BAB I
PENDAHULUAN
umumnya memakai beton yang digunakan sebagai struktur teknik sipil. Beton
digunakan untuk pondasi kolom, balok, pelat atau pelat cangkang. Oleh karena itu
Beton merupakan bahan kontruksi yang terdiri dari campuran bahan pengikat
hidrolis(semen Portland), agregat sebagai bahan pengisi dan penguat, air sebagai
material pereaksi dan bahan tambahan (aditif) bisa digunakan bila ada maksud
aditif ini bisa terdiri dari : ply ash, gips, bubuk bata merah, dan lain-lain.
Kedua jenis beton ini kekuatan tekanannya sangat tergantung pada kepadatannya,
daya lekat partikel-partikel agregat dengan pasta semen dan kekerasan agregat yang
digunakan. Mutu dari suatu beton adalah tekanan yang dapat di terima oleh beton
tersebut dalam satuan kg/cm2. Dimana mutu atau kualitas dari suatu beton sangat
tergantung atau dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Misalnya : mutu bahan dasar,
2
tempat beton mengeras, perawatan dan umur dari benda uji beton itu sendiri. Faktor-
faktor ini sangat penting untuk diperhatikan agar mendapatkan gradasi yang sesuai.
akan dibangun, maka sangat perlu dihitung kekuatan beton tersebut. Sehingga untuk
menghitung atau mengetahui tingkat kekuatan beton maka kita perlu melakukan
Campuran beton yang telah selesai akan diisi ke dalam suatu tempat berbentuk
silinder yang disebut sebagai benda uji. Sebelum dimasukkan mortar, silinder terlebih
dahulu diolesi dengan oli agar beton tidak lengket ketika dikeluarkan dari cetakan.
pengaduk Mollen yang berkapasitas 120 liter dengan FAS 0,344 dan dengan nilai
Slump yang ditetapkan 7,5 – 10 cm. Benda uji dicetak dalam cetakan baja berbentuk
uji. Tes pembebanan dilakukan pada saat benda uji berumur 7 hari dan 28 hari dengan
Tujuan praktikum bahan bangunan ini agar kami dapat mengetahui kekuatan
suatu beton, apakah beton tersebut memenuhhi standar dan layak digunakan, atau
tidak, dan agar kami dapat mengetahui bagaimana caranya menghitung beton
BAB II
2.1 Material
Aggregate yaitu kerikil dengan butiran nya > 5mm dan Fine Aggregate yang meliputi
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif (adhesive) dan
suatu masa yang padat. Proses pengikatan ini berlangsung dengan adanya air
Semen hidraulis bisa juga dinamakan semen Portland (Portland cement). Semen yang
Air (water) yang dapat digunakan dalam campuran beton dan perawatannya
harus bebas dari minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan organis dan bahan-
bahan yang dapat merusak beton. Dalam hal ini, sebaiknya digunakan air yang bersih
memperolehnya dan harga yang mahal, maka boleh dipergunakan yang terdapaat di
alam, seperti air sumur, air sungai, air waduk dan lain-lain dengan ketentuan
memenuhi kriteria air minum. Air yang digunakan adalah bersih dengan ketentuan PH
$ 7 dan berasal dari PDAM yang tersedia di Lab.Konstruksi dan Ilmu Bahan
Yang mempunyai sifat-sifat : jernih, bersih, tawar, dan dapat diminum, dan juga harus
bebas dari minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan organis, dan bahan-bahan
2.1.1 Aggregat
Agregat untuk beton adalah butiran mineral keras yang bentuknya mendekati
bulat dengan ukuran butiran antara 0,075 mm – 150 mm. Agregat yang digunakan
adalah agregat alam yang berupa coarse agregat ( kerikil), coarse sand (pasir kasar),
Dalam campuran beton, agregat merupakan bahan penguat dan pengisi ,dan
padat
A. Agregat Halus
Agregat halus berukuran 0,075 mm – 5 mm, dan meliputi pasir kasar (Coarse
Sand) dan pasir halus (Fine Sand). Menurut PBI agregat halus harus memenuhi syarat
sbb:
dan bersifat kekal artinya tidak hancur oleh pengaruh cuaca dan
temperatur.
juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat pada umur 7 dan 28 hari
tidak kurang dari 95% dari kekkuatan adukan agregat yang sama tetapi
dicuci dalam lar. NaOH 3% yang kemudian dicuci bersih dengan air pada
besarnya.
B. Agregat Kasar
Agregat kasar biasa juga disebut kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu, dengan
Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak
berpori.
Persentase air sangat mempengaruhi di sini. Bila kadar air sedikit saja lebih,
maka akan sangat berpengaruh pada mutu beton yang diinginkan. Kelebihan air akan
kokoh. Karena ketika beton sudah kering air yang datinya presentasinya lebih, akan
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif (adhesive) kohesif
massa yang padat. Proses pengikatan ini berlangsung dengan adanya air atau
yaitu :
Tipe II, yaitu untuk konstruksi secara umum terutama sekali bila disyaratkan agak
Tipe III, yaitu untuk beton yang mengeras dengan cepat, dikenal dengan istilah
Tipe IV, yaitu untuk konstruksi yang menuntut persyaratan panas hidrasi yang
rendah.
Tipe V, yaitu untuk konstruksi yang menuntut persyaratan sangat tahan terhadap
Sulfat.
mengandung komposisi CaO (kapur, lime) dan lempung yang mengandung SiO2
2.1.3 Air
Air yang dapat dipergunakan dalam campuran beton dan perawatannya harus
bebas dari minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan
yang dapat merusak beton. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air bersih, tetapi
karena kesulitan memperolehnya / mahal maka boleh digunakan air yang terdapat di
dalam alam seperti air sumur, air sungai, dan lain-lain dengan ketentuan memenuhi
Pada percobaan ini, digunakan air dengan Ph dianggap 7 yang telah tersedia di
uji beton. Benda uji beton dapat berbentuk kubus ukurannya 15x15x15 cm³, kubus
ukuran 20x20x20 cm³ dan silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Berdasarkan
PBI 1971, benda uji standar ialah kubus 15x15x15 cm³ sedangkan menurut ACI
volume agregat tanpa mengandung rongga udara terhadap berat air pada volume yang
sama. Specific Gravity dibedakan dalam dua keadaan yaitu keadaan jenuh
BS 812. Pengukuran dilaksanakan dengan dua cara, yaitu penimbangan diluar dan
dalam air untuk kerikil; dan untuk pasir berdasarkan metode Thawlow’s.
agregat yang diperoleh dari hasil penyaringan benda uji dengan menggunakan
kekuatan, dan juga faktor ekonomi dari beton. Peraturan beton bertulang indonesi
9
1971 mengusyratakan batas maximum butiran 31,5 mm dan batas minimum 0,25
mm.Dalam hal ini saringan standar yang digunakan berdasarkan metode ASTM.
Untuk itu pasir harus diperiksa kandungan organiknya dengan menggunakan metode
(ACI) 211.1-91.
10
BAB III
aggregate
Peralatan :
1. Pengering (oven).
3. Tongkat pemadatan standar dari besi diameter 16 mm, panjng 60cm dan salah
4. Mistar perata.
6. Literan (container). Baja yang kaku berbentuk silinder dari plat baja dengan
tutup.
11
Bahan :
Langkah Kerja :
8. Literan didsi air penuh pada temperatur kamar, sehingga waktu ditutup pada
11. Masukkan benda uji ke dalam baskom sebanyak yang diteliti ( sekurang-
12. Benda uji dikeringkan dengan oven pada temperatur antara 1000C – 1100C
13. Dengan menggunakan sendik/ sekop benda uji diisi kedalam literan secara
Perhitungan
Peralatan :
1. Pengeringan ( oven ).
Bahan :
2. Pasir kasar.
3. Pasir halus.
13
Peralatan :
1. Timbangan.
2. oven.
3. Kain lap.
4. Baskom.
5. Sendok.
6. Ember plastik.\
Bahan :
1. Kerikil.
Untuk agregat halus atau pasir, keadaan kering air permukaan didapat
dengan memasukkan pasir ke dalam kronis sebanyak 3 lapis yang tiap lapis
diratakan, kronis diratakan dan diangkat vertikal ke atas. Keadaan kering air
dengan mengisi air ke dalam gelas hingga penuh. Kemudian ditutup dengan
plat kaca, lalu gelas dibolak-balik beberapa kali hingga udara pada agregat
tersebut dapat keluar. Ini dilakukan hingga tidak terdapat lagi gelembung
udara di dalam gelas. Kemudian gelas yang berisi pasir dan air tadi ditimbang
beratnya. Selanjutnya airnya dibuang dan pasir diisi ke dalam kontainer yang
temperatur 105° C, lalu ditimbang beratnya. Dengan data yang telah diperoleh,
dapat ditentukan berat jenis pasir kering permukaan dan kering oven dengan
menggunakan persamaan:
Ws
Sg(S )S= D
Ws + Wc ' w+ Wcs " w
Ws
S g (O ) = D
Ws + Wc 'w+ Wcs " w
Keterangan :
15
Wcsw’ = berat gelas berisi pasir jenuh air kering permukaan dan air
beratnya. Kerikil dan keranjang ditimbang di udara dan di atas air. Selanjutnya
kerikil dioven selama 24 jam dengan temperatur 105° C. Agregat kasar atau
ditentukan berat jenis kerikil kering permukaan dan kering oven dengan
menggunakan persamaan;
Ws
S g ( SSD ) =
Ws −Ww
Wd
S g ( OD ) =
Ws − Ww
Keterangan :
Langkah Kerja :
menggunakan persamaan:
(Ws − Wd )
W = × 100 %
Wd
Keterangan :
W = Water absorption
Kokoh beton yang diinginkan adalah 200 kg/cm2 (silinder) dengan tinggi
slump 7,5 - 10 cm. Coarse agregate mempunyai diameter maksimum 31,5 mm dengan
dry rodded weight 1,599 kg/m3. Bahan-bahan yang digunakan adalah Potland Cemen
Type I PT. SAI dengan specific gravity 3,15. Coarse agregat dengan specific gravity
OD 2,574 dengan absorption 3,12 % serta fineness modulus 7,139. fine sand dengan
spesific gravity OD 2,493 dengan absorption 4,319 % serta Fineness modulus 2,505.
Air yang digunakan adalah air yang memenuhi criteria air minum.
17
kg
semen : 345,852
kg
kg
jumlah : 1637,201
kg
758,399 kg
605,202 kg
153,197 kg
(JISC/DOBOKUGAKKAI) :
- 1,457x = - 1,162
V 1 b.uji = ¼ π d2 h
= 42390 cm3
= 0,042390 m3
≈ 0,05 m3
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang diperoleh dari ketiga jenis aggregate yaitu coarse aggregate,
coarse sand dan fine sand, meliputi beberapa bagian sebagai berikut :
Tabel 4.1.1 Hasil sieve analysis Hasil penelitian sifat fisis agregat
19
Sifat-Sifat Agregat
Fisis CA CS FS
Specific Gravity SSD 2,655 2,645 2.601
Specific Gravity OD 2,974 3,608 2,493
Bulk Density (Kg/L) 1,559 1,643 1,450
Water Absoption 3,121 3,608 4,319
Fineness Modulus(FM) 7,139 3,2418 2,505
SARINGAN saringan
CA CS FS
(mm)
31,5 0.000 0.000 0.000
19,0 32.367 0.000 0.000
9,50 60.233 0.000 0.000
4,75 3.833 19.221 0.000
2,36 0.750 18.087 4.333
1,18 0.650 25.999 5.667
0,600 0.683 20.243 42.333
0,300 0.684 10.421 33.400
0,150 0.550 4.888 12.333
20
σbm =
∑σbi
n
1.803 ,744
σbm =
8
Ket :
P
σ bi =
A
Faktor umur untuk waktu :
Keterangan :
3 hari = 0,4
σbi = Kuat tekan beton 7 hari = 0,65
= ¼ (3,14)(15)2
= 176,625 cm2
Dari data yang didapat diatas kita dapat mengetahui standart deviasi dari beton
tersebut : 182,266
21
pembetonan. Berdasarkan PBI 1971 Deviasi Standar (S) diperoleh dari rumus ;
s=
n −1
4,798 .934
s=
8 −1
s = 26 .183 2
kg/cm
= 182,266 Kg/cm2
Berdasarkan hasil kuat tekan diatas, maka dapat dilihat bahwa persentase
MutuBetonC ampuran
% kekuatan beton = x100
MutuBeton Re ncana
182 ,266
= x100
200
= 91 %.
22
BAB V
PEMBAHASAN
suatu pernyataan bahwa kuat tekan beton karakteristik sangat dipengaruhi oleh
lainnya, antara lain : Faktor Air Semen ( FAS ), proses pencampuran, proses
Dalam melakukan uji kekuatan beton kita harus memperhatikan toleransi umur
pembebanan yang dibolehkan setelah benda uji dikeluarkan dari bak perendaman. Ini
beton. Bila pada pencucian aggregate tidak sempurna, akan menyebabkan kandungan
kotoran organik dalam aggregate cukup tinggi, sehingga dapat merusak beton melalui
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
dapat disimpulkan :
Dari hasil penelitian diperoleh kuat tekan beton adalah sebesar (σbm ) 232,21
kg/cm 2
Kuat tekan beton rata-rata (σ ’bm) dengan perawatan yang diperoleh dari 8 benda uji
sebesar 383,87 Kg/cm2 dengan nilai deviasi standar (S) sebesar 81,54 Kg/cm2 .Tinggi
slump yang diperoleh 6 cm, yaitu tidak memenuhi syarat tinggi slump yang
antara lain :
24
6.2 Saran
memperoleh hasil yang lebih baik dan akurat. Oleh karena itu, masih banyak hal yang
mendatang.
Bila ada yang ingin melakukan atau melanjutkan praktikum ini disarankan
untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam melaksanakan praktikum. Praktikan juga
pula kekompakan antara sesama praktikan agar hasil yang diperoleh dapat maksimal.
dikurangi.
25
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Unsyiah.
Tenaga Listrik.
Zaman Kamaruz dan Subhan Ahmad, Rencana Campuran Beton dengan FAS 0,50,