1061 2112 1 SM
1061 2112 1 SM
ARDIYAN SAPTAWAN
Abstract: In the practical Public Administration as an art is more develop than as a science of
dichotomy of anminstration and poliitics in the Old Public Administration paradigm also in New
Public Management paradigm, with the transformation of orientation to efficiency and effective-
ness of economy as the spirit of the entrepreneurship through the idea of Reinventing Govern-
ment. The turning point of Public Administration as Public Administration Sicence got its powerful
character through Public New Service hat seen the locus and the focus on the public services to
the public as the owner of the state sovereignty. This symton picturisqued and expressed the
democratic principal in the public policy process. To gain a model for premium service, tne need of
knowing the real-time condition of empowering and intervention of technology or new method will
appear integrated and synergic management between effectiveness and efficiency.
Keywords : dichotomy administration and politics, Old Public Administration, New Public
Management, New Public Service, integrated management.
Praktek Administrasi sebagai suatu seni sudah di- trasi kontinental) dipelopori oleh Belanda adminis-
kenal sejak adanya manusia. Perkembangan kebutu- trasi negara memiliki ciri-ciri feodalisme, sentralistik,
han manusia menyebabkan sistem administrasi dan monarkhi feodalistik. Di Negara Inggris dan
menyesuaikan dengan keadaan. Karena itu Ilmu kawasan Skandinavia ciri-cirinya adalah konvensi
Administrasi selalu berkembang, baik dalam ruang dan sistem commonwealth. Di Amerika Serikat
lingkup (lokus) maupun pusat perhatiannya (Anglo Saxon) ciri-cirinya adalah sistem federal,
(fokus). kekuasaan pusat terbatas, pemisahan eksekutif
Penerapan Ilmu Administrasi yang berkaitan dengan legislatif dan yudikatif,
langsung dengan praktek kerja di lapangan menun- Bila dilihat dari sudut paradigmanya dapat
jukkan bahwa praktek Ilmu Administrasi (adminis- dipisahkan menjadi tiga periode yaitu :
trasi sebagai seni) lebih cepat berkembang dari pada a. Sebelum tahun 1970-an dikenal dengan Para-
ilmu administrasi sebagai disiplin. Munculnya Public digma Old Public Administration (OPA) yang
administration, Private administration, dan Business bercirikan :
administration adalah berasal dari praktek adminis- • Pelayanan publik berlandaskan pada moral
trasi di dunia kerja. yang baik.
Bila dicermati dari sudut pandang sejarah, • Hubungan paternalistik yang baik antara
sebelum dikumandangkan oleh Wodroow Wilson pihak yang memerintah dengan anak
(1964) secara eksplisit sebenarnya ciri-ciri Ilmu buahnya.
Administrasi Negara sudah ada sejak kelahiran Ilmu • Aparat yang memerintah memberi tauladan
Administrasi, namun belum dikelompokkan secara kepada pihak yang rakyat.
khusus karena kecenderungan paradigma saat itu • Menekankan kepada loyalitas bawahan
berorientasi pada substansi umum sesuai dengan yang mampu membantu penguasa.
perkembangan pola pikir dan kebutuhan masyarakat • Pembatasan campur tangan pemerintah
pada saat itu. Di kawasan Eropa daratan (adminis- dalam urusan-urusan lokal dan pribadi.
114
Pengembangan Praktik Pelayanan Prima dalam Kebijakan Pemerintah (Saptawan) 115
• Mengutamakan prosedur birokrasi formal Pada masa ini banyak pemerintahan yang
dalam manajemen dan pelayanan publik. dijalankan memadukan konsep kewajiban social
• Dikotomi antara politik dan administrasi. dengan pelayanan private.
• Pentingnya efisiensi dalam organisasi publik.
c. Tahun 2003 sampai sekarang dikenal dengan
Dalam era ini Henry Fayol, 1950, menya- Paradigma New Public Service (NPS) ber-
takan prinsip administrasi publik konvensional (ada cirikan :
juga yang mengatakan masa klasik) adalah: • Mempunyai prinsip “Governmet shouldn’t
1. Division of work. be run like a business, it should be run
2. Authority and responsibility. like a democracy”.
3. Discipline. • Administrator Publik lebih banyak mende-
4. Unity of command. ngar daripada berkata (“More listening than
5. Unity of direction. telling”) dan lebih banyak melayani daripada
6. Subordination of individual to general interest). mengarahkan (“More serving than steer-
7. Renumeration. ing”).
8. Centralization. • Kerjasama melalui jaringan kerja (network-
9. Scalar chain. ing).
10. Order. • Akuntabilitas dan transparansi mengiringi
11. Equity. responsibilitas pemerintah dalam pelayanan
12. Stability of tenure. publik.
13. Initiative. • Keterlibatan masyarakat sebagai warga
14. Esprit de corps. negara secara aktif dalam perumusan, pelak-
sanaan, dan pengawasan kebijakan publik.
b. Tahun 1970 sampai dengan 2003 dikenal • Pola pikir bahwa pelayanan kepada
dengan Paradigma New Public Management masyarakat adalah hal yang wajib bagi
(NPM) yang bercirikan: Pemerintah.
• Menggunakan sektor ‘private’ dan pende-
katan bisnis dalam sektor publik (run gov- Denhardt, (2003) mengatakan bahwa ide
ernment like a business). pokok NPS adalah :
• Penerapan prinsip “good governance” (tata a. Serve Citizens, Not Customers (melayani
pemerintahan yang baik). warga masyarakat, bukan pelanggan)
• Kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dilakukan b. Seek the Public Interest (mengutamakan
secara efisien dan efektif oleh pemerintah kepentingan publik)
ditangani oleh sektor swasta. c. Value Citizenship over Enterpreneurship
• Dalam sistem managemen dilakukan sistem (lebih menghargai warga negara daripada
pelayanan sipil, yaitu manajer diperkenan- kewirausahaan)
kan menegosiasikan kontrak mereka dengan d. Think Strategically, Act Democratically
para pekerja. (berpikir strategis dan bertindak
• Fokus sistem anggaran pada kinerja dan demokrasi.).
hasil. e. Recognize that Accountability Is Not
• Manajemen berorientasi pada hasil (man- Simple (menyadari bahwa akuntabilitas
aging for result) bukanlah suatu yang mudah).
• Menggagas konsep “citizens charter”. f. Serve Rather than Steer (melayani
• Mengenalkan konsep Reinventing Gov- daripada mengendalikan)
ernment. g. Value People, Not Just Productivity
• Menciptakan sebuah pemerintah yang (menghargai orang, bukan produktivitas
“works better & costs less” semata).
116 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 9, Nomor 2, Juli 2009: 114 - 122
sejarah tidak dapat dilepaskan secara sepihak dari berubah yang berpengaruh pada perubahan praktik
persoalan yang terjadi sekarang. Keadaan masa lalu administrasi negara.
mempengaruhi perilaku birokrasi dalam bertindak Tahun 2003 secara global dunia sudah me-
karena pada hakekatnya semua kegiatan adminis- rapkan prinsip baru dalam administrasi negara yang
trasi negara harus berlandaskan kepada hukum. disebut dengan New Public Service. Paradigma ini
Praktek kebijakan negara di Indonesia mendasar- menekankan kepada perlunya merevitalisasi kedu-
kan kegiatannya pada hukum tertulis (writen law). dukan masyarakat sebagai warga negara yang mem-
Hal ini tidak terlepas dari aliran hukum yang terapkan punyai hak untuk dilayani. Setelah reformasi, UUD
di Indonesia yaitu aliran hukum Eropa Kontinental. 1945 dengan jelas menyatakan hal tersebut. Jika
Karena itu perlu pemahaman yang utuh tentang UUD 1945 yang asli mengatakan bahwa “Kedau-
fundamen keberadaan penerapan sistem administrasi latan di tangan rakyat dan dilaksanakan oleh Majelis
Indonesia pada praktik birokrasinya. Permusyawaratan Rakyat, maka dalam perubahan-
Sistem birokrasi kita merupakan peninggalan nya disebut bahwa “Kedaulatan di tangan rakyat dan
sejarah kolonial yang disemangati oleh kepentingan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar”.
kolonial. Dalam faham kolonial, visi administrasi ne- Sebagai negara kesatuan yang mempunyai
gara adalah mempertahankan kekuasaan dan me- 33 provinsi, bagi Indonesia hal tersebut sangat pen-
ngontrol perilaku individu. Struktur birokrasi, norma, ting, karena merubah gaya manajemen kebijakan ne-
nilai, dan regulasi yang ada lebih berorientasi pada gara secara cukup signifikan. Otonomi Daerah dija-
pemenuhan kepentingan penguasa daripada peme- dikan kebijakan andalan dalam gaya sistem adminis-
nuhan hak sipil warga negara. Akibatnya adalah trasi negara. Pelayanan publik diupayakan menem-
struktur dan proses yang dibangun lebih cenderung puh prosedur yang lebih pendek, lebih cepat, dan
merupakan instrumen untuk mengatur dan menga- lebih tanggap. Dalam situasi transisinya hal ini menga-
wasi perilaku masyarakat sebagai pelayan, bukan kibatkan ada situasi tarik-menarik saat akan diterap-
untuk mengatur pemerintahan dalam melakukan kannya PP Nomor 8 Tahun 2003. Dilema yang
pelayanan kepada masyarakat. dihadapi PP tersebut adalah perubahan lingkungan
Perkembangan paradigma Administrasi yang tidak kondusif yang dapat mengakibatkan ga-
Negara ke Administrasi Publik telah mendorong pe- galnya implementasi PP tersebut. Jika dilihat ke-
nyesuaian keadaan di Indonesia terutama sejak mungkinan kegagalan suatu kebijakan dapat diklasi-
reformasi dilancarkan. Dalam penataan struktur fikasikan sebagai berikut:
birokrasi pemerintahan keadaan tersebut sebenarnya 1. Tidak terimplementasikan, karena :
menjadi persoalan yang sangat penting. Kesibukan a. Pihak yg terlibat tak mau kerjasama.
Indonesia dengan penataan reformasi politik me- b. Pihak yg kerjasama tak efisien.
nyebabkan perhatian terhadap praktik administrasi c. Pelaksana kerja setengah hati.
negara agak tersendat. Akibatnya reformasi dalam d. Pelaksana tak menguasai masalah.
sektor administrasi negara menjadi terlambat. e. Permasalahan di luar lingkup kerja.
Keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 8 2. Implementasi Kebijakan yg tidak berhasil, karena:
Tahun 2003 tentang struktur pemerintahan daerah a. Kondisi eksternal yg tak menguntungkan.
sebagai pelaksanaan dari UU Nomor 22 Tahun b. KP tidak berhasl menunjukkan impak yg
1999 tidak dapat diterapkan dengan tepat. Selayak- diingini.
nya PP tersebut lahir paling tidak di tahun 2000 agar c. Perencanaannya jelek.
perubahan sebagaimana yang diharapkan oleh UU d. Kebijakan yg jelek.
No 22 tahun 1999 tersebut segera dilaksanakan. e. Kebijakan tersebut bernasib jelek.
Saat itu orientasi Administrasi Negara berlandaskan Situasi yang sangat cepat berubah yang tak
kepada prinsip reinventing government. Karena diiringi kecepatan adaptasi dari para aparat Pemerin-
kesibukan pemerintah pembuatan Peraturan Peme- tah Indonesia dalam membuat aturan yang proaktif
rintah tersebut terlambat. Keterlambatan iuni menjadi mengakibatkan PP Nomor Tahun 2003 tersebut
persoalan yang pelik karena situasi dunia sudah membuat catatan sejarah dalam pemerintahan In-
Pengembangan Praktik Pelayanan Prima dalam Kebijakan Pemerintah (Saptawan) 119
donesia, yaitu salah satu PP yang tidak sempat Untuk mendukung administrasi negara yang
diterapkan meski sudah ditetapkan. Begitu cepatnya proaktif terhadap pertumbuhan sektor ekonomi teru-
perobahan politik di Indonesia pasca reformasi men- tama dalam bidang pelayanan publik yang merupa-
dorong Pemerintah Indonesia merubah UU Nomor kan domain administrasi negara Menteri Pendaya-
22 Tahun 1999 dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, gunaan Aparatur Negara mengeluarkan Surat Kepu-
sehingga PP Nomor 8 Tahun 2003 baru sempat sam- tusan Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 yang menya-
pai tahap sosialisasi saja, belum sempat diterapkan takan bahwa asas pelayanan publik meliputi transpa-
karena landasan hukumnya sudah berobah. ransi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesa-
Hal mendasar yang menyebabkan peruba- maan hak, keseimbangan hak dan kewajiban. Untuk
han PP tersebut adalah bahwa semangat yang ter- itu pelayanan publik dibagi menjadi tiga kelompok
kandung dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 meng- yaitu:
hadirkan pola pikir aparatur negara yang baru yaitu a. Kelompok pelayanan administratif, yaitu pelaya-
sebagai pelayan masyarakat warga negara dalam nan yang menghasilkan dokumen resmi seperti
paradigma demokrasi. Pola pikir sebagai penguasa status kewarganegaraan, sertifikasi kompetensi,
yang menghadirkan kelambatan dalam bertindak kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu
dalam penyelesaian masalah masyarakat berubah barang dan sebagainya, KTP, Akte Pernikahan/
menjadi pola pikir efektiftifitas dan efisiensi dapat Kelahiran/Kematian, Buku Pemiliki Kendaran
dilihat pada gambar 3 sebagai berikut: Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi
(SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan
(STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB),
paspor, sertifikat Kepemilikan/Penguasaan
Tanah, dan sebagainya.
b. Kelompok Pelayanan Barang, yaitu pelayanan
yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang
yang digunakan oleh publik, misalnya jaringa
telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan
sebagainya.
c. Kelompok Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang
menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuh-
Gambar 3: Upaya Pemerintah RI merubah kan oleh publik, misalnya penyediaan pendidi-
sistem birokrasi pemerintahan. kan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan
Perubahan tersebut diharapkan dapat mem- transportasi, pos, dan sebagainya.
perkuat sistem manajemen Negara Kesatuan Re- Dalam menyelenggarakan pelayanan terse-
publik Indonesia yang secara objektif memperkuat but prinsip pelayanan publik yang diletakkan adalah
akuntabilitas birokrasi pemerintahan, yang akhirnya kesederhanaan, kejelasan (persyaratan teknis dan
dapat mempercepat peningkatan pertumbuhan eko- administratif, unit kerja dan pejabat yang berwenang,
nomi dapat dilihat pada gambar 4 sebagai beriku: rincian biaya dan tata pembayarannya), kepastian
waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab, keleng-
kapan sarana dan prasarana, kemudahan akses,
kedisiplinan, serta kenyamanan. Prinsip-prinsip
tersebut merupakan elemen yang saling berkait dan
terpadu, sehingga pelaksanaan satu prinsip harus
memperhatikan prinsip yang lain secara proporsional
dan seimbang.
Untuk mendapatkan hasil maksimal, standar
Gambar 4: Akuntabilitas birokrasi dalam menunjang
pelayanan publik pemerintah yang sudah ditetapkan
pertumbuhan ekonomi sekurang-kurangnya meliputi prosedur pelayanan,
120 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 9, Nomor 2, Juli 2009: 114 - 122
merta. Perubahan yang mendadak tidak akan men- masyarakat. Karena itu dalam rangka implementasi
dapatkan hasil yang maksimal. Keadaan sekarang desentralisasi dan otonomi daerah, kapasitas daerah
memerlukan kepedulian karena merupakan situasi merupakan faktor strategis serta penentu dan bahkan
awal yang mendorong keadaan perubahan yang menjadi prasyarat bagi kinerja dan keberhasilan
akan terjadi. Karena itu kecermatan dalam mema- implementasi otonomi daerah dimasa-masa men-
hami keadaan sekarang untuk diberdayakan dan datang.
mungkin juga diinterfensi dengan suatu cara (tek- Atas dasar hal-hal diatas maka perlulah dila-
nologi) atau metode baru untuk mendapatkan hasil kukan usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan
yang maksimal perlu diperhitungkan. Hal ini menjadi (capacity building) pemerintah daerah dalam rang-
penting karena reformasi sistem pelayanan publik ka menangkan peluang yang timbul dengan adanya
dalam organisasi pemerintahan seperti model di In- desentralisasi, serta dalam upaya meningkatkan
donesia tidaklah berdiri sendiri. pelayanan kepada masyarakat. Tentunya disadari
Pemasalahan yang kompleks yang meliputi bahwa tidak mudah bagi pemerintah daerah untuk
sistem yang sudah berjalan saling berkaitan antara melakukan perubahan-perubahan tersebut karena
kebijakan makro pemerintah dengan kebijakan memerlukan waktu, komitmen, visi dan misi yang
mikro kebutuhan masyarakat setempat. Karena itu jelas serta perangkat-perangkat pendukung lainnya.
untuk mendapatkan metode pelacakan model Peningkatan dalam praktek administrasi ne-
pelayanan prima yang tepat menurut B. Guy Peters gara di negara kesatuan seperti Indonesia, kapasitas
(2001 : 3) harus dimulai dengan pemahaman : berkelanjutan desentralisasi administrasi negara
1. Phenomena : The diagnosis of the problem. menjadi sangat penting dan strategis, karena dituju-
2. Structure : How should the public sector be kan untuk meningkatkan kemampuan pemerintah
organized ? daerah dalam kaitannya dengan pengembangan
3. Management : How should the members of kemampuan daerah otonom. Peningkatan Kapasitas
the financial resources of the public sector Berkelanjutan ini didasarkan kepada (1) kebutuhan
be controlled ? daerah; (2) keterkaitan dengan stakeholders; (3)
4. Policy process : What sould the role of the efektifitas dan efisiensi sistem dan kelembagaan; (4)
career public service be in the policy process, kerjasama dengan service provider; (5) keluwesan
and more generally how should government dalam implementasi ; dan (6) evaluasi berkala.
seek to influence the private sector ? Dengan demikian, untuk memperkuat jati diri
Dalam menyediakan pelayanan kepada ma- Administrasi Negara diperlukan suatu paradigma
syarakat Pemerintah daerah harus segera melakukan yang fleksibel dalam memandang fokus dan lokus
transformasi diri dari pemerintahan birokratis administrasi negara secara objektif dan proaktif
monopolistik menjadi pemerintahan wirausaha yang terhadap praktek pembangunan negara. Faktor
kompetitif. Tujuannya adalah Pemerintah harus dapat lingkungan merupakan faktor kaitan yang kuat dalam
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pengembangan studi administrasi negara yang
sehingga tercipta kepuasan pelanggan. meliputi kebutuhan, networking, birokrasi, struktur
Lembaga pemerintah harus mampu menjadi kelembagaan, dan kepekaan adaptasi terhadap
lembaga yang bertanggungjawab yang mau mem- perkembangan.
perhatikan kebutuhan masyarakat. Adanya otonomi
daerah menjadikan Pemerintah Daerah sebagai pro- DAFTAR RUJUKAN
motor pembangunan akan beralih fungsi menjadi
fasilitator pembangunan. Pembangunan akan lebih Denhardt. 2003. The Public Service. New York :
banyak dilakukan oleh masyarakat terutama pihak Oxford University Press
swasta atau dunia usaha.
Konsep desentralisasi dan otonomi daerah Kettl, Donald F. 2000. The Global Public Man-
diupayakan dapat menjamin kelancaran dan keber- agement. Washington D.C : The Brooking
hasilan pembangunan dan pemberdayaan Institution.
122 Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 9, Nomor 2, Juli 2009: 114 - 122
Osborne, David, and Ted Gaebler. 1992. Reinvent- Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
ing Government: How the Enterpreneu- Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003
rial is Transforming the Public Sector. tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
New York : Addison-Wesley Publishing Pelayanan Publio.
Company.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Peters, B. Guy. 2001. The Future of Govern- Negara KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang
ing. Kansas : The University of Kan- Petunjuk Teknis Transparansi dan
sas. Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.
Pollit, Christoper, dan Geert Bouckaert. 2000.
Public Management Reform, A Compa- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun
rative Analysis . New York: Oxford 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
University Press. Pelayanan Terpadu Satu Pintu