BAB I
PENDAHULUAN
Usia dini atau usia prasekolah adalah masa dimana anak belum memasuki
pendidikan formal. Rentang usia dini merupakan saat yang tepat dalam
mengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Dalam rentang usia dini ini juga
anak berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang unik. Anak
kasar), daya pikir, daya cipta, bahasa dan komunikasi sesuai dengan tingkat
Masa usia dini adalah masa yang unik dalam kehidupan anak-anak, karena
merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan paling sibuk. Tidak semua
orang tua atau pendidik memahami cara yang tepat dalam mendidik anak di usia
dini. Maka anak membutuhkan suatu lingkungan yang cocok untuk
Anak Usia Dini (PAUD). PAUD membahas tentang pendidikan untuk anak usia 0-6
tahun. Anak usia tersebut dipandang memiliki karakteristik yang berbeda dengan
Landasan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan dan
pengembangan segenap potensi secara optimal yang ditujukan bagi anak usia 0-6
Inilah peletak dasar pentingnya pendidikan anak usia dini, sejak dini anak
harus dibekali berbagai ilmu (dalam bentuk berbagai stimulan atau rangsangan).
PAUD sudah sesuai dengan tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini.
Sehingga dibutuhkan suatu pendekatan atau metode pembelajaran yang cocok
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
centers and circle times= sistem sentra & saat lingkaran ) merupakan pendekatan
yang dikembangkan melalui hasil kajian teoritik dan pengalaman empirik yang
star, dan Reggio Emilia yang dikembangkan oleh cretive for childhood research
and trainging ( CCCRT) Florida, USA dan sudah dilaksanakan selama 35 tahun, baik
BCCT (beyond centers & circle) ini lahir di Florida, amerika Serikat, dan diyakini
saling aktif, kereatif, dan terus berfikir dengan menggali pengalaman sendiri. Hal
sambil belajara integrasi agama melalaui pendekatan BCCT yang dimaksud adalah
yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra
main dan saat dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan (scaffolding)
perkembangan yang dicapai anak yang diberikan sebagai pijakan untuk mencapai
Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi dengan
seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan
untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jefnis main yaitu : (1). Main
sensorimotor atau fungsional, (2). Main peran, dan (3) main pembangunan
anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan anak yang dilakukan
metode BCCT, sebab konstruktivisme adalah suatu posisi filosofis dan psikologis
yang banyak berperan dari belajar dan mengeri individu yang di konstruksi oleh
pandangan filsafat yang pertama kali dikemukaan oleh sejarawan Italia yang
dalam model pembelejaran BCCT karena tidak hanya menekankan pada hasil
Romantic, Setiap anak dilahirkan membawa bakat yang baik. maka pendidikan
adalah pengembangan bakat anak secara maksimal melalui pembiasaan,
Selain itu, model ini pun didukung oleh beberapa teori yaitu Maslow, Anna
rasional, dari hubungan yang pasif menjadi aktif dalam realita. Salah satu dari
enam garis perkembangan Anna Freud yang digunakan sebagai dasar teori BCCT
ini adalah garis perkembangan yang menunjukkan bahwa anak belajar mulai
Erick Erickson : Anak perlu dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan
Jean Piaget : anak belajar menemukan dengan menggali segala sesuatu sesuia
oleh anak itu sendiri. Anak didorong untuk bermain di sentra-sentra kegiatan.
anak.
Penerapan BCCT tidak bersifat kaku. Dapat dilakukan secara bertahap, sesuai
Tujuan dari pendekatan BCCT ini antara lain adalah sebagai berikut:
mencapainya. Mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna
keperibadian (ESQ) yang diperlukan anak didik dalam menyesuikan diri dengan
diperolehnya.
Kegiatan pengajaran harus disesuaikan dengan sifat dan keadaan individu yang
mempunyai tempat dan irma perkembangan berbeda satu dengan yang lainya.
kepada murid untuk berintraksi, bersosialisasi dan bekeja sama dengan murid lain
main dan saat anak dalam lingkaran . sentra main yang berungsi sebagai Area
main yang dilengkapi seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan
saat lingkaran adalah saat pendidikan duduk bersama anak dengan posisi
melingkar untuk memberi pijakan pada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah
main.
ruangan atau sentra-sentra . tiap sentra terdiri dari satu bidang pengebangan. Ada
sentra Ibadah, sentra Bahan Alam, sentra main / sentra Seni dan sentra Main
Peran Mikro, Sentra Balok, sentra Persiapan sentra Seni dan Kreatifitas, sentra
Musik dan Oleh Tubuh, sentra Memasak. Seorang guru betanggung jawab pada 7-
12 siswa saja dengan moving class (kelas berpindah-pindah) setiap hari dari satu
sebagai berikut:
1. Pijakan lingkungan
bermaian
Guru meminta sisiwa untuk masuk kearena sentra
Sebelum anak datang, guru menyiapkan bahan dan alat bermain yang
digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk kelompok
yang dibimbingnya. Guru menempatkan alat dan bahan bermain yang akan
Guru menyambut kedatangan anak dengan tegur sapa, senyum dan salam.
sambil menunggu kegiatan dimulai. Kondisi awal yang harus diketahui oleh guru
dan peserta didik saat datang adalah ekspresi emosi yang menunjukkan rasa
nyaman berada di sekolah. Bila kondisi ekspresi emosi anak saat datang
menunjukkan kesedihan/murung, maka guru perlu menetralisir emosi anak
terlebih dahulu dengan kegiatan transisi, seperti membaca buku cerita, puzzle,
dan sebagainya.
pembuka yang akan dilaksanakan. Kegiatan pembuka dapat berupa gerak musik,
permainan, dan jurnal, dan sebagainya. Satu guru yang memimpin, guru lainnya
Tujuannya agar anak kembali tenang. Setelah tenang, anak secara bergiliran
dipersilahkan untuk minum atau ke kamar kecil. Gunakan kesempatan ini untuk
melatih kebersihan diri anak. Kegiatannya dapat berupa cuci tangan, cuci muka,
Sambil menunggu anak minum atau ke kamar kecil, masing-masing guru siap
disusun.
i. Guru menyampaikan bagaimana aturan bermain (digali dari anak), memilih
sudah dimainkan.
j. Guru mengatur teman lain dengan memberi kesempatan kepada anak
untuk memilih teman mainnya. Apabila ada anak yang hanya memilih anak
bermain. Agar tidak berebut serta lebih tertib, guru dapat menggilir
baju, usia anak, huruf depan nama anak, atau cara lainnya agar lebih
teratur.
2) Pijakan Pengalaman Selama Bermain (60 menit)
a) Guru mengamati dan memastikan semua anak melakukan kegiatan
bermain.
b) Memberi contoh cara bermain pada anak yang belum bisa menggunakan
bahan alat.
c) Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekedaan yang
dilakukar anak.
d) Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara bermain
dijawab ya ata tidak saja, tetapi banyak kemungkinan jawaban yang dapat
diberikan anak.
e) Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan.
f) Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memilik
sosial).
h) Mengumpulkan hasil kerja anak. Jangan lupa mencatat nama dan tanggal
dengan tempatnya.
d) Bila bahan mainan sudah dirapikan kembali, satu guru membantu anak
tempatnya.
e) Bila anak sudah rapim mereka diminta duduk melingkar bersama guru.
Setelah semua anak duduk dalam lingkaan, guru menanyakan pada setiap
anak kegiatan bermain yang telah dilakukan pada hari itu. Kegiatan
menanyakan kembali (recalling) melatih daya ingat anak mengemukakan
anak).
f) Makan Bersama (10 menit)
Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama. Jenis makanan
berupa kue atau makanan lainnya yang disiapkan sekolah atau yang dibawa
oleh masing-masing anak. Sekali dalam satu bulan diupayakan ada makanan
doa penutup.
c) Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan
warna baju, usia, atau cara lain untuk keluar dan bersalaman lebih dahulu.
Penilaian
segala hal yang terjadi, baik terhadap program kegiatan maupun terhadap
perkembangan peserta didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan
anak dilaporkan kepada orang tua secara lisan dan tertulis berupa rapor dalam
bentuk narasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beyond Center and Circles Time (BCCT) atau di Indonesia lebih dikenal
sebagai pendekatan sentra dan lingkaran (SELING) adalah suatu metode atau
pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan
yaitu, Pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main dan
dipentingkan dari pada hasil dengan kata lain agar siswa mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya. Siswa dapat mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dan
bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari akan
Vico. Filsafat konstruktivisme ini didukung pula oleh filsafat naturalisme romantic
dan idealisme. Selain itu, pendekatan ini pun didukung oleh beberapa teori yaitu
Maslow, Anna Freud, Erick Erickson, Lev Vygotsky, dan Jean Piaget.
yang luas, dan membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai pula.
3.2 Saran
Ada banyak sekali model pembelajaran yang dapat digunakan oleh lembaga
pendidikan. Dengan adanya makalah ini diharapkan para pendidik dapat lebih
meminimalkan kekurangannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tamanbeliacandi.com/en/Model%20Pembelajaran%20Sentra%20dan
%20 Lingkaran.html
Anonim.2013. sejarah singkat beyond centre and circle times (BCCT) PAUD
anakbermainbelajar.blogspot.com/2013/05/sejarah-singkat-beyond-centers-
and.html
amorem.blogspot.com/2010/01/filsafat-konstruktivisme.html
Pendidikan