 7.31936508
25 JPFA 2011 8,266,417 6.91731731
25 JPFA 2012 10,961,464 7.03986856
25 JPFA 2013 14,917,590 7.17369867
25 JPFA 2014 15,730,435 7.19674073
26 SIPD 2010 2,055,743 6.31296882
26 SIPD 2011 2,641,603 6.42186755
26 SIPD 2012 3,298,124 6.51826698
27 ALDO 2010 134,413 5.12844127
27 ALDO 2011 164,621 5.21648524
27 ALDO 2012 184,897 5.26692986
27 ALDO 2013 301,479 5.47925707
27 ALDO 2014 356,814 5.55244189
28 TKIM 2010 20,916,531 7.32048966
28 TKIM 2011 23,294,758 7.3672582
29 ASII 2010 112,857 5.0525285
29 ASII 2011 153,521 5.18616779
29 ASII 2012 182,274 5.26072472
29 ASII 2013 213,994 5.3304016
30 AUTO 2010 5,585,852 6.74708942
30 AUTO 2011 6,964,227 6.84287292
30 AUTO 2012 8,881,642 6.94849326
30 AUTO 2013 12,617,678 7.10097944
30 AUTO 2014 14,380,926 7.15778685
31 BRAM 2010 1,492,728 6.17398068
31 BRAM 2011 1,660,119 6.22013922
31 BRAM 2013 2,932,878 6.467294
31 BRAM 2014 3,833,995 6.58365154
32 GDYR 2010 1,146,357 6.05931989
32 GDYR 2011 1,186,115 6.0741268
32 GDYR 2012 1,198,261 6.07855142
32 GDYR 2013 1,362,561 6.13435595
33 GJTL 2010 10,371,567 7.01584438
33 GJTL 2011 11,554,143 7.06273774
33 GJTL 2012 12,869,793 7.10957156
33 GJTL 2014 16,042,897 7.2052828
34 INDS 2010 770,609 5.88683408
34 INDS 2011 1,139,715 6.05679626
34 INDS 2012 1,664,779 6.22135659
34 INDS 2013 2,196,518 6.34173477
34 INDS 2014 2,282,666 6.35844237
35 MASA 2010 3,038,412 6.48264666
35 MASA 2011 4,736,349 6.6754437
35 MASA 2012 6,038,779 6.78094914
35 MASA 2013 7,718,638 6.88754067
36 NIPS 2010 337,606 5.52841016
36 NIPS 2011 446,688 5.65000429
36 NIPS 2012 525,629 5.72067932
36 NIPS 2013 798,408 5.90222488
36 NIPS 2014 1,206,854 6.08165473
37 PRAS 2010 454,598 5.65762752
37 PRAS 2011 481,912 5.68296774
37 PRAS 2013 975,630 5.98928515
37 PRAS 2014 1,286,828 6.1095205
38 SMSM 2010 1,067,103 6.02820634
38 SMSM 2011 1,136,858 6.05570622
38 SMSM 2012 1,441,204 6.15872546
38 SMSM 2013 1,701,103 6.23073061
38 SMSM 2014 1,749,395 6.24288788
39 INDR 2010 5,078,561 6.70574067
39 INDR 2011 6,107,213 6.78584307
39 INDR 2013 8,796,268 6.94429845
40 PBRX 2011 1,515,038 6.18042353
40 PBRX 2012 2,003,098 6.3017022
40 PBRX 2013 2,869,248 6.45776809
40 PBRX 2014 4,557,725 6.65874812
41 RICY 2011 642,095 5.80759929
41 RICY 2012 842,499 5.92556939
41 RICY 2013 1,109,865 6.04527016
41 RICY 2014 1,170,752 6.06846491
42 TRIS 2012 366,248 5.56377526
42 TRIS 2013 449,009 5.65225505
43 UNIT 2013 459,119 5.66192527
44 BATA 2010 484,253 5.68507232
44 BATA 2011 516,649 5.71319559
44 BATA 2012 574,108 5.7589936
44 BATA 2013 680,685 5.83294618
44 BATA 2014 774,891 5.88924062
45 IKBI 2010 600,820 5.77874438
45 IKBI 2012 780,551 5.89240128
45 IKBI 2014 942,708 5.97437719
46 KBLI 2010 594,564 5.77419861
46 KBLI 2011 1,083,524 6.03483854
46 KBLI 2012 1,161,698 6.06509324
46 KBLI 2013 1,337,022 6.12613855
47 KBLM 2010 403,195 5.60551514
47 KBLM 2011 642,955 5.80818058
47 KBLM 2012 722,941 5.85910286
47 KBLM 2013 654,296 5.81577427
48 SCCO 2010 1,157,613 6.0635634
48 SCCO 2011 1,455,621 6.16304831
48 SCCO 2012 1,486,921 6.1722879
48 SCCO 2013 1,762,032 6.24601379
49 VOKS 2011 1,573,039 6.19673949
49 VOKS 2012 1,698,078 6.22995764
49 VOKS 2013 1,955,830 6.2913311
50 ADES 2010 324,493 5.51120533
50 ADES 2011 316,048 5.49975305
50 ADES 2012 389,094 5.59005453
50 ADES 2013 441,064 5.64450161
50 ADES 2014 504,865 5.70317526
51 AISA 2010 1,936,950 6.28711841
51 AISA 2011 3,590,309 6.55513183
51 AISA 2012 3,867,576 6.58743886
51 AISA 2013 5,020,824 6.700775
51 AISA 2014 7,371,846 6.86757625
52 CEKA 2010 850,470 5.929659
52 CEKA 2011 823,361 5.91559029
52 CEKA 2013 1,069,627 6.02923236
52 CEKA 2014 1,284,150 6.10861576
53 DLTA 2011 696,167 5.84271343
53 DLTA 2012 745,307 5.8723352
53 DLTA 2014 991,947 5.99648847
54 ICBP 2010 13,361,313 7.12584914
54 ICBP 2011 15,222,857 7.18249617
54 ICBP 2012 17,753,480 7.2492835
54 ICBP 2013 21,267,470 7.32771583
54 ICBP 2014 24,910,211 7.39637741
55 INDF 2010 47,275,955 7.67464031
55 INDF 2011 53,585,933 7.7290508
55 INDF 2012 59,324,207 7.77323194
55 INDF 2013 78,092,789 7.89261093
55 INDF 2014 85,938,885 7.93418971
56 MLBI 2010 1,137,082 6.05579178
56 MLBI 2011 1,220,813 6.08664915
56 MLBI 2013 1,782,148 6.25094377
57 MYOR 2010 4,399,191 6.64337282
57 MYOR 2011 6,599,846 6.8195338
57 MYOR 2012 8,302,506 6.9192092
57 MYOR 2013 9,709,838 6.98721198
57 MYOR 2014 10,291,108 7.01246214
58 ROTI 2010 568,265 5.75455091
58 ROTI 2011 759,137 5.88032016
58 ROTI 2012 1,204,945 6.08096722
58 ROTI 2013 1,822,689 6.26071257
58 ROTI 2014 2,142,894 6.33100069
59 SKLT 2010 199,375 5.2996707
59 SKLT 2011 214,238 5.33089651
59 SKLT 2012 249,746 5.39749854
59 SKLT 2013 301,989 5.47999112
59 SKLT 2014 331,575 5.52058178
60 STTP 2010 649,274 5.81242801
60 STTP 2011 934,766 5.97070291
60 STTP 2012 1,249,841 6.09685477
60 STTP 2013 1,470,059 6.16733477
60 STTP 2014 1,700,204 6.23050103
61 ULTJ 2010 2,006,596 6.30245994
61 ULTJ 2011 2,179,182 6.3382935
61 ULTJ 2012 2,420,793 6.38395765
61 ULTJ 2013 2,811,621 6.44895678
62 GGRM 2010 30,741,679 7.48772758
62 GGRM 2011 39,088,705 7.59205128
62 GGRM 2012 41,509,325 7.61814567
62 GGRM 2013 50,770,251 7.70560931
62 GGRM 2014 58,220,600 7.76507668
63 HMSP 2010 20,525,123 7.31228577
63 HMSP 2011 19,376,343 7.28727181
63 HMSP 2012 26,247,527 7.41908839
63 HMSP 2013 27,404,594 7.43782337
63 HMSP 2014 28,380,630 7.45302203
64 DVLA 2010 854,110 5.93151381
64 DVLA 2011 928,291 5.96768414
64 DVLA 2012 1,074,691 6.03128361
64 DVLA 2013 1,190,054 6.07556667
64 DVLA 2014 1,236,248 6.0921056
65 KAEF 2010 1,657,292 6.21939903
65 KAEF 2011 1,794,242 6.25388102
65 KAEF 2012 2,080,558 6.31817983
65 KAEF 2013 2,471,940 6.39303793
65 KAEF 2014 2,968,185 6.47249097
66 KLBF 2010 7,032,496 6.84710949
66 KLBF 2011 8,274,554 6.91774459
66 KLBF 2012 9,417,957 6.9739567
66 KLBF 2013 11,315,061 7.0536569
66 KLBF 2014 12,425,032 7.09429752
67 MERK 2010 434,768 5.63825757
67 MERK 2011 584,389 5.76670203
67 MERK 2012 569,431 5.75544111
67 MERK 2013 696,946 5.84319913
68 PYFA 2010 100,587 5.00254186
68 PYFA 2011 118,034 5.07200712
68 PYFA 2012 135,850 5.13305964
68 PYFA 2013 175,119 5.24333327
68 PYFA 2014 172,737 5.23738537
69 SQBB 2011 361,756 5.55841574
69 SQBB 2012 397,144 5.59894801
69 SQBB 2013 421,188 5.62447599
69 SQBB 2014 459,352 5.66214561
70 MBTO 2010 333,129 5.52261244
70 MBTO 2011 541,674 5.73373799
70 MBTO 2012 609,494 5.78496943
70 MBTO 2014 619,383 5.79195928
71 TCID 2010 1,047,238 6.02004539
71 TCID 2011 1,130,865 6.05341076
71 TCID 2012 1,261,573 6.10091239
71 TCID 2013 1,465,952 6.16611975
71 TCID 2014 1,853,235 6.26793049
72 UNVR 2010 8,701,262 6.93958225
72 UNVR 2011 10,482,312 7.02045708
72 UNVR 2012 11,984,979 7.07863728
72 UNVR 2013 7,485,249 6.87420625
72 UNVR 2014 14,280,670 7.15474858
73 KDSI 2010 557,725 5.74642011
73 KDSI 2011 587,567 5.7690574
73 KDSI 2012 570,564 5.75630437
73 KDSI 2013 850,234 5.92953847
73 KDSI 2014 952,177 5.97871769
74 KICI 2011 87,419 4.94160583
74 KICI 2012 94,956 4.97752241
74 KICI 2013 98,296 4.99253585
74 KICI 2014 96,746 4.98563302
7. Hasil SPSS

Tabel 4.1

Prose Seleksi Sampel

Tahun
Keterangan
2010 2011 2012 2013 2014
Perusahaan manufaktur yang terdaftar 126 132 132 133 149
di BEI tahun 2010-2014
Perusahaan yang mengalami kerugian 69 64 73 71 100
dan pertumbuhan negatif
Total data 57 68 59 62 49
TOTAL 295
Outlier 62
Jumlah data yang dijadikan sampel 233
Sumber: www.idx.co.id

Tabel 4.2

Sampel Penelitian

No. KODE NAMA PERUSAHAAN


1. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
2. SMCB Holcim Indonesia Tbk
3. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
4. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
5. ARNA Arwana Citramulia Tbk
6. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
7. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
8. BTON Betonjaya Manunggal Tbk
9. CTBN Citra Tubindo Tbk
10. INAI Indal Alumunium Industry Tbk
11. LION Lion Metal Works Tbk
12. LMSH Lionmesh Prima Tbk
13. PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
14. BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk
15. EKAD Ekadharma International Tbk
16. SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
17. SRSN Indo Acitama Tbk
18. UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk
19. AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
20. APLI Asiaplast Industries Tbk
21. IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk
22. IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk
23. TRST Trias Sentosa Tbk
24. CPIN Charoen Pokhpand Indonesia Tbk
25. JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
26. SIPD Sierad Produce Tbk
27. ALDO Alkindo Naratama Tbk
28. TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
29. ASII Astra International Tbk
30. AUTO Astra Otoparts Tbk
31. BRAM Indo Kordsa Tbk
32. GDYR Goodyear Indonesia Tbk
33. GJTL Gajah Tunggal Tbk
34. INDS Indospring Tbk
35. MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
36. NIPS Nipress Tbk
37. PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk
38. SMSM Selamat Sempurna Tbk
39. INDR Indo-Rama Synthetics Tbk
40. PBRX Pan Brothers Tbk
41. RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
42. TRIS Trisula International Tbk
43. UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
44. BATA Sepatu Bata Tbk
45. IKBI Sumi Indo Kabel Tbk
46. KBLI KMI Wire and Cable Tbk
47. KBLM Kabelindo Murni Tbk
48. SCCO Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk
49. VOKS Voksel Electric Tbk
50. ADES Akasha Wira International Tbk
51. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
52. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
53. DLTA Delta Djakarta Tbk
54. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
55. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
56. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
57. MYOR Mayora Indah Tbk
58. ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
59. SKLT Sekar Laut Tbk
60. STTP Siantar Top Tbk
61. ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk
62. GGRM Gudang Garam Tbk
63. HMSP HM Sampoerna Tbk
64. DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
65. KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
66. KLBF Kalbe Farma Tbk
67. MERK Merck Tbk
68. PYFA Pyridam Farma Tbk
69. SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
70. MBTO Martina Berto Tbk
71. TCID Mandom Indonesia Tbk
72. UNVR Unilever Indonesia Tbk
73. KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
74. KICI Kedaung Indah Can Tbk

Tabel 4.3

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


DER 295 .10 10.15 .9662 .90990
ROA 295 .00 .72 .1094 .10340
CR 295 .21 11.74 2.3820 1.73581
GROWTH 295 .00 1185.78 6.3171 77.00539
SIZE 295 4.89 7.93 6.2306 .68155
Valid N
295
(listwise)
Tabel 4.4

Uji Normalitas Sebelum Logaritma Natural

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 233
Normal Mean -.1284499
Parametersa Std. Deviation .39040422
Most Extreme Absolute .136
Differences Positive .136
Negative -.094
Kolmogorov-Smirnov Z 2.080
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
Tabel 4.5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 233
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .11194556
Most Extreme Absolute .024
Differences Positive .023
Negative -.024
Kolmogorov-Smirnov Z .371
Asymp. Sig. (2-tailed) .999

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi Setelah Theil Negar

Uji Autokolerasi dU DW-test 4-Du Keterangan


Tidak terdapat masalah
Durbin Watson 1.819 1.840 2.181
autokolerasi
Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity
Variabel independen Statistics Keterangan
Tolerance VIF
ROA 0.858 1.166 Tidak ada multikolinearitas
Current Ratio 0.852 1.174 Tidak ada multikolinearitas
Growth 0.955 1.047 Tidak ada multikolinearitas
Size 0.922 1.085 Tidak ada multikolinearitas

Tabel 4.8

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Independen Nilai (Sig) Keterangan

ROA 0.487 Tidak terjadi heteroskedastisitas


CR 0.103 Tidak terjadi heteroskedastisitas
GROWTH 0.612 Tidak terjadi heteroskedastisitas
SIZE 0.054 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Tabel 4.9

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .204 .137 1.486 .139
LOG_ROA -.076 .018 -.113 -4.248 .000
LOG_CR -.996 .030 -.873 -32.687 .000
LOG_GROWTH .047 .015 .077 3.059 .002
LOG_SIZE -.160 .162 -.025 -.989 .324
a. Dependent Variable: LOG_DER

Tabel 4.10

Hasil Uji F

ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 18.071 4 4.518 354.278 .000a
Residual 2.907 228 .013
Total 20.978 232
a. Predictors: (Constant), LOG_SIZE, LOG_GROWTH, LOG_ROA, LOG_CR
b. Dependent Variable: LOG_DER
Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .721 .519 .513 .17709
a. Predictors: (Constant), SIZE, GROWTH, ROA, CR
b. Dependent Variable: DER
DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1. Model Penelitian ....................................................................................... 37

xxv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Proses Seleksi Sampel .............................................................................. 54

Tabel 4.2. Sampel Penelitian ..................................................................................... 54

Tabel 4.3. Statistik Deskriptif ................................................................................... 56

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Sebelum Logaritma Normal ................................... 58

Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Setelah Logaritma Normal ...................................... 59

Tabel 4.6. Uji Autokorelasi ....................................................................................... 61

Tabel 4.7. Uji Multikolinearitas ................................................................................. 62

Tabel 4.8. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 63

Tabel 4.9. Uji Regresi Linier Berganda .................................................................... 64

Tabel 4.10.Uji F ......................................................................................................... 68

Tabel 4.11.Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................................ 69

xxiv

Anda mungkin juga menyukai