Materikel 5
Materikel 5
Dosen Pengampu :
Eka Santi, S.K.M., M.Si
Oleh :
Kelompok 5
1. Dwi Oktaviyani
2. Febriani
3. Merlita
4. Mikavetal Sana Sinaga
5. Nunung Jayanti
6. Sri Handayani
2. Ketakutan yang tidak wajar. Misalnya gadis remaja yang ketakutan selaput daranya
robek akibat olah raga, remaja pria yang merasa berdosa dan depresif karena
melakukan masturbasi/onani
3. Gangguan kesehatan akibat ketidaktahuan, disertai kurangnya pengendalian diri dan
kurangnya bimbingan
4. Tingkat kebugaran yang rendah. Lambatnya perkembangan prestasi olahraga
merupakan salah satu indikasi dari derajat kesegaran jasmani kelompok remaja
Dari gejala yang tampak, masalah remaja dapat dikelompokkan dalam 3
katagori:
1) Masalah Remaja Reproduksi Psikososial Kebugaran
Kurangnya pengetahuan seks dan kehidupan rumah tangga serta adanya
istiadat yang merasa malu kawin tua (perawan tua) menyebabkan meningkatnya
perkawinan dan kehamilan usia remaja. UU perkawinan no 1 1974 dengan usia kawin
perempuan 16 tahun menyebabkan perkawinan sah meningkat. Temuan Biro Pusat
Statistik 1980 bahwa 6,40 % perempuan menikah pertama kali pada usia 16 tahun,
23,89 % usia 17- 18 tahun dan 39,70% menikah pada usia 19 tahun.
Salah satu resiko dari seks pranikah atau seks bebas pada remaja adalah terjadi
kehamilan yang tidak diharapkan ( KTD ).
Dua hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami KTD yaitu :
Mempertahankan kehamilan dengan risiko:
a) Resiko fisik.
Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam
persalinan seperti perdarahan, bahkan bisa sampai pada kematian. Resiko
psikis atau psikologis. Ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu
tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
b) Resiko sosial.
Salah satu resiko social adalah berhenti atau putus sekolah atas
kemauan sendiri dikarenakan merasa malu atau cuti melahirkan.
c) Resiko ekonomi.
Merawat kehamilan, melahirkan melahirkan bayinya atau anaknya
yang membutuhkan biaya yang besar.