Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca

formatypica) DAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L.)


TERHADAP KUALITAS NUTRISI PAKAN KELINCI
BERBENTUK PELET

Sri Rohani1), Ahmad Tohardi2), dan Duta Setiawan2)


(1)
The Student of Agricultural Department and (2) The Lecturer of Agricultural
Department of Tanjungpura University

email: Srirohani17@gmail.com

ABSTRACT
Feed is one of the most important factors for the success of a livestock
business.Rabbit’s growth can be optimal when the amount as well as the quality
of the feed, and the nutrient is fulfilled decently. This study aims to determine the
nutritional quality of rabbit feed that is in the form of pelet combined with musa
paradisiacal formatypica and carica papaya. This study had been conducted for 3
months (March - June 2018) at the laboratory of Teknologi Hasil Pertaniandan
Kesuburan Tanah, agriculture department, Universitas Tanjungpura Pontianak.
This study used randomized block design which are 5treatments and 5 repetitions;
P1 (24% of Banana peel+ 0 % Papay leaves), P2 (18% Banana peel + 6 Papay
leaves), P3 (12% Banana peel + 12 Papay leaves), P4 (6% Banana peel + 18%
Papay leaves) and P5 (0% Banana peel + 24% Papay leaves). The analysis
showsthat the treatment has significant effect (P<0,05) on moisture, ash, crude
fat, crude protein, crude fibre and carbohydrates. The results of this study
concluded that the value of the nutritional content in accordance with the needs of
rabbits was obtained in treatment 4, namely 6% kepok banana peel and 18%
papaya leaves. Based on the nutritional content produced, the feed can be given
to adult rabbits.
Keywords: Banana Peel, Papay Leaves, Proximate Analysis, Pellets

PENDAHULUAN jumlah pakan yang terbuang dan


Pakan memegang peranan mengurangi debu. Pakan dalam
penting dalam usaha pemeliharaan bentuk pelet juga memiliki
ternak, karena sebagian besar biaya palatabilitas yang tinggi
produksi adalah pakan. Pakan dibandingkan pakan dalam bentuk
merupakan salah satu faktor tepung sehingga performa kelinci
lingkungan yang sangat berpengaruh yang dihasilkan lebih baik
terhadap tinggi rendahnya (Maertens, 2010). Kualitas pakan
produktivitas ternak. Pakan berfungsi pelet harus dijaga dari segi
untuk memenuhi kebutuhan ternak nutrisinya. Oleh karena itu,
baik untuk hidup pokok, pembuatan pakan berbentuk pelet
pertumbuhan, reproduksi, dan perlu menggunakan bahan dengan
produksi. Pemberian pakan dalam kualitas nutrisi yang cukup tinggi
bentuk pelet dapat meminimalkan salah satunya adalah kulit pisang

1
kepok (Musa paradisiaca kandungan nutrisi daun pepaya
formatypica) dan daun pepaya adalah 87,37%; protein: 16,77%;
(Carica papaya L.). lemak: 8,55%; serat kasar: 16,28%;
Ketersediaan kulit pisang abu: 12,48%, Ca: 4,57%; P: 0,38%;
kepok dan daun pepaya cukup BETN: 33,37%; dan Gross Energy:
berpotensi dalam menggantikan 4102 kkal/kg.
sumber hijauan untuk kelinci. Kulit Kulit pisang diharapkan dapat
pisang kepok adalah bagian terluar memenuhi sumber energi pada
dari buah pisang yang banyak kelinci karena mengandung
jumlahnya. Hernawati dan Ariyani karbohidrat yang tinggi. Hal ini
(2007) melaporkan kandungan sesuai penelitian Nuriyasa et al.,
nutrisi kulit pisang kepok adalah air (2013) menyatakan bahwa
7,41%, abu 12,06%, protein 5,15%, karbohidrat dan lemak merupakan
lemak 15,29%, dan serat 16,41%. sumber energi bagi kelinci. Daun
Kulit pisang mengandung pepaya diharapkan dapat memenuhi
karbohidrat yang cukup tinggi yaitu kebutuhan protein pada kelinci dan
18,5%. Daun pepaya adalah limbah dapat menyeimbangi kulit pisang
dari produk utama buah pepaya yang kepok yang rendah protein.
belum dimanfaatkan secara Kombinasi dari kulit pisang kepok
maksimal, sedangkan daun pepaya dan daun pepaya diharapkan menjadi
mengandung protein yang tinggi. pakan yang berkualitas baik agar
Menurut hasil penelitian dapat menunjang produktivitas
Widiyaningrum (2000) menyatakan kelinci secara optimal.
H3BO3, CuSO4 dan HCl. Alat yang
METODE PENELITIAN digunakan dalam penelitian adalah
Penelitian ini dilaksanakan terpal, timbangan, pencetak pelet,
pada bulan Maret 2018 sampai Juni penggiling tepung, baskom, mesin
2018 yang terdiri dari 2 tahap. Tahap pencetak pelet, cawan porselin, oven,
pertama yaitu pembuatan pelet yang erlenmeyer, tabung soxhlet,
berbahan baku kulit pisang kepok desikator, timbangan analitik,
dan daun pepaya. Tahap kedua yaitu kondensor, tanur dan labu Kjeldahl.
analisis proksimat di Laboratorium Penelitian ini menggunakan
Teknologi Hasil Pertanian dan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5
Universitas Tanjungpura Pontianak. ulangan. Penelitian ini menggunakan
Bahan dasar penelitian adalah kulit Kulit Pisang Kepok dan Daun
pisang kepok (Musa paradisiaca Pepaya. Perlakuan yang diberikan
formatypica), daun papaya (Carica yaitu:
papaya L.), dedak padi, ampas tahu, P1 : Pelet berbahan dasar kulit pisang
tepung jagung (Zea may L.), bungkil 24% + daun pepaya 0%
kelapa, tapioka, garam, H2SO4, P2 : Pelet berbahan dasar kulit pisang
alkohol, K2SO4, NaOH, C2H5O, 18% + daun pepaya 6%

2
P3 : Pelet berbahan dasar kulit pisang dianalisis statistik menggunakan uji
12% + daun pepaya 12% Anova, selanjutnya apabila hasil
P4 : Pelet berbahan dasar kulit pisang analisis keragaman menunjukkan
6% + daun pepaya 18% pengaruh nyata dari perlakuan yang
P5 : Pelet berbahan dasar kulit diberikan, maka analisis dilanjutkan
Pisang 0% + daun Pepaya 24% dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
pada taraf 5%.
Pelaksanaan penelitian
dilakukan beberapa tahap yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
meliputi penjemuran kulit pisang Berdasarkan hasil penelitian
kepok dan daun pepaya, telah diperoleh nilai rataan dari uji
penggilingan bahan baku, proksimat pakan pelet yang berbahan
pencampuran bahan baku, baku kulit pisang dan daun papaya
pencetakan pelet, dan pengeringan disajikan pada Tabel 2.
pelet. Pengukuran variabel dalam
penelitian ini yaitu melakukan uji
analisis proksimat. Variabel yang
diamati dalam penelitian ini adalah
air (%), abu (%), protein kasar (%),
lemak kasar (%), serat kasar (%), dan
karbohidrat (%). Hasil penelitian

Tabel 2. Rataan Persentase Kandungan Pelet


Perlakuan
Parameter
P1 P2 P3 P4 P5
Air 10,58±0,85a 10,26±1,07ab 10,32±0,57ab 9,83±0,36ab 9,43±0,56b
Abu 6,16±0,21a 5,89±0,19ab 5,76±0,35abc 5,62±0,37bc 5,39±0,25c
Lemak 8,73±0,97a 8,40±0,81ab 8,23±1,05bc 7,96±1,16bc 7,87±1,23c
Protein 10,50±0,70d 11,54±0,89c 12,44±0,83b 13,15±0,84b 13,97±1,39a
Serat 20,64±1,08a 20,09±0,72a 19,24±1,05b 18,38±0,65c 17,63±0,63c
Karbohidrat 64,04±2,36tn 63,84±1,97tn 63,24±2,09tn 63,44±2,07tn 63,34±2,15tn
Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan
nyata (P<0,05). P1 : Kulit pisang 24% + Daun pepaya 0%; P2 : Kulit pisang 18% + daun
pepaya 6%; P3 : Kulit pepaya 12% + Daun pepaya 12%; P4 : Kulit pisang 6% + Daun
pepaya 18%; P5 : Kulit pisang 0% + Daun pepaya 24%.

Kadar Air menunjukkan bahwa perlakuan


Air dalam pakan sangat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
penting karena sifat air dalam pakan kadar air. Nilai rerata tersebut
dapat menyatukan semua bahan menunjukkan bahwa tiap perlakuan
dalam pakan. Berdasarkan analisis mempunyai hasil berbeda. Rerata
sidik ragam pada Tabel 2. tertinggi terdapat pada perlakuan

3
24% kulit pisang kepok dan 0% daun perlakuan 0% kulit pisang kepok dan
pepaya, serta terendah terdapat pada 24% daun pepaya.
Berdasarkan hasil penelitian Pemberian mineral yang tepat
yang diperoleh bahwa kadar air pada ternak berguna untuk
dalam pakan sesuai karena kadar air meningkatkan kekebalan tubuh,
dalam pakan dimanfaatkan dalam kinerja sistem reproduksi dan
penentuan tempat penyimpanan pertambahan berat badan.
bahan pakan dan sebagai faktor Kandungan abu yang dihasilkan
koreksi untuk membandingkan cukup baik untuk pertumbuhan
kualitas nutrisi bahan dalam kondisi tubuh. Nilai rerata analisis kadar abu
yang sama. Kadar air yang tinggi pelet yang dihasilkan berkisar antara
akan menyebabkan pakan cepat 5-6%. Menurut Junaida (2013) kadar
busuk dan bau tengik maka dari itu abu yang dibutuhkan kelinci
kadar air dalam pakan masih berada maksimum 14%.
dalam kisaran yang baik yaitu 9- Kadar Lemak Kasar
10%. Menurut Junaida (2013), Penambahan lemak kasar
kandungan air yang dibutuhkan sangat bermanfaat karena dapat
kelinci untuk semua periode mengurangi sifat berdebu pada pakan
maksimum 14%. Berdasarkan (Parakkasi, 1999). Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan kadar analisis sidik ragam pada Tabel 2.
air tergolong rendah jika menunjukkan bahwa perlakuan
dibandingkan dengan kebutuhan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
kelinci, namun masih berada dalam kadar lemak kasar. Nilai rerata kadar
batas minimum. lemak pelet yang dihasilkan yaitu
Kadar Abu kisaran 7-8%. Nilai rerata tersebut
Abu merupakan residu yang menunjukkan hasil cukup tinggi bila
dihasilkan oleh pembakaran bahan dibandingkan dengan kandungan
organik yang berupa bahan lemak yang dibutuhkan kelinci.
anorganik dalam bentuk oksida, Junaida (2013) melaporkan bahwa
garam dan juga mineral (Gunawan kadar lemak yang dibutuhkan kelinci
dan Khalil, 2015). Berdasarkan berkisar antara 2 – 6%. Hal ini
analisis sidik ragam pada Tabel 2. diduga karena komposisi bahan
menunjukkan bahwa perlakuan pakan perlakuan mengandung lemak
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap yang tinggi.
kadar abu. Nilai rerata tersebut Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan peningkatan terhadap yang diperoleh kandungan lemak
perlakuan kulit pisang kepok. Rerata tertinggi didominasi oleh kulit pisang
tertinggi terdapat pada perlakuan 24 kapok yang terdapat pada P1 yaitu
% kulit pisang kepok dan 0% daun 8,73%, kemudian diikuti oleh P2
pepaya, serta rerata terendah terdapat yaitu 8,40% dari kedua perlakuan
pada perlakuan 24% daun pepaya tersebut memiliki pengaruh yang
dan 0% kulit pisang kepok. berbeda tidak nyata. Kandungan

4
lemak kasar pada suatu bahan pakan protein pada pelet. Fitria et al.,
digunakan untuk menduga nilai (2013) melaporkan penambahan
energi yang terkandung dalam bahan daun pepaya yang semakin banyak
baku pakan. Chen dan Li (2008) akan semakin meningkatkan kadar
menyatakan bahwa penambahan protein meskipun sumber protein
lemak pada pakan kelinci utama tetap berasal dari kedelai
pertumbuhan akan meningkatkan karena kadar proteinnya lebih besar
kecernaan energi, namun dari daun pepaya yaitu sebesar 19%.
menurunkan konsumsi bahan kering Hasil penelitian menunjukkan
sehingga dapat memperbaiki kandungan protein sesuai dan dapat
konversi pakan. diberikan pada kelinci periode
dewasa. Menurut Junaida (2013)
Kadar Protein Kasar kebutuhan protein terbesar yaitu 17%
Protein merupakan salah satu terdapat pada kelinci periode
komponen nutrien pakan yang menyusui, sedangkan periode kelinci
penting untuk pertumbuhan ternak. dewasa membutuhkan 12%.
Protein dalam ransum mempunyai
peran penting untuk kelinci karena Kadar Serat Kasar
dapat meningkatkan konsumsi pada Serat kasar merupakan residu
ransum. Berdasarkan analisis sidik dari bahan makanan atau bahan
ragam pada Tabel 2. menunjukkan pertanian yang terdiri dari selulosa
bahwa perlakuan berpengaruh nyata dan lignin setelah diperlakukan
(P<0,05) terhadap kadar protein dengan asam dan alkali mendidih
kasar. Hasil penelitian menunjukkan (Apriyantono et al., 1989) dalam
bahwa pemberian kulit pisang kepok Nur’aini (2011). Berdasarkan analisis
menghasilkan kandungan protein sidik ragam pada Tabel 2.
terendah, jika dibandingkan dengan menunjukkan bahwa perlakuan
kontrol terdapat adanya penurunan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
kandungan protein. Kandungan kadar serat kasar. Nilai rerata kadar
protein tertinggi terdapat pada P1 serat pelet dari kombinasi kulit
yaitu 13,97%, kemudian diikuti oleh pisang kepok dan daun pepaya yang
P2 yaitu 13,15%. dihasilkan berkisar antara 17,63%-
Tingginya kandungan protein 20,64%. Nilai rerata tersebut
pada kedua perlakuan ini menunjukkan peningkatan terhadap
dikarenakan penggunakan daun perlakuan kulit pisang kepok dengan
papaya yang lebih besar. Hal ini pemberian level terbesar. Rerata
diduga karena daun pepaya memiliki kadar serat tertinggi terdapat pada
kandungan protein lebih tinggi perlakuan 24% kulit pisang kepok
dibanding protein yang terdapat dan 0% daun pepaya, serta rerata
dalam kulit pisang kepok. Oleh terendah terdapat pada perlakuan 0%
karena itu, penambahan level daun kulit pisang kepok dan 24% daun
pepaya dapat meningkatkan nilai pepaya. Hal ini diduga karena kulit
pisang kepok dan daun pepaya

5
mengandung serat yang tinggi. Lynd dan lemak, maka kadar karbohidrat
et al., (2002) dalam Handayani et al., akan menurun.
(2018) menambahkan kulit pisang Berdasarkan hasil penelitian
kepok merupakan bahan berserat yang diperoleh bahwa nilai
tinggi yang tersusun oleh beberapa karbohidrat tertinggi ada pada P1
komponen diantaranya adalah yaitu 64,04%, kemudian diikuti oleh
selulosa, lignin dan hemiselulosa. P2 yaitu 63,34%. Penggunaan bahan
Berdasarkan hasil penelitian sumber karbohidrat dalam pakan
yang diperoleh bahwa serat kasar difungsikan sebagai sumber energi
dalam pakan sesuai standar yang dalam pakan, selain itu juga
dibutuhkan kelinci yaitu dalam berfungsi sebagai perekat yang dapat
kisaran 17-20%. Hal ini sesuai memperkuat ikatan partikel
dengan pendapat Junaida (2013) penyusun pelet. Fungsi pokok dari
yaitu kisaran antara 12-22%. karbohidrat dalam tubuh ternak
Tingginya jumlah serat kasar pada adalah menyediakan energi untuk
ransum yang dikonsumsi oleh ternak proses-proses dalam tubuh ternak.
menyebabkan laju pergerakan
makanan dalam saluran pencernaan Kesimpulan
ternak tersebut menjadi tinggi, Berdasarkan hasil penelitian
sehingga enzim pencernaan menjadi yang telah dilakukan dapat
lebih singkat dan akhirnya disimpulkan Kombinasi dari kulit
menurunkan kecernaan. Subroto pisang kepok dan daun pepaya
(2000) dalam Marhaeniyanto dan Sri dengan konsentrasi berbeda dapat
(2017) menambahkan pakan sumber mempengaruhi kandungan nutrisi
serat secara signifikan dapat pelet. Pelet dengan konsentrasi 6%
mempengaruhi konsumsi pakan, kulit pisang kapok dan 18% daun
pertambahan bobot badan, dan pepaya paling mendekati nilai nutrisi
konversi pakan. yang dibutuhkan kelinci.

Karbohidrat Saran
Berdasarkan analisis sidik Perlu dilakukan penelitian
ragam pada Tabel 2. menunjukkan lebih lanjut mengenai pengaruh
bahwa perlakuan tidak berpengaruh pakan kulit pisang kepok dan daun
nyata (P<0,05) terhadap kadar pepaya terhadap pertambahan bobot
karbohidrat. Hal ini diduga bahwa badan kelinci, kecernaan, perilaku,
faktor yang mepengaruhi kadar serta analisis harga pelet.
karbohidrat tidak berpengaruh adalah
kadar air, abu, lemak, dan protein. DAFTAR PUSTAKA
Nur’aini (2011) melaporkan Fitria, N.A., Sidi, N.C., Safitri, R.K.,
karbohidrat dihitung dengan metode Hasanah, A.N, dan Risni, T.
by different maka dengan 2013. Tempe Daun Pepaya
meningkatnya kadar air, abu, protein sebagai Alternatif untuk

6
Penderita Kanker. Zzealand White. Jurnal Ilmu-
J.Teknosains Pangan. 2(4): 8- Ilmu Peternakan. 27(1): 28-
9. 39.
Gunawan dan Khalil, M. 2015. Nur’aini, A. 2011. Aplikasi Millet
Analisa Proksimat Pakan (Pennisetum Spp) Merah dan
Pelet dengan Penambahan Millet Kuning Sebagai
Bahan Baku Hewani yang Substitusi Terigu dalam
Berbeda. J. Acta Aquatica. Pembuatan Roti Tawar:
2(1): 23-30. Evaluasi Sifat Sensori dan
Fisikokimia. Skripsi.
Handayani, S., A. E. Harahap, dan E.
Surakarta: Fakultas Pertanian
Saleh. 2018. Kandungan
Universitas Sebelas Maret.
Fraksi Serat Silase Kulit
Pisang Kepok (Musa Nuriyasa, I.M., Mastika, I.M., Puger,
paradisiaca) dengan A.W., Puspani, E., dan
Penambahan Level Dedak Wirawan, I.W. 2013.
dan Lama Pemeraman yang Performans Kelinci Lokal
Berbeda. J. Peternakan. (Lepus nigricollis) yang
15(1): 1-2. Diberi Ransum dengan
Kandungan Energi Berbeda.
Hernawati dan Aryani, A. 2007.
Majalah Ilmiah Peternakan.
Tepung kulit pisang sebagai
16(1):13.
pakan alternatif ternak
unggas. Laporan Penelitian Parakkasi, A.1999. Ilmu Nutrisi dan
Hibah Pekerti. Bandung: Makanan Ternak Ruminan.
Institut Teknologi Bandung. Jakarta: UI Press.
Junaida. 2013. Buku Petunjuk Teknis Widiyaningrum, P. 2000. Pengaruh
Metode Pengujian Pakan. Padat Penebaran dan Jenis
Bekasi: Balai Pengujian Mutu Pakan terhadap
dan Sertifikasi Pakan. Produktivitas Tiga Spesies
Jangkrik Lokal yang
Marhaeniyanto, E dan Sri. S. 2017.
Dibudidayakan. Skripsi.
Penggunaan Konsentrat Hijau
Bogor: Institut Pertanian
untuk Meningkatkan
Bogor.
Produksi Ternak Kelinci New

Anda mungkin juga menyukai