Anda di halaman 1dari 88

SKRIPSI

ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK


PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

PERTIWI MARPAUNG

130503223

PROGRAM STUDI STRATA 1


DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : PERTIWI MARPAUNG

NIM : 130503223

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT


KESEHATAN BANK PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK DI INDONESIA

Tanggal Ketua Departemen Akuntansi

(Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA)


NIP. 19580222 198203 1 003

Tanggal Dekan

(Prof. Dr. Ramli, SE., MS)


NIP. 19580602 198803 1 001

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN

PENANGGUNGJAWAB SKRIPSI

NAMA : PERTIWI MARPAUNG

NIM : 130503223

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI


TINGKAT KESEHATAN BANK PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK DI INDONESIA

Medan, Oktober 2017

Menyetujui,
Pembimbing

(Drs. Rustam, M.Si., Ak)


NIP. 19511114 198203 1 002

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN

Telah diuji pada


Tanggal 22 September 2017

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua Penguji : Drs. Rustam, M.Si., Ak

Penguji : Drs. Syahrul Rambe, MM., Ak

Pembanding : Dra. Mutia Ismail, MM., Ak

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Camel Untuk Menilai

Tingkat Kesehatan Bank Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Di Indonesia ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang

disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 22 September 2017

Yang Membuat Pernyataan,

Pertiwi Marpaung
NIM : 130503223

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK
PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK DI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CAMEL untuk menilai


Tingkat Kesehatan Bank Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Beberapa penelitian sebelumnya mengenai tingkat kesehatan bank
memperlihatkan hasil yang berbeda - beda. Oleh karena itu, penelitian lain perlu
dilakukan untuk menguji ulang teori tentang tingkat kesehatan bank.
Populasi penelitian ini sebanyak 43 Perusahaan Perbankan. Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling,
sehingga diperoleh 35 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2013 -
2015) dengan 105 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari
perusahaan sampel yang diunduh dari website Bursa Efek Indonesia. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi
logistik. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah statistik
deskriptif, analisis regresi logistik lalu kemudian pengujian hipotesis.
Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa NPM dan BOPO
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesehatan bank sedangkan
CAR, NPL, NIM dan LDR tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini secara simultan CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO
DAN LDR berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

Kata Kunci : CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO, LDR dan Tingkat Kesehatan
Bank

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

CAMEL ANALYSIS TO ASSERT THE BANK HEALTH RATE IN


REGISTERED BANKING COMPANIES IN STOCK
EXCHANGE IN INDONESIA

This study aims to determine the effect of CAMEL to assess the Bank's
Health Level on Banking Companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
Several previous studies on bank soundness showed different results. Therefore,
other research needs to be done to reexamine the theory of bank soundness.
The population of this study are 43 Banking Companies. Sampling method
used is purposive sampling method, so that 35 sample companies for 3 years
observation (2013 - 2015) with 105 observation (observation). The research data
was obtained from the sample company that was downloaded from the Indonesia
Stock Exchange website. Data analysis techniques used are descriptive statistical
analysis and logistic regression analysis. The process of data analysis is done
first is descriptive statistics, logistic regression analysis and then hypothesis
testing.
The results of this study partially indicate that NPM and BOPO
significantly influence the level of bank health while CAR, NPL, NIM and LDR
did not partially affect the company value. The results of this study simultaneously
CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO and LDR affect simultaneously to the Bank Health
Level.

Keywords: CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO, LDR and Bank Health Level

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin. segala puji hanyalah milik Allah SWT,

Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang selalu melimpahkan

rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul” Analisis Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank

Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Di Indonesia”

dengan baik dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada

pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara

langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih kepada

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA dan

Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris

Departemen/ Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak D r s . Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing saya

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan,

dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Dosen Penguji serta Ibu Dra.

Mutia Ismail, SE, M.Si selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan

Universitas Sumatera Utara


saran, dan kritikan yang membangun dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi ini dengan baik.

5. Teristimewa untuk ayahanda H. Ahaddinsyah Marpaung dan ibunda

tercinta dan Dra. Hj. Ramadiah Panjaitan. beserta kakak Delilah

Marpaung, S.Psi, abang Ferarry Ahmad Marpaung, S.T dan adik saya Qori

Melati Marpaung yang telah banyak memberikan dukungan, nasihat dan

doa kepada saya.

6. Sahabat- Sahabat Saya Ayu, Vita, Dinda, Lia, Nini, Er en dan rekan-rekan

seperjuangan Mutiara, Riska, Raissa, Bita, Lola, Anis, Lenny, Karishma,

Aksa, Kak Nisa, Kak Miftah dan juga teman-teman yang tidak bisa

disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberikan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada

semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah

memberikan bantuan kepada penulis dimulai dari awal pengerjaan hingga

terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan dalam penulisan

skripsi ini dan juga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi kesempurnaan penulisan ini.

Medan, 22 September 2017


Penulis,

Pertiwi Marpaung
NIM : 130503223

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ......................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
ABSTRACT ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1


1.1...................................................................................... Latar
Belakang Masalah ............................................................... 1
1.2...................................................................................... Identifik
asi Masalah .......................................................................... 6
1.3...................................................................................... Batasan
Masalah................................................................................ 6
1.4...................................................................................... Rumusa
n Masalah............................................................................. 7
1.5...................................................................................... Tujuan
Penelitian ............................................................................. 7
1.6...................................................................................... Manfaat
Penelitian ............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 8


2.1 KerangkaTeori ..................................................................... 8
2.1.1 Analisis CAMEL ........................................................ 8
2.1.2 Pengertian Bank.......................................................... 9
2.1.3 Tinjauan Tentang Kesehatan Bank ............................. 12
2.1.4 Penilaian Terhadap Kesehatan Bank .......................... 14
2.2 Penelitian Terdahulu............................................................ 19
2.3 Kerangka Konseptual .......................................................... 23
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 28


3.1...................................................................................... Definisi
Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ...................... 28
3.1.1 Variabel Dependen ..................................................... 28
3.1.2 Variabel Independen ................................................... 28
3.2...................................................................................... Populasi
dan Sampel Penelitian ......................................................... 32
3.3...................................................................................... Jenis
Data...................................................................................... 36

Universitas Sumatera Utara


3.4...................................................................................... Metode
Pengumpulan Data............................................................... 36
3.5...................................................................................... Metode
Analisis Data ....................................................................... 37
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif........................................ 37
3.5.2 Analisis Logistic Regression ...................................... 38
3.5.2.1 Menilai Model fit ........................................... 39
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas ...................................... 41
3.5.2.3 Tabel Klasifikasi ............................................ 41
3.5.2.4 Pengujian Hipotesis........................................ 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 43


4.1 Data Penelitian..................................................................... 43
4.2 Deskripsi Variabel ............................................................... 44
4.2.1 Variabel Bebas (Variabel Independen) ...................... 44
4.2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) (XI) ............. 44
4.2.1.2 Non Performing Loan (NPL) (X2)................. 46
4.2.1.3 Net Profit Margin (NPM) (X3) ...................... 47
4.2.1.4 Net Interest Margin (NIM) (X4) .................... 49
4.2.1.5 Beban Operasional / Pendapatan Operasional
(BOPO) (X5) ................................................. 50
4.2.1.6 Loan to Deposit Ratio ( LDR ) (X5) .............. 52
4.2.2 Variabel Terikat (Variabel Dependen) ....................... 54
4.2.2.1 Tingkat Kesehatan Bank (Y) ......................... 54
4.3 Analisis Statistik Deskriptif................................................. 55
4.4 Analisis Regresi Logistik .................................................... 57
4.4.1 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ...... 57
4.4.2 Koefisien Determinasi (Cox dan Snell’s R square) .... 59
4.4.3 Menguji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and
Lomeshow’s Goodness of Fit Test) ............................ 59
4.4.4 Uji Multikoliniaritas ................................................... 60
4.5...................................................................................... Model
Regresi Logistik yang Terbentuk ...................................... 62
4.6 Pengujian Hipotesis Penelitian ........................................... 64
4.6.1 Uji Signifikansi Model Secara Parsial (Uji Wald) ..... 64
4.6.2 Uji Signifikansi Model Secara Simultan
(Uji Omnibus) ........................................................... 66
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian............................................... 67
4.7.1 CAR terhadap Tingkat Kesehatan Bank ................... 67
4.7.2 NPL terhadap Tingkat Kesehatan Bank ................... 67
4.7.3 NPM terhadap Tingkat Kesehatan Bank .................... 68
4.7.4 NIM terhadap Tingkat Kesehatan Bank .................... 68
4.7.5............................................................................. BOPO
terhadap Tingkat Kesehatan Bank ............................ 68

Universitas Sumatera Utara


4.7.6............................................................................. LDR
terhadap Tingkat Kesehatan Bank ............................. 68
4.7.7............................................................................. CAR,
NPL, NPM, NIM, BOPO DAN LDR berpengaruh
secara simultan (bersama-sama) terhadap Tingkat
Kesehatan Bank ......................................................... 69

BAB V KESIMPULAN ......................................................................... 70


5.1 Kesimpulan ......................................................................... 70
5.2 Keterbatasan Penelitian ....................................................... 71
5.3 Saran .................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 73

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...................................................... 22


3.1 Definisi Operasional dan Skala PengukuranVariabel ................... 32
3.2 Daftar Populasi dan Sampel Penlitian ........................................... 34
4.1 Deskripsi Penarikan Sampel Penelitian......................................... 43
4.2 Capital Adequancy Ratio (CAR) (X1) ........................................... 45
4.3 Non Performing Loan (NPL) (X2) ................................................ 46
4.4 Net Profit Margin (NPM) (X3) ..................................................... 48
4.5 Net Interest Margin (NIM) (X4) .................................................. 49
4.6 Beban Operasional / Pendapatan Operasional
(BOPO) (X5) ................................................................................. 51
4.7 Loan to Deposit Ratio (LDR) (X6) .............................................. 53
4.8 Tingkat Kesehatan Bank (Y) ......................................................... 54
4.9 Statistik Deskriptif Tingkat Kesehatan Bank ................................ 55
4.10 Statistik Deskriptif CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO
dan LDR ........................................................................................ 56
4.11 Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Awal) ........................................... 58
4.12 Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Akhir) .......................................... 58
4.13 Nagelkerke R Square ..................................................................... 59
4.14 Hosmer and Lemeshow Test ........................................................ 60
4.15 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 61
4.16 Model Regresi Logistik yang Terbentuk........................................... 62
4.17 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial ................................................. 65
4.18 Uji Signifikansi Model secara Simultan ....................................... 67

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual .................................................................... 25

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem

perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai

intermediary institution yaitu lembaga yang mampu menyalurkan kembali dana-

dana yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

yang membutuhkan bantuan dana atau defisit. Fungsi ini merupakan mata rantai

yang penting dalam melakukan bisnis karena berkaitan dengan penyediaan dana

sebagai investasi dan modal kerja bagi unit-unit bisnis dalam melaksanakan fungsi

produksi. Menurut Susilo (2009:159) mengemukakan bahwa “agar dapat berjalan

dengan lancar maka lembaga perbankan harus berjalan dengan baik pula”.

Berdasarkan fungsi dan peranan bank tersebut, setiap negara senantiasa

berupaya agar lembaga perbankan selalu berada dalam kondisi yang sehat, aman,

dan stabil. Kesehatan suatu bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan

kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua

kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan

perbankan yang berlaku. Suatu sistem perbankan dalam kondisi yang tidak sehat

akan menyebabkan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi tidak akan

berfungsi dengan optimal.

Menurut Sutedi (2014:27) yang mengemukakan bahwa

terganggunya fungsi intermediasi maka alokasi dan penyediaan dana dari


perbankan untuk kegiatan investasi dan membiayai sektor-sektor yang

Universitas Sumatera Utara


produktif dalam perekonomian menjadi terbatas. Sistem perbankan yang
tidak sehat juga akan mengakibatkan lalu lintas pembayaran yang
dilakukan oleh sistem perbankan tidak lancar dan efisien, selain itu sistem
perbankan yang tidak sehat juga akan menghambat efektivitas kebijakan
moneter. Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang
terkait, baik pemilik, pengelola bank, masyarakat, pengguna jasa bank dan
Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank.

Dalam rangka fungsi pengawasannya, minimal Bank Indonesia memiliki 3

instrumen untuk mengawasi tingkat kesehatan sebuah bank sesuai dengan

peraturan (Anggraeni, 2006:2) yakni:

1. Analisis CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, dan


Liquidity).
2. BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit), dengan tujuan untuk
menghindari kegagalan usaha sebagai akibat dari konsentrasi pemberian
kredit baik untuk melindungi kepentingan, kepercayaan publik maupun
untuk memelihara kesehatan bank.
3. Penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test).

Dengan adanya aturan kesehatan bank, perbankan diharapkan selalu dalam

kondisi sehat, sehingga bank tidak akan merugikan masyarakat. Oleh karenanya

sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk mengetahui kondisinya

setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu. Analisis

yang dilakukan disini berupa penilaian tingkat kesehatan bank.

Salah satu indikator tingkat kesehatan bank adalah laporan keuangan bank

yang meliputi informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan aliran kas bank.

Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang menunjukkan posisi dan

operasi perusahaan dalam melaksanakan tujuan yang hendak dicapainya.

Informasi keuangan pada umumnya dipertimbangkan untuk mengurangi

ketidakpastian para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan, oleh

karena itu laporan keuangan yang dipublikasikan bank secara rutin harus

Universitas Sumatera Utara


mencakup informasi keuangan yang dapat digunakan untuk membuat keputusan

ekonomi.

Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi

tentang laporan keuangan. Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan

interpretasi rasio keuangan yang ada dalam laporan keuangan. Analisis laporan

keuangan perbankan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan

para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu

perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Untuk menilai kinerja

keuangan perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL

(Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity). Aspek capital meliputi CAR,

aspek assets meliputi NPL, aspek earning meliputi NIM dan BOPO, aspek

management meliputi NPM, sedangkan aspek liquidity meliputi LDR. Kelima

aspek tersebut dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan

bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan

perbankan, memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat maupun yang tidak

sehat. CAMEL tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan bank, tetapi juga

digunakan sebagai indikator dalam menyusun tingkat dan memprediksi

kebangkrutan bank.

Menurut Khaira (2015:4) dalam Surat Edaran BI No.6/10/PBI/2004

tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum,

“maka predikat tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat peringkat, yaitu sehat,

cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat”.

Universitas Sumatera Utara


Penilaian tingkat kesehatan bank perlu dilakukan oleh pemilik atau

pengelola bank serta Bank Indonesia selaku lembaga pengawasan perbankan di

Indonesia. Dengan penilaian tersebut maka dapat diketahui keadaan dan

perkembangan financial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai diwaktu

lampau dan diwaktu yang sedang berjalan. Hasil analisis tersebut akan membantu

masyarakat umum dan investor untuk memilih bank yang benar-benar sehat

sehingga tidak akan merugikan mereka dimasa yang akan datang. Hasil analisis

terhadap tingkat kesehatan bank ini juga tentu akan digunakan oleh Bank

Indonesia dalam menentukan kebijakan yang bertujuan melindungi masyarakat

dari akibat kegagalan bank.

Penelitian dengan menggunakan rasio-rasio CAMEL di dalam

memprediksi kebangkrutan atau kegagalan bank telah beberapa kali dilakukan

sebelumnya namun belum menunjukkan hasil yang konsisten. Hasil penelitian

mengenai pengaruh CAR terhadap kesehatan bank menunjukkan hasil yang

berbeda-beda. Penelitian Aryati dan Manao (2002) serta Almilia dan

Herdiningtyas (2005) menunjukkan bahwa CAR memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Begitu pula penelitian Juniarsi dan

Suwarno (2005) juga menunjukkan bahwa CAR memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kebangkrutan bank. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian

Nasser dan Aryati (2000), Aryati dan Balafif (2007), serta Mulyaningrum (2008)

yang menunjukkan CAR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

tingkat kesehatan bank.

Universitas Sumatera Utara


Penelitian Almilia dan Herdiningtyas (2005), Aryati dan Balafif (2007),

serta Dewi (2010) menunjukkan bahwa NPL memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat kesehatan bank. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian

Mulyaningrum (2008) yang menunjukkan NPL tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.

Penelitian Juniarsi dan Suwarno (2005) menunjukkan bahwa NPM

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Hal ini

berbeda dengan hasil penelitian Nasser dan Aryati (2000) serta Aryati dan Manao

(2002) yang menunjukkan NPM tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat kesehatan bank.

Penelitian Almilia dan Herdiningtyas (2005) menunjukkan bahwa NIM

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Hal ini

berbeda dengan hasil penelitian Aryati dan Balafif (2007), Mulyaningrum (2008),

serta Dewi (2010) yang menunjukkan NIM tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.

Penelitian Almilia dan Herdiningtyas (2005) serta Juniarsi dan Suwarno

(2005) menunjukkan bahwa BOPO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

tingkat kesehatan bank. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Nasser dan Aryati

(2000), Aryati dan Manao (2002), Mulyaningrum (2008), serta Dewi (2010) yang

menunjukkan NIM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

kesehatan bank.

Penelitian Mulyaningrum (2008) menunjukkan bahwa LDR memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Hal ini berbeda

Universitas Sumatera Utara


dengan hasil penelitian Nasser dan Aryati (2000), Aryati dan Manao (2002),

Almilia dan Herdiningtyas (2005), Aryati dan Balafif (2007), serta Dewi (2010)

yang menunjukkan LDR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

tingkat kesehatan bank.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas menjadi dasar pemikiran bagi

penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis CAMEL Untuk

Menilai Tingkat Kesehatan Bank Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai

berikut :

a. Penurunan kinerja bank mempengaruhi terhadap perekonomian

masyarakat.

b. Kesehatan suatu bank tercermin dalam laporan keuangan yang

dikeluarkan bank tersebut dimana laporan keuangan tersebut telah

diaudit oleh kantor akuntan publik.

c. CAMEL diharapkan dalam memberikan penilaian efektif untuk

kesehatan suatu bank.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada analisis CAMEL untuk menilai tingkat

kesehatan bank pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2013-2015.

Universitas Sumatera Utara


1.4 Rumusan Masalah

Selanjutnya yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimanakah Analisis CAMEL untuk menilai tingkat kesehatan bank pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran CAMEL

untuk menilai tingkat kesehatan bank pada perusahaan perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat bermanfaat bagi :

a. Sebagai masukan bagi pihak perbankan dalam upaya menyehatkan

bank sebagai lembaga perbankan di Indonesia.

b. Sebagai masukan bagi pemerintah untuk dapat menganalisis

perkembangan perbankan di Indonesia.

c. Sebagai salah satu syarat bagi penulis dalam upaya menyelesaikan

tugas akhir.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Analisis CAMEL

Mengenal dengan adanya analisis kesehatan bank dengan menggunakan

sistem penilaian CAMELS (Capital, Asset quality, Management, Earnings,

Liquidity & Sensitivity to market risk) berdasarkan Peraturan Bank Indonesia

Nomor 6/10/PBI/2004. Sekarang, menurut Khaira (2015:7) dalam Peraturan Bank

Indonesia Nomor 13/24/PBI/2011, maka sistem penilaian analisis kesehatan bank

pun diubah dari CAMELS menjadi RGEC (Risk profile, Good corporate

governance, Earnings, & Capital). Sebenarnya sistem penilaian kesehatan bank

antara CAMELS tidak berbeda jauh dengan RGEC. Beberapa bagian tampak

masih sama seperti masih digunakannya sistem penilaian Capital dan Earnings.

Menurut Kasmir (2002: 185-186) mengemukakan bahwa salah satu alat

untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL. Unsur-unsur

penilaian dalam analisis CAMEL adalah sebagai berikut:

1. Capital (Permodalan)
Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu
bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (Capital
Adequacy Ratio) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap
aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
2. Assets (Aktiva)
Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio
yang diukur ada 2 macam yaitu :
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktif
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif yang diklasifikasikan.

Universitas Sumatera Utara


3. Management (Manajemen)
Penilaian didasarkan kepada manajemen permodalan, manajemen
aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas dan manajemen
umum.
4. Earning (Rentabilitas)
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yaitu melihat
kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur
ini didasarkan kepada 2 macam yaitu :
a. Rasio laba terhadap net interest margin (NIM)
b. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).
5. Liquidity (Likuiditas)
Yaitu untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas bank
didasarkan kepada 2 macam rasio yaitu :
a. Rasio jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar
dan yang termasuk aktiva lancar adalah Kas, Giro pada BI,
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU) yang sudah diendos oleh bank lain.
b. Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank.

Hal terakhir yang dijadikan indikator di dalam analisis CAMEL adalah

likuiditas. Bank yang likuid adalah bank yang mampu membayar semua

hutangnya, khususnya hutang jangka pendek. Bank harus mampu memenuhi

semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Menurut Kasmir (2002:186)

mengemukakan bahwa “hal yang harus dinilai di dalam aspek likuiditas adalah

rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar dan rasio kredit terhadap

dana yang diterima oleh bank. Terakhir, penilaian pendekatan kuantitatif dan

kualitatif faktor likuiditas dapat dilakukan dengan memperhatikan banyak

komponen”.

2.1.2 Pengertian Bank

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya. Menurut Kasmir (2002:11) mengemukakan

Universitas Sumatera Utara


bahwa “bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke

masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”. Menurut Khaira (2015:11)

berdasarkan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan menyebutkan “bank adalah

badan usaha yang menghimpun dan dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup

orang banyak”.

Pengertian bank menurut Khaira (2015:11) berdasarkan UU No. 10 tahun

1998 yang menyempurnakan UU No. 7 tahun 1992, adalah “bank sebagai badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”.

Berdasarkan pengertian tersebut bank adalah sebuah lembaga intermediasi

keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan

uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai

banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran

uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan, bank adalah badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Industri perbankan

telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini

menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki

fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka

beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan

meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan

memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana

merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya

kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya

sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti bunga dan hadiah sebagai

rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian

pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan

untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut. Inilah beberapa manfaat

perbankan dalam kehidupan:

1. Sebagai model investasi, yang berarti transaksi derivatif dapat dijadikan

sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya

merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).

2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti transaksi derivatif dapat

berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan

jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk

management.

3. Informasi harga, yang berarti transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai

sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang

komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery).

Universitas Sumatera Utara


4. Fungsi spekulatif, yang berarti transaksi derivatif dapat memberikan

kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai

pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.

5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang

berarti transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada

manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan

dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.

Terlepas dari fungsi-fungsi perbankan (bank) yang utama atau turunannya,

maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan secara filosofis

dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin menurut Khaira

(2015:12) dalam pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang

menjelaskan bahwa ”perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan

ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat

banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan usaha bank, maka bank

(perbankan) Indonesia dalam melakukan usahanya harus didasarkan atas asas

demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip kehati-hatian. 4 Hal ini jelas

tergambar karena secara filosofis bank memiliki fungsi makro dan mikro terhadap

proses pembangunan bangsa.

2.1.3 Tinjauan Tentang Kesehatan Bank

Menurut Khaira (2015:12) berdasarkan Pasal 29 UU No. 7 Tahun 1992

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan

mengemukakan bahwa “bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai

Universitas Sumatera Utara


dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,

rentabilitas dan solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank

dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian”.

Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif

dan kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas

meterialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor

lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional.

Dengan semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan profil resiko, bank

perlu mengindentifikasikan permasalahan yang mungkin timbul dari operasional

bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan

sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan

datang sedangkan bagi Bank Indonesia antara lain dapat digunakan sebagai sarana

penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank oleh Bank Indonesia.

Penggolongan tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat kategori yaitu: sehat,

cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, namun sistem pemberian nilai dalam

menetapkan tingkat kesehatan bank didasarkan pada “reward system” dengan

nilai kredit antara 0 sampai dengan 100.

Menurut Susilo dkk (2000:22-23) mengemukakan bahwa

kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank


untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan
maupun untuk memenuhi semua kewajibannya dengan baik sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Adapun kegiatannya, meliputi :
1. Kemampuan untuk menghimpun dana dari masyarakat, dari
lembagalain, dan modal sendiri
2. Kemampuan mengelola dana
3. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
4. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban kepada masyarakat,
karyawan, pemilik modal, dan pihak lain

Universitas Sumatera Utara


2.1.4 Penilaian Terhadap Kesehatan Bank

Sebagaimana layaknya manusia, dimana kesehatan merupakan hal yang

penting dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan kemampuan

kerja dan kemampuan lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai

kesehatannya agar prima dalam melayani nasabahnya. Untuk menilai suatu

kesehatan bank dapat dilihat dari beberapa segi. Penilaian ini bertujuan untuk

menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat

dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-

bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus

dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.

Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah dibuat oleh Bank

Indonesia. Sedangkan bank-bank diharuskan untuk membuat laporan baik bersifat

rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode

tertentu. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan

atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tak jadi masalah,

karena itulah yang diharapkan dan suatu upaya untuk mempertahankan

kesehatannya. Akan tetapi bagi bank yang terus menerus tidak sehat, mungkin

harus mendapatkan pengarahan atau sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawas

dan pembina bank-bank. Bank Indonesia dapat menyarankan untuk melakukan

perubahan manajemen, merger, konsolidasi, akuisisi, atau malah dilikuidasi

keberadaannya. Bank akan dilikuidasi apabila kondisi bank tersebut dalam kondisi

yang sangat parah atau benar-benar tidak sehat.

Universitas Sumatera Utara


Kesehatan atau kondisi keuangan dan non keuangan bank merupakan

kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank,

masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan

bank, dan pihak lainnya. Kondisi bank tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak

tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-

hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.

Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin

kompleks dan beragam akan meningkatkan eksposur risiko yang dihadapi bank.

Perubahan eksposur risiko bank dan penerapan manajemen risiko akan

mempengaruhi profil risiko bank yang selanjutnya berakibat pada kondisi bank

secara keseluruhan.

Perkembangan metodologi penilaian kondisi bank senantiasa bersifat

dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank harus diatur kembali

agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang akan datang.

Pengaturan kembali tersebut antara lain meliputi penyempurnaan pendekatan

penilaian (kualitatif dan kuantitatif) dan penambahan faktor penilaian. Bagi

perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai

salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang

sedangkan bagi Bank Indonesia, antara lain digunakan sebagai sarana penetapan

dan implementasi strategi pengawasan Bank.

Menurut Khaira (2015:14), Bank Indonesia telah menerbitkan Peraturan

Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23

Universitas Sumatera Utara


/DPNP Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menyatakan

bahwa

tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek
yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui
penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor
Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity to
market risk yang disingkat CAMELS.

Penilaian terhadap faktor tersebut secara umum menurut Kuncoro (2001:

124) dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Permodalan (Capital)
Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kecukupan, komposisi, dan proyeksi (trend ke depan) permodalan
serta kemampuan permodalan Bank dalam mengcover aset
bermasalah;
b. Kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang
berasal dari keuntungan, rencana permodalan Bank untuk
mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan,
dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan
permodalan Bank.
2. Kualitas Aset (Asset Quality)
Penilaian terhadap faktor kualitas aset meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kualitas aktiva produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit,
perkembangan aktiva produktif bermasalah, dan kecukupan
penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP).
b. Kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review)
internal, sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva
produktif bermasalah.
3. Manajemen (Management)
Penilaian terhadap faktor manajemen meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen risiko;
b. Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen
kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.
4. Rentabilitas (Earning)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Pencapaian return on assets (ROA), return on equity (ROE), net
interest margin (NIM), dan tingkat efisiensi Bank;

Universitas Sumatera Utara


b. Perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan,
penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan
biaya, dan prospek laba operasional.
5. Likuiditas (Liquidity)
Penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Rasio aktiva/pasiva likuid, potensi maturity mismatch, kondisi
Loan to Deposit Ratio (LDR), proyeksi cash flow, dan konsentrasi
pendanaan;
b. Kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and
liabilities management / ALMA), akses kepada sumber pendanaan,
dan stabilitas pendanaan.
6. Sensitivitas Terhadap Risiko Pasar (Sensitivity To Market Risk)
Penilaian terhadap faktor sensitivitas terhadap risiko pasar meliputi
penilaian terhadapkomponen-komponen sebagai berikut:
a. Kemampuan modal Bank dalam mengcover potensi kerugian
sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga dan nilai
tukar;
b. Kecukupan penerapan manajemen risiko pasar.

Untuk penetapan peringkat setiap komponen dilakukan perhitungan dan

analisis dengan mempertimbangkan indikator pendukung dan atau pembanding

yang relevan dengan mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas

materialitas dan signifikansi dari setiap komponen yang dinilai. Berdasarkan hasil

penetapan peringkat setiap faktor ditetapkan Peringkat Komposit (composite

rating) menurut Munawir (2012:38) sebagai berikut:

a. Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan bahwa Bank tergolong


sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi
perekonomian dan industri keuangan;
b. Peringkat Komposit 2 (PK-2), mencerminkan bahwa Bank tergolong
baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan
industri keuangan namun Bank masih memiliki kelemahan-kelemahan
minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin;
c. Peringkat Komposit 3 (PK-3), mencerminkan bahwa Bank tergolong
cukup baik namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat
menyebabkan peringkat kompositnya memburuk apabila Bank tidak
segera melakukan tindakan korektif;
d. Peringkat Komposit 4 (PK-4), mencerminkan bahwa Bank tergolong
kurang baik dan sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi
perekonomian dan industri keuangan atau Bank memiliki kelemahan

Universitas Sumatera Utara


keuangan yang serius atau kombinasi dari kondisi beberapa faktor yang
tidak memuaskan, yang apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang
efektif berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan
kelangsungan usahanya.
e. Peringkat Komposit 5 (PK-5), mencerminkan bahwa Bank tergolong
tidak baik dan sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi
perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsungan usahanya

Tingkat kesehatan bank dinilai dengan atas berbagai aspek yang

berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank, yang meliputi aspek

permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas

(CAMEL) serta mempertimbangkan faktor-faktor yang lain yang dapat

menurunkan atau menggugurkan kesehatan bank. Dalam melakukan penilaian

atas tingkat kesehatan bank pada dasarnya dilakukan dengan pendekatan kualitatif

atas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu

bank. Pendekatan tersebut dilakukan dengan menilai faktor-faktor permodalan,

kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.

Pada tahap awal penilaian tingkat kesehatan suatu bank dilakukan dengan

melakukan kuantifikasi atas komponen dari masing-masing faktor tersebut. Faktor

dan komponen tersebut selanjutnya diberi suatu bobot sesuai dengan besarnya

pengaruh terhadap kesehatan suatu bank. Selanjutnya, penilaian faktor dan

komponen dilakukan dengan sistem kredit yang dinyatakan dalam nilai kredit

antara 0 sampai 100. Hasil penilaian atas dasar bobot dan nilai kredit selanjutnya

dikurangi dengan nilai kredit atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang lain yang

sanksinya dikaitkan dengan tingkat kesehatan bank.

Tahap selanjutnya mengevaluasi kembali dengan memperhatikan

informasi dan aspek-aspek lain yang secara materiil seperti pelanggaran dan atau

Universitas Sumatera Utara


pelampauan terhadap ketentuan BMPK, pelanggaran ketentuan penerapan prinsip

mengenal nasabah , pelanggaran ketentuan transparansi informasi produk BPR

dan penggunaan data pribadi nasabah. Faktor-faktor yang dapat menggugurkan

penilaian tingkat kesehatan bank menjadi tidak sehat yaitu perselisihan intern,

campur tangan pihak di luar manajemen bank, window dressing, praktek bank

dalam bank (bank in bank), kesulitan keuangan, praktek perbankan lain yang

dapat membahayakan kelangsungan usaha bank. Pertimbangan tersebut dapat

berpengaruh terhadap perkembangan masing-masing faktor. Pada akhirnya, akan

diperoleh suatu angka yang dapat menentukan predikat tingkat kesehatan bank,

yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat.

2.2 Penelitian Terdahulu

Khaira (2015) meneliti analisis CAMEL untuk menilai tingkat kesehatan

bank pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2009-2011. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi bermasalah yang dialami oleh bank-

bank di Indonesia dengan menganalisis laporan keuangan bank. Faktor-faktor

yang diuji meliputi rasio CAMEL yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Net Interest

Margin (NIM), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), dan

Loan to Deposit Ratio (LDR). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio

keuangan CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO, dan LDR memiliki daya klasifikasi

atau daya prediksi untuk kondisi bank yang mengalami kesulitan keuangan dan

bank yang mengalami kebangkrutan. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah

Universitas Sumatera Utara


Y= 336,174 – 1,858 CAR – 11,285 NPL + 0,510 NPM + 27,891 NIM – 2,196

BOPO – 2,367 LDR. Dari hasil analisis menunjukkan hasil secara parsial bahwa

variabel NPM dan NIM berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap

kondisi bermasalah, sedangkan variabel CAR, NPL, BOPO, dan LDR

berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah pada

sektor perbankan. Kemudian hasil estimasi regresi logistik menunjukkan

kemampuan prediksi dari 6 variabel bebas tersebut terhadap kondisi bermasalah

sektor perbankan sebesar 100%.

Utama (2015) meneliti pengaruh CAMEL dan Indeks Corporate

Governance terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh

CAMEL dan Indeks Corporate Governance terhadap nilai perusahaan perbankan

yang terdaftar di bursa efek indonesia selama tahun 2010 – 2013. Ada 7 variabel

yang digunakan dalam variabel ini, yaitu nilai perusahaan (Tobin’s Q) sebagai

variabel dependen dan CAMEL (CAR, NPL, NPM, ROA, LDR), dan Indeks

Corporate Governance sebagai variabel independen. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa secara simultan CAMEL (CAR, NPL, NPM, ROA, LDR)

dan Indeks Corporate Governace tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan (Tobin’s Q) di perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Secara parsial variabel CAMEL (CAR, NPL, NPM, ROA, LDR) dan

Indeks Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

(Tobin’s Q) di perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


Yulianto (2012) meneliti analisis CAMELS dalam memprediksi tingkat

kesehatan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris tentang perbedaan

Modal Rasio Kecukupan (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin

(NPM), Return on Asset (ROA), Beban Usaha dan Laba Usaha (BOPO), Loan to

Deposit Ratio (LDR) dan Interest Expense Ratio (IER) sesuai dengan klasifikasi

bank sehat dan bank tidak sehat. Hasil empiris menunjukkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan, CAR dengan Wilk's Lambda Nilai 0,927 signifikan

pada 0,037 dan nilai Lambda Wilk NPL sebesar 0,818 dan Signifikan pada 0,001

Hal ini menunjukkan bahwa CAR dan NPL dapat digunakan untuk membentuk

diskriminan variabel. Sedangkan variabel NPM, ROA, LDR dan IER tidak

menunjukkan hasil yang signifikan, jadi variabel ini memiliki nilai prediktif

rendah dalam bentuk variabel diskriminan.

Widyanto (2012) meneliti analisis tingkat kesehatan dan kinerja keuangan

bank dengan menggunakan metode CAMEL (Studi kasus pada PT. Bank Mega

Syariah Indonesia periode 2008-2010). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

tingkat kesehatan dan kinerja keuangan yang terjadi pada Bank Mega Syariah

Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah Rasio CAMEL (Capital/CAR,

Asset/PAD, Management, Earning/ROA dan BOPO, Liquidity/FDR) sesuai

dengan peraturan perbankan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hasil

penelitian menunjukkan tingkat kesehatan dan kinerja keuangan pada setiap rasio

meski turun naik namun tetap dalam kategori baik (KPMM/CAR). Kinerja

keuangan baik pada rasio Aktiva produktif yang diklasifikasi (APD) terhadap

Universitas Sumatera Utara


Aktiva Produktif, PPAP yang dibentuk terhadap dan PPAP yang wajib dibentuk

juga dalam kategori baik. Kinerja keuangan pada rasio ROA masih dalam kategori

baik walaupun tidak stabil (naik dan turun). Rasio biaya operasional terhadap

pendapatan operasional (BOPO) pada tahun 2008 sebesar 116,25 % tidak

memenuhi ketentuan Bank Indonesia, yaitu biaya operasional tidak lebih dari

93,52 %. Ini berarti biaya operasional pada tahun 2008 lebih tinggi dari pada

pendapatan operasionalnya. Dan rasio yang terakhir adalah FDR tidak memenuhi

ketentuan Bank Indonesia, yang seharusnya tidak lebih dari 94,755%.

Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sampel
Nama Judul
Variabel yang Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
digunakan
Wandani Analisis Capital Adequacy Perusahaan Hasil penelitian ini
Okti CAMEL Ratio (CAR), Non Perbankan menunjukkan bahwa
Khaira untuk menilai Performing Loan yang dari hasil analisis secara
(2015) tingkat (NPL), Net Profit Terdaftar parsial variabel NPM dan
kesehatan Margin (NPM), di Bursa ROA berpengaruh positif
bank pada Net Interest Efek tetapi tidak signifikan
perusahaan Margin (NIM), Indonesia terhadap kondisi bermasalah,
perbankan Biaya Operasional Periode sedangkan
yang terdaftar pada Pendapatan 2009 – variabel NIM, NPL, BOPO,
di Bursa Efek Operasional 2011 dan LDR berpengaruh negatif
Indonesia (BOPO), dan tetapi tidak signifikan
periode 2009- Loan to Deposit terhadap kondisi bermasalah
2011 Ratio (LDR) pada sektor perbankan.
Dian Pengaruh Nilai perusahaan Sampel Hasil penelitian tersebut
Putra Camel Dan (Tobin’s Q) yang secara simultan CAMEL
Utama Indeks sebagai variabel digunakan (CAR, NPL, NPM, ROA,
(2015) Corporate dependen dan dalam LDR) dan Indeks Perusahaan
Governance CAMEL (CAR, penelitian Governace tidak berpengaruh
Terhadap NPL, NPM, ROA, adalah signifikan terhadap nilai
Nilai LDR), dan Indeks perusahaan perusahaan (Tobin Q) di
Perusahaan Corporate perbankan perusahaan perbankan yang
Perbankan Governance yang terdaftar di Bursa Efek
Yang sebagai variabel terdaftar di Indonesia. Dalam CAMEL
Terdaftar Di independen BEI tahun parsial (CAR, NPL, NPM,
Bursa Efek 2010 – ROA, LDR) dan Corporate
Indonesia 2013 Indeks Tata Kelola memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan
(Tobin Q)

Universitas Sumatera Utara


Sampel
Nama Judul
Variabel yang Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
digunakan
Agung Analisis Capital Adequacy Sampel Hasil penelitian
Yulianto, CAMELS Ratio (CAR), Non yang menunjukkan bahwa
Wiwit Apit Dalam Performing Loan digunakan terdapat perbedaan secara
Sulistyowati Memprediksi (NPL), Net Profit dalam signifikan, yaitu untuk
(2012) Tingkat Margin (NPM), penelitian CAR dengan nilai Wilk’s
Kesehatan Return on Assets ini adalah Lambda sebesar 0,927
Bank Yang (ROA), Operating Bank Yang signifikan pada 0,037
Terdaftar Di Expenses and Terdaftar dan nilai Wilk’s Lambda
Bursa Efek Operating Income Di Bursa NPL sebesar 0,818 dan
Indonesia (BOPO), Loan to Efek signifikan pada 0,001.
Periode 2009- deposit Ratio Indonesia Sedangkan variabel NPM,
2011 (LDR) and Periode ROA, BOPO, LDR dan
Interest Expense 2009-2011 IER menunjukkan hasil
Ratio (IER) yang tidak signifikan.
Eko Adi Analisis Rasio CAMEL Sampel Hasil penelitian
Widyanto Tingkat (Capital/CAR, yang menunjukkan tingkat
(2012) Kesehatan Asset/PAD, digunakan kesehatan dan kinerja
Dan Kinerja Management, dalam keuangan pada setiap
Keuangan Earning/ROAdan penelitian rasio meski turun naik
Bank Dengan BOPO, ini adalah namun tetap dalam
Menggunakan Liquidity/FDR) PT. Bank kategori baik
Metode Mega (KPMM/CAR). Kinerja
CAMEL Syariah keuangan pada rasio ROA
(Studi kasus Indonesia masih dalam kategori baik
pada PT. Bank periode walaupun tidak stabil (naik
Mega Syariah 2008-2010 dan turun). Rasio biaya
Indonesia operasional terhadap
periode 2008- pendapatanoperasional
2010) (BOPO) dan FDR tidak
memenuhi ketentuan Bank
Indonesia.

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Triandaru dan Budisantosa (2006:51) mengemukakan bahwa

Kesehatan bank dapat di artikan sebagai kemampuan suatu bank untuk


melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal seperti
kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dari
modal sendiri, kemampuan mengelola dana, kemampuan untuk
menyalurkan dana ke karyawan, pemilik modal, masyarakat dan ke pihak
yang lain. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku dan mampu
memenuhi semua kewajiban dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
dengan peraturan perbankan yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara


Secara sederhana keuangan suatu bank dapat dikatakan sehat karena bank

dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank mempunyai modal yang cukup

agar dapat menjaga kualitas asetnya dengan baik. Selain itu, suatu bank harus

senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah di tetapkan yang

pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip

kehati-hatian di bidang perbankan.

Kesehatan keuangan bank adalah kemampuan suatu bank untuk

melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi

semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan

perbankan yang berlaku. Menyadari arti pentingnya suatu kesehatan bank bagi

pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan

prinsip ke hati-hati dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia menerapkan

tentang kesehatan keuangan bank. Penilaian tingkat kesehatan bank dapat di ukur

dengan menggunakan analisis CAMEL.

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antarvariabel

yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antarvariabel

independen dengan variabel dependen. Kerangka konseptual dari penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


Variabel Independen Variabel Dependen
CAR H1
X1

NPL H2
X2

H3
NPM
X3
TINGKAT
H4
NIM KESEHATAN
X4 BANK(Y)

BOPO H5
X5

H5 H6
LDR
X6

H7

Gambar 2.1
Kerangka konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Pengaruh Rasio CAR Terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Pengertian kecukupan modal tersebut tidak hanya dihitung dari jumlah

nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan modal, atau yang sering disebut

sebagai Capital Adequacy Ratio (CAR). Kekurangan modal merupakan gejala

umum yang dialami bank-bank di negara-negara berkembang. Dengan demikian,

Universitas Sumatera Utara


pengawas bank harus yakin bahwa bank harus mempunyai modal yang cukup,

baik jumlah maupun kualitasnya. Maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H1 : Rasio CAR berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank

2.4.2 Pengaruh Rasio NPL Terhadap Tingkat Kesehatan Bank

NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan

bank dalam mengcover risiko pengembalian kredit oleh debitur. NPL

mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi NPL mengakibatkan semakin tinggi

tunggakan bunga kredit yang berpotensi menurunkan pendapatan bunga serta

menurunkan laba. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan yaitu:

H2 : Rasio NPL berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank

2.4.3 Pengaruh Rasio NPM Terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Aspek manajemen pada penilaian kinerja bank dalam penelitian ini tidak

dapat menggunakan pola yang ditetapkan BI tetapi sesuai dengan data yang

tersedia diproyeksikan dengan Net Profit Margin. Jadi, NPM juga salah satu

faktor penentu kesehatan bank. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan yaitu:

H3 : Rasio NPM berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank

2.4.4 Pengaruh Rasio NIM Terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Earning (rentabilitas) bank dinilai dengan rasio Net Interesrt Margin

(NIM). Rasio ini menggambarkan tingkat jumlah pendapatan bunga bersih yang

diperoleh dengan menggunakan aktiva produktif yang dimiliki oleh bank, jadi

semakin besar nilai NIM maka akan semakin besar pula keuntungan yang

diperoleh dari pendapatan bunga dan akan berpengaruh pada tingkat kesehatan

bank. Maka, hipotesis yang diajukan yaitu:

Universitas Sumatera Utara


H4 : Rasio NIM berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank

2.4.5 Pengaruh Rasio BOPO Terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil BOPO maka semakin

efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang besangkutan. Dengan

demikian, hipotesis yang diajukan yaitu:

H5 : Rasio BOPO berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank

2.4.6 Pengaruh Rasio LDR Terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit

yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. LDR menggambarkan

seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang

dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR memberikan indikasi semakin rendahnya

kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Oleh karena itu, hipotesis yang

diajukan yaitu:

H6 : Rasio LDR berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank

2.4.7 Pengaruh Rasio CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO, LDR Terhadap

Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan dari penjelasan hipotesis yang telah disebutkan di atas, maka

CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO, LDR dapat berpengaruh secara parsial maupun

simultan terhadap nilai perusahaan. Maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H7: Rasio CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO, LDR berpengaruh

terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan desain kausal atau hubungan sebab akibat.

Menurut Sekaran (2006:115) mengemukakan bahwa “variabel adalah apapun

yang dapat membedakan, membawa variasi pada nilai”. Secara garis besar, dalam

penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel

independen.

3.1.1 Variabel Dependen

Variabel dependen atau biasa disebut variabel terikat adalah variabel yang

dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Sekaran, 2006:116).

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kesehatan

bank yang dikategorikan menjadi 2, yaitu kategori (0) untuk bank tidak sehat dan

kategori (1) untuk bank sehat.

3.1.2 Variabel Independen

Menurut Sekaran (2006:117) mengemukakan bahwa “variabel independen

adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik yang pengaruhnya

positif maupun negatif”. Variabel independen yang digunakan adalah :

1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio kecukupan modal (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal

Universitas Sumatera Utara


sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank

(Almilia, 2005). Rasio permodalan ini merupakan komponen kecukupan

pemenuhan KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) terhadap ketentuan

yang berlaku. Rasio CAR diperoleh dari modal yang dibagi dengan ATMR

(Aktiva Tertimbang Menurut Risiko). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut

menurut Khaira (2015:32):

CAR = × 100 %

Keterangan:

Perhitungan Modal dan Aset Tertimbang Menurut Risiko dilakukan berdasarkan

ketentuan Bank Indonesia mengenai kewajiban penyediaan modal minimum.

2. Non Performing Loan (NPL)

Rasio Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kemampuan manajemen

bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank yaitu

membandingkan kredit bermasalah yang terdiri dari kredit kurang lancar,

diragukan, dan kredit macet dengan keseluruhan total kredit yang diberikan pihak

bank kecuali pinjaman kepada pihak bank lain. Rasio ini dapat dirumuskan

sebagai berikut menurut Khaira (2015:32):

NPL = × 100 %

Keterangan:

• Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan

macet.

• Kredit bermasalah dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca, secara gross

(sebelum dikurangi CKPN/Cadangan Kerugian Penurunan Nilai).

Universitas Sumatera Utara


• Total kredit dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca, secara gross

(sebelum dikurangi CKPN).

3. Net Profit Margin (NPM)

Rasio Net Profit Margin (NPM) diukur dengan membandingkan jumlah

laba bersih dengan pendapatan operasi. Rasio ini untuk mengukur kemampuan

bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut

pendapatan operasinya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi pendapatan

operasional dalam menghasilkan laba bersih. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut menurut Khaira (2015:32):

NPM = × 100 %

4. Net Interest Margin (NIM)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.

Rasio NIM diperoleh dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih

dibandingkan dengan rata-rata aktiva produktif. Semakin besar rasio ini maka

meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio

ini dapat dirumuskan sebagai berikut menurut Khaira (2015:33):

NIM = × 100 %

Keterangan:

Pendapatan bunga bersih diperoleh dari: Pendapatan bunga – beban bunga.

5. Beban Operasional / Pendapatan Operasional (BOPO)

Menurut Almilia (2005:138) mengemukakan bahwa

Universitas Sumatera Utara


Rasio BOPO disebut rasio efisiensi. Rasio yang ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini,
berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang
bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut menurut Khaira (2015:33):

BOPO = × 100 %

6. Loan to Deposit Ratio ( LDR )

Menurut Almilia (2005:139) mengemukakan bahwa “rasio ini digunakan

untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah kredit

yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Kredit yang diberikan tidak

termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro,

tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito”. Rasio ini untuk mengetahui

kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang

telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan . Rasio ini

dapat dirumuskan sebagai berikut menurut Khaira (2015:34):

LDR = × 100 %

Keterangan:

• Kredit adalah kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia

mengenai penilaian kualitas aset bank umum.

• Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar

bank).

Berikut tabel operasionalisasi variabel dalam penelitian ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Variabel Indikator Pengukuran Skala

Capital Capital CAR = ×100% Rasio


(Permodalan) Adequacy
Ratio
Asset Quality Non NPL = ×100% Rasio
(Kualitas Performing
Aktiva) Loan
Management Net Profit NPM = ×100% Rasio
(Manajemen) Margin

Earning 1.Net NIM = ×100% Rasio


(Rentabilitas) Interest
Margin
2.Biaya
Operasional Rasio
dan BOPO = ×100%
Pendapatan
Operasional
Liquidity Loan to LDR= ×100% Rasio
(Likuiditas) Deposit
Ratio
(LDR)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki

kualitas serta ciri-ciri yang ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut,

populasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu atau objek pengamatan

yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Jumlah populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI adalah sebanyak 43

perusahaan perbankan.

Universitas Sumatera Utara


Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah penentuan sampel

secara purposive (purposive sampling). Penggunaan metode ini bertujuan untuk

mendapatkan sampel yang konsisten dan representatif, sesuai dengan kriteria-

kriteria yang digunakan.

Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2013-2015

2. Memiliki laporan keuangan tahunan yang lengkap selama listing di

Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.

Berikut ini merupakan daftar populasi dan sampel yang akan digunakan

dalam penelitian:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.2
Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

NO KODE NAMA BANK KRITERIA SAMPEL


1 2
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga √ √ 1
Tbk
2 AGRS PT Bank Agris Indonesia Tbk X √ X

3 ARTO PT Bank Artos Indonesia Tbk X √ X

4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk √ √ 2

5 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk √ √ 3

6 BBCA Bank Central Asia Tbk √ √ 4

7 BBHI PT Bank Harda Internasional Tbk X √ X

8 BBKP Bank Bukopin Tbk √ √ 5

9 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk √ √ 6

10 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk √ √ 7

11 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk √ √ 8

12 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) √ √ 9


Tbk
13 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) √ √ 10
Tbk
14 BBYB PT Bank Yudha Bhakti Tbk X √ X

15 BCIC Bank Mutiara Tbk √ √ 11

16 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk √ √ 12

17 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk √ √ 13

18 BGTB PT Bank Ganesha Tbk X √ X

19 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk √ √ 14

20 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa √ √ 15


Barat dan Banten Tbk
21 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa √ √ 16
Timur Tbk

Universitas Sumatera Utara


22 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk √ √ 17

23 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk √ √ 18

24 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk √ √ 19

25 BNBA Bank Bumi Arta Tbk √ √ 20

26 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk √ √ 21

27 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk √ √ 22

28 BNLI Bank Permata Tbk √ √ 23

29 BSIM Bank Sinarmas Tbk √ √ 24

30 BSWD Bank of India Indonesia Tbk √ √ 25

31 BTPN Bank Tabungan Pensiunan √ √ 26


Nasional Tbk
32 BVIC Bank Victoria International Tbk √ √ 27

33 DNAR PT Bank Dinar Indonesia Tbk X √ X

34 INPC Bank Artha Graha Internasional √ √ 28


Tbk
35 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk √ √ 29

36 MCOR Bank Windu Kentjana √ √ 30


International Tbk
37 MEGA Bank Mega Tbk √ √ 31

38 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk √ √ 32

39 NISP Bank OCBC NISP Tbk √ √ 33

40 NOBU PT Bank Nationalnobu Tbk X √ X

41 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk √ √ 34

42 PNBS PT Bank Panin Syariah Tbk X √ X

43 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 √ √ 35


Tbk

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, maka sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah 35 perusahaan perbankan dari 43 populasi

perusahaan perbankan.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder biasanya merupakan internal atau eksternal organisasi dan diakses

melalui internet, penelusuran dokumen, ataupublikasi informasi. Sumber data

yang digunakan adalah data yang berasal dari website Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id) dan (http://www.sahamok.com/contoh-perusahaan-perbankan/)

untuk mengetahui jenis-jenis perusahaan manufaktur yang terdapat di Indonesia.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mempelajari catatan-catatan atau dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan

data yang diperlukan catatan atau dokumen itu berupa laporan keuangan yang

terdiri dari CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO dan LDR. Adapun sumber data

diperoleh dari publikasi laporan keuangan melalui penelusuran dari internet yaitu

dengan cara mendownload dari situs Bursa efek Indonesia yaitu www.idx.co.id

melalui media internet untuk memperoleh laporan tahunan setiap perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis data kuantitatif yaitu dengan mencari rasio yang didapat dari perhitungan

masing-masing faktor dan komponen berdasarkan metode CAMEL dengan

mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 14 April 2004

perihal Sistem Penilaian Tingkat Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia

No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Tata cara Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum dengan menggunakan program SPSS sebagai alat untuk

menguji data tersebut.

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2009:19) mengemukakan bahwa

statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang


dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).
Standar deviasi, varian, maksimum dan minimum menunjukkan hasil
analisis terhadap dispersi data. Sedangkan skewness (kemencengan) dan
kurtosis menunjukkan bagaimana data terdistribusi. Varian dan standar
deviasi menunjukkan penyimpangan data terhadap nilai rata-rata.

Apabila standar deviasi kecil, berarti nilai sampel atau populasi

mengelompok di sekitar nilai rata-rata hitungnya, karena nilainya hampir sama

dengan nilai rata-rata, maka dapat disimpulkan bahwa setiap anggota sampel atau

populasi mempunyai kesamaan. Sebaliknya, apabila nilai deviasi besar, maka

penyebaran dari rata-rata juga besar. Hal tersebut menunjukkan adanya selisih

nilai maksimum dan minimum yang terlalu ekstrim.

Universitas Sumatera Utara


3.5.2 Analisis Logistic Regression

Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur hipotesis

(𝐻𝐻1,2,𝐻𝐻3,𝐻𝐻4,𝐻𝐻5,𝐻𝐻6) dalam penelitian ini adalah analisis logistic regression.

Menurut Ghozali (2009:71) mengemukakan bahwa

analisis logistic regression digunakan untuk menguji apakah probabilitas


terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya.
Analisis ini umumnya dipakai jika asumsi multivariatenormal distribution
tidak terpenuhi. Hal ini karena variabel bebas merupakan campuran antara
variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik).

Adapun kelebihan dari regresi logistik adalah sebagai berikut (Kuncoro,

2001:217):

1. Regresi logistik tidak memilki asumsi normalitas atas variabel bebas


yang digunakan dalam model. Artinya variabel penjelas tidak harus
memilki distribusi normal, linier, maupun memilki varian yang sama
dalam setiap group.
2. Variabel bebas dalam regresi logistik bisa campuran variabel kontinyu,
diskrit, dan dikotomis.
3. Regresi logistik sangat bermanfaat digunakan apabila distribusi respon
atas variabel terikat diharapkan nonlinier dengan satu atau lebih
variabel bebas.

Persamaan logistic regression versi Bank Indonesia dapat dinyatakan

sebagai berikut:

= + 𝑎𝑎1𝑋𝑋1 + 𝑎𝑎2𝑋𝑋2 + 𝑎𝑎3𝑋𝑋3 + 𝑎𝑎4𝑋𝑋4 + 𝑎𝑎5𝑋𝑋5 + 𝑎𝑎6𝑋𝑋6 + 𝑒𝑒

Dimana :

= Kategori (0) untuk bank tidak sehat menurut rasio keuangan CAMEL

Kategori (1) untuk bank sehat menurut rasio keuangan CAMEL

a = konstanta

𝑋𝑋1 = CAR

𝑋𝑋2 = NPL

Universitas Sumatera Utara


𝑋𝑋3 = NPM

𝑋𝑋4 = NIM

𝑋𝑋5 = BOPO

𝑋𝑋6 = LDR

e = error

3.5.2.1 Menilai Model fit

Hasil output data dari logistic regression kemudian dianalisis dengan

menggunakan penilaian model fit. Langkah pertama yaitu dengan menilai overall

fit model terhadap data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

𝐻𝐻0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data

𝐻𝐻𝐴𝐴: Model yangdihipotesiskan tidak fit dengan data

a) Fungsi Likelihood

Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi Likelihood.

Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan

menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L

ditransformasikan menjadi –2LogL. Statistik -2LogL sering juga disebut dengan

likelihood rasio χ2 statistik, dimana χ2 distribusi dengan degre offreedom n–q,

q adalah jumlah parameter dalam model.Output SPSS memberikan dua nilai -

2LogL yaitu satu untuk model yang hanya memasukkan konstanta saja dan satu

model dengan konstanta serta tambahan bebas.

Statistik -2LogL pada awal (block number = 0) dengan angka -2LogL pada

block number = 1 dapat juga digunakan untuk menentukan jika variabel bebas

ditambahkan ke dalam model apakah secara signifikan memperbaiki model fit.

Universitas Sumatera Utara


Selisih -2LogL untuk model dengan konstanta saja dan -2LogL untuk model

dengan konstanta dan variabel bebas didistribusikan sebagai χ2 dengan df

(selisih df kedua model). Apabila terjadi penurunan maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa model tersebut menunjukkan model regresi yang baik dan

model yang dihipotesiskan fit dengan data.

b) Cox dan Snell’sR Square dan Negelkerke’sR Square

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru

ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi

likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit untuk

diinterpretasikan. Negelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox

dan Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1

(satu). Nilai Nagelkerke R Square dalam model regresi logistik ini menunjukkan

koefisien determinasi yang gunakan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas

variabel-variabel independen mampu memperjelas variabilitas variabel dependen.

Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R Square dengan

nilai maksimumnya. Nilai Negelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2

pada multiple regression.

c) Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol

bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara

model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test statistik sama dengan atau kurang dari 0.05,

maka hipotesis 0 ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model

Universitas Sumatera Utara


dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model

tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test lebih besar dari 0.05, maka hipotesis 0 tidak dapat ditolak

dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan

model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Regresi yang baik adalah regresi yang ditunjukkan dengan tidak adanya

gejala korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Pengujian multikolinearitas

menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya

korelasi antar variabel independen. Jika korelasi yang terjadi kurang dari 0,98

,berarti tidak terjadi multikolinearitas, sedangkan jika koefisien yang terjadi diatas

0,98, maka terjadi multikolinearitas dan berarti model regresi yang digunakan

tidak baik.

3.5.2.3 Tabel Klasifikasi

Tabel klasifikasi 2×2 menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan

salah (incorrect). Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel

dependen dan dalam hal ini sehat (1) dan tidak sehat (0), sedangkan pada baris

menunjukkan nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen sehat (1) dan

tidak sehat (0). Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada

diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%. Jika model logistik memiliki

homoskedastisitas, maka persentase yang benar (correct) akan sama untuk kedua

baris.

Universitas Sumatera Utara


3.5.2.4 Pengujian Hipotesis

Pada regresi logistik, uji signifikansi pengaruh parsial dapat diuji dengan

uji Wald. Dalam uji Wald, statistik yang diuji adalah statistik Wald (Wald

statistic). Nilai statistik dari uji Wald berdistribusi chi-kuadrat. Pengambilan

keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan

nilai probabilitas dari uji Wald.

Untuk menguji apakah model regresi logistik yang melibatkan variabel

bebas signifikan (secara simultan) lebih baik dibandingkan model sederhana

dalam hal mencocokkan data, maka bandingkan nilai Sig. untuk Step 1 (Step) pada

Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients terhadap tingkat signifikansi 0,05.

Nilai Sig. disebut juga dengan nilai probabilitas.

1. Jika nilai probabilitas lebih kecil (Sig.) dari tingkat signifikansi, maka

disimpulkan bahwa model yang melibatkan variabel bebas signifikan

(secara simultan) lebih baik dalam hal mencocokkan data dibandingkan

model sederhana.

2. Jika nilai probabilitas (Sig.) lebih besar dari tingkat signifikansi, maka

disimpulkan bahwa model yang melibatkan variabel bebas tidak

signifikan (secara simultan) lebih baik dalam hal mencocokkan data

dibandingkan model sederhana.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis statistik yang menggunakan persamaan analisis regresi logistik. Analisis

data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel,

selanjutnya dilakukan analisis regresi logistik. Pengujian analisis regresi logistik

digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 23. Prosedur dimulai

dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan

menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 31 perusahaan yang

memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian dan diamati

selama periode 2013-2015.

Tabel 4.1
Deskripsi Penarikan Sampel Penelitian

Jumlah Pelanggaran

No Kriteria Kriteria Akumulasi

1. Populasi 43

2 Total Perusahan Perbankan yang

terdaftar di bursa efek indonesia (BEI)

selama periode pengamatan (2013-2015) (8) 35

3 Memiliki laporan keuangan tahunan

yang lengkap selama listing di Bursa (0) 35

Efek Indonesia periode 2013-2015.

Universitas Sumatera Utara


Jumlah sampel perusahaan 35

Tahun pengamatan 3

Jumlah sampel total selama tahun 105

pengamatan (2012-2014)

Sumber : Data diolah, 2017

4.2 Deskripsi Variabel

4.2.1 Variabel Bebas (Variabel Independen)

4.2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1)

Menurut Almilia (2005) mengemukakan bahwa “rasio kecukupan

modal (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh

aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan

pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-

dana dari sumber-sumber di luar bank”.

Menurut Khaira (2015:32) rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

CAR = × 100 %

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan Capital Adequancy Ratio

(CAR) pada Perusahaan Perbankan yang menjadi sampel.

Tabel 4.2
Capital Adequancy Ratio (CAR) (X1)

Universitas Sumatera Utara


CAR
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 21.60% 19.06% 22.12%
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 20.13% 16.43% 17.70%
3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 13.09% 17.79% 17.83%
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 15.70% 16.90% 18.70%
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 15.10% 14.20% 13.56%
6 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 26.99% 26.66% 28.26%
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 15.10% 16.20% 19.50%
8 BBNP BankNusantara Parahyangan Tbk 15.75% 16.55% 18.07%
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 16.99% 18.31% 20.59%
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 15.62% 14.64% 16.97%
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 14.03% 13.48% 15.49%
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 12.38% 13.89% 23.87%
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 11.56% 10.05% 8.02%
14 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 17.10% 25.36% 19.93%
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
15 BJBR 16.51% 16.08% 15.85%
Banten Tbk

16 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 23.72% 22.17% 21.22%

17 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk 18.74% 15.10% 16.18%


18 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk 21.01% 19.45% 19.33%
19 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14.93% 16,60% 18.60%
20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 16.99% 15,07% 25.57%
21 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 15.36% 15,58% 16.28%
22 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 12.74% 15,76% 15.17%
23 BNLI Bank Permata Tbk 14.30% 13,6% 15.00%
24 BSIM Bank Sinarmas Tbk 21.82% 18,38% 14.37%
25 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 15.26% 15.39% 23.85%
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 23.10% 23.20% 23.80%
27 BVIC Bank Victoria International Tbk 18% 18.35% 20.38%
28 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 17.31% 15.95% 15.20%
29 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 14.07% 10.25% 12.97%
30 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 14.68% 14.15% 16.39%
31 MEGA Bank Mega Tbk 16.63% 17.09% 24.86%
32 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk 33.35% 21.84% 15.49%
33 NISP Bank OCBC NISP Tbk 19.28% 18.74% 17.32%
34 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 15.32% 17,41% 20.23%
35 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 27.91% 21.71% 18.82%

Sumber : Data diolah, 2017

4.2.1.2 Non Performing Loan (NPL) (X2)

Universitas Sumatera Utara


Rasio Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kemampuan

manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank

yaitu membandingkan kredit bermasalah yang terdiri dari kredit kurang lancar,

diragukan, dan kredit macet dengan keseluruhan total kredit yang diberikan pihak

bank kecuali pinjaman kepada pihak bank lain.

Menurut Khaira (2015:32) rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

NPL = × 100 %

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan Non Performing Loan

(NPL) pada Perusahaan Perbankan yang menjadi sampel.

Tabel 4.3
Non Performing Loan (NPL) (X2)

NPL
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 2.27% 2.02% 1.90%
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 0.37% 0.34% 0.79%
3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 4.88% 5.88% 2.97%
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 0.40% 0.60% 0.70%
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 2.25% 2.78% 2.83%
6 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 2.16% 2.16% 1.36%
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 2.20% 2.00% 2.70%
8 BBNP BankNusantara Parahyangan Tbk 0.45% 1.41% 3.98%
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1.55% 1.69% 2.02%
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 4.05% 4.01% 3.42%
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 12.28% 12.24% 3.71%
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 5.89% 7.85% 3.67%
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 6.75% 6.94% 5.94%
14 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 0.39% 0.80% 0.21%
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
15 BJBR Banten Tbk 2.83% 4.15% 2.91%

Universitas Sumatera Utara


NPL
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
16 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 3.44% 3.31% 4.29%
17 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk 0.23% 0.31% 2.59%
18 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk 0.61% 0.71% 0.51%
19 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.60% 1.66% 2.29%
20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 0.21% 0.25% 0.78%
21 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 2.23% 3.90% 3.74%
22 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 2.11% 2.23% 3.67%
23 BNLI Bank Permata Tbk 1.00% 1.70% 2.70%
24 BSIM Bank Sinarmas Tbk 2.50% 3.00% 3.95%
25 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 1.59% 1.17% 8.90%
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 0.70% 0.70% 0.70%
27 BVIC Bank Victoria International Tbk 0.70% 3.52% 4.48%
28 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 1.96% 1.92% 2.33%
29 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 1.04% 1.46% 2.52%
30 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 1.69% 2.71% 1.98%
31 MEGA Bank Mega Tbk 2.18% 2.09% 2.81%
32 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk 0.18% 0.16% 0.34%
33 NISP Bank OCBC NISP Tbk 0.73% 1.34% 1.30%
34 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 2.13% 2.01% 2.44%
35 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 0.48% 2.51% 1.98%

Sumber : Data diolah, 2017

4.2.1.3 Net Profit Margin (NPM) (X3)

Rasio Net Profit Margin (NPM) diukur dengan membandingkan

jumlah laba bersih dengan pendapatan operasi. Rasio ini untuk mengukur

kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari

sudut pendapatan operasinya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi

pendapatan operasional dalam menghasilkan laba bersih.

Menurut Khaira (2015:32) rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

NPM = × 100 %

Universitas Sumatera Utara


Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan Net Profit Margin (NPM)

pada Perusahaan Perbankan yang menjadi sampel.

Tabel 4.4
Net Profit Margin (NPM) (X3)

NPM
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 1.034. 2.018. 1.076.

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 3.833. 2.456. 2.181.


3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk (1.034.) (1.134.) .152.
4 BBCA Bank Central Asia Tbk .423. .399. .377.
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 1.211. .712. .818.
6 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 2.171. .367. .336.
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 2.265. 12.368. 1.032.
8 BBNP BankNusantara Parahyangan Tbk 1.972. 2.353. 1.588.

9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 6.530. 2.633. 2.004.

10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 2.045. 1.280. 1.673.

11 BCIC Bank Mutiara Tbk (20.486.) (8.751.) (7.782.)


12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk .651. 0,981 0,654
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk .089. (.130.) (.709.)
14 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 1.725. 2.797. 4.339.
Bank Pembangunan Daerah Jawa
15 BJBR 3.010. 1.796. 2.441.
Barat dan Banten Tbk
Bank Pembangunan Daerah Jawa
16 BJTM .615. .695. .739.
Timur Tbk
17 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk .022. .580. .734.
18 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk 1.196. 1.050. .954.
19 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.225. 1.406. 1.151.
20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 3.227. 2.528. 2.157.
21 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 1.640. 1.10. .252.
22 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk .686. .739. .784.
23 BNLI Bank Permata Tbk 1.052. 4.233. 1.401.
24 BSIM Bank Sinarmas Tbk .201. .125. .105.
25 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 5.670. 3.120. (1.774.)
Bank Tabungan Pensiunan Nasional
26 BTPN 5.344. 2.549. 2.483.
Tbk
27 BVIC Bank Victoria International Tbk 2.295. .801. .463.
28 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 2.115. 1.218. .655.
29 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 10.441. 10.412. 13.320.
Bank Windu Kentjana International
30 MCOR 3.614. .413. .353.
Tbk
31 MEGA Bank Mega Tbk .443. 2.029. 18.206.
32 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk .480. .465. 1.208.
33 NISP Bank OCBC NISP Tbk .284. .297. .285.
34 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 1.815. 1.381. 1.540.
35 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 1.142. .775. 1.307.
Sumber : Data diolah, 2017

Universitas Sumatera Utara


4.2.1.4 Net Interest Margin (NIM) (X4)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga

bersih. Rasio NIM diperoleh dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih

dibandingkan dengan rata-rata aktiva produktif. Semakin besar rasio ini maka

meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Menurut Khaira (2015:33) rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

NIM = × 100 %

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan Net Interest Margin

(NIM) pada Perusahaan Perbankan yang menjadi sampel.

Tabel 4.5
Net Interest Margin (NIM) (X4)

NIM
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 5.31% 4.62% 4.77%
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 4.67% 3.96% 4.73%
3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 4.84% 3.43% 3.32%
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 6.20% 6.50% 6.70%
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 3.82% 3.70% 3.58%
6 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 8.36% 8.24% 8.13%
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 6.20% 6.30% 6.40%
8 BBNP BankNusantara Parahyangan Tbk 5.16% 4.69% 5.18%
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 8.55% 8.51% 8.13%
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 5.44% 4.47% 4.87%
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 1.67% 0.24% 0.93%
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 4.76% 3.65% 6.44%
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 13.04% 9.65% 6.11%
14 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 4.55% 4.71% 4.26%
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
15 BJBR 7.96% 6.79% 6.32%
Banten Tbk

Universitas Sumatera Utara


NIM
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015

16 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 7.14% 6.90% 6.41%
17 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk 2.82% 2.80% 3.08%
18 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk 5.07% 4.93% 4.42%
19 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 5.68% 5.94% 5.90%
20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 6.61% 5.81% 5.49%
21 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 5.34% 5.36% 5.21%
22 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 4.94% 4.76% 4.84%
23 BNLI Bank Permata Tbk 4.20% 3.60% 4.00%
24 BSIM Bank Sinarmas Tbk 5.23% 5.87% 5.77%
25 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 5.92% 4.97% 3.70%
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12.70% 11.40% 11.30%
27 BVIC Bank Victoria International Tbk 2.33% 1.88% 2.08%
28 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 5.31% 4.75% 4.56%
29 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 5.75% 4.52% 4.78%
30 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 4.87% 3.76% 4.44%
31 MEGA Bank Mega Tbk 5.38% 5.27% 6.04%
32 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk 2.59% 2.16% 2.53%
33 NISP Bank OCBC NISP Tbk 4.11% 4.15% 4.07%
34 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 4.09% 4.09% 4.61%
35 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 3.83% 1.89% 4.74%

Sumber : Data diolah, 2017

4.2.1.5 Beban Operasional / Pendapatan Operasional (BOPO)

(X5)

Menurut Almilia (2005:138) mengemukakan bahwa

Rasio BOPO disebut rasio efisiensi. Rasio yang ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio
ini, berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank
yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.

Menurut Khaira (2015:33) rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Universitas Sumatera Utara


BOPO = × 100 %

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan Net Interest Margin

(NIM) pada Perusahaan Perbankan yang menjadi sampel.

Tabel 4.6
Beban Operasional / Pendapatan Operasional (BOPO) (X5)

BOPO
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 85.88% 87.85% 88.63%
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 86.38% 87.81% 90.27%
3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 107.77% 108.54% 98.97%
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 61.50% 62.40% 63.20%
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 82.38% 89.21% 87.56%
6 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 54.13% 65.85% 68.58%
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 67.10% 68.00% 75.50%
8 BBNP BankNusantara Parahyangan Tbk 86.35% 88.37% 91.91%
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 60.58% 65.42% 67.96%
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 82.19% 88.97% 84.83%
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 173.80% 136.39% 143.68%
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 76.98% 80.74% 64.98%
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 99.39% 108.30% 134.15%
14 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 92.46% 89.76% 90.46%
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
15 BJBR 79.41% 85.60% 83.31%
Banten Tbk

16 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 70.28% 69.63% 76.12%
17 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk 100.57% 88.90% 90.95%
18 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk 88.74% 92.59% 89.53%
19 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 62.41% 64.98% 69.67%
20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 82.33% 87.41% 88.91%
21 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 73.79% 87.86% 97.38%
22 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 84.10% 92.94% 90.77%
23 BNLI Bank Permata Tbk 85.00% 89.80% 98.90%
24 BSIM Bank Sinarmas Tbk 88.50% 94.54% 91.67%
25 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 69.09% 74.92% 110.20%

Universitas Sumatera Utara


BOPO
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 53% 58% 61%
27 BVIC Bank Victoria International Tbk 81.35% 93.25% 93.89%
28 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 85.27% 91.62% 96.66%
29 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 78.58% 84.50% 82.65%
30 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 84.89% 93.19% 90.70%
31 MEGA Bank Mega Tbk 89.76% 91.25% 85.72%
32 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk 95.88% 95.26% 93.86%
33 NISP Bank OCBC NISP Tbk 78.03% 79.46% 80.14%
34 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 65.89% 79.81% 86.66%
35 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 33.28% 56.04% 79.89%

Sumber : Data diolah, 2017

4.2.1.6 Loan to Deposit Ratio ( LDR ) (X5)

Menurut Almilia (2005:139) mengemukakan bahwa “rasio ini

digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah

kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Kredit yang diberikan

tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah

giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito”.

Menurut Khaira (2015:34) rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

LDR = × 100 %

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan Loan to Deposit Ratio

(LDR ) pada Perusahaan Perbankan yang menjadi sampel.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.7
Loan to Deposit Ratio ( LDR ) (X6)

LDR
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 87.11% 88.49% 87.15%
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 63.35% 58.13% 55.78%
3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 80.14% 80.35% 72.29%
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 75.40% 76.80% 81.10%
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 85.80% 83.89% 86.34%
6 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 102.35% 101.30% 101.61%
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 85.30% 87.80% 87.80%
8 BBNP BankNusantara Parahyangan Tbk 84.44% 85.19% 90.17%
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 88.54% 81.68% 86.88%
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 104.42% 108.86% 108.78%
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 96.31% 71.14% 85%
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 56.89% 85.87% 76.89%
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 88.46% 86.11% 80.77%
14 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 87.17% 75.07% 82.83%
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
15 BJBR 96.47% 93.18% 88.13%
Banten Tbk

16 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 84.98% 86.54% 82.92%
17 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk 113.30% 93.47% 112.54%
18 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk 85.73% 77.20% 92.96%
19 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 82.97% 82.02% 87.05%
20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 83.96% 79.45 82.78%
21 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 94.49% 99.46% 97.98%
22 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 87.04% 91.15% 85.13%
23 BNLI Bank Permata Tbk 89.20% 89.10% 87.80%
24 BSIM Bank Sinarmas Tbk 78.72% 83.88% 78.04%
25 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 93.76% 88.06% 82.06
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 88% 97% 97%
27 BVIC Bank Victoria International Tbk 73.39% 70.25% 70.17%
28 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 88.87% 87.62% 80.75%
29 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 85.61% 81.25% 82.99%
30 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 82.73% 84.03% 86.82%
31 MEGA Bank Mega Tbk 57.41% 65.85% 65.05%
32 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk 55.15% 51.97% 59.34%
33 NISP Bank OCBC NISP Tbk 92.49% 93.59% 98.05%
34 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 87.71% 95.47% 98.83%
35 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 140.72% 101.20% 97.22%

Sumber : Data diolah, 2017

Universitas Sumatera Utara


4.2.2 Variabel Terikat (Variabel Dependen)

4.2.2.1 Tingkat Kesehatan Bank (Y)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tingkat kesehatan bank yang dikategorikan menjadi 2, yaitu kategori (0) untuk

bank tidak sehat dan kategori (1) untuk bank sehat.

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan Tingkat Kesehatan

Bank pada Perusahaan Perbankan yang menjadi sampel.

Tabel 4.8
Tingkat Kesehatan Bank (Y)

Tingkat Kesehatan Bank


NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 1 1 1
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 1 1 1
3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 1 1 1
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 1 1 1
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 1 1 1
6 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 1 1 1
7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 1 1 1
8 BBNP BankNusantara Parahyangan Tbk 1 1 1
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1 1 1
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 1 1 1
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 1 - 1
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 1 1 1
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk - - -
14 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk - - -
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
15 BJBR Banten Tbk 1 1 1

16 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 1 1 1


17 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk - - -
18 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk 1 1 1
19 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 1 1 1
20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 1 1 1
21 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 1 1 1
22 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 1 1 1
23 BNLI Bank Permata Tbk 1 1 1
24 BSIM Bank Sinarmas Tbk 1 1 1
25 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 1 1 -

Universitas Sumatera Utara


Tingkat Kesehatan Bank
NO KODE NAMA BANK
2013 2014 2015
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 1 1 1
27 BVIC Bank Victoria International Tbk 1 1 1
28 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 1 1 1
29 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 1 1 1
30 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 1 1 1
31 MEGA Bank Mega Tbk 1 1 1
32 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk 1 1 1
33 NISP Bank OCBC NISP Tbk 1 1 1
34 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 1 1 1
35 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 1 1 1

Sumber : Data diolah, 2017

4.3 Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel

sebagai berikut:

Tabel 4.9
Statistik Deskriptif Tingkat Kesehatan Bank

Tingkat Kesehatan Bank


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Bank yang tidak Sehat 10 9,5 9,5 9,5


Bank yang sehat 95 90,5 90,5 100,0

Total 105 100,0 100,0


Sumber : Data diolah SPSS, 2017

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui dari tahun 2013-2015 bank yang tidak

sehat sebanyak 10 bank (9,5%), sedangkan bank yang sehat sebanyak 95 bank

(90,5%).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.10
Statistik Deskriptif CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO dan LDR

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 105 8,02% 33,35% 17,8195% 4,18695%


NPL 105 0,16% 12,28% 2,4854% 2,19397%
NPM 105 -20,5 18,2 1,538 3,8591
NIM 105 0,24% 13,04% 5,2052% 2,15904%
BOPO 105 33,28% 173,80% 84,9091% 18,43593%
LDR 105 51,97% 82,06% 57,8790% 97,61246%
Valid N (listwise) 105

Sumber : Data diolah SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui:

1. Nilai minimum dari CAR adalah 8,02% sementara nilai maksimum

dari CAR adalah 33,35%. Rata-rata dan standar deviasi dari CAR

adalah 17,8195% dan 4,18695%.

2. Nilai minimum dari NPL adalah 0,16% sementara nilai maksimum

dari NPL adalah 12,28%. Rata-rata dan standar deviasi dari NPL

adalah 2,4854% dan 2,19397%

3. Nilai minimum dari NPM adalah -20,5% sementara nilai maksimum

dari NPM adalah 18,2%. Rata-rata dan standar deviasi dari NPM

adalah 1,538 dan 3,8591.

4. Nilai minimum dari NIM adalah 0,24% sementara nilai maksimum

dari NIM adalah 13,04%. Rata-rata dan standar deviasi dari NIM

adalah 5,2052% dan 2,15904%.

Universitas Sumatera Utara


5. Nilai minimum dari BOPO adalah 33,28% sementara nilai maksimum

dari BOPO adalah 173,80%. Rata-rata dan standar deviasi dari BOPO

adalah 2,84,9091% dan 18,43593%.

6. Nilai minimum dari LDR adalah 51,97% sementara nilai maksimum

dari LDR adalah 82,06 %. Rata-rata dan standar deviasi dari LDR

adalah 53,8790% dan 97,61246%.

4.4 Analisis Regresi Logistik

4.4.1 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Dalam regresi logisitik, hasil selisih statistik -2log-likelihood antara model

regresi logistik yang menggunakan satu set variabel bebas dan model yang lebih

sederhana (simpler model) dapat digunakan untuk mengetahui apakah model

regresi logistik yang menggunakan satu set variabel bebas lebih baik dalam hal

mencocokkan atau menyesuaikan data dibandingkan model regresi logistik yang

sederhana. Jika statistik -2log-likelihood pada model regresi logistik yang

menggunakan satu set variabel bebas lebih kecil dibandingkan model yang lebih

sederhana, maka model regresi logistik yang menggunakan satu set variabel bebas

lebih baik dalam hal mencocokkan data dibandingkan model yang lebih sederhana

tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.11
Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Awal)

Iteration Historya,b,c
Coefficients

Iteration -2 Log likelihood Constant

Step 0 1 74,077 1,581

2 70,537 2,047

3 70,439 2,142

4 70,439 2,145

5 70,439 2,145
Sumber : Data diolah SPSS, 2017

Tabel 4.12
Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Akhir)

Iteration Historya,b,c,d

-2 Log Coefficients

Iteration likelihood Constant X X2 X3 X4 X5 X6

1 65,791 4,808 -,008 -,037 -,025 -,090 -,029 ,000

2 57,295 8,885 -,017 -,021 -,083 -,175 -,062 ,000

3 56,057 11,300 -,022 ,014 -,121 -,214 -,084 ,000

4 56,001 11,843 -,022 ,026 -,129 -,221 -,089 ,000

5 56,000 11,863 -,022 ,027 -,130 -,221 -,089 ,000


6 56,000 11,862 -,022 ,027 -,130 -,221 -,089 ,000
Sumber : Data diolah SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 4.12, nilai -2Log Likelihood akhir pada Step 1 Iteration

6 adalah 56,00 < -2Log Likelihood awal pada Step 0 Iteration 2 sebesar 70,439.

Adanya penurunan nilai antara -2Log Likelihood awal dengan nilai -2Log

Likelihood akhir menunjukkan model penelitian ini dinyatakan fit, artinya

penambahan-penambahan variabel bebas yaitu CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO

dan LDR terhadap Tingkat Kesehatan Bank ke dalam model penelitian akan

memperbaiki model fit dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


4.4.2 Koefisien Determinasi (Cox dan Snell’s R square)

Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik Nagelkerke’s untuk

mengukur kemampuan model regresi logistik dalam mencocokkan atau

menyesuaikan data. Dengan kata lain, nilai statistik dari Nagelkerke’s dapat

diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang mengukur kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan atau menerangkan variabel dependen. Tabel 4.13

menyajikan nilai statistik dari Nagelkerke’s.

Tabel 4.13
Nagelkerke R Square

Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square

1 56,000a ,128 ,563


Sumber : Data diolah SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai statistik Nagelkerke R

Square 0,563 atau 56,3% yang artinya nilai tersebut diinterpretasikan sebagai

kemampuan variabel CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO dan LDR terhadap Tingkat

Kesehatan Bank sebesar 56,3%, sisanya 43,7% dijelaskan oleh variabel-variabel

atau faktor-faktor lain di luar model penelitian.

4.4.3 Menguji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lomeshow’s

Goodness of Fit Test)

Uji Hosmer-Lemeshow digunakan untuk menguji kecocokkan antara

predicted probabilities (nilai probabilitas berdasarkan hasil prediksi) dan observed

probabilities (nilai probabilitas pengamatan).

Universitas Sumatera Utara


1. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama

dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti

ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya

sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat

memprediksi nilai observasinya.

2. Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih

besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model

mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model

dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

Tabel 4.14
Hosmer and Lemeshow Test

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.

1 7,640 8 ,469
Sumber : Data diolah SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui nilai Sig. atau probabilitas 0,469.

Perhatikan bahwa karena nilai probabilitas, yakni 0,469 lebih besar dibandingkan

tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka hipotesis nol diterima, dan hipotesis

alternatif ditolak. Hal ini berarti variabel-variabel bebas mampu memprediksi

dengan baik.

4.4.4 Uji Multikolinearitas

Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang

kuat antara variabel bebasnya. Multikolinearitas merupakan situasi adanya

korelasi antar variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Ghozali (2009:105) mengemukakan bahwa “jika antar variabel

independen ada korelasi yang cukup tinggi diatas 0,90 maka hal ini merupakan

indikasi adanya multikolinaritas”.

Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil pengujian

ditampilkan dalam Tabel 4.15.

Tabel 4.15
Uji Multikolinearitas

Correlation Matrix
Constant CAR NPL NPM NIM BOPO LDR

Step Constant 1,000 -,600 ,309 -,398 -,608 -,879 -,047


1 CAR -,600 1,000 ,106 ,043 ,240 ,216 ,033

NPL ,309 ,106 1,000 ,150 -,341 -,557 ,039

NPM -,398 ,043 ,150 1,000 -,078 ,452 ,025

NIM -,608 ,240 -,341 -,078 1,000 ,468 -,019

BOPO -,879 ,216 -,557 ,452 ,468 1,000 -,001

LDR -,047 ,033 ,039 ,025 -,019 -,001 1,000


Sumber : Data diolah SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 4.15, diketahui :

1. Korelasi antara CAR dan NPL adalah 0,106. Korelasi antara CAR dan

NPM adalah 0,043. Korelasi antara CAR dan NIM adalah 0,240.

Korelasi antara CAR dan BOPO adalah 0,216. Korelasi antara CAR

dan LDR adalah 0,033.

2. Korelasi antara NPL dan NPM adalah 0,150. Korelasi antara NPL dan

NIM adalah -0,341. Korelasi antara NPL dan BOPO adalah -0,557 dan

Korelasi antara NPL dan LDR adalah 0,039.

Universitas Sumatera Utara


3. Korelasi antara NPM dan NIM adalah -0,078. Korelasi antara NPM

dan BOPO adalah 0,452. Korelasi antara NPM dan LDR adalah 0,025.

4. Korelasi antara NIM dan BOPO adalah 0,468. Korelasi antara NIM dan

LDR adalah -0,001.

5. Korelasi antara BOPO dan LDR adalah -0,001.

4.5 Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Untuk menguji koefisien regresi digunakan regresi logistik dengan hasil

pengujian tampak seperti berikut :

Tabel 4.16
Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a CAR -,022 ,089 ,063 1 ,801 ,978

NPL ,027 ,192 ,020 1 ,888 1,028

NPM -,130 ,092 1,986 1 ,019 ,878

NIM -,221 ,178 1,544 1 ,214 ,802

BOPO -,089 ,034 6,983 1 ,008 ,915

LDR ,000 ,002 ,054 1 ,816 1,000

Constant 11,862 4,173 8,079 1 ,004 141812,288


Sumber : Data diolah SPSS, 2017

Berdasarkan tabel diatas, model persamaan regresi logistik dalam

penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

Tingkat Kesehatan Bank = 11,862 – 0,022 CAR + 0,027 NPL – 0,130

NPM – 0,221 NIM – 0,089 BOPO +0,000 LDR

Universitas Sumatera Utara


Dari persamaan regresi logistik diatas dapat dijelaskan :

1. Konstanta sebesar -11,862 mengindikasikan bahwa jika semua variabel

bebas penelitian bernilai nol, maka tingkat kesehatan bank akan

bernilai -11,862.

2. Kofisien regresi variabel CAR sebesar -0,022 mengindikasikan bahwa

apabila terjadi peningkatan CAR sebesar 1 satuan sedangkan variabel

lain dianggap konstan, maka akan menurunkan kemungkinan tingkat

kesehatan bank sebesar -0,022. .

3. Kofisien regresi variabel NPL sebesar 0,027 mengindikasikan bahwa

apabila terjadi peningkatan NPL sebesar 1 satuan sedangkan variabel

lain dianggap konstan, maka akan menaikkan kemungkinan tingkat

kesehatan bank sebesar 0,027.

4. Kofisien regresi variabel NPM sebesar -0,130 mengindikasikan bahwa

apabila terjadi peningkatan NPM sebesar 1 satuan sedangkan variabel

lain dianggap konstan, maka akan menurunkan kemungkinan tingkat

kesehatan bank sebesar -0,130.

5. Kofisien regresi variabel NIM sebesar -0,221 mengindikasikan bahwa

apabila terjadi peningkatan NIM sebesar 1 satuan sedangkan variabel

lain dianggap konstan, maka akan menurunkan kemungkinan tingkat

kesehatan bank sebesar -0,221.

6. Kofisien regresi variabel BOPO sebesar -0,089 mengindikasikan bahwa

apabila terjadi peningkatan BOPO sebesar 1 satuan sedangkan variabel

Universitas Sumatera Utara


lain dianggap konstan, maka akan menurunkan kemungkinan tingkat

kesehatan bank sebesar -0,089.

7. Kofisien regresi variabel BOPO sebesar -0,089 mengindikasikan bahwa

apabila terjadi peningkatan BOPO sebesar 1 satuan sedangkan variabel

lain dianggap konstan, maka akan menurunkan kemungkinan tingkat

kesehatan bank sebesar -0,089.

8. Kofisien regresi variabel LDR sebesar 0,000 mengindikasikan bahwa

apabila terjadi peningkatan LDR sebesar 1 satuan sedangkan variabel

lain dianggap konstan, maka akan menaikkan kemungkinan tingkat

kesehatan bank sebesar 0,000.

4.6 Pengujian Hipotesis Penelitian

4.6.1 Uji Signifikansi Model Secara Parsial (Uji Wald)

Dalam regresi linear, baik sederhana maupun berganda, uji digunakan

untuk menguji signifikansi dari pengaruh parsial. Pada regresi logistik, uji

signifikansi pengaruh parsial dapat diuji dengan uji Wald. Dalam uji Wald,

statistik yang diuji adalah statistik Wald (Wald statistic). Nilai statistik dari uji

Wald berdistribusi chi-kuadrat. Pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat

dilakukan dengan menggunakan pendekatan nilai probabilitas dari uji Wald.

Berikut aturan pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan nilai probabilitas.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.17
Uji Signifikansi Pengaruh Parsial

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a CAR -,022 ,089 ,063 1 ,801 ,978

NPL ,027 ,192 ,020 1 ,888 1,028

NPM -,130 ,092 1,986 1 ,019 ,878

NIM -,221 ,178 1,544 1 ,214 ,802

BOPO -,089 ,034 6,983 1 ,008 ,915

LDR ,000 ,002 ,054 1 ,816 1,000

Constant 11,862 4,173 8,079 1 ,004 141812,288


Sumber : Data diolah SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 4.17 menyatakan bahwa

1. CAR menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,022 dengan nilai

probabilitas (Sig.) 0,801 yang lebih besar dari 0,05, maka CAR tidak

berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

2. NPL menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,027 dengan nilai

probabilitas (Sig.) 0,888 yang lebih besar dari 0,05, maka NPL tidak

berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

3. NPM menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,130 dengan

nilai probabilitas (Sig.) 0,019 yang lebih kecil dari 0,05, maka NPM

berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

4. NIM menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,221 dengan

nilai probabilitas (Sig.) 0,214 yang lebih besar dari 0,05, maka NIM

tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Universitas Sumatera Utara


5. BOPO menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,089 dengan

nilai probabilitas (Sig.) 0,008 yang lebih kecil dari 0,05, maka BOPO

berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

6. LDR menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,000 dengan nilai

probabilitas (Sig.) 0,816 yang lebih besar dari 0,05, maka LDR tidak

berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

4.6.2 Uji Signifikansi Model Secara Simultan (Uji Omnibus)

Untuk menguji apakah model regresi logistik yang melibatkan variabel

bebas signifikan (secara simultan) lebih baik dibandingkan model sebelumnya

(model sederhana) dalam hal mencocokkan data, maka bandingkan nilai Sig.

untuk Step 1 (Step) pada Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients terhadap

tingkat signifikansi 0,05. Nilai Sig. disebut juga dengan nilai probabilitas.

1. Jika nilai probabilitas lebih kecil (Sig.) dari tingkat signifikansi, maka

disimpulkan bahwa model yang melibatkan variabel bebas signifikan

(secara simultan) lebih baik dalam hal mencocokkan data dibandingkan

model sederhana.

2. Jika nilai probabilitas (Sig.) lebih besar dari tingkat signifikansi, maka

disimpulkan bahwa model yang melibatkan variabel bebas tidak

signifikan (secara simultan) lebih baik dalam hal mencocokkan data

dibandingkan model sederhana.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.18
Uji Signifikansi Model secara Simultan

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square df Sig.

Step 1 Step 14,439 6 ,025

Block 14,439 6 ,025

Model 14,439 6 ,025


Sumber : Data diolah SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui nilai Sig. 0,025 < 0,05, maka model

yang melibatkan variabel bebas signifikan (secara simultan) lebih baik dalam hal

mencocokkan data dibandingkan model sederhana.

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian

4.7.1 CAR terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan uji Wald CAR menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar

-0,022 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,801 yang lebih besar dari 0,05, maka

CAR tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Wandani

Okti Khaira (2015) yang menunjukkan hasil CAR berpengaruh negatif tetapi tidak

signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

4.7.2 NPL terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan uji Wald NPL menunjukkan koefisien regresi positif sebesar

0,027 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,888 yang lebih besar dari 0,05, maka NPL

tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

Universitas Sumatera Utara


Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Wandani

Okti Khaira (2015) yang menunjukkan hasil NPL berpengaruh negatif tetapi tidak

signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

4.7.3 NPM terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan uji Wald, NPM menunjukkan koefisien regresi negatif

sebesar -0,130 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,019 yang lebih kecil dari 0,05,

maka NPM berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

4.7.4 NIM terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan uji Wald NIM menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar

-0,221 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,214 yang lebih besar dari 0,05, maka NIM

tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank

4.7.5 BOPO terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan uji Wald, BOPO menunjukkan koefisien regresi negatif

sebesar -0,089 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,008 yang lebih kecil dari 0,05,

maka BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

4.7.6 LDR terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan uji Wald, LDR menunjukkan koefisien regresi positif sebesar

0,000 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,816 yang lebih besar dari 0,05, maka LDR

tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

Universitas Sumatera Utara


4.7.7 CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO DAN LDR berpengaruh secara

simultan (bersama-sama) terhadap Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan uji Omnibus CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO dan LDR

menunjukkan nilai Sig. 0,025 < 0,05, maka CAR, NPL, NPM, NIM, BOPO dan

LDR berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode regresi logistik,

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial CAR tidak

berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

2. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode regresi logistik,

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial NPL tidak

berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

3. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode regresi logistik,

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial NPM

berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

4. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode regresi logistik,

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial NIM tidak

berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

5. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode regresi logistik,

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial BOPO

berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

Universitas Sumatera Utara


6. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode regresi logistik,

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial LDR tidak

berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

7. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode regresi logistik,

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan CAR, NPL,

NPM, NIM, BOPO dan LDR berpengaruh secara simultan terhadap

Tingkat Kesehatan Bank.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah :

1. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan hanyalah perusahaan

perbankan, sehingga perusahaan yang dijadikan sampel tidak dapat

mewakili keseluruhan perusahaan go public yang ada di Indonesia.

2. Variabel independen yang digunakan adalah CAMEL dan Indeks

Corporate Governance sehingga kurang mampu menjelaskan lebih luas

pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta keterbatasan dari peneliti, maka perlu

dilakukan penyempurnaan terhadap penelitian selanjutnya. Maka, peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam melakukan investasi di perbankan, investor perlu

mempertimbangkan proporsi dewan komisaris independen, jumlah

anggota komite audit, ROA, LDR dan CAR karena variabel-variabel ini

secara serempak berpengaruh pada harga saham perbankan.

Universitas Sumatera Utara


2. Bagi penelitian berikutnya perlu menambahkan rasio keuangan lain

untuk mengukur kinerja keuangan perusahan. Dalam menilai good

corporate governance bisa menggunakan variabel lain yang lebih

mampu menunjukkan perlunya keberadaan good corporate governance

pada harga saham perbankan.

3. Faktor eksternal perusahaan seperti tingkat suku bunga dan inflasi perlu

ditambahkan dalam penilaian harga saham perbankan. Hal ini

memungkinkan mendapatkan hasil yang lebih akurat untuk mengetahui

pengaruhnya pada harga saham perbankan.

4. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan perbankan sehingga

tidak merefleksikan hasil pada perusahaan bidang lain maka pada

penelitian selanjutnya dapat digunakan perusahaan lain yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas, 2005. “Analisis Rasio CAMEL
terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode
2000-2002”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7, No.2, November:
131- 147.

Anggraeni, Oktafrida. 2006. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan dengan


Menggunakan Metode CAMEL pada PT. Bank Pembangunan Daerah
Jawa Tengah Tahun 2006-2009. Jawa Tengah

Aryati, Titik dan Hekinus Manao, 2002. “Rasio Keuangan sebagai Prediktor Bank
Bermasalah di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.5 No.2,
Mei.

Aryati, Titik dan Shirin Balafif, 2007. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Kesehatan Bank Dengan Regresi Logit”. Journal 112 The
Winners, Vol. 8 No. 2, September 2007: 111-12.

Bank Indonesia. 1998. Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.


Bank Indonesia. www.bi.go.id.

Dewi, Aprilia, 2010. “Rasio keuangan versi Bank Indonesia versus infobank” ,
Skripsi Universitas Diponegoro: Semarang.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:


Badan Penerbit UNDIP.

Juniarsi, Titis AS dan Agus Endro Suwarno, 2005. “Rasio Keuangan Sebagai
Prediksi Kegagalan pada Bank Umum Nasional Non Devisa di
Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Vol. 4, No. 1, 36-47, April.

Kasmir, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 6th Ed, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Khaira, Wandani Okti, 2015. “Analisis CAMEL untuk menilai tingkat kesehatan
bank pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2011”. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Kuncoro, Mudrajat, 2001. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis
dan Ekonomi. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN.

Munawir, 2012, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty.

Universitas Sumatera Utara


Nasser, Etty M dan Titik Aryati, 2000. “Model Analisis CAMEL untuk
Memprediksi Financial Distress pada Sektor Perbankan yang go public”
JAAI, Volume 4, No, 2, Desember.

Susilo, Sri Y, dkk, 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat,
Jakarta.

Susilo, Bambang, 2009. Pasar Modal: Mekanisme Perdagangan Saham, Analisis


Sekuritas, dan Strategi Investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Sutedi , Adrian, 2014, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, cet 1. Jakarta: Raih
Asa Sukses.

Sekaran, Uma, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4. Jakarta:


Salemba Empat.
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantosa, 2006, Bank dan Lembaga Keuangan
Lain, Edisi II. Jakarta: Salemba Empat.

Utama , Dian Putra, 2015. “Pengaruh Camel Dan Indeks Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Widyanto, Eko Adi, 2012. “Analisis Tingkat Kesehatan Dan Kinerja Keuangan
Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi kasus pada PT.
Bank Mega Syariah Indonesia periode 2008-2010)”. Jurnal Eksis Vol.8
No.2, Agustus 2012: 2168 – 2357

Yulianto, Agung dan Wiwit Apit Sulistyowati, 2012. “Analisis CAMELS Dalam
Memprediksi Tingkat Kesehatan Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2011”. Media Ekonomi & Teknologi Informasi
Vol. 19 No. 1 Maret 2012 : 35– 49.

www.idx.co.id

www.sahamok.com

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai