Anda di halaman 1dari 13

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN

KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA

Yuoky Surinda
STIKes Payung Negeri Pekanbaru, Riau

Email Korespodensi: yoki.rumbai@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perlindungan hukum bagi kreditur dalam
perjanjian kredit dengan jaminan fidusia untuk menghindari hal-hal yang tidak sehat
dalam praktek Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif. Bahan penelitian
bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum primer, sekunder dan
tersier. Cara pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dengan alat studi
dokumen. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa pada prakteknya kreditur sering tidak terlindungi
secara hukum dan menjadi pihak yang dirugikan karena tidak memiliki kepastian
hukum apabila terjadi permasalahan. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa dalam
melakukan perjanjian kredit dengan jaminan fidusia, kreditur memiliki hak eksekutorial
sebagaimana tercantum di dalam sertifikat jaminan fidusia apabila debitur wanprestasi.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Kreditur, Perjanjian Kredit, Jaminan Fidusia

A. PENDAHULUAN Undang-Undang Perbankan)


menyebutkan bahwa bank adalah badan
Lembaga perbankan selaku
usaha yang menghimpun dana dari
lembaga keuangan memegang peranan
masyarakat dalam bentuk simpanan dan
penting di dalam kegiatan
menyalurkannya kepada masyarakat
perekonomian, sesuai dengan asas,
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
fungsi dan tujuan perbankan yang
bentuk lainnya dalam rangka
tercantum dalam Bab II Pasal 4
meningkatkan taraf hidup rakyat
Undang-Undang No.10 Tahun 1998
Tentang Perbankan yang menyebutkan banyak.
bahwa perbankan Indonesia bertujuan Bertitik tolak dari pengertian
menunjang pelaksanaan pembangunan tersebut, maka bank mempunyai fungsi
nasional dalam rangka meningkatkan utama sebagai Intermediary financial
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan yaitu penghimpun dana (funding) dan
stabilitas nasional ke arah peningkatan penyalur dana kepada masyarakat
kesejahteraan rakyat banyak. (lending) untuk melaksanakan
fungsinya, salah satu usaha yang
Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-
dilakukan oleh bank adalah member
Undang No.10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan (selanjutnya disebut dengan kredit. Penyaluran kredit merupakan
bisnis yang sangat riskan dari bank

19
maka diperluakan analisis kredit yang usaha bank yang selalu dirongrong
baik. Bank sebagai lembaga kredit bermasalah akan mundur.3
kepercayaan, baru akan memberikan
kredit setelah memperoleh keyakinan Setiap pelaksanaan perjanjian
dari debitur untuk membayar kredit pada bank, disyaratkan untuk
hutangnya. Jadi orang yang mendapat menyerahkan jaminan. Fungsi jaminan
kredit di bank adalah orang yang ini adalah untuk memberikan keyakinan
mendapat kepercayaan yang baik.1 kepada bank bahwa kredit yang
Salah satu bentuk usaha Bank adalah diberikan kepada nasabah dapat
memberikan kredit. Pemberian kredit diterima kembali sesuai dengan syarat-
ini harus dilakukan sesuai dengan syarat yang telah disepakati bersama,
prinsip kehati-hatian (Prudential dan itu juga untuk meminimalisir resiko
Banking) sesuai dengan penegasan pada yang terkandung dan senantiasa
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 tahun dimungkinkan dapat timbul dalam
1998 tentang Perbankan. setiap pelepasan kredit. Berkaitan
dengan pemberian kredit kepada calon
Risiko menjadi hal wajib dihadapi debitur, maka pihak bank harus
oleh setiap bank pemberi kredit. mempunyai keyakinan atas kemampuan
Timbulnya risiko adalah karena atau kesanggupan pengembalian
terdapatnya rentang waktu antara waktu pinjaman kredit oleh debitur.4
pemberian/pencairan dana kredit
dengan waktu pengembalian. Sehingga Hukum perdata Indonesia
menurut Djumhana, dalam mengenal jaminan yang bersifat
pelaksanaannya kredit yang diberikan kebendaan dan hak perorangan.5
oleh bank harus memperhatikan asas- Jaminan yang menimbulkan keyakinan
asas prekreditan yang sehat. 2 atas pemberian kredit oleh pihak bank
tersebut, agunan atau jaminan
Kredit menjadi sumber kebendaan atau jaminan materiil
pendapatan dan keuntungan bank yang dianggap yang paling aman dan ideal
terbesar. Di samping itu kredit juga untuk mengisi resiko yang ditanggung
merupakan jenis kegiatan menanamkan oleh bank. Jaminan tersebut dapat
dana yang sering menjadi penyebab berbentuk benda bergerak misalnya
utama bank menghadapi masalah besar. gadai, fidusia, maupun benda tidak
Oleh karena itu, tidak berlebihan bergerak misalnya hak tanggungan,
apabila dikatakan bahwa stabilitas usaha hipotik, creditverband.
bank sangat dipengaruhi oleh
keberhasilan mereka mengelola kredit.
Usaha bank yang berhasil mengelola
3
kreditnya akan berkembang, sedangkan Siswanto Sutoyo, 1997, Menangani
Kredit Bermasalah, Konsep, Teknik, dan Kasus,
PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, hal. 1-
2.
4
Mariam Darus Badrulzaman, 1991,
1
R. Subekti, 1991, Jaminan-jaminan Perjanjian Kredit, Citra Aditya Bakti, Bandung,
Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum hal. 81.
5
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 1. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, 1997,
2
M. Djumhana, 2003, Hukum Perbankan Hukum Jaminan di Indonesia: Pokok-Pokok
di Indonesia, Citra Aditya Bhakti, ctkn ke III, Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan,
Bandung, hal. 392-393. UGM Press, Yogyakarta, hal. 46-47.

20
Bentuk jaminan fidusia ini semula Hal ini akan menghindari
tidak diatur dalam perundang-undangan, timbulnya ha-hal yang tidak sehat
namun karena dalam pemenuhan dalam praktek, seperti adanya fidusia
kebutuhan kegiatan perekonomian dua kali tanpa sepengetahuan
sehingga banyak dipraktekan. Fidusia krediturnya, adanya pengalihan barang
ini merupakan pengembangan dari fidusia tanpa sepengetahuan kreditur
lembaga gadai, oleh karena itu yang lain.7
menjadi objek jaminannnya antara lain:6
bahan baku yang diolah, barang B. Rumusan Masalah
setengah jadi, hasil produksi, alat-alat Berdasarkan latar belakang
inventaris dan kendaraan bermotor. masalah diatas, maka rumusan masalah
Debitur berhak mengambil GLDWDV DGDODK ³%DJDLPDQD SHUOLQGXQJDQ
manfaat dari benda jaminan fidusia hukum bagi pihak kreditur dalam
sebagaimana fungsinya, karena jaminan perjanjian kredit dengan jaminan
fidusia ini digunakan untuk membantu ILGXVLD"´
pihak yang lemah secara ekonomi
dengan memberikan kredit atau
C. Metode Penelitian
pinjaman yang mempunyai jaminan
lunak. Jaminan fidusia berfungsi Penelitian ini merupakan
sebagai jaminan atau keyakinan bagi penelitian hukum normatif atau
kreditur terhadap debitur atas penelitian hukum doktrinal dengan
pengembalian pinjaman. menfokuskan dari aspek inventarisasi
hukum positif. Inventarisasi hukum
Ada hal yang perlu diperhatikan
positif merupakan kegiatan
dan harus dilakukan sehingga jaminan
pendahuluan yang bersifat mendasar
fidusia tersebut benar-benar dapat
untuk melakukan penelitian hukum dari
memberikan perlindungan hukum dan
tipe-tipe yang lain. Melalui jenis
hak bagi para pihak (debitur dan
penelitian ini dilakukan melalui proses
kreditur) juga informasi bagi pihak
identifikasi yang kritis-analitis dan
ketiga. Masalah pendaftaran misalnya,
selanjutnya melalui proses klasifikasi
pendaftaran atas objek jaminan fidusia
yang logis-sistematis. Jenis penelitian
ini mengatur bahwa benda yang
ini ini tidak berdiri sendiri, tetapi
dibebani jaminan fidusia wajib di
merupakan salah satu tahap dari
daftarkan. Karena hakikat pendaftaran
rangkaian proses suatu penelitian yang
merupakan perlindungan hukum bagi
menyeluruh.
pihak kreditur. Untuk menimbulkan
kepastian hukum, dengan pendaftaran Sebagai penelitian hukum
jaminan fidusia menyebabkan jaminan normatif maka sumber data yang
fidusia tersebut memenuhi unsur dipergunakan adalah data sekunder,
publisitas, sehingga mudah dilakukan terdiri dari bahan hukum primer,
control. sekunder dan tersier.

7
Munir Fuady, Jaminan Fidusia, Ctkn
Kedua, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm
6
Ibid, hal. 409. 29.

21
Analisis data dalam penelitian ini kepada nasabahnya yang tidak
dilakukan dengan suatu tahapan ilmiah memerlukan syarat-syarat khusus dalam
dilakukan dengan cara kualitatif, yakni penarikannya.10
dibandingkan atau diterapkan ke dalam
peraturan perundang-undangan yang Menurut pendapat M. Jakile,
berlaku, pendapat para sarjana (doktrin), pengertian kredit adalah:
serta teori-teori hukum lainnya. Akhir
dari pembahasan penelitian ini akan ³Suatu ukuran kemampuan dari
ditarik kesimpulan secara deduktif, seseorang untuk mendapatkan
yakni penarikan kesimpulan yang sesuatu yang bernilai ekonomis
diawali oleh hal-hal yang bersifat umum sebagai ganti dari janjinya untuk
kepada hal-hal yang bersifat khusus. membayar kembali hutangnya
pada tanggal tertentu.´

D. PEMBAHASAN Sedangkan menurut pendapat O.P.


Simorangkir, kredit diartikan sebagai
1. Pengertian Kredit dan pemberian prestasi baik dalam bentuk
Perjanjian Kredit uang atau barang dengan kontra prestasi
pada waktu yang akan datang.11
.DWD ³NUHGLW´ EHUDVDO GDUL EDKDVD
5RPDZL \DLWX ³credere´ \DQJ Menurut UU RI No. 10 tahun
8
mempunyai arti kepercayaan. Istilah GLNDWDNDQ EDKZD ³Kredit adalah
kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu penyediaan uang atau tagihan-tagihan
Credere yang berarti kepercayaan. yang dapat disamakan dengan itu
Dengan demikian, dasar pemberian berdasarkan persetujuan pinjam
kredit adalah kepercayaan dan meminjam antara bank dengan pihak
keyakinan bahwa debitur akan melunasi lain dalam hal dimana pihak peminjam
hutangnya sesuai dengan yang berkewajiban melunasi hutangnya
9
diperjanjikan atau tepat waktu. setelah jangka waktu yang ditentukan
dengan sejumlah bunga yang
Istilah kredit sebenarnya memiliki disepakati ´
bermacam-macam makna. Pengertian
istilah ini secara akuntansi mungkin Mengetahui pengertian dari suatu
tidak seratus persen sama dengan yang perjanjian kredit, Mariam Badrulzaman
dipahami orang awam. Istilah kredit membedakan pengertian tersebut
yang dimaksud adalah pemberian kedalam 2 (dua) hal, yaitu:
fasilitas pinjaman (bukan berdasarkan a) Perjanjian kredit sebagai
prinsip syariah) kepada nasabah, baik perjanjian pendahuluan
berupa fasilitas pinjaman tunai (cash Artinya bahwa, perjanjian kredit
loan) maupun pinjaman nontunai (non- DGDODK ³SHUMDQMLDQ SHQGDKXOXDQ´
cash loan). Pinjaman kas adalah dari penyerahan uang. Perjanjian
fasilitas kredit yang diberikan oleh bank
10
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso,
8
R. Setiawan, 1987, Pokok-pokok Hukum 2009, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi
Perikatan, Bina Cipta, Bandung, hal. 69. 2, Salemba Empat, Jakarta, hal. 113.
9 11
Widjanarto, 1998, Aspek Hukum O.P. Simorangkir, 1988, Seluk Beluk
Pemberian Kredit Perbankan, Info Bank, Bank Komersial, Aksara Persada, Jakarta, hal.
Jakarta, hal. 4. 91.

22
pendahuluan ini merupakan hasil batasan hak dan kewajiban
pemufakatan antar pemberi dan diantara kreditur dan debitur.
penerima perjanjian mengenai 3) Perjanjian kredit berfungsi
hubungan hukum antara sebagai monitoring kredit.
keduanya. Perjanjian tersebut
bersifat konsensual obligator
2. Pertimbangan Dalam
(perjanjian yang timbul atau
Pemberian Kredit
terbentuk, bersifat mengikat).12
Perjanjian kredit merupakan Pertimbangan dalam pembayaran
perjanjian pendahuluan (pactum kredit oleh bank harus dilakukan, untuk
de contrafendo). Maksudnya dapat terjadinya suatu kredit pada bank,
adalah perjanjian ini mendahului maka sebelum hal itu terjadi harus ada
perjanjian hutang-piutang suatu permohonan untuk adanya hal
(pinjam-meminjam). Sedangkan tersebut oleh calon nasabah.
perjanjian hutang-piutang
merupakan pelaksanaan dari Bank sebelum menyalurkan kredit
perjanjian pendahuluan atu kepada nasabah, terlebih dahulu
perjanjian kredit.13 mengadakan suatu penyelidikan
b) Perjanjian kredit sebagai terhadap calon nasabahnya.
perjanjian standar Penyelidikan terhadap calon nasabah ini
Artinya bahwa, perjanjian yang dimaksudkan agar Bank dalam
bentuk dan isinya telah disiapkan penyaluran kreditnya benar-benar tepat
terlebih dahulu oleh kreditur, sasaran.16
lantas kemudian disodorkan
14
kepada debitur.
3. Unsur-Unsur Perjanjian Kredit
Manfaat atau arti penting dari Unsur-unsur perjanjian kredit itu
pembuatan perjanjian kredit itu sendiri, adalah sebagai berikut:
antara lain adalah sebagai berikut:15 a) Adanya kesepakatan atau
1) Perjanjian kredit berfungsi perjanjian antara pihak kreditur
sebagai perjanjian pokok, artinya dengan debitur, yang disebut dan
perjanjian kredit merupakan dituangkan dengan perjanjian
sesuatu yang menentukan batal kredit.
atau tidaknya perjanjian lain yang b) Adanya para pihak, yaitu pihak
mengikat. Misalnya perjanjian kreditur sebagai pihak yang
pengikatan jaminan. memberikan pinjaman, seperti
2) Perjanjian kredit berfunsi sebagai bank. Dan pihak debitur yang
alat bukti mengenai batasan- merupakan pihak yang
12
membutuhkan uang pinjaman atau
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian barang atau jasa.
Kredit, Op Cit, hal. 32.
13
Budi Untung, 2000, Kredit Perbankan di
Indonesia, Ctkn Pertama, Andi, Yogyakarta,
hal. 30.
14 16
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Priyo Handoko, 2006, Menakar
Kredit, Op Cit, hal. 32 Jaminan Atas Tanah Sebagai Pengaman Kredit
15
M. Djumhana, +XNXP 3HUEDQNDQ« Op Bank, Center for Society Studies, Jember, hal.
Cit, hal. 388 129

23
c) Adanya unsur kepercayaan dari c) melaksanakan apa yang dijanjikan
kreditur bahwa pihak debitur akan tetapi terlambat
dan mampu membayar kreditnya. d) melakukan sesuatu yang menurut
d) Adanya kesanggupan dan janji perjanjian tidak boleh dilakukan
membayar hutang dari pihak
debitur kepada pihak kreditur.
e) Adanya pemberian sejumlah Berdasarkan pada ketentuan pasal
uang/barang/jasa oleh pihak 1238 KUH Perdata, yang berbunyi:
kreditur kepada debitur.
f) Adanya pembayaran kembali ³Si berhutang adalah lalai
sejumlah uang/barang/jasa oleh apabila dengan surat perintah
pihak debitur kepada pihak atau dengan sebuah akta sejenis
kreditur, disertai dengan itu telah dinyatakan lalai atau
pemberian imbalan atau bunga demi perikatannya sendiri ialah
atau pembagian keuntungan. jika ini menetapkan, bahwa si
g) Adanya perbedaan waktu antara berhutang harus dianggap lalai
pemberian kredit oleh kreditur dengan lewatnya waktu yang
dan pengembalian kredit oleh ditentukan ´
debitur.
h) Adanya resiko tertentu yang Maka, tata cara memperingatkan
diakibatkan karena adanya debitur supaya ia memenuhi prestasinya
perbedaan waktu tadi, semakin dilaksanakan dengan member
jauh tenggang waktu peringatan tertulis yang isinya
pengembalian, semakin besar pula mengatakan bahwa debitur wajib
resiko tidak terlaksananya memenuhi prestasi dalam waktu yang
pembayaran kembali suatu telah ditentukan.18 Pihak debitur dalam
kredit. 17 hal telah melakukan wanprestasi maka
kreditur dapat menuntutnya untuk
melakukan:
4. Wanprestasi Dalam Perjanjian a) Meminta pelaksanaan perjanjian
Kredit meskipun terlambat
b) Meminta penggantian kerugian
.DWD ³ZDQSUHVWDVL´ EHUDVDO GDUL saja, yaitu kerugian yang diderita
bahasa Belanda, yang berarti prestasi olehnya karena perjanjian tidak
buruk di dalam suatu perjanjian. Salah atau terlambat dilaksanakan
satu pihak dapat dianggap melakukan c) Menuntut pelaksanaan perjanjian,
wanprestasi jika: atau
a) tidak melakukan apa yang telah d) Suatu perjanjian yang melibatkan
disanggupi atau dilaksanakan kewajiban timbal balik atau
atau, kelalaian dari satu pihak
b) melaksanakan apa yang dijanjikan memberikan hak kepada pihak
tetapi tidak sebagaimana mestinya yang lain untuk meminta kepada
hakim agar perjanjian dibatalkan.
17
Munir Fuady, 1995, Hukum
18
Perkreditan Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Abdul Kadir Muhammad, 1990, Hukum
Bandung, Perdata Internasional, Citra Aditya Bakti,
hal 7 Bandung, hal. 204-205.

24
5. Penggolongan Jaminan Kredit 6. Jenis-jenis Pengikatan Jaminan

Jaminan mempunyai tugas Dalam hukum positif Indonesia,


melancarkan dan mengamankan pengikatan jaminan dapat dilakukan:21
pemberian kredit. Menurut Subekti, a) Hak tanggung adalah jaminan
jaminan yang ideal adalah: yang dibebankan pada hak atas
a) Jaminan yang dapat secara mudah tanah, berikut atau tidak berikut
membantu perolehan kredit benda-benda lain yang merupakan
tersebut oleh pihak yang satu kesatuan dengan tanah itu,
memerlukan kredit. untuk pelunasan utang tertentu,
b) Jaminan yang tidak melemahkan yang memberikan kedudukan
ketentuan potensi (kekuatan) si diutamakan kepada kreditur
pemberi kredit untuk melakukan tertentu terhadap kreditur-kreditur
(meneruskan) usahanya. lain. Hak tanggungan diatur dalam
c) Jaminan yang memberikan Undang-undang Hak Tanggungan
kepastian kepada si pemberi, atas Tanah beserta Benda-benda
dalam arti bahwa barang jaminan lain yang Berkaitan dengan
setiap waktu tersedia untuk Tanah, yaitu Undang-undang
dieksekusi, yaitu apabila perlu, Nomor 4 Tahun 1996.
dapat mudah diuangkan untuk b) Gadai, dalam hal ini adalah untuk
melunasi hutangnya si penerima jaminan yang berupa benda
kredit.19 bergerak yang secara sosial
ekonomi tidak mengganggu
Pada umumnya, jaminan dapat kelancaran jalannya suatu usaha
digolongkan menjadi:20 atau perusahaan, sehingga tidak
a) jaminan yang lahiar karena akan mempengaruhi pendapatan
ditentukan oleh undang-undang nasabah debitur.
dan jaminan yang lahir karena c) Fidusia, dalam hal ini adalah
perjanjian. untuk jaminan yang berupa
b) jaminan yang tergolong jaminan benda-benda atau barang-barang
umum dan jaminan khusus bergerak yang secara sosial
c) jaminan yang bersifat kebendaan ekonomi dapat menunjang
dan jaminan bersifat perorangan kelancaran jalannya suatu
d) jaminan atas benda bergerak dan perusahaan.
benda tidak bergerak d) Cessie
e) jaminan yang menguasai Pada dasarnya cessie bukan
bendanya dan jaminan tanpa merupakan suatu lembaga
menguasai bendanya jaminan seperti halnya dengan
hipotik, gadai, atau fidusia.

19 21
R. Subekti, Jaminan-jaminan Hasanudin Rahman, 1995, Aspek-
8QWXN« Op Cit, hal. 29 aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di
20
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.
+XNXP -DPLQDQ« 2S &LW, hal. 43. 196.

25
Akan tetapi, dalam praktek Hak Tanggungan yang tetap
pemberian kredit perbankan berada dalam penguasaan
selama ini, banyak digunakan pemberian fidusia, sebagai
untuk memperjanjikan pengalihan pelunasan hutang tertentu, yang
suatu piutang atau tagihan yang memberikan kedudukan yang
dijadikan sebagai jaminan suatu diutamakan kepada penerima
kredit. fidusia terhadap kreditur
lainnya ´
7. Pengertian Jaminan Fidusia Ketentuan yang mengatur
mengenai sifat jaminan fidusia, yaitu
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 42
Nomor 42 Tahun 1999 tentang jaminan
Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia,
Fidusia menyebutkan bahwa fidusia
yang menyebutkan bahwa:
adalah pengalihan hak suatu benda atas
dasar kepercayaan dengan ketentuan ³Jaminan fidusia merupakan
bahwa benda yang hak kepemilikannya perjanjian ikutan dari suatu
dialihkan tetap dalam penguasaan perjanjian pokok yang
pemilik benda. menimbulkan kewajiban bagi
para pihak untuk memenuhi suatu
Istilah fidusia berasal dari bahasa
prestasi ´
5RPDZL \DLWX ³fides´ \DQJ PHPSXQ\DL
arti kepercayaan. Terdapat hubungan Maksud dari prestasi dalam
secara kepercayaan antara nasabah ketentuan di atas adalah hal yang berupa
debitur sebagai pemberi fidusia dengan memberikan sesuatu, berbuat sesuatu
kreditur sebagai penerima fidusia. yang dapat dinilia dengan uang. Sebagai
suatu perjanjian accesoir, perjanjian
Penjaminan secara fidusia sudah
jaminan fidusia memiliki sifat sebagai
lama digunakan di Indonesia, namun
berikut:
pengaturan mengenai jaminan fidusia
a) Sifat ketergantungan terhadap
baru muncul dengan dikeluarkannya
perjanjian pokok
Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999
b) Keabsahannya semata-mata
Tentang Jaminan Fidusia.
ditentukan oleh sah atau tidaknya
Pasal 1 ayat (2) Undang-undang perjanjian pokok
Nomor 42 Tahun 1999 Tentang c) Sebagai perjanjian bersyarat,
Jaminan Fidusia menyebutkan bahwa: maka hanya dapat dilaksanakan
jika ketentuan yang disyaratkan
³jaminan fidusia adalah hak dalam perjanjian pokok telah atau
jaminan atas benda bergerak baik tidak dipenuhi.22
berwujud maupun yang tidak
berwujud dan benda tidak
bergerak khususnya bangunan
yang tidak dapat dibebani hak
tanggungan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang 22
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani,
Nomor 4 Tahun 1996 Tentang 2001, Jaminan Fidusia, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hal. 125.

26
Menurut Sri Soedewi Masjchoen l) Benda persediaan (inventory, stok
Sofwan, perjanjian fidusia bersifat perdagangan) dapat juga menjadi
assesoir dimana tergantung pada objek jaminan fidusia.24
perjanjian pokok yang biasanya berupa
perjanjian pinjaman uang pada bank- 9. Pendaftaran Jaminan Fidusia
bank.23
a. Kantor Pendaftaran Jaminan
Fidusia
8. Objek Jaminan Fidusia
Undang-undang Nomor 42 Tahun
Benda-benda yang dapat menjadi 1999 tentang Jaminan Fidusia
objek jaminan fidusia adalah sebagai menyebutkan, pendaftaran jaminan
berikut: fidusia ini dilakukan pada KPF (Kantor
a) Benda tersebut harus dapat Pendaftaran Fidusia). KPF untuk
dimiliki dan dialihkan secara pertama kalinya didirikan di Jakarta
hukum yang berada dalam lingkup tugas
b) Dapat atas benda-benda berwujud Departemen Kehakiman dan HAM
c) Dapat juga atas benda tidak Republik Indonesia yaitu pada
berwujud, termasuk piutang Direktorat Jendral Administrasi Hukum
d) Benda bergerak Umum Departemen Kehakiman dan
e) Benda tidak bergerak yang tidak HAM dengan wilayah kerja mencakup
dapat diikat dengan hak seluruh wilayah negara Republik
tanggungan Indonesia (lihat Pasal 12 Undang-
f) Benda tidak bergerak yang tidak Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang
dapat diikatkan dengan hipotik Jaminan Fidusia).
g) Baik atas benda yang sudah ada
Kantor pendaftaran Fidusia
maupun terhadap benda yang
dibentuk pada tanggal 30 September
akan diperoleh dikemudian hari.
2000 berada pada Direktorat Jendral
Dalam hal benda yang akan
Administrasi Hukum Umum
diperoleh dikemudian, tidak
Departemen Kehakiman dan HAM
diperlukan suatu akta pembebanan
Republik Indonesia dan mulai efektif
fidusia tersebut.
operasional terhitung sejak tanggal 30
h) Dapat atas suatu satuan jenis
Oktober 2000.
benda
i) Dapat juga atas lebih dari satu Pelaksanaan pendaftaran jaminan
jenis satuan benda fidusia bagi pihak yang berkepentingan
j) Termasuk hasil dari benda yang akan lebih mudah dan efektif yaitu
telah menjadi objek fidusia dengan dikeluarkannya Keputusan
k) Termasuk juga hasil klaim Presiden Republik Indonesia Nomor
asuransi dari benda yang menjadi 139 Tahun 2000 tentang Pembentukan
objek jaminan fidusia Kantor Pendaftaran Fidusia di setiap
Ibukota Propinsi di Wilayah Negara
23
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, 1997, Republik Indonesia.
Beberapa Masalah Pelaksanaan Lembaga
Jaminan Khususnya Fidusia di Dalam Praktek
24
dan Pelaksanaannya di Indonesia, UGM Press, 0XQLU )XDG\ +XNXP 3HUNUHGLWDQ« Op
Yogyakarta, hal. 26. Cit, hal. 23.

27
b. Sertifikat Jaminan Fidusia Benda yang menjadi objek
jaminan fidusia adalah stock barang
Penerima fidusia memiliki hak dagangan maka dalam hal ini, pemberi
fidusia berdasarkan bukti, bukti penting fidusia tetap dapat melakukan kegiatan
ini menerangkan mengenai objek jual beli terhadap stock barang
jaminan fidusianya, siapa pihak yang dagangannya, walaupun benda tersebut
berkepentingan dengan jaminan fidusia merupakan objek jaminan fidusia.
ini, serta data perjanjian pokok yang
dijaminkan dengan fidusia juga
mengenai nilai penjaminannya. 11. Hapusnya Jaminan Fidusia

Beberapa hal yang dapat


10. Pengalihan Jaminan Fidusia menyebabkan hapusnya jaminan fidusia
dapat dilihat ketentuannya dalam Pasal
Pengalihan piutang haruslah 25 ayat (1) Undang-undang Nomor 42
dibuat dengan akta cessie baik secara Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
notarial ataupun dibawah tangan, sesuai Beberapa hal tersebut adalah:
dengan ketentuan yang terdapat dalam a) Hapusnya hutang yang
KUH Perdata. Pasal 19 ayat (1) dijaminkan dengan fidusia
Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 b) Pelepasan hak atas jaminan
tentang Jaminan fidusia, menyebutkan fidusia oleh penerima jaminan
bahwa: fidusia
c) Musnahnya benda yang menjadi
³pengalihan hak piutang yang objek jaminan fidusia
dijaminkan dengan fidusia
mengakibatkan beralihnya demi Berkaitan dengan hapusnya
hukum segala hak dan kewajiban hutang serta pelepasan hak atas jaminan
penerima fidusia kepada kreditur fidusia dan sesuai dengan sifat dari
baru ´ jaminan fidusia itu sendiri, yaitu bersifat
ikutan, maka dengan sendirinya jaminan
Berdasarkan pada Pasal tersebut fidusia yang bersangkutan menjadi
diatas, maka pihak penerima fidusia hapus.
beralih secara hukum kepada pihak
penerima pengalihan piutang tersebut, Berkaitan dengan musnahnya
yang mana hal tersebut sesuai juga benda yang menjadi objek jaminan
dengan sifat perjanjian fidusia sebagai fidusia menjadi hapus kecuali benda
perjanjian assesoir, yaitu mengikuti yang dijadikan objek jaminan fidusia
perjanjian pokoknya yang dalam hal ini tersebut di asuransikan, sebab jika
adalah perjanjian kredit. Pengalihan benda yang dijaminkan tersebut di
benda yang menjadi objek jaminan asuransikan, maka tidak dapat
fidusia mempunyai prinsip bahwa menghapus klaim asuransi.
jaminan fidusia mengikuti kemanapun
benda jaminan berada (droit de suit).25 Hal ini sesuai dengan ketentuan
Pasal 26 ayat (1) dan (2) Undang-
undang Nomor 42 Tahun 199 tentang
25 Jaminan Fidusia. Adapun berbunyi
Munir Fuady, Hukum
3HUNUHGLWDQ«««« Op Cit, hal. 46. sebagai berikut:

28
a) Hapusnya jaminan fidusia Pasal 1132 KUH Perdata
sebagaimana dimaksud dalam PHQ\HEXWNDQ ³kebendaan tersebut
Pasal 25, maka Kantor menjadi jaminan bersama-sama bagi
Pendaftaran Fidusia mencoret semua orang yang mengutangkan
pencatatan jaminan fidusia dari kepadanya, pendapatan penjualan
buku daftar fidusianya. benda-benda itu dibagi-bagi menurut
b) Kantor Pendaftaran Fidusia keseimbangan, yaitu menurut besar
menerbitkan surat keterangan kecilnya piutang masing-masing,
yang menyatakan sertifikat kecuali apabila diantara para
jaminan fidusia yang berpiutang itu ada alasan-alasan yang
bersangkutan tidak berlaku lagi. sah didahulukan ´ 3DVDO LQL
menjelaskan bahwa harta kekayaan
debitur menjadi jaminan bagi para
E. Perlindungan Hukum Bagi krediturnya. Hasil penjualan dibagi
Pihak Kreditur dalam menurut imbangan masing-masing
Perjanjian Kredit Dengan kecuali ada hak untuk didahulukan.
Jaminan Fidusia
Undang-undang No. 42 Tahun
Perlindungan hukum bagi pihak 1999 dalam hal ini menjelaskan
kreditur dalam perjanjian kredit dengan perlindungan hukum bagi para pihak
jaminan fidusia sangat diperlukan, yang berkepentingan dalam perjanjian
mengingat benda yang menjadi objek kredit dengan jaminan fidusia, dengan
jaminan fidusia berada pada pihak kata lain Undang-undang yang secara
debitur, sehingga apabila debitur khusus mengatur tentang jaminan
melakukan wanprestasi terhadap fidusia, Pasal 11, 14, dan 15 Undang-
perjanjian kredit dengan jaminan undang Nomor 42 Tahun 1999 yang
fidusia, kepentingan kreditur dapat pada intinya menyebutkan bahwa benda
terjamin dengan adanya perlindungan yang dibebani dengan jaminan fidusia
hukum tersebut. wajib didaftarkan kemudian dibuat
sertifikat jaminan fidusia yang
Perlindungan hukum terhadap mencantumkan irah-LUDK ³DEMI
kreditur ini diatur secara umum, yaitu: KEADILAN DAN KETUHANAN
diatur dalam KUH Perdata Pasal 1131 YANG MAHA ESA´ VHKLQJJD
dan 1132 dan Undang-Undang No.42 sertifikat jaminan fidusia mempunyai
Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. kekuatan eksekutorial yang sama
Pasal 1131 KUH Perdata menyebutkan dengan putusan pengadilan yang telah
segala kebendaan, baik yang sudah ada memperoleh kekuatan hukum tetap.26
maupun yang baru akan ada dikemudian
hari, menjadi tanggungan untuk segala Kreditur mempunyai hak untuk
perikatan perseorangan. Pasal diatas melaksanakan title eksekutorial
dapat diartikan, sejak seseorang sebagaimana tercantum dalam sertifikat
mengikatkan diri pada suatu perjanjian jaminan fidusia, apabila debitur
maka sejak itu semua harta kekayaan wanprestasi.
baik yang sudah ada maupun yang baru
akan ada di kemudian hari menjadi
tanggungan untuk segala perikatannya. 26
0XQLU )XDG\ +XNXP 3HUNUHGLWDQ««
Op Cit, hal. 59.

29
Kreditur juga mempunyai hak Perlindungan hukum bagi pihak
untuk menjual benda yang menjadi kreditur dalam perjanjian kredit dengan
objek jaminan fidusia melalui jaminan fidusia sangat diperlukan,
pelelangan umum serta pelunasan mengingat benda yang menjadi objek
piutang dari hasil penjualan atau jaminan fidusia berada pada pihak
penjualan dibawah tangan yang debitur, sehingga apabila debitur
dilakukan berdasarkan kesepakatan melakukan wanprestasi terhadap
bersama antara kreditur dan debitur. perjanjian kredit dengan jaminan
Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 fidusia, kepentingan kreditur dapat
ini juga mengatur mengenai ketentuan terjamin dengan adanya perlindungan
pidana bagi pemberi fidusia atau debitur hukum tersebut.
yang mengalihkan, mengendalikan, atau
menyewakan benda yang menjadi objek Perlindungan hukum terhadap
jaminan fidusia yang dilakukan tanpa kreditur ini diatur secara umum, yaitu:
persetjuan tertulis terlebih dahulu dari diatur dalam KUH Perdata Pasal 1131
penerima fidusia atau kreditur. Maka dan 1132 dan Undang-undang No.42
dapat dipidana dengan pidana penjara Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
paling lama 2 tahun dan denda paling Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999
banyak Rp.50.000.000,00. yang pada intinya menyebutkan bahwa
benda yang dibebani dengan jaminan
fidusia wajib didaftarkan kemudian
F. Simpulan dibuat sertifikat jaminan fidusia.
Kreditur mempunyai hak untuk
Setiap pelaksanaan perjanjian melaksanakan title eksekutorial
kredit pada bank, disyaratkan untuk sebagaimana tercantum dalam sertifikat
menyerahkan jaminan. Fungsi jaminan jaminan fidusia, apabila debitur
ini adalah untuk memberikan keyakinan wanprestasi.
kepada bank bahwa kredit yang
diberikan kepada nasabah dapat
diterima kembali sesuai dengan syarat- DAFTAR PUSTAKA
syarat yang telah disepakati bersama,
dan itu juga untuk meminimalisir resiko Buku:
yang terkandung dan senantiasa Abdul Kadir Muhammad, 1990, Hukum
dimungkinkan dapat timbul dalam Perdata Internasional, Citra
setiap pelepasan kredit. Berkaitan Aditya Bakti, Bandung
dengan pemberian kredit kepada calon Budi Untung, 2000, Kredit Perbankan
debitur, maka pihak bank harus di Indonesia, Ctkn Pertama, Andi
mempunyai keyakinan atas kemampuan Offset, Yogyakarta
atau kesanggupan pengembalian Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani,
pinjaman kredit oleh debitur. 2001, Jaminan Fidusia, Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Penjaminan secara fidusia sudah Hasanudin Rahman, 1995, Aspek ±
lama digunakan di Indonesia, namun aspek Hukum Pemberian Kredit
pengaturan mengenai jaminan fidusia Perbankan di Indonesia, Citra
baru muncul dengan dikeluarkannya Aditya Bakti, Bandung
Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999
Tentang Jaminan Fidusia.

30
Mariam Darus Badrulzaman, 1991, Praktek dan Pelaksanaannya di
Perjanjian Kredit, Citra Aditya Indonesia, UGM Press,
Bakti, Bandung Yogyakarta
M. Djumhana, 2003, Hukum Perbankan Widjanarto, 1998, Aspek Hukum
di Indonesia, Citra Aditya Bhakti, Pemberian Kredit Perbankan,
ctkn ke III, Bandung Info Bank, Jakarta
Munir Fuady, 2003, Jaminan Fidusia,
Ctkn Kedua, Citra Aditya Bakti, Peraturan Perundang-undangan:
Bandung Kitab Undang ± Undang Hukum
, 1995, Hukum Perkreditan Perdata
Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Undang ± undang Republik Indonesia
Bandung Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
O.P. Simorangkir, 1988, Seluk Beluk Perubahan Undang ± undang
Bank Komersial, Aksara Persada, Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Jakarta Perbankan, Lembaran Negara
Priyo Handoko, 2006, Menakar Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan
Jaminan Atas Tanah Sebagai Lembaran Negara Nomor 3472
Pengaman Kredit Bank, Center Undang ± undang Republik Indonesia
for Society Studies, Jember Nomor 4 Tahun 1996 Tentang
R. Subekti, 1991, Jaminan ± jaminan Hak Tanggungan Atas Tanah
Untuk Pemberian Kredit Menurut Beserta Benda ± Benda Yang
Hukum Indonesia, Citra Aditya Berkaitan Dengan Tanah,
Bakti, Bandung Lembaran Negara Republik
R. Setiawan, 1987, Pokok-pokok Hukum Indonesia Tahun 1996 Nomor 42
Perikatan, Bina Cipta, Bandung dan Tambahan Lembaran Negara
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, Republik Indonesia Tahun 1996
2009, Bank dan Lembaga Nomor 3632
Keuangan Lain, Edisi 2, Salemba Undang-undang Republik Indonesia
Empat, Jakarta Nomor 42 Tahun 1999 tentang
Siswanto Sutoyo, 1997, Menangani jaminan Fidusia, Lembaran
Kredit Bermasalah, Konsep, Negara Republik Indonesia Tahun
Teknik, dan Kasus, PT. Pustaka 1999 Nomor 168 dan Tambahan
Binaman Pressindo, Jakarta Lembaran Negara Republik
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, 1997, Indonesia Nomor 3889
Hukum Jaminan di Indonesia: Keputusan Presiden Republik Indonesia
Pokok-Pokok Hukum Jaminan Nomor 139 Tahun 2000 Tentang
dan Jaminan Perorangan, UGM Pembentukan Kantor Pendaftaran
Press, Yogyakarta Fidusia Di Setiap Ibukota Propinsi
, 1997, Beberapa Masalah DI Wilayah Negara Republik
Pelaksanaan Lembaga Jaminan Indonesia
Khususnya Fidusia di Dalam

31

Anda mungkin juga menyukai