Anda di halaman 1dari 8

Pendekatan Pola Gerak Dominan dan Gaya Mengajar Diterbitkan Oleh:

Dalam Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Olahraga


Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Fakultas Ilmu Keolahragaan
Volume 6, Nomor 2, November 2009 Universitas Negeri Yogyakarta

PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN DAN GAYA MENGAJAR


DALAM PEMBELAJARAN SENAM DI SEKOLAH DASAR

Oleh Heri Purwanto


Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract diharapkan memperoleh ungkapan yang


menyenangkan, kreatif, inofatif, terampil, memiliki
This paper endeavor to describe gymnastics learning
in Elementary school through dominant motion kebugaran jasmani, dan kebiasaan hidup sehat. Lebih
patterns and teaching style approach. Gymnastics dari itu pembelajaran senam harus dapat
learning is one of the course taught in physical mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
education, sport, and health. Gymnastics learning terhadap gerak manusia. Pembelajaran senam/uji diri
aimed for developing students cognitive, affective, and merupakan media untuk mendorong perkembangan
psychomotor. Gymnastics learning in elementary keterampilan nilai-nilai (sikap, mental, emosional,
school can be taught through dominant motion spiritual dan sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat
patterns and teaching style. Dominant motion pattern yang bermuara pada pertumbuhan dan perkembangan
approach can be applied to gymnastics learning yang seimbang.
method based on gymnastics dominant movements Pembelajaran senam/uji diri yang menyenangkan
series. Teaching style is a learning method which is perlu dinyatakan melalui pemilihan pendekatan
developed from teacher centered to student centered. pembelajaran. Ada beberapa pendekatan dalam
The use of the dominant motion patterns and learning
pembelajaran senam, diantaranya adalah pendekatan
style approach is expected to make gymnastics
pola gerak dominan. Pola gerak dominan adalah pola
learning in elementary school become more active
gerak yang mendasari terbentuknya keterampilan
and enjoyable for students. The choose of good
senam/ uji diri yang perannya dominan. Pola Gerak
learning strategies will make learning more meaningful.
Dominan (PGD) inilah yang menjadi dinding bangunan
Keywords: Gymnastics, Movement patterns, untuk terbentuknya keterampilan-keterampilan yang
Teaching styles, Learning lebih komplek (Agus Mahendra, 2001: 15). Guru perlu
memahami PGD agar dapat memilih sejumlah kecil
PENDAHULUAN kunci keterampilan yang mendasari keterampilan
Senam atau uji diri merupakan aktivitas jasmani senam, kemudian mengajarkannya pada siswa,
dasar bagi siswa di Sekolah Dasar untuk mengenal dilanjutkan pada penguasaan keterampilan yang
dirinya sendiri melalui sasaran pedagogis yang secara berikutnya. Pembelajaran dikemas dalam bentuk
alamiah berkembang searah dengan perkembangan permainan (game) dengan mengutamakan proses
zaman. Pada pembelajaran senam/uji diri, guru perkembangan motorik siswa dari waktu ke waktu.
diharapkan mengajarkan nilai-nilai (seperti: sportivitas,
jujur, disiplin, bertanggung jawab) dan pembiasaan PEMBELAJARAN SENAM DALAM
pola hidup sehat, yang dalam pelaksanaannya melalui PENDIDIKAN JASMANI
pembelajaran yang melibatkan unsur fisik, mental
Senam kependidikan adalah istilah yang diterapkan
intelektual, emosi dan sosial. Pembelajaran senam
pada kegiatan pembelajaran senam yang sasaran
harus mendapatkan sentuhan didaktik dan metodik
utamanya diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan
untuk mencapai tujuan pembelajaran itu. Siswa
pendidikan (Agus Mahendra, 2001). Pengertian

JPJI, Volume 6, Nomor 2, November 2009 53


Heri Purwanto

tersebut mengandung maksud bahwa kegiatan senam Lari Keliling Lapangan


mengutamakan anak, sedangkan senam sebagai alat Pemanasan dengan kegiatan lari keliling lapangan,
untuk mencapai aspek pertumbuhan dan amat popular dan dianggap paling mudah adalah
perkembangan anak. Anak belajar pada tingkatannya memerintahkan siswa dan disesuaikan dengan luas
masing-masing untuk mengembangkan pengertian lapangan. Guru dapat menginstruksikan siswa untuk
dan keterampilan dalam menerapkan konsep-konsep berlari 4-5 keliling. Kadangkala tidak disadari bahwa
gerak. Senam kependidikan menitikberatkan pada tugas itu terlampau berat bagi siswa. Cara ini masih
tujuan pembelajaran tentang pengembangan kualitas lumayan aman dibandingkan dengan berlari
fisik dan pola gerak yang menjadi dasar penguasaan sepanjang jalan di sela-sela kendaraan adalah sangat
keterampilan senam. berbahaya. Kegiatan ini bertentangan dengan prinsip
pendidikan jasmani yang selalu mengutamakan
Menata Awal Pembelajaran
keselamatan jiwa. Kedua cara itu tidak salah, boleh
Kegiatan rutin ketika pembelajaran senam dimulai,
dilakukan tetapi harus dapat menjamin keselamatan
siswa melakukan kegiatan penyesuaian yang disebut
siswa. Peregangan otot harus dilakukan dengan aman
kegiatan pemanasan. Pemanasan bertujuan untuk
dari resiko cedera otot dan sendi. Berlari keliling
mempersiapkan organ tubuh, peregangan otot dan
lapangan juga mengandung resiko karena beban kerja
tali sendi, serta memusatkan perhatian siswa.
itu mungkin terlalu berat bagi siswa. Guru sukar
Perolehan dari kegiatan belajar sebelumnya atau
mengontrol pelaksanaan tentang tempo dan intensitas
kegiatan lainnya menuju ke pembelajaran senam
kerja meskipun siswa diajarkan untuk memantau
memerlukan pemusatan perhatian. Rusli Rutan
respons keadaan tubuhnya. Dua faktor penting yang
(2000:34) menyatakan bahwa pemanasan merupakan
harus diperhatikan adalah keselamatan dan
istilah yang sudah menjadi perbendaharaan kata,
kebermanfaatan tugas-tugas gerak yang dilakukan
dalam dunia olahraga. Sebelum melakukan suatu
siswa. Kenyataannya kedua cara tersebut dapat
tugas gerak dalam pembelajaran senam, terlebih
membosankan sehingga perlu pemanasan yang lebih
dahulu dilaksanakan pemanasan dengan tujuan untuk:
menyenangkan siswa tanpa mengurangi manfaatnya.
(1) menyiapkan siswa agar segera menyesuaikan diri
dengan tugas ajar senam, (2) merangsang fungsi Aktivitas Spontan
organ tubuh agar siap melakukan kerja fisik yang lebih Pemanasan dengan cara ini, maksudnya bahwa
berat, (3) meregangkan otot dan tali sendi sehingga siswa secara langsung melakukan pemanasan yang
terhindar dari resiko cedera. Pemanasan yang lazim sebelumnya tidak direncanakan oleh guru. Cara ini
dilaksanakan di dalam pembelajaran senam, yaitu: akan berhasil dengan cara membiasakan siswa untuk
kegiatan kalistenik, lari keliling lapangan, dan aktivitas dapat mengatur dirinya sendiri. Sejak awal tahun,
spontan. siswa diajarkan beberapa tata karma dan aturan
Senam/Kalestenik tentang: (1) tata cara masuk ke ruang senam atau ke
lapangan, (2) kegiatan yang dilakukan secara mandiri,
Senam secara terpimpin dalam sebuah formasi
(3) pemakaian alat-alat untuk kegiatan awal dan
sangat sering dipakai, sebagai pemanasan.
kemudian cara menempatkannya setelah tidak
Gerakannya dilakukan secara berurutan, diawali dari
digunakan.
gerakan yang merangsang peredaran darah, seperti
Siswa tidak terikat oleh panduan guru melalui
lari di tempat, kemudian dilakukan peregangan sesuai
kegiatan pemanasan dengan aktivitas spontan. Siswa
dengan jenis persendian. Contoh gerak peregangan:
mengatur dirinya sesuai dengan petunjuk yang telah
meregangkan badan kesamping, membungkukkan
diterima, melalui: (1) Pemakaian poster dan papan
badan kedepan kedua lutut lurus, merentang-
tulis, penyampaian informasi melalui poster atau papan
rentangkan lengan kesamping. Tugas gerak itu sering
tulis tidaklah mahal, meskipun guru sering mengeluh
juga dilakukan dengan mengikuti komando gurunya.
karena kekurangan fasilitas. Dapat dibuat sendiri dari
Guru yang menentukan gerakannya.
kertas kartun dengan memasang poster pada tempat

54 JPJI, Volume 6, Nomor 2, November 2009


Pendekatan Pola Gerak Dominan dan Gaya Mengajar
Dalam Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar

yang mudah dilihat siswa, menulis pesan yang mudah (4) Ayunan, berbagai macam pegangan dan posisi
dibaca dan dipahami, serta ukuran sesuai dengan tubuh menggantung atau bertumpu, merupakan dasar
ruangan; (2) peringatan lisan, guru menyampaikan utama dari pembentukan mengayun; (5) Putaran,
pesan kepada siswa yaitu melalui papan lisan dengan berhubungan dengan gerak berputar yang berporos
bahasa yang singkat dan jelas, seperti: “pelajaran kita pada tubuh; (6) Lompatan, meliputi kegiatan-kegiatan
kali ini adalah mengguling, kalian boleh melakukannya yang menghasilkan perpindahan tubuh secara cepat,
dengan cara apa saja”; (3) musik, pemanasan dengan (7) Layanan dan ketinggian, peristiwa tatkala tubuh
menggunakan musik dapat dilakukan senyampang sedang berada di udara, terbebas dari kontak dengan
siswa dibiasakan dengan irama dan lagu. (Seperti SKJ alat atau permukaan tanah.
juga boleh untuk kegiatan pemanasan). Kegiatan Selanjutnya dinyatakan pula oleh Agus Mahendra
pemanasan dengan musik sangat disukai oleh siswa. bahwa keberuntungan bila guru menempuh
Siswa dapat menentukan sendiri gerakan yang mesti pendekatan Pola Gerak Dominan (PGD), yaitu: (1)
dilakukan dengan lebih gembira dan guru tidak perlu Guru dapat berkonsentrasi pada pola gerak kunci,
sibuk memberi instruksi atau menentukan gerakan. variasi dan tingkat kesulitan kelak ditambah; (2)
Artinya pengembangan inisiatif dan kreativitas, serta Pembelajaran PGD dapat lebih disesuaikan dengan
tempo dan intensitas, juga bentuk gerak ditentukan taraf pertumbuhan dan perkembangan anak; (3)
sendiri oleh siswa dengan rambu-rambu pelaksanaan Menekan terjalinnya benang merah antar berbagai
yang baik.. keterampilan; (4) Untuk setiap PGD yang dilakukan
selalu terdapat persyaratan kemampuan fisik yang
PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN perlu dimiliki; (5) Kerangka pendekatan PGD
DAN GAYA MENGAJAR memungkinkan guru merencanakan program yang
seimbang. Guru dapat memilih kegiatan-kegiatan yang
Keberhasilan menata awal pelajaran, belum berarti
tepat dari setiap PGD, atau membaginya menurut
kesuksesan pembelajaran tercapai, akan tetapi masih
kebutuhan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa
ada hal-hal yang harus dicermati. Menurut Agus
pembelajaran senam berbeda sifatnya dengan
Sumhendartin S (2001: 98), dalam kegiatan
pelatihan senam (senam kompetitif). Oleh karena itu,
pembelajaran penjas harus mengindahkan
disarankan agar guru penjas dapat menerapkan
pendekatan dan metode serta langkah-langkah.
pendekatan baru, dengan memanfaatkan beberapa
Sehubungan dengan hal tersebut, pendekatan yang
metode dan gaya mengajar, untuk mengoptimalkan
dilakukan atau yang digunakan pola gerak dominan
pembelajaran.
adalah metode yang sesuai adalah metode progresif
serta didukung dengan strategi pembelajaran. Gaya Mengajar dalam Pembelajaran
Pendekatan Pola Gerak Dominan dalam Senam
Keberhasilan pembelajaran senam/uji diri dapat
Pembelajaran Senam
didukung pula dengan penggunaan gaya mengajar.
Pendekatan pola gerak dominan dapat dijadikan
Pembuatan keputusan tentang gaya mengajar yang
sebagai salah satu pendekatan pembelajaran senam
akan digunakan oleh guru pendidikan jasmani pada
(Agus Mahendra, 2001). Lebih lanjut dijelaskan bahwa
awal pembelajaran senam, sangatlah penting untuk
senam dapat dibedakan dari olahraga lainnya oleh
mencapai pembelajaran yang sukses. Pembuatan
seperangkat gerak dominan yang unik. Macam-
keputusan bergantung pada situasi. Gaya mengajar
macam pola gerak dominan itu adalah: (1) Pendaratan,
akan memudahkan guru untuk menyampaikan materi.
sebagai penghentian gerak yang terkontrol dari tubuh
Pembuatan keputusan pada waktu sebelum
yang melayang pada saat turun; (2) Posisi-posisi
pembelajaran senam dimulai, mencakup beberapa
statis, statis berarti seimbang, jadi sedang dalam
hal, yaitu: gaya mengajar, alat yang akan digunakan,
posisi seimbang; (3) Gerak berpindah, berulang-ulang
pengisian waktu pembelajaran, dan pengaturan
memindahkan tubuh atau gerak tubuh atau anggota
beberapa formasi sesuai dengan kebutuhan. Hal ini
tubuh yang menyebabkan tubuh berpindah tempat;

JPJI, Volume 6, Nomor 2, November 2009 55


Heri Purwanto

bukan berarti perencanaan tidak penting, gaya Gaya Belajar Tuntas


mengajar dan isi pembelajaran sama pentingnya. Gaya belajar tuntas merupakan variasi dari gaya
Guru yang cakap tidak hanya menggunakan satu individual, tidak menekankan aspek pengetahuan atau
gaya mengajar. Beberapa gaya mengajar dapat penalaran. Namun mengutamakan penilaian dari
diterapkan selama satu jam mata pelajaran. Dengan teman sejawat dan guru. Sebuah keterampilan
dasar memahami faktor-faktor sebagai dasar dipecahkan menjadi beberapa tahap dan setiap tahap
membuat keputusan tentang gaya yang akan harus diketahui sampai tuntas. Maksudnya
digunakan sebagai alasannya adalah untuk keterampilan itu benar-benar dikuasai sampai mahir.
mendorong terciptanya suasana belajar yang
mengajarkan siswa untuk belajar dan agar guru dan
Gaya Pemecahan Masalah
siswa, termotivasi dan giat melaksanakan tugas Terdiri atas masukan informasi, pemikiran,
masing-masing. Tidak ada satu gaya mengajar yang pemilihan dan respons. Masalahnya harus dirancang
paling berhasil, karena tergantung pada situasi. Suatu sehingga jawabannya bukan hanya satu jawaban. Bila
waktu guru sebagai pusat pembelajaran, dan sekali demikian gaya ini berubah menjadi gaya yang disebut
waktu berpusat pada siswa. Gaya mengajar terdiri diskoveri tertuntun.
atas: Gaya Eksplorasi Terbatas
Gaya Komando Tugas guru ialah menyiapkan pelajaran, materi dan
Pendekatan mengajar yang bergantung pada guru. petunjuk umum. Siswa menentukan sendiri respon
Guru menyiapkan semua aspek pembelajaran, yang sesuai. Gaya ini cocok untuk pengayaan gerak
sepenuhnya bertanggung jawab dan berinisiatif dan mengembangkan beberapa pola gerak, untuk
terhadap pembelajaran, serta memantau kemajuan keterampilan khusus.
belajar. Ditandai dengan penjelasan, demonstrasi dan Diskoveri Tertuntun
latihan. Lazimnya dimulai dengan penjelasan tentang Bentuk lain dari eksplorasi terbatas disebut
teknik baku, kemudian siswa mencontoh dan diskoveri tertuntun. Artinya hasil pemecahan masalah
melakukan berulangkali. Evaluasi belajar tujuan yang yang diharapkan oleh guru, dapat ditemukan oleh
telah ditetapkan, siswa dibimbing ke satu tujuan yang siswa dengan tuntunan guru.
sama bagi semuanya.
Eksplorasi Tak Terbatas
Gaya Tugas Gaya eksplorasi tak terbatas, guru membantu
Guru bertanggung jawab menentukan tujuan, menyediakan alat-alat pembelajaran dan merancang
memilih aktivitas dan menetapkan tata urutan tugas yang akan dipelajari. Petunjuk yang
kegiatan, untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa disampaikan guru bisa begini “Hari ini separo waktu
turut serta menentukan cepat lambatnya tempo pelajaran, kamu isi bebas dengan aneka kegiatan,
belajar. Artinya guru memberi keleluasaan bagi setiap dan silahkan mencari serta memakai alat yang
siswa untuk menentukan sendiri kecepatan belajar dibutuhkan”. Artinya, guru aktif dalam praktek,
dan kemampuan belajarnya. Guru tidak menghiraukan berkeliling memberi dorongan, menjawab pertanyaan,
pengorganisasian kelas. memusatkan perhatian untuk memotivasi memberi
Gaya Individual kesempatan siswa agar mandiri, dan semakin mandiri
Gaya ini dikembangkan berdasar konsep belajar sesuai dengan perkembangan anak.
yang berpusat pada siswa dan kurikulum yang METODE DAN STRATEGI
diluncurkan sesuai dengan kebutuhan perorangan. PEMBELAJARAN SENAM
Siswa berkesempatan untuk belajar sesuai dengan
Pembelajaran senam dalam pelajaran penjas
tempo masing-masing. Pelaksanaannya diperlukan
berbeda sifatnya dengan pelatihan senam yang ada
dukungan sumber belajar yang memadai, seperti
di klub-klub senam. Dalam pendidikan jasmani, anak
rekaman video/ film, buku pegangan guru, kartu
hadir di hall senam bukan karena mereka ingin ada di
kemajuan siswa, pita kaset dan papan tulis.

56 JPJI, Volume 6, Nomor 2, November 2009


Pendekatan Pola Gerak Dominan dan Gaya Mengajar
Dalam Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar

sana, melainkan mereka harus ada di sana. Tidak Pada prinsipnya, metode progresif ini mengikuti
mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat jalur demikian. Tahap satu, latihan hanya melibatkan
antusias, sementara tidak sedikit pula yang terlihat satu bagian dari suatu keterampilan. Tahap dua,
terpaksa, ragu-ragu, atau malah terlihat malas. Anak bagian pertama tadi digabung dengan bagian kedua,
biasanya melihat alat yang asing bagi mereka. Belum sehingga menampilkan latihan pola gerak yang
lagi gerakan-gerakan yang harus dikuasai di dalamnya berbeda. Tahap tiga, bagian satu dan bagian dua tadi
bersifat sangat khas, seolah sangat ditentukan oleh digabung lagi dengan bagian tiga yang menunjukkan
kemampuan dan ciri fisik anak yang melakukannya. pola gerak yang semakin meningkat kompleksitasnya.
Guru harus bisa sukses di tengah-tengah perbedaan Demikian seterusnya hingga seluruh bagian yang
yang sangat khas tersebut. Pendekatan tunggal yang tersisa akhirnya tergabung secara keseluruhan.
selama ini sering ditempuh guru (tradisional) tidak
Keterampilan Mengajar
akan berhasil memecahkan perbedaan di atas, bahkan
Keterampilan mengajar adalah seperangkat
bisa lebih memperburuk keadaan. Karena itu kami
keterampilan yang perlu dimiliki guru untuk
menyarankan agar guru bisa menempuh pendekatan
memungkinkannya membantu anak dalam “belajar”.
baru dengan menerapkan serta memanfaatkan
Oleh karena itu keterampilan mengajar yang harus
bermacam-macam keterampilan mengajar, metode
dikuasai oleh guru penjas berbeda sifatnya dengan
dan gaya mengajar yang dapat berinteraksi secara
keterampilan yang harus dimiliki oleh guru yang lain.
efektif dengan lingkungan belajar yang khusus.
Dalam pelajaran penjas, keterampilan-keterampilan
Uraian berikut mencoba menyinggung tentang
ini bervariasi dari mulai membuat perencanaan hingga
metode dan strategi yang bisa dipilih guru untuk
mengevaluasi hasil belajar. Keterampilan mengajar
mengajar senam. Dalam hal metode, hanya metode
yang diperlukan meliputi perencanaan,
progresif yang ditampilkan, karena dianggap sangat
mengembangkan isi pelajaran, cara memotivasi siswa,
cocok dengan jenis keterampilan senam, yang
mengorganisir alat serta evaluasi.
umumnya merupakan keterampilan diskrit (jelas awal
dan akhir gerakannya). Sebagaimana diketahui, Perencanaan
semua keterampilan diskrit cocok untuk diajarkan Tidak perlu diragukan bahwa setiap pelajaran yang
dengan metode keseluruhan dan metode progresif. baik bermula dari perencanaan yang baik pula. Akan
Tetapi dalam senam, ketika faktor keselamatan harus tetapi, untuk kebanyakan guru, perencanaan adalah
dipertimbangkan, metode keseluruhan tidak dapat salah satu tugas yang paling tidak menyenangkan
dengan leluasa diterapkan. dari keseluruhan aspek pembelajaran. Namun
demikian, bagaimanapun perencanaan tetap
Metode Progresif
merupakan hal pokok dalam pembelajaran, karena
Metode progresif (progressive method) adalah cara
kegagalan dalam perencanaan biasanya mengarah
mengajar yang memecah bahan latihan atau
pada pelajaran yang tidak berhasil. Paling tidak, akan
keterampilan dalam beberapa unit atau bagian. Perlu
banyak waktu terbuang, karena guru harus
ditekankan bahwa pemisahan keterampilan menjadi
memikirkan dari awal ketika ia baru ke hall senam.
bagian-bagian ini berbeda sifatnya dari metode bagian.
Perencanaan yang baik harus mempertimbangkan
Yang harus dilakukan dalam metode progresif adalah
banyak faktor. Setiap faktor bersifat penting, dimana
mencoba menentukan inti dari keterampilan yang
kesemuanya saling berpengaruh dalam menentukan
bersangkutan. Inti itulah yang kemudian dijadikan
lingkungan pembelajaran.
bagian pertama. Misalnya dalam mengajarkan salto
Ketika membuat perencanaan guru
bulat, memutar tubuh di udara dianggap sebagai
mempertimbangkan antara lain: (1) Jumlah anak.
intinya. Yang harus dilakukan berikutnya adalah
Jumlah anak sering menentukan jumlah dan jenis
menentukan tahapan-tahapan latihan yang disusun
informasi yang akan diberikan, di samping berhubungan
secara progresif. Artinya tahap pertama mengandng
dengan cara mengatur informasi, penyediaan alat, serta
lebih kecil unit yang dilatih dari pada tahap berikutnya.
bagaimana pembelajaran dilaksanakan, (2) Alat yang
Semakin lama tahapan latihan semakin lengkap.

JPJI, Volume 6, Nomor 2, November 2009 57


Heri Purwanto

tersedia. Ketika membuat perencanaan, guru harus mengikuti pelajaran. Kenyataan menunjukkan, bahwa
sudah tahu persis peralatan yang tersedia. Ini akan dalam banyak situasi pembelajaran senam, banyak
menentukan bagaimana alat dipersiapkan, kapan, serta sekali siswa yang nampaknya tidak tertarik untuk
pembagian kelompok untuk penggunaannya. Jumlah betul-betul menguasai keterampilan senam. Dari
alat yang minimal memang sangat berpengaruh pada pengalaman malahan hampir semua siswa putri
proses dan hasil pembelajaran. Namun perlu juga sepertinya takut mengikuti pelajaran senam.
diingat, bahwa kemampuan guru dalam memanfaatkan
Menilai Kemajuan Anak Dalam Senam
alat sangat menentukan dalam prosesnya, sehingga
Jelas sekali bahwa menilai kemajuan anak dalam
perlu direncanakan dengan matang. Bahkan dengan
senam adalah dengan mengamati langsung
perencanaan pula, guru mampu menyiasati. Kurangnya
penampilan anak ketika melakukan salah satu
alat biasanya dapat diatasi dengan menggunakan alat-
keterampilan dan rangkaian. Yang perlu diingat adalah
alat modifikasi yang tersedia, (3) Ciri-ciri Anak. Ciri anak
bahwa kemampuan anak dalam gerak (bukan hanya
berkaitan dengan banyak hal, termasuk tingkat
senam) hanya dapat dilihat melalui pengamatan yang
kemampuan geraknya, usia serta tahap
berkelanjutan.
perkembangannya, ciri kepribadian serta tanggung
jawabnya dan lain-lain. Perencanaan harus mencakup Mengorganisir Ruang dan Peralatan
pertimbangan ciri anak sehingga guru dapat Keharusan guru dalam mengorganisir ruang dan
menetapkan program kegiatan yang cocok bagi anak- peralatan dimaksudkan agar pembelajaran senam
anak, menentukan gaya dan metode pembelajaran, memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: (1)
serta menyiapkan alat yang dibutuhkan. Keamanan dari penggunaan alat serta ruang secara
keseluruhan, (2) Memungkinkan terjadinya kegiatan
Mengembangkan isi pelajaran
belajar yang memenuhi persyaratan ALT (active
Isu pentingnya pengembangan isi pelajaran
learning time = waktu aktif belajar) yang optimum.
sebagai sebuah keterampilan pembelajaran adalah
kenyataan bahwa perencanaan yang baik sekalipun Strategi Pembelajaran Senam
tidak pernah berjalan seperti yang dikehendaki. Oleh Sudah sejak lama para guru dibingungkan dengan
karena itu, ketika pembelajaran berlangsung, guru pemilihan strategi yang tepat untuk mengajarkan
hendaknya mampu melihat dan memilih cara apa yang senam. Di satu pihak, sudah sejak lama diharapkan
bisa ditempuh jika kegiatan yang direncanakan tidak bahwa senam dapat diajarkan melalui pendekatan
berjalan. Pada dasarnya ada empat cara yang dapat non-formal, sehingga tidak terlalu menakutkan baik
ditempuh oleh guru untuk mengembangkan isi anak maupun guru. Di pihak lain, ditemukan
pelajaran, yaitu (1) informing, yaitu memberikan kenyataan bahwa gaya-gaya mengajar induktif seperti
informasi tentang konsep atau keterampilan dan problem solving dan discovery yang diterapkan dalam
bagaimana tugas itu dilakukan; (2) extending mengajar senam, telah mengarah pada pembelajaran
(memperluas) tugas, yaitu merubah tugas gerak yang yang tidak menghasilkan apa-apa dari segi
sedang dilakukan menjadi lebih mudah atau menjadi keterampilan gerak.
lebih sulit tergantung pada kemampuan siswa; (3) Pendekatan episodis terdiri dari enam tahapan
refining (menyempurnakan) tugas yaitu memberikan pembelajaran, yang urutannya adalah sebagai berikut:
tanda-tanda pada anak atau kunci rahasia yang bisa
Memperkenalkan keterampilan
membantu menguasai tugas gerak yang dilakukan;
Pada tahap ini guru harus memperkenalkan
dan (4) applying (menerapkan) tugas yang sedang
keterampilan senam yang akan dipelajari, dengan
dilatih pada kondisi-kondisi yang sesuai dengan fungsi
maksud agar setiap siswa memperoleh gambaran
dan gerakan itu.
yang jelas tentang keterampilan yang dimaksud.
Memotivasi Siswa Untuk pelaksanaannya, guru bisa melakukannya
Salah satu isu yang paling menonjol dalam dengan cara visual atau verbal. Visual artinya bisa
pembelajaran senam adalah motivasi siswa ketika dalam bentuk demonstrasi langsung dan guru,

58 JPJI, Volume 6, Nomor 2, November 2009


Pendekatan Pola Gerak Dominan dan Gaya Mengajar
Dalam Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar

pemutaran video, slide, atau gambar, yang tahap selanjutnya adalah menantang dan melatih
memperlihatkan keterampilan yang akan diajarkan. kreativitas anak dengan meminta mereka untuk
Verbal berarti guru mencoba menerangkannya dalam memvariasikan keterampilan tadi supaya terlihat
bentuk kata-kata, yang juga menggambarkan berbeda. Pada tahap ini anak harus dibuat sadar bahwa
keterampilan tersebut secara utuh. keterampilan yang dikuasainya bisa ditampilkan cara
yang berbeda. Sebagai pegangan, anak perlu
Kegiatan Orientasi
diberitahu tentang patokan pemberian variasi. Pada
Tahapan kegiatan orientasi adalah tahap
dasarnya setiap gerakan senam, terutama di lantai,
mengarahkan kesiapan anak yang bersifat perilaku
dapat divariasikan dengan merubah posisi awal dan
atau gerak, dengan cara memperkenalkan
posisi akhirnya. Sebagai contoh, jika roll depan
keterampilan yang akan dipelajari setahap demi
biasanya diawali dari posisi berdiri kemudian
setahap. Dalam tahap ini guru memberikan tugas
membungkukkan badan, maka sikap awal roll tersebut
gerak tertentu pada anak untuk dipelajari secara
bisa divariasikan dengan cara mengangkat satu kaki,
praktek, berupa bagian-bagian atau inti gerakan yang
misalnya. Kemudian di akhir gerakan, roll bisa
telah disederhanakan dengan maksud memudahkan
divariasikan dengan mengambil sikap akhir split
anak menguasai keterampilan tersebut.
depan, split samping, atau berakhir di posisi duduk
Keterampilan Inti “V”.
Setelah waktu kegiatan orientasi dirasa cukup,
Rangkaian
maka tahap berikutnya adalah melatih keterampilan
Merangkaikan adalah tahap akhir dari pendekatan
sesungguhnya dari gerakan yang dipelajari. Inilah
pembelajaran educational gymnastics ini. Seperti bisa
yang disebut tahap pembelajaran keterampilan inti.
diduga dari namanya, tahap ini berkaitan dengan tugas
Perpindahan dari tahap sebelumnya ke tahap ketiga
untuk merangkaikan keterampilan yang sudah
ini biasanya tidak ditandai dengan batas yang jelas,
dipelajari menjadi satu rangkaian latihan. Idealnya
sebab kadang-kadang beberapa anak sudah
ketika satu gerakan dengan gerakan lain dirangkaikan,
menguasai seluruh keterampilan pada tahap kegiatan
maka secara keseluruhan rangkaian itu mengandung
orientasi. Ciri yang paling mencolok dari tahap ini
nilai tambah yang berbeda, jika dilaksanakan sendri-
adalah mayoritas siswa sudah mulai mencoba
sendiri. Bisa jadi rangkaian itu lebih bernilai dalam
menampilkan keterampilan yang dipelajari secara
hal keindahannya, dalam hal kemudahannya, atau
utuh, walaupun masih dengan batuan temannya
dalam hal kepaduannya. Di samping itu, suatu
sendiri atau guru.
keterampilan bisa digabungkan bukan hanya dengan
Perluasan Keterampilan keterampilan yang lain lagi, karena bisa saja satu
Ketika keterampilan inti telah dikuasai, tugas guru keterampilan digabung dengan posisi tubuh tertentu
selanjutnya adalah menciptakan situasi yang dapat (pose), atau dengan pola gerak seperti lompat putar,
mengembangkan keterampilan itu dalam lingkungan lompat kangkang, lompat gunting, dan lain-lain. Atau,
yang lebih menantang. Keterampilan baling-baling, bisa saja pelibatan pola gerak sebagai perantara di
misalnya, pada tahap ini dapat dilakukan di atas antara dua gerakan senam.
bangku panjang atau mungkin di atas balok Jumlah gerakan yang dirangkaikan tentu tidak
keseimbangan. Intinya, pada tahap ini siswa diberi terbatas. Bisa dua buah gerakan, dapat juga lima atau
kesempatan untuk mencoba keterampilan yang baru enam gerakan. Dengan pengertian tersebut, jika
dikuasainya pada kondisi yang berbeda. Gerakannya gerakan senam yang baru dipelajari baru satu (karena
tetap sama, tetapi tempat pelaksanaan gerak itu baru belajar), tahap merangkaikan tetap dapat
berbeda. dilakukan dengan pola gerak yang lain. Misalnya
guling depan dengan lompat tegak lurus, atau lompat
Variasi
putar diteruskan ke guling depan, dan sebagainya.Di
Ketika anak-anak telah menguasai keterampilan
akhir pertemuan, boleh juga dipertimbangkan untuk
inti dan mencobanya di tempat-tempat yang berbeda,
menutup kelas dengan semacam festival atau

JPJI, Volume 6, Nomor 2, November 2009 59


Heri Purwanto

eksebisi hasil kerja anak dalam membuat rangkaian. DAFTAR PUSTAKA


Setiap anak atau kelompok diwajibkan untuk Agus Mahendra (2000). Senam. Jakarta : Depdiknas
menampilkan rangkaian ciptaannya di hadapan siswa Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Proyek
lain, secara bergiliran. Setiap penampilan hendaknya Penataran Guru SLTP Setara D III.
dihargai secara positif, baik oleh guru maupun oleh Agus S. Suryobroto (2001). Diktat Mata Kuliah :
para siswa lain. Hindari reaksi atau respons di Teknologi Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
pertemuan berikutnya. Yogyakarta : FIK UNY.
Dinas Pendidikan (2004). Kurikulum Berbasis
KESIMPULAN Kompetensi SD dan MI. Purbalingga : Dinas
Pendidikan.
Pembelajaran senam dipentingkan pada anak,
Gading Tua. S. (1992). Pedoman Praktik
bukan kegiatan atau keterampilan geraknya. Senam
Pembelajaran Mikro. Yogyakarta : IKIP Negeri.
hanyalah alat, sedangkan yang menjadi tujuan adalah
Mahmudi. S. (1992). Olahraga Pilihan Senam. Jakarta
aspek pertumbuhan dan perkembangan anak yang
; Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga
dirangsang melalui kegiatan-kegiatan yang bertema
Kependidikan.
senam. Anak belajar pada tingkatannya masing-
Rusli Lutan (2000). Strategi Belajar Mengajar
masing, untuk mengembangkan pengertian dan
Penjaskes. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan
keterampilan dalam menerapkan konsep-konsep Dasar dan Menengah Proyek Penataran Guru
gerak. Guru diharapkan agar dapat menerapkan SLTP Setara D III.
pendekatan pola gerak dominan dan diperluas dengan
beberapa pendekatan baru, serta didukung dengan
ragam gaya mengajar.
Senam memiliki seperangkat gerak dominan yang
unik dan spesifik serta berbeda dengan olahraga yang
lain, maka dalam proses pembelajaran dengan
pendekatan pola gerak dominan. Metode yang efektif
adalah metode progresif maksudnya adalah cara
mengajar yang memecah bahan latihan, atau
keterampilan dalam beberapa unit atau bagian. Perlu
ditekankan bahwa pemisahan keterampilan menjadi
bagian-bagian ini berbeda sifatnya dari metode bagian.
Yang harus dilakukan adalah mencoba menentukan
inti dari keterampilan yang bersangkutan.
Senam mengembangkan pola gerak yang paling
banyak mendasari keterampilan senam, yaitu ada
tujuh pola gerak yang sifatnya dominan. Dapat dipilih
untuk menggunakan pendekatan pola gerak yang
dominan. Yang lebih menekankan pada
pengembangan pola gerak yang tujuh tadi,
pembelajaran senam dapat dilakukan secara fleksibel,
walaupun peralatan yang dimiliki sekolahan belum
lengkap. Dasar pemikiran (Agus Mahendra 2001)
adalah walaupun keterampilan formalnya tidak
langsung terkuasai, tetapi anak telah
mengembangkan dasar-dasar potensinya yang pada
suatu saat keterampilan formal itu dapat dikuasai.

60 JPJI, Volume 6, Nomor 2, November 2009

Anda mungkin juga menyukai