Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
OLEH
PERTIWI MARPAUNG
130503223
NIM : 130503223
Tanggal Dekan
PENANGGUNGJAWAB SKRIPSI
NIM : 130503223
Menyetujui,
Pembimbing
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Camel Untuk Menilai
Bursa Efek Di Indonesia ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pertiwi Marpaung
NIM : 130503223
Kata Kunci : CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO, LDR dan Tingkat Kesehatan
Bank
This study aims to determine the effect of CAMEL to assess the Bank's
Health Level on Banking Companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
Several previous studies on bank soundness showed different results. Therefore,
other research needs to be done to reexamine the theory of bank soundness.
The population of this study are 43 Banking Companies. Sampling method
used is purposive sampling method, so that 35 sample companies for 3 years
observation (2013 - 2015) with 105 observation (observation). The research data
was obtained from the sample company that was downloaded from the Indonesia
Stock Exchange website. Data analysis techniques used are descriptive statistical
analysis and logistic regression analysis. The process of data analysis is done
first is descriptive statistics, logistic regression analysis and then hypothesis
testing.
The results of this study partially indicate that NPM and BOPO
significantly influence the level of bank health while CAR, NPL, NIM and LDR
did not partially affect the company value. The results of this study simultaneously
CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO and LDR affect simultaneously to the Bank Health
Level.
Keywords: CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO, LDR and Bank Health Level
Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang selalu melimpahkan
skripsi yang berjudul” Analisis Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank
dengan baik dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Utara.
pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Dosen Penguji serta Ibu Dra.
Mutia Ismail, SE, M.Si selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan
Marpaung, S.Psi, abang Ferarry Ahmad Marpaung, S.T dan adik saya Qori
6. Sahabat- Sahabat Saya Ayu, Vita, Dinda, Lia, Nini, Er en dan rekan-rekan
Aksa, Kak Nisa, Kak Miftah dan juga teman-teman yang tidak bisa
disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberikan
semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah
skripsi ini dan juga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Pertiwi Marpaung
NIM : 130503223
Halaman
PERNYATAAN ......................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
ABSTRACT ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
PENDAHULUAN
dana yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi
yang membutuhkan bantuan dana atau defisit. Fungsi ini merupakan mata rantai
yang penting dalam melakukan bisnis karena berkaitan dengan penyediaan dana
sebagai investasi dan modal kerja bagi unit-unit bisnis dalam melaksanakan fungsi
dengan lancar maka lembaga perbankan harus berjalan dengan baik pula”.
berupaya agar lembaga perbankan selalu berada dalam kondisi yang sehat, aman,
dan stabil. Kesehatan suatu bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan
perbankan yang berlaku. Suatu sistem perbankan dalam kondisi yang tidak sehat
kondisi sehat, sehingga bank tidak akan merugikan masyarakat. Oleh karenanya
Salah satu indikator tingkat kesehatan bank adalah laporan keuangan bank
yang meliputi informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan aliran kas bank.
karena itu laporan keuangan yang dipublikasikan bank secara rutin harus
ekonomi.
interpretasi rasio keuangan yang ada dalam laporan keuangan. Analisis laporan
keuangan perbankan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan
para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu
aspek assets meliputi NPL, aspek earning meliputi NIM dan BOPO, aspek
aspek tersebut dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan
perbankan, memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat maupun yang tidak
sehat. CAMEL tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan bank, tetapi juga
kebangkrutan bank.
tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum,
“maka predikat tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat peringkat, yaitu sehat,
lampau dan diwaktu yang sedang berjalan. Hasil analisis tersebut akan membantu
masyarakat umum dan investor untuk memilih bank yang benar-benar sehat
sehingga tidak akan merugikan mereka dimasa yang akan datang. Hasil analisis
terhadap tingkat kesehatan bank ini juga tentu akan digunakan oleh Bank
signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Begitu pula penelitian Juniarsi dan
signifikan terhadap kebangkrutan bank. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian
Nasser dan Aryati (2000), Aryati dan Balafif (2007), serta Mulyaningrum (2008)
serta Dewi (2010) menunjukkan bahwa NPL memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat kesehatan bank. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Hal ini
berbeda dengan hasil penelitian Nasser dan Aryati (2000) serta Aryati dan Manao
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Hal ini
berbeda dengan hasil penelitian Aryati dan Balafif (2007), Mulyaningrum (2008),
serta Dewi (2010) yang menunjukkan NIM tidak memiliki pengaruh yang
tingkat kesehatan bank. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Nasser dan Aryati
(2000), Aryati dan Manao (2002), Mulyaningrum (2008), serta Dewi (2010) yang
kesehatan bank.
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Hal ini berbeda
Almilia dan Herdiningtyas (2005), Aryati dan Balafif (2007), serta Dewi (2010)
berikut :
masyarakat.
untuk menilai tingkat kesehatan bank pada perusahaan perbankan yang terdaftar
tugas akhir.
TINJAUAN PUSTAKA
pun diubah dari CAMELS menjadi RGEC (Risk profile, Good corporate
antara CAMELS tidak berbeda jauh dengan RGEC. Beberapa bagian tampak
masih sama seperti masih digunakannya sistem penilaian Capital dan Earnings.
1. Capital (Permodalan)
Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu
bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (Capital
Adequacy Ratio) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap
aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
2. Assets (Aktiva)
Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio
yang diukur ada 2 macam yaitu :
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktif
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif yang diklasifikasikan.
likuiditas. Bank yang likuid adalah bank yang mampu membayar semua
mengemukakan bahwa “hal yang harus dinilai di dalam aspek likuiditas adalah
rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar dan rasio kredit terhadap
dana yang diterima oleh bank. Terakhir, penilaian pendekatan kuantitatif dan
komponen”.
badan usaha yang menghimpun dan dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
orang banyak”.
1998 yang menyempurnakan UU No. 7 tahun 1992, adalah “bank sebagai badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai
banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Industri perbankan
telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini
menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki
merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya
dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya
sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti bunga dan hadiah sebagai
management.
maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan secara filosofis
dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin menurut Khaira
(2015:12) dalam pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang
banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan usaha bank, maka bank
tergambar karena secara filosofis bank memiliki fungsi makro dan mikro terhadap
rentabilitas dan solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank
meterialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor
bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan
sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan
datang sedangkan bagi Bank Indonesia antara lain dapat digunakan sebagai sarana
Penggolongan tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat kategori yaitu: sehat,
cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, namun sistem pemberian nilai dalam
kerja dan kemampuan lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai
kesehatan bank dapat dilihat dari beberapa segi. Penilaian ini bertujuan untuk
menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat
dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-
bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus
Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah dibuat oleh Bank
rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode
tertentu. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan
atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tak jadi masalah,
kesehatannya. Akan tetapi bagi bank yang terus menerus tidak sehat, mungkin
harus mendapatkan pengarahan atau sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawas
keberadaannya. Bank akan dilikuidasi apabila kondisi bank tersebut dalam kondisi
bank, dan pihak lainnya. Kondisi bank tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak
kompleks dan beragam akan meningkatkan eksposur risiko yang dihadapi bank.
mempengaruhi profil risiko bank yang selanjutnya berakibat pada kondisi bank
secara keseluruhan.
dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank harus diatur kembali
agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang akan datang.
perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai
salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang
sedangkan bagi Bank Indonesia, antara lain digunakan sebagai sarana penetapan
Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23
bahwa
tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek
yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui
penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor
Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity to
market risk yang disingkat CAMELS.
1. Permodalan (Capital)
Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kecukupan, komposisi, dan proyeksi (trend ke depan) permodalan
serta kemampuan permodalan Bank dalam mengcover aset
bermasalah;
b. Kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang
berasal dari keuntungan, rencana permodalan Bank untuk
mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan,
dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan
permodalan Bank.
2. Kualitas Aset (Asset Quality)
Penilaian terhadap faktor kualitas aset meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kualitas aktiva produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit,
perkembangan aktiva produktif bermasalah, dan kecukupan
penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP).
b. Kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review)
internal, sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva
produktif bermasalah.
3. Manajemen (Management)
Penilaian terhadap faktor manajemen meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen risiko;
b. Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen
kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.
4. Rentabilitas (Earning)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Pencapaian return on assets (ROA), return on equity (ROE), net
interest margin (NIM), dan tingkat efisiensi Bank;
materialitas dan signifikansi dari setiap komponen yang dinilai. Berdasarkan hasil
berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank, yang meliputi aspek
atas tingkat kesehatan bank pada dasarnya dilakukan dengan pendekatan kualitatif
atas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu
Pada tahap awal penilaian tingkat kesehatan suatu bank dilakukan dengan
dan komponen tersebut selanjutnya diberi suatu bobot sesuai dengan besarnya
komponen dilakukan dengan sistem kredit yang dinyatakan dalam nilai kredit
antara 0 sampai 100. Hasil penilaian atas dasar bobot dan nilai kredit selanjutnya
dikurangi dengan nilai kredit atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang lain yang
informasi dan aspek-aspek lain yang secara materiil seperti pelanggaran dan atau
penilaian tingkat kesehatan bank menjadi tidak sehat yaitu perselisihan intern,
campur tangan pihak di luar manajemen bank, window dressing, praktek bank
dalam bank (bank in bank), kesulitan keuangan, praktek perbankan lain yang
diperoleh suatu angka yang dapat menentukan predikat tingkat kesehatan bank,
bank pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
yang diuji meliputi rasio CAMEL yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Net Interest
Loan to Deposit Ratio (LDR). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio
keuangan CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO, dan LDR memiliki daya klasifikasi
atau daya prediksi untuk kondisi bank yang mengalami kesulitan keuangan dan
BOPO – 2,367 LDR. Dari hasil analisis menunjukkan hasil secara parsial bahwa
variabel NPM dan NIM berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
yang terdaftar di bursa efek indonesia selama tahun 2010 – 2013. Ada 7 variabel
yang digunakan dalam variabel ini, yaitu nilai perusahaan (Tobin’s Q) sebagai
variabel dependen dan CAMEL (CAR, NPL, NPM, ROA, LDR), dan Indeks
menunjukkan bahwa secara simultan CAMEL (CAR, NPL, NPM, ROA, LDR)
Indonesia. Secara parsial variabel CAMEL (CAR, NPL, NPM, ROA, LDR) dan
kesehatan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris tentang perbedaan
Modal Rasio Kecukupan (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin
(NPM), Return on Asset (ROA), Beban Usaha dan Laba Usaha (BOPO), Loan to
Deposit Ratio (LDR) dan Interest Expense Ratio (IER) sesuai dengan klasifikasi
bank sehat dan bank tidak sehat. Hasil empiris menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan, CAR dengan Wilk's Lambda Nilai 0,927 signifikan
pada 0,037 dan nilai Lambda Wilk NPL sebesar 0,818 dan Signifikan pada 0,001
Hal ini menunjukkan bahwa CAR dan NPL dapat digunakan untuk membentuk
diskriminan variabel. Sedangkan variabel NPM, ROA, LDR dan IER tidak
menunjukkan hasil yang signifikan, jadi variabel ini memiliki nilai prediktif
bank dengan menggunakan metode CAMEL (Studi kasus pada PT. Bank Mega
tingkat kesehatan dan kinerja keuangan yang terjadi pada Bank Mega Syariah
penelitian menunjukkan tingkat kesehatan dan kinerja keuangan pada setiap rasio
meski turun naik namun tetap dalam kategori baik (KPMM/CAR). Kinerja
keuangan baik pada rasio Aktiva produktif yang diklasifikasi (APD) terhadap
juga dalam kategori baik. Kinerja keuangan pada rasio ROA masih dalam kategori
baik walaupun tidak stabil (naik dan turun). Rasio biaya operasional terhadap
memenuhi ketentuan Bank Indonesia, yaitu biaya operasional tidak lebih dari
93,52 %. Ini berarti biaya operasional pada tahun 2008 lebih tinggi dari pada
pendapatan operasionalnya. Dan rasio yang terakhir adalah FDR tidak memenuhi
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sampel
Nama Judul
Variabel yang Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
digunakan
Wandani Analisis Capital Adequacy Perusahaan Hasil penelitian ini
Okti CAMEL Ratio (CAR), Non Perbankan menunjukkan bahwa
Khaira untuk menilai Performing Loan yang dari hasil analisis secara
(2015) tingkat (NPL), Net Profit Terdaftar parsial variabel NPM dan
kesehatan Margin (NPM), di Bursa ROA berpengaruh positif
bank pada Net Interest Efek tetapi tidak signifikan
perusahaan Margin (NIM), Indonesia terhadap kondisi bermasalah,
perbankan Biaya Operasional Periode sedangkan
yang terdaftar pada Pendapatan 2009 – variabel NIM, NPL, BOPO,
di Bursa Efek Operasional 2011 dan LDR berpengaruh negatif
Indonesia (BOPO), dan tetapi tidak signifikan
periode 2009- Loan to Deposit terhadap kondisi bermasalah
2011 Ratio (LDR) pada sektor perbankan.
Dian Pengaruh Nilai perusahaan Sampel Hasil penelitian tersebut
Putra Camel Dan (Tobin’s Q) yang secara simultan CAMEL
Utama Indeks sebagai variabel digunakan (CAR, NPL, NPM, ROA,
(2015) Corporate dependen dan dalam LDR) dan Indeks Perusahaan
Governance CAMEL (CAR, penelitian Governace tidak berpengaruh
Terhadap NPL, NPM, ROA, adalah signifikan terhadap nilai
Nilai LDR), dan Indeks perusahaan perusahaan (Tobin Q) di
Perusahaan Corporate perbankan perusahaan perbankan yang
Perbankan Governance yang terdaftar di Bursa Efek
Yang sebagai variabel terdaftar di Indonesia. Dalam CAMEL
Terdaftar Di independen BEI tahun parsial (CAR, NPL, NPM,
Bursa Efek 2010 – ROA, LDR) dan Corporate
Indonesia 2013 Indeks Tata Kelola memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan
(Tobin Q)
dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank mempunyai modal yang cukup
agar dapat menjaga kualitas asetnya dengan baik. Selain itu, suatu bank harus
senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah di tetapkan yang
semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku. Menyadari arti pentingnya suatu kesehatan bank bagi
tentang kesehatan keuangan bank. Penilaian tingkat kesehatan bank dapat di ukur
yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antarvariabel
NPL H2
X2
H3
NPM
X3
TINGKAT
H4
NIM KESEHATAN
X4 BANK(Y)
BOPO H5
X5
H5 H6
LDR
X6
H7
Gambar 2.1
Kerangka konseptual
nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan modal, atau yang sering disebut
Aspek manajemen pada penilaian kinerja bank dalam penelitian ini tidak
dapat menggunakan pola yang ditetapkan BI tetapi sesuai dengan data yang
tersedia diproyeksikan dengan Net Profit Margin. Jadi, NPM juga salah satu
faktor penentu kesehatan bank. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan yaitu:
(NIM). Rasio ini menggambarkan tingkat jumlah pendapatan bunga bersih yang
diperoleh dengan menggunakan aktiva produktif yang dimiliki oleh bank, jadi
semakin besar nilai NIM maka akan semakin besar pula keuntungan yang
diperoleh dari pendapatan bunga dan akan berpengaruh pada tingkat kesehatan
bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil BOPO maka semakin
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit
yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. LDR menggambarkan
seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Oleh karena itu, hipotesis yang
diajukan yaitu:
2.4.7 Pengaruh Rasio CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO, LDR Terhadap
CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO, LDR dapat berpengaruh secara parsial maupun
METODE PENELITIAN
yang dapat membedakan, membawa variasi pada nilai”. Secara garis besar, dalam
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel
independen.
Variabel dependen atau biasa disebut variabel terikat adalah variabel yang
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kesehatan
bank yang dikategorikan menjadi 2, yaitu kategori (0) untuk bank tidak sehat dan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal
yang berlaku. Rasio CAR diperoleh dari modal yang dibagi dengan ATMR
(Aktiva Tertimbang Menurut Risiko). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut
CAR = × 100 %
Keterangan:
bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank yaitu
diragukan, dan kredit macet dengan keseluruhan total kredit yang diberikan pihak
bank kecuali pinjaman kepada pihak bank lain. Rasio ini dapat dirumuskan
NPL = × 100 %
Keterangan:
• Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan
macet.
• Kredit bermasalah dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca, secara gross
laba bersih dengan pendapatan operasi. Rasio ini untuk mengukur kemampuan
bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut
pendapatan operasinya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi pendapatan
operasional dalam menghasilkan laba bersih. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
NPM = × 100 %
dibandingkan dengan rata-rata aktiva produktif. Semakin besar rasio ini maka
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio
NIM = × 100 %
Keterangan:
BOPO = × 100 %
untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah kredit
yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Kredit yang diberikan tidak
termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro,
kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang
telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan . Rasio ini
LDR = × 100 %
Keterangan:
• Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar
bank).
kualitas serta ciri-ciri yang ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut,
dalam penelitian ini adalah populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
perusahaan perbankan.
2013-2015
Berikut ini merupakan daftar populasi dan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian:
perusahaan perbankan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
yang digunakan adalah data yang berasal dari website Bursa Efek Indonesia
data yang diperlukan catatan atau dokumen itu berupa laporan keuangan yang
terdiri dari CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO dan LDR. Adapun sumber data
diperoleh dari publikasi laporan keuangan melalui penelusuran dari internet yaitu
dengan cara mendownload dari situs Bursa efek Indonesia yaitu www.idx.co.id
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis data kuantitatif yaitu dengan mencari rasio yang didapat dari perhitungan
perihal Sistem Penilaian Tingkat Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia
Kesehatan Bank Umum dengan menggunakan program SPSS sebagai alat untuk
dengan nilai rata-rata, maka dapat disimpulkan bahwa setiap anggota sampel atau
penyebaran dari rata-rata juga besar. Hal tersebut menunjukkan adanya selisih
2001:217):
sebagai berikut:
Dimana :
= Kategori (0) untuk bank tidak sehat menurut rasio keuangan CAMEL
a = konstanta
𝑋𝑋1 = CAR
𝑋𝑋2 = NPL
𝑋𝑋4 = NIM
𝑋𝑋5 = BOPO
𝑋𝑋6 = LDR
e = error
menggunakan penilaian model fit. Langkah pertama yaitu dengan menilai overall
fit model terhadap data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
a) Fungsi Likelihood
2LogL yaitu satu untuk model yang hanya memasukkan konstanta saja dan satu
Statistik -2LogL pada awal (block number = 0) dengan angka -2LogL pada
block number = 1 dapat juga digunakan untuk menentukan jika variabel bebas
kesimpulan bahwa model tersebut menunjukkan model regresi yang baik dan
likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit untuk
dan Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1
(satu). Nilai Nagelkerke R Square dalam model regresi logistik ini menunjukkan
Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R Square dengan
bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara
model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test statistik sama dengan atau kurang dari 0.05,
maka hipotesis 0 ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model
tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test lebih besar dari 0.05, maka hipotesis 0 tidak dapat ditolak
dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan
Regresi yang baik adalah regresi yang ditunjukkan dengan tidak adanya
korelasi antar variabel independen. Jika korelasi yang terjadi kurang dari 0,98
,berarti tidak terjadi multikolinearitas, sedangkan jika koefisien yang terjadi diatas
0,98, maka terjadi multikolinearitas dan berarti model regresi yang digunakan
tidak baik.
Tabel klasifikasi 2×2 menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan
salah (incorrect). Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel
dependen dan dalam hal ini sehat (1) dan tidak sehat (0), sedangkan pada baris
menunjukkan nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen sehat (1) dan
tidak sehat (0). Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada
diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%. Jika model logistik memiliki
homoskedastisitas, maka persentase yang benar (correct) akan sama untuk kedua
baris.
Pada regresi logistik, uji signifikansi pengaruh parsial dapat diuji dengan
uji Wald. Dalam uji Wald, statistik yang diuji adalah statistik Wald (Wald
dalam hal mencocokkan data, maka bandingkan nilai Sig. untuk Step 1 (Step) pada
1. Jika nilai probabilitas lebih kecil (Sig.) dari tingkat signifikansi, maka
model sederhana.
2. Jika nilai probabilitas (Sig.) lebih besar dari tingkat signifikansi, maka
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.
Tabel 4.1
Deskripsi Penarikan Sampel Penelitian
Jumlah Pelanggaran
1. Populasi 43
Tahun pengamatan 3
pengamatan (2012-2014)
modal (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh
aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-
berikut :
CAR = × 100 %
Tabel 4.2
Capital Adequancy Ratio (CAR) (X1)
16 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 23.72% 22.17% 21.22%
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank
yaitu membandingkan kredit bermasalah yang terdiri dari kredit kurang lancar,
diragukan, dan kredit macet dengan keseluruhan total kredit yang diberikan pihak
berikut :
NPL = × 100 %
Tabel 4.3
Non Performing Loan (NPL) (X2)
NPL
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 2.27% 2.02% 1.90%
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 0.37% 0.34% 0.79%
3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 4.88% 5.88% 2.97%
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 0.40% 0.60% 0.70%
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 2.25% 2.78% 2.83%
6 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 2.16% 2.16% 1.36%
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 2.20% 2.00% 2.70%
8 BBNP BankNusantara Parahyangan Tbk 0.45% 1.41% 3.98%
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1.55% 1.69% 2.02%
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 4.05% 4.01% 3.42%
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 12.28% 12.24% 3.71%
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 5.89% 7.85% 3.67%
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 6.75% 6.94% 5.94%
14 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 0.39% 0.80% 0.21%
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
15 BJBR Banten Tbk 2.83% 4.15% 2.91%
jumlah laba bersih dengan pendapatan operasi. Rasio ini untuk mengukur
kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari
sudut pendapatan operasinya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi
berikut :
NPM = × 100 %
Tabel 4.4
Net Profit Margin (NPM) (X3)
NPM
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 1.034. 2.018. 1.076.
bersih. Rasio NIM diperoleh dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih
dibandingkan dengan rata-rata aktiva produktif. Semakin besar rasio ini maka
berikut :
NIM = × 100 %
Tabel 4.5
Net Interest Margin (NIM) (X4)
NIM
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 5.31% 4.62% 4.77%
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 4.67% 3.96% 4.73%
3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 4.84% 3.43% 3.32%
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 6.20% 6.50% 6.70%
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 3.82% 3.70% 3.58%
6 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 8.36% 8.24% 8.13%
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 6.20% 6.30% 6.40%
8 BBNP BankNusantara Parahyangan Tbk 5.16% 4.69% 5.18%
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 8.55% 8.51% 8.13%
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 5.44% 4.47% 4.87%
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 1.67% 0.24% 0.93%
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 4.76% 3.65% 6.44%
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 13.04% 9.65% 6.11%
14 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 4.55% 4.71% 4.26%
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
15 BJBR 7.96% 6.79% 6.32%
Banten Tbk
16 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 7.14% 6.90% 6.41%
17 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk 2.82% 2.80% 3.08%
18 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk 5.07% 4.93% 4.42%
19 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 5.68% 5.94% 5.90%
20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 6.61% 5.81% 5.49%
21 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 5.34% 5.36% 5.21%
22 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 4.94% 4.76% 4.84%
23 BNLI Bank Permata Tbk 4.20% 3.60% 4.00%
24 BSIM Bank Sinarmas Tbk 5.23% 5.87% 5.77%
25 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 5.92% 4.97% 3.70%
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12.70% 11.40% 11.30%
27 BVIC Bank Victoria International Tbk 2.33% 1.88% 2.08%
28 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 5.31% 4.75% 4.56%
29 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 5.75% 4.52% 4.78%
30 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 4.87% 3.76% 4.44%
31 MEGA Bank Mega Tbk 5.38% 5.27% 6.04%
32 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk 2.59% 2.16% 2.53%
33 NISP Bank OCBC NISP Tbk 4.11% 4.15% 4.07%
34 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 4.09% 4.09% 4.61%
35 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 3.83% 1.89% 4.74%
(X5)
Rasio BOPO disebut rasio efisiensi. Rasio yang ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio
ini, berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank
yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.
berikut :
Tabel 4.6
Beban Operasional / Pendapatan Operasional (BOPO) (X5)
BOPO
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 85.88% 87.85% 88.63%
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 86.38% 87.81% 90.27%
3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 107.77% 108.54% 98.97%
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 61.50% 62.40% 63.20%
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 82.38% 89.21% 87.56%
6 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 54.13% 65.85% 68.58%
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 67.10% 68.00% 75.50%
8 BBNP BankNusantara Parahyangan Tbk 86.35% 88.37% 91.91%
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 60.58% 65.42% 67.96%
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 82.19% 88.97% 84.83%
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 173.80% 136.39% 143.68%
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 76.98% 80.74% 64.98%
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 99.39% 108.30% 134.15%
14 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 92.46% 89.76% 90.46%
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
15 BJBR 79.41% 85.60% 83.31%
Banten Tbk
16 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 70.28% 69.63% 76.12%
17 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk 100.57% 88.90% 90.95%
18 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk 88.74% 92.59% 89.53%
19 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 62.41% 64.98% 69.67%
20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 82.33% 87.41% 88.91%
21 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 73.79% 87.86% 97.38%
22 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 84.10% 92.94% 90.77%
23 BNLI Bank Permata Tbk 85.00% 89.80% 98.90%
24 BSIM Bank Sinarmas Tbk 88.50% 94.54% 91.67%
25 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 69.09% 74.92% 110.20%
digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah
kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Kredit yang diberikan
tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah
berikut :
LDR = × 100 %
LDR
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 87.11% 88.49% 87.15%
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 63.35% 58.13% 55.78%
3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 80.14% 80.35% 72.29%
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 75.40% 76.80% 81.10%
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 85.80% 83.89% 86.34%
6 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 102.35% 101.30% 101.61%
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 85.30% 87.80% 87.80%
8 BBNP BankNusantara Parahyangan Tbk 84.44% 85.19% 90.17%
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 88.54% 81.68% 86.88%
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 104.42% 108.86% 108.78%
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 96.31% 71.14% 85%
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 56.89% 85.87% 76.89%
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 88.46% 86.11% 80.77%
14 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 87.17% 75.07% 82.83%
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
15 BJBR 96.47% 93.18% 88.13%
Banten Tbk
16 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 84.98% 86.54% 82.92%
17 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk 113.30% 93.47% 112.54%
18 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk 85.73% 77.20% 92.96%
19 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 82.97% 82.02% 87.05%
20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 83.96% 79.45 82.78%
21 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 94.49% 99.46% 97.98%
22 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 87.04% 91.15% 85.13%
23 BNLI Bank Permata Tbk 89.20% 89.10% 87.80%
24 BSIM Bank Sinarmas Tbk 78.72% 83.88% 78.04%
25 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 93.76% 88.06% 82.06
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 88% 97% 97%
27 BVIC Bank Victoria International Tbk 73.39% 70.25% 70.17%
28 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 88.87% 87.62% 80.75%
29 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 85.61% 81.25% 82.99%
30 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 82.73% 84.03% 86.82%
31 MEGA Bank Mega Tbk 57.41% 65.85% 65.05%
32 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk 55.15% 51.97% 59.34%
33 NISP Bank OCBC NISP Tbk 92.49% 93.59% 98.05%
34 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 87.71% 95.47% 98.83%
35 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 140.72% 101.20% 97.22%
tingkat kesehatan bank yang dikategorikan menjadi 2, yaitu kategori (0) untuk
Tabel 4.8
Tingkat Kesehatan Bank (Y)
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Statistik Deskriptif Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui dari tahun 2013-2015 bank yang tidak
sehat sebanyak 10 bank (9,5%), sedangkan bank yang sehat sebanyak 95 bank
(90,5%).
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
dari CAR adalah 33,35%. Rata-rata dan standar deviasi dari CAR
dari NPL adalah 12,28%. Rata-rata dan standar deviasi dari NPL
dari NPM adalah 18,2%. Rata-rata dan standar deviasi dari NPM
dari NIM adalah 13,04%. Rata-rata dan standar deviasi dari NIM
dari BOPO adalah 173,80%. Rata-rata dan standar deviasi dari BOPO
dari LDR adalah 82,06 %. Rata-rata dan standar deviasi dari LDR
regresi logistik yang menggunakan satu set variabel bebas dan model yang lebih
regresi logistik yang menggunakan satu set variabel bebas lebih baik dalam hal
menggunakan satu set variabel bebas lebih kecil dibandingkan model yang lebih
sederhana, maka model regresi logistik yang menggunakan satu set variabel bebas
lebih baik dalam hal mencocokkan data dibandingkan model yang lebih sederhana
tersebut.
Iteration Historya,b,c
Coefficients
2 70,537 2,047
3 70,439 2,142
4 70,439 2,145
5 70,439 2,145
Sumber : Data diolah SPSS, 2017
Tabel 4.12
Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Akhir)
Iteration Historya,b,c,d
-2 Log Coefficients
Berdasarkan Tabel 4.12, nilai -2Log Likelihood akhir pada Step 1 Iteration
6 adalah 56,00 < -2Log Likelihood awal pada Step 0 Iteration 2 sebesar 70,439.
Adanya penurunan nilai antara -2Log Likelihood awal dengan nilai -2Log
dan LDR terhadap Tingkat Kesehatan Bank ke dalam model penelitian akan
menyesuaikan data. Dengan kata lain, nilai statistik dari Nagelkerke’s dapat
Tabel 4.13
Nagelkerke R Square
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
Square 0,563 atau 56,3% yang artinya nilai tersebut diinterpretasikan sebagai
kemampuan variabel CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO dan LDR terhadap Tingkat
dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti
sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat
2. Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih
besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model
Tabel 4.14
Hosmer and Lemeshow Test
1 7,640 8 ,469
Sumber : Data diolah SPSS, 2017
Perhatikan bahwa karena nilai probabilitas, yakni 0,469 lebih besar dibandingkan
tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka hipotesis nol diterima, dan hipotesis
dengan baik.
Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang
independen ada korelasi yang cukup tinggi diatas 0,90 maka hal ini merupakan
korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil pengujian
Tabel 4.15
Uji Multikolinearitas
Correlation Matrix
Constant CAR NPL NPM NIM BOPO LDR
1. Korelasi antara CAR dan NPL adalah 0,106. Korelasi antara CAR dan
NPM adalah 0,043. Korelasi antara CAR dan NIM adalah 0,240.
Korelasi antara CAR dan BOPO adalah 0,216. Korelasi antara CAR
2. Korelasi antara NPL dan NPM adalah 0,150. Korelasi antara NPL dan
NIM adalah -0,341. Korelasi antara NPL dan BOPO adalah -0,557 dan
dan BOPO adalah 0,452. Korelasi antara NPM dan LDR adalah 0,025.
4. Korelasi antara NIM dan BOPO adalah 0,468. Korelasi antara NIM dan
Tabel 4.16
Model Regresi Logistik yang Terbentuk
bernilai -11,862.
untuk menguji signifikansi dari pengaruh parsial. Pada regresi logistik, uji
signifikansi pengaruh parsial dapat diuji dengan uji Wald. Dalam uji Wald,
statistik yang diuji adalah statistik Wald (Wald statistic). Nilai statistik dari uji
probabilitas (Sig.) 0,801 yang lebih besar dari 0,05, maka CAR tidak
probabilitas (Sig.) 0,888 yang lebih besar dari 0,05, maka NPL tidak
nilai probabilitas (Sig.) 0,019 yang lebih kecil dari 0,05, maka NPM
nilai probabilitas (Sig.) 0,214 yang lebih besar dari 0,05, maka NIM
nilai probabilitas (Sig.) 0,008 yang lebih kecil dari 0,05, maka BOPO
probabilitas (Sig.) 0,816 yang lebih besar dari 0,05, maka LDR tidak
(model sederhana) dalam hal mencocokkan data, maka bandingkan nilai Sig.
untuk Step 1 (Step) pada Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients terhadap
tingkat signifikansi 0,05. Nilai Sig. disebut juga dengan nilai probabilitas.
1. Jika nilai probabilitas lebih kecil (Sig.) dari tingkat signifikansi, maka
model sederhana.
2. Jika nilai probabilitas (Sig.) lebih besar dari tingkat signifikansi, maka
Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui nilai Sig. 0,025 < 0,05, maka model
yang melibatkan variabel bebas signifikan (secara simultan) lebih baik dalam hal
-0,022 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,801 yang lebih besar dari 0,05, maka
Okti Khaira (2015) yang menunjukkan hasil CAR berpengaruh negatif tetapi tidak
0,027 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,888 yang lebih besar dari 0,05, maka NPL
Okti Khaira (2015) yang menunjukkan hasil NPL berpengaruh negatif tetapi tidak
sebesar -0,130 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,019 yang lebih kecil dari 0,05,
-0,221 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,214 yang lebih besar dari 0,05, maka NIM
sebesar -0,089 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,008 yang lebih kecil dari 0,05,
0,000 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,816 yang lebih besar dari 0,05, maka LDR
Berdasarkan uji Omnibus CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO dan LDR
menunjukkan nilai Sig. 0,025 < 0,05, maka CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO dan
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
5.3 Saran
anggota komite audit, ROA, LDR dan CAR karena variabel-variabel ini
3. Faktor eksternal perusahaan seperti tingkat suku bunga dan inflasi perlu
Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas, 2005. “Analisis Rasio CAMEL
terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode
2000-2002”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7, No.2, November:
131- 147.
Aryati, Titik dan Hekinus Manao, 2002. “Rasio Keuangan sebagai Prediktor Bank
Bermasalah di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.5 No.2,
Mei.
Aryati, Titik dan Shirin Balafif, 2007. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Kesehatan Bank Dengan Regresi Logit”. Journal 112 The
Winners, Vol. 8 No. 2, September 2007: 111-12.
Dewi, Aprilia, 2010. “Rasio keuangan versi Bank Indonesia versus infobank” ,
Skripsi Universitas Diponegoro: Semarang.
Juniarsi, Titis AS dan Agus Endro Suwarno, 2005. “Rasio Keuangan Sebagai
Prediksi Kegagalan pada Bank Umum Nasional Non Devisa di
Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Vol. 4, No. 1, 36-47, April.
Kasmir, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 6th Ed, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Khaira, Wandani Okti, 2015. “Analisis CAMEL untuk menilai tingkat kesehatan
bank pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2011”. Skripsi Universitas Sumatera Utara.
Kuncoro, Mudrajat, 2001. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis
dan Ekonomi. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN.
Susilo, Sri Y, dkk, 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat,
Jakarta.
Sutedi , Adrian, 2014, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, cet 1. Jakarta: Raih
Asa Sukses.
Utama , Dian Putra, 2015. “Pengaruh Camel Dan Indeks Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”. Skripsi Universitas Sumatera Utara.
Widyanto, Eko Adi, 2012. “Analisis Tingkat Kesehatan Dan Kinerja Keuangan
Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi kasus pada PT.
Bank Mega Syariah Indonesia periode 2008-2010)”. Jurnal Eksis Vol.8
No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357
Yulianto, Agung dan Wiwit Apit Sulistyowati, 2012. “Analisis CAMELS Dalam
Memprediksi Tingkat Kesehatan Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2011”. Media Ekonomi & Teknologi Informasi
Vol. 19 No. 1 Maret 2012 : 35– 49.
www.idx.co.id
www.sahamok.com