Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pertanian p-ISSN 2087-4936 e-ISSN 2550-0244 Volume 8 Nomor 1, April 2017 51

KARAKTERISTIK NON KARKAS KELINCI YANG DIBERI PAKAN TAMBAHAN


TEPUNG DAUN SIRSAK DAN ZEOLIT

CHARACTERISTIC NON CARCASS OF RABBIT WHICH GIVEN SOURSOP LEAF MEAL


AND ZEOLIT
MD Abdullah1, H Nur1, dan Anggraeni1a
1 Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos
35 Ciawi, Bogor 16720.
a Korespondensi: Anggraeni, E-mail: anggraeni@unida.ac.id

(Diterima: 18-01-2017; Ditelaah: 19-01-2017; Disetujui: 15-04-2017)

ABSTRACT
The aim of this research was to identify characteristic non carcass of rabbit which given soursop
leaf meal and zeolit. This Research was conducted on 15 May – 11 Juni 2014 at Gunung Leutik,
Cibanteng Village Bogor. This research used 20 male rabbit with avarage weight 1,655 Kg. The
cage of this research used individual cage. This research used Randomize Complete Design
(RCD) with 4 treatments and 5 ripitation. Analyzed data used SPSS 20.0 programe. The
treatments of this research was (PO) 65% grass + 35% concentrate, (P1) (62% grass + 3%
soursop leaf meal) +35% concentarte, (P2) 65% grass + (32% concertrate + 3% zeolit), (P3)
(62% grass +3% soursop leaf meal) + (32% concentrate + 3% zeolit). The result of this research
showed field treatment for local rabbit made not influenced to weigth of non carcass.
Keywords: local rabbit, non carcass, soursop leaf meal and zeolit.

ABSTRAK
Kelinci berpotensi sebagai alternatif sumber protein hewani. Daging kelinci mengandung
protein tinggi dan kandungan lemak yang rendah dibandingkan dengan daging ternak lain. Saat
ini, informasi terkait performa karkas kelinci Rex dan lokal masih sangat kurang. Penelitian ini
dilaksanakan di Cibanteng Gunung Letik, Kampung Pabuaran Sawah, Kabupaten Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mangetahui performa non karkas, pada kelinci lokal.Kelinci yang
digunakan sejumlah 20 ekor kelinci lokal jantan dengan bobot rata-rata 1,655 kg. Kandang yang
digunakan adalah kandang individu dengan ukuran panjang 0.56 m, lebar 0.45 m dan tinggi 0.45
m. Pemberian pakan dibagi menjadi 4 perlakuan yaitu (P0) 65% hijauan + 35% konsentrat, (P1)
: 62% hijauan n+3% tepung daun sirsak + 35% konsentrat, (P2): 65% hijauan + 32% konsentrat
+3% zeolit, (P3) :62% hijauan +3% tepung daun sirsak + 32% konsentrat + 3% zeolit. Analisis
statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4
perlakuan dan 5 ulangan. Analisis data menggunakan program SPSS 20.0. Pada hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa pemberian daun sirsak dan zeolit pada ransum kelinci lokal tidak
mempengaruhi bobot non karkas.
Kata kunci: daun sirsak, kelinci lokal, kualitas non karkas, zeolit.

Abdullah MD, H Nur, dan Anggraeni. 2017. Karakteristik non karkas kelinci yang diberi pakan
tambahan tepung daun sirsak dan zeolit. Jurnal Pertanian 8(1): 51-57.
52 Abdullah et al. Karakteristik non karkas kelinci

Antioksidan adalah zat yang dapat


PENDAHULUAN melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas
Kelinci dikenal sebagai ternak yang yang terbentuk sebagai penghasil
mempunyai kemampuan berproduksi yang metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi-
tinggi dengan intrerval kelahiran yang reaksi kimia dan proses metabolik yang
pendek. Kelinci mulai dikenal sebagai ternak terjadi di dalam tubuh. Sehingga dapat
alternatif penghasil daging karena meningkatkan daya tahan tubuh kelinci
keunggulan reproduksi yang tinggi, terhadap penyakit dan pertumbuhan yang
pertumbuhan yang baik dan mampu baik karena kondisi tubuh kelinci sehat.
beradaptasi dengan pakan lokal. Kelinci lokal Zeloit memiliki sejumlah sifat kimia
adalah kelinci yang banyak dipelihara oleh maupun fisika yang menarik, diantaranya
peternak dengan tujuan meng-hasilkan mampu menyerap zat organik maupun
anakan kelinci dan dapat pula sebagai anorganik, dapat berlaku sebagai penukar
penghasil daging. Kelinci dewasa yang sudah kation, dan sebagai katalis untuk berbagai
tidak bere-produksi ataupun kelinci yang reaksi. Berdasarkan uraian diatas maka
sakit akan dipotong dan dijadikan kelinci timbul permasalahan apakah ada pengaruh
pedaging. pemberian daun sirsak dan zeloit pada pakan
Daging kelinci mengandung protein tinggi terhadap pertambahan bobot non karkas
dan kandungan lemak yang rendah kelinci.
dibandingkan dengan daging ternak lain Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Ternak ini sangat cocok dijadikan sumber pengaruh penambahan daun sirsak dan zeloit
protein hewani karena mempunyai daging pada pakan terhadap bobot non karkas
yang baik dengan kadar protein tinggi kelinci.
(20,1%) dan kadar lemak (2,5%) serta
kolesterol rendah (1,39 mg/kg) dibandingkan
dengan daging ternak lain (Gillespie, 2004). MATERI DAN METODE
Selain itu memiliki keunggulan tubuh yang
kecil sehingga relatif efisien dalam Materi
penggunaan tempat dan kandang, mampu
berkembangbiak dengan cepat, relatif mudah Waktu dan Tempat Penelitian
dalam pemeliharaan. Penelitian berlokasi di Cibanteng Gunung
Daging kelinci mempunyai karakter yang Letik, Kampung Pabuaran Sawah RT/RW
mirip dengan daging ayam, bahkan 05/04 Desa Cibanteng Kabupaten Bogor.
kandungan lemak dan kolesterol yang lebih
rendah dari daging ayam, kambing, babi, dan Materi Penelitian
sapi. Jika dibandingkan ayam, sapi, domba dan Penelitian ini menggunakan 20 ekor kelinci
babi, daging kelinci mengandung lemak dan jantan lokal dengan bobot rata-rata 1,655 kg.
kolesterol jauh lebih rendah tetapi Pakan yang digunakan adalah rumput lapang
proteinnyalebih tinggi. Kelinci adalah salah yang diarit dekat daerah sekitar lokasi
satu ternak penghasil daging sehat yang dapat kandang di desa Cibanteng dan konsentrat
dijadikan sumber protein alternatif di negara yang diproduksi oleh Indofeed. Pemberian
berkembang (Khotijah 2006). pakan yang biasa diberikan kepada kelinci
Bobot non karkas didapatkan dari lokal akan ditambahkan zeloit dan daun
penjumlahan bagian-bagian tubuh yang tidak sirsak.
termasuk dalam karkas seperti kulit, kepala,
keempat kaki, darah, isi rongga perut, isi Metode
rongga dada, saluran pencernaan dan ekor.
Kandungan antioksidan yang terdapat dalam Perlakuan
daun sirsak dapat menurunkan kolesterol Ransum diberikan 2 kali sehari pukul 08.00
secara alami. WIB dan pukul 16.00 WIB, pada pagi hari
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 8 Nomor 1, April 2017 53

diberikan pellet dan sore hari diberikan Tabel 1 Hasil analisis proksimat rumput
rumput lapangan, air minum diberikan ad lapangan, daun sirsak dan pellet (%)
libutum.
No Ransum BK PK BETN TDN
Perlakuan yang diberikan dalam penelitian
1 Rumput 12,47 12,24 41,85 59,9
ini menggunakan empat perlakuan dan tiga
lapangan1
ulangan, antara lain sebagai berikut.
2 Daun 32,78 11,04 50,36 68
1. Rumput lapangan 65% + Konsentrat 35% sirsak2
tanpa penambahan Tepung Daun Sirsak 3 Pellet 85 16 50,25 68
dan Zeloit; K033
2. (Rumput lapangan 62% + Tepung Daun Sumber : 1) Duldjaman M (2004), 2) Hasil Analisa
Sirsak 3%) + konsentrat 35%; Balai Penelitian Ternak (2014), 3) Indofeed
3. Rumput lapangan 65% + (Konsentrat 32% Pellet Kelinci K03 4) Hasil Perhitungan TDN = 5,31
+ Zeloit 3%); + 0,412 PK + 0,249 SK + 1,444 LK + 0,937 BETN
4. (Rumput lapangan 62% + Tepung Daun
Sirsak 3%) + (Konsentrat 32% + Zeloit
3%).
Tabel 2 Kandungan zat makanan berdasarkan perlakuan
No Perlakuan PK TDN
1 Rumput lapangan + Konsentrat 35% 13,56 62, 74
2 (Rumput lapangan 62% + Tepung Daun Sirsak 13,52 62,98
3%) + konsentrat 35%
3 Rumput lapangan 65% + (Konsentrat 32% + 13,08 60,70
Zeloit 3%)
4 (Rumput lapangan 62% + Tepung Daun Sirsak 13,04 60,94
3%) + (Konsentrat 32% + Zeloit 3%)
Keterangan: Dihitung berdasarkan data pada Tabel 1.
Pemotongan data dianalisis menggunakan program SPSS
20.0.
Pemotongan kelinci dilakukan setelah 28 hari
pemeliharaan. Seluruh kelinci disembelih Peubah yang Diamati
dengan cara memotong bagian ventral leher
dengan memutus saluran pernapasan, Peubah yang diamati dalam penelitian ini
pencernaan dan pembuluh darah. adalah karakteristik non karkas yaitu :
1. Persentase bobot non karkas bagian Luar
Rancangan Percobaan 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑙𝑎
a. Persentase Kepala = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 𝑥 100%
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak b. Persentase Kaki =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑎𝑘𝑖
𝑥 100%
Lengkap (RAL), model matematika yang 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑢𝑙𝑖𝑡
digunakan adalah: c. Persentase Kulit = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 𝑥 100%
Yij = Yij = μ + βi + εij 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐸𝑘𝑜𝑟
Keterangan: Yij= pengamatan pada perlakuan ke-i d. Persentase Ekor = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 𝑥 100%
ulangan ke-j; μ = rataan umum; αi = pengaruh 2. Bagian dalam
perlakuan; Eij = pengaruh acak pada perlakuan a. Persentase Jantung
ke-i ulangan ke-j. 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐽𝑎𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔
= 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 𝑥 100%
Analisis Data b. Persentase Lambung =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐿𝑎𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔
Data hasil uji laboratoriun dianalisis secara 𝑥 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔
statistik dengan ANOVA dan uji Duncan 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐻𝑎𝑡𝑖
c. Persentase Hati = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 𝑥 100%
dengan selang kepercayaan 95%. Pengolahan
54 Abdullah et al. Karakteristik non karkas kelinci

d. Persentase Paru-paru = kedua atau ketiga, semua pembuluh darah,


𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝑎𝑟𝑢−𝑃𝑎𝑟𝑢
𝑥 100% tenggorokan, dan oesophagus terpotong agar
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑈𝑠𝑢𝑠 pendarahan sempurna.
e. Persentase Usus = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑃𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 𝑥 100%

Prosedur Pengambilan Data


Pemuasaan dilakukan terhadap kelinci yang
akan dipotong dimana kelinci tersebut tidak
diberi pakan selama 6-10 jam sebelum
dipotong. Sesuai menurut Suparno (1992)
pada akhir penelitian, sebelum dilakukan
proses penyembelihan, kelinci dipuasakan
selama 2 jam. Gambar 2 Pelepasan Kulit

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bobot non karkas didapatkan dari
penjumlahan bagian-bagian tubuh yang tidak
termasuk dalam karkas seperti kulit, kepala,
keempat kaki, isi rongga dada, saluran
pencernaan, dan ekor. Bagian non karkas
pada ternak besar mempunyai nilai komersial
Gambar 1 Kelinci lokal
yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
Pemotongan dilakukan dengan cara ternak kecil.
memotong leher bagian cervical vertebrae
Tabel 3 Rataan bobot non karkas dari masing-masing perlakuan (satuan)
Perlakuan
Peubah (g) P0 P1 P2 P3 Rataan
Kepala 173.3±30.5 150.0±20.0 163.3±25.1 160.0±26.4 161.6±23.6
Kaki 46.6±5.7 40.0±0.0 43.3±5.7 46.6±5.7 44.1±5.1
Kulit 146.6±20.8 133.3±20.8 156.6±41.6 140.0±55.6 144.1±33.4
Ekor 13.3±5.7 10±0.0 11.6±7.6 10.0±8.6 11.2±5.6
Jantung 4.3±0.5 3.6±0.5 4.3±1.5 4.3±0.5 4.1±0.8
Lambung 26.0±4.0 21.3±5.8 25.3±7.6 23.3±2.5 24.0±4.9
Hati 43.0±4.0 36.0±7.0 43.0±6.0 40.3±9.4 40.5±6.6
Paru-paru 8.6±1.5 8±1.0 9.0±1.0 8.0±0.0 8.4±0.9
Ginjal 10.6±1.5 8.6±1.1 10.6±2.0 9.0±2.0 9.7±1.7
Usus 93.1±11.8 77.6±12.5 91.9±17.1 84.9±14.2 86.9±13.6
Keterangan: P0 = Rumput Lapang + Konsentrat, P1 = Rumput Lapang + Konsentrat + daun sirsak,
P2=Rumput Lapang +Konsentrat +Zeolit, P3= Rumput Lapang + Konsentrat + Daun sirsak + zeolite.
Bobot non karkas erat kaitannya dengan
bobot hidup kelinci sebelum dipotong. Bobot Kepala dan Kaki
karkas adalah bobot tubuh dikurangi dengan Pengaruh perlakuan terhadap kepala dan kaki
bobot kulit, bobot kepala, bobot kaki, bobot tidak berbeda nyata (P>0.05) atau pemberian
ekor, bobot organ dalam serta darah (Berg tepung daun sirsak dan zeloit tidak
dan Butterfield, 1976). Pengaruh perlakuan berpengaruh terhadap peubah yang diamati.
pakan terhadap bobot non karkas dapat Salah satu manfaat yang dimiliki daun sirsak
dilihat pada Tabel 3. yaitu mampu merileksasi otot, anti kejang
sedangkan zeloit memiliki kandungan
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 8 Nomor 1, April 2017 55

mineral. Kandungan kedua bahan tersebut penelitian ini diketahui adanya hubungan
bisa mempengaruhi perkembangan dari salah linear sebesar 84.4% antara bobot lambung
satu komponen yaitu tulang dan bulu. dengan bobot kulit, seperti yang dapat dilihat
Menurut Rao et al. (1977). Persentase bobot pada Gambar 3. Lambung merupakan organ
kepala dan kaki terhadap bobot hidup pencernaan yang vital untuk
menurun dengan meningkatnya umur dan keberlangsungan hidup kelinci. Secara rerata
bobot badan. perlakuan kombinasi daun sirsak dan zeolit
dalam ransum memberikan pengaruh yang
Kulit dan Ekor besar terhadap hubungan lambung dengan
Kulit kelinci memiliki manfaat untuk bobot kulit.
pembuatan mantel atau tas, dsb. Pada hasil

kulit
160
y = 3.9562x + 49.251
150 R² = 0.7123
Kulit

140 kulit
Linear (kulit)
130
5 10 15 20 25 30
Lambung

Gambar 3 Persamaan regresi antara lambung dengan kulit


Pengaruh perlakuan terhadap kulit dan biasanya ditandai dengan adanya perubahan
ekor setelah pemberian tepung daun sirsak warna, pembengkakan, pengecilan pada salah
dan zeloit tidak berbeda nyata (P>0.05) atau satu lobi atau tidak adanya kantung empedu
tidak berpengaruh terhadap peubah. Keadaan (Subronto, 1985).
ini terjadi diduga protein pakan yang Pengaruh pemberian tepung daun sirsak
diberikan masih minimal atau dibawah dan zeloit tidak berbeda nyata atau tidak
kebutuhan. Cheeke et al. (2000) menyatakan berpengaruh terhadap peubah yang diamati
bahwa bobot kulit kelinci dipengaruhi oleh yaitu hati. Daun sirsak memiliki kandungan
kandungan protein pakan, dimana dengan yang dapat membunuh cacing parasit
tercukupinya asupan protein maka akan sehingga diharapkan dapat mencegah
meningkatkan bobot potong dan selanjutnya perkembangan cacing parasit yang terdapat
akan berpengaruh terhadap bobot kulit. pada hati.

Hati Jantung
Hati adalah kelenjar yang paling besar dalam Jantung merupakan organ yang sangat vital
tubuh dan terbagi menjadi lima lobus oleh bagi makhluk hidup. Jantung terdiri dari 4
suatu rangkaian celah. Fungsi hati antara lain: rongga dengan 4 katup sebagai alat pemompa
mensekresikan empedu, mengatur aktivitas darah. Jantung mendapat nutrisi dan oksigen
karbohidrat, metabolisme protein, dari darah yang mengalir melalui pembuluh
metabolisme lemak, berhubungan dengan darah koroner. Jantung dan pembuluh darah
darah dan vitamin, mengatur produksi panas, yang merupakan sistem alat sirkulasi darah
serta mengatur kadar protein dan gula dalam mempunyai fungsi-fungsi penting
darah (Thakur dan Puranik 1981; Leach (Hernomoadi et al. 1994).
1961). Menurut Ressang (1984), hati adalah Pengaruh pemberian tepung daun sirsak
alat penyaring racun yang masuk ke dalam dan zeloit terhadap bobot jantung, tidak
darah. Kelainan-kelainan hati secara fisik berbeda nyata. Kandungan daun sirsak yang
56 Abdullah et al. Karakteristik non karkas kelinci

memiliki manfaat membantu menyehatkan halus, melangsungkan pemyerapan terhadap


jantung, membantu melebarkan pembuluh air, gula sederhana, dan garam secara selektif,
darah diharapkan dapat membantu kinerja mensekresikan hormon gastrin untuk
jantung dengan baik. merangsang pembentukan getah lambung
yang berisi asam hydrochloric dan
Ginjal menghasilkan enzim pencernaan yaitu pepsin
Ginjal terletak dibagian dalam rongga perut dan rennin (Thakur dan Puranik 1981; Leach
pada kedua sisi tulang belakang daerah 1961).
pinggang. Fungsi dari ginjal adalah
Paru-Paru
mengeluarkan limbah sisa metabolism,
mengatur imbangan konsentrasi airdan Pemberian pakan tambahan tepung daun
garam, menjaga imbangan keasaman plasma sirsak dan zeloit terhadap bobot paru-paru
dara, sebagai organ endokrin menghasilkan tidak berbeda nyata (P>0.05) atau tidak
hormon-hormon eritropietin, renin, dan berpengaruh.
prostaglandin (Hernomoadi et al. 1994) . Paru-paru adalah organ pada sistem
Pengaruh pemberian tepung daun pernapasan (respirasi) yang berfungsi
sirsak dan zeloit terhadap ginjal tidak berbeda menukar gas oksigen dan karbondioksida,
nyata atau tidak berpengaruh. Hasil setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah
perhitungan bobot ginjal yang tidak berbeda merah menangkap karbondioksida sebagai
nyata menunjukan pemberian daun sirsak hasil metabolisme tubuh dan akan
dan zeloit tidak memberikan pengaruh membawanya menuju paru-paru.
terhadap bobot ginjal. Persentase daun sirsak
yang diberikan tidak mempengaruhi fungsi Usus
ginjal. Ginjal masih berfungsi dengan baik Hasil analisis statistik menunjukan dengan
sehingga tidak ada perubahan yang sangat pemberian pakan yang berbeda pada kelinci
berarti terhadap kinerja ginjal. lokal memberikan respon yang tidak berbeda
nyata (P>0,05) terhadap bobot non karkas.
Lambung Diwiyanto et al. (1985) menyatakan bahwa
Pemberian pakan tambahan daun sirsak dan bobot potong yang tidak berbeda nyata
zeloit tidak berpengaruh (P>0.05) terhadap berpengaruh nyata terhadap total komposisi
bobot lambung kelinci. Hasil diketahui setelah yang dapat dikonsumsi seperti saluran
perhitungan rataan bobot akhir kelinci pencernaan dan organ dalam kelinci. Hasil ini
dengan seluruh perlakuan pemberian pakan. tidak sesuai dengan Effendi (1983) yang
Lambung adalah bagian yang mengemukakan bahwa bobot hati, ginjal dan
membesar dari saluran pencernaan yang saluran pencernaan semakin meningkat
terbentuk kantung dengan dinding yang dengan meningkatnya protein ransum.
membesar dan melengkung yang terletak Hasil yang tidak berbeda nyata ini sesuai
melintang di rongga perut. Lambung dapat dengan hasil penelitian Salam (1983) yang
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu “cardiac”, menyatakan bahwa bagian tubuh yang tidak
yang terletak pada sisi sebelah kiri dapat dikonsumsi seperti tulang karkas,
oesophagus, “fundus” yaitu bagian tengan dan tulang kepala, kulit, ekor, darah, dan tungkai
dindingnya yang tebal dan membesar, dan kaki tidak nyata terhadap bobot potong
“pilorus” terletak disebelah kanan di dengan perlakuan ransum yang berbeda.
permulaan usus halus. Fungsi lambung yaitu: Usus halus merupakan organ utama untuk
menyimpan makanan sementara sebelum melakukan aktivitas pencernaan dan
dipindahkan ke usus halus, menghaluskan penyerapan nutrien. Usus halus memiliki
makanan dan mencampurnya secara terus beberapa pergerakan, seperti segmentasi
menerus dengan getah lambung, memecah yang berfungsi untuk memotong-motong
protein ke dalam bentuk yang lebih makanan menjadi bagian yang lebih kecil,
sederhana, mensekresikan zat yang dapat pendulum yang berfungsi untuk
membantu penyerapan vitamin B12 oleh usus mencampurkan isi lokal usus dengan getah
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 8 Nomor 1, April 2017 57

pencernaan, usus halus dapat bergerak Diwyanto K, T Sartika, Moerfiah, dan


karena adanya gerakan peristalis. Pemberian Subandriyo. 1985. Evaluasi karkas kelinci
tepung daun sirsak dan zeloit tidak berbeda keturunan flemish giant pada berbagai
nyata terhadap bobot usus. bobot potong. Ilmu dan Peternakan. I (10) :
409-412.
Efendi E. 1983. Pengaruh tingkat protein
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI dalam ransum terhadap produksi bagian
yang dikonsumsi pada kelinci jantan lokal.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut
bahwa pemberian daun sirsak, dan zeloit Pertanian Bogor.
sanpai dengan 3% tidak memberikan Gillespie JR. 2004. Modern Livestock and
pengaruh terhadap bobot non karkas, Poultry. 7 Edition. Delmar, Learning, New
pemberian daun sirsak dan zeloit dengan York.
persentase 3% pada ransum kelinci lokal Hernomoadi BS, E Sri, dan FX Koesharto.
jantan tidak memiliki pengaruh terhadap 1994. Patologi gizi. Departemen
bobot non karkas. Terdapat hubungan regresi
Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta,
sebesar 84,4% antara bobot lambung Jakarta.
denganbobot kulit. Pemberian daun sirsak Khotijah L. 2006. Penambahan urea atau DL-
dan zeolit hingga 3% dapat diberikan pada metionina ke dalam ransum komplit
pakan kelinci tanpa berdampak buruk biomasa ubi jalar pada kelinci. Media
terhadap komponen non karkas.
Peternakan. 29: 89-95.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Rao DR, GR Sunki, WM Johnson, dan CP Chen.
dengan waktu adaptasi terhadap lingkungan
1997. Postnatal growth of New Zeland
yang lebih lama serta persentase pemberian White Rabbit. J. Animal Sci. 44 (6) : 1021-
tepung daun sirsak dan zeloit lebih dari 3% 1025.
agar terlihat perbedaan antara pakan Ressang AA. 1984. Patologi khusus veteriner.
perlakuan dan pakan kontrol terhadap bobot Edisi II. N.V. Percetakan Bali, Denpasar.
non karkas kelinci. Salam SA. 1983. Pengaruh pembatasan
ransum terhadap organ dan bagian tubuh
yang dapat dikonsumsi pada kelinci
DAFTAR PUSTAKA persilangan jantan. Skripsi. Fakultas
Berg RT dan RM Butterfield. 1976. New Peternakan, Institut Pertanian Bogor,
Concept of Cattle Growth. Sydney University Bogor.
Press, Sydney. Soeparno. 1992. Ilmu dan teknologi daging.
Cheeke PR, NM Patton, dan SD Lukefahr. 2000. Universitas Gajah Mada. Gadjah Mada
Rabbit Prodution. 8 Edition The interstate University Press, Yogyakarta.
Printers and Publisher inc. Danville IIIinois. Subroto. 1985. Ilmu penyakit ternak I. Gadjah
Dildjaman M. 2004. Penggunaan ampas tahu Mada University Press, Yogyakarta.
untuk meningkatkan gizi pakan domba Thakur RS dan PG Puranik. 1981. Rabbit : A
lokal. Media Peternakan. 27 (3) : 107-110. Mamalian Type. S. Chand and Co. Ltd. Ram
Nagar-New Delhi.

Anda mungkin juga menyukai