Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN

PERANAN DANA
TRANSFER DAERAH
UNTUK PENGUATAN
PERHUTANAN SOSIAL

Oleh:
Dr. Ir. Apik Karyana, M.Sc
Sekretaris Direktorat Jenderal PSKL

Jakarta, 7 April 2021


OUTLINE

1.GAMBARAN UMUM PERHUTANAN SOSIAL (Definisi,


Bisnis Proses, Capaian, dan Alokasi Anggaran)
2.PERCEPATAN PERHUTANAN SOSIAL
3.GAP PENCAPAIAN TARGET KINERJA PS
4.PELUANG PENDANAAN TRANSFER KE DAERAH (TKD)
MENDUKUNG PERHTUANAN SOSIAL
5.PENUTUP
1. GAMBARAN UMUM PERHUTANAN SOSIAL
PERHUTANAN SOSIAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUTANAN

Sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam


kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang
dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum
adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan
kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial
budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan
Tanaman Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan.
TREY
research
3
Hutan Adat Hutan Kemasyarakatan
5 SKEMA hutan yang dimiliki oleh Kawasan Hutan yang
pemanfaatan utamanya
masyarakat adat yang
PERHUTANAN sebelumnya merupakan
hutan negara ataupun
ditujukan untuk memberdayakan
Masyarakat

SOSIAL bukan hutan negara.

Hutan Tanaman Rakyat


Hutan Desa Kemitraan kehutanan
Hutan tanaman pada Hutan
Kawasan Hutan yang Kerjasama antara Produksi yang dibangun oleh
belum dibebani izin, msayarakat setempat kelompok Masyarakat untuk
yang dikelola oleh desa dengan pengelola meningkatkan potensi dan kualitas
dan dimanfaatkan untuk hutan, pemegang Hutan Produksi dengan
kesejahteraan desa. IUPHHK, atau
menerapkan silvikultur dalam
pemegang izin usaha rangka menjamin kelestarian
hutan lainnya sumber daya Hutan.

TREY
research
4
BISNIS PROSES DAN SINERGITAS LINTAS SEKTOR DALAM
PERHUTANAN SOSIAL
PENDAMPINGAN
(KPH, PENYULUH, LSM)

Fasilitasi Pengembangan Usaha :


Masyarakat/ Kawasan Hutan - Penyusunan RKU/RP/RKT
Kelompok Perhutanan - Pembentukan Lembaga
Lembaga Desa/ (Hutan Produksi,
Sosial (KPS) Usaha/koperasi
Koperasi/ 1 Hutan Lindung,
- Peningkatan Kewirausahaan
Masyarakat Hukum Hutan
Penerima Ijin/ Hak Kelola/ (pelatihan/sekolah lapang, studi
Adat Konservasi) banding)
Pengakuan dan
Perlindungan pengelolaan - Bibit Unggul
Permohonan - Teknologi
kawasan hutan - Bantuan Infrastruktur/sarpras
akses kelola PS
- Pembiayaan

PEMBERIAN AKSES KELOLA PENINGKATAN KAPASITAS KELOMPOK (KELOLA


KAWASAN HUTAN KAWASAN, KELEMBAGAAN, DAN USAHA)

Kemenko Marvest, Kemenko Kemen Pertanian, Kemenko KUKM, Kemen Perindustrian,


Eksternal Perekonomian, Kemendagri, Kemendes, Kemendes, Kemen Perdagangan, Kementerian
KLHK
Pemda, LSM/NGO Pariwisata, Pemda, LSM/NGO, Perguruan Tinggi
5
SAMPAI DENGAN 18 MARET 2021
Realisasi per Skema

NO SKEMA LUAS (HA)


REALISASI
1 HD 1,706,326.15 4.500.293,88 Ha
! 929.892 KK
2 HKM 820,318.81
3 HTR 354,202.68
4 KEMITRAAN KEHUTANAN
A. KULIN KK 441,209.75 6.899 Unit SK
B. IPHPS 30,579.49
5 HA*)
JUMLAH
1,147,657.00
4,500,293.88
Ijin/Hak
*)

1.563.261,37
1.233.573,03
- Penetapan Hutan Adat = 56.903 Ha
- Indikatif Hutan Adat = 1.090.754 Ha
Realisasi per Tahun

522.574,26
454.680,31

396.165,00
“Sampai dengan tahun 2020 Pemerintah
283.455,0

228.174,0
156.841,20

memberikan dukungan program lanjutan kepada


100.323,03

156.288,0
109.797,0

72.875,68
38.083,0
26.832,0

65.848,0

21.415,0
± 895.769 KK pemegang izin PS, melalui
1.305,0
3.215,0

1.059,0
192,0

505,0
129,0

388,0

106,0
pembentukan 7.529 Kelompok Usaha
2007-2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Perhutanan Sosial (KUPS)
Luas (Ha) Jumlah KK Jumlah Unit SK
KUPS Kayu-Kayuan KUPS Kopi KUPS Madu KUPS Aren (gula merah)
8% 6% 3% 3%
KUPS Rotan
KUPS Buah-Buahan 2%
10%
KUPS Bambu
2%
KUPS Kayu Putih
1%

KUPS Wisata Alam


8%

KUPS Agroforestry
57%
Distribusi Akses Pengembangan
ALOKASI Kelola PS Usaha Kelompok PS

ANGGARAN 2016 Pagu 300.000 Ha 2.000 Kelompok

PENCAPAIAN 82,85 M

KINERJA UTAMA Pagu 500.000 Ha 852 Kelompok


2017
DITJEN PSKL 136,53 M

Pagu
2018 2.000.000 Ha 3.550 Kelompok
336,04 M

Pagu
2019 1.000.000 Ha 3.800 Kelompok
361,02 M

2020 Pagu 2.577 Kelompok


259,28 M 500.000 Ha

Keterangan:
Sumber pendanaan dari APBN Pagu
dan HLN diluar Kegiatan 2021 1.905 Kelompok
254,85 M 250.000 Ha
Dukungan Manajemen
2. PERCEPATAN PERHUTANAN SOSIAL
Pemberian Akses Kelola
Kawasan Hutan
Percepatan Distribusi Akses Target 12.700.000 Ha
Kelola Perhutanan Sosial Capaian 4.500.293,88 Ha

FOKUS
Pengembangan Usaha dan
Pendampingan
Peningkatan Kualitas KUPS
IZIN PS 2020 : 6.899 SK
KUPS 2020 : 7. 529 UNIT

IZIN PS 2024 : 22.600 SK


KUPS 2024 : 45.200 UNIT
3. GAP PENCAPAIAN TARGET KINERJA PS

• Terdapat “GAP” yang cukup besar dalam rangka pencapaian target percepatan perhutanan
sosial
• Diperlukan Sinergitas para pihak (Lintas Kementerian/ Lembaga/ Departemen/ Institusi,
Pemda, Swasta, dan NGO) dan dukungan penganggaran yang cukup dalam pencapaian
kinerja.
• Sumber Pendanaan dapat berasal dari APBN, HLN, APBD, Dukungan Pihak lain, dan
Dana Transfer ke Daerah (TKD)
• Salah satu kebutuhan pendanaan terbesar dalam rangka fasilitasi pasca pemberian akses
kelola dalam rangka pengembangan usaha salah satunya adalah pemberian stimulan
kegiatan usaha berupa bantuan alat ekonomi produktif.
• Dari 7.529 KUPS yang telah terbentuk, sampai dengan Tahun 2020 baru 963 KUPS
yang menerima bantuan alat ekonomi produktif.
• Perlu dukungan Pemda dalam mengalokasikan TKD untuk mendukung Perhutanan
Sosial.
4. PELUANG PENDANAAN TRANSFER KE DAERAH (TKD)
MENDUKUNG PERHTUANAN SOSIAL
1. Dana Bagi Hasil (DBH)

2. Dana Alokasi Umum (DAU)

Diupayakan dapat
mendukung PS
3. Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik)

4. Dana Alokasi Khusus Non Fisik

5. Dana Otsus, Dana Tambahan Infrastruktur dan


Dana Keistimewaan DIY

6. Dana Insentif Daerah (DID)


1. Dana Bagi Hasil (DBH)

A. Fasilitasi Penyiapan Akses Kelola PS dalam bentuk Hutan Kemasyarakatan, Hutan Desa,
Hutan Adat Dan Kemitraan Kehutanan
1. Operasional POKJA PPS
2. Sosialisasi Tingkat Tapak
3. Fasilitasi Usulan Izin PS
4. Pendataan Potensi Konflik Tenurial Dan Hutan Adat
5. Fasilitasi Penyusunan Rencangan Peraturan Daerah MHA, Dan/Atau
6. Fasilitasi Pengakuan Dan Perlindungan Kearifan Lokal

B. Fasilitasi Peningkatan Kelas Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS)

1. Fasilitasi Pembuatan Rencana Kerja/Pengelolaan Kelompok Perhutanan Sosial


2. Pelatihan Pengembangan Usaha
3. Fasilitasi Pemasaran Dan Promosi Produk
4. Penguatan Kelembagaan Kelompok Perhutanan Sosial
5. Pembangunan Agroforestry
6. Pemberian Bantuan Alat Ekonomi Produktif
2. Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik)

Pemberian Bantuan Alat Ekonomi Produktif


Tujuan :
Membantu masyarakat dapat menjalankan kegiatan Usaha Perhutanan Sosial dan
sebagai sarana Kelompok Usaha Perhutanan Sosial dalam meningkatkan nilai
tambah dan pendapatan dalam mencapai kemandirian dan kesejahteraan
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial

Sasaran :
1. Pemegang Hak Pengelolaan Hutan Desa.
2. Pemegang IUPHKm;
3. Pemegang IUPHHK-HTR;
4. Kelompok masyarakat pemegang izin IPHPS;
5. Pemangku Hutan Adat/Hutan Hak/Hutan Rakyat;
6. Peserta Kemitraan Kehutanan; dan
7. Kelompok Masyarakat di dalam dan Sekitar Kawasan Hutan

Pemberian bantuan berupa :


Pemberian bantuan alat ekonomi produktif Alat atau bahan atau sarana prasarana kegiatan budidaya, pemanenan, pengolahan
untuk mendukung pengembangan ekowisata hasil, keperluan pemasaran untuk komoditas hasil hutan kayu dan hasil hutan
pada KUPS Arus Miu yang berlokasi di Desa bukan kayu atau alat bantu kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan seperti
Tangkulowi Provinsi Sulawesi Tengah pengembangan ekowisata, pemanfaatan air, maupun pemanfaatan karbon
Jumlah bantuan dan jenis alat ekonomi produktif yang dapat diberikan maksimal
Rp. 100.000.000
PERSYARATAN KRITERIA PENERIMA BANTUAN

Penerima bantuan alat ekonomi produktif adalah KUPS yang mempunyai


persyaratan/kriteria sebagai berikut:
1. KUPS dengan kualifikasi kelas Silver atau Gold
2. Sudah memiliki Rencana Pengelolaan Hutan Desa untuk Kelompok pemegang
HPHD, Rencana Kerja Usaha untuk kelompok pemegang IUPHKm dan IUPHHK-
HTR, Rencana Pemanfaatan Hutan untuk kelompok pemegang IPHPS, Nota
Kesepakatan Kerjasama untuk peserta Kemitraan Kehutanan dan Rencana
Pengembangan Usaha untuk kelompok Hutan Adat/Hutan Rakyat.
3. Belum memiliki atau memerlukan tambahan alat atau bahan atau sarana
prasarana kegiatan budidaya, pemanenan, pengolahan hasil, keperluan
pemasaran untuk komoditas hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu atau
alat bantu kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan
ekowisata, pemanfaatan air, maupun pemanfaatan carbon sesuai dengan
rencana kerja usahanya.
4. Sudah memiliki kepengurusan yang beranggotakan minimal 15 (lima belas)
orang baik laki-laki maupun perempuan yang berdomisili di desa/kelurahan
setempat.
Pemberian bantuan alat ekonomi produktif pada 5. Belum pernah menerima bantuan serupa baik melalui APBN Kementerian LHK
kelompok perhutanan sosial di wilayah Kab.
Bandung Barat melalui BPSKL Wilayah Jawa Bali
maupun DAK.
Nusra
3. Dana Alokasi Khusus Non Fisik

A. Kegiatan pendukung pemberian bantuan alat ekonomi produktif

1. Fasilitasi Usulan Bantuan


2. Verifikasi (Administrasi dan Teknis)
3. Monitoring dan Evaluasi
4. Peningkatan kapasitas dalam rangka pemanfaatan Alat dan pengolahan
produk

B. Pendanpingan Kelompok PS
1. Penguatan kapasitas pendamping
2. Operasional Pendamping

C. Operasional Pokja Percepatan Perhutana Sosial

1. Rapat rutin dan koordinasi para pihak


2. Tanaga GIS dan IT
5. PENUTUP

• Pemerintah Daerah agar dapat proaktif dalam memanfaatkan


alokasi pendanaan Trasfer ke Daerah untuk percepatan
perhutanan sosial.
• Mengusulkan dan menyiapkan data dukung yang lengkap
• Melaporkan pencapaian penggunaan dana Transfer
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai